Pada medium NA-Hg 25 ppm, persentase pertumbuhan bakteri bervariasi antara 53-85%. Penurunan persentase pertumbuhan jelas teramati pada medium NA-Hg 30-50 ppm, dimana pada konsentrasi 30 ppm persentase pertumbuhannya menjadi 20-45%, konsentrasi 35 ppm lebih rendah lagi yaitu 18-30%, konsentrasi 40 ppm hampir seragam yaitu 20-25%, konsentrasi 45 ppm menjadi 5-25% dan konsentrasi 50 ppm persentase pertumbuhan 8%-15%. Namun secara keseluruhan, hampir semua genera Bacillus yang diuji memiliki resistensi cukup baik sampai dengan konsentrasi 25 ppm dengan persentase pertumbuhan ≥ 50%. Jika dilihat dari persentase pertumbuhan pada konsentrasi 30 ppm HgCl2 (Tabel 1) maka isolat yang menunjukkan kisaran resistensi yang cukup tinggi adalah isolat S1 dan DA11. Persentase pertumbuhan kedua isolat ini di atas 40%, sedangkan isolat SA1 dan SS19 di bawah 30%. Kontrol positif yang digunakan (Bacillus subtilis dan Bacillus cereus) menunjukkan persentase pertumbuhan yang berbeda. Bacillus cereus memiliki persentase pertumbuhan di atas 40%, sedangkan Bacillus subtilis di bawah 30%. Jika dibandingkan dengan kontrol positif, maka isolat S1 dan DA11 memiliki kisaran resistensi yang sebanding dengan Bacillus cereus, sedangkan isolat SA1 dan SS19 memiliki kisaran resistensi yang sebanding dengan Bacillus subtilis. Berdasarkan pada persentase pertumbuhannya (Tabel 1), isolat S1 dan DA11 dapat dikatakan lebih unggul daripada isolat yang lain, sehingga kedua isolat ini berpotensi menjadi agen bioremediasi merkuri. Jika dibandingkan antar dua isolat unggul tersebut maka isolat DA11 lebihi potensial daripada isolat S1. Persentase pertumbuhan isolat DA11 pada kisaran HgCl2 yang lebih tinggi yaitu 30-50 ppm relatif lebih konstan. Kemampuan isolat Bacillus untuk tumbuh pada medium yang mengandung merkuri menunjukkan resistensi isolat Bacillus terhadap merkuri. Mekanisme resistensi merkuri pada bakteri genera Bacillus yang diuji melalui mekanisme reduksi enzimatik dari ion merkuri (Hg2+) menjadi merkuri volatil yang bersifat kurang toksik (Hg0). Mekanisme ini disebabkan keberadaan satu set gen mer operon yang menyandi gen untuk resistensi merkuri. Mer operon terdiri dari sekelompok gen yang mengkode protein dengan fungsi regulasi, transportasi, dekomposisi dan reduksi merkuri (Narita et al., 2003). Mer operon pada bakteri Bacillus terletak di dalam plasmid, genom dan transposon (Narita et al., 2003, Kannan et al., 2006) Mer operon yang menyandi gen resistensi terhadap merkuri terdiri dari beberapa gen yaitu gen merR, mer D, merP, merT, merC, merF, mer A dan merB. Gen merR dan mer D memiliki peran dalam proses regulasi. Gen regulator merR mengontrol ekspresi mer operon dengan menyandi protein khusus yang mengontrol proses transkripsi gen operon mer yang lain sedangkan gen merD bertindak sebagai repressor. Transkripsi operon mer distimulasi dengan adanya Hg2+ (Brown et al., 2003; Foster & Ginnity, 1985). Gen merP, merT, mer C, merF berperan dalam proses transport Hg2+ ke dalam sel. Enzim merkuri reduktase yang disandi oleh gen merA berperan untuk mereduksi Hg2+ menjadi Hg0 (Brown et al., 2003). Gen merB menyandi enzim organomercuy lyase yang berfungsi untuk memutus ikatan C-Hg pada senyawa merkuri organik (Leonhauser et al., 2007). Mekanisme reduksi enzimatis terjadi melalui beberapa tahapan. Proses diawali dengan masuknya ion Hg2+ ke dalam sel. MerP merupakan protein periplasma yang berfungsi untuk menyimpan sementara Hg2+ di periplasma kemudian melewatkan ion Hg2+ ke transporter inner membran yaitu merT. Dari merT, ion Hg2+ akan menuju merkuri reduktase dimana sisi pengikatan substratnya terdapat pada bagian C-terminus. Disini Hg2+ akan direduksi menjadi Hg0 dengan adanya transfer elektron dengan NADPH sebagai donor elektron dan Hg2+ sebagai akseptor electron (Brown et al., 2002). Perbedaan pertumbuhan genera Bacillus yang diuji disebabkan adanya perbedaan adaptasi genotip dan fenotip genera Bacillus terhadap cekaman merkuri. Perbedaan adaptasi fenotip dan genotip isolat terjadi karena terdapat perbedaan strain pada isolat Bacillus yang diuji (Barkay & Olson, 1986). Perbedaan tersebut juga disebabkan perbedaan susunan mer operon pada