Cegah Kanker Hati dengan Deteksi Dini Oleh : http://www.pdpersi.co.id Senin, 27 September 2010 00:00 Pdpersi, Jakarta - Penyakit peradangan hati atau lebih dikenal dengan hepatitis telah menjadi endemik di Indonesia. Seperti dilansir Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam Pedoman Imunisasi di Indonesia edisi ketiga tahun 2008, sulit untuk mengetahui insiden pasti penyakit hepatitis. Penyebabnya karena pada sebagian kasus penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala, terutama pada anak berusia dibawah enam tahun. Selain itu, hepatitis merupakan masalah kesehatan yang sering membebani perekonomian penderitanya. Dari sisi lama sakit, hepatitis akut berlangsung kurang dari enam bulan, sedangkan hepatitis kronis berlangsung lebih dari enam bulan. Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama pada satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga dapat terjadi karena infeksi virus lain, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning, dan infeksi sitomegalovirus. Masih ada virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis, yakni virus mumps, rubella, cytomegalovirus, epstein-barr, herpes. Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan lingkungan. Di negara-negara berkembang yang kondisi lingkungannya kotor, wabah penyakit kerap menyebar melalui air dan makanan. Virus hepatitis B penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama, atau di antara mitra seksual, baik yang heteroseksual maupun lelaki homoseksual. Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B dapat menularkan virus itu pada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di wilayah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati. Virus hepatitis C menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C kerap ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum secara bersama-sama. Jarang terjadi penularan virus hepatitis ini melalui aktivitas hubungan seksual. Sementara itu, virus hepatitis D hanya terjadi sebagai ”rekan infeksi” dari virus hepatitis B. Virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah para pencandu obat-obatan terlarang. Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A. Tapi kasusnya hanya terjadi di negara-negara miskin. Ada lagi virus hepatitis G, jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. ”Oleh karenanya perlu deteksi dini untuk mencegah penyakit hati menjadi lebih parah,” ujar Dr 1/2 Cegah Kanker Hati dengan Deteksi Dini Oleh : http://www.pdpersi.co.id Senin, 27 September 2010 00:00 Ivet Marita Suriapranata, fellow researcher Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) Karawaci, Tangerang. Infeksi virus hepatitis, menurut Dr Ivet dapat menyebabkan kanker hati. Di Indonesia, umumnya penderita kanker hati pernah terