b. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
AGAMA ISLAM
(MEMBANGUN MASYARAKAT ISLAM MODERN)
EKSISTENSI MANUSIA
Fakultas
Program Studi
Ekonomi dan Bisnis
Akuntansi
Tatap Muka
02
Abstract
Kode MK
Disusun Oleh
90002
Drs. SUMARDI, M. Pd
Kompetensi
Allah SWT berfirman; “Maha Suci Allah yang
Dalam perkuliahan ini mahasiswa akan mempelajari
dalam genggaman tangan-Nya, (yakni kekuasaan dan
pengertian eksistensi martabat manusia. Tujuan penciptaan
pengelolaan-Nya semua) kerajaan (di alam raya ini) dan
manusia baik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat,
(hanya) dia (sendiri yang) Maha kuasa atas segala
negara dan dunia. Fungsi dan peran manusia yang
sesuatu.Dia yang menciptakan (yakni mewujudkan atau
mencakup memahami diri, kesadaran diri dan pengendalian
menetapkan adanya) kematian dan kehidupan untuk
diri. Pada bagian akhir Anda akan mempelajari potensi
menguji kamu siapakah di antara kamu yang terbaik
keunggulan manusia dan bagaimana menentukan tujuan
amalnya (berupa kerja dan perbuatan di pentas
hidup serta bagaimana mencapainya.
kehidupan),
dan
Dia
maha
perkasa
lagi
maha
pengampun” (QS. Al-Mulk [67]: 1-2)
Allah SWT membuat sebuah general statement
bahwa hidup dan mati diciptakan untuk menguji siapa
yang
terbaik
pekerjaannya,
perbuatannya,
amalannya.Jadi, kehidupan ini adalah kontes perbuatan
antar manusia, dengan Allah dan malaikat sebagai jurinya.
Hasil kontes ditentukan dari nilai atau skor yang
dikumpulkan oleh manusia selagi berjalan, berlenggaklenggok, melakukan aktivitas di atas panggung catwalk
dunia.
Pembahasan
EKSISTENSI MANUSIA
(Drs. SUMARDI, M. Pd)
PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk social, mengisyaratkan kepada kita bahwa manusia tidak akan
mampu hidup secara individu untuk memenuhi kebutuhannya tanpa adanya dukungan dari
manusia yang lain ataupun maklhuk ciptaan tuhan yang lainnya.
Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan di muka bumi ini.
Dengan setiap potensi yang telah diberikan-Nya, yaitu Jasad yang perfect, ruh, dan jiwa
atau akal diharapkan manusia mampu untuk memakmurkan bumi, dikarenakan manusia
adalah sebagai wakil Tuhan di bumi ini, dan juga sebagai bentuk pengabidan kepada-Nya.
Meskipun terkadang dalam realitanya, ada sebgian manusia yang memanfaatkan
potensinya bukan untuk memakmurkan bumi, melainkan hanya untuk kepentingan individu,
golongan, atau kelompoknya.
Hal ini dikarenaka manusia adalah makhluk bebas. Berbeda dengan malaikat yang selalu
berbuat kebaikan, ataupun iblis yang selalu berbuat keburukan. Akan tetapi manusia
diberikan kebebasan oleh Tuhan intuk bisa memilih, dengna kata lain potensi yang diberikan
oleh tuhan dapat gunakan untuk arah kebaikan, ataupun sebaliknya untuk arah keburukan.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada pembahasan materi ini meliputi :
1. Sejarah singkat manusia
2. Hakikat manusia
3. Potensi manusia
4. Eksistensi manusia
2016
2
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah, mencoba untuk menjabarkan secara lebih
terperinci mengenai konsep manusia sebagai makhluk social. Sehingga diharapkan dengan
pemahaman yang lebih akan dapat tertuang dalam kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
Sejarah Singkat Manusia
Manusia hadir di bumi sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam ilmu science dikatakan bahwa
manusia ada sejak 18 ribu tahun silam, yang mana kondisi fisik manusia ketika itu adalah
manusia kerdil atau homo floresiensis. Ilmu pengetahuan ini lebih dikenal dengan teori
evolusi, yang dipopulerkan oleh Charles Darwin . Akan tetapi, dalam litelatur keagamaan
diinformasikan bahwa manusia pertama adalah Nabi Adam As., beliaulah cikal bakal dari
peradaban manusia dari masa ke masa.
Sejarah manusia sebagai makhluk sosialpun tertulis dalam kiab suci, baik itu Al-qur’an
ataupun Bible. Diceritakan bahwa nabi Adam pun tidak bisa hidup sendiri, sehingga Allah
Swt. Menciptakan Hawa sebagai pasangannya atau teman hidupnya demi untuk mengisi
keperluan hidupnya agar dapat memberikan suatu kebahagiaan dengan kehendak-Nya.
Seiring dengan berjalanya waktu dari zaman ke zaman, kecenderungan manusia untuk
hidup bersosial telah mengantarkan mereka ke kebudayaan dan peradaban yang semakin
maju. Seperti halnya kerjaan Fir’aum dengan bangunan Piramidnya di Mesir, Kerjaan
Babilonia yang mampu membangun taman gantung, Kerajaan Romawi yang sangat luas,
dan peradaban masa Kekhlifahan islam yang telah banyak menyumbangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Hakikat Manusia
a. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai Wakil Tuhan di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah.
2016
3
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung
metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk
berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki prilaku interaksi
antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri
manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).
Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia
mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa
jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang
alam bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak
saja. Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses
pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir).
Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara
pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam
pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak
mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan
sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna
manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa
basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata
basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau
lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu
allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya).
Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai
makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah
makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna linnaasi fii
haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-
2016
4
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia
sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian al-quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan
social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup
tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
b. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan
Meskipun ada teori yang mengatakan manusia hadir dari ketiadaan, melainkan bentuk dari
suatu proses evolusi. Sebagai umat yang beragama tentunya kita tidak akan menerima
paham tersebut. Hadirnya manusia tidak lepas dari konsept hukum kausalitas (sebab
akibat). Manusia ada karena ada yang menciptakan, yaitu Allah Swt. Mengenai penciptaan
manusia ada dua porses, yaitu :
1. Proses azali: merupakan penciptaan manusia secara langsu dari tanah oleh Allah
swt. Seperti yang terjadi pada nabi Adam As, ataupun nabi Isa As.
2. Poses alami: yaitu penciptaan manusia melalui hubungan biologis.
c. Potensi dasar Manusia
Berikut ini adalah 3 potensi yang diberikan Tuhan kepada manusia, yaitu :
1. Jasmani.
Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah, yang kemudian diberi bentuk yang sempurna
dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.
2. Ruh
Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa (an nafsun/rasa dan perasaan).
Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat
dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu
potensi fisik dan potensi rohaniah.
Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah
makhluk social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk
2016
5
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup
dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan
dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.
Eksistensi Manusia
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa manusia merupakan makhluk Tuhan yang
paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Sehingga
karena kesempurnaannya itu lah Allah menjadikan manusia sebagai wakilnya di bumi ini.
a. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai maklhuk social merupakan suatu fitrah atau ketetapan dari Allah, manusia
tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya dukungan dari makhluk lain di sekitarnya. Allah lebih
mengetahui kondisi ciptaannya sendiri, dengan demikian Dia menciptakan wanita sebagai
pasangan dari laki-laki, dengan tujuan agar kehidpan mereka bisa lebih tentram dan dapat
saling memenuhi kebutuhannya sehingga tercapai suatu kebahagiaan.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi
kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan untuk
saling berinteraksi, bermasyara kat / bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling
tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sesama merupakan kebutuhan
dasar (naluri) manusia itu sendiri yang dinamakan Gregariousness. Maka dengan demikian
manusia merupakan makhluk sosial ( Homo Socius) yaitu makhluk yang selalu ingin
berinteraksi dengan sesama/ bergaul. Adapun ilmu yang mempelajari manusia sebagai
makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama sesamanya dinamakan
ilmu sosiologi. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya di ungkapkan oleh Adam Smith (
1723-1790) dalam bukunya yang berjudul “ An Inquiry into the nature and causes of the
wealth of nations”, yaitu Manusia merupakan makhluk ekonomi ( Homo Economicus) yang
cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperolehnya dan selalu berusaha
secara terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya. (self Interest).
b. Manusia sebagai Wakil Tuhan di Muka Bumi.
Manusia merupakan khalifah di bumi ini, diciptakan oleh Allah dengan berbagai kelebihan
dan kesempurnaan yang menyertainya. Kita diberi akal pikiran dan juga hawa nafsu sebagai
pelengkapnya. Manusia telah diberikan berbagai fasilitas di muka bumi sebagai alat
2016
6
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pemenuhan kebutuhan manusia. Semua yang kita perlukan telah terhampar di alam
semesta, manusia hanya perlu mengelolanya saja.
Dalam kelangsungan hidup manusia terjadi berbagai perkembangan di dunia, semakin
kompleksnya kebutuhan manusia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan
terciptanya berbagai mesin-mesin dan berbagai alat komunikasi yang membantu
meringankan kehidupan dan pekerjaan manusia. Didorong dengan nafsu keserakahannya,
manusia hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, negara hanya berpikir untuk
memajukan perekonomian dan pembangunan besar-besaran diberbagai sektor, tanpa
memikirkan dampak lingkungan yang diakibatkan dari apa yang dilakukan manusia.
Termasuk penduduk Indonesia perilakunya juga seperti itu, bisa dikatakan kepeduliannya
sangat kecil terhadap lingkungan, ini tidak lepas dari tingkat kesadaran masyarakat dan juga
desakan ekonomi yang juga menuntut masyarakat berusaha untuk memenuhi kebutuhannya
tanpa menghiraukan dampak lingkungan yang diakibatkan.
Kegiatan manusia di dunia ini banyak menimbulkan masalah bagi lingkungan, erosi tanah,
polusi udara, banjir, tanah longsor, tanah yang hilang kesuburannya, hilangnya spesiesspesies dalam ekosistem, kekeringan, hilangnya biota-biota laut dan yang paling
memprihatinkan adalah pemanasan suhu global, yaitu peristiwa pemanasan bumi yang
disebabkan oleh peningkatan ERK (Efek Rumah Kaca) yang disebabkan oleh gas rumah
kaca (GRK), seperti CO2, CH4, Sulfur dan lain-lain yang menyerap sinar panas atau
menyebabkan terperangkapnya panas matahari (sinar infra merah). ERK (greenhouse
effect) bukan berarti disebabkan oleh bangunan-bangunan yang berdinding kaca, tapi hanya
merupakan istilah yang berasal dari para petani di daerah iklim sedang yang menanam
tanaman di rumah kaca.
Global Warming sangat perlu diperhatikan oleh seluruh penduduk dunia, dan termasuk
didalamnya penduduk Indonesia, dengan bersinergi menurunkan dan memperlambat
peningkatan greenhouse effect. Langkah-langkah nyata harus dilakukan oleh masyarakat,
karena sangat besarnya dampak yang diakibatkan oleh pemanasan global bagi
kelangsungan hidup manusia dan makhluk lain yang hidup di bumi.
Kita ketahui Indonesia merupakan negara maritim. Pemanasan global yang saat ini terjadi
akan memicu naiknya suhu atmosfer bumi, dan akan menaikkan permukaaan air laut, yang
juga didukung oleh pencairan es di kutub bumi. Hal ini dapat memicu tenggelamnya negara
kita, didahului dengan tenggelamnya ribuan pulau-pulau kecil yang dimiliki Indonesia. Kalau
pemanasan global tidak cepat ditanggulangi dan membiarkan kegiatan-kegiatan manusia
2016
7
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang tidak ramah dengan lingkungan, mungkin beberapa abad lagi negara kita akan
tenggelam dan berakhirlah peradaban manusia di dunia.
Seiring pertumbuhan penduduk yang cenderung tidak dapat dikendalikan dan selalu
menunjukkan peningkatan. Hal ini juga terjadi di Indonesia, akan memicu naiknya
kebutuhan-kebutuhan manusia seperti pangan, tempat tinggal, listrik, BBM dan banyak
kebutuhan lainnya. Kesemuanya itu akan meningkatkan kebutuhan manusia akan lahanlahan yang digunakan untuk produksi pertanian, perkebunan, pertambangan, tempat tinggal,
jalan-jalan dan fasilitas umum. Hal ini tidak bisa dipungkiri, dan akhirnya terjadilah
penebangan pohon-pohon dan hutan untuk memenuhi kebutuhan untuk bahan baku industri
tanpa menghiraukan dampak lingkungan yang akan diderita.
Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang
berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Yang demikian mengantarkan
manusia bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata
lain, “Setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri
manusia sendiri.” Binatang, tumbuhan,
dan benda-benda tak
bernyawa
semuanya
diciptakan oleh Allah Swt. dan menjadi milik-Nya, serta semua memiliki ketergantungan
kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan sang Muslim untuk menyadari bahwa semuanya
adalah “umat” Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.
Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk
kesejahteraan ummat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Allah untuk
manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia
memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi.
Oleh karena itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat
sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi
manusia untuk menjadi makhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat
potensil untuk terjerumus hingga pada posisi lebih rendah dibanding binatang. ***
FUNGSI DAN PERAN MANUSIA
Terkait dengan fungsi dan peranan manusia, Allah SWT berfirman bahwa fungsi dan
peran manusia adalah sebagai khalifah atau pemimpin muka bumi. Allah berfirman:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifahdimuka bumi”. Mereka berkata:”Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah)di bumi itu orang yang akan membuah kerusakan padanya dan
menumpahkandarah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
2016
8
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui’”. (QS al Baqoroh (2): 30)
Dalam kamus bahasa Indonesia, khalifah berarti pemimpin umat. Menjadi pemimpin
adalah fitrah setiap manusia. Namun karena satu dari lain hal, fitrah ini tersembunyi,
tercemar bahkan mungkin telah lama hilang. Akibatnya, banyak orang merasa dirinya bukan
pemimpin.
Mereka telah lama menyerahkan kendali hidupnya pada orang lain dan lingkungan
sekitarnya. Mereka perlu “dibangunkan” dan disadarkan akan besarnya potensi yang
mereka miliki.
Kepemimpinan adalah suatu amanah yang diberikan Allah yang suatu ketika nanti
harus kita pertanggungjawabkan. Karena itu siapa pun Anda, Dimana pun Anda berada,
Anda seorang pemimpin, minimal memimpin diri sendiri. Kepemimpinan adalah mengenai
diri sendiri. Kepemimpinan adalah perilaku kita sehari-hari. Kepemimpinan berkaitan dengan
hal-hal sederhana seperti berbakti kepada orangtua, tidak berbohong, mengunjungi kawan
yang sakit, bersilaturahmi dengan tetangga, mendengar kaluh kesah sahabat, dan
sebagainya.
Untuk menumbuhkan kepemimpinan ada tiga hal yang perlu Anda ketahui. Pertama,
menyadari bahwa nasib Anda berada di tangan Anda sendiri. Andalah yang merupakan
sutradara terhadap kehidupan Anda. Tuhan tidak akan mengubah nasib Anda kalau Anda
sendiri tidak berusaha mengubahnya.
Kedua, sebagai sutradara Anda harus menuliskan skenario hidup Anda. Andalah yang
paling tahu apa yang penting dan apa yang tidak penting dalam hidup Anda. Di sini Anda
harus memutuskan nilai-nilai yang Anda akan jalani dalam hidup.
Ketiga, Menulis skenario saja tidak cukup. Anda harus menjalankan skenario Anda tersebut.
Untuk itu Anda hanya akan melakukan hal-hal yang penting. Inilah hal-hal yang sudah Anda
putuskan sebagai nilai-nilai Anda.
Kepemimpinan adalah sesuatu yang tumbuh dari dalam, kepemimpinan adalah
sikap, tindakan, perilaku, kebiasaan dan karakter kita sendiri. Proses mencapai
kepemimpinan tersebut tidak mudah. Proses ini seperti menanam pohon bambu; tahun
pertama Anda menanam tumbuh 2,5 meter pada tahun kelima. Lantas apa yang terjadi
selama 4 tahun pertama? Ternyata 4 tahun digunakan bambu tersebut untuk memperkuat
akarnnya. Begitu juga proses menumbuhkan kepemimpinan. Anda harus menjalaninya dari
2016
9
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
hari ke hari. Menumbuhkan kebiasaan baik, dan mengembangkannya hingga menjadi
karakter. Untuk itu tidak ada cara cepat. Kepemimpinan tidak dapat dikarbit, tetapi harus
dijalani tahap demi tahap.
Ada sebuah cerita: Suatu ketika terjadi kebakaran di suatu rumah. Di rumah itu ada
seseorang yang tidur nyenyak. Seorang laki-laki mencoba membawanya keluar melalui
jendela tidak bisa, melalui pintu tidak bisa. Ia terlalu besar dan berat. Lelaki ini sudah hampir
putus asa ketika ada seorang yang memberinya saran, “Bangunkan dia, lalu ia dapat keluar
sendiri”.
Cerita sederhana ini memberikan satu pelajaran penting bagi kita. Setiap orang
sebenarnya pemimpin. Setiap orang dapat mengatur dirinya sendiri. Sayangnya, banyak
orang yang tidak sadar. Mereka tertidur, mungkin sepanjang hidupnya. Karena itu tugas kita
“membangunkan mereka”.
Untuk menjadi sadar ada tiga hal yang perlu Anda lakukan, yaitu memahami diri
sendiri (self understanding), kesadaran diri (sel awareness), dan pengendalian diri (sel
Control)..
1. Memahami diri sendiri (Self Understanding)
Ini adalah memahami diri Anda sendiri. Untuk menjadi pemimpin Anda harus sadar
siapakah diri Anda sebenarnya. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Siapa yang mengenali dirinya akan mengenal Tuhannya”.
Mengenal diri sendiri adalah dasar dari Kecerdasan Spiritual (SQ). Untuk itu kita
perlu memikirkan pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti: siapakah kita, untuk apa kita
hidup, dari mana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
perlu kita jawab agar kita dapat menghayati kehidupan yang lebih bermakna.
Tanpa mengenali diri kita dengan benar, sulit untuk menemukan makna kehidupan.
Hidup adalah sebuah perjalanan melingkar, kita memulai perjalanan tersebut dari satu titik
dan suatu ketika kita akan tiba kembali di titik semula. Terkait dengan hal ini, Allah
berfirman:
“yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innalillaahi wa Ina ilahi
raaji’uun” (Sesungguhnya kami semua berasal dari Tuhan dan semua akan kembali kepada
Tuhan” (QS Al-Baqarah:156).
Hidup dengan demikian adalah sebuah perjalanan untuk kembali. Kembali kepada asal usul
merupakan fitrah kita sebagai manusia. Pemahaman ini juga akan melahirkan kesadaran
2016
10
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bahwa hidup adalah sementara. Ini akan melahirkan kesadaran bahwa hidup adalah cerita
menarik mengenai pengusaha warteg yang mengunjungi seorang ustadz termasyur di
Sukabumi yang bernama Ustadz Chazim. Ia terheran-heran ketika melihat rumah ustadz
yang hanya berupa sebuah ruang sederhana penuh dengan buku-buku. Perabot lainnya
hanya meja dan bangku saja.”Ustadz, di manakah perabot rumah Anda yang lain?”, tanya
pengusaha
warteg
itu.
“Di
mana
kepunyaanmu?
Sang
ustadz
balik
bertanya.
“kepunyaanku?” Bukankah aku hanya tamu di sini? Aku hanya sekedar mampir saja”, jawab
pengusaha warteg itu. Mendengar hal itu UstadzChazim Langsung menjawab, “begitu juga
aku”.
2. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Kesadaran diri berarti sadar akan peran Anda sendiri. Untuk menjadi pemimpin Anda
harus “melek emosi” . Anda harus dapat mengenali dan mengidentifikasikan perasaan apa
pun yang sedang Anda rasakan. Ini dasar dari Kecerdasan Emosi (EQ).
Untuk mengenali perasaan yang terdalam, kita perlu senantiasa memisahkan diri kita
dengan emosi yang kita rasakan. Kita bukanlah emosi-emosi kita. Kita adalah kita. Kita tidak
berubah, sebaliknya emosi berubah setiap saat. Kita laksana langit, sementara emosi
adalah awan yang datang silih berganti. Pemahaman semacam ini menyadarkan kita bahwa
kita sebenarnya lebih kuat daripada emosi kita. Kita dapat mengatur emosi kita sesuai
dengan kemauan kita. Kitalah yang mengatur emosi, bukan sebaliknya. Kesadaran diri
dengan demikian mengatakan bahwa kitalah yang bertanggungjawab terhadap perasaan
kita sendiri.
3. Pengendalian diri (Self Control)
Pengendalian diri berarti sadar sepenuhnya akan apa yang Anda lakukan. Ini adalah
hasil dari kecerdasan emosi (EQ) yang tinggi. Seorang pemimpin menyadari bahwa ia tak
dapat mengontrol rangsangan yang masuk, tetapi ia selalu dapat mengontrol reaksi yang ia
berikan. Dengan demikian ia tidak membiarkan perasaan dan emosinya mengendalikan
keputusannya.
Pengendalian diri baru dapat terlihat pada situasi yang sulit dan melibatkan emosi.
Para ahli menemukan bahwa marah merupakan suasana hati yang paling sulit dikendalikan.
Pada saat kita marah pikiran kita dipenuhi oleh kebenaran diri dan alasan-alasan yang amat
meyakinkan kita agar melampiaskan amarah. Bahkan berbeda dengan kesedihan, amarah
2016
11
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menimbulkan semangat, bahkan menggairahkan. Kemampuan melakukan jeda pada saat
marah dengan berbagai macam teknik merupakan kunci kepemimpinan Anda.
Pengendalian diri juga berarti mampu menunda kenikmatan jangka pendek untuk
mendapatkan sesuatu yang lebih besar untuk jangka panjang. Orang yang mampu
mengendalikan diri tidak akan tegoda untuk makan terlalu banyak, melakukan korupsi,
memakai narkoba dan perbuatan apapun yang kelihatannya memberikan kenikmatan jangka
pendek. Orang ini sadar bahwa kenikmatan jangka pendek yang diperolehnya tidak akan
sepadan dengan penyesalan yang dideritanya dalam jangka panjang. Ia menjauhiapapun
untuk memperoleh kenikmatan jangka pendek tetapi mengorbankan kenikmatan jangka
panjang. Perbuatan yang menimbulkan pelanggaran norma sebagaimana difirmankan oleh
Tuhan sebagai berikut:
“Dan, sesungguhnya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya. Dan, sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya,
kemudian akan diberi balasan yang paling sempurna” (QS azzumar : 41)
Kemampuan menunda kenikmatan untuk sesuatu yang lebih besar menunjukan EQ
seseorang. Pakar EQ Daniel Goleman, pernah melakukan percobaan menarik. Kepada para
siswa di satu kelas Goleman menawarkan akan memberikan satu permen, tetapi bagi
mereka yang mau menundanya sampai besok ia akan memberikan dua permen. Penelitian
Goleman kemudian membuktikan bahwa anak-anak yang mampu menunda keinginannya
memiliki kecerdasan emosi yang lebih baik. Kemampuan menunda kenikmatan menunjukan
penguasaan diri yang kuat.