masingmasing isolat dan perbedaan jumlah plasmid yang dimiliki tiap isolat Bacillus (Narita et al., 2003). Perbedaan jumlah plasmid yang dimiliki oleh bakteri terjadi karena adanya transfer horizontal plasmid antar bakteri dan jumlah plasmid sangat mempengaruhi tingkat resistensi karena sebagaian besar mer operon Bacillus berlokasi di plasmid (Kannan et al., 2006). Mekanisme resistensi kedua yang mampu dilakukan beberapa anggota species Bacillus selain mekanisme enzimatis adalah bioadsorpsi. Bioadsorpsi pada genera Bacillus diantaranya dengan pembentukan polisakarida kompleks, pertukaran ion dan ikatan ligan (Srinath et al, 2002). Beberapa anggota species Bacillus mampu menghasilkan eksopolimer yang terdiri dari polisakarida, protein, asam organik, asam nukleat dan lipid. Beberapa gugus fungsional yang mampu melakukan pertukaran ion dan pembentukan kompleks dengan logam termasuk merkuri adalah karboksil, amino, karbonil dan hidroksil. Bacillus subtilis merupakan salah satu species yang telah diketahui mampu melalukukan proses bioadsorpsi terhadap ion merkuri (Hg2+) dengan adanya eksopolimer poli asam glutamat (Inbaraj et al., 2009). Karakterisasi Molekuler Menggunakan Enzim Restriksi Endonuklease Karakterisasi molekuler variasi fragmen genom Bacillus dilakukan dengan menggunakan dua enzim restriksi yaitu AluI dan NcoI yang kemudian dibandingkan dengan spesies referensi yaitu Bacillus subtilis ATCC6633 dan Bacillus cereus ATCC1178. Sekuen pengenal pada enzim AluI adalah 5’ AG/CT 3’ sedangkan sekuen pengenal pada NcoI adalah 5’ C/CATGG 3’ (Li et al., 2008; Williams, 2005). Enzim restriksi hanya akan memotong DNA pada sekuen spesifik yang dikenali sehingga ukuran dan jumlah DNA dari proses restriksi yang dihasilkan juga akan berbeda (Tuboly et al., 2005). Seperti halnya hasil uji resistensi pada medium yang mengandung merkuri, hasil karakterisasi molekuler genom Bacillus dengan kedua enzim tersebut juga menunjukkan adanya variasi fragmen genom. Hal ini dapat menunjukkan bahwa ada perbedaan susunan genetik genom antar anggota genera Bacillus. Perbedaan tersebut dibuktikan dengan adanya perbedaan jumlah dan ukuran pita DNA (band) yang dihasilkan karena adanya perbedaan sekuen yang dikenali oleh masing-masing enzim restriksi (Gambar 2 dan Tabel 3). banyak yang ditunjukkan dengan band yang terlihat tebal, sedangkan band dengan ukuran 650 bp, 92 bp dan 80 bp ketebalannya tidak seragam untuk masing-masing isolat. Adanya keempat band tersebut mungkin bisa menunjukkan bahwa isolat ini termasuk genera Bacillus. Band-band lain seperti band DNA berukuran 1773, 1250, 1000, 800, 500, 400, 200, 163, 138 dan 113 bp berbeda untuk tiap isolat. Isolat SS19 memiliki band berukuran 800, 500, 163 dan 138 bp yang tidak dimiliki isolat SA1 dan DA11, sedangkan isolat DA11 memiliki band berukuran 113 bp yang tidak dimiliki isolat SA1 dan SS19. Band-band yang berbeda ini menunjukkan adanya variasi genetik antar isolat Bacillus walaupun isolat tersebut termasuk ke dalam genera yang sama. Tabel 2. Jumlah dan panjang fragmen genom hasil restriksi enzim AluI isolat Bacillus Tabel 2 merupakan tabulasi keberadaan band seperti terlihat pada Gambar 5. Dari Gambar 5 dan Tabel 2, terlihat bahwa isolat S1 tidak menampakkan band DNA. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kesalahan teknis selama aplikasi metode, diantaranya pengambilan DNA hasil isolasi yang kurang mencukupi, akibat tidak tercampurnya DNA dalam buffernya sehingga hanya buffer yang terambil saat proses restriksi. Selain itu, konsentrasi DNA yang dihasilkan dari proses isolasi kemungkinan juga relatif kecil. Tabel 3. Persentase similaritas berdasarkan pola fragmentasi DNA dengan enzim AluI Gambar 2. Pola fragmentasi genom Bacillus dengan menggunakan enzim restriksi AluI dengan marker GelPilot 100 bp Plus Ladder (100) (cat. No. 230945) dan isolat kontrol Bacillus subtilis (BS) dan Bacillus cereus (BC) Hasil elektroforesis DNA hasil restriksi dengan enzim AluI menunjukkan bahwa semua isolat Bacillus dan isolat kontrol (Bacillus subtilis dan Bacillus cereus) memiliki band dengan ukuran 650 bp, 175 bp, 92 bp dan 80 bp. Band dengan ukuran 175 bp dimiliki dengan jumlah relatif