Tingkat Resistensi Merkuri Dan Variasi Fragmen Genom Bakteri Bacillus Dari Kali Mas Surabaya Tutut Arinda*, Maya Shovitri1, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Gedung H Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Abstrak Bacillus merupakan bakteri yang dapat ditemukan di berbagai macam habitat seperti lingkungan yang tercemar merkuri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kisaran resistensi genera Bacillus terhadap merkuri dengan metode streak plate secara aseptis pada medium nutrient agar yang mengandung HgCl2 dengan konsentrasi 10-50 ppm dan mengetahui keanekaragaman genetik isolat Bacillus menggunakan metode analisis genom menggunakan enzim restriksi AluI dan NcoI. Isolat yang digunakan adalah isolat koleksi laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Jurusan Biologi FMIPA-ITS, yaitu S1, SA1, SS19, DA11, dengan species referensi Bacillus cereus dan Bacillus subtilis. Hasil uji resistensi menunjukkan semua isolat Bacillus yaitu isolat S1, SA1, SS19 dan DA11 serta isolat kontrol mampu tumbuh pada medium NA-Hg sampai dengan konsentrasi 50 ppm, dengan persentase pertumbuhan yang berbeda tergantung pada kemampuan isolat masing-masing. Berdasarkan pola fragmentasi genom setelah dipotong dengan enzim AluI terlihat bahwa nilai persentase similaritas antara isolat SA1 dengan isolat Bacillus subtilis sebesar 47.1% dan isolat SA1 dengan isolat Bacillus cereus sebesar 57.1%. Karena sedikitnya jumlah fragmen genom yang dihasilkan enzim NcoI maka nilai persentase similaritas antar isolat tidak dapat ditentukan. Kata Kunci : Bacillus, enzim restriksi endonuklease, keanekaragaman genetik, merkuri, resistensi Abstract Bacillus is a bacteria that can be found in various habitats such as mercury-contaminated environment. The purpose of this study was to determine the range of genera Bacillus mercury resistance with streak plate aseptically on nutrient agar medium containing HgCl 2 concentrations of 10-50 ppm and to determine the genetic diversity of Bacillus isolates using genome analysis with NcoI and AluI restriction enzymes. Isolates used is a collection of Microbiology and Biotechnology laboratory, Department of Biological Science, ITS, namely S1, SA1, SS19, DA11, with reference species Bacillus cereus and Bacillus subtilis. Resistance test results showed that all isolates of Bacillus S1, SA1, SS19 and DA11 and control isolates able to grow on NA-Hg medium with concentrations up to 50 ppm, with different percentages of growth depends on the ability of each isolates. Based on the fragmentation pattern of the genome after cutting with the AluI enzyme seen that the percentage of similarity between isolates of Bacillus subtilis with SA1 47.1% and isolates of Bacillus cereus with SA1 57.1%. Due to the small number of genomic fragments generated by NcoI enzyme then the percentage of similarity between isolates can not be determined. Key words : Bacillus, genetic diversity, mercury, resistance, restriction endonuclease enzyme *Coresponding Author Phone: 085733033494 1 Alamat Sekarang : Jurusan Biologi FMIPA ITS 1. Pendahuluan Kali Mas merupakan sungai di Surabaya yang berfungsi sebagai bahan baku air minum PDAM Surabaya (Budiman et al., 2008). Kadar merkuri di sedimen Kali Mas bagian tengah terukur 0,105 ppm (Shovitri et al., 2010) dan telah melebihi ambang batas yang ditetapkan Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah no. 82 tahun 2001 yaitu 0,001 ppm. Pada tahun 2011, kadar merkuri di sedimen Kali Mas bagian hilir terukur 6,38 ppm (Widiyanti, 2011), konsentrasi merkuri ini jauh melebihi ambang batas yang ditetapkan dan sangat berbahaya mengingat akibat yang ditimbulkan. Pencemaran merkuri di lingkungan dapat menyebabkan gangguan kesehatan, diantaranya kerusakan hati dan ginjal serta gangguan sistem syaraf dan pencernaan manusia (Manohar et al., 2002), sehingga fenomena pencemaran merkuri ini perlu mendapat perhatian. Perairan yang tercemar merkuri merupakan lingkungan yang ekstrim bagi makhluk hidup, tetapi secara alamiah terdapat bakteri yang mampu hidup pada kondisi tersebut, bakteri tersebut dinamakan bakteri resisten merkuri (BRM) (Kannan & Krishnamoorthy, 2006). BRM mampu mengembangkan mekanisme resistensi untuk mengatasi lingkungan yang tercemar merkuri karena BRM mempunyai gen resisten merkuri yaitu gen mer operon. Mer operon pada BRM terdiri dari beberapa gen yang berfungsi untuk mengubah organomerkuri menjadi merkuri anorganik dan mereduksi merkuri anorganik Hg2+ menjadi merkuri Hg0 yang mudah menguap (Huang et al., 2002). Bacillus merupakan bakteri yang dapat ditemukan di berbagai macam habitat seperti di tubuh hewan, tanah halofil, akar tanaman, termasuk lingkungan yang tercemar merkuri (Kim et al., 2011; Nevado et al., 2010). Genera Bacillus memiliki beberapa manfaat diantaranya untuk produksi enzim, antibiotik, pelarut, dan insektisida alami pada tanaman (Ouattara et al., 2011; Wu et al., 2006). Sebaliknya, ada juga Bacillus yang bersifat patogen bagi manusia dan hewan yaitu B. anthracis (Abee et al., 2011). Bacillus juga merupakan bakteri yang resisten terhadap banyak logam berat seperti Hg, Cr, As dan Se (Badjoeri, 2008) sehingga Bacillus berpotensi digunakan sebagai agen bioremediator pencemaran merkuri. Berdasarkan penelitian Badjoeri (2008) spesies Bacillus megaterium mampu mereduksi kadar merkuri sampai 98%. Saat ini Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Program Studi Biologi ITS Surabaya telah mempunyai koleksi isolat Bacillus yang diisolasi dari Kali Mas Surabaya sebanyak 39 isolat yang resisten terhadap 10 ppm HgCl2 (Widiyanti, 2011). Berdasarkan uji pendahuluan yang telah dilakukan, terdapat empat isolat Bacillus yang memiliki kemurnian yang stabil berdasarkan pengamatan makroskopik dan mikroskopik (Lampiran 1) serta karakter biokimia yang konsisten (Lampiran 2), sehingga empat isolat Bacillus ini dipilih untuk penelitian ini. Sebagai pembanding digunakan dua isolat Bacillus yang sudah direkomendasikan secara komersial yaitu Bacillus cereus ATCC1178 dan Bacillus subtilis ATCC6633. Menurut penelitian yang dilakukan Badjoeri (2008) bakteri genera Bacillus memiliki tingkat resistensi yang berbeda-beda terhadap merkuri. Adanya perbedaan tingkat resistensi terhadap merkuri dapat disebabkan oleh perbedaan susunan genetik dari genom Bacillus. Mengingat banyaknya isolat Bacillus yang dimiliki serta potensi Bacillus sebagai agen bioremediator merkuri yang besar maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui kisaran resistensi terhadap merkuri dan keanekaragaman genetik dari isolat bakteri Bacillus tersebut. Susunan genetik diantara genera Bacillus dapat berbeda walaupun termasuk ke dalam satu genera yang sama sesuai dengan fungsi ekspresi gen tersebut (Huang et al., 1999), sehingga untuk melihat perbedaan tersebut dapat dilakukan dengan suatu metode untuk mengungkap perbedaan genetiknya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengungkap keanekaragaman genetik pada bakteri adalah metode analisis genom menggunakan enzim restriksi endonuklease (Tuboly et al., 1995). Metode ini merupakan salah satu metode karakterisasi molekuler menggunakan profil fragmen DNA hasil pemotongan menggunakan enzim restriksi endonuklease pada DNA genom suatu bakteri. Enzim restriksi endonuklease yang dapat digunakan untuk analisis genom adalah enzim AluI dan NcoI. Enzim AluI memotong molekul DNA pada urutan nukleotida 5’AG/CT-3’ sedangkan enzim NcoI memotong molekul DNA pada urutan nukleotida 5’C/CATGG3’ (Li et al., 2008; William, 2005). Pemotongan menggunakan enzim restriksi dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan sisi pemotongan suatu enzim di dalam genom bakteri. Keberadaan sisi pemotongan yang berbeda pada setiap bakteri akan menghasilkan variasi pola fragmen hasil restriksi yang diperoleh. Perbedaan pola fragmen hasil restriksi dapat digunakan sebagai penanda dalam studi keanekaragaman genetik pada bakteri (Akamine et al., 2009). 2. Metodologi Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Program Studi Biologi ITS Surabaya dan Laboratorium ITD (Institute of Tropical Disease) Universitas Airlangga Surabaya. Isolat Bakteri Isolat bakteri yang digunakan adalah bakteri resisten merkuri dari Kali Mas Surabaya koleksi Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Program Studi Biologi ITS Surabaya yaitu isolat dengan kode S1, SA1, SS19 dan DA11, Bacillus cereus ATCC1178 dan Bacillus subtilis ATCC6633. Uji Resistensi Genera Bacillus Terhadap Merkuri Uji resistensi genera Bacillus terhadap merkuri dilakukan dengan menumbuhkan bakteri pada medium selektif Nutrient Agar (NA) yang mengandung HgCl2 (yang selanjutnya dikode NA-Hg) dengan konsentrasi yaitu 10 ppm (sebagai kontrol), 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, 30 ppm, 35 ppm, 40 ppm, 45 ppm dan 50 ppm. Uji resistensi menggunakan metode streak pada tabung reaksi. Isolat bakteri dinokulasikan secara aseptis ke medium NA-Hg kemudian diinkubasi selama 24 jam di dalam inkubator dengan suhu 37oC dan diamati koloni yang tumbuh. Pertumbuhan koloni dibandingkan dengan kontrol. Karakterisasi Molekuler Menggunakan Enzim Restriksi Endonuklease Kultivasi dan Pemanenan Bacillus Satu koloni isolat bakteri Bacillus diinokulasikan ke dalam medium Nutrient Broth (NB) sebanyak 25 ml kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang dengan menggunakan rotary shaker. Kultur cair sebanyak 2.6 ml diinokulasikan ke dalam medium NB sebanyak 25 ml kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang dengan menggunakan rotary shaker. Kemudian 3.5 mL kultur bakteri tersebut dimasukkan ke microconcentrator dan disentrifugasi dengan kecepatan sampai diperoleh volume sampel 140 µL (Sambrook et al., 1989). Ekstraksi DNA Proses ekstraksi DNA dilakukan sesuai dengan prosedur dalam QIAamp® Viral RNA Mini Handbook. Buffer AVL sebanyak 560 µL ditambahkan ke dalam microtube 1.5 mL yang telah berisi sampel yang telah disiapkan sebelumnya. Campuran dihomogenisasi dengan menggunakan vortex selama 15 detik. Campuran diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit kemudian disentrifugasi dengan kecepatan rendah. Ethanol 96% sebanyak 560 µL ditambahkan pada campuran dan dihomogenkan dengan menggunakan vortex selama 15 detik kemudian disentrifugasi dengan kecepatan rendah. Campuran diambil 630 µL dan dimasukkan ke dalam QIAamp Mini column dalam collection tube dan disentrifugasi dengan kecepatan 6000 g (8000 rpm) selama 1 menit. QIAamp Mini column diambil dan ditempatkan pada collection tube yang baru. Sampel disentrifugasi kembali dengan kecepatan 6000 g selama 1 menit. Sebanyak 500 µL buffer AW1 ditambahkan ke dalam sampel dan disentrifugasi dengan kecepatan 6000 g selama 1 menit. QIAamp Mini column diambil dan ditempatkan pada collection tube yang baru. Sebanyak 500 µL buffer AW2 ditambahkan ke dalam sampel dan disentrifugasi dengan kecepatan 20000 g (14000 rpm) selama 3 menit. QIAamp Mini column diambil dan ditempatkan pada collection tube yang baru kemudian disemtrifugasi dengan kecepatan 20000 selama 1 menit. QIAamp Mini column diambil dan ditempatkan pada 1.5 mL microtube dan ditambahkan 60 µL Buffer AVE kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 1 menit. Sampel disentrifugasi dengan kecepatan 6000 g selama 1 menit dan disimpan pada suhu 40oC. Restriksi DNA Genom Restriksi genom pada penelitian ini menggunakan enzim restriksi AluI dan NcoI. Aplikasi enzim restriksi AluI (Invitrogen) dan NcoI (Invitrogen) pada genom dilakukan secara terpisah. Untuk enzim AluI, DNA genom diambil sebanyak 10 µl, ditambahkan 1 µl enzim restriksi, 5 µl 10x buffer dan 34 µl ddH2O. Campuran diinkubasi pada suhu 37oC selama 2 jam. Untuk enzim NcoI, DNA genom diambil sebanyak 5 µl, ditambahkan 1 µl enzim restriksi, 5 µl 10x buffer dan 39 µl ddH2O. Reaksi dihentikan dengan menyimpan hasil restriksi pada freezer -40oC (Sambrook et al., 1989). DNA genom yang sudah direstriksi kemudian disebut dengan sampel. Elektroforesis DNA Sampel Bubuk agarose 1.5 gr dilarutkan dalam 100 ml TAE 1x kemudian dipanaskan dalam water bath sampai agarose larut lalu didinginkan sampai suhu 60oC. Larutan agarose kemudian dituang ke dalam cetakan, setelah itu comb dipasang dan didiamkan hingga mengeras. Setelah gel mengeras comb diambil dan ditambahkan TAE sampai seluruh bagian gel terendam (Sambrook et al., 1989). Sampel 10 µL dimasukkan ke dalam microtube dan ditambah dengan 1 µL Loading buffer (Invitrogen), dihomogenkan dengan vortex kemudian dituang ke dalam sumuran elektroforesis. 1 µL DNA marker dimasukkan ke dalam microtube dan ditambah Loading dye 1 µL (Vivantis) kemudian dituang ke dalam sumuran elektroforesis. Genom yang tidak direstriksi sebanyak 10 µl juga dicampur dengan loading dye 1 µL sebagai kontrol negatif. Perangkat Elektroforesis disambungkan dengan sumber listrik dan dinyalakan dengan voltase 120 volt selama 1 jam. Setelah semua DNA bermigrasi ke anoda, gel diangkat dan direndam dalam larutan buffer elektroforesis yang mengandung ethidium bromida selama 10 menit. Pola fragmentasi DNA pada gel agarose diamati dengan Ultra Violet (UV) iluminator dan divisualisasikan dengan cara di foto menggunakan kamera digital (Sambrook et al., 1989). 3. Hasil dan Pembahasan Resistensi Merkuri Genera Bacillus Terhadap Uji resistensi isolat bakteri genera Bacillus dilakukan dengan menumbuhkan bakteri pada medium selektif NA-Hg dan dibandingkan dengan spesies referensi yaitu Bacillus subtilis ATCC6633 dan Bacillus cereus ATCC1178 sebagai kontrol positif. Hasil uji resistensi genera Bacillus terhadap merkuri menunjukkan bahwa semua isolat bakteri mampu tumbuh pada medium NA-Hg sampai konsentrasi 50 ppm walaupun pertumbuhannya tidak seragam. Kemampuan isolat bakteri untuk tumbuh pada medium selektif dinyatakan dengan persentase pertumbuhan (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa bakteri uji dari genera Bacillus termasuk golongan bakteri dengan resistensi tinggi terhadap merkuri (Bacteria Highly Resistant to Mercury atau BHRM), karena bakteri yang termasuk dalam golongan BHRM adalah bakteri yang mampu tumbuh pada medium selektif dengan konsentrasi Hg ≥ 25 ppm (De & Ramaiah, 2007). Tabel 1. Persentase (%) pertumbuhan Bacillus pada medium mengandung merkuri Seluruh isolat genera Bacillus mampu tumbuh 100% pada media NA-Hg 10-20 ppm (Gambar 1). Pertumbuhan bakteri sangat bagus yang diperlihatkan dengan pertumbuhan yang merata pada seluruh medium atau mengikuti garis yang dibuat dengan metode streak. Sedangkan persentase pertumbuhan mulai bervariasi pada media NA-Hg konsentrasi 2550 ppm. Pertumbuhan bakteri terlihat tidak merata dan ada koloni-koloni bakteri yang terpisah-pisah. Penurunan persentase pertumbuhan ini disebabkan karena tingkat toleransi bakteri terhadap merkuri mulai menurun. Gambar. 1. Pertumbuhan bakteri genera Bacillus pada medium selektif (a) NA-Hg10 ppm (b) NA-Hg 15ppm (c) NA-Hg 20 ppm