GAMGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL

advertisement
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
NATALIA TRIYAYf
GAMGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
D1TINJAU DAR! HUKUM LAUT
IlMTERAiASiONAL
' U . m /m
TfU
%
FAKULTAS H u ;a m
Skripsi
UNIVERJMTAS AIRLANwOA
GANGGUAN
TERHADAP
1988
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERNASIONAL
SIMPS I
DIAJUKAN UNTUK MELEMGKAPI TUGAS
DAN MEMENUHI SYARAI-SYARAT UNTUK
MENCAPAI GELAR SARJAHA HUKUM
OLEH
NATALIA TRIYAYI
03821.1452
PEMBIM
ABDOEL
f S • II ^* L • !L• M
N PS. N0T0DIP0ETOrH5iHM -M,S
PAKULTAS HUKUM UUIVEHSITAS AlftLAUGGA
SURABAYA
19B8
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Untuk : Orangtu&lai, adik-adiklcu
dan sahabat-saliabatku yang
a e la lu meutberi dorongan
semangat a e rta doa.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGAHTAIL
Puji syulcur kepada Tuhan Yang Maha 12sa atas
rahmatNya sehingga saya dapat raenyclesaikan penulisan
akripsi ini dan berha3il menyelesaikan etudi di Pakultaa
Hukum Universitas Airlangga.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orangtua, adik^adik dan sahabat-sahabat, yang telah. memberi*
kan dorongan raoril maupun materiil,
Bersama ini pula saya mtmghaturkan terima kasih
kepada ;
t!* Bapak Abdoel Rasjid, S BH . r L*L*M* yang telah
berkonan membimbing aaya dalam menulia skripsi,
memberikan petunjuk dan earan, sexfcta monguji
akripoi ini*
2. Bapak Hermauan PS. Uotodipoero, S.H., M.S.,
dan bapak Haryono, S.H.,
yang telah
berkenan menguji akriptii ini*
3* Perpustakaan Universitac Airlangga yang telah
menyediakan bahan bacaan dalam rangka penyusun*an olcripoi.
Didalam akripsi ini mun^kin tordapat kekurangankekurangan karena perm&salahan yang
a a y a bahas terus
berkembang sejalan dengan vaktu. Namun saya berharap
mudah-mudahan skripsi ini dapat box-mitn^aat bagi para
pembaca dalam rangka pengembangan studi Hukum inter-
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
nasional, khususnya Hukum Laut.
Surabaya, 30 Dosembor 1988
Penulis
ill
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
da r
u n
isi
Halaman
KATA PENGANTAR,................................
DAPTAR ISI••
BAB
I
S
.
.
.
*
.
*
*
<
»
»
ii
.
iv
PENDAHULUAN...... ...... .............
1
1 * Permaaalahan ; Latar Belakang Ban
Rumusannya
......... *•.*.»•
1
2. Penjelasan Judul....... 3
BAB
3* Alasan Pemilihan Judul...........
9
4-. Tu^uan Penulisan................ *
10
5* Metodologi............,..........
10
6. Pertanggung-jawaban Siaternatika..
11
II ; PENGATURAN DAN PENGGUNAAN PELAYARAN
DI TELUK PERSIA DAN SELAT HORMUZ....
,
13
1.. Pengaturan Teluk Persia..........
1.3
1.1* Letak dan kondici geografia.
13
1.2# Kedudukan Toluk Persia.....
14-
1.2.a* Teluk Peraia adalah
laut terkurung..... .
15
1.2*1). Perairan Teluk Persia
diluar laxit wilayah.*
16
2. Ponggunaan Pelayaran Do. Toluk
Persia. ...........................
‘19
34 Pengaturan Pelayaran Di Solat
Hormuz«.................. *......
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
21
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB III : PEMASANGAN RAHJAU-HAHJAU DAW PENEMBAKAH KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA OLEH
IHAN DAN IRAK SEKTA AKIBAI HUKUHNYA.•..
26
1. l'injauan Menurut Hukum Laut........ ...26
1*1, Kewenangan Iran Dan Irak di
Teluk Persia*....... .......... .. 27
1*1.a. Hak-hak negara pantai,..
27
1*1*1}. ICewajiban negara pantai.
29
1*2. Pelanggaran terhadap liukum laut
31
2. Tinjauan Menurut Hul:um Internaaional
32
221.* Pengertian dan kotentuan-ketentuan intervenoi.............
32
2*2, Keterlibatan negara-negara
asing*................. ........
37
2 s2.a. Keterlibatan Amerika
Serikat <
...... *..*«
2*2.b. Keterlibatan Uni Sovyet.
BAB
38
40
IV : A L I E R I M I E CARA-CARA UlfTUK MENYELESAIKAN MASALAH-........................... .. 42
,
| 1, Penyelesaian Secara Damai....... ..... 42
1*1* Negosiasi.... -,........ ......... 42
1 fl2. Good offices clan mediasi...... ..43
1*3. Inquiry...................**.*,.
44
1*4. Konsiliaai*.. *............ ....... 45
1.5« Arbitrace...... „. „........ ...... 47
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Halainan
2* Penyelesaian Melalui P3333.*..*...... .. 48
BAB
2*1.* Melalui D^uan Koainanan
49
2.2. Melalui Majelis Uumiii* **»'•»-»•* •
51
2.3, Melalui Mahkamah. Intemaaional*
53
V : PENUTUP««• *«.............. ............. .. 56
1
Kesimpulan.
,0
w**.«..«,.... .. 56
2 * Saran................. »*.,,**.,♦...... .. 57
DAP TAR BACAAN
LAMP IRAN -LA MPI RAH
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I
PENDAHULUAH
1»« Permagalahan :_Latar Belakanp; dan Ruvausannya
Perang Iran-Iralc berlangaung sejak tahun 1980,
ketika Irak menyerbu Iran pada tanggal 22 September dan
berhasil menduduki daerah perbataean mulai bagian utara
sekitar Qara**e-Shirin hingga ke aelatan aekitar Khorraui•i
shar di bagian tiraur jalur air Shaft al Arab,
Irak menyerang Iran aebab weraca terancam oleh
Ayatullah Khomeini yang dianggap iaeropunyai indikasi hendak mengekspor revolusi Islamnya ke negara tetangganya.
Hal ini membahayakan pemerintah Irak. Lebih dari 50 persen penduduk Irak adalah penganut Syiah, aliran yang sama dengan Khomeini 6 sedanglcan Icaum penguasa Irak umuimya
dari golongan Sunni. Karena itu, Irak bertujuan hendak
menumbangkan kelcuasaan Khomeini«
Selain itu Irak ingin inerailiki propinsi Khuaietan yang
kaya minyak dan terkenal sebagai Arabistan karona ponduduknya orang-orang Arab, Irak berharap untuk diterima
sebagai negara yang membebaslcan orang-orang Arab di lChusistan* dan mendapatkan otonomi atau uebagian kekuaauan
di Khuisistan yang didaaarkan pada tuntutan lama terhudap propinsi teroebut dengan dalih ingin uielindungi pen-
"Bukan Lagi Perang Lua Nttgc.raM , ToiaDO, No*34 Thn X,
18 Oktober 1980, h #14
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
duduk Arab. Melalui kemenangan melawan Khomeini, Irek
berharap dapat memirupin dunia Arab dengan cara menyeimbangkan kekuatan di Teluk Persia,
Irak juga ingin merebut kembali tiga pulau yaitu Abu Mu­
sa, Tumb Besar dan Tumb Ke'cil dokat Selat Hormuss, yang
pernah. dikuasai Iran aemasa pemerintahan Shah Pahlevi.
2
Sejnula Irak mendapat kernenangan dengan menduduki
beberapa wilayah Iran, Ketilca itu Iran baru aaja lepas
dari kewelxtt di&alam negeri, dengan runtuhnya pemerintah
kerajaan dibawah kekuaeaan Shah Pahlevi* Khomeini berhasil inenggulingkan Shah Pahlevi melalui revoluai Islam
nya, lalu mendirikan Republik Islam Iran*
Tetapi keiuudian terbukti Iran mampu mengungguli Irak
dan berhasil merebut kembali wilayah yang telah jatuh
ke tangan Irak* Hal ini tnenimbulkan kerugian yang beaar
dan korban yang banyak di pihak Irak. Irak tak menduga
akan wandapat perlawanan yang hebat dari Iran. Nasionalisme Iran ternyata lebih kuat daripada idealiBme persatuan bangsa Arab.
Irak lalu menawarkan perdamaian* Presiden Saddam
Husein mau menghentikan perang dan berunding asalkan
Shatt al Arab dikuasainya.^ Iran monolak karena Shatt
2 Ibid. h.15.
^"Sues Paman Saddam", Tempo„ No.33 Thn X t 11 Qktober, 1980, h,12.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
al Arab raerupakan hale Iran yang talc dapat diganggu lagi.
Shatt al Arab adalah jalur perairan sepanjang 70 mil
yang memisahkan Iran-Irak menuju Teluk Persia, Kedua ne~
gara itu mengekspor rninyak melalui jalur tersebut,
Dalam perjanjian Aljir 1975* Irak mengakui hak Iran un­
tuk menggunakan jalur perairan tersebut’. Sebagai imbalannya,
Iran akan rnenghentikan bantuan subversib pada
gerakan suku Kurdi di bagian utara Irak..Setelah Shah
Pahlevi terguling,
Irak membatalkan perjanjian itu se­
cara sepihak.
Berbagai upaya penyeleaaian telah dilakukan oleh
negara-negar ’maupun orgariisaBi-organisaei internasional,
namun tidak membawa hasil.
Menteri-menteri Penerangan Arab dalam Komunike akhir di
Tunis pada bulan Juli 1985, mendesak Iran dan Irak agar
segera mengadakan perundingan dibawah pengawasan PBB dan
menandatangani perjanjian bersama berdasarkan konvensi
internasional*
Organisasi Konperensi Islam ( OKI ) dan tton-Blok juga
telah mengeluarkan komunike bereama agar Iran dan Irak
segera mengakhiri perang,
Sekretaris Jendral PBB Javier Perez de Cuellar telah
mengadakan pendekatan dengan mengunjungi kedua negara
untuk mengupayakan penyelesaian secara damai.
Dewan Keamanan PBB juga telah mengtOuarkyn Kqsoluui No.
598 yang menyerukan kedua negara untuk melakukan gencat-
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
A
an senjata dan menarik mundur soluruh pasukan masingmasing ke perbatasan internasional tanpa syarat.
Irak menerima resolusi tersebut, namun Iran menolaknya
dengan alasan resolusi tersebut lianya menguntungkan Irak
dan tidak menampung aspiraci-aspirasi Iran,
Iran mau raenghentikan perang jika PBB menyatakan
Irak sebagai agresor, kemudian baru diadakan perundlagan.
Iran mau melakukan perundingan damai jika syarat yang
diajukan dipenuhi, yaitu: penarikan mundur pasukan ke
wilayah perbatasan internasional, pembayaran kerugiaa
oleh Irak, dan penggantian ke-pomimpinan Presiden Husain.^
Irak menolak syarat-syarat itu, terutama syarat yang ter
akhir talc mungkin dilaksanalcan.
Perang di darat antara Iran-Irak tersebut kemudi­
an meluas menjadi perang laut di perairan Teluk Persia.
Irak menembaki tanlcer-tanker yang mengangkut minyak dari
pelabuhan Iran dan menyerang terminal minyak di pulau
Sirri dan Kharq. Iran melakukan pembalasan dengan menembaki. tanlcer-tanker yang mengangkut minyak Arab Saudi
dan Kuwait, yang inerupakan sekutu utaina Irak.
Iran daln Irak juga menembaki kapal-kapal asing lain yang
melewati teluk. Kapal-kapal itu milik negara-negara diluar kav/asan teluk yang memakai bendera dari negara ter-
^"Kemenangan Tinggal 3ejengkal" , T e m p o , No.28 Thn
JtVI, 6 September 19B6, ii.27*
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tentu. Iran bahkan memasang r^njau-ranjau laut di perair­
an teluk, Hal ini dapat dibuktikan dengan berhasilnya
Amerika Serikat rnemergOki .1‘regal: Iran yang sedang menyebarkan ranjau.
5
Perang Iran-Irak juga berlcembang menjadi perang
kota. Kedua pihak saling menghantam ibu lcota negara rnasing-maaing dengan rudal-rudal sehingga menirnbulkan kerugiari yang besar dan korban para pendudulc sipil.
Akhirnya Iran menerima baik Resolusi Dev/an Kearnanan PBB No. 598 tanpa syarat pada tanggal 18 Juli 1988
aetelah Presiden Husein mengulangi seruan gencatan senjata.^ Iran meiriutuskan demikian karona terdesak oleh
berbagai kesulitan ekonomi dan politik akibat perang
yang berkepanjangan, Kelcalahan beruntun yang dialami di
medan perang ikut menentukan nikap Iran tersebut,
Irak bei'hasil merebut beberapa wilayah perbatasan yang
strategis. Kedua negara lalu menyetujui gencatan aenjata
yang diiriulai tanggal 20 Agustus 1988 dan telah melakukan
perundingan di Jenewa sejalc tanggal 25 Agustus 1988 dibawah pengawasan Sekjen PBB, yang bertujuan mengakhiri
perang. Namun gencatan senjata itu maaih aaja dilanggar,
di kawasan teluk rnaaih terjadi pertei.ipuran-pertempuran.
c
•'"Kompleksitas Ketegangan di Kawasan Teluk Persia11,
Jawa E o s , 23 Oktober 1987, h.VI.
^"Tanpa Syarat Iran Akhirnya Selniju JJamai", Jawa .l'o o
19 Juli 1988, h.I.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Menurut Iran, jalur pelayaran minyak di i'eluk
7
Persia harus aman atau tidak,aman bagi sernua pihak,
Pernyataan tersebut bertentangan dengan hulcum laut in­
ternasional yang mendasarkan pada Doktrin Mare Liberum
atau laut bebas dari Hugo Grotiua. Ketentuan tersebut
berasal dari kebiasaan internasional yang kemudian menjadi hukum laut tradisional, dan dipraktekan oleh negaranegara di Eropa Barat sejak abaci XVI,®
Hukum laut tradisional kemudian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi yang momungkinkan penggalian sumber kekayaan alam laut yang semula talc terjangkau manusia. Beberapa peristiwa dunia yang tirobul
ikut mempengaruhi perkembangan hukum laut, seperti Perang Dunia II yang menyebabkaxi -perubahan peta politik
dunia sebagai akibat merdekanya bangsa-bungsa yang baru.
Perkembangan-perkembangari tersebut melahirkan
konsepsi-lconsepsi baru yang ter bent ulc menjadi hukum laut
internasional modern sebagaimana tercantum dalam Konvensi-konvensi Hukum Laut di Jenew<i 1958.
Seiring berjalannya v/aktu dan k&adaan, konvensi-konvenei
tersebut tak dapat lagi rnemenuh.l kebutuhan di bi.dang hu-
7
"Meningkatnya Perang Itudal Iran-Irak", Jav/a Pos,
15 Oktober 1,987, h.VII.
Q
Mochtar ilusumaatmadj a > Hukum Laut .Internasional,
Badan Pembinaan Ilukura NaaionaT^eparbLmen Kehakiiuan, Bi­
na Cipta, Bandung, 1973, h.VII.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kum laut sehingga kemudian diadakan lconperensi internaeional yang diprakarsai PBB untuk menyusun hukum laut
yang baru, Maka terbentulclah Konvenci PBB tentang Hukum
Laut atau UNCLOS ( United Nations Convention on The Law
of The Sea ).
UNCLOS merupakan hasil konperensi PBB tentang IIukum Laut III di Teluk Montego, Jamaika, 10 Desember 19.82
UNCLOS termuat dalam dokumen PBB 13o„A/ C0iTF.62/ 122
tanggal 7 Oktober 1982* yang terdiri dari 17 bab dan 320
q
pasal.
UNCLOS memuat seluruh ketentuan hukum tentang
laut, diadopsi dari Konvensi-konvunsi Hukum Laut di Jenev/a 1958 yang kemudian dilengkapi. Hukum laut yang baru
ini bertujuan mernelihara perdamaian, kcadilan, clan kamajuan bagi seluruh manusia.^
Berdasarkan uraian mengenai latar belalcang per-*
masalahan diatas dan ketentuan-kttentoan hukum tentajg
laut, maka dapat saya Icetenguhkan jaasalah yang akan dibahas dalam penulisan ini.
'Pertain*, bagaimana pengaturan dan penggunaan pelayaran
di Teluk Persia serta bagaimana pongaturan pelayaran di
^Sahono Subroto, Sunardi, Wahyono, Konvensi PBB tentaag Hukum Laut. Cet.ke 1, Surya Indah *“^JaKrta, "1
,
,OV/0lfgang Graf Witshuia and Hojvate Platzoder,M Thu
United Nations Convention on The Lav/ of The Sea: The
Pros and Cons11, Law and State, Vol.28, The Institute for
Scientific Coopei-ation,” Tubii70 un , h.35#
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Selat Hormuz?
Kedua, sejauh mana dapat dilakukan pencegahan dan pe~
nanggulangan terhadap gangguan pelayaran tersebut inenurut
hukum laut internasional, serta bagaimana akibat hukumnya?
i
Ketiga, bagaimana cara-cara yang dapat ditempuh untuk menyeleaaikan masalah tersebut?
Dari rumusan diatas, masalah tersebut akan dibahas
berdasarkan tinjauan yuridiy.
2, Pen.jelasan Judul
Penulisan skripsi ini berjudul ;" GANGGUAN TER­
HADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TiJlUK PJ2RSI a DITINJ a U
DARI HUKUM LAU11 INT]3HNASIOHAL.11
Yang dima'ksud dengan gangguan terhadap pelayaran
kapal-kapal di Teluk Persia adalah pernasangan ranjau ranjau dan penembakan rudal-rud&l terhadap kapal-kapal
yang melewati Teluk Persia, yang dilakukan oleh Iran dan
Irak.
Yang diraaksud dengan hukum laut internasional ada­
lah bigian dari hukum internasional publik yang berisi
keteniuan-ketentuan hukum yang mengatur hubungan hukum
antara subyek hukum berkenaan dengan hak /. kepentingan
di laut seperti hak atas semua suruber kekayaan alam laut
dan dasar laut, lintas laut dan lintas udara, penelitian
ilmiah kelautan, serta perlindungan lingkungan laut.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3« Alasart
Vemiliban
Judul
A l a s a n pertama, karena perang Iran-Irak telah ber-
kembang menjadi perang kota yang mengakibatkan jatuhnya
korban para penduduk sipil. Maain^-maning pihak merasa
mendapat ltemenangan dan berhasil menimhulkan kerugian
yang besar, kemudian iflengumumkamiya kepada pern dunia.
Alasan lcedua, karena perang Iran-Irak telah mei
luas menjadi perang teluk yang terbuka dan melibatkan
negara-negara lain sehingga menambab keruh situaoi.
