A10 22 AGUSTUS 2010 Nurmala Kartini Pandjaitan-Sjahrir DUTA BESAR INDONESIA UNTUK ARGENTINA, PARAGUAY, DAN URUGUAY: INDONESIA Kenapa pilihan sebagai duta besar itu jatuh kepada Anda? Mungkin karena saya perempuan. Presidennya (Argentina) di sana perempuan, Cristina Fernandez de Kirchner. KESAYANGAN AMERIKA LATIN Apakah ini sebagai balas jasa menjadi tim Srikandi untuk SBY pada kampanye pemilihan presiden tahun lalu? Saya enggak tahu balas jasa atau bukan. Anda sudah punya bayangan mau berbuat apa di sana? Yang penting adalah melanjutkan hal-hal penting yang pernah dilakukan oleh dubes sebelumnya. Hubungan-hubungan, soal MoU perdagangan, hal-hal yang masih pending, kita selesaikan. Saya sudah berbicara dengan mantan dubes untuk mempelajari internal organisasi seperti apa, apa saja hal-hal yang patut dikerjakan dan yang belum selesai. Karena sebenarnya jadi dubes ini terlalu singkat, cuma tiga setengah tahun. Baru tarik napas sudah selesai. Kalau negara lain bisa lima tahun atau tujuh tahun. Ini bagaimana kalau merangkap. ada 10 Agustus lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik 24 duta besar Indonesia. Salah satunya adalah Nurmala Kartini Pandjaitan-Sjahrir, yang menjadi Duta Besar Indonesia untuk Argentina merangkap Paraguay dan Uruguay. Begitu dikabarkan akan ditempatkan di tiga negara penggila olahraga sepak bola itu, Kartini, atau akrab disapa dengan Kerr, berdiskusi dengan beberapa koleganya untuk merancang program di sana.“Semua sepakat kerja sama pembinaan bola harus dilakukan karena Indonesia juga gila bola,”kata dia. Mantan Ketua Umum Asosiasi Antropologi Indonesia ini mengatakan Indonesia harus mempelajari pemusatan pembinaan sepak bola anak-anak di tiga negara itu jika menginginkan sepak bola kita maju. Ia akan mendorong para gubernur mengirim anak-anak berbakat sepak bola berlatih sepak bola di tiga negara tersebut.“Saya akan lebih banyak berdiskusi dengan Pak Andi Mallarangeng,”ujar ibu Pandu Patria Sjahrir dan Gita Rusmida Sjahrir ini. Kartini mengundang Istiqomatul Hayati, Akbar Tri Kurniawan, dan fotografer Yosep Arkian dari Tempo berbuka puasa di rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa lalu. Aneka makanan dihidangkan, seperti lontong oncom, gorengan, soto, arsik ikan mas, gado-gado, rendang daging sapi, dan dawet.“Bagi Pak Ciil, yang suka pesta, hidangan ini terlalu sedikit,”katanya mengenang suaminya, Sjahrir, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Yudhoyono, yang mangkat pada 28 Juli 2008 di Singapura karena kanker paru-paru. P Kenapa Paraguay dan Uruguay tidak diadakan duta besar sendiri? Sebetulnya ada usaha ke situ. Tapi ini urusan diplomasinya masih. Yang saya dengar sudah akan dibuka perwakilan Paraguay (di sini), kita yang belum. Apa memang tidak ada perwakilannya? Ada, sebenarnya dari tahun 1956. Jadi sebetulnya Indonesia merupakan the darling of Latin America. Kesayangannya itu mulai NAMA: Nurmala Kartini Pandjaitan-Sjahrir TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR: Toba Samosir, Sumatera Utara, 1 Februari 1950 SUAMI: Dr Sjahrir (almarhum), mempunyai dua anak PEKERJAAN: Duta Besar Indonesia untuk Argentina, Uruguay, dan Paraguay Kapan Anda diberi tahu soal penunjukan sebagai duta besar ini? Sekretaris Kabinet, Pak Dipo Alam, sekitar Februari lalu menelepon saya saat sedang ikut Pandu (putra pertama) ke Hong Kong. Pak Dipo memberi tahu saya akan ditempatkan sebagai duta besar. Cuma, negaranya belum disebutkan. Sebelumnya, saya sudah dengar kiri-kanan, tapi kan tidak terlalu saya dengerin. Awal Maret, saya diberi tahu akan ditempatkan di Argentina merangkap di Paraguay dan Uruguay. Ini sebetulnya saya merasa senang dan kaget. KARIER: ■ 2004-2006 Direktur Utama Strategic Intelligence ■ 1990-2003 Dosen Pascasarjana Antropologi Ekonomi-Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Indonesia ■ 1995-2000 Dosen Pascasarjana Studi Kajian Wanita Universitas Indonesia ■ 1986-1992 Peneliti pada Center for Policy and Implementation Studies ■ 1982-1986 Dosen S1 Antropologi Ekonomi-Fakultas Ilmu Sosial UI ■ 1983-1986 Chief Editor Yayasan Obor Indonesia YOSEP ARKIAN (TEMPO) Lho, kenapa? Disertasi doktor saya mengenai pangkal masalah tenaga kerja Indonesia. Tapi pembimbing saya di Boston University adalah ahli Amerika Latin, khususnya Argentina. Sambil mempelajari Indonesia dalam perbandingan, waktu itu puncak-puncaknya dari teori independensia, itu saya pelajari Amerika Latin, termasuk Argentina dari jauh, 20 tahun lalu. Beliau selalu mengatakan,“One day, you have to come and see.” Saya ngangguk saja, yang penting disertasi saya cepat diselesaikan. Jadi, ketika ditunjuk sebagai Dubes Argentina, saya merasa tempat itu saya kenal 20 tahun lalu. PENDIDIKAN: ■ PhD. antropologi, Boston University, Massachusetts, Amerika Serikat (1990). ■ Masters (S-2) antropologi, Boston University, (1982). ■ Sarjana (S-1) antropologi, Universitas Indonesia, Jakarta (1976). PENGALAMAN ORGANISASI ■ Ketua Umum Partai Perhimpunan Indonesia Baru (2007-2010) ■ Sekretaris dan Anggota Pendiri Yayasan Nur’aini (2005) ■ Ketua Umum Asosiasi Antropologi Indonesia (1997-2010) ■ Pendiri Suara Ibu Peduli (1998) ■ Ketua dan Pendiri Yayasan Rumah Ibu (19972010) ■ Ketua Yayasan Kebun Binatang Ragunan (1993-2001) ■ Ketua Mahasiswa Pencinta Alam UI (19751976)