PROSES OVULASI, FERTILISASI, IMPLANTASI dan

advertisement
PROSES OVULASI, FERTILISASI, IMPLANTASI dan EMBRIOGENESIS
1. OVULASI
Ovulasi adalah Ovulasi adalah interaksi dari hipotalamus – hipofise – ovarium dan
endometrium.
Ovarium memiliki 2 peran utama :
1. Fungsi endokrin untuk menghasilkan estrogen dan progesteron dalam rangka
mempersiapkan uterus untuk menerima hasil konsepsi
2. Gametogenesis dan ovulasi
Proses Ovulasi



Perkembangan folikel ovarium terjadi sebagai akibat dari stimulasi hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofise
Hipotalamus dan hipofise merupakan organ yang saling terkait. Secara bersama-sama
keduanya mengatur struktur dan fungsi ovarium melalui siklus menstruasi.
Hipotalamus menghasilkan GnRH - Gonadotropin Releasing Hormone yang selanjutnya
akan merangsang produksi FSH – follicle stimulating hormone dan LH – Luteinizing
Hormone
Proses Ovulasi di Pengaruhi Oleh Kendali Hipofisis
Perubahan dalam ovarium terutama dikendalikan oleh hipofise anterior yang
menghasilkan produksi 3 hormon utama :
1. FSH – follicle stimulating hormone, yang merangsang pertumbuhan folikel ovarium
2. LH – Luteinizing Hormone, yang menyebabkan ovulasi dan menyebabkan luteinisasi sel
granulosa setelah ovulasi
3. Prolactine
Pada akhir siklus menstruasi kadar estrogen rendah. Rendahnya kadar estrogen ini
merangsang produksi FSH oleh hipofise. Selanjutnya FSH menstimulasi pertumbuhan sejumlah
folikel ovarium. Folikel yang terstimulasi akan meningkatkan kadar kadar estrogen dan
kenaikan kadar estrogen dapat mempengaruhi hipofisis sehingga menyebabkan penurunan kadar
FSH ( proses umpan balik negatif ).
Pada sebagian besar kasus, dari 10 – 20 folikel tumbuh dibawah pengaruh FSH namun
hanya satu diantaranya (folikel dominan) yang dapat tumbuh cukup besar dan memiliki densitas
reseptor FSH yang cukup memadai sehingga dapat memberikan respon dengan rendahnya kadar
FSH sehingga dapat terus berkembang sampai tahapan ovulasi.
Kadar estrogen terus meningkat. Pada pertengahan siklus menstruasi situasi ovarium
mengendalikan adanya perubahan fungsi hipofise. Peningkatan kadar estrogen yang terjadi akan
menyebabkan terjadinya ‘surge’ kadar FSH dan LH ( proses umpan balik positif ). Peristiwa ini
akan memicu terjadinya ovulasi. Peranan LH dalam hal ini adalah untuk :
o Menyebabkan adanya produksi prostaglandin dan ensim proteolitik lokal sehingga
dapat terjadi ekstrusi sel telur dari folikel yang telah matang
o Pertumbuhan corpus luteum sehingga menghasilkan progesteron.
2. FERTILISASI
Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa
nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan
nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan
nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari
kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah
haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut
isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka disebut
anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini
merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada
sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan polen tube terlibat
dalam proses dari fertilisasi.
3. IMPLANTASI
Implantasi adalah suatu proses melekatnya blastosis ke endometrium uterus diawali dengan
menempelnya embrio pada permukaan epitel endometrium, menembus lapisan epitelium
selanjutnya membuat hubungan dengan sistem sirukulasi ibu. implantasi pada manusia terjadi 2-3
hari setelah telur yang telah dibuahi memasuki uterus atau 6-7 hari setelah terjadinya fertilasi
dimana ditandai dengan menempelnya blastosis pada epitel uterus. Dalam sistem reproduksi
manusia, implantasi merupakan proses yang harus dilalui, dan keberhasilan proses ini
membutuhkan kesiapan, koodinasi dan interaksi yang terus-menerus antara embrio dan ibu.
Endometrium banyak mengandung selama darah kaya akan gilikogen. sel-sel stroma terutama
disekitar pembuluh darah mengalami hipertrofi keadaan ini sangat baik untuk implantasi dan
pertumbuhan dari hasil konsepsi Implantasi didahului dengan bertambahnya permiabilitas kapiler
stroma uterus pada tempat blastosis akan menempel, ini menumbulkan hypotesa bahwa isyarat dari
embrio mungkin merupakan faktor pencetus yang penting. Pengetahuan dasar tentang implantasi
pada manusia masih banyak yang belum diketahui dengan jelas, ada beberapa informasi
berdasarkan pada percobaan binatang dengan spesies yang lebih rendah. Penelitian mengenai hal
tersebut telah banyak dilakukan namun belum dapat menjelaskan secara menyeluruh mengenai
proses implantasi tersebut. Pada endometrium manusia semua komponen sistem interleukin dapat
dideteksi dengan pemeriksaan secara immunohistokimia baik pada embrio praimplantasi maupun
pada endometrium di semua fase siklus menstruasi, dimana konsentrasinya menigkat pada fase
luteal pada saat sekitar impantasia. IL-1 β dan interleukin-1 reseptor tipe I (IL-IRtl) secara
signifikan meningkat pada fase luteal. Hal inilah yang mendorong para sarjana untuk melakukan
penelitian untuk mengungkap lebih jauh tentang fungsi. sistem IL-1 pada proses implantasi.
Tingginya kosentrasi ini dihubungkan dengan keberhasilan proses implantasi embrio. Saat ini telah
banyak penelitian yang membuktikan peran IL-1 β pada proses implantasi melalui beberapa
mekanisme antara lain aktivasi dari molekul adhesi, aktivasi Cyclooxygenase-2 (COX-2), induksi
matrix metalloproteinase (MMP), induksi urokinasi plasminogen aktivator (u-PA).(3) Dalam refrat
ini kami akan membahas tentang penanan IL-1 βsebagai salah satu faktor yang ikut berperan dalam
proses terjadinya implantasi .
Induk
Serum
PROSES IMPLANTASI
Blastosol
Prot., Glukosa, P & Cl
Implantasi
K+ & Bikarbonat
mempermudah tropoblas
melekat pada SLR
karbonik anhidrase
as.karb.
CO2 & O2
4. embryogenesis
proses perkembangan sigot sehingga terbentuk individu primitif (belum memiliki bentuk dan
rupa yang spesifik)
fase-fase :




cleavage
blastula
gastrula
neurulasi
proses pembelahan yang berlangsung setelah terjadi fertilisasi cepat  sel anak tak sempat
tumbuh  kecil




late cleavage  sekelompok sel anak (morula)  blastomer
besar morula = sigot (zona pelusida utuh)
tigmotaksis sel blastomer saling terikat
pembelahan  tuba fallopii
proses pembelahan dapat dihitung berdasarkan jumlah waktu (jam / hari)







cleavage sigot  tuba fallopii
blastosis tanduk / badan rahim
komposisi cairan tf  rahim
embrio 2 sel  rahim
blastosis  tuba fallopii
komposisi cair harus sesuai  perlu medium khusus untuk tumbuh
delayed implantation  histotrof
PERAN BIDAN PADA PERSALIANAN:
a. Kala I
o Anamnesis
Bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan; kehamilan; dan
persalinan
o Pemeriksaan fisik
Bertujuan untuk menilai kondisi kesehatanibu dan bayinya serta tingkat kenyaman fisik
ibui bersalin
o Pemeriksaan abdomen
Digunakan untuk :
- Memantau kontraksi usus
- Menentukan tinggi fundu
- Memantau denyut jantung janin;
- Menentukan presentasi
- Menentukan bagian terbawah janin
o Pemeriksaan dalam
Tentramkan hatsi dan anjurkan ibu untuk rileks
b. Kala II
o Persiapan ibu dan keluarga
- Anjurkan ibu untuk selalu di dampingi oleh keluarganya
- Anjurkan keluaga untuk terlibat dalam asuhan
- Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala II persalinan
- Anjurkan ibu untuk minumselama persalinan kala II
- Berikan rasa aman dan semangat serta tentramkan hatinyaselama proses
persalinan
o Membersihkan perineum ibu
o Mengosongkaan kandung kemih
- Anjurkan ibu dapat berkemih 2 jam atau lebih jika kandung kemih terasa selalu
penuh
o Amniotomi
- Apabila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka perlu
di lakukan tindakan amniotomi
o Membimbing ibu untuk meneran
- Bila tanda pasti kala II telah di peroleh, tunggu sampai ibu merasakan adanya
dorongan spontanuntuk meneran
c. Kala III
o Manajemen aktif kala II
Tujuan untuk menghasilakan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat
mempersingkat waktu mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah.
Manajemen aktif terdiri dari:
- Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir
- Melakukan penegangan tali pusat terkendali
- Masase fundus uteri
o Atonia uteri
d. kala IV
o Lakukan rangsangan taktil untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat
o Evaluasi tinggi fundus dengan meletakan jari tangan secara melintang dengan pusat
patokan
o Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan
o Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan ( laserasi ) perineum
o Evaluasi keadaan umum Ibu
o Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala IV di bagian
belakang partograf, segera setelah asuhan di berikan/ setelah penilaiana di lakukan
KELUHAN-KELUHAN IBU HAMIL
saat hamil kondisi fisik berubah. Banyak keluhan yang muncul. Tak semuanya berat tapi ada juga
yang ringan dan tak perlu penanganan lebih lanjut. Apa sajakah dan bagaimana mengatasinya?
Pusing Keluhan ini merupakan keluhan awal dan umum terjadi. Pengaruh hormon saat kehamilan
yang menjadi penyebabnya. Hormon progesteron memicu dinding pembuluh darah melebar.
Sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah dan membuat calon ibu merasa
pusing. Keluhan ini akan hilang dengan sendirinya. Solusinya: Penanganan yang tepat tentu harus
dengan mengetahui lebih dulu penyebabnya. Bila akibat pengaruh hormonal, penanganannya cukup
dengan tidur dan menghindari stres. Sementara bila karena anemia dan hipertensi, mau tidak mau
harus diatasi dulu faktor penyebabnya. Sedangkan jika karena tekanan darah rendah, kurangi
aktivitas dan hemat pengeluaran energi. Juga hindari gerakan mendadak seperti dari posisi duduk
atau jongkok langsung ke posisi berdiri. Kalaupun merasa perlu menelan obat antisakit kepala
lantaran tak kuat lagi menahannya, pilihlah yang paling aman. Salah satunya parasetamol yang
masih bisa ditoleransi untuk dikonsumsi ibu hamil sekalipun tanpa resep dokter. Mual dan Muntah
Menurut Dr. HM. Bayu Wahyudi, MOH, SPOG, sekitar 50 hingga 70 persen wanita hamil akan
mengalami rasa mual dan terkadang disertai pegal, pusing hingga meriang. Hal ini merupakan
gejala normal yang muncul pada trimester pertama kehamilan di usia 6-14 minggu. Keluhan ini
kerap dikenal dengan istilah Morning Sickness. Morning sickness terjadi karena plasenta yang
berkembang dan menghasilkan sejenis hormon HCG. Hormon ini prosentasenya meninggi sesuai
dengan pertumbuhan plasenta. Diperkirakan, hormon inilah yang mengakibatkan muntah melalui
rangsangan terhadap otot dari poros lambung. Makin tinggi hormon ini makin cepat merangsang
muntah. Sebenarnya hormon HCG sangat dibutuhkan pada awal kehamilan. Selain membentuk
plasenta, HCG juga akan menjaga janin tumbuh dengan baik. Solusinya : Sediakan snack atau
makanan ringan seperti, crackers, kue beras atau sebatang coklat di samping tempat tidur Anda.
Makanlah bahan makanan tersebut ketika Anda bangun atau setelah mual hilang. Makananmakanan tersebut dapat menghilangkan rasa mual. Selain itu, jagalah pola makan dan makanlah
sesering mungkin walaupun dalam porsi kecil. Tujuannya untuk menjaga agar perut tidak berada
dalam keadaan kosong dan tetap menjaga gula darah yang stabil. Perbanyaklah mengkonsumsi
makanan tinggi karbohidrat, perbanyak minum, mengkonsumsi vitamin B6, istirahat cukup,
menjauhi makanan pedas serta bersikap positif terhadap kehamilan dapat mengurangi gejala mualmual. Buang air kecil Inilah keluhan yang paling sering dialami. Adanya janin membuat tekanan
pada kandung kemih. Kadangkala penyebabnya kecenderungan ibu hamil yang minum lebih
banyak. Akibatnya, ginjal lebih banyak pula memproduksi air seni. Selain itu letak kandung kemih
yang bersebelahan dengan rahim membuat kapasitasnya berkurang. Itulah salah satu sebab ibu
hamil sering buang air kecil. Solusinya : Yang perlu diwaspadai, saat ini sering terjadi infeksi pada
saluran atau kandung kemih pada ibu hamil. Sayangnya, sulit membedakan buang air kecil yang
disebabkan oleh infeksi atau tidak. Yang mungkin bisa dijadikan pedoman yakni rasa nyeri yang
menyertai. Jika keluarnya air seni diiringi oleh rasa nyeri dan warnanya merah atau keruh mungkin
itu pertanda infeksi. Untuk mengatasinya, jangan menunda keinginan buang air kecil. Pegal-pegal
Penyebabnya bisa karena ibu hamil kekurangan kalsium atau karena ketegangan otot. Sepanjang
kehamilan, boleh dibilang ibu membawa beban berlebih. Otot-otot tubuh juga mengalami
pengenduran sehingga mudah merasa lelah. Hal inilah yang membuat posisi ibu hamil dalam
beraktivitas apa pun jadi terasa serba salah. Penyebab lainnya, yaitu ibu hamil kurang banyak
bergerak atau olahraga. Solusinya : Amat disarankan untuk senantiasa menyempatkan waktu
berolahraga atau setidaknya beraktivitas ringan. Ibu hamil pun sebaiknya menjaga sikap tubuh. Ibu
diwajibkan mengonsumsi susu dan makanan yang kaya kalsium. Menggunakan koyo? Boleh-boleh
saja. Kram dan sakit pada kaki Menjelang akhir kehamilan tangan dan kaki sering mengalami
kekakuan. Bagian tubuh tersebut agak membengkak sedikit karena menyimpan cairan. Akibatnya
syaraf jadi tertekan. Tekanan ini terasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum. Sehingga tangan dan kaki
tidak merasakan apa-apa dan ototnya jadi lemah. Gejala ini terasa waktu bangun tidur di pagi hari
dan membaik di siang hari. Penyebabnya diperkirakan karena hormon kehamilan, kekurangan
kalsium, kelelahan, tekanan rahim pada otot, kurang bergerak sehingga sirkulasi darah tidak lancar.
Solusinya : Saat kram terjadi, yang harus dilakukan adalah melemaskan seluruh tubuh terutama
bagian tubuh yang kram. Dengan menggerak-gerakkan pergelangan tangan dan mengurut bagian
kaki yang terasa kaku bisa membantu menghilangkan kekakuan. Selain itu, pada saat bangun tidur
jari kaki ditegakkan sejajar dgn tumit utk mencegah kram mendadak. Agar kram tidak sampai
mengganggu, atasi dengan mengkonsumsi banyak kalsium, minum air putih yang banyak,
melakukan senam ringan, dan cukup istirahat. Kaki bengkak (Edema) Sekitar 75% wanita hamil
pasti mengalami pembengkakan pada kaki (edema), yang umumnya terjadi pada trimester akhir.
Penyebabnya bisa karena ibu terlalu banyak diam. Secara fisiologis, ibu hamil memang
menanggung beban tambahan yang akan semakin memperlambat aliran darah pada pembuluh darah
vena. Kaki bengkak selanjutnya bisa memicu tekanan darah tinggi atau malah preeklamsi.
Sebenarnya, kaki bengkak bukan disebakan karena banyaknya mengkonsumsi garam. Ibu hamil
boleh-boleh saja mengonsumsi makanan yang mengandung garam seperti sebelum hamil. Solusinya
: Lakukan cukup olahraga dan sebisa mungkin tidak bersikap statis atau berdiam diri dalam posisi
yang sama berlama-lama. Saat Anda duduk, sebisa mungkin selalu luruskan kaki. Sempatkan untuk
beristirahat sejenak di sela-sela aktivitas dan tidur dengan posisi berbaring pada sisi kiri tubuh.
Anda sebaiknya mulai mewaspadai pembengkakan pada kaki bila diikuti juga dengan berat badan
yang meningkat drastis, naiknya tekanan darah serta kadar protein dalam urin. Bisa jadi gejala
tersebut merupakan tanda bahwa Anda mengidap pre-eclampsia. Sakit punggung Selama
kehamilan, sambungan antara tulang pinggul mulai melunak dan lepas. Ini persiapan untuk
mempermudah bayi lahir. Rahim bertambah berat, akibatnya, pusat gravitasi tubuh berubah. Secara
bertahap, ibu hamil mulai menyesuaikan postur dengan cara berjalan. Hal ini menyebabkan sakit
punggung dan pegal. Solusinya : Mengatasinya tak perlu obat cobalah perbaiki cara berdiri, duduk,
dan bergerak. Jika harus duduk atau berdiri lebih lama jangan lupa istirahat setiap 30 menit. Gatalgatal Keluhan ini pun lazimnya disebabkan pengaruh faktor hormonal. Solusinya : Cukup dengan
menggunakan obat luar. Sedapat mungkin hindari obat-obatan oral atau yang diminum. Obat-obatan
jenis ini umumnya tidak baik bagi tumbuh kembang janin. Nyeri ulu hati Jika mengalami keluhan
ini jangan panik. Hal ini disebabkan adanya sejumlah kecil isi lambung yang lewat di pangkal
saluran kerongkongan (penghubung mulut dengan lambung). Solusinya: Tak perlu ke dokter untuk
mengatasinya. Malah pencegahannya tergolong mudah. Selama kehamilan, jangan membungkuk
atau berbaring datar. Kalaupun ingin berbaring cobalah gunakan bantal yang tinggi. Sediakan pula
segelas susu di samping tempat tidur dan minumlah sedikit-dikit setiap kali terasa nyeri. Sembelit
Hormon progesteron saat hamil menyebabkan relaksasi usus. Akibatnya daya dorong usus terhadap
sisa makanan berkurang. Sisa makanan yang menumpuk mengakibatkan sembelit. Sebab lainnya
bisa juga kandungan zat besi pada tablet khusus ibu hamil. Selain itu, kebiasaan menahan buang air
besar seringkali menjadi penyebab. Solusinya : Perbanyaklah mengkonsumsi sayuran dan buahbuahan berserat. Satu lagi, lebih teraturlah ke belakang dan minum air putih minimal delapan liter
setiap hari.
SIKLUS MENSTRUASI
Menstruasi atau haid adalah peristiwa alamiah yang dialami setiap perempuan. Seorang
perempuan yang pertama kali mendapat haid adalah pertanda bahwa ia siap bereproduksi atau
menghasilkan keturunan. Umumnya datangnya haid pertama kali sekitar umur 10-12 tahun. Haid ini
kemudian akan berhenti sama sekali, biasanya sekitar umur 40-50 tahun atau yang disebut
menopause.
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita
yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal
reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause.
Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang
menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku
umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, terkadang siklus terjadi
setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, terkadang menstruasi
juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi
adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.
Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang
keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana tidak basah dan tetap nyaman.
Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi pada
vagina atau gangguan-gangguan lainnya.
PROSES MENSTRUASI
Saat seorang bayi perempuan dilahirkan ovariumnya mengandung ratusan ribu sel telur
tetapi belum berfungsi, tetapi ketika menginjak usia pubertas maka ovariumnya mulai berfungsi dan
terjadi proses yang disebut siklus menstruasi.
Dalam satu siklus (sekitar satu bulan) terjadi perubahan pada dinding rahim sebagai akibat
dari produksi hormon-hormon oleh ovarium, yaitu makin menebal sebagai persiapan jika terjadi
kehamilan. Maka ketika ada sel telur yang matang akan mempunyai potensi untuk dibuahi oleh
sperma hanya dalam 24 jam. Bila ternyata tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan mati dan
terjadilah perubahan pada komposisi kadar hormon yang akhirnya membuat dinding rahim tadi
akan luruh disertai perdarahan, inilah yang disebut menstruasi.
Waktu terjadinya menstruasi pada seorang anak perempuan bervariasi. Umur anak antara 9
tahun sampai 15 tahun. Hal ini berbeda karena proses pertumbuhan setiap orang orang berbeda dan
banyak faktor lain seperti nutrisi, stres, pergaulan dll. Menstruasi biasanya terjadi setelah terjadi
perubahan pada fisik pada masa pubertas yang ditandai dengan buah dada mulai membesar, rambut
tumbuh di seputar alat vital dan di ketiak, dan vagina mengeluarkan cairan keputih-putihan.
Lama waktu terjadinya menstruasi berbeda-beda biasanya ada yang empat sampai 5 hari,
tetapi ada yang 3 hari bahkan satu minggu. Menstruasi ini merupakan siklus yang berulang-ulang
pada organ reproduksi perempuan. Perubahan terjadi karena sel telur menjadi matang, dan karena
tidak dibuahi, dilepaskan oleh indung telur (disebut juga ovulasi). Perubahan juga mencakup
penebalan dinding rahim (uterus), kemudian menipis dan rontok, keluar melalui saluran rahim.
Pelepasan telur oleh indung telur ini terjadi secara periodik.
Menstruasi akan berulang atau disebut siklus haid berkisar antara 28 sampai 29 hari. Ada
beberapa perempuan yang masa siklusnya berlangsung dari 20 sampai 35 hari masih dianggap
normal. Menstruasi biasanya akan teratur setelah satu tahun sejak menstruasi pertama. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi emosional atau oleh perubahan kebiasaan. Perbedaan siklus ini
ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres dan usia. Pada masa remaja biasanya
mempunyai siklus yang belum teratur, bisa maju atau mundur beberapa hari karena hormon-hormon
seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya siklus menstruasi menjadi lebih teratur,
walaupun tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor stress atau kelelahan.
PROSES PEMATANGAN SERVIKS
Serviks uteri merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang dapat mengalami
perubahan yang sangat bermakna selama kehamilan dan persalinan. Serviks layaknya sebagai suatu
katup yang unik yang bertanggung jawab untuk menjaga janin tetap dalam uterus sampai akhir
kehamilan dan berfungsi pula sebagai jalan lahir yang aman menuju dunia luar selama persalinan.
Serviks didominasi oleh jaringan ikat fibrosa, tersusun atas matriks ekstraseluler yang didominasi
oleh kolagen dengan elastin dan proteoglikan, dan bagian seluler terdiri atas otot polos dan
fibroblas, terutama kolagen glikosaminoglikan dan glikoperotein, epitel, dan pembuluh darah.
Rasio relatif jaringan ikat dengan otot polos distribusinya tidak sama di sepanjang serviks. Bagian
distal memiliki rasio jaringan ikat dengan otot polos yang lebih besar daripada serviks bagian atas
yang lebih dekat dengan miometrium. Perubahan serviks t erjadi sejak awal kehamilan sampai
periode postpartum.
Pada serviks yang tidak hamil, kumparan kolagen padat dan tersusun ireguler. Selama hamil,
kolagen secara aktif disintesis dan secara kontinyu mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh
kolagenase, yang disekresikan dari sel-sel serviks dan neutrofil. Kolagen dipecah oleh kolagenase
secara intraseluler, untuk melepaskan prokolagen yang rusak untuk mencegah pembentukan
struktur kolagen yang lemah, dan secara ekstraseluler, untuk melemahkan matriks kolagen secara
perlahan (disebut juga perlunakan atau pematangan) untuk mengawali persalinan. Sel-sel otot polos
dan fibroblas juga mempengaruhi peningkatan enzim pemecah kolagen, yang selanjutnya
distimulasi oleh asam hialuronat. Pada awal persalinan, terjadi perubahan kadar asam hialuronat,
sitokin (interleukin 1β dan interleukin 8) dan kolagenase yang selanjutnya memecah kolagen
serviks. Interaksi yang kompleks ini menyebabkan serviks.mengalami perlunakan dan mulai
dilatasi. Proses yang menyebabkan terjadinya pembukaan serviks masih belum sepenuhnya
dipahami.
Proses pasti yang terjadi saat pematangan serviks dapat menyebabkan pendataran dan
pembukaan masih belum jelas. Ada berbagai elemen penting yang terlibat termasuk dekorin, asam
hialuronat, hormon, sitokin, dan protease. Faktor-faktor ini tampaknya mengalami interaksi yang
kompleks. Waktu dan mekanisme yang pasti mengenai permulaan dan pencetus proses perubahan
serviks ini masih belum dapat diungkap. Secara keseluruhan, faktor-faktor ini bertanggung jawab
dalam peningkatan kadar air serviks, menurunkan konsentrasi kolagen, dan restrukturisasi kolagen.
Konsep lama bahwa pematangan serviks disebabkan karena kontraksi uterus tidak tepat.