Pengendalian diri juga ditunjukkan oleh keberanian seseorang untuk membuat
komitmen dan melaksanakann komitmen tersebut. Hal-hal besar sering kali berawal dari
komitmen-komitmen kecil. Karena itu sebelum membuat komitmen untuk orang banyak,
latihlah diri Anda dengan membuat komitmen-komitmen yang sederhana. Kita bisa memulai
dari hal-hal yang kecil seperti mulai berolah raga setiap hari, mengurangi makanan
berkolesterol tinggi dan sebagainya. Membuat komitmen pada diri sendiri jauh lebih sulit dan
menantang. Mengapa? Karena kalaupun kita melanggarnya tidak akan ada yang tahu
kecuali diri kita sendiri. Tapi pelanggaran komitmen tersebut perlahan-lahan akan
menggerogoti kepercayaan diri Anda. Kepemimpinan akan muncul begitu Anda mampu
menjalankan komitmen tersebut dan menaklukkan diri Anda.
PENUTUP
2016
12
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kesimpulan
Manusia merupakan makhlu social, dan itu merupakan sudah menjadi fitroh atau ketetapan
dari Allah, yang mana manusia tidak dapat hidup sendiri, dia akan selalu membutuhkan
peranan atau bantuan dari individu lainya. Dan atas kecenderungan untuk bersosiallah yang
akhirnya mengantarkan manusia ke peradaban yang semakin maju dari masa ke masa.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari potensi yang mereka miliki. Jasad atau
jasmani, roh, dan jiwa lah yang menjadikan mereka sebagai makhluk yang beradab.
Sebagai mana yang dikatakan ibnu shina. Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya
menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk social dan sekaligus makhluk ekonomi.
Manusia adalah makhluk social untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan
hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain
manusia baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup
berkumpul bersama manusia.
Terlepas dari sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial, namun ada hal yang lebih
prioritas yaitu, bahwa manusia adalah sebagai waktil Tuhan di muka bumi ini. Dengan
demikian atas segala potensi yang telah diberikan oleh Tuhan tidak lain ditujukan untuk
beribadah kepada-Nya dan juga memakmurkan bumi menurut kehendak-Nya.
Saran
Semoga dengan mengetahui dan paham eksistensi manusia sebagai makhluk sosial dan
juga sebagai wakil Allah di muka bumi ini akan menginspirasi untuk menjadi manusia yang
seutuhnya yang diinginkan oleh Allah SWT. Sehingga hidup memiliki arah dan tujuan yang
jelas, yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak.
2016
13
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Purwanto, Jazuli, Agus, 2016. Membangun Masyarakat Islam Modern. Graha Ilmu,
Jogyakarta
2. Choiruddin Hadhiri SP, 1993. Klasifikasi Kandungan AlQuran. Gema Insani Press,
Jakarta
3. Departemen Agama RI. 1971. Al-Quran dan Terjemahnya. Departemen Agama.
Jakarta.
4. Gymnastiar, A. 2005. Aku bisa;MQ untuk Melejitkan Potensi. Khas MQ. Bandung.
5. Ibrahim Hamid Al-Qu’ayyid. 2005. 10 Kebiasaan Manusia Sukses Tanpa Batas.
Maghfirah Pustaka. Jakarta.
6. Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen
Penididikan Agama Islam UNM.
7. Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan
Agama Islam UNM.
8. M. Anshor Sja’roni, S.Sos, Ruang Guru Blogspot.com
2016
14
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2016
15
Pendidikan Agama Islam
Drs. Sumardi, M. Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download