MOLA HIDATIDOSA By : Razia Begum Suroyo Hamil Anggur….? Apa maksudnya…..?? MENGAPA BISA TERJADI…? DEFINISI Salah satu bentuk kegagalan kehamilan, dimana vili koriolis yang seluruhnya atau sebagian berkembang tdk wajar berbentuk gelembung-gelembung seperti anggur 15-20 % berkembang menjadi ganas (Tumor Trofoblast Gestasional) PERKEMBANGAN TERHENTI Mengapa hamil anggur bisa terjadi? Kita ketahui, kehamilan terjadi karena ada pembuahan di mana sel sperma membuahi sel telur. Normalnya, setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi tersebut akan berkembang menjadi sekelompok sel (berjumlah ratusan) seperti bola. Sel-sel yang berada di dalam akan berkembang menjadi janin sementara sel-sel yang terletak di bagian luar akan membentuk trofoblas. Sel-sel yang membentuk trofoblas inilah yang kelak akan menjadi plasenta. Pada hamil anggur, sel telur yang harusnya berkembang menjadi janin justru terhenti perkembangannya. Yang terus berkembang malah sel-sel trofoblas tadi. Padahal, sel-sel yang terbentuk dari trofoblas ini mengalami kelainan, seperti tidak mengandung pembuluh-pembuluh darah di dalamnya. Nah, kelompok sel inilah yang kemudian membengkak membentuk gelembung-gelembung berisi cairan, mirip anggur. Ukuran gelembung ini pun bervariasi. Ada yang berdiameter 1 milimeter sampai 1-2 sentimeter. Jika dilihat melalui mikroskop, ditemukan edema stroma villi, tidak ada pembuluh darah pada villi, dan proliferasi selsel trofoblas (jumlah selnya bertambah). Gambaran dr Mola Hidatidosa Gambar Mola Gambar Mola Hamil anggur atau Mola hidatidosa dapat terjadi karena: Tidak ada buah kehamilan (agenesis) atau ada perubahan (degenerasi) sistem aliran darah terhadap buah kehamilan, pada usia kehamilan minggu ketiga sampai minggu keempat. Aliran (sirkulasi) darah yang terus berlangsung tanpa bakal janin, akibatnya terjadi peningkatan produksi cairan sel trofoblas (bagian tepi sel telur yang telah dibuahi). Kelainan substansi kromosom (kromatin) seks. KLASIFIKASI 1. MHK (Mola Hidatidosa Komplit) Mrp kehamilan abnormal tanpa embrio yg seluruh vili koriolisnya mengalami degenerasi hidropik menyerupai anggur Mikroskopik tampak edema stroma vili tanpa vaskularisasi disertai hiperplasia dr kedua lapisan trofoblas Scr sitogenetik umumnya bersifat diploid 46 XX, sbg hasil pembuahan 1 ovum, tdk berinti / intinya tdk aktif, dibuahi oleh sperma yg mengandung 23 X kromosom yg kmd mengadakan duplikasi mjd 46 XX Jadi umumnya MHK bersifat homozigot, wanita dan berasal dr bapak (androgenik) Kadang pembuahan tjd oleh 2 buah sperma 23 X & 23 Y (dispermi) shg mjd 46 XX atau 46 XY. Disini MHK bersifat heterozigot, tetapi tetap androgenik. 2. MHP (Mola Hidatidosa Parsial) Seperti MHK, tp masih ditemukan embrio yg biasanya mati pada masa dini Degenerasi dr vili bersifat setempat, & yg mengalami hiperplasi hanya sinsitio trofoblast saja Kariotip umumnya adalah triploid sbg hasil pembuahan satu ovum oleh 2 sperma. Bisa berupa 69 XXX, 69 XXY, 69 XYY Embrio biasanya mati sblm TM I FAKTOR RISIKO Umur Lebih banyak ditemukan pada wanita hamil umur dibawah 20 th & diatas 35 th Etnik Lebih banyak ditemukan pada mongoloid dr pd kaukasus Genetik Wanita dng Balanced translocation mempunyai risiko lebih tinggi Gizi Banyak ditemukan pada orang yg kekurangan protein, as..folat & karoten Defek pada ovarium abnormalitas pada uterus GAMBARAN KLINIK Keluhan utama 1. Amenore Perdarahan pervaginam Perubahan yg menyertai 2. Uterus lebih besar dr umur kehamilan Kadar HCG jauh lebih tinggi, bisa mencapai > 5 juta IU/L Adanya kista lutein (unilateral atau bilateral) Adanya penyulit 3. Preeklamsi Tirotoksikosis Emboli paru DIAGNOSIS Amenore Perdarahan pervaginam Uterus lebih besar dr tuanya kehamilan Tdk ditemukan tanda pasti hamil Kadar HCG sangat tinggi USG, ditemukan gambaran vesikular (badai salju) HASIL USG TERAPI • Perbaikan keadaan umum • Evakuasi • Tindakan profilaksis PERBAIKAN KEADAAN UMUM Transfusi darah, utk mengatasi syok hipovolemik & anemia Pengobatan terhadap penyulit Setelah pasien stabil, lakukan evakuasi EVAKUASI Dilakukan dng kuret vakum, kmd sisanya dibersihkan dng kuret tajam Tindakan kuret hanya dilakukan satu kali, kuret ulangan dilakukan hanya bila ada indikasi Pada kasus mola hidatidosa yg belum keluar gelembungnya, hrs dipasang dulu laminaria stif (12 jam sblm kuret) Bila perlu dpt diberi narkose neuroleptik TINDAKAN PROFILAKSIS Adlh utk mencegah keganasan pasca mola pd mereka yg mempunyai faktor resiko, ada 2 cara : Histerektomi dng jaringan mola in toto, atau bbrp hari pasca kuret. Tindakan ini dilakukan pada wanita usia > 35 th & memiliki anak cukup Sitostatika profilaksis, diberikan pd mereka yg menolak histerektomi atau wanita muda dng PA yg mencurigakan, yaitu dng memberikan : - Methotrexate 20 mg/hari, atau - Actinomycin D 1 flc/hr, 5 hr berturut-turut TINDAK LANJUT Tujuannya utk mendeteksi scr dini adanya perubahan kearah keganasan. Dilakukan selama 1 tahun dng jadwal sbb : - 3 bln I : tiap 2 mg - 3 bln ke-II : tiap 1 bln - 6 bln terakhir : tiap 2 bln Dilakukan Px.ginekologik & ß-Hcg, serta Px. Foto thorax. tindak lanjut dianggap selesai bila 1 th pasca evakuasi mola, penderita tdk mempunyai keluhan & kadar HCG dibawah 5 IU/L atau kalau penderita sdh hamil lg dng normal Selama tindak lanjut dianjurkan untuk tdk hamil dulu dng menggunakan kontrasepsi kondom atau pil PROGNOSIS Resiko kematian/kesakitan meningkat krn perdarahan, perforasi uterus, preeklamsi berat, tirotoksikosis Segera stlh jaringan mola dikeluarkan, uterus akan mengecil, kadar HCG menurun & akan mencapai normal dlm 10-12 mg pasca evakuasi. Kista lutein jg akan mengecil lg Sbgn besar penderita mola akan baik kembali stlh kuretase. Bila hamil lg umumnya berjalan normal 15-20 % penderita pasca mola dpt mengalami degenerasi keganasan mjd tumor trofoblas gestasional