Pemasangan ranjau-ranjau dan puiumbakan kapal-kapal di
Teluk Persia rnerupakari gangguan terhadap lalu-lintan pe­
layaran internasional, yang rnerupakan kebutuhan vita],
bagi negara-negara lain yang berkepentingan dalam menggunakan Teluk Persia.
Alaaan ketiga, karena Iran dan Irak telah ineratifikasi Konvensi-konvcnci Jenewa 1953. Irak juga te­
lah meratifikasi UNCLOS 1982, s<.dang!.;ar« Iran hanya r.unandatangani, namun UNCLOS 198,? ju^a bcrlaku terhadap
Iran. V/alaupun UNCLOS 1982 tidw.k diratii’ikaci, akan, tetap
diterima melalui konsensus umum masyarakat internasional
sebagai. operational umum. Maka uelayaknya Iran dan Irak
molakscinakan ketontuan-ketentuan yang terdapat didalam
UNCLOS 1982 secara konaekuen.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4. Tujuan Penulisan
Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai berikut ;
a* Untulc memenuhi persyaratan akademis di Fakultas Hukum Unair guna memperoleh gelar sarjana,
b. Untuk memberik£in suatu sumbangan pemikiran
terhadap masalah yang terjadi, khususnya yang
menyanglcut hukum laut,
c* Untuk mengetahui sejauh mana peranan dari hulcum laut terhadap masalah pemasangan ranjauranjau dan penembakan kapal-kapal di l'eluk
Persia, sehubungan dengan perang Iran-Irak*
5. Metodologi
a. Pendekatan masalah.
Pembahasan dalam penalisan ini adalali pembahasan
dari segi hukum sehingga pendekatan masalahnya adalah
pendekatan yuridis dengan meadasavkan pada ketentuan
yang berlaku,
b. Sumber data.
Sumber data yang digunakan berupa; buku, majalah,
surat kabar, bacaan lainnya serta sumber lain yang mendukung yaitu informasi dari lembaga tertentu yan^ berisi
keterangan yang berkaitan dengan masalah ini.
c. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data.
Pengumpulan data dengan cara mengadakan studi kepustakaan dan rnenginve nt ar isa s ilean bahan-bahan dari sum-
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ber data, kemudian dari hasil pengumpulan tersebut diadakan pengolahan data dengan cara mengambil inti yang
terkandung. Setelah itu dilakukan pembahasan secara yuridia*
d. Analisa data.
Analisa yang saya pilih adalah analisa deskriptif.
Masalah yang ada, saya analisa guna memperoleh beberapa
keaimpulan dan jawabannya,
6. Pertanggung-nawaban Sistematlka
Penulisan skripsi ini, saya bagi dalam lima bub.
Bab pertaina merupalcan bab pendahuluan karena dalain bab ini diuraikan mengenai Jatar belakang dari masa­
lah yang akan dibahas.
Sebelum pembahasan masalah pokok, perlu diketuhui
lebih dulu pengaturan dan penggunaan pelayaran di Teluk
Persia serta pengaturan pelayaran di S^lat Hormuz.
Dalam bab kedua diuraikan mengenai letalc, kondisi
geograi’is, dan kedudukan serta penggunaan pelayaran di
Teluk Persia..Juga diuraikan mengenai pengaturan transit
passage di Selat Hormuz. Dari aini kita akan lebih rnudali
dan runtut dalam menganalisa dan membahas permasalahan.
Pada bab ketiga, pembahasan dinruhkan pada pokok
masalah. Pc-ncegahan dan pcnanggulangau terhadap gangguan pelayaran ditinjau berdasarkan hukum laut internasio­
nal, dikaitkan dengan kewenangan Iran dan Irak sebagai
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
negara pantai. Disini juga diurailcan mengenai campur ta­
ngan negara-negara asing sebagai akibat dari pemasangan
ranjau-ranjau dan penembakan kapal-kapal, ditinjau dari
hukum internasional.
Dalam bab keempat diurailcan mengenai cara-cara
yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan masalah ini, yaitu penyelesaian secara damai'dan penyelesaian dibawah
PBB,
Seperti lazimnya dalam penulisan ilmiah, diperlukan kesimpulan dan saran. Ini saya letakkan pada bab
terakhir yaitu bab kelima sebagai penutup.
Saya mengambil kesimpulan setelah membahas dan rnengkaji
masalah tersebut. Kemudian dari kesimpulan itu, saya co~
ba memberikan saran-saran guna ikut mengatasinya.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PJ3NGATURAN BAN PENGGUNAAN PK1AYARAN
DI TELUK PERSIA DAN SELAT HORMUZ
-
1. Pengaturan Teluk Persia
1.1.Letak dan kondisi geografis.
Teluk Persia terletak diantara Semenanjung Arab
2
dan Iran, mempunyai luas 241 .000 km . Dari hulu sungai
Shatt al Arab hingga muaranya di Selat Hormus, panjangnya lebih kurang 430 mil laut dan lebar maksimal 160 mil
laut dengan kedalaman yang paling dalam sekitar 100 meter dan rata-rata tidak lebih dari 40 rneter.
11
Bagian
yang lebih dalam ada di bagian teluk yang lebih rendah
dan sepanjang pantai pegunungan Iran.
Ada delapan negara yang letaknya mengelilingi teluk yaitu: Iran dan Irak yang membentang dari Selat Hormuz,
Kuwait, Saudi Arabia, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab
dan Omman yang menghadap sebelah barat Shatt al Arab,
Di kawasan Teluk Persia terkurnpul sedikitnya 60
%
dari sumber minj'-ak dunia, sekitar 370 milyar barrel minyak, yang terbagi dalam delapan negara teluk.
'‘?Adanya
1
^ R i c h a r d Young," The Persian Gulf", R.Churchil,
K.R.Simmonda, Jane Welch, New Direction : In The Law of
The Sea, Vol.Ill, The British Institute of International
and Comparative Law, London, 1973, h.231.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sumber minyak ini menjadikan negara-negara tersebut memperoleh penghasilan yang tinggi dari ekspor minyak burai.
Selain memberikan keuntungan ekonomi, sumber minyak ini
juga membaua implikasi politic dan strategis.
1*2.Kedudukan Teluk Persia.
Perairan Teluk Persia dianggap sebagai bagian da­
ri laut lepas, kecuali sekeliling laut wilayah. sepanjang
dataran pantai* Hal ini dinyatakan oleh ahli-ahli hukum
dari komite dalam Konperensi Internasional Perdagangan
Senjata di Jenewa tahun 1925.
1’*$
Menurut komite khusus,
sesuai dengan pandangan Hukum Internasional* status TeLuk
Persia sama dengan laut terbuka.
Teluk Persia merupakan laut terkurung ( enclosed
sea ) yang digunakan untuk berbagai tujuan.**^ Perairan
yang substansial dari teluk adalah vvewenang nasional di
bawah rezim laut wilayah dari nogara pantai tetapi de­
ngan hak innocent passage ( lintas damai ) untuk kapalkapal asing*
12
Anthony Hyman,” Security Contrains in The Gulf
States", Conflict Studies, No.168, The International for
Study of ConfU'c'FV'"London, h.3*
1^
^Richard Young, op.cit., h.232.
14Ibid., h,238.
Lihat juga Anthony Hyman, op.cit», h.4-.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Dari delapan negara teluk, ada lima negara yang
mengklaim laut wilayahnya eelebar 12 mil yaitu: Saudi
Arabia pada tahun 1958, Irak pada tahun 1958, Iran pada
tahun 1959* Kuwait pada tahun 1967 dan Omraan pada tahun
1972. Sedangkan Bahrain, Qatar dan Uni Emirat Arab belum
meraberikan pernyataan berapa lebar laut wilayah masingmasing, tetapi umumnya negara-negara berkembang meng­
klaim laut wilayahnya oelebar 12 mil. Hal ini demi raelindungi kepentingan-kepentingan dan menjamin keamanan
negara-negara. tersebut di laut wilayah.
Tak ada ketentuan lain yang mengatur tentang perairan diluar laut wilayah negara-negara teluk. Hal ini
menyulitlcan untuk menentukan hak-hak yang timbul dari
perairan di laut wilayah negara pantai, Metode lama yang
biaaanya digunakan untuk memecahkan maaalah ini. adalah
melalui perjanjian internasional, tetapi dalam hal ini
talc ada perjanjian internasional antara negara-negara
teluk, khususnya antara Iran~Irak sebagai pihak-pihak
yang berperang, mengenai pengaturan Teluk Persia. Karena
itu kita pergunakan saja ketentuan-ketentuan yang telah
ada*
1,.2.a.Teluk Persia adalah laut terkurung ( enclosed
oca ).
Hal ini dinyatakan oleh ahli hukum internaoio*nal Richard Young dan Anthony Hyman.
Ketontuan mengenai laut terkurung dan aetengali
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
terkurung terdapat dalam UNCLOS 1982 pasal 122 dan 123,
Pasal 122. menjelaskan definisi laut terkurung atau se15
tengah terkurung : '
For the purpose of this Convention, "enclosed or
semienclosed sea" means a gulf, basin, or aea
surrounded by two or more state and connected to
another sea or the ocean by a narrow outlet or
consisting entirely or primarily of the territorial
seas and exclusive economic zones of two or more
coastal states.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat diketahul bahwa Teluk Persia termasuk laut terkurung, se~
bab Teluk Persia dikelilingi oleh beberapa negara yaitu
Iran, Irak Saudi Arabia, Kuwait, Bahrain, Qatar, Uni
Emirat Arab dan Omman; yang dihubungkan dengan laut
terbuka yaitu Arabia; oleh suatu celah sempit yaitu Selat
Hormuz. Jadi Teluk Persia memenuhi syarat untuk laut
terkurung*
1*2.b, Perairan Teluk Persia diluar laut wilayahLebar teluk yang hanya 160 mil laut sebenarnya
tidak memenuhi syarat untuk dilcategorikan kedalam laut
lepas, karena.setelah dikurangi 12 mil yang merupakan
laut wilayah negara pantai dan hingga aejauh 200 mil
yang merupakan zona ekonomi ekaklusif, perairan teluk
^ S a h o n o Subroto, Sunardi, Wahyono S.K*, Konvensi
PBB tentang Hukum Laut, Cet.ke 1, Surya Indah, Jakarta,
T9B3, fiTi'45"
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tidak mencukupi bahkan tidak memungkinkan untuk adanya
laut lepas, bila negara-negara teluk mengklaim zona
ekonomi oksklusif. Namun diluar laut wilayah negara pan­
tai, perairan Teluk Persia terbuka untuk lalu lintaa pe­
layaran negara-negara martapun. Ini menurut pandangan hu­
kum internasional yang berasal dari keb.iar.aan internasio­
nal yang berlaku sejak dahulu. Telah berabad-abad Teluk
Persia digunakan untuk bcrbagai tcepentingan terutama d&lam bidang pordag&ng&n. Teluk Persia merupakan sarana
transportasi yang vital bagi para pedagang. Banyak kapalkapal yang merapat di pelabuhan-pelabuhan sekitar teluk.
Dibawah ini diaebutkan ke Lent.uan-ketentuan me­
ngenai zona ekonomi eksklusif dan laut lepas, yang dikaitkan dengan Teluk Persia.
Pasal 55 UNCLOS 1982 menguraikan pengertian zona
ekonomi eksklusif yaitu wilayah diluar dan berdamp.ingan
dengan Laut Teritorial, yang tunduk pada rezim hukiun
khusus^yang ditetapkan, dimana Lak-hak dan jurisdikni
negara pantai dan hak-hak stirU kehebauan-kcbebasan ne­
gara lain diatur oleh ketentuan-kotentuan yang relevan
dan konvensi ini.
Pasal 86 UNCLOS 1982 monguruikan pengertian laut
lepas yaitu semua bagian dari laut yang bukan termacuk
laut teritorial, perairan pedal Lilian atau perairan kepulauan suatu negara, dan sona ekonomi eksklusif*
Pasal 55 berkaitan dengan .nana] 86.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sebelum negara-negara teluk inengklaim zona ekonomi
eksklusif, maka perairan teluk diluar laut teritorial
merupakan laut lepas. Apabila negara-negara teluk mengklaim zona ekonomi eksklusif, raaka Teluk Persia tidak
memunglcinkan adanya laut lepas karena lebar teluk hanya
160 rail, Diluar laut teritorial negara pantai, berlaku
freedom of navigation untuk pelayaran kapal-kapal asing,
Kemudian pasal 74 ayat 1 UNCLOS 1982 menegaskan
bahwa penetapan zona ekonomi eksklusif antara negara-ne­
gara yang pantainya berhadapan atau berdampingan harus
diadakan dengan persetujuan atas dasar hukum internasio­
nal untuk mencapai suatu pemecahan yang adil. Negara-negara teluk berhak mengklaira zona ekonomi eksklusif sainpai jarak setengah dari lebar teluk yaitu 80 mil ber­
dasarkan penarikan garis batas yang sama jarak ( equidistance line ), atau dapat juga menetapkan zona ekonomi
eksklusif dengan mengadakan persetujuan antara negaranegara tersebut.
Pasal 58 Juneto pasal 87 UNCLOS 1982 menegaskan
kebebasan pelayaran di zona ekonomi eksklusif,
Kebebaean itu meliputi :
(a) Kebebasan pelayaran dan penerbangan;
(b) Kebebasan untuk memasang kabel-kabol dan saluran
pipa-pipa dibawah permukaan laut;
(c) Penggunaan lain yang sah menurut hukum internasional
yang bertalian dengan kebebasan-lcebebasan ini.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Ada ketentuan penting yang tercantum didalain pasal ini
yang membatasi kebebasan pelayaran, Kapal-kapal asing
berhak melakukan pelayaran nanmn sesuai dengan ketentuan
dalam pasal ini yang menyatakan bahwa kebebasan berlayar
tak boleh* diartikan secara mutlak, maka harus pula diperhatikan kepentingan-kepentingan negara-negara lain,
Pasal 88 UNCLOS 1982 menyatakan bahwa laut lepas
diperuntukan bagi tujuan-tujuan damai. Ini berarti laut
lepas tak boleh digunakan untuk makaud-makaud yang ber~
tentangan dengan kemanusiaan dan yang dapat merugikan
kepentingan masyarakat umumnya* Hal ini juga berlaku
terhadap Teluk Persia, Pemasangan ranjau-ranjau dan
penembakan kapal-kapal yang dilakukan Iran dan Irak bertentangan dengan ketentuan pasal tersebut*
Pasal 89 UNCLOS 1982 menegaskan bahwa tak satupun
negara yang berhak niengklaim laut lepas menjadi kedaulatannya* Laut lepas tidak berada dibawah kedaulatan negara
tertentu, melainkan terbuka untuk seraua negara,
Kapal-kapal asing berhak menggunakan perairan Teluk
Persia dan melakukan pelayaran.'
2. Penggunaan Pelayaran di Teluk Persia
Kawasan Teluk Persia merupakan pengfrasil minyak
yang terbeaar. Setiap hari beberapa juta barrel minyak
mentah diproduksi dari ladang-ladang minyak lepas pantai
yang tersebar di aepanjang teluk, Aktivitas ini menimbul-
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kan kebutuhan sarana untuk menunjang kelancaran produksi
terutama yang menyangkut tranaportasi. Minyak yang di**
hasilkan dari ladang-ladang minyak lepas pantai diekspor
ke luar negeri melalui laut yang diangkut dengan tankertanker. Selain itu perairan Teluk Persia juga digunakan
untuk lalu-lintas kapal-kapal niaga lainnya.. Hal ini rnenimbulkan masalah baru mengenai pelayaran, bagaimana
mengatur penggunaan perairan teluk sehingga dapat mencakup berbagai kepentingan*
Pasal 14 Konvensi Jenewa 1958 tentang Laut Wila­
yah dan pasal 1.7 UNCLOS 1982 menyatakan bahwa setiap
kapal berhak melakukan lintas damai di laut wilayah.
Kemudian pada pasal 19 UNCLOS dijelaskan pengertian lin­
tas damai yaitu sepanjang tidak melanggar kedamaian, ketertiban atau keamanan negara pantai. Ketentuan mengenai
lintas damai ini dapat dikonfirmasikan melalui perjanjian internasional dan peraturan hukum internasional lainnya. Sesuai dengan ketentuan kedua pasal diatas, maka
setiap kapal berhak melakukan pelayaran di laut vrilayah
negara-negara kawasan Teluk Persia sepanjang tidak meng~
ganggu kedamaian, melanggar ketertiban dan keamanan.
Pasal 14 ayat 6 Konvensi Jenewa 1958 tentang La­
ut Wilayah dan pasal 20 UNCLOS menyatakan bahwa kapalkapal selam dan sejenisnya wajib untuk berlayar diatas
permukaan laut wilayah dan harus memperlihatkan benderanya* Ini berarti terhadap kapal-kapal selam dan sejenis-
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
nya yang berlayar di Teluk Persia berlaku ketentuan yang
sama.
Pasal 23 UHC10S 1982 menegaskan bahwa kapal-kapal
asing yang bertenaga nuklir dan kapal-kapal yang membaua muatan nuklir atau aat-zat yang berbahaya dan rnerusak lainnya bila raelalui laut wilayah, wajib wembawa
dokumen-dokumen dan memenuhi tindalcan-tindakan pencegahan yang ditetapkan oleh perjanjian-perjanjian internasional untuk kapal-kapal demikian.
Ini berarti kapal-kapal asing yang dapat digolongkan
kedalam kriteria diatas, wajib memenuhi ketentuan yang
ditetapkan bila melalui laut vilayali dari negara-ne&ara
kawasan Teluk Persia.
1
3» Pengaturan Pelayaran di Selat Hormuz
1
Selat Hormuz merupalcan bagian dari Teluk Persia
yang paling aempit dan merupakan jalan rnaouk menuju teluk. Panjang Selat Hormuz 16,5 mil dan lebarnya lebih.
kurang 26 rail*
16
Selat Hormuz tei'masuk nelat internasio-
nal karena sejak dahulu dipergunakan sebagai lalu-lintau
kapal-kapal ke Teluk Persia dan dari Teluk Persia, terutama kapal-kapal yang mengangkut minyak.
Ketentuan mengenai selat-selat yang dipergunakan
untuk pelayaran internaeional tidak diatur dalam Konven-
^ R i c h a r d Young, op,cit., h,231.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
si-lconvensi Jenewa 1953* melainkan diatur dalam Bagian
III UNCLOS 1982 pasal 34-45 - Berdaearkan fungainya ae~
bagai lalu-lintas pelayaran internasional, maka terhadap
Selat Hormuz berlaku ketentuan mengenai transit passage
yang terdapat didalam pasal 37“44> seksi 2.
