ANALISIS QTL DENGAN PENANDA MOLEKULER SEBAGAI METODE KAJIAN PEWARISAN SIFAT-SIFAT KUANTITATIF Paramita Cahyaningrum Kuswandi Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Abstrak Sifat kuantitatif adalah suatu fenotipe dengan distribusi yang kontinu, yaitu dengan penampilan yang bervariasi dalam suatu populasi. Hal ini berbeda dengan sifat kualitatif yang dapat jelas dibedakan atau mempunyai distribusi yang diskontinu. Pewarisan sifat-sifat kuantitatif diduga karena pengaruh lebih dari dua gen atau poligen serta adanya pengaruh lingkungan beragam, mulai dari yang menunjukkan kurva distribusi normal seperti tinggi, bobot, dan kandungan protein suatu individu sampai dengan sifat ketahanan tanaman terhadap cekaman lingkungan tertentu. Pola pewarisan sifat-sifat kuantitatif penting untuk dilakukan karena biasanya mencakup karakter yang bernilai ekonomis seperti produktivitas tanaman atau merupakan suatu sifat merugikan seperti penyakit genetis yang perlu diidentifikasi dengan tepat. Kajian pewarisan sifat-sifat kuantitatif dapat dilakukan dengan pendekatan statistik dalam ilmu genetika. Untuk lebih memahami pola pewarisan sifat-sifat tersebut, perlu dilakukan analisis terhadap lokus-lokus gen yang memberikan kontribusi terhadap penampilan suatu individu. Lokus-lokus tersebut dikenal sebagai QTL (Quantitative Trait Loci) atau Lokus Sifat Kuantitatif. Analisis QTL menggunakan pendekatan statistik dengan melihat hubungan antara fenotipe dengan genotipe penanda yang digunakan. Penanda (marker) digunakan untuk mewakili perbedaan genetis antar individu. Penanda bertindak sebagai ‘sinyal’ adanya suatu gen atau lokus untuk suatu sifat kuantitatif. Tiga tipe penanda genetis yang digunakan adalah (1) morfologis, (2) biokemis, dan (3) molekuler atau DNA. Penanda molekuler jumlahnya lebih banyak dan cenderung tidak dipengaruhi oleh lingkungan atau fase perkembangan organisme sehingga lebih sering digunakan dalam analisis QTL. Penanda molekuler dapat dibagi menjadi 3 kelompok berdasar metode deteksinya : (1) hybridization-based, (2) PCR-based, dan (3) DNA sequencebased. Hasil dari analisis penanda kemudian dilanjutkan dengan pendekatan statistik dengan (1) single marker analysis, (2) simple interval mapping, atau (3) composite interval mapping untuk deteksi QTL. Manfaat analisis QTL telah banyak digunakan dalam berbagai bidang, misalnya untuk marker assisted breeding (bidang pertanian), identifikasi penyakit genetis dalam suatu populasi (bidang kedokteran), kajian genetis mengenai variasi antar populasi alami (bidang evolusi), dan kajian biodiversitas serta konservasi lingkungan. Analisis QTL saat ini sedang dikembangkan melalui metode yang menggunakan pemetaan QTL dengan pengetahuan tentang genom untuk kajian ekspresi gen dan identifikasi gen atau lokus yang sebenarnya.