PANDUAN BIMBINGAN INTERAKSI SOSIAL BERBASIS KECERDASAN INTERPERSONAL UNTUK PESERTA DIDIK SMP (Penelitian dilakukan di SMP N 1 Kartasura Tahun Ajaran 2014/ 2015) JURNAL Oleh : ATHIA TAMYIZATUN NISA K3110010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 1 ABSTRACT Athia Tamyizatun Nisa. THE DIRECTION OF SOCIAL INTERACTION GUIDANCE BASED ON INTERPERSONAL INTELIGENCE FOR JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS (The Research is done in SMP N 1 Kartasura in the academic year 2014/ 2015). Thesis. Guidance and Counseling Education Department. Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University. January 2015. The purpose of this research is to create a product of the direction of social interaction guidance based on interpersonal intelligence for junior high school students which had been validated according to the experts and practices. This is a research and development research which is adapted from Borg and Gall concept. The development steps begin with field data collection, planning, product draft development, validation test, and product revision. The subjects of this research are two experts and five practices. The gathering data techniques are interview orientation and scoring sheets. Interview orientation is used for collecting data in the field through interview towards guidance and counseling teacher. Besides, scoring sheets is used for validation test which the source comes from Sa’dun Akbar. The result of validation test shows the average score which is got from the experts and practices with the amount 82.1 percent. Based on the validity criteria table, the score could be included to the valid enough criteria, or could be used with small revision. It means, the product of the direction of social interaction guidance based on interpersonal intelligence is proper to be used but with small revision. The revision is done based on the proposition from the experts and the practices. According to this research, it could be concluded that the direction of social interaction guidance based on interpersonal intelligence is valid based on the experts and the practices. Key words: the guidance direction, social interaction, interpersonal intelligence 2 dari orang lain terjadi ketika seorang A. PENDAHULUAN Manusia homo anak sejak kecil sengaja dijauhkan sosialis (makhluk sosial) tidak akan dari lingkungan sekitar. Akibatnya terlepas dari hubungannya dengan perilaku yang muncul tidak seperti orang tersebut pada umumya atau mirip dengan sosial. hewan, padahal perkembangan jiwa lain. disebut sebagai Hubungan dengan interaksi Popenoe (1971: 104) menyebutkan seseorang bahwa “...social interaction makes pergaulannya dengan orang lain. up a major part of human existence” Kecacatan dapat menghambat yang seseorang dalam berinteraksi artinya membentuk eksistensi “…interaksi bagian manusia”. utama sosial ditentukan dari dari misalnya terjadi pada seorang tuna Pernyataan wicara. Kesulitan komunikasi verbal tersebut dapat diambil kesimpulan pada bahwa orang yang diajak berbicara akan interaksi sosial akan terus terjadi selama manusia ada. tuna wicara menyebabkan sulit dalam memahami perkataan Interaksi sosial yang baik tuna wicara. Perbedaan budaya juga terjadi jika interaksi tersebut berjalan membuat seseorang harus melakukan dengan efektif. Namun, tidak semua penyesuaian orang dapat menjalin interaksi sosial kondisi yang tidak sesuai dengan secara efektif dengan orang lain. dirinya. Jika tidak bisa menyesuaikan Robert E. Park dan Ernest W. diri maka seseorang cenderung untuk Burgess dalam Soekanto (2000: 75) menarik diri dari lingkungan sosial menjelaskan bahwa seseorang yang karena tidak dapat menjalin interaksi sosial menimbulkan dengan nyaman. baik akan mengalami diri atas beberapa perbedaan perasaan tersebut tidak kehidupan yang terasing. Penyebab Peserta didik pada tingkat seseorang menjadi terasing dapat sekolah menengah pertama (SMP) disebabkan oleh sengaja dijauhkan rata-rata berusia 12-15 tahun, yang secara badaniah dari orang lain, artinya mereka termasuk dalam masa kecacatan, dan perbedaan budaya. remaja Sengaja dijauhkan secara badaniah memasuki masa remaja memiliki 3 awal. Seseorang yang mulai bahwa “Sebagian besar waktunya beragam dan semakin meluasnya dihabiskan untuk berhubungan atau hubungan sosial mereka. Hal ini bergaul dengan teman-teman sebaya sejalan dengan pendapat Sunarto dan mereka”. Kondisi-kondisi yang telah Hartono bahwa dipaparkan mengenai perkembangan ”…kebutuhan remaja telah cukup sosial remaja sangat mendukung kompleks, cakrawala interaksi sosial remaja dan pergaulan remaja telah cukup kemampuan berinteraksi sosial. kebutuhan-kebutuhan luas”. (2008: Kondisi yang 128) tersebut berpengaruh pada perkembangan remaja juga dalam mengembangkan Seringkali terjadi kasus tugas-tugas seorang remaja menjadi terasing khususnya karena tidak dapat menjalin interaksi dalam bidang sosial. Havighurst sosial dalam Berdasarkan kondisi di lapangan Dariyo (2004: 78) dengan teman sebaya. menyebutkan tugas perkembangan mengenai kemampuan remaja di bidang sosial adalah sosial, peneliti “Belajar sebagai wawancara dengan salah satu guru seorang laki-laki maupun wanita”. bimbingan dan konseling di SMP N Seorang remaja mulai belajar untuk 1 Kartasura. Fenomena lapangan membina hubungan dengan baik dan yang ada di SMP N 1 Kartasura, saling menghargai walaupun berbeda menunjukkan bahwa peserta didik di jenis SMP N 1 Kartasura secara umum bersosialisasi kelamin. bersosialisasi Di sisi sebagai lain laki-laki sudah menunjukkan melakukan kemampuan maupun wanita akan memberikan berinteraksi pemahaman mengenai peran laki-laki namun ada beberapa peserta didik dan wanita dikehidupan yang akan yang memiliki interaksi sosial rendah datang. Mulai menghabiskan waktu dan lebih banyak dengan teman sebaya khusus dari guru bimbingan dan dari pada dengan orangtua juga konseling. menjadi karakteristik perkembangan bimbingan sosial yang memaparkan bahwa walaupun secara disebutkan oleh Desmita (2009: 219) keseluruhan interaksi sosial peserta remaja. Seperti 4 sosial interaksi membutuhkan Salah dan dengan baik, penanganan satu guru konseling didik sudah baik, namun memahami kondisi orang lain pengembangan kemampuan dalam membuat seseorang yang memiliki interaksi sosial masih dirasa perlu. kecerdasan Hal ini akan sangat bermanfaat supel atau mudah bergaul sehingga sehingga peserta didik yang sudah mudah melakukan interaksi sosial baik interaksi sosialnya akan dapat dengan orang lain. Seseorang yang meningkat dalam memiliki kecerdasan interpersonal yang juga sangat peka terhadap ekspresi dalam yang dimunculkan oleh lawan bicara cara sehingga mudah untuk menanggapi kemampuan berinteraksi sosial mengalami dan kesulitan berinteraksi akan belajar berinteraksi sosial. reaksi Kemampuan interpersonal yang menjadi dimunculkan lawan berinteraksi bicaranya. Armstrong (2002: 33) individu menyebutkan beberapa ketrampilan dipengaruhi oleh suatu kecerdasan. interpersonal yang dimiliki seseorang Sehubungan dengan hal tersebut, antara lain teori terbaru menjelaskan bahwa teman, mudah kecerdasan yang dimiliki manusia sekolah maupun di rumah, sangat tidak bersifat tunggal tetapi jamak. mengenal Teori kecerdasan jamak pertama kali dalam kegiatan di luar jam sekolah, diungkap oleh berperan sebagai penengah keluarga seorang peneliti sosial pada setiap Howard Garder di Harvard ketika mempunyai banyak bersosialisasi lingkungannya, terjadi di terlibat pertikaian, suka University. Terdapat 9 kecerdasan bermain secara kelompok, memiliki yang ditemukan dan salah satunya empati yang besar, sering ditunjuk adalah kecerdasan interpersonal. sebagai Armstrong terjemahan Dyah Widya masalah Prabaningrum (2013: 7) menjelaskan mengajari orang lain, dan memiliki bahwa bakat pemimpin. “kemampuan untuk memahami dan membuat perbedaanperbedaan pada suasana motivasi, dan perasaan terhadap orang lain”. Mudah oleh 5 pemecah satu bimbingan dan berkaitan dengan kecerdasan atau temannya, Salah hati, maksud, penasihat konseling suka layanan yang pengembangan interpersonal adalah bimbingan dalam sosial. bimbingan Dikategorikan dan konseling yang karena bersifat responsive. Materi yang ada erat di LKS tidak bisa dijadikan pedoman ketrampilan bagi guru bimbingan dan konseling seseorang dalam menjalin interaksi dalam memberikan layanan setiap sosial dengan orang lain. Sebelum kali masuk kelas karena terkadang guru tidak sesuai dengan kondisi dan kecerdasan kaitannya sosial bimbingan interpersonal dengan bimbingan dan konseling memberikan bimbingan, guru kebutuhan peserta didik. Akibatnya bimbingan dan konseling LKS bimbingan dan konseling di memerlukan bahan informasi yang SMP N 1 Kartasura cenderung tidak berkaitan dengan materi bimbingan digunakan. yang hendak diberikan. Berdasarkan Berdasarkan uraian di atas fenomena lapangan yang ada di SMP dan beberapa fenomena lapangan N 1 Kartasura, salah satu guru yang bimbingan konseling bermaksud mengembangkan sebuah menyatakan bahwa selama ini tidak panduan bimbingan interaksi sosial banyak bahan informasi yang khusus berbasis disusun untuk keperluan layanan untuk peserta didik SMP. Adanya bimbingan dan konseling. Ketiadaan panduan bimbingan diharapkan dapat bahan informasi untuk keperluan menjadi sumber materi bimbingan bimbingan membuat guru bimbingan bagi guru bimbingan dan konseling. dan mandiri Khususnya untuk mengembangkan mencari bahan-bahan informasi yang interaksi sosial peserta didik dengan dapat bersumber pada aspek-aspek yang dan konseling dengan dijadikan bahan untuk telah dipaparkan, kecerdasan memberikan bimbingan. Di SMP N I ada di Kartasura setiap peserta didik diberi interpersonal. dalam peneliti interpersonal kecerdasan LKS (lembar kerja siswa) bimbingan dan konseling. Namun, penggunaan LKS bimbingan dan konseling di B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian SMP N 1 Kartasura dirasa kurang digunakan adalah jenis penelitian tepat pengembangan untuk memberi layanan 6 (research yang and development). mengambil Penelitian beberapa ini yang akan dilaksanakan sampai 5 subjek tahap. penelitian, diantaranya yaitu subjek 1. Tahap ahli dan subjek praktisi. Subjek ahli Tahap isi, penggunaan bahasa, dan konsep kegiatan dari panduan bimbingan interaksi berbasis interpersonal. fisik, bahasa, dan isi, melakukan secara penelitian ini kebutuhan dan SMP N 1 Kartasura. Dari hasil penelitian studi lapangan diketahui bahwa membutuhkan dihasilkan ada beberapa peserta didik SMP N 1 Kartasura dapat berinteraksi Gall dalam Syaodih (2012: 169) sosial. Hal dalam lain didapatkan bahwa penggunaan memaparkan 10 langkah prosedur pengembangan, menunjukkan kurangnya kemampuan dipertanggungjawabkan. Borg dan penelitian dapat guru bimbingan dan konseling di prosedur yang runtut agar produk yang lapangan dilakukan dengan mewawancarai interpersonal (variabel bebas). pengembangan dalam sesuai. Studi kebutuhan lapangan kecerdasan Pelaksanaan penelitian untuk menghasilkan produk yang panduan bimbingan interaksi sosial (variabel tergantung) dengan dijadikan acuan bagi peneliti dalam yaitu peneliti harus skala kecil. Berdasarkan pada interaksi sosial berbasis kecerdasan Variabel yang dengan cara studi literatur dan operasional dari panduan bimbingan interpersonal. merupakan Kebutuhan lapangan dapat digali penggunaan penggunaan dan melihat kebutuhan di lapangan. subjek praktisi sebagai penilai dari segi tampilan ini awal dilakukan kecerdasan Sedangkan (Penelitian pengumpulan data) sebagai penilai segi tampilan fisik, sosial 1 LKS bimbingan dan konseling di namun SMP N 1 Kartasura tidak efektif. dalam penelitian ini peneliti hanya Materi melaksanakan sampai pada tahap ke- LKS bimbingan dan konseling terkadang tidak relevan 5 dengan beberapa penyesuaian. dengan kebutuhan peserta didik Berikut adalah prosedur penelitian 7 sehingga dibutuhkan evaluasi 3. Tahap 3 (Pengembangan draf dalam penggunaan LKS. produk) 2. Tahap 2 (Perencanaan) Pada pengembangan Berpedoman pada studi hasilkan sudah dapat diputuskan. selanjutnya peneliti melakukan Penelitian perencanaan produk yang akan akan dikembangkan. Syaodih (2012: pendahuluan, 5 materi (memahami komunikasi verbal dan praktisi. Sedangkan nonverbal, bernegosiasi, kemampuan mengelola emosi, SMP N 1 Kartasura. Instrumen kemampuan yang akan digunakan juga perlu berempati, membangun kerjasama tim), dan direncanakan dalam tahap ini. daftar Instrumen yang digunakan adalah berbasis dan kemampuan lokasi uji coba dilaksanakan di pustaka. Panduan bimbingan interaksi sosial akan panduan interaksi petunjuk penggunaan, panduan terdiri dari ini menggunakan subjek uji coba bimbingan berbasis dalam, kata pengantar, daftar isi, rencanakan dalam pelaksanaan penilaian sosial berikut halaman depan, halaman dan lokasi uji coba juga perlu di form bimbingan disusun dengan struktur sebagai dan penggunaannya. Subjek uji coba ahli produk peserta didik SMP. Panduan pengguna Produk (3) Deskripsi Penelitian ini kecerdasan interpersonal untuk penggunaan produk (2) Siapa penelitian. panduan interaksi produk meliputi (1) Tujuan dari produk pengembangan menghasilkan berupa 173) menyebutkan perencanaan komponen produk, gambaran produk yang akan di lapangan yang telah dilakukan dari tahap disusun dan masih bersifat draf sosial kasar. kecerdasan 4. Tahap 4 (Uji validitas) interpersonal. Uji validitas dilakukan oleh ahli dan praktisi guna 8 memvalidasi kelayakan isi materi dan kelayakan C. HASIL PEMBAHASAN operasional Penelitian dengan judul materi. Uji ahli dilakukan oleh panduan bimbingan interaksi sosial seorang yang memiliki keilmuan berbasis dalam materi dan jenis produk. untuk peserta didik SMP, bertujuan Uji praktisi dilakukan oleh guru untuk menghasilkan suatu produk. bimbingan dan konseling sebagai Penelitian ini merupakan penelitian seseorang langsung pengembangan kegiatan pada konsep Borg dan Gall dalam yang melaksanakan bimbingan dan konseling di Syaodih lapangan (sekolah). ini berbentuk pembimbing. Peneliti judul dalam membimbing peserta didik akan yang mengalami kesulitan dalam menjalin interaksi sosial. Bersumber dari tidak hanya di lakukan 1 atau 2 dapat dengan oleh guru bimbingan dan konseling dosen guna perbaikan produk. Revisi namun buku Produk digunakan sebagai panduan melakukan kembali studi literatur kali dilakukan berbasis kecerdasan interpersonal. yang diberikan dari ahli dan dari penelitian Namun, panduan bimbingan interaksi sosial masukan-masukan serta 169). modifikasi. Produk yang disusun merupakan Perbaikan produk akan dilakukan praktisi mengacu hanya sampai tahap ke lima dengan perbaikan dari uji validitas isi. berdasarkan interpersonal dengan (2012: pelaksanaan 5. Tahap 5 (Revisi produk) Tahap kecerdasan digilib.its.ac.id/public/ITS- Undergraduate-14167-3406100110- dilakukan Conclusion.pdf panduan memiliki berkali-kali sampai menghasilkan pengertian produk yang layak secara isi dan sebagai buku yang menyajikan informasi dan memandu operasionalnya. Pada akhirnya atau memberikan tuntunan kepada akan dihasilkan produk yang pembaca untuk melakukan apa yang valid melalui serangkaian uji disampaikan di dalam buku tersebut. yang di lakukan pada tahap Panduan bimbingan yang sebelumnya. telah 9 disusun kemudian di uji validitas oleh ahli dan praktisi. Hasil bahan informasi diperlukan agar guru penilaian dari uji ahli dan praktisi bimbingan didapat melakukan layanan bimbingan yang nilai rata-rata 82,4 %. dan konseling Berdasarkan tabel kriteria validitas dilaksanakan menurut Akbar (2013: 41) nilai Penggunaan bahan informasi akan tersebut termasuk dalam kriteria menambah cukup valid, atau dapat digunakan bimbingan dan konseling tentang namun perlu direvisi kecil. Artinya, hal-hal yang produk panduan bimbingan interaksi kepada peserta sosial kecerdasan bimbingan yang telah tervalidasi interpersonal layak untuk digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan namun perlu dilakukan revisi kecil. oleh guru bimbingan dan konseling Revisi pada pada tingkat SMP khususnya untuk masukan dari ahli dan praktisi. membimbing peserta didik yang Setelah dilakukan perbaikan atau kurang mampu menjalin interaksi revisi maka produk dapat digunakan sosial. Penanganan masalah interaksi di lapangan. sosial dapt diklasifikasikan dalam berbasis dilakukan Penyusunan berdasar panduan bidang dengan dapat semestinya. pengetahuan akan disampaikan didik. bimbingan guru Panduan sosial. bimbingan interaksi sosial terkait Pengembangan panduan bimbingan dengan tugas guru bimbingan dan interaksi sosial berbasis kecerdasan konseling pembimbing. interpersonal juga sejalan dengan Sejalan dengan pernyataan Supriatna pendapat Tohirin (2009: 128) bahwa (2011: 88) bahwa salah satu tugas tujuan utama pelayanan bimbingan guru bimbingan dan konseling adalah sosial adalah agar individu dapat “melaksanakan layanan bimbingan melakukan interaksi dan konseling terhadap peserta didik dengan lingkungannya. sebagai yang menjadi tanggungjawabnya”. Seseorang secara baik dengan Pelaksanaan proses pembimbingan kecerdasan interpersonal secara tidak tentunya dari langsung trampil dalam menjalin kebutuhan bahan informasi. Winkel interaksi tanpa mengalami kendala. (1991: Melalui panduan bimbingan interaksi tidak terlepas 279) menjelaskan bahwa 10 sosial berbasis kecerdasan bimbingan tersebut digunakan guru interpersonal, guru bimbingan dan bimbingan dan konseling dapat membantu peserta mengatasi didik agar mampu mengembangkan terlanjur mengalami kesulitan dalam kemampuan berinteraksi sosial yang berinteraksi didasarkan menyatakan pada interpersonal. kecerdasan Sehingga konseling dalam peserta didik sosial. yang Supriatna (2011: 69) bahwa “Sajian program bimbingan harus dalam berinteraksi sosial peserta didik akan merujuk menunjukkan perkembangan karakteristik pada tugas-tugas yang kecerdasan interpersonal seperti yang sebagai diungkap Yaumi (2012: 147) yaitu konseling”. belajar dengan baik dalam situasi interaksi sosial berbasis kecerdasan yang membangun interaksi, bahagia interpersonal jika berhubungan dengan orang lain, dapat sangat produktif jika berkelompok, perkembangan senang menggunakan jejaring sosial, khususnya senang dalam berpartisipasi, senang Seperti yang dijelaskan Havighurst mengikuti talk show, tidak bergairah dalam Dariyo (2004: 78) bahwa jika bekerja sendiri, dan antusias tugas dalam isu sosial. bidang Mengacu pada tujuan ditetapkan bimbingan Panduan berisi dan bimbingan materi yang membantu dalam peserta bidang perkembangan sosial tugas didik sosial. remaja adalah di “Belajar beberapa bersosialisasi sebagai seorang laki- fungsi bimbingan bahwa panduan laki maupun wanita”. Bersosialisai bimbingan interaksi sosial berbasis juga memiliki arti yang sama dengan kecerdasan interaksi interpersonal dapat dikembangkan dengan berfungsi sebagai fungsi pencegahan mengacu pada aspek-aspek yang ada (preventif) jika materi bimbingan dalam kecerdasan interpersonal. diberikan untuk mengantisipasi Beberapa penelitian pernah peserta didik agar tidak memiliki dilakukan oleh peneliti lain yang masalah berinteraksi. memiliki relevansi dengan penelitian Sedangkan fungsi pengentasan dapat ini yaitu penelitian dengan judul dilaksanakan Penerapan dalam jika panduan 11 Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Kerja praktisi. Panduan bimbingan tersebut Sama dapat Untuk Menigkatkan digunakan guru konseling untuk Kemampuan Interaksi Sosial Siswa bimbingan Kelas X-1 SMA Negeri 3 Lamongan keperluan bimbingan bagi peserta dan didik yang kesulitan dalam menjalin Upaya Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Layanan Bimbingan Teknik Sosiodrama Melalui dan oleh interaksi sosial. Kelompok Pada Siswa Kelas X A SMA Muhammadiyah D. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang di dapat dari Kudus Tahun Pelajaran 2012/ 2013. penelitian pengembangan Dari kedua penelitian yang relevan berjudul panduan tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial berbasis kecerdasan kemampuan interaksi sosial dapat interpersonal untuk peserta didik ditingkatkan bimbingan SMP adalah berdasarkan hasil dari kelompok dengan teknik permainan uji validitas isi dari ahli dan praktisi kerja kecerdasan didapat nilai 82,4 %. Berdasarkan interpersonal dapat pula ditingkatkan tabel kriteria validitas nilai tersebut melalui melalui sama. Serta yang bimbingan layanan bimbingan termasuk dalam kriteria cukup valid, teknik sosiodrama. atau dapat digunakan namun perlu kelompok Berkaitan dengan penelitian yang direvisi sedang panduan bimbingan interaksi sosial dilakukan dilaksanakan validitas, karena sampai maka selanjutnya dapat hanya tahap untuk kecil. berbasis uji Artinya, kecerdasan produk interpersonal layak untuk digunakan namun perlu tahap dilakukan dilaksanakan revisi kecil. Revisi pengujian uji coba lapangan berupa dilakukan berdasarkan masukan yang uji efektivitas. diberi ahli dan praktisi guna perbaikan produk. Berdasarkan uraian diatas Dari dapat disimpulkan bahwa panduan simpulan tersebut bimbingan interaksi sosial berbasis maka ada beberapa saran yang dapat kecerdasan interpersonal bagi peserta peneliti sampaikan untuk beberapa didik SMP valid menurut ahli dan 12 pihak agar dapat digunakan sebagai sosial bagi peserta didik yang pertimbangan di masa depan: mengalami 1. Bagi Kepala Sekolah berinteraksi dirasa sangat perlu. Buku pegangan bagi Hal ini kesulitan dalam dilakukan untuk peserta didik perlu dilakukan mencegah dampak negatif yang evaluasi khususnya dalam terjadi bagi masa depan peserta bidang bimbingan dan didik. Apa lagi usia peserta didik konseling. Layanan bimbingan SMP merupakan masa untuk dan konseling yang bersifat menjalin hubungan sosial lebih responsif membutuhkan luas. Keberhasilan peserta didik penyesuaian kebutuhan peserta dalam menjalin berinteraksi di didik usia remaja akan memudahkan sehingga suatu perencanaan bisa berubah sesuai peserta dengan kebutuhan peserta didik. berhubungan dengan masyarakat Melalui luas saat mereka dewasa nanti. panduan bimbingan yang telah dihasilkan, dapat dijadikan alternatif didik dalam 3. Bagi Peneliti Selanjutnya sebagai Peneliti selanjutnya bahan informasi. Namun akan dapat menggunakan hasil dari sia-sia penelitian ini untuk jika tidak mendapat dijadikan dukungan dari kepala sekola dasar dalam penelitian sejenis. sebagai yang Selain itu karena penelitian ini kebijakan. hanya dilakukan sampai tahap Mengingat butuh dana yang uji validitas isi, peneliti lain cukup besar terkait penggandaan memungkinkan pandun bimbingan. melanjutkan penelitian sampai stakeholder memegang 2. Bagi Guru Bimbingan dan pada Konseling tahap dengan Pembimbingan penelitian ketrampilan dalam berinteraksi 13 untuk terakhir sesuai langkah-langkah pengembangan DAFTAR PUSTAKA Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Anonim. Bab VI Penutup. diperoleh 13 juni 2014, Digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14167-3406100110Conclusion.pdf. dari Armstrong, T. (2002). Setiap Anak Cerdas! Panduan Membantu Anak Belajar dengan Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. . (2013). Kecerdasan Multiple di dalam Kelas. Jakarta: Indeks. Dario, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia. Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Indraswari, F.Y. & Pratiwi, T.I. (2013). Penerapan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Permainan Kerja Sama untuk Menigkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 3 Lamongan (versi elektronik). Jurnal BK UNESA Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 208-215. Diperoleh 29 Mei 2014, dari ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-bkunesa/article/view/3365. Popenoe, D. (1771). Sociology. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Prasetio, W. D . (2013). Upaya Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas X A SMA Muhammadiyah Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013. diperoleh 4 Desember 2014, dari http://eprints.umk.ac.id/2276/1/cover.pdf. Soekanto, S. (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sunarto & Hartono, B. A. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Supriatna, M. (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Syaodih, N. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya. 14 Tohirin. (2009). Bimbingan dan Konselig di Sekolah dan Madrasah (berbasis integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Winkel. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. Yaumi, M. (2012). Pembelajaran Berbasis Multiple Inteligensi. Jakarta: Dian Rakyat. 15