PENALARAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo Jalan KHA. Dahlan 3 Purworejo Abstrak Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang sangat erat. Materi matematika dipahami melalui penalaran. Penalaran dipahami dan dilatih dengan belajar matemaika. Penalaran dalam matematika dapat dilakukan dengan pendekatan konstruktivis. Penalaran dengan pendekatan konstruktivis adalah suatu proses berpikir menarik suatu kesimpulan berdasarkan hasil mengkonstruksi materi matematika dengan pemikirannya sendiri. Kata kunci: penalaran, matematika, konstruktivis satu limu dasar baik aspek terapannya Pendahuluan Kurikulum Tingkat Satuan maupun aspek penalarannya mem- Pendidikan (KTSP) merupakan hasil punyai peranan yang penting dalam penyempurnaan yang upaya penguasaan ilmu dan teknologi. dilakukan oleh pemerintah dengan Materi matematika dan penalar- tujuan untuk meningkatkan mutu an matematika merupakan dua hal pendidikan. kelebihan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu kurikulum ini adalah dinyatakannya materi matematika dipahami melalui pemecahan masalah, penalaran dan penalaran dipahami dan komunikasi, dan kurikulum Salah satu penalaran, menghargai ke- dilatih melalui belajar materi gunaan matematika sebagai tujuan matematika. Penalaran dalam pembelajaran matematika SD, SMP, pembelajaran matematika dapat SMA, dan SMK disamping tujuan dilakukan yang berkaitan dengan pemahaman konstruktivis. Konstruktivis berarti konsep. Matematika sebagai salah membangun. dengan Jadi pendekatan pembelajaran Erni Puji Astuti: Penalaran dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Konstruktivis 41 matematika dengan pendekatan dicapai, perlu diupayakan agar konstruktivis, siswa diminta untuk penyajian matematika sekolah, baik di dapat materi dalam kelas maupun di dalam buku pemikirannya ajar benar-benar diarahkan kepada mengkonstruksi matematika dengan penataan sendiri. nalar. perkembangan Pembahasan dengan Menurut Herman J Waluyo (2007: 83) penalaran adalah proses berfikir yang menggunakan prinsipprinsip argumentasi untuk menyimsesuatu memecahkan dan masalah. untuk sebagai berikut: “Reasoning is a special kind of thinking in which inference takes place, in which conclutions are drawn from premises”. Dengan demikian berarti penalaran merupakan kegiatan, proses, atau aktifitas berpikir untuk menarik kesimpulan. nalar siswa dapat berjalan dengan baik sehingga dapat menumbuhkan menalar. 42 suasana yang serius. wahana penataan nalar peserta didik tanpa harus selalu “tegang” dalam melakukannya. 2. Pendekatan Konstruktivis Konstruktivis berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat pedidikan, konstruktivisme merupakan suatu membangun aliran tata yang berupaya susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Pandangan konstruktivis, pengetahuan itu dibangun dalam pikiran seseorang. Sehingga perlu membangun keman- pola pikir secara terarah. mungkin tercapai bila upaya penataan pembudayaan siswa, dirian peserta didik untuk mengelola Pembudayaan penalaran akan kebiasaan kognitif Permainan matematika dapat menjadi Sedangkan Copi (1978: 5) menjelaskan istilah penalaran dengan penataan nalar tidak harus dilakukan 1. Penalaran pulkan Sesuai Agar penalaran upaya dapat Pengetahuan itu dikonstruksikan, bukan dipersepsi secara langsung oleh indra. Semua pengetahuan dibentuk di dalam otak manusia dan subjek yang berpikir tidak memilikin Erni Puji Astuti: Penalaran dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Konstruktivis alternatif selain mengkonstruksi apa yang diketahuinya berdasarkan e. Guru menyiapkan belajar dimana lingkungan siswa dapat menemukan pengetahuan. pengalamannya sendiri. Berdasarkan hal tersebut, peran f. Guru berusaha membuat siswa guru adalah menyediakan suasana mengungkapkan dimana siswa mendesain dan guru dan pemahaman mereka sehingga lebih banyak mengarahkan kegiatan mereka belajarnya. Artinya guru tidak hanya pembelajaran mereka. sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri kepada mengemukakan siswa ide-ide untuk mereka Brooks dan Brooks mengemukakan tentang pembelajaran dengan konstruktivis sebagai pembelajarannya ber- sandar pada materi hans-on. b. Presentasi materi dimulai dengan keseluruhan kemudian pindah ke kakan sebelumnya bahwa penalaran merupakan kegiatan, berfikir proses untuk atau menarik kesimpulan. Sedangkan konstruktivis berarti bersifat keduanya membangun. sangant erat Jadi kaitannya c. Pembelajarannya pendekatan konstruktivis pengajaran lebih dalam menekankan pengajaran top down daripada button up berarti siswa memulai dengan masalah kompleks untuk dipecahkan, bagian-bagian. menekankan pada ide-ide dasar. d. Guru mengikuti pertanyaan dari siswa. Sesuai dengan yang dikemu- dalam pembelajaran karena sistem berikut. a. Kegiatan memahami 3. Hubungan Pendekatan Konstruktivis dengan Penalaran Siswa dalam Pembelajaran aktivitas sendiri dan menerapkannya. pendekatan dapat pandang pengaetahuan dalam benaknya. Guru memberikan kesempatan sudut kemudian menemukan (dengan bimbingan guru) keterampilan dasar yang diperlukan. Adapun konstruktivistik tujuan ini pembelajaran ditentukan Erni Puji Astuti: Penalaran dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Konstruktivis 43 bagaimana belajar, yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut d. mengembangkan siswa untuk menjadi pemikir yang dalam mandiri. konteks nyata yang mendorong si Teori aktivitas kreatif produktif kemampuan konstruktivis belajar untuk berfikir dan berfikir sebagai ulang lalu mendemonstrasikan. Dalam praktisnya juga mengupas persoalan teori pembelajaran. Ada beberapa implikasi ini peran guru adalah kajian filosofis, selain menyediakan suasana dimana para teori konsruktivis siswa mendesain dan mengarahkan pembelajaran, antara lain: kegiatan belajar itu lebih banyak agar a. memusatkan dalam dalam perhatian berpikir siswa benar-benar memahami dan atau proses mental anak tidak menerapkan pengetahuan, maka siswa sekedar pada hasilnya; harus bekerja memecahkan masalah, b. mengutamakan peran siswa dalam menemukan segala sesuatu untuk berinisiatif dirinya dengan ide-idenya sendiri. aktif dalam kegiatan pembelajaran; Tujuan tentang konstruktivisme c. pendekatan dalam pembelajaran pada dasarnya pengajaran ada beberapa tujuan pengajaran yang ingin diwujudkan antara lain: a. memotivasi siswa bahwa belajar keterlibatan konstruktivis lebih top dalam menekankan down daripada bottom up; d. di dalam discovery learning siswa adalah tanggung jawab siswa itu didorong sendiri; mandiri; b. mengembangkan kemampuan sis- sendiri, untuk e. menerapkan belajar secara scaffolding, siswa wa untuk mengajukan pertanyaan semakin lama bertanggung jawab dan mencari sendiri jawabannya; terhadap pembelajarannya sendiri. c. membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara lengkap; Soejadi (2000: 144) mengemukakan beberapa contoh sajian bahan ajar matematika yang dimaksudkan 44 Erni Puji Astuti: Penalaran dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Konstruktivis untuk menanamkan kebiasaan menggunakan penalaran secara benar dengan pendekatan konstruktivis: a. Pembelajaran ini dapat dilaksana- Papan-1 berisi gambar 1 ayam 2 ikan 1 kucing kan di SD Papan-2 berisi gambar 1 ayam 1 ikan 2 kucing Papan-3 berisi gambar 1 ikan 2 kucing Papan-4 berisi gambar 1 ayam 1 ikan 2 kucing 1 burung Gambar 2 Papan Bergambar 1) Setelah siswa telah memahami algoritma perkalian bersusun, Saya mempunyai satu ayam, kepada tetapi tidak mempunyai burung. mereka diberikan latihan, misalnya: Mengisi Kucing titik-titik bilangan dengan yang sesuai dalam perkalian bersusun. …. 8 …. …. 3 …. …. 1 2 …. …. …. saya lebih banyak daripada ikan saya. Jadi saya mempunyai ayam …… ekor, ikan …… ekor, kucing …… ekor, dan burung …… ekor. x …. (Permainan di atas memerlukan kemampuan + 0 menalar secara selektif) b. Pembelajaran dapat dilakukan di Gambar 1 Bagan Perkalian Bersusun SMP 1 2 3 Untuk dapat mengerjakan soal 2 5 10 seperti itu, siswa perlu memiliki 3 10 kemampuan menalar-balik 4 4 proses atau algoritma perkalian bersusun. 2) Perhatikanlah papan pemberita- Kepada siswa diberikan tabel angka seperti di atas. huan ini, kemudian jawablah Siswa pertanyaan yang diajukan. kotak-kotak yang masih kosong. diminta untuk mengisi Erni Puji Astuti: Penalaran dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Konstruktivis 45 Setelah selesai, diminta menjelas- Penutup Berdasarkan kan cara mendapatkannya. c. Pembelajaran dapat dilaksanakan penalaran Matrik perjalanan antar kota konstruktivis dengan pendekatan dalam pembelajaran sangant erat. Penalaran merupakan f kegiatan, d B proses, atau aktifitas berpikir untuk menarik kesimpulan l l C tersebut tampak jelas bahwa hubungan antara di SMA A uraian dan sistem pendekatan konstruktivis dalam pengajaran lebih menekankan d top down daripada bottom up berarti Gambar 3 Matrik PerjalananAntar Kota siswa memulai dengan masalah kompleks untuk dipecahkan, kemuDari kota A ke kota B dapat dian menemukan (dengan bimbingan ditempuh dengan pesawat terbang guru) (t), jalan darat (d), dan kapal laut diperlukan. keterampilan dasar yang (l). Sedang dari B ke C hanya dapat ditempuh dengan kapal laut (l) dan Daftar Pustaka jalan darat (d). Copi, I. M. 1978. Introduction to Logic. New York: Macmillan. Siswa diminta membuat matriks yang menunjukkan jalan langsung yang dapat ditempuh dari kota satu ke kota yang lain. Kalau matriks perjalanan itu diberi nama P (3x3), hitunglah P2. Selanjutnya siswa Herman J Waluyo. 2007. Pengantar Filsafat Ilmu. Salatiga: Widya Sari Press. Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikti. diminta menjelaskan makna dari bilangan yang terdapat dalam matriks P2 itu. 46 Erni Puji Astuti: Penalaran dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Konstruktivis