la pisa n hum us tanah sebagai bagian penting ek osistem

advertisement
oleman (1992) dan Klopatek (1993)
menyatakan bahwa indikator utama dari
ekosistem yang sehat adalah struktur dan
fungsi jaringan makanan pada tanah.
Beberapa indikasi yang menunjukkan adanya
suatu permasalahan jauh sebelum hilang atau
punahnya vegetasi alami atau permasalahan
kesehatan manusia antara lain (Bongers, 1990):
(1) semakin berkurangya proses organik tanah,
(2) semakin berkurangnya aktivitas bakteri atau
fungi, (3) semakin berkurangnya biomasa bakteri
atau fungi, (4) semakin berkurangnya jumlah
atau variasi protozoa, (5) serta perubahan rasio
antara biomasa fungi dan bakteri secara relatif
terhadap rasio yang diharapkan sebagai bagian
dari ekosistem.
Ekologi tanah dimulai dengan mengidentifikasi
struktur jaringan makanan pada tanah dan
bagaimana hal tersebut dapat mengendalikan
vegetasi
tumbuhan,
bagaimana
struktur
komuntitas tumbuhan tersebut mempengaruhi
kwalitas organik tanah. Ingham dan Thies (1995)
menyebutkan bahwa unsur terpenting dalam
proses ekosistem adalah diketahuinya hubungan
antara produktivitas ekosistem, organisme tanah,
struktur humus tanah dan komunitas tumbuhan.
Mengelola struktur humus tanah secara baik
merupakan suatu langkah awal untuk menjaga
kesehatan tanah. Data-data menunjukkan bahwa
pergantian padang rumput dengan hutan secara
alami membutuhkan struktur humus tanah yang
berbeda. Semula bakteri lebih dominan dalam
suatu padang rumput, menjadi fungi yang
dominan dalam lapisan humus tanah suatu
hutan.
Apabila langkah awal ini berhasil maka variasi
spesies
dan
variasi
komunitas,
serta
kompleksitas jaringan makanan akan meningkat
pula. Jumlah organisme biomasa, aktivitas dan
struktur komunitasnya dibandingkan dengan
humus tanah dapat digunakan sebagai indikator
ekosistem karena proses dan fungsi organismeorganisme ini. Dekomposer tanah (bakteri, fungi
dan beberapa arthropoda) berperan memberikan
kesuburan tanah. Apabila unsur kesuburan tidak
tersedia
dalam
ekosistem,
produktivitas
ekosistem akan berkurang seiring dengan
perubahan gizi dalam sistem secara jangka
panjang khsususnya kadar air suatu areal tanah
tertentu. Baru ekosistem menjadi lebih produktif
bila jumlah kandungan gizi dalam sistem tersebut
bertambah. Kenyataannya pertambahan gizi
ekosistem
tidak
mencukupi
kebutuhan
tumbuhan. Agar kebutuhan gizi tumbuhan
tercukupi perlu tambahan mineral yang didapat
dari interaksi dekomposer-dekomposer bakteri,
WACANA No. 10/ September - Oktober 1997
jamur dan predatornya (protozoa, nematoda,
mikroatropa dan cacing tanah). Populasi
predator dan proses penambahan mineral
merupakan hal penting dalam stabilitas
ekosistem. Pengendalian terhadap predator ini
bisa dilakukan dengan predator lain yang lebih
tinggi tingkatnya.
Apabila terjadi peningkatan dalam produktivitas
ekosistem (biodiversity) dalam tanah, maka
struktur dan fungsi humus tanah juga meningkat.
Kompleksitas humus tanah yang baik seperti
interaksi dekomposer, predator dan predator dari
predator itu ikut berperan terhadap proses
kandungan gizi dalam tanah. Tanpa humus
tanah tumbuhan tidak akan mendapatkan gizi
yang diperlukan dalam pertumbuhan. Pada
semua ekosistem proses siklus gizi yang alami
dipelihara dengan interaksi
dekomposerdekomposer dengan predator sebelumnya.
Pertumbuhan
tanaman
tergantung
dari
penyebaran mikroba gizi dan interaksi humus
tanah dengan penambahan mineral gizi.
Dalam pelestarian suatu ekosistem hal
terpenting adalah memahami struktur humus
tanah dengan memonitor dinamika organisme
tanah. Karena kegiatan atau siklus alami
organisme tanah itu menyediakan gizi dan
mineral yang dibutuhkan tanaman dan binatang.
Kegiatan atau siklus tersebut dilakukan oleh
dekomposer dan predator.
Kandungan gizi tanah dalam suatu siklus nutrisi
dipengaruhi banyak hal. Salah satunya oleh
bakteri dan fungi. Bila komponen bakteri dan
fungi dalam tanah berkurang banyak nutrisi yang
hilang dan larut dalam air. Bakteri tanah sangat
penting dalam memberikan nutrisi secara alami
dan proses dekomposisi dari semua ekosistem.
Populasi bakteri ini dipengaruhi oleh perubahan
iklim (kenaikan suhu akan meningkatkan jumlah
bakteri sehingga nitrogen yang dihasilkan
semakin banyak yang membantu pertumbuhan).
Hubungan mutualisme bakteri dan fungi sangat
penting untuk tumbuhan dan binatang.
Nematoda merupakan predator dari bakteri dan
fungi yang berfungsi sebagai pengatur proses
mineralisasi pada tanah. Nematoda ini
mengeluarkan nitrogen yang banyak sehingga
turut menyuburkan tanah. Hal ini juga akan
mempengaruhi
struktur
tanah,
tingkat
penggunaan karbon dan kandungan nutrisi
tanah. Banyak orang yang tidak menyadari
bahwa kehidupan di atas tanah tidak akan ada
tanpa kehidupan di bawah tanah. Pemakaian
bahan-bahan anorganik yang berlebihan akan
sangat mempengaruhi struktur humus tanah. Hal
ini seperti pemakaian antibiotik yang berlebihan
11
pada manusia. Apabila pemakaiannya dilakukan
terus menerus, organisme menjadi kebal dan
organisme yang baik bagi kesehatan justru ikut
mati sehingga akan mempengaruhi kesehatan
orang tersebut. Begitu juga dengan tanah. Cara
terbaik untuk menjaga kesehatan ekosistem
adalah dengan penggunaan bahan organik
seperti kompos. Jumlah bahan organik yang
diberikan harus sama dengan bakteri dan fungi
yang digunakan setiap tahun. Apabila kesuburan
tanah tersebut telah mncapai vegetasi yang
diinginkan, tidak ada lagi alasan untuk
menggunakan bahan-bahan kimia. Karena
penggunaan bahan kimia tersebut hanya akan
menimbulkan masalah baru, yaitu permukaan
tanah dan air tanah yang terkontaminasi bahan
tersebut.
Proses ekosistem dapat diukur dengan :
a) rasio dari biomasa fungi dan bakteri;
b) maturity index nematoda.
Rasio biomasa fungi dan bakteri :
Tanah pertanian dan padang rumput pada
umumnya mempunyai struktur humus tanah < 1
(F/B < 1, F=fungi B=bakteri). Dengan kata lain
biomasa bakteri lebih besar daripada biomasa
fungi dalam tanah tersebut. Dalam sistem
pertanian yang produktif harus diusahakan
struktur humus tanah dengan rasio sebesar 1
(F/B = 1), biomasa fungi dan bakterinya sama
besar. Produktivitas tanah pertanian akan
berkurang bila biomasa fungi mendominasi,
tanah tersebut harus diolah atau dibajak dulu
agar kembali ke sistem tanah yang didominasi
oleh bakteri sehingga kondusif untuk tanah
pertanian.
Berbeda dengan tanah hutan yang umumnya
didominasi oleh biomasa fungi, khususnya
penghasil kayu. Tetapi penelitian mendalam
tentang ini belum dilakukan. Biomasa fungi
sangat penting bagi tanah. Karena menyimpan
nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan di bagian atas
tanah. Tanpa organisme ini, kandungan nutrisi
akan larut dalam air tanah dan tidak di simpan
untuk kebutuhan tumbuhan. Tanah yang hanya
mengandung fungi akan bersifat asam sebagai
hasil metabolisme fungi. Aktivitas bakteri
biasanya mencapai puncak pada musim semi
dan penghujan. Pada musim kemarau
aktivitasnya sangat menurun.
secara
Komunitas dan Struktur Nematoda :
Ada empat tipe nematoda, yakni : pemakan
bakteri, pemakan fungi, pemakan akar, dan
predator nematoda. Semua nematoda adalah
predator. Baik nematoda pemakan bakteri dan
pemakan fungi memiliki kandungan N (Nitrogen).
Nematoda pemakan bakteri adalah sangat
penting untuk tanah yang kandungan bakterinya
tinggi (tanah pertanian dan padang rumput),
sedangkan nematoda pemakan fungi penting
bagi tanah yang kandungan funginya tinggi
(padang hutan). Antara 70-80 persen kandungan
Nitrogen pada padang hutan yang dapat
mempercepat pertumbuhan pohon, berasal dari
interaksi predator nematoda dan nematoda
lainnya. Antara 30-50 persen kandungan
Nitrogen pada tanah pertanian berasal dari
interaksi nematoda pemakan bakteri dan
sejumlah bakteri.
Sejumlah nematoda pemakan akar dapat
dikurangi melalui kompetisi dalam rongga akar.
Ketika nematoda pemakan akar mulai berkurang
jumlahnya,
maka
dampaknya
terhadap
ekosistem adalah positif.
Bagaimanapun
nematoda pemakan akar adalah organisme yang
sangat menguntungkan. Namun tetap mesti
dikendalikan perkembangbiakannya karena bisa
mengganggu keseimbangan ekosistem akibat
mengurangi sejumlah mikro organisme lain
seperti mycorrhizal fungi, nematoda pemakan
nematoda lain, dan nematoda pemakan
microarthropoda yang berpengaruh pada
kesuburan tanah. Selain itu gangguan lain
adalah berkurangnya kemampuan tumbuhan
untuk mempertahankan diri dari pemakan
nematoda.
Penurunan dalam jumlah nematoda pemakan
nematoda akan memberikan pengaruh tertentu,
seperti meningkatnya populasi bakteri, fungi,
ataupun nematoda pemakan akar, serta dalam
waktu cepat akan meningkatkan kelompok
mangsa lainnya dari nematoda ini.
* Sumber : Dr. Elaine Ingham, The Soil
Foodweb : It’s Improtance in Ecosystem Health
Soil Foodweb Significance, Department of
Botany and Plant Pathology - Oregon State
University, Covallis-USA..
Disarikan oleh : Agung dan Wisnu.
___________________________________________________________
“Hindia Bel and a ter oetama ial ah negeri pertanian oemoemnja tanah
jang soeboer tentoelah har oes dipakai oentoek bertani”
Dr. Ir. C. H. Coster
SEBAB TANAH JADI RO ESAK DAN BAGAIMANA MENTJEGAHNJA
Terbitan Balai Poetaka Joeli 1940 No 7 Jaargang VII
WACANA No. 10/ September - Oktober 1997
12
Download