Teori Hubungan Internasional Konstruktivisme Pertemuan 10 Restilia Polii, M.Si Konten O Asal usul perspektif Konstruktivis dalam ilmu Hubungan Internasional O Pelopor/Tokoh-tokoh kunci perspektif Konstruktivisme Hubungan Internasional O Ciri-ciri Perspektif Konstruktivis O Asumsi dasar perspektif Konstruktivis O Kelemahan perspektif Konstruktivisme O Studi kasus Konstruktivis ??? Konstruktivisme dalam HI “Pada dasarnya konstruktivisme merupakan sebuah pemikiran yang penting dalam ilmu Sosiologi“ (Reus-Smit, Christian, 2001. Constructivism, in; Scott Burchill, et al, Theories of International Relations, Palgrave, pp. 209-230) Teori Sosial Konstruktivisme Perspektif Alternatif dalam HI Konstruktivisme hadir untuk memperbaiki pemikiran-pemikiran yang sebelumnya sudah ada. Tokoh-tokoh kunci O Friedrich Kratochwill, Nicholas Onuf,, Alexander Wendt dan John Ruggie. O Alexander Wendt Anarchy is What States Make of It, 1992 (disebut : Peletak dasar social-constructivism) Meskipun pada awalnya Wendt menyebut dirinya sebagai seorang realist dan positivist (baru pada buku Social Theory of International Relations beliau menyebut dirinya sebagai seorang social constructivist] “. Ciri-ciri Perspektif Konstruktivis O Pemikiran kunci dari konstrukstivisme adalah dunia sosial termasuk hubungan internasional merupakan hasil konstruksi manusia (Jackson & Sorensen, 1999:307). O Dunia sosial dibuat maupun dibentuk oleh masyarakat pada waktu dan tempat tertentu (Jackson & Sorensen, 1999:307). O Dalam perspektif ini, dunia sosial bukanlah sesuatu yang given. Dunia sosial bukanlah seperti yang diungkapkan kaum positivis dimana hukum – hukum dunia sosial tersebut dapat ditemukan melalui penelitian – penelitian ilmiah serta dapat dijelaskan melalui teori ilmiah. Melainkan dunia sosial adalah sesuatu yang intersubjektif dimana dunia sosial tersebut memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat yang membuatnya, hidup di dalamnya serta memahaminya (Jackson & Sorensen 2009: 307). Contoh Dilema keamanan, adalah struktur sosial yang terdiri dari pemahaman intersubyektif di mana negara-negara sangat curiga dalam membuat asumsi-asumsi keadaan yang buruk tentang maksud masing-masing pihak, dan sebagai akibatnya menegaskan kepentingan mereka dalam hal menolong diri sendiri. Komunitas keamanan merupakan suatu struktur sosial yang berbeda, yang terdiri dari pengetahuan bersama di mana negara percaya satu sama lain untuk menyelesaikan perselisihan tanpa perang. Karena itu O Konstruktivis tidak seperti teori-teori positivis yang mencoba menjelaskan hasil tertentu dalam politik internasional, konstruktivis sosial memilih untuk menggambarkannya sebagai pemahaman Hal ini mengacu pada karya sosiolog Jerman Max Weber, yang memfokuskan pada pemahaman motif subjektif dan pandangan aktor terhadap dunia, (Steans et al, 2005:187). Continue Konstruktivis sosial menekankan peran norma dalam perilaku masyarakat. Sebagai contoh dalam kebijakan luar negeri, bukan hanya masalah kepentingan nasional, tetapi juga menyangkut tentang perilaku yang dapat diterima di masyarakat internasional. Kaum konstruktivis menekankan peran pemikiran dan pengetahuan dunia sosial Asumsi-asumsi dalam Konstruktivisme 1. Pandangan Konstruktivisme mengenai Sistem Internasional Von Glaserfeld: Berasumsi bahwa, terminologi sistem internasional yang anarki (baik kooperatif maupun konfliktual) dikonstruksikan oleh “keadaan psikologis” negara itu sendiri. Artinya adalah bagaimanapun sifat sistem internasional itu, baik konfliktual maupun kooperatif, hal tersebut terdeterminasikan oleh bagaimana cara negara itu bertindak. Tentunya hal-hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan psikologis dari setiap negara. Anarki adalah apa yang diperbuat oleh negara. Jika negara-negara berperilaku secara konfliktual terhadap satu sama lain, maka tampak bahwa sifat dari anarki internasional adalah konfliktual. Namun jika negara berperilaku kooperatif terhadap satu sama lain, maka tampak bahwa sifat dari anarki internasional adalah koperatif (Weber, 2005:62). Alexander Wendt: Anarki adalah sebuah efek dari praktik pemikiran konstruktivis reguler “anarki adalah sesuatu yang dibuat oleh negara” Continue 2. Peranan Ide dalam Hubungan Internasional Konstruktivis berfokus pada ide. Konstruktivis memberikan perhatian kajiannya pada persoalan-persoalan bagaimana ide dan identitas dibentuk, bagaimana ide dan identitas tersebut berkembang dan bagaimana ide dan identitas membentuk pemahaman negara dan merespon kondisi di sekitarnya. Continue 3. Pandangan Konstruktivis mengenai Negara Negara tetap aktor utama Continue 4. Pandangan Konstruktivis tentang Perang dan damai Konstruktivisme memandang keamanan sebagai norma yang dibangun melalui interaksi antarentitas (misalnya dengan berkumpul atau duduk bersama) membicarakan apa yang dimaksud keamanan, membedakan mana yang disebut musuh atau teman, sehingga pemahaman yang sama akan membentuk suatu intersubjektifitas yang akan membentuk pemahaman pada entitas dunia tentang apa yang disebut keamanan. Kelemahan Konstruktivis Agenda kaum konstruktivis agak tradisional, karena hanya memfokuskan pada interaksi negara-negara, tidak ada tempat bagi struktur seperti kapitalisme. (Robert Jackson & Georg Sorensen, hal. 310) Stephen M. Walt pun mengkritik bahwa kelemahan konstruktivisme terletak pada ketidakmampuannya memberikan solusi atas persoalan (Andhika 2008). Sumber O Jackson, R., & Sorensen, G. (2005). Pengantar Studi Hubungan Internasional. (D. Suryadipura, Trans.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar. O Stelle,Brent J.2007. Liberal - Idealism : A constructivist critique. International Studies Review (2007) 9, 23–52. O Wendt ,Alexander E.1987. The Agent-Structure Problem in International Relations Theory. International Organization, Vol. 41, No. 3. (Summer, 1987), pp. 335-370. O Reus-Smit, C. (2005). Constructivism. In S. Burchill, A. Linklater, R. Devetak, J. Donnelly, M. Paterson, C. Reus-Smit, et al., Theories of International Relations (3rd ed., pp. 188-212). New York: Palgrave Macmillan. O Weber, C. (2006). International Relations Theory: A Critical Introduction (2nd ed.). New York: Routledge. Tugas 1.