Saat ini jelas bahwa mekanisme pematangan serviks melibatkan rangkaian peristiwa biokimia yang
berbeda dengan peristiwa yang bertanggung jawab terhadap aktivasi miometrium dan serupa
dengan yang terjadi pada inflamasi jaringan. Pada fase akhir kehamilan kandungan air dalam
serviks meningkat dan serviks diinvasi oleh neutrofil, makrofag, sel mast, dan zat lain yang
berpotensi melepaskan sitokin inflamasi, seperti interleukin 1β dan interleukin 8. Sitokin ini
menstimulasi produksi metalloproteinase yang menyebabkan disosiasi dan pecahnya kumparan
kolagen degradasi kolagen dan penurunan kandungan kolagen. Ada juga perubahan aktivitas
fibroblas yang meningkatkan produksi glikosaminoglikan khususnya asam hialuronat dan
menurunkan sekresi kolagen.
Dekorin merupakan proteoglikan dermatan sulfat kecil yang berikatan dengan permukaan
fibril kolagen. Dekorin menyebabkan susunan fibril kolagen menjadi lebih erat dan rasio dekorin
dengan kolagen berhubungan terbalik dengan perlunakan serviks. Saat sel-sel serviks mengalami
kematian sel secara fisiologis, rasio dekorin dan kolagen meningkat, dan peningkatannya
menyebabkan gangguan pembentukan kolagen. Diyakini bahwa pemberian induksi persalinan
dengan prostaglandin juga meningkatkan rasio dekorin terhadap kolagen.
Mekanisme berikutnya melibatkan degradasi enzimatis dari matriks ekstraseluler. Kolagenase,
matriks metalloproteinase, dan elastase merupakan enzim yang terlibat dalam restrukturisasi serviks
tahap akhir. Metalloproteinase dihambat oleh tissue inhibitor dari metalloproteinase dan α2makroglobulin yang ditemukan pada serviks selama kehamilan. Saat aterm dan selama persalinan,
rasio metalloproteinase terhadap inhibitornya meningkat sehingga terjadi keseimbangan untuk
membantu degradasi kolagen.
Sitokin, seperti interleukin-1β dan interleukin 8 meningkatkan aktivitas kolagenase. Hal ini
tampak seperti proses inflamasi dimana interleukin-1β dapat menginduksi ekspresi MMP, mengatur
ekspresi inhibitor MMP, dan menghambat sintesis matriks. Pada serviks, kadar interleukin-1β dan
interleukin 8 meningkat selama aterm sampai pembukaan serviks 6 cm. Tampaknya sel-sel otot
polos serviks juga distimulasi oleh sitokin inflamasi untuk melepaskan protease. Metabolit bakteri
merupakan sumber stimulasi eksogen dari interleukin-1β pada serviks, diduga ini merupakan
penyebab hubungan antara infeksi intraamnion dengan persalinan preterm.
Asam hialuronat berperan penting dalam meningkatkan kandungan air pada serviks saat
aterm, yang mengarah kepada pelonggaran dan pemecahan serabut fibroblas. Zat ini juga
menstimulasi sintesis enzim proteolitik melalui fibroblas serviks. Selama hamil, kadar asam
hialuronat pada serviks rendah dan secara berangsur-angsur meningkat seiring dengan pematangan
serviks dan onset persalinan. Segera setelah persalinan, kadarnya menurun sampai ke kadar normal.
Asam hialuronat dihasilkan oleh fibroblas dan distimulasi oleh beberapa agen, termasuk interleukin1 dan prostaglandin.
Manipulasi hormonal, meskipun mekanismenya masih belum jelas, juga berperan dalam
pematangan serviks uteri. Jaringan ikat serviks mengandung reseptor estrogen dan progesteron.
Estrogen dan prekursornya dapat menstimulasi degradasi kolagen in vitro pada serviks wanita
hamil. Efek ini diblok oleh progesteron dan wanita dengan defisiensi plasental sulfatase yang
memiliki kadar estrogen dalam sirkulasi yang rendah tidak mengalami pematangan serviks saat
aterm. Progesteron dapat memelihara kadar enzim perusak asam hialuronat agar tetap tinggi
sehingga dapat menjaga kadar asam hialuronat rendah sampai aterm ketika kadar progesteron dan
reseptor progesteron mulai menurun. Progesteron juga menghambat jaringan serviks menghasilkan
interleukin-8. Sehingga, sebagai efek terbatasnya progesteron pada akhir kehamilan, kadar
interleukin-8 meningkat bersama dengan asam hialuronat. Selanjutnya, serviks yang diterapi dengan
antiprogestin menunjukkan peningkatan asam hialuronat dan kadar dekorin pada serviks.
Download