Pasal 37 UNCLOS 1982 raenyatakan babwa seksi 2 ber­
laku terhadap selat-selat yang dipergunakan untuk pe­
layaran internaalonal antara satu bagian dari laut bebas
atau suatu zona ekonomi eksklusif dengan bagian lain da­
ri laut bebas atau auatu zona ekonomi eksklusif*
Ketentuan ini sesuai dengan kondisi geografis Selat Hor­
muz yang terletak antara Laut Arabia dan Teluk Persia,
yang merupakan laut bebas, dibubungkan oleh. Selat Hormuz*
Pasal 38 ayat 2 UNCLOS 1982 menegaskan bahwa
transit passage harus sesuai dengan kebebasan pelayaran
dan lintas udara yang bersifat meneruakan dan melanjutkan perjalanan melalui selat tetapi tidak merintangi pe­
layaran melalui selat dengan maksud untuk raemasuki, meninggalkan atau kembali dari suatu negara yang berbatasan dengan selat itu dengan meinenuhi syarat-syarat rnasuknya ke negara tersebut. Berdasarkan pasal ini, maka setiap lcapal berhak melakukan transit passage melalui
Selat Hormuz asalkan memenuhi syarat-syarat inaauk ke
negara yang berbatasan dengan selat.
Pasal 39 UNCLOS 1982 menegaskan tentang kewajiban
kapal-kapal dan pesawat terbang apabila melakukan transit
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
passage ; ■
* Meneruskan tanpa menunda melalui atau diatas selat;
- Menghentikan setiap ancaman atau penggunaan kekerasan
terhadap kedaulatan negara-negara yang berbatasan de­
ngan selat atau dengan cara lain yang bertentangan dongan prinsip-prinsip hukura internasional seperti tercantura dalam Piagara PBB;
- Menghentikan setiap kegiatan selain dari kejadian dengan cara yang biasa dalara melanjutkan dan meneruskan
lintas pelayaran kecuali diperlukan akibat lceadaan
darurat atau karena kecelakaan;
- Memenuhi ketentuan-ketentuan lain yang relevan dalara
. bagian ini.
Ketentuan tersebut juga berlaku terhadap kapal-kapal
yang melakukan transit passage melalui Selat Hormuz.
Pasal 41 ayat 1 UNCLOS 1982 raenyatakan bahwa ne­
gara-negara yang berbatasan dengan selat dapat menentukan
alur-alur laut dan raenetapkan pemisahan lalu-lintas
alur-alur untuk pelayaran di selat dengan maksud meninglcatkan keselamatan pelayaran.
Kemudian ayat 6 menegaskan bahwa negara-negara yang ber­
batasan dengan selat harus secara jelao menunjukkan aluralur laut dan pemisahan lalu-lintas alur-alur laut yang
dirumuokan kedalam peta dan menguraumkannya*
Selanjutnya ayat 7 menegaskan bahwa kapal-kapal yang me­
lakukan transit passage harus monghormati alur-alur laut
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dan pemisahan lalu-lintas alur-alur yang ditentulcan pa­
sal ini.
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan paaal ini, malca negaranegara yang berbatasan dengan Selat Hormuz dan kapal-ka­
pal yang inelalui selat tersebut v/ajib menerapkannya*
Pasal 42 ayat 1(a) UNCLOS 19Q2 menyatakan bahwa
negara-negara yang berbatasan dengan selat dapat menetapkan hukum dan peraturan-peraturan mengenai transit
passage melalui selat,yang berkenaan seluruhnya atau sebagian untuk menjaga keselamatan pelayaran dan peraturan
tentang lalu^lintas laut eeporti yang ditentulcan dalam
paaal 41* Kemudian ayat 2 iaenyatakan bahwa hukum dan
peraturan demikian tidak akan roenimbulkan diskriminasi
baik dalam bentuknya maupun kenyataannya diantara kapalkapal aai'ag atau dalam pelakaanaannya mempunyai akibat
yang bersifat mengingkari, menghambat atau mengui'angi
hak transit passage seperti ditentukan dalam seksi ini.
Kemudian ayat 3 dan 4 menegaakan bahwa negara-negara
yang berbatasan dengan selat uajib mengumumkan seraua
hukum dan peraturan-peraturan torsebut, dan kapal-kapal
asing yang melakukan transit passage wajib rnenaatinya,
Selanjutnya ayat 5 menyatakan bahwa negara bendera kapal
atau negara tempat pendaratan kapal terbang yang meinpunyai kelcebalan kedaulatan apabila bertindak bertentangan dengan hukum atau peraturan-peraturan demikian atau
ketentuan lain yang terdapat pada bagian ini akan me-
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
nimbulkan tanggung-jawab international atas setiap kerugian yang menimpa negara yang berbatasan dengan selatBerdasarkan isi paaal 42, maka ketentuan-ketentuan ter­
sebut wajib diterapkan oleh negara-negara yang berbatasaii dengan Selat Hormuz dan kapal-kapal yang melakukan
transit passage.
Pasal 44 UNCLOS 1982 menyatakan bahwa negara-ne­
gara yang berbatasan dengan selat tidak diperlcdnankan
raenghalangi transit passage dan rnenguiimmkan adanya bahaya terhadap pelayaran dan lintas udara didalam atau
diatas selat-selat yang telah diketahxd. Tidak boleh ada
penundaan dalam transit passage.
Ini berarti ketentuan tersebut uajib dijalankan oleh ne­
gara-negara yang berbatasan dengan Selat llormua demi kelancaran transit passage dan keselaraatan pelayaran.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB III
PEMASANGAIT RAHJAU-RANJAtJ DAN
PEHEMBAKAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA.
OLEH IRAK DAW IRAK SERTA AKIBAT HUKUHiTYA
Sejalc av/al perang teluk afitara Iran.dan Irak pada
tahun 1981, banyak sekali kapal-kapal yang terkena ranjau dan menjadi korban cerangan rudal-rudal Iran dan
Irak. Tindakan-tind&kan itu dilaltukan Iran dan Irak laun^kin dcmi kepentingan nasional yang bortujuan melindungi
Iceamanan negara masing-m&sing dari cainpur tangan pihakpihak lain. Iran dan Irak sama-sama khawatir bila kapalkapal tersebut menganglcut amunisi dan persenjataan atau
memasok bantuan lainnya untuk kepentingan pihak lawan.
Tindakin Iran dan Irak tersebut mengakibatkan kapal-kapal
asing yang tak ada sangkut-pautnya dengan perang teluk
menjadi korban, sebingga inorugikan negara-negara lain
serta meiabahayakan keselainatan pelayaran .international♦
1.L Tinjja.uan Menurut Hukum Laut Internaoional
" Iran dan Irak aebagai negara pantai dapat memberlakukan jurisdiksinya hanya di laut wilayali- Ada ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang kevenangan negara pan­
tai di laut wilayah.
as
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1.1.Kewenangan Iran dan Irak di Teluk Persia.
Iran dan Irak sebagai negara pantai inempunyai ke­
wenangan tertentu di laut v/ilayah mengenai hak-hak dan
kewajiban, yang tercantum didalam Konvensi Jenewa 1958
tentang Iiaut Wilayah clan UNCLOS 1982.
1.1.a.Hak-hak negara pantai.
Pasal 15 ayat 1 Konvenoi Jenewa 1958 tentang La­
ut V/ilayah dan pasal 21 UNCLOS raenyatakan bahwa negara
pantai dapat menerapkan hukum dan peraturan perundangan
yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan lconvensi dan peraturan^-peraturan hukum internasional lainnya berkenaan
dengan lintas damai melalui laut wilayah yang menyangkut
keselamatan pelayaran dan peraturan tentang lalu-lintas
laut ( pasal 21 ayat ,T(a)
) 9 dalam hal ini di perairan
Teluk Persia.
Kemudian pasal 22 ayat 1 UNCLOS menyatakan bahwa
negara pantai dapat meminta kapal-kapal asing yang mempergunakan hak lintas damai di laut wilayah untuk mempergunakan alur-alur laut yang telah ditentukan untuk
pengaturan lalu-lintas kapal-kapal.
Selanjutnya pasal 22 ayat 2 UNCLOS menegaskan bahwa nega­
ra pantai dapat meminta kapal-kapal bertenaga nuklir,
tanker, dan kapal-kapal yang membawa nuklir atau zat-zat
berbahaya lainnya untuk membatasi pelayarannya pada alur
alur laut.
Berdasarkan pasal 22 UNCLOS diatas, Iran dan Irak dapat
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
meminta kapal-kapal aaing lchususnya. yang dieebutkan di­
atas, imtuk mempergunakan alur-alur laut yang telah ditentukaji bila melakukan lintas damai di laut wilayahnya,
kalau perlu membatasi pelayarannya.
Dari pasal 23 UNCLOS 1982 dapat disimpulkan hak
negara pantai, dalam hal ini Iivan dan Irak, untuk mewajibkan kapal-kapal yang berteimga nuklir, membawa muatan
nuklir atau zat-zat berbahaya lainnya untuk membawa
dokumen-dolcumen dan mematuhi tindakan-tindakan pencegaban
yang ditetapkan perjanjian-perjanjian internasional un­
tuk kapal-kapal deraikian, bila raempergunakan hak lintas
damai di laut wilayah.
Pasal 16 Konvensi Jenewa 1958 tentang Laut V/ila­
yah dan pasal 25 UNCLOS 1982 menegaskan bahwa negara
pantai dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk mencegah kapal-kapal yang tidak melakukan lintas
damai di laut wilayah, juga dapat mencegah pelanggaran
terhadap syarat-syarat■yang mengatur masuknya kapal-ka­
pal asing ke perairan pedalaman atau pelabuhan-pelabuhan
diluar perairan pedalaman, serta manunda seraentara
pelayaran ke suatu daerah dalam laut wilayah untuk melindungi keamanan, termasuk percobaan senjata*
Berdasarkan pasal 25 UNCLOS diataa, maka Iran dan Irak
dapat mencegah kapal-kapal atiing yang melakukan hal-hal
diluar ketentuan-ketentuan diatas serta menunda sementara pelayaran kedalam laut wilayah untuk melindungi ke~
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
aroanan, Tetapi Iran dan Irak tidak berhak mencegah,'apalagi menembak kapal-kapal aaing yang melakukan lintas
damai atau menunda sementara pelayaran kedalam laut wi­
layah dengan alasan untuk melindungi keamanan, Hal ini
bertentangan dengan pasal tersebut.
Pasal 23 Konvensi Jenewa 1958 tentang Laut Wila­
yah dan pasal 30 UNCLOS 1982 menegaskan apabila sebuah
kapal perang tidak memenuhi ketentuan hukum dan peratur­
an negara pantai mengenai pelayaran di laut wilayah, ma­
ka negara pantai dapat raemerintahlcan untuk meninggalkan
laut wilayah. Berdasarkan pasal 30 UNCLOS 1982, raaka
logikanya Iran dan Irak tak berhak memakaa kapal perang
asing dengan kekerasan, apalagi inenembaknya agar me~
ninggalkan. laut wilayahnya, apabila kapal perang tersebut
memenuhi ketentuan hukum dan peraturan*
1.1.b^Kewajiban-kewajiban negara pantai.
Disamping memiliki hak-hak' sebagai negara pantai,
Iran dan Irak juga memiliki kowajiban-lcowajiban.
Pasal 16 ayat 3 Konvensi Jenewa 1958 tentang La­
ut V/ilayah dan pasal 21 ayat 3 UNCLOS 1982 mewajibkan
negara pantai untuk mengunmmkan semua ketentuan-ketentuan hukum dan pengaturan perundangan yang berkenaan dengan
lintas damai melalui laut wilayah yang inenyangkut keselamatan pelayaran dan lalu lintas laut.
Ini berarti Iran dan Irak juga wajib melalcsanakannya.
Pasal 22 ayat 4 UNCLOS selanjutnya mewajibkan no-
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
gara pantai untuk 'menetapkan secara jelas alur-alur laut
dan pemisahan lalu lintas alur-alur tersebut pada peta
dan mengumumkannya.
Ini berarti Iran dan Irak wajib melaksanakan ketentuan
itu agar kapal-kapal asing yang melakukan pelayaran di
laut wilayahnya'dapat melalui alur-alur laut tersebut
dengan aman,
Pasal 24 UNCLOS 1982 menyatakan bahwa negara pan­
tai tidak akan menghalangi lintas damai kapal-kapal asing
melalui laut wilayah kecuali apabila tindakan itu sesuai
dengan konvensi ini. Halam hal pelaksanaan lconvensi ini
atau terhadap setiap hukum dan ketentuan-ketentuan lain
yang telah diterima, negara pantai tidak akan :
- Mengenakan persyaratan-persyaratan kepada kapal-kapal
asing yang dapat mengakibatkan pengingkaran atau pengurangan hak
lintas damai;
- Melakukan diskriminasi dalam bentuk apapun terhadap
kapal-kapal dari suatu negara atau terhadap kapal-kapal' yang raemfcawa muatan ke dan dari atau atas nama ne­
gara tertentu.
Kemudian ayat 2 menegaskan hahwa negara pantai wajib
mengumumkan adanya bahaya terhadap pelayaran yang telah
diketahui, yang berada di laut wilayah,
Berdasarkan pasal diatas, Iran dan Irak tak berhak meng­
halangi apalp,gi menemb^k kapal-kapal aning yang melaku­
kan lintas damai di laut wilayahnya.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Iran 3uga wajib mengumumkan adanya ranjau-ranjau di per­
airan teluk sehingga dapat menghindarkan kapal-kapal
asing dari kecelakaan, walaupun sesungguhnya pemasangan
ranjau-ranjau itu bertentangan dengan hak innocent pas­
sage
1,2*Pelanggaran terhadap Hukum LautKonvensi-konvensi Jenewa 1958 maupun UNCLOS 1982
tidak inembenarkan setiap tindalcan yang dapat membahayakan keselamatan pelayaran internasional baik di laut wi­
layah maupun di laut lepaa.
Kapal-kapal yang memakai bendera suatu negara dianggap sebagai wilayah negara tersebut atas da3ar anggapan bahwa kapal itu merupakan pulau yang terapung ( float17
ing island ). ‘ Asae ini berlaku di laut wilayah maupun
di laut lepas*
Li laut wilayah, pemasangan ranjau-ranjau dan pe~
nembakau kapal-kapal asing bertentangan dengan hak inno­
cent passage- Ketentuan ini tercantum didalam pasal 14
Konvensi Jenewa 1958 dan pasal 17 UHCLOS 1982. Hal ini
berlaku bagi Iran dan Irak walaupun tindalcan-tindakan
tersebut dilakukan di laut wilayah negaranya.
Di laut lepae, pemasangan ranjau-ranjau dan penembalcan kapal-kapal asing bertentangan dengan prinsip
kebebacan pelayaran ( freedom of navigation ) yang ter-
17
'J.G.Starke, An Introduction To International Law,
Ed.IX, Butterworthsf— lionHon, 1
.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
cantum didalam pasal 2(1) Konvensi Jenewa 1958 dan pasal
87 ayat 11(a) UHCLOS 1982.
Tindakan-tindakan Iran dan-Irak tersebut juga bertentangan dengan kewajiban negara-negara untuk menggunakan laut
lepas secara damai yang dinyatalcan dalara pasal 88 UNCLOS,
2. Tinjauan Menurut Hukum Internaslonal
Kehadiran kapal-kapal perang dari beberapa negara
di Teluk Persia dengan maksud menjaga keselaraatan jalur
minyak, dan kapal-kapal penyapu ranjau bertujuan membersihkan ranjau-ranjau yangtersebar di perairan telukNamun Iran tidak menyukai kehadiran kapal-kapal asing
itu karena menurutnya hanya bertujuan memprovokasi dan
mengintervensi kedaulatannya,
Anggapan Iran tersebut harus dibuktikan dahulu.
Untuk itu akan diuraikan hal-hal yang berkenaan dengan
intervensi.
2,1*Pengertian dan ketentuan-ketentuan intervensi*
Intervensi adalah campur tangan diktatorial dalam
hal kedaulatan negara l a i n . ^ Ini pendapat Wolgang G-raf
V/itzhum dan Renate Platzoder.
1p
R.C.Hingoraniv Modern International Lav/, Ed.II,
Oxford & IBH Publishing1,' New Uelhi,
, E7515.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Bierly menyebut intervensi sebagai tindakan apapun terhadap campur tangan oleh suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain, dalam pengertian khusus,
yaitu tindakan campur tangan dalam hubungan domestik
atau luar negeri dari negara lain yang bertentangan dengan kemerdekaan negara tersebut*
1Q
Campur tangan itu bersifat irnperatif, memaksa atau di
latar-belakangi oleh ancaman atau kekerasan.
Dalam prakteknya, intervensi lebih ditentukan oleh motif
politik daripada prinsip-prinsip hulcura*
Menurut S.A.Hakim, intervensi adalah mencampuri
secara diktator urusan negara lain yang dilakukan oleh
auatu negara. dengan maksud untuk mempe.rtahankan atau me20
rubah keadaan.
Intervensi selalu mengenai kemerdekaan negara la­
in atau mengenai kekuasaan tertinggi wilayah ( territori­
al supremacy ) atau kekuasaan tertinggi ( personal su­
premacy )• Dalam pengertian hukum, intervensi menggunakan kekuatan untuk menekan negara aaing untuk bertindalc
sesuai dengan perintah negara tersebut.
Tindakan-tindakan yang dapat digolongkan inter-
^J.L.Bierly, The Law Of Nation s, Ed.V* Oxford & IBH
Publishing Co., London,
1172467
S.A.Hakim, Hukum International, Eleman-Elastar,
Jakarta, 1973, h.T?7
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
vensi meliputi :
- Bantuan ekonomi yang digunakan sebagai cara untuk menekan negara lain ;
- Siaran radio luar negeri yang dipancarlcan terhadap
penduduk euatu negara lain ;
- Sabotase ;
- Kritik dari pemerintah luar negeri terhadap urusan
dalam negeri dari negara lain ;
- Latihan militer kepada gerakan national di luar negeri
untuk mengacau negara tersebut ;
- Penggunaan fasilitas negara dalam wilayahnya untuk
membentuk pemerintah tandingan yang bertujuan menggulingkan pemerintah negara tersebut.
Intervene! bertentangan dengan hukum internasio­
nal karena merupakan kejahatan terhadap kedaulatan nega­
ra, namun dalam beberapa situasi dapat dibenarkan*
Menurut Oppenheim, suatu negara borhalc melakukan
ihtervensi dalam hal-hal sebagai berikut :
- Suatu negara yang melakukan perlindungan berhak untuk
mengintervensi dalam semua hal raengenai hubungan keluar atau ekaternal dari negara yang dilindungi.
Negara yang mempunyai negara protektorat berhak roengatur urusan ekaternal dari negara yang dilindungi.
Lembaga-lembaga dari negara protektorat adalah produk
^'R.C.Hingorani, op»cit., h.316.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dari perjanjian antara dua negara tersebut, maka
tindakan yang dilakukan dengan persetujuan negara lain
■akan dianggap intervene! karona negara protektorat ti­
dak berdaulat penuh ;
- Negara berhak untuk mengintervensi urusan elcsternal
negara lain bila suatu urusan elcsternal negara ter09
sebut bersamaan waktunya dengan urusan negara lain. w
Kemerdekaan negara yang bersifat keluar dibatasi
oleh perjanjian internasional. Bila negara itu melanggar
batasan itu, maka negara-negara peaerta perjanjian yang
lain dapat melakukan intervensi.
Bila dalara masa damai suatu negara melanggar peraturan
hukum internasional yang diakni umurn atau yang ditetapkan
dalara perjanjian internasional, maka negara-negara lain­
nya dapat mengadakan intervenai,
Menurut Starke, tindakan intervensi yang diperbolehkan hulcum internasional sebagai perkecualian antara
lain :
- Untuk melindungi hak-hak dan kepentingan serta keamanan warga negara di luar negeri ;
- Eembelaan diri ( self defence ) karena ancaman serangan beraenjata.
2*3
Intervene! juga dapat terjadi untuk keseimbangan
22Ibid., h.31.6
,G.Starke , op»clt ■, h.100.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kekuasaan ( balance of power ) walaupun intervensi itu
tidak berdasarkan hak. Alasan-alasan untuk melakukan intervenai didasaxkan persaingan kekuatan-kekuatan beoar
yang mencoba raendirikan atau mempertahankan hegemoni mereka atau meluasnya pengaruh pada keseimbangan pengendalian lcekuatan.
Intervensi karena invitasi ( undangan ) ,terjadi
apabila negara asing raembantu suatu negara ataa dasar
permintaan.
24
Hal ini timbul bila suatu negara rnerasa
terancara oleh gangguah dari dalam atau invasi dari luar.
Bila pemerintah yang sah meraaa terancara oleh suatu kelompok pemberontak yang didukung kelcuatan dari litar, ina~
ka. pemerintah yang sah akan meminta bantuan dari negara
asing. Hal yang saraa terjadi bila suatu negara yang lemah diinvasi oleh negara lain yang kuat, maka negara
yang lemah akan meininta bantuan dari negara lain yang
lebih kuat untuk raengusir gangguan itu eehingga dapat
melindungi kebebasan politiknya dan intensitas politiknya tetap terjamin.
Intervensi melanggar pasal 2 (4) Piagara PBB yang
raelarang penggunaan kelcuatan atau ancaman yang bertentangan dengan integritas teritorial dan kebebasan politik negara lain.
Prinsip non intervensi juga terdapat dalam Dekla-
2^R*C.Hingorani, op-clt., lw325*
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
raai 1965 yang menyebutkan bahwa talc ada negara yang berhak untuk inengintervdnai secara langsung maupun tak langsung dengan dalih apapun dalara urusan internal maupun
ekaternal dari negara lain,
Intervensi hanya diijinkan raenurut Piagam PBB bi­
la Dewan Kearaanan raengambil tindakan raenurut bab VII Pi­
agam PBB, setelah menentukan sebagai pelanggaran ataulcah
ancaman terhadap perdamaian internasional.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan mengenai inter­
vensi tersebut* maka kehadiran kapal-kapal penyapu ranjau dan kapal-kapal perang asing di Teluk Persia, dapat
dibenarkan, lcarena kapal-kapal tersebut tidak melakukan
carapur tangan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Iran.
Selam& kapal-kapal tersebut tidak raenyimpang dari t.ujuan
semula dan melakukan tugasnya aebagaimana mestinya tanpa
disertai ancaman atau telcanan, maka kehadiran kapal-ka­
pal tersebut tak dapat dikategorikan sebagai intervensi
terhadap kedaulatan Iran.
2.2.Keterlibatan Negara-negara Asing*
Perang teluk yang berlarut-larut raengakibatkan
ketegangan yang rnemuncak dan jatuhnya lcorban-korban jiwa
serta kerugian yang becar, oehingga inengundang hadirnya
pihak-pihak lain yang ikut campur dan mengundang hadirnya
negara-negara lain dengan makaud ikut mencari cara-cara
penyelesaian* Namun kehadiran negara-negara toroebut se-
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
hagai pihak ketiga yang bertujuan raeredakan ketegangan
dan mengakhiri perang teluk, juatru inemanaskan situasi
dan meraperkeruli keadaan. Perang terbuka telah menempatkan kawasan teluk sebagai. areal rivalitag ( persaingan )
militer diantara negara-negara beoar inaupun negara-negara teluk dalam kondisi yang lebih eksplosif.
2*2.a*Keterlibatan Amerika Serikat*
Amerika Serikat berusaha menjaga kebebasan pe­
layaran di Teluk Persia dengan mengirimlcan armadanya untuk melindungi kapal-kapal Kuwait yang berbendera Ameri­
ka Serikat, namun hal ini nampak sebagai dukungan Ameri­
ka Serikat kepada Irak sebab Kuwait adalah oekutu u'tama
Irak*
Presiden Carter mengeluarkan dolctrin pada tanggal
20 Januari 1980 yang menyatakan bahwa eetiap kekuatan
r
dari luar yang mencoba untuk memperoleh kontrol atas wi­
layah Teluk Persia, akan dianggap aebagai serangan ter­
hadap kepentingan utama Amerika Serikat dan aerangan itu
akan dibalas serta dihancurkan dengan kekuatan militer*
25
Doktrin itu diaebut Doktrin Carter yang bertujuan memperingatkan Uni Sovyet agar rnenghontikan kegiatannya untuk memperoleh kontrol ataa kawaoan Teluk Persia.
Amerika Serikat juga melakukan penetrasi ke Teluk
Persia, Penetrasi ini tergantung pada pangkalan militer
^ A n t h o n y Hyman, op.clt., h.,6.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
sejauh 7000 rail, dengan jarak 12000 mil laut dari pangkalan militer menuju laut melalui Tanjung Harapan Baik,26
Hal ini berlav/anan dengan langkah Sovyet yang dapat lebih cepat dan mudah untuk maauk ke kawasan Teluk Persia
dengan menggunakan basis di Afghanistan sebaik faailitas
angkatan laut di Aden, railik Amerika Serikat,
'Disamping itu Amerika Serikat juga menyempurnakan
formasi The.United States Central Command ( USCENTOM )
pada. akhir 1981, dengan komando pusat Amerika Serikat.
USCENTOM merupakan unit-unit angkatan laut Amerika
Serikat di kawaaan Laut Arabia-Samudra Indonesia yang
diperkuat oleh angkatan laut dari Perancia* Inggris,
Australia, dan Selandia Baru*
Tindakan-tindakan Amerika Serikat itu dapat dieebut sebagai intervensi karena melakukan carnpur tangan
dalam hubungannya dengan negara lain, dalam hal ini Iran
dan Irak* Campur tangan Amerika Serikat itu disertai an­
caman terhadap negara lain yaitu Sovyet, dengan maksud
untuk memperoleh kontrol ataa wilayah Teluk Persia,
Untuk merapertahankan keberadaannya di kawasan teluk,
Amerika Serikat membentuk kekuatan angkatan laut yang di
bantu oleh angkatan laut dari negara-negara aekutunya,
Kehadiran armada Amerika Serikat di Teluk Persia bukan
26Ibid., h.7.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
hanya untuk menjaga kebe'basan pelayaran, tetapi sudah
melangkah lebih jauh.
2.2.b.Keterlibatan Uni Sovyet.
Sovyet menyatakan bersikap netral terhadap perang
teluk karena tidak mempunyai kepentingan ekonomi sebagai
mana Amerika Serikat. Namun Sovyet merasa khawatir texhadap ancaman militer yang terjadi di kawasan teluk, sehingga Sovyet menyueun strategi untuk menjaga keamanan
)
perbatasannya dengan negara-negara tetangga Arab. Namun
tindakan itu dipandang oleh negara-negara Arab* terxitama
Iran sebagai agresi.
Kepentingan Sovyet mencakup berbagai falctor yaitu
posisi strategis Iran., perbatasan dengan Iran yang cukup
panjang dan penyebaran fundamentaliame Islam kedalam wi27
layah Asia Tengah Sovyet.
Sovyet mengelcsploitir secara tajam revolusi Iran sebagai
gerakan rakyat anti imperialisme walaupun Sovyet juga
v/as-was terhadap semangat Islam. Sovyet bertindak demi­
kian agar negara-negara barat, khusu3nya Amerika Serikat
metnusuhi Iran. Hal ini akan merepotkan Iran yang sekaligus menghadapi Irak dan Amerika Serikat, sehingga sebagian kepentingan Sovyet dapat terlindungi karena Iran
tak sempat menyebarkan fundamontaliamenya kedalam wila-
^V/iratmo Soekito," Dukungan Moslcow Untulc Reaoluoi
Dev/an Keamanan PBB", Surabaya Post, 27 Juli 1987.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
yah Asia Tengah Sovyet*
Selama ini' Sovyet niemasok persenjataan kepada
Irak, Ini dilakukan Sovyet setelah cukup lama menilai
secara hati-hati revolusi Iran dan perkembangan perang
teluk, Namun akhir-akhir ini terlihat tanda-tanda bahwa
Sovyet berusaha memperbaiki hubungan dengan Iran,
Langkah ini ditempuh Sovyet sebab pada tahun 1921 pernah
ada perjanjian antara Uni Sovyet-Iran yang raengijinkan
Sovyet untuk melakukan intervensi bila kekacauan di Iran
po
mengancam stabilitas dan keamanan Sovyet.
Pernyataan Uni Sovyet mengenai Icenetralannya ternyata terbukti sebaliknya, karena Sovyet memasok persen*
jataan kepada Irak* Sovyet was-was terhadap perkembangan
perang teluk dan was-was jika Iran rnenyebarkan fundamentaliomenya ke bagian wilayahnya. Sovyet kemudian rnemperbaiki hubungannya dengan Iran atas dasar perjanjian yang
pernah dibuat, yang mengijinkan Sovyet untuk melakukan
intervensi bila kekacauan di Iran inembahayakan Sovyet,
Intervensi terhadap suatu negara talc dapat dibenarkan*
narnun karena telah diperjanjikan, malca wajib ditepati
berdasarkan aaas pacta sunt servanda. Sovyet dapat me­
lakukan intervensi apabila Iran melanggar ketentuan da­
lam perjan^ian itu,
^ J i a o n im, "Iran The Draining VarH, Conflict Bulletin,
The Centre For Security And Conflict StudTes r"london^
1987, h,2.
t
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV
ALTERNATIF CARA-CARA
UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH
*
1. Penyelesalan Secara Damai
Upaya untuk raengakhiri perang teluk antara IranIrak dapat ditempuh melalui cara-cara damai yaitu ; negoeiasi, good offices & mediaoi, inquiry, konsiliasi, ar~
bitraae, dan melalui PBB.
'1.1*Negosiasi ( perundingan )•
Negosiasi adalali kontak langaung antara negaranegara yang bersengketa untuk menyalurlcan perdebatan
pq
mereka dan menyeleaaikan secara baik‘.
Negosiasi dapat
bersifat terbuka atau khusus atau bersifat kedua-duanya.
Sebelum dilakukan negosiasi, dapat didahului de­
ngan pembentukan komiei untuk menyelidiki fakta-fakta dan
raembahas pokok-pokok dari perbedaan diantara negara-nega­
ra yang beraengketa. Negosiasi juga dapat dibentuk pada
tingkat menteri luar negeri atau konperensi antara negaj
ra-negara.
Berdasarkan penjelasan diataa, maka negosiasi da­
pat dilakukan antara Iran-Irak untuk mengakbiri perang
2^R.C,Hingorani, op.clt., h,302*
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
teluk. Negosiasi ini dapat bersifat terbuka yang melihat
lean negara-negara lain di Teluk Persia, karena juga terlibat dalam perang teluk seeara tak langsung diinana kapal
kapal mereka menjadi korban ranjau-ranjau dan serangan
rudal-rudal. Negosiasi dapat bersifat khusus yang diadakan antara negara-negara yang bersengketa saja yaitu
Iran dan Irak, dapat juga bersifat keduanya dengan mengadakan negosiasi yang bersifat khusus lebih dahulu,
kemudian mengadakan negosiasi yang bersifat terbuka.
Negosiasi ini dapat dilakukan oleh menteri luar
negeri Iran dan menteri luar negeri Irak, atau d'iadakan
melalui konperensi antara negara-negara, khususnya nega­
ra-negara teluk.
1.2.Good offices ( jasa-jasa baile ) dan mediasi ( penengahan ).
Apabila para pihalc yang bersengketa gagal untuk
bertemu dan mencapai persetujuan melalui negosiasi, maka
pihalc ketiga dapat membantu mengadakan jasa-jasa balk
atau penengahan untuk mengatur portenman antara negaranegara yang bersengketa untuk mcmecahkan masalah dengan
baik* Pihak ketiga tersebut dapat perseorangan atau
suatu negara. Ada kemungkinan pihak-pihak yang bersen^lceta dapat mencapai persetujuan.
Ada perbedaan antara jasa-jatm bailc clan penengahan. Pada jasa-jasa bailc, pihak ketiga berusaha mengajak
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
u
pihak-pihak yang bersenjata menuju meja konperensi tapi
tidak memborikan advis, sedangkan pada penengahan, pihak
ketiga memberikan advis untuk mcmecahkan masalah,^0
Dalam masalah perang teluk, negara Teluk Persia
i
selain Iran dan Irak, dapat bertindak sebagai pihak ketigaf atau negara lain yang netral makoudnya yang tidak
terlibat dalam perang teluk, sehingga ada kemungkinan da­
pat tercapai suatu persetujuan*
Pertemuan antara Iran-Irak yang diselenggarakan oleh pi­
hak ketiga tersebut sebaiknya diadakan di negara yang
netral supaya tidak menimbulkan kecurigaan Iran ataupun
Irak bahwa pertemuan itu hanya akan menguntungkan pihak
lawan *
1.3.Inquiry ( pencarian fakta-fakta ),
Inquiry adalah cara untuk raenyeleoaikan sengketa
internasional secara damai yang dicetuskan dalam Konperensi Haque tahun 1899*
Inquiry raerupalcan proses penyelidikan terhadap faktafakta dari tuntutan-tuntutan negara-negara yang bersengketa, tanpa merapertimbangkan kehormatan atau ke~
pentingan negara-negara tersebut.
^1
Untuk menjalankan fungai pencarian fakta-fakta,
30Ibid., h.304.
31 Ibid., h.308.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dibentuk suatu komisi yang menerima bukti-bukti dan penjelasan dari. negara-negara yang ber&engketa, kemudian
memeriksanya,
Pasal 33 Piagam PBB juga menyebutkan pencarian
fakta-fakta merupakan salah aatu cara untuk menyelesaikan sengketa secara damai.
Dalam masalah perang teluk, dapat juga diupayakan
penyelesaian melalui pencarian fakta-fakta dengan membentuk suatu komisi yang ber&nggotakan wakil-wakil dari
negara-negara netral. Komisi ini akan melakukan penyelidikan terhadap fakta-iakta. dari tuntutan-tuntutan Iran
dan Irak, dengan cara mengumpulkan bukti-bukti yang menyangkut perang teluk kemudian mencocokkan apakah buktibulcti tersebut sesuai dengan fakta-fakta. Komisi ini ju­
ga dapat menerima atau meminta penjelasan dari Iran dan
Irak sehubungan dengan bukti-bukti dan fakta-fakta ter­
sebut, kemudian meinberikan pandangan apakah relevan dengan tuntutan-tuntutan kedua negax'a.
1 *4.Konsiliasi.
Konsiliasi adalah kombinasi dari pencarian faktafakta dan pemberian saran-saran untuk menyelecaikan
sengketa antara negara-negara,
32
Saran-saran tersebut
tidak mengikat negara-negara yang beraengketa, jadi ti-
32Ibid., h.309.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dak harus diilcuti.
Konsiliasi merupalcan prosedur penyelesaian sengketa yang dipilih oleh para pihak. Pihak-pihak yang bersengketa membentuk suatu komiai yang terdiri dari lima
anggota. Pihalt-pihak yang bersengketa masing-masing menunjuk satu' anggota, dua anggota yang lain dari pihak
ketiga dan yang seorang lagi ditunjuk oleh keempat ang­
gota tersebut yang akan bertindalc sebagai ketua komiai.
Fungs! komisi yaitu mendengarkan keterangan pihakpihak,,mempelajari tuntutan dan keberatan mereka, serta
memberikan pandangan guna mencapai.penyelesaian secara
•Z’X
damai. ^
Penyelesaian sengketa dengan cara konsiliasi tercantum dalam pasal 284 seksi 1 Bagian XV UNCLOS 1982
yang menyebutkan bahwa pihak-pihak yang bersengketa da­
pat meminta bantuan pihak lain untuk menyelesaikan seng­
keta dengan cara konsiliasi sebagaimana diatur dalam An­
nex V seksi 1.
Untuk mengakhiri perang teluk, dapat dibentuk euatu komisi yang susunan anggotanya seperti yang telah
disebutkan. Komisi ini menjalankan fungsi' konsiliasi de­
ngan mendengarkan keterangan dari Iran dan Irak, raempelajari tuntutan dan keberatan masing-masing pihak ser-
^J.G.Merrila, Penyelesaian Sengketa International,
Saduran Ahmad F a u z a n ^ ’tarsrto, Bancfung, TJFEnTTuTFTI
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ta memberikan pandangan berdasarkan hasil kerja. Saransaran yang diberikah oleh lcomiai tidak bersifat mengikat.
Pihalc-pihak yang beraengketa boleh menerima. atau menolak.
1*5.Arbitrase.
Penyelesaian melalui arbitrage diatur dalam Annex
VII UNCLOS 1982. Arbitrase dapat ditewpuh dalam tiga ca­
ra. Menurut seksi 1 Bagian XV, para pihak dapat memilih
suatu cara damai melalui persetujuan sehingga dapat memutuskan untuk membentuk pengadilan arbitrase,
Menurut seksi 2, kedua pihak dapat membuat pernyataan
yang memilih arbitrase aebagaimana diatur oleh ketentuan
konvensi. Bila tak ada pernyataan bersaraa, arbitrase ber­
dasarkan konvensi dianggap telah diterima sebagai prosedur bersifat wajib.
Dalam arbitrase, para pihak menyerahkan perkara
kepada orang-orang tertentu yang disebut arbitrator yang
dipilih secara b e b a s . ^ Para arbitrator ini akan member!
kan keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan.
Susunan anggota komisi dalam arbitrase seperti
pada konsiliasi. Anggota-anggota yang ditunjuk ( para
arbitrator ) harus, berpengalaman dalam masalah maritim
dan weiapunyai reputasi terbaik untuk kejujuran, kemampuan dan integritas ( pasal 2 Annex VII ),
■^J.G Starke, op,clt., h.465.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Komiai menentukan proaedurnya sendiri dan mengambil keputusan berdasarkan suara terbanyak, serta bersifat me~
ngikat.
Dalam hal perang telulc, Iran dan Irak dapat menw
buat persetujuan untuk membentuk pengadilan arbitrage,
atau memilih cara arbitrage aebagaimana diatur dalam
konvensi* Bila tidak demikian, maka Iran dan Irak dianggap menerima arbitrase berdasarkan konvensi. Iran dan
Irak dapat memilih tokoh-tokoh negarawan sebagai arbitra­
tor yang memenuhi kriteria aebagaimana diaebutkah dalam
paaal 2 diatas* Iran dan Irak wajib menjalankan keputusan yang diambil para arbitrator, karena bersifat mengikat.
2, ..Penyelesaian Sen^ketaiMelalui PBB
PBB adalah organ pusat dari pemerintah dunia dan
merupakan lembaga internasional yang torpenting*^
PBB didirikan atas dasar Piagam PBB yang ditandatangani tanggal 26 Juni 1945 &'i San Pransisco, Tujuan
PBB diuraikan dalam paaal 1 Piagam PBB antara lain yaitu
memelihara. perdamaian dan keamanan internasional secara
usaha bersama, serta menyelesaikan peraelisihan-perseliaihan yang membahayakan perdamaian. Juga inemajukan hubungan peraahabatan antara bangaa-bangsa atas dasax peraamaan hak.
55Ibid., h.377
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Berdasarkan tujuan itu, PBB dapat menyelesaikan
sengketa melalui organ-organ dibawahnya yaitu Lev/an Keamanan, Majelis Urnum, dan Mahkamah Internasional.
Irak menjadi anggota PBB pada tanggal 21 Xiesember
1945, Iran menjadi anggota PBB tanggal 24 Oktober 1945.
2.1.Melalui Dewan Keamanan.
Dewan Keamanan terdiri dari 11 anggota, 5 diantaranya anggota tetap yaitu Amerika Serikat, Uni Sovyet,
Inggris, Republik Rakyat Cina ( RRC ) „ dan Perancis.
Sedangkan 6 anggotanya tidak tetap yang dipilih Majelis
Umum uhtuk jangka waktu
3 tahun. Tiap anggota raempunyai
satu suara ( pasal 27 ayat 1 Piagain PBB ).
Menurut pasal 24 Piagam PBB, Deuan. Keamanan bertanggung-javab terhadap pemeliliaraan perdamaian dan ke­
amanan internasional. Untuk itu Bewan. Keamanan dapat bertindak menurut tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip PBB.
Kewajiban Dewaaa Keamanan PBB yaitu :
- Menyelesaikan sengketa secara damai ( pasal 33 Piagam
PBB ) dengan persetujuan suka rola, maupun dengan paksaan hukum dalam menjalankan persetujuan yang tercapai.
- Mengambil tindakan-tindakan terhadap ancaman perdamai­
an ( paaal 39 Piagam PBB ).
Pasal 51 Piagam PBB memberi hak secara individuil
atau kolektif kepada anggotanya untuk mempertahankan diri
dari serangan militer, sampai Dewun Keamanan mengambil
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tindakan seperlunya. PBB menyerahkan kepada Dewan Keamanan untuk menentukan kapan mulai bertindak. Dewan Keamanan dapat mengambil tindakan melalui pemutusan hubungan
ekonomi ataupun komunikasi ( pasal 41 )» juga menggunakan
kekuatan pasukan ( pasal 42 Piagam PBB ).
Dewan Keamanan mengadakan sidang apabila
- Sidang uraum menunjuk suatu hal yang harus diperhatikan Dev/an Keamanan sebab mengancam perdamaian
atau sidang umum menyerahkan masalah untuk diselesaikan ( pasal 11 Piagam PBB ),
- Sekjen meminta perhatian Dewan Keamanan untuk su­
atu masalah yang dianggapnya membahayakan perdamai­
an dan keamanan internasional,
- Negara'anggota ataupun bukan anggota meminta per­
hatian Dev/an Keamanan terhadap keadaan yang dapat
raenimbulkan perselieihan antara negara-negara, aohingga membahayakan perdamaian internasional ( pa­
sal 35 Piagam PBB ) •
Dewan Keamanan dapat menggunakan kekuasaan dan Icekerasan untuk memaksakan tindakan, namun veto dari salah
satu anggota dapat menggagalkan keputusan*
Dalam masalah perang teluk, PBB telah berupaya
menyelesailcan melalui Dewan Keamanan yang mengeluarkan
Resolusi No,598* Resolusi itu menyerukan kepada Iran dan
Irak untuk mengadakan gencatan aonjata dan menarik mundur pasukan masing-masing ke perbatasan internasional.
Semula Iran menolak resolusi itu karona menganggapnya
hanya menguntungkan Irak, s^dangkau Irak menerimanya.
Tetapi keiaudian Iran menerima resolusi itu setelah meng-
^M.Hutauruk, Kenalilah P B B , Cet.ke
Jakarta, 1983* h.2T l
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
3 , Erlangga,
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
alami kekalahan beruntun dalara pertempuran dan korban
yang banyak, serta kerugian yang besar.
Resolusi yang berhasil dikeluarkan Dewan Keamanan
tersebut menunjukkan bahwa Dewan Keamanan telah melakukan
tugaanya menurut pasal 24 Piagam PBB. Namun Dewan Keaman­
an tidak dapat memaksakan resolusi itu terhadap Iran sehingga. untuk beberapa lama resolusi itu seperti tak ada
gunanya, kare'na gagal dilaksanakan, Setelah Iran rncnerima resolusi itu, maka mulai nampak hasilnya* Iran dan
Irak melakukan gencatan senjata dan mengadakan perundingan dibawah pengawasan PBB, walaupun masih saja terjadi
pertempuran di wilayah perbataoan antara kedua pihak.
2.2.Melalui Majelis Umuro*
Majelis Umum adalah organ utaraa PBB yang terdiri
dari se.luruh anggota, tiap anggota memiliki 1 S u a r a . ^
Majelis Umum mempunyai lcekuasaan untuk membicarakan, menguji, menyelidiki serta mengawasi pekerjaan-pekerjaan PBB secara keseluruhan, dan organ-organ lainnya
termasuk badan-badan khusus ( paaal 10 Piagam PBB ).
Hamun kekuasaan itu dibatasi pada peiuberian rokoraendaoi
dan keputusan-keputusan yang diambil tidak mengikat.
Salah satu fungai Majelis Umum yaitu mendiskusi-
David Cushman Coyle, The.United^Nations and How It
Woi'ks, Ed*I# The Mew American ITlorary ^"TJorlJrTIFera'tui’o
IncTT New York, 1955, h*1.44 *
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kan dan merekomendasi hal-hal yang berkenaan dengan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional kepada
negara-negara anggota atau Dewan Keamanan ( pasal 11 )♦
Majelis Umum dapat merekomendasikan langkah-langkah un­
tuk raengatasi keadaan yang mengganggu keinakrauran umum
atau hubungan peraahabatan antara bangsa-bangsa, tormasuk keadaan-keadaan akibat pelanggaran Piagam PBB
( pasal 14 ).
Didalam Majelis Umum tak ada hak veto bagi negaranegara tertentu, hal ini membuat peranan Majelis Umum lebih besar untuk ikut memelihara perdamaian dan keamanan
internasional- Seringkali nasalah-masalah yang penting
diaiihkan untuk dibicarakan dalam agenda Majelis Umum,
sebab apabila dibicarakan dalam forum Dewan Keamanan,
maka akan diveto oleh anggotanya,
Majelis Umum mengambil lceputusan berdasarkan suara
terbanyak yaitu dua pertiga dari anggota yang hadir dan
ikut memberikan suara ( paaal 18 ayat 2 Piagam PBB ),
Majelis Umum yang mengangkat Sekretaris Jenderal
PBB, juga yang menyetujui B e r t a meneriraa naskah berbagai
konvensi internasional*
38
Terdapat hubungan yang orat antara Majelis Umum
dengan Dev/an Keamanan. Pada pasal 25 Piagam PBB menyata­
kan bahwa tiap keputusan Dewan Keamanan mengikat seluruh
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
anggota Majelis Umum, walaupun bukan anggota PBB. Maka
bila Dewan Keamanan telah mengoluarkan pernyataan dan
seluruh anggota Dewan Keamanan telah sepakat mengambil
sikap bersama, maka seluruh anggota Majelis Umum juga
menerima,
Majelis Umum bersidang satu kali setahun tapi da­
pat mengadakan sidang khusus atas permintaan Dewan Keaman­
an atau mayoritas anggota PBB.
Masalah perang teluk dapat pula dibicarakan dalam
sidang Majelis Umum guna raoncari penyelesaian. Majelis
Umum dapat mengutus Sekjen PBB untuk melakukan pendekatan dan mempertemukan Iran dan Irak agar mau mengadakan
lconperensi dibawah PBB atau secara langsung tatap rauka,
sehingga dapat menghasilkan suatu konvensi perdamaian,
Namun keputusan-keputusan yang diambil Majelis Umum bersifat tidak mengikat, sehingga tak dapat dipaksakan.
2.3,Melalui Mahkamah Internasional.
PCIJ ( Permanent Court International of Justice )
didirilcan tahun 1920 oleh Leage of nations yang kemudian
direvisi menjadi the ICJ ( International Court of
Justice ) pada tahun 1945 menurut Piagam PBB,
Pungsi Mahkamah Internasional yaitu memeriksa dan
mengadili perkara kontradilctoir yang diajukan oleh para
7Q
Alf Ross, A"Textbook of International L a w , Ed,I,
Longmans, Green and” D o ./"Xon^cm7~”Iu1^9'5*
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
pihak atau negara ( pasal 93 & 94 ) dan me.mberikan
advisory opinion ( pasal 96 Piagam PBB )* Advisory
opinion dapat diminta oleh organises! internasional
Mahkamah Internasional terbulca bagi semua negara
dan tak ada batasan sengketa yang dapat diajukan, baik
sengketa hukum maupun sengketa politik.^
Pasal 93 (1) Piagam PBB raenyebutkan bahwa seluruh
anggota PBB secara langsung.merupakan anggota Statuta
Mahkamah Internasional, sedangkan pasal 93 (2) mengijinkan negara bukan anggota PBB menja&i anggota Statuta
Mahkamah Internasional rnenurut kondisi-kondisi yang ditentukan Majelis Umum, atas rokomendasi Dewan Keamanan,
Namun keanggotaan dalam PBB bukan berarti negara yang
bersangkutan menundulckan diri pada yurisdiksi Mahkamah
Internasional,^0
Ketentuan pokok tentang Mahkamah Internasional
diatur dalam Piagam PBB bab XIV pasal 92-96 yang menyangkut kedudukan Mahkamah Internasional sebagai badan
peradilanp serta luibungan fungsionalnya dengan PBB dan
organ-organ lain, Sedangkan ketentuan yang menyangkut
struktur organisasi, tugas dan veuenang Mahkamah Inter­
nasional diatur dalam Statuta Mahka.mah Internasional,
Penyelesaian sengketa melalui Mahkamah InternasiO“
^°Abdul Rasjid, Upaya Penyelosaian Sengketa Antar
Negara Melalui MahkainahYnterimoToiiialt"'^Ina^ttTmu'^i^urabayaV T9S5T"luiT.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
nal bersifat auka rela* Putusan yang d.ikeluarlcan hanya
mengikat pihak-pihak yang bersangkutan ( 'pasal 59. Statuta Mahkamah Internasional ), karena itu harus ada keraauan atau consant untuk tunduk pada yurisdiksi Mahkamah
Internasional, Pasal 60 Statuta Mahkamah Internasional
menyatakan bahwa putusan Mahkamah Internasional adalah
final dan tak dapat dilakukan banding. Para pihak dapat
berperkara tanpa ada perjanjian khusus apabila masingmasing telah menyatakan secara sepihak ( perjanjian uni­
lateral ) menerima yurisdiksi Mahkamah Intex^nasional
( paaal 36(2) ) dan melalui perjanjian multilateral
( pasal 36(1) ) Statuta Mahkamah Internasional.
Untuk mengakhiri perang telulc, Iran dan Irak da­
pat mengajukan perkara kepada Mahkamah, Internasional de­
ngan membuat persetujuan lebih dahulu ( perjanjian khu­
sus ), atau tanpa perjanjian khusus apabila masing-masihg bersedia menerima yurisdiksi Mahkamah Internasional
yang dinyatakan secara sepihak ( perjanjian unilateral )
ataupun melalui perjanjian multilateral. Iran dan Irak
wajib menjalankan putusan tersdbut, Apabila salah satu
pihak tidak raau memenuhi kewajibannyap maka pihak lawannya dapat meminta bantuan Dewan Keamanan untuk melakukan
tindakan yang menguatkan dan mendesak pelaksanaan putuaan ( pasal 94 Piagam PBB ).
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PENUTUP
1 * Kesimpulan
a* Teluk Persia adalah laut terkurung dan perair­
an teluk diluar laut wilayah negara-negara sekelilingnya,
dianggap sebagai laut lepas. Perairan teluk yang merupakan laut wilayah negara-rnegara pantai mempunyai hak
lintas damai untuk kapal-kapal asing.
b* Walaupun telah meratifilcasi Konvensi-konvenai
iJenev/a 1953 dan menandatangani UNCLOS 1982, Iran dan
Irak tidak raematulii ketentuan-ketentuan yang terdapat di
dalamnya, Irak yang telah meratifilcasi UNCLOS 1982 bahkan tidak melaksanakan secara konsekuen*
c. Menurut IConvensi-konvenai Jenewa 1958 maupun
UNCLOS 1982 * tindakan-tindakan yang dilakukan Iran dan
Irak tak dapat dibenarkan. Pemasangan ranjau-ranjau dan
penembakan kapal-kapal asing yang melalui Teluk Persia,
telah melanggar prinsip-prinsip tUdalain 'hukum laut yaitu
prinaip-prinsip freedom of navigation ( kebobasan pe­
layaran ) di laut lepas dan hak innocent passage ( lintas damai ) di laut wilayah.
d* Keterlibatan negara-negara asing dalam perang
teluk semakin memperkeruh keadaan. Kehadiran kapal-kapal
asing yang bermaksud monjaga lceselamatan pelayaran telah
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
menyimpang dari tujuah semula..
Armada Amerika Serikat yang bertugas melindungi kapalkapal asing yang berbendera Ainerika Serikat, telah bertindak lebih jauh untuk memperoleh kontrol atas kawasan
teluk dan mempertahankan keberadaannya disana*
Uni Sovyet tidak lagi bersikap netral terhadap perang
Iran-Irak karena Sovyet ternyata rnemasok senjata kepada
Irak, Sovyet membantu Irak karena was-was Iran akan memenangkan perang, sehingga kemungkinan Iran akan raenyebarkan revolusi Islamnya dan memperluas pengaruh fundamentaliernenya ke bagian v/ilayah Sovyet yang berbatasan
dengan Iran*
e, Upaya-upaya penyelesaian secara damai rnaupun
melalui PBB dapat ditempuh untuk mengakhiri perang teluk*
Iran dan Irak dapat memilih oatu cara yang dianggap sesuai dan tidak merugikan aalah satu pihak.
2. Saran
a, Hendaknya antara negara-negara teluk diadakan
pe.rjanjian multilateral yang mengatur tentang pengaturan
dan penggunaan secara jelas di Teluk Persia.
Untuk itu harus diadakan konperensi internasional lebih
dulu untuk menetapkan ketentuan-ketentuan mengenai Teluk
Persia secara tegas dan pasti.
b. Hendaknya negara-negara peaerta UNCLOS 1982
khususnya Iran aegera meratifilcasinya sehingga efektivi-
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tas UNCLOS dapat diharapkan.
c.
Hendaknya-badan khusus PBB yang menangani ker-
ja sama internasional di bidung pelayaran, navigasi dan
keamanan maritim ( IMO / International Maritime
Organization ) melakukan tindakan untuk mencegah atau
menanggulangi pemasangan ranjau-ranjau dan penembakan
kapal-kapal di Teluk Persia#
d« Hendaknya Iran dan Irak benar-benar melakaanakan ketentuan-ketentuan didalam Hesolusi Dewan Keamanan
N o e598, terutama mengen&i gencatan senjata* agar kedua
pihak tfienghentikan pertempuran-pertempuran yang masih
terjadi, karena dapat menghambat jalannya perundinga.n,
e. Dalam melakukan perundingan dibawah pengawasan
Sekjen PBB, hendaknya Iran dan Irak menc^ri cara penyeleaaian yang tepat.
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAPTAR BACAAN
Abdul Rasjid, Upaya Penyelesaian Sengketa Antar Negara
Melalui Malikamah ±niernauional7 Binallinu, Surabaya,
t s b s : --------------------------Ross, Alf, A Textbook ,
-Of International Law, Bd.I, Long­
mans, Green and Co7, London, 13T7 *
Bierly,J,L,t-The Law Of Nations, Ed.V, Oxford & IBH Pu­
blishing Co \ , I'lew^elhl , 1387 •
Churchil, Siramonds, Welch, New Direction : In The Law Of
The Sea, Vol.Ill, The Brit I a h " T n F t I t I n t e r n a t i o n a l A n d Comparative Law, London, 1973.
Coyle, David Cushman, The United Nations.And How It
Works, Ed.I, The New American Li¥rar^Of' SorTd- Literature Inc., New York, 1955.
Fenwick, Charles G-., Foreign Policy And International
Law, Oceana Publications TiicT, frew York, i ^68*'
Hakim,S.A., Hukum Internasional, Eleman-Elstar, Jakarta.
1973,
;
Hingorani,R,C,, Modern International Law, Ed.II, Oxford
& IBH Publishing tfo7, N e v ’ftelhi, 1982.
— ..-— ---- -- ■ , Studies In International Lav/, Oxford &
IBH Publishing Co7 7 £fewSoIhli 1986,
Hutauruk,M., Kenalilah PBB, Cet.ke 3, Erlangga., Jakarta,
1983<
—
Lissitzyn, Oliver J,, International Law ^oday And
Tomorrow, Oceana Publications IncV, New Xorlc, 1965.
Merrils,J«Gr., Penyelesaian Sengketa International :
Saduran Ahmad lauzanf'"Tarbl^o^SanS^gT^fSSST
Mochtar Kusumaatmadja, Hukum Laut Internasional, Badan
Pembinaan Hukum NasionalHDeparEemen^elialclman, Bina
Cipta, Bandung, 1978,
O ' c o n n e ^ D . P , , Internationa^ Law, Ed„II, Stevens And
Sons, London, 1970,*"
Piagam PBB Dan Statuta Mahkamah Peradilan Internasional,
Bina, Cipta, Bandung, 1977-
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sahono Soebroto, Sunardi, Wahyono, Konvensi PBB Tentang
Hukum Laut, Cet.ke 1, Husa IndaSTTaEaFEaT™1983*
Starke, J.G-, „ Introduction To International Lav/, Ed.IX,
Butt erwortEEs7^ConSon7^1!^^
* Summers, Lionel H * , The International Law Of Peace, Oce­
ana PublicationaHEnc., fiew“York', 19T2"I
Majalaji :
Conflict Bulletin, The Center For Security And Conflict
Studies, London, Spring 1987.
Conflict Studies No.188, The International For Study Of
Conflict, London,
Law And State Vol.2 7 f The Institution For Scientific Co­
operation, Tubingen.
Law And State Vol.28, The Institution For Scientific Co­
operation, Tubingen.
Third World Quarterly, Vol.4- Ho,2, Third World Foundation
London, April 1981.
Third World Quarterly, Vol.4 Ho.4# Third World Foundation
London, Oktober 1982.
Tempo, No.28 Thn XVI, 6 September 1986*
Tempo, Ho,33 Thn X, 11 Oktober 1980.
i
Tempo, Ho.34 Thn X, 18 Oktober 1980.
Surat Kabar :
Jawa Pos, 15 Oktober 1987*
Jawa Poe, 23 Oktober 1987.
Jawa Po?, 19 Juli 1988.
Surabaya Post, 23 Juli 1987*
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
THE GULF STATES
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
LIMITED
NATIONS
Security Council
Distr.
GENERAL
S/RES/598 (1987)
20 July 1937
'
i
v.i.rerytr-
rgr-rFT.
’Tf’TwuapfTre—rs-j.t^T’T
.RESOLUTION 590 (1987)
Adopted by the Security Council at its 2750th meeting
on 20 July 1987
The Security Council,
Reaffirming its resolution 582 (19B6),
Deeply concerned that, despite its calls Cor a cease-fire, the conflict
between Iran and Iraq continues unabated, with further heavy loss of human life and
material destruction,
Deploring the initiation and continuation of the conflict,
Deploring also the bombing of purely civilian population centres, attacks on
neutral shipping or civilian aircraft, the violation of international humanitarian
Law and other laws of armed conflict, and, in particular, the use of chemical
weapons contrary to obligations under the 1925 Geneva Protocol,
Deeply concerned that further escalation and widening of the conflict may take
>lace,
Determined to bring to an end all military actions between Iran and Iraq,
Convinced that a comprehensive, just, honourable and durable settlement should
•e achieved between Iran and Iraq,
Recalling the provisions of the Charter of the United Nations, and in
articular the obligation of all Member States to settle their international
isputes by peaceful means in such a manner that international peace and security
nd justice are not endangered.
Determining that there exists a breach of the peace as regards the conflict
etween Iran and Iraq,
Acting under Articles 39 and 40 of the Charter of the United Nations,
Skripsi
7-17465
3426Z {Z)
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
S/RES/598 (1987)
Page 2
1.
Demands that, as a first step towards a negotiated settlement, Iran and
Iraq observe an immediate cease-fire, discontinue all military actions on land, at
sea and in the air, and withdraw all forces to the internationally recognized
boundaries without delay;
2p
Requests the Secretary-General to dispatch a team of United Nations
Observers to verify, confirm and supervise the cease-fire and withdrawal and
further requests the Secretary-General to make the necessary arrangements in
consultation with the Parties and to submit a report thereon to the Security
Council;
3.
Urges that prisoners-of-war be released and repatriated without delay
after the cessation of •active hostilities in accordance with the Third Geneva
Convention of 12 August 1949;
4.
Calls upon Iran and Iraq to co-operate with the Secretary-General in
implementing this resolution and in mediation efforts to achieve a comprehensive,
just and honourable settlement, acceptable to both sides, of all outstanding
issues, in accordance with the principles contained in the Charter of the United
Nations;
5.
Calls upon all other States to exercise the utmost restraint and to
refrain from any act which may lead to further escalation and widening of the
conflict, and thus to facilitate the implementation of the present resolution;
6.
Requests the Secretary-Gcneral to explore, in consultation with Iran and
Iraq, the question of entrusting an impartial body with inquiring into
responsibility for the conflict and to report to the Security Council as soon as
possible;
7.
Recognizes the magnitude of the damage inflicted during the conflict and
the need for reconstruction efforts, with appropriate international assistance,
once the conflict is ended and, in this regard, requests the Secretary-General to
assign a team of experts to study the question of reconstruction and to report to
the Security Council;
8.
Further requests the Secretary-General to examine, in consultation with
Iran and Iraq and with other States of the region, measures to enhance the security
and stability of the region;
9.
Requests the Secretary-General
the implementation of this resolution;
to keep the Security Council informed on
10. Decides to meet again as necessary to consider further steps to ensure
compliance with this resolution*
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Department of Public Information
Press Section
United Nations, New York
L/T/3845
29 October 1986
PARAGUAY RATIFIES LAW OF SEA CONVENTION
Paraguay has! ratified the United Nations Convention on the Law of the
Sea, concluded at Montego Day, Jamaica, on 10 December 1982. Its instrument
of ratification was received by the United Nations Office of Legal Affairs on
26 September*
As of 26 September, the Convention has been ratified, accepted or acceded
to by the following 31 countries plus Namibia (United Nations Council £or
Namibia): Bahamas, Bahrain, Belize, Cameroon, Cote d'Ivoire, Cuba, Egypt,
Fiji, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Iceland, Indonesia, Iraq, Jamaica,
Kuwait, Mali, Mexico, Nigeria, Paraguay, Philippines, Saint Lucia, Senegal,
Sudan, Togo, Trinidad and Tobago, Tunisia, United Republic of Tanzania,
Yugoslavia and Zambia.
The Convention will enter into force 12 months after the date of deposit
of the sixtieth instrument of ratification or accession.
The Convention deals with virtually every use of the oceans — navigation
and overflight, resource exploration and exploitation, conservation and
pollution, fishing and shipping. Its articles and annexes constitute a guide
for the behaviour of States in the world's oceans, defining maritime zones,
laying down rules for drawing boundaries, assigning legal duties and
responsibilities and providing machinery for the settlement of disputes.
The Convention provides that all activities on the sea-bed beyond
national jurisdiction will be controlled by an International Sea-Bcd
Authority. Also created under the Convention is an International Tribunal for
the Law of the Sea designed to settle disputes over the interpretation or
application of the Convention.
The Convention was closed for signature on 9 December 1984.
The following 159 States and other entities signed the Convention:
Afghanistan, Algeria, Angola, Antigua and Barbuda, Argentina, Australia,
Austria, Bahamas, Bahrain, Bangladesh, Barbados, Belgium, Belize, Benin,
Bhutan, Bolivia, Botswana, Brazil, Brunei Darussalam, Bulgaria, Burkina Faso,
Burma, Burundi, Byelorussia, Cameroon, Canada, Cape Verde, Central African
Republic, Chad, Chile, China, Colombia, Comoros, Congo, Cook Islands, Costa
Rica, Cote d'Ivoire, Cuba, Cyprus, Czechoslovakia, Democratic Kampuchea,
Skripsi
5 30 IP
NATALIA TRIYAYI
GANGGUAN TERHADAP
..JjDQ.TS,)............................
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM
LAUT INTERANASIONAL
For inform
ation m e d ia — not an official record
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Press Release L/T/3845
29 October 1936
Democratic People's Republic of Korea, Democratic Yemen, Denmark, Djibouti,
Dominica, Dominican Republic, Egypt, El Salvador, Equatorial Guinea, Ethiopia,
European Economic Community (EEC), Fiji, Finland, France, G/’bon, Gambia,
German Democratic Republic, Ghana, Greece, Grenada, Guatemala, Guinea,
Guinea-Bissau, Guyana, Haiti, Honduras, Hungary, Iceland, India, Indonesia,
Iran, Iraq, Ireland, Italy, Jamaica, Japan, Kenya, Kuwait, Lao People's
Democratic Republic, Lebanon, Lesotho, Liberia, Libya, Liechtenstein,
Luxembourg, Madagascar, Malawi, Malaysia, Maldives, Mali, Malta, Mauritania,
Mauritius, Mexico, Monaco, ‘Mongolia, Morocco, Mozambique, Namibia (United
Nations Council for Namibia), Nauru, Nepal, Netherlands, New Zealand,
Nicaragua, Niger, Nigeria, Niue, Norway, Oman, Pakistan, Panama, Papua New
Guinea, Paraguay, Philippines, Poland, Portugal, Qatar, Republic of Korea,
Romania, Rwanda, Saint Christopher and Nevis, Saint Lucia, Saint Vincent and
the Grenadines, Samoa, Sao Tome and Principe, Saudi Arabia, Senegal,
Seychelles, Sierra Leone, Singapore, Solomon Islands, Somalia, South Africa,
Spain, Sri Lanka, Sudan, Suriname, Swaziland, Sweden, Switzerland, Thailand,
Togo, Trinidad and Tobago, Tunisia, Tuvalu, Uganda, Ukraine, USSR, United Arab
Emirates, United Republic of Tanzania, Uruguay, Vanuatu, Viet Nam, Yemen,
Yugoslavia, Zaire, Zambia and Zimbabwe.
•,V *VnV *
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Press Retease
Department of Public Information ■Press Section** New York
L/T/3936
12 August 1967
DEMOCRATIC YEJIKN AND CAPE VERDE RATIFY LAW OF SEA CONVENTION
Democratic Yemen and Cape Verde have ratified the United Motions
Convention on the Law of the Sea, concluded at Montego Bay* Jamaica, on
10 December 19S2.
Their instruments of ratification were received by the
United Nations Office of Legal Affairs on 21 July and 10 August, respectively.
As of 10 August, the Convention had been ratified, accepted or acceded to
by the following 33 countries plus Namibia (United Nations Council for
Namibia):
Bahamas, Bahrain, Belize, Cameroon, Cape Verde, Cote d ’Ivoire,
Cuba, Democratic. Yemen, Egypt* Fiji, Gambia; Ghana, -Guinea, Guinea-Bissau,
Iceland, Indonesia, Iraq, Jamaica, Kuwait, Mali, I-Iexico, Nigeria, Paraguay,
Philippines, Saint Lucia, Senegal, Sudan, Togo, Trinidad and Tobago, Tunisia,
United Republic of Tanzania, Yugoslavia and Zambia.
The Convention will enter into force 12 months after the date of deposit
of the sixtieth instrument of ratification or acccssion.
The Convention deals with virtually every use of the oceans — navigation
and overflight, resource exploration and exploitation, conservation and
pollution, fishing and shipping.
Its articles and annexes constitute a guide
for the behaviour of States in the world’s oceans, defining mai'itime zones,
laying dovu rules for drawing boundaries, assigning legal duties and
responsibilities and providing machinery for the settlement of disputes.
The Convention provides that all activities on the sea-bed beyond
national jurisdiction will be controlled by an International Sea~iied
Authority. Also created under the Convention is an International Tribunal for
the Law of Die Sea designed to settle disputes over the interpretation or
application of ih«a Convention.
The Convention was closed for signature on 9 December 1904, but remains
open for accession. J\ total of 13<I States and other entities have signed the
Convention.
'•Ji -fr.V.k 'k
06 3 IPSkripsi
GANGGUAN TERHADAP
Foriuforniatwn
media — nolanofficial1'ccord
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
UNITED
NATIONS
Security Council
Distr.
GENERAL
S/16877/Add.5
31 December 1987
ORIGINAL:
ENGLISH
REPORT OF THE SECRETARY-GENERAL IN PURSUANCE OF
SECURITY COUNCIL RESOLUTION 552 (1984)
Addendum •
1.
It will be recalled that, in accordance with Security Council resolution
552 (1984) of 1 June 1984, the Secretary-General submitted to the Security Council,
on 31 December 1984, a report (S/16877) which had been requested of him under
paragraph 7 of that resolution.
Addenda to that report (S/16877/Add.1, Add.2,
Add.3 and Corr.l and Add.4) were issued 'on 22 January 1985, 31 December 1985,
31 December 1986, 22 January 1987 and 10 February 1987 respectively.
2.
The Secretary-General has continued to receive substantial information
regarding incidents relevant to his reporting responsibility under resolution
552 (1984), mainly from the International Maritime Organization (IMO), which is
reproduced in the annex to the present addendum to the report.
3.
Additionally, a letter dated 28 January 1987 was received from the Government
of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland referring to an
incident on 23 January 1987 which involved a British-owned and registered vessel the M/V Isomeria. Four communications relevant to this report were also received
from the Government of Kuwait. The first, dated 1 July 1987, concerned the attack
on 30 June 1987 on the container ship, A1 Mergaab, which was owned by the United
Arab Shipping Company and carried the Kuwaiti flag. A second letter, dated
1 September 1987, reported an attack on 31 August 1987 on a vessel of the same
ownership and flag, Jabai Ali, and a third, dated 15 October 1987, reported an
attack on that day on a Liberian tanker in Kuwaiti territorial waters. A fourth
letter, dated 16 October 1987, reported a missile attack on that date on an oil
tanker registered in the United States and anchored in Kuwaiti territorial waters.
The last three letters have been issued as documents of the Security Council
(S/19093, S/19210 and S/19215).
4.
The Secretary-General continues to be deeply concerned by the continuing
attacks on merchant vessels. This year h?.r* witnessed a more than 50 per cent
increase in such incidents over last year, which have had devastating effects for
the shipping industry. The Secretary-General once again strongly calls on both
87-00761
Skripsi
2388n (E)
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
INCIDENTS REPORTED By GOVERNMENTS AND BY THE INTERHATIOKAL MARITIME ORGANIZATION (IKO)
ADLN Perpustakaan
Universitas
Airlangga
1 JANOART-31
DECaiBER
1987
E RIE OF
IIC IC E O T
OF VESSEL
Galerie
TONNAGE
NATICTJALITi’
OF C1&5R
FLAG CP
REGISTRATION
Tanker
139 528
Greece
ftafLaffl**
3YFE
2/1/87
m /T
4/1/87
M/T Matterhorn
Tanker
131 813
6/1/87
Cosmo Jupiter
Tanker
238 500
8/1/67
World Dawn
TanKer
8/1/87
Berqe Saqa
Tanker
LOCATION AND
TIKE OF IfCIDEJ.’T
SOURCE CF REPORT
40 miles south of
Knarg Island
Hit Dy missile; no
casualties reported
IMO
United States Liberia
of America
lat. 28025'N, long.
50°58*E; near Kftarg
Island; at 0640 0 7
Hit fcy missile; no
casualties reported
IMO
Jaoan
Japan
12 miles frcm Hamriyah Hit cy missile; no
oil terminal in United casualties reported
Arab Emirates; lat.
25°46’N, long.
55°29 *E; at 1954 GMT
WO
88 260
Panama
Hong Kong
Lat. 25°59’N, long.
55055'E; near
Hulaylan terminal;
at 0120 local tine
Hit fcy missile; failed
to explode; no casualties
reported
IMO
55 173
Norway
Norway
tat. 25°58'N, long.
55°48'E; at 2058
Attacked ty missile;
IMO
CHT
Liberia
missile missed vessel by
20 metres
11/1/87
Atlantic Dignity TanKer
89 935
Hong Kong
12/1/87
Taoriz
Tanker
69 498
Iran (Islardc Iran (Islamic At Kharg Island oil
terminal
Republic of) Republic of)
Hit ty missile; 1 person
killed; 3 injured
IKD
13/1/87
Lady A
Tanker
233 011
Cyprus
Cyprus
60 miles south of
Kftarg Island
Struck fcy missile; no
casualties reported
IMO
14/1/87
Sandian
Products
carrier
29 139
Kuwait
Kuwait
10 miles nortft of
Mina Saqr, in Strait
of Homiz; approx.
in lat. 26°13'N/
long. 55®59*E; at
approx. 0145 Dubai
time
Struck ty missile; no
casualties reported
IKD
As sfte entered Strait Hit ny missile; no
of Horrruz; 9.5 miles casualties reported
due west of Ouoin
Island; at 0225
local time
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
S/16877/Add.5
E n g lie h
Paq* 3
Skripsi
ADDITIONAL INFORMATION
NATALIA TRIYAYI
DATE CP
INCIDENT
23/1/87
Skripsi
NftMS CF VESSEL
M/V Isameria
TYPE
Liquified
Petroleum
Gas carrier
TONNAGE
59 700
ADLN
PerpustakaanFLAG
Universitas
Airlangga
NATICNALm
CF
LOCATION AND
CF CWE R
REGISTRATION
TIMS OF INCIDENT
United
Kingdom of
Great Britain
and Northern
Ireland
United Kingdom Lat. 25°42*N, long.
Attacked ty missiles;
of Great
55°24’E; at approx.
missiles missed target
Britain and * 1400 hours local tine
Northern
Ireland
Philippines
27/1/87
M/V Huai Ingrita Carrier
12 .369
Philippines
28/1/87
Pena
372 201
Iran (Islamic Iran (Islamic
Republic of) Republic of)
Tanker
ACOITICriAL XKFOf&RTION
Strait of Borcuz
Seized by Iranian gunboats
In vicinity of Larax ' Attacxed ty missiles; no
Island; approx. 1130 casualties reported
SOU7CE OF fEPOKT
,DO
Letter from the
United Kingdom of
Great Britain and
Northern Ireland
.of 28/1/87
DO
DO
OTT
Hit ty missile; no
casualties reported
IMO
Hit by missiles
DO
20 miles south of
Kharg Island; at
0815 G<T
Hit ty missile; no
report of casualties
IMD
Off coast of United
Arab Bairates
Struck, ty missile; no
casualties reported
DO
Hit ty missile; no
casualties reported
DO
28/1/87
Tactic
Tanker
237 085
Greece
30/1/87
Alaroot
TanXer
317 824
Iran (Islamic Iran (Islamic Off Bushire, vessel
Republic of) Republic of)
ran aground; at
1015 ©IT
1/2/87
Khark 3
Tanker
280 476
Iran (Islamic Iran (isla.’zic
Republic of) Republic of)
3/2/87
Arabia Fortuna
Bulk/oil
carrier
78 531
Norway
7/2/87
Knar* 4
Tanker
284 299
Iran (Islamic Iran (Islamic Off Iranian coast
Republic of) Republic of)
13/2/67
Khar* 2
Tanxer
284 919
Iran (Islamic Iran (Islamic Near Kharg Island; at Attacked on given date;
no casualties reported
Republic of) Republic of)
0600 &CT
DO
19/2/87
TOftan
TanKer
239 776
Iran (Islamic Iran (Islamic About 20 nglps south
Hit cy missiles; no
Republic of) RepuDlic of)
of Kharg terminal; at casualties reported
1730 hours Q-TT
DO
26/2/87
Wa Jiang
Cargo vessel 9 422
Qiina
Greece
Bananas
Ouna
115 miles south of
Knarg Island; lat.
27°38‘N, long.
51°18‘E;. at 0832 GIT
Near Coha; at 1520 OS' Iranian gunboats reported
to have attacxed unsuccess*
fully Oiinese vessel, 4
crevraea dead
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
DO
NATALIA TRIYAYI
f W C OF VESS3,
27/2/87
Knark 3
Tanker
280 476
Iran (Islamic Iran (Islamic About SO miles south Attacked on given date; no
Republic of) Republic of)
of Iranian Port of
report on casualties
Bushire; lat. 27°43,N,
long. SIOSS'E; at
1535 O-iT
IMD
28/2/87
Sea Enpress
Tanker
£0 000
Greece
IPO
7/3/57
Khark 5
Tanker
284 632
Iran (Islamic Iran (Islamic South of Knarg Island N.A.
Republic of) Republic of)
12/3/87
Arabian Sea
Tanker
315 695
Saudi Arabia
Saudi Arabia
Off United Arab
Elairates; lat.
25®45'N, long.
55°1<'E> at approx.
2200 hours
Attacked by missiles, no
casualties reported
IKD
16/3/67
Pivot
Tanker
232 104
Cyprus
Cyprus
12 mi ii*a south of Abu
Musa; lat. 25040 *N,
long. 55°08'E; at
2215 local tins
Attacked £y missiles, no
casualties reported
IfO
21/3/87
Avaj
linker
316 379
Iran (Islamic Iran (Islamic In Gulf area; at 1715
Republic of) Republic of)
hours local tine
Hit cy missile, 1 person
killed
DO
23/3/E7
Pena
Tanker
372 201
Iran (Islamic Iran (Islamic South of fcnarg Island
Republic of) Republic of)
Hit on given date
IMD
26/3/87
Kaersk Astro
Tanker
7 897
Federal
Republic of
Germany
Federal
Republic of
Gercany
Lat. 28°17'12N,
long. 49°11*06E;
at 0124 local time
Contacted underwater mine,
shell plate dsoaged; no
casualties reported
IMD
5 /4 /8 7
PoLiKon
Tanker
239 604
C yprus
C yprus
Lat. 28°22*N, long,
Hit ty missile, no
casualties
IMD
50056‘E
U/4/87
Colossus
K.A.
15 180
Panama
Panama
In lat. 25°39*N,
long. 55®19'E; near
Sharjah; at 1530
local time
Attacked by gunboat, 2
shots fired but both
missed; no casualties
reported
IMD
12/4/87
Lady Sky
Ore/bulk/
oil carrier
140 000
Cyprus
Cyprus
Lat. 27°54’N, long.
51^13'B, at approx.
0730 QtT
Hit by missile, no
casualties
IMD
TYPE
TCMWIE
N&TI0NMJ1Y
F W G OF
LCCMTCN AM3
OF CWiER
REGISTRATION
TIMS OF l l d T O T r
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Cyprus
Cat. 25°16'N, long.
54°18'E; at 1100
local tiro
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
SCXJPCE CF FEPGRT
AEOITICKAL nCCESftTICN
Attacked on given date, no
casualties reported
no
S/16877/Ad<3.
Engliah
Page 5
Skripsi
DVTE CF"
INCICENT
NATALIA TRIYAYI
20/4/87
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
NATIONALITY
OF OttJER
TOE
SOUICE OF REPORT
Corriedale
Livestock
carrier
12 079
Pnilippines
Philippines
Lat. 26°30*N, long.
52°28'E; at 1145
local time
Hit ty 2 missiles, no
casualties to crew
IMD
Tenryu Maru
Liquefied
gas tank
S3 171
Japan
Japan
tat. 25°01'N, long.
54°16'E; at 0405
Attacked ty Iranian
helicopter, apparently
Kissed
IMD
Express
(KT
Skripsi
AEOmCtJAL INFORMATION
DO
24/4/87
Fuji Orient
Tanker
285 468
Japan
Panama
Attacked ty missile, no
lat. 28°18*N, long.
50O58'E; 80 miles
casualties reported
south of Kharg Island
24/4/87
Jeoel Ali
Boxsnip
20 353
Kuwait
Kuwait
Off Abu Onabi
Detained ty Iran for 2
hours and then released
mo
25/4/87
Mega Point
Tanker
141 006
Liberia
Liberia
Lat. 26°07'N,
long. 56°00’E;
off Mina Saqr, at
0015 local time
Hit 3 tines by small
patrol vessels
IK0
29/4/87
Pamit
Oil/ixilK/
ore carrier
84 137
Greece
Panare
Lat. 28°14'N, long.
51°00*E; at approx.
0748 a t r
Hit ty unknown object, no
casualties reported
IMO
N.A.
Kousa
Maintenance
vessel
1 536
Iran (Islamic Iran (Islamic N.A.
Republic of) Republic of)
Reported nit recently, no
further details available
IM3
4/5/87
PetrobulK
Rsoent
Tanker
31 127
Panaaa
Panama
Lat. 25°43'N, long.
55°29*E; at 2205
time
Hit by Iranian gunboat,
1 crewman injured
IMD
5/5/87
Snuho Maru
Tanker
258 000
Japan
Japan
Lat. 27°53,N, long.
49°50’3E; at 0120
local time
Hit by Iranian gunboat,
no casualties
6/5/87
Ivan Koroteyev
Cargo vessel 6 459
USSR
USSR
A p p zo x. 30 miles froa Reported hit ty missile
Bastaa oil platform
and nachine gun fire,
which is Off Arabian no casualties
coast in lat.
26°27*4iJ, long.
52°31'7E; about 1230
local tins
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
IMO
NATALIA TRIYAYI
L'nol lsh
15/4/67
fftME OF VESSEL
Pag# 6
d a h : CF
I'CIDCOT
N W C OP VESSEL
ITK^GE
NATIONALITY
H A G CF
LCCATICK AND
CF OtJER
REGISTRATION
TIKE OF INCICENT
ADLN
Perpustakaan
Universitas Airlangga
11/5/87
B-R- Aat«3fcar
TBnker
89 453
India
India
lat. 25°46'N, long.
55°24’E; at 0515
local time
Hit ty missile, no
casualties
IMO
13/5/67
or
14/5/87
Stilikon
TanKer
206 198
Panana
Panama
Bi route to Kharg
Island
Attacked ty missile, no
casualties reported
IMD
16/5/87
Marshal Ctjuvkov TanKer
67 980
USSR
USSR
35 miles off Kuwait
coast
Em>aged. by mine explosion,
no casualties reported
IMD
17/5/87
Zeus
TanKer
158 694
Greece
Cyprus
Between Kharg Island
ani Lara* Island; at
0954 otr
Attacked on given date,
no casualties reported
IMO
17/5/87
Aouamarine
TanKer
89 179
Liberia
Liberia
Lat- 27°02’N, long.
51022’E; at 0840
local tine
Attacked ty missile, no
casualties reported
IMO
18/5/87
Golar Robin
TanKer
219 387
Liberia
Liberia
Attacked off Saudi
Arabian coast
Attacked on given date,
no casualties reported
IMO
22/5/87
Rasnidan
Tanker
2 596
Qatar
Qatar
Lat. 28°53'N, long.
49°23 *£; at about
0100 OJT
Attacked ty 10 missiles,
3 crew reported seriously
injured
IMD
26/5/87
Prunrose
Tanker
274 624
Japan
Liberia
34 miles off coast of Reported to nave hit a
Kuwait
mine, no casualties
IMO
9/6/S7
Etnnic
Tanker
274 629
Greece
Greece
Lat. 28°57*N, long.
48°48'E; at 2005
hours local time
Hit ty missile or cane, no
casualties reported
IMO
18/6/87
Stena Brplorer
Tamer
269 091
Liberia
Liberia
30 miles off tne
Kuwaiti coast
Hit mine, no casualties
IMD
20/6/87
Tenacity
Tanker
73 700
Panama
Malta
tCsile sailing to Kharg Hit ty missiles, no Island; at 0500 hour
casualties reported
<30*
IMO
24/6/87
Hira III
Bulk carrier 30 643
Turkey
Turkey
Lat. 28°21'5N,
lcr>g. 50°56*E; at
approx. 0255 0?T
IMO
TYPE
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
ACOITICWAL INFORMATION
Hit ty missile from
helicopter, 7 crew
members injured
SOURCE OF REPORT
S/16077/Artj.
Fnalish
Page 7
Skripsi
DfOE OF
INCIDENT
NATALIA TRIYAYI
TYPE
TCNTftGE
SOURCE OF REPORT
26/6/87
Hia Karqrethe
ranker
224 607
Norway
Norway
Lat. 27°53'N, long.
49°43*Ei at 2115
hours GMT
Hit ty Iranian gunooat,
4 persons injured
DO
26/6/87
Stena CSsncordia Taf*er
269 296
Liberia
Liberia
Lat. 27°58'N, long.
49°29*E; at 2250
hours OCT
Hit by rocket ty small
boat, 2 crew Berbers
slightly injured
DO
30/6/87
AlMeroaab
32 534
United Arab
Snipping
Kuwait
Cdntainership
Company
Skripsi
ADDITIONAL INrORWVTICN
Iranian gunboat opened
lat. 28°00*N, long.
fire to vessel, hit by
49°28'E; 20 miles
missile, no casualties
off Saudi Arabian
coast; at 0215 hours;
the vessel was hiding
froa Al-Sha'eitta sea­
port in Kuwait to
Bahrain, then Dafcai,
and then to seaports in
the Far East
DO
Letter from Kuwait
Of 1/7/87
Hit ty missile, no
casualties reported
IMO
Hit ty gunboat missiles,
no casualties
IMO
1/7/87
Dena
Tanner
371 201
Iran (Islamic Iran (Islamic Lat. 28°29’N, long.
Republic of) Republic of>
50°S4 *E; at 1008
local time
3/7/87
Santa Karia
Tanker
313 457
Spain
6/7/87
Ninos
Kazantzakis
Prodict
carrier
67 200
United States Cyprus
cf America
Near Knarg Island oil Hit ty missile, no
casualties
terminal; at appro:.
1700 GO*
7/7/87
Salserve
Salvage tug 742
Singapore
In Gulf; at 2100
hours local tine
Hit ty missile, no
casualties reported
DO
9/7/87
Peconic
Tanker
273 205
United States Liberia
of America
Lat. 28°15’N/ long.
49°23*E; about 70
miles southeast of
Kina Ataadi near
Zuluf oil field
Hit fcymissile, no
casualties
DO
Spain
Singapore
Off Mina Saqr, neir
Strait of Hormuz
HO
13/7/87
Ville D ‘Anvers
Containersnip
21 111
France
France
Lat. 28°00’n , long.
49°42'E; at 0335
Attacked b y Iranian
gunboats, no casualties
2K?
21/7/87
Qasnobile Ace
Carrier
11.709
Fanaaa
Panama
Strait of Hornuz
Boarded and escorted to
Bandar Abbas for cargo
inspection, detained for
4 days and released
25/7/1987
IMO
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Page G
fftME CF VESSEL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
NATIONALITY
CF OWNER
S/16077/Add,
English
M T O CF
IfClDENT
M 3 E or
noiEKr
wtfe op* vesssi,
24/7/87
Bridgetown
tcnnage
NATIONALITY
FLAG CF
LOCATION AKD
of oejer
registration
tik: op U d E E w r
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tanker
401 362
Kuwait
10/8/87
Texaco Caribbean TanKer
274 347
15/8/87
100 Et Anita
type
Supply
Skripsi
source of jspom
Lat. 27°59’N, long.
49°50'E; about 18
miles west of Farsi
Island; at 0700 hours
local time
Struc* mine, no casualties
DO
united states Panama
of America
About 9 miles north­
east of Fujairah in
sea of Oman; at about
1530 hours local time
Struck ainer no casualties
DO
245
United Arab
Dnirates
United Arab
Bnirates
In Gulf of Oran; lat.
25°17'N, long.
56028'E? at 0900
hours (presumed local
time)
Struck mine, crew missing
presumed dead including
captain
IKD
Lat. 25°55’N, long.
56°42’E; late
afternoon local tine
Attacked ty 2 fast patrol
boats, no casualties
IMO
In Persian Gulf;
at about 1200 OIT
Fired on fran powered
dinghy, boarded a«3 search
by Iranian guards, no
casualties
DO
vessel
United States
of America
AEomaw, ikfoekatich
18/8/87
Qsco Sierra
Chemical
tanker
33 951
Norway
Liberia
19/8/87
Bribir
Container
vessel
5 597
Yugoslavia
Yugoslavia
29/8/87
Alvand
Tanker
236 807
Iran (Islamic Iran fIslamic At Sifri Island; at
Republic of) Republic of)
0900 CMT
Attacked on given date,
no casualties
DO
29/8/67
Shoush
Tanker
226 319
Iran (Islamic Iran (Islasic l^t. 27°36'K, long.
Republic of) Republic of)
50°39'E; at 1900 Q-0*
Attacked ty missile, no
casualties
IMD
30/8/87
Sanandaj
Tanker
253 837
Iran (Islamic Iran (Islamic While loading at
Republic of) Republic of)
Kharg Island
Md casualties reported
JMD
30/8/87
Fortuneship L
Tanker
263.081
Greece
Attacked on given date,
no casualties reported
IMD
Greece
'
Lat. 27°26'N, long.
51°37*E; at 1540 O^r
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
31/8/S7
Jecel Ali
TXPE
Container"
snip
21 160
United Arab
Snipping Co.
Kuwait
Lat. 25°43’N, long,
Attacked ty gunboat, no
55°37*e , while it
casualties
i>b s in a regular trip
from Khor Fakkan to
Du&ai, 7 nautical miles
north of UAE port of
Urn Al Oaiwain; at
0530 hours local time
S0UJCE OF REPORT „
IMO
Letter from Kuwait
of 1/9/87 (S/190931
21/8/67
Rodosea
Tanker
29.680
lean (Islamic Iran (Islamic Near Kh&cg island; in Hit on given date, no
Repulic of}
Republic of)
lat. 29°50’N, long.
casualties
50°11’E; at 0643 OtT
IMO
1/9/07
Manguia
Tanker
300 029
Spain
Spain
50 miles southeast of Attacked ty gunboat
the Ras Tanjra
refinery; at about
1930 hours local time
IMO
1/9/87
Astro Pegasus
Tanker
81 275
Republic of
Korea
Republic of
Korea
E^t.25°48'N, long.
55°37'E, at 2235
local tine (of Dubai)
Hit ty missiles, no
casualties reported
IMO
1/9/87
Star Ray
Tanker
215 780
Cyprus
Cyprus
Between Knarg Island
and Larak; at approx.
0900 and 1000 hours
(local tijne)
Hit ty missiles, no
casualties reported
WO
1/9/87
Big Qtame XIV
Offshore
’.97
panana
Panama
In northern Qjlf
(Kharg Island)
Vessel sunk during attack
on Kharg Island, 2
crewren presuned dead
IfD
supply
vessel
Skripsi
ADDITICNAL INFORMATION
2/9/87
Diamond Marine
Tanker
227 307
Japan
Liberia
In lat. 26°21'N,
long. 56°07'E; 30
miles southeast of
Gulf entrance
Hit ty missile, no
casualties reported
DO
2/9/87
Dafnl
Tfenker
97 286
Greece
Greece
In lat. 27°49’N,
long. 49°48‘E
Attached ty 3 speedboats,
no casualties reported
IMO
2/9/87
Leonidas Glory
Cargoship
3 717
Cyprus
Cyprus
10 miles north of
Sharjah; at 0300
hours CKT
Attacked ty speedboats, no
casualties
IMO
2/9/87
Nisshin Maru
Tanker
180 200
Japan
Japan
After loading oil at
Attacked on given date, no IMO
Sicci Island, at 2245 casualties
hours local time
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
S/l6SlVMd.&
Eng11 ah
N W C Of VESSEL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
NATIONALITY
CF CW E R
Page 10
DATE CF
INCIDENT
»W E CF VESSEL
NW ICrJALm
RA
C CP
LCCATICM AKD
ADLN
Perpustakaan
Universitas
Airlangga
2/9/87
T¥PE
TCttttGE
TIME OF IHHDE2,T
ADDITIONAL INFORMATION
Jolly Rubino
G a n ta in e r s n ip
19 418
Italy
Near Farsi island?
lat. 27°56’N, long.
49°45'E; at 2230 QTt
Attacked ty assault boat,
2 crewmen injured
IMD
8/9/87
K.A.
‘te g b o a t
N.A.
Iran (Islamic Iran (Islamic K h arg I s l a n d
Republic of) Republic of)
Vessel sank ty Iraqi air­
craft, no details on
casualties
IMD
8/9/87
N.A.
Tug boat
N.A.
Iran fisiartic Iran (Islamic Kftarg Is la n d
Republic of) Republic of)
Vfessel sank ty Iraqi air*
craft, no details on
casualties
DO
9/9/87
Haven
Tanker
232 160
Cyprus
Cyprus
Lat. 25°54'n, long.
55°32 'E; at 2230 C M 1
Attacked by gunboat, no
casualties
IMO
18/9/87
Actinia
Tanker
238 919
Spanisn
Cyprus
Wiile heading to
Struck by missile, no
KMarg Island; at 2000 casualties reported
nours local time
20/9/87
petrosnip B
Tanker
39 115
Saudi Arabia
Saudi Araoia
Lat. 26°12'N, long.
56^08’Ej at 0300
ro u e s local time
2 0 /9 /8 7
sn irv a n
Tanxer
69 360
21/9/87
Gentle Bree2e
22/9/87
Marissa 1
Ctaral Cape
REGISTRATION
Italy
SOURCE OF REPOPr
2M3
Fired on ty gunboats
IMO
Iran {Islamic Iran (Islamic At Knarg Island, at
Republic of) Republic of)
1702 nours <MT
Attacked on given date,
no casualties
IMO
CCcfeination 102 799
carrier
Hong Kong
United Kingdon Lat. 27°50*N, long.
of Great
49048'E; at 1745
Britain and
hours (MT
Northern
Ireland
Hit by mssiles, 1 crewman
killed
IMO
Research/
survey
vessel
1B1
Panama
Pana-ia
Vessel nit a mine and
sank, 3 crewmen missing
IMO
T anker
225 668
Can*s under second attack
on 27/9/87; lat. 27043‘N,
long. 51°18*E; at 1028
hours GMT
IMO
Iran (Islamic Iran (Islamic Just south of Knarg
Attacked on given date, 1
Republic of) Republic of)
oil teminal; at 0500 crewnan dead, 17 injured,
hours local time
8 missing
IMO
In northern Gulf; at
0100 local time
Greece
Cyprus
70 miles south of
Kharg Island, lat.
2S°23’N, long.
51°03 *E; just
before 2900 hours
U
n»i[wa
2 6 /9 /3 7
OF O-KSR
on*
27/9/87
Skripsi
Shirvan
Tanker
69 360
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
VPV/UBSl/S
DATE OF
ItCITENT
Skripsi
TYPE
FIAG OP
NATIONALITY
ADLN
Perpustakaan
Universitas
RESISTRATI
CM Airlangga
CF CWE
K
1«ME C f VESSEL
27/9/87
Marlin
Bulk/oil
15 4300
United States Liberia
of America
Attacked early Hours
Sunday morning
No casualties reported
BO
27/9/87
Merlin
TanKer
29 340
Federal
Republic of
Germany
Vicinity of Kterg
Island; at 1100 hours
No casualties reported
IMO
Attacked and hit, 1 person
killed
IMD
TCNNAGE
Federal
Repuolic of
Germany
ADDITIONAL INTOiafiTION
SOURCE OF FEFORf
OfT
27/9/87
Iran Sepah
Tanker
N.A.
Iran (Islamic Iran (Islamic I^t. 27°25'N, long.
Repuolic of) Republic of)
52°13'E; at 1745
hours Q-TT
2 9 /9 /8 1
Koriana
Tanker
63 736
Liberia
11 miles from Zarkum Attacked by rocKet
while proceeding to
propelled grenades, no
Ruwais; lat. 25t>07,N, casualties reported
long. 53°58'E; at
approx. 2030 hours &TT
IMD
29/9/87
Khawr <
TanKer
284 299
Iran (Islamic Iran (Islamic In vicinity of Ras Al Attacked on given date,
Republic of) Republic of)
ftotaf; at 1400 hours
no casualties reported
local time
IMD
30/9/87-
Nichiharu Maru
Tanker
237 365
Japan
Japan
Lat. 26°22 *N, long.
56°13*E; at approx.
1215 hours On*
Hit by missiles and
gunfire from 5 snail
vessels, no casualties
DO
30/9/87
Western City
Tanker
2-j6 425
Japan
Liberia
Lat. 26°19*Nr long.
56°07 *E; at 1233
hours GKT
Attacked ty 5 gunboats,
no casualties
IMO
1/10/87
Jonar
Tanker
89 937-* Pakistan
Pakistan
Near Ras Shaikh Masud Kit by 2 gunboats, no
casualties reported
about 100 cities
north-east of Dubai
1/10/87
Snp^iton Bluff
Fisning
trawler
65
Australia
Australia
Not too far north of
Dubai
2/J0/B7
Felicity
Tanker
101 977
Cyprus
Cyprus
About 100 miles south Hit by missile, no
of Kharg Island; at
casualties reported
0800 OO*
2/10/87
Spic Emerald
Tanker
17 465
I«3ia
India
Lat. 25°15'N, long.
54°58'E; at 0245
hours local tine
•
Greece
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
Bit by missile, sfcipoer
killed
Attacked ty speedboat,
no casualties reported
IMD
DO
DO
NATALIA TRIYAYI
S/16877/Add
Enqlish
I'ag* 12
CATE or
IfC IO Q .T
NftME CF VESSEL
TCNN&GE
NATIONALITY
FLtG
CF
ADLN Perpustakaan
Universitas
Airlangga
CF CME R
REGISTRATION
5/10/87
Shining Star
Tanner
256 263
Cyprus
Cyprus
At I^rak Island oil
terminal; at 1430
hours local time
Hit by missile, no
casualties
IMO
5/10/87
Seawise Giant
TanKer
564 739
Hong Kong
Liberia
At Larak Island oil
terminal; at 1430
hours local tine
Hit ty missile, no
casualties
IMD
5/10/87
Brazil Star
Coit>ination 183 526
carrier
Japan
Panama
At larak Island oil
terminal; at 1342
hours local time
Attacked on given date,
1 man injured
IMD
5/10/87
Cnastine frkersk Container
vessel
N.A.
Denmark
Denmark
Lat. 25°35’N, loog.
55°24 *E; at 1130
hours local time
Intercepted ty Iranian
gunboat with apparently
warning shots across her
bow
IMD
5/10/87
Legacy
TanKer
267 896
Cyprus
Cyprus
At Larak Island oil
terminal
Attacked on given date, no
no casualties
IMD
S/10/87
World Admiral
TanKer
237 311
Liberia
Liberia
At Larak island oil
terminal
Hit by missile, 1 crewman
injured
IMD
7/10/87
Raad Al-BaKry
VIII
Products
carrier
21 032
Saudi Arabia
Saudi Arabia
Lat. 25°25'N, long.
S S ^ ’E; at 0105
Raided Cy fast attack
boats, no casualties
reported
IMO
8/10/87
TtOToe 8
TanKer
9 431
Japanese
Parians
Lat. 27°09*3N, long.
50047'l£; at 0625
hours OTT
Hit ty missile, 3 crew
members slightly injured
IMO
10/10/87
Rova
TanKer
239 435
Spain
Liberia
Just south of Kharg
Island; at 1804 COT
Attacked on given date, 2
crewmen killed and 4
missing
IMO
10/10/87
Mykonos
Qretaical
tanker
32 200
Greece
Liberia
Off Iranian coast
Hit by missiles
IMD
10/10/87
Merlin
TanKer
215 925
N.A.
Cyprus
Lat. 27°55*N, long.
51°08 *Z} at 1804 0 7
Attacked on given date,
no casualties reported
IMD
TYPE
CMT
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
ADDITIONAL INFORKATICN
SOURCE OF REPORT
NATALIA TRIYAYI
S/16fi77/Adrt.
Englloh
Paae 13
Skripsi
QP
INTIEBJT
NATIONALITY
FLftG
OF
ADLN Perpustakaan
Universitas
Airlangga
CF OWNER
REGISTRATION
TanKer
20 826
Liber ia
Panama
Lat. 28°02*N, long.
Hit ty missile, 1 sen
51°07'E; at approx.
dead and 1 other injured
0927 hours local tins
Petroship B
Tanker
39 U S
Saudi Arabia
Saudi Arabia
About 12 nriles off
Dubai, in lat.
25°26fN, long.
55°12'E; at 15S1 < M “
Attacked ty at least 1
gunboat, no casualties
13/10/87
Atlantic Peace
TanKer
84 631
Hong Kong
Liberia
Lat. 25°22*N, long.
S4©58'E; at 2115 CMT
Hit by missile, no
casualties
14/10/87
Pegasus I
Tanker
231-990
Iran (Islamic Iran (Islamic Near Knarg Island; at Struck ty missile, r
Republic of) Republic of)
at 0340 nours ©TT
casualties reported
15/10/87
Sungari
Tanker
275 932
Liberia
•12/10/87
Marianthi M
12/10/87
16/10/87
Skripsi
____
NAME OF VESSEL
Sea Isle City
TVPE
Tanker
81 283
Kuwait
Liberia
United States
of America
Panama
AEOITCONAL INFOBMATICN
S3URCE CF REPORT
IK)
IMO
IMD
IMD
IMD
Vessel anchored off
Mira Al Atunadi; at
0600 hours local time
Hit by missile, no
casualties reported
5 miles off Port of
Shuaiba in Kuwaiti
waters; at 0600 nours
local tine
Attacked £y missile, 18
crew injured
Lat. 25°17*N, long.
54°56‘E; at 2300 GMT
Attacked by gunboats, no
casualties reported
IMD
Letter from Kuwait
of 15/10/87 (S/19210
IMD
Letter from Kuwait
Of 16/10/87 (S/19215
38 574
Greece
Tar*er
289 778
Iran (Islamic Iran (Islamic
Republic of) Republic of)
Kharg Island; at
approx. 1000 CKT
Damaged during air attacks
on Kharg Island, 2 people
injured
IMD
Grand Wisdaa
Tanker
103 584
United States Panara
of America
Lat. 25°16*N, long.
54°43*E; at 0417
hours local time
Attacked ty gunboats, no
casualties
IMD
Liquid Bulk
Explorer
Chemical
tanker
12 964
Japan
Panama
Lat. 25°39’N, long.
55°17.'E
Attacked by 2 gunboats,
no casualties reported
IMD
23/10/87
Prosperventure L Product
carrier
4/11/87
Taftan
6/11/87
11/11/87
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
S/16877/Add.
English
Page 14
TCNNAGE
CATE CF
INCICEWT
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
jancnALnv
ITCATIQi Pit©
DAIE CF
ffiKE OF VESSEL
TSTE
TOt«AGE
OF CW3 *
11/11/87
Fortunesnip L
TanKer
268,079
lean (Islamic Iran (Islamic lat. 28042*N, long.
Repuolic of) Republic of)
50°43'E; at 2020
hours local tire
Attacxed on given date, no
casualties. Attacked an
13/11/67 for a second tine
wnile being towed north to
Kharg Island
IMD
12/11/87
Yousef
Tug
584
Iran (Islamic Iran (Islamic Off Lavan Island; at
Republic of) Republic of)
2000 hours GO*
Attacked ty aircraft, no
casualties
IMD
13/11/87
Salvital
Tug
246
Singapore
N.A.
Lat. 27°58% long.
51°06'E; South of
Kharg Island; at 1100
hours local time
Hit ty missile, 3 crewmembers dead, 3 injured
DO
15/11/87
Lucy
TanKer
64.000
N.A.
Liberia
Lat. 26°15,N, long.
56°05*E; at 0300
hours local time
Attacked ty gunboats,
casualties reported
IMD
16/11/87
Esso Freeport
TanKer
260 B31
owned, by a
Bahamas
United States
of America
based company
Off the coast of Chen; Attacked by gunboats, no
at 1135 hours local
casualties reported
time
IMD
16/11/87
Filikon
Tanker
79 986
Greece
Greece
Lat. 26°11,N, long.
56°06,E; at 1330
hours Dubai time
Attacked by gunboats, no
casualties reported
IMD
19/11/87
Salviva
Salvage tug NJl.
Singapore
Singapore
Approx. in lat.
27°38'N, long.
51°50 *£; at 1059 QfT
20/11/87
Taoriz
TanKer
69 498
Iran (Islamic Iran (Islamic Between Lavan and
Republic of) Republic of)
Sirri Islands
21/11/87
Jimilta
Cargo snip
16 -275 • Greece
Greece
I^t. 27°59*N, long.
50°10’E
22/11/87
Andromeda
Tanker
63 953
Greece
I3t. 25°03*N, long.
Hit on given date, no
54°22’E; heading to
reports on casualties
the Port of Ruwais in
tne UAE; at 0125 hours
local time
United Arab
Bnirates
TIKE OP INCIDENT
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
ADDITIONAL INFORMATION
SOURCE CF REPORT
Hit on given date, 1 crew- IMD
msrfeer killed and 5 wounded
Attacked on given date, no
casualties reported
DO
Sprayed with machine gun
IMD
fire, no casualties reported
IMD
NATALIA TRIYAYI
S/16877/Add.
English
Page 15
Skripsi
INCIEESG’
Skripsi
TXPB
TONWS
ADLN Perpustakaan
Universitas
Airlangga
NUTOiALTIY
FLAG
OF
LOCATION AND
OP OWNER
REGISTRATION
TIJ-E CF INCIDENT
uniaaster
Containersnip
11 649
Taiwan
Panama
In Strait of Hornuzj
at 0445 CMP
Attacked ty gunboat, no
casualties reported
IMD
23/11/67
Fundulea
Cargo ship
6 253
Rnoania
ftroania
In lat. 26°17'N,
long. 56°06*E; at
0653 OTT
Attacked on given date,
3 crew seriously injured
DO
26/11/87
Una Al
Jatnatftel
Tanker
Federal
Republic of
Germany
In lat. 25°57*N,
long. 55°i9'E; at
about 0845 Q4T
Hit on given date, no
casualties reported
DO
27/U/87
Stilikon
Tanker
206 198
Cyprus
Panama
In lat. 27°02*N,
long. 52°32'E; at
1438 « T
Hit ty missile, no
casualties reported
DO
29/11/87
Knark 4
Tanker
284 299
Iran (Islamic Iran (Islamic In approx. l^t.
Republic of) Republic of)
27°02*N, long.
52°32'E; at 1400 <3*r
Attacked on given date,
no casualties reported
IMD
4/12/87
Actinia
TanKer
238 919
Cyprus
Cyprus
In lat. 27°37'N,
long. 51°20*E
(between Kharg and
l^van island); at
0400 hours CMT
5/12/87
Estelle Maerss
Products
tanker
50 600
Dennark
Denmark
Attacked on given date, 1
In lat. 25°30*N,
crew dead and 1 seriously
long. 55014*E; at
approx. 2300 nours O-T injured
DSD
6/12/87
Nonran Atlantic Ccrnbination 85 129
carrier
Singapore
Singapore
As a result of the attack
In lat. 26°22, H,
vessel sank on 10/12/87,
long. 56°15'E; at
1222 nours local time no casualties
IMD
8/12/87
Alamoot
Tanker
317 .624
Iran (Islamic Iran (Islamic
Republic of) Republic of)
9/12/87
Susangird
Tanker
218 467
Iran (Islamic Iran (lsla.-nic Di lat. 28°01*N,
Repi£tlic of) Republic of)
long. 51°Q3*E; at
2000 hours CM*
CATC CF
INCIDENT
N W E CF VESSEL
23/11/87
__ -65-602---Kuwait
In lat. 26°07'NV
long. 51°07'E; at
1136 nours GMT
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
ADDITIONAL INFORMATION
Vessel attacked for a
second tine (5 hours
later) betveen Lavan and
Larak Island, no
casualties reported •
Attacked on given date,
no casualties reported
SOURCE OF REPORT
DO
DO
Attacked on given date,
IMD
a second attack took place
10/12/87; in lat. 28°05*N,
long. SIOO?^; at approx.
0730 hours Q£T; 21 crewmen
feared deed including Master
NATALIA TRIYAYI
DAIE CF
INCICENT
N W C CF VESSO.
TYPE
TCtffWE
NATIONALITY
FLfiC CP
LCCATICN AtD
CF CfrKER ADLN
FSSISTWUTCN
TIMS CF INdEQJT
Perpustakaan Universitas
Airlangga
ACOmOiAL INFORMATION
'SCdCE CP RESORT
11/12/87 Fllikos
Tanker
85.398
Greece
Qceece
In lat. 25°08,H,
lcrg. 53°S5*E; at
1710 hours GIT
Attacked by frigate, no
casualties reported
DO
11/12/37 TYaraleos
Tanker
96 989
Greece
Greece
In lat. 25®15’N,
long. 54C00’B» at
1726 hours GfT
Attacked ty frigate, no
casualties reported
EO
12/1^/87
Pivot
Tanker
232 164
Liberia
Cyprus
Off Abu Musa
Attacked by frigate, no
casualties reported
KD
15/12/87
Ariadne
Tanxer
102 088
Greece
Greece
In lat. 26°16,N,
long. 56°07»E? at
approx. 03S5 hours
Attacked on given date,
no casualties
IMO
15/12/87
Mini M
Bulk carrier 27 244
N.A.
Cyprus
In lat. 2B°19'Nf
Attacked ty missiles, 5
long. 50°54’E; at
crewmen injured in first
approx. 2100 hours G-TT raid; second attack took
place 16/12/87 at 0100
hours QfT
IMO
16/12/87
World Produce
Products
carrier
29 990
Greece
Greece
Attacked by gunboat, no
In lat. 2ff519,w,
casualties
long. 55°57*E; off
Ras Al Khaimah, at
0700 hours local time
IMO
16/12/87
Taftan
Tanker
289 778
Iran (Islamic Iran (Islamic In lat. 28°05’N,
Republic of) Republic of)
long. 50<>S8’E? at
0640 hours GMT
16/12/87
Island
Transporter
Cargoship
9 714
N.A.
18/12/87
Saudi Splendour Cru3e •
carrier
280-573
Sauji Arabia Liberia
Skripsi
Maldives
in lat. 25°27'N,
long. 54057’E; at
23Q5 hours CMT
Attacked ty missiles, no
casualties reported
IMO
Attacked ty missiles from
gunboats; a second attack
took place 7 hours later
on 17/12/87, no casualties
reported
Lf-V
In lat. 25°36'N,
Attacked by gunboat, no
long. 55°14,E, at
casualties reported
0345 hour3 local tirae
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
IMO
NATALIA TRIYAYI
NAM£ OP VESSIX
18/12/87
Hapcy Kari
Crude
carrier
290 762
Norway
Norway
In lat. 26°15'N,
Attacked by gunboat, no
long. 56°l2'E» at
casualties reported
1300 nours local tine
IMO
19/12/67
Kacama Maer&k
Crude
carrier
337 -700
Denmark
Dennack
m southern Gulf,
Lat. 2SP4S(N #
long. 55°07'E,
at 0500 nours ©a*
Attacked on given date,
no casualties
IMD
22/12/87
Burnan
Enterprise
Crude
carrier
457 927
Burma
Burma
Lara* Island; at
1030 rtaurs GMT
Hit ty missiles during air
raid of Lara* Island, no
casualties
IMD
22/12/87
World Petrcbras
TanKer
411 SOS
Lioeria
Liberia
terak Island; at
1030 nours ozr
Hit ty missiles during air
raid of terak Island, no
casualties
IMO
22/12/87
Seawise Giant
Tanker
564 739
Hong Kong
Liberia
Larak Island; at
1030 hours CMT
Hit ty missiles during air
raid of Larak Island, no
casualties
IMO
22/12/B7
Britisn Respect Tanker
277 747
United
Kingdom of
Great Britain
and Northern
Ireland
United Kingdom At Larak Island; at
of Great
approx. 1030 hours
Britain and
GMT
Northern
Ireland
Darrtfged ty bombs, no
casualties
IMO
22/12/87
Stena Concordia
Tanker
273 712
Liberia
Liberia
In southern Golf; at Attacked ty frigate, no
2215 hours 0-3*
casualties
23/12/87
World Progress
Crude
carrier
237 28S
Liberia
Liberia
Off JeOel Ali; at
1900 hours a*r
23/12/87
Berae Big
Crude
carrier
285 400
Norway
Norway
In lat. 25°18'N,
Attacked on given date,
long. S4°46'E;
no casualties reported
at approx. 2315 hours
local tiins
IMO
24/12/87
Eastern Pc^er
Tanker
• 275.553
N.A. '
Liberia
12 miles off flnu Musa Attacked on morning of
given date, no casualties
IMO
25/12/87
Hyundai No. 7
Bulk
carrier
19 682
Republic of
Korea
Republic of
Korea
Off Abu Musa; at
1700 hours
XKD
TSTE
TGTWvCE
MKTICNftLllY
OF AirlanggaLOOVnCN AT©
ADLN
Perpustakaan FLAG
Universitas
OP CWER
REGISTRATION
TIfE OF ItCICCNT
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
ADDITIONAL IfFCPMATION
Report unconfirmed
Hit by shells, 4 crew
Injured, 2 seriously
source of re p o w -
DO
DO
NATALIA TRIYAYI
S/16877/Artd
Fnq)ish
t’/ia* ie
Skripsi
EA.TE CF
IfCIEENT
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
OWE OF
INCIDENT
NftME Or VESSEL
TOfffWGE
NATICN'lLnY
OF CWSER
FZAC CF
REGISTRATION
LOCATION A.W
TIME OF INCIDENT
25/12/87
Nsjmatel El
Petrol XVII
Tanner
20 795
Saudi Arabia
Saudi Arabia
Two miles west of uy* Hit By missiles, 1 crew
mender slightly injured
Port of Mina Saqr at
nignt
IMD
29/12/87
Norasia Pearl
Containersnip
1 742
Switzerland
Federal
Republic of
Germany
Strait of Horruz
IMO
intercepted by Iranian
warships and arrested as
she passed through Strait
of Hormuz, taken to Bandar'
Abbas and searched,
reported on 9/1/83 to
have been released by
Iranians, exact date of
release not known
Skripsi
GANGGUAN TERHADAP
PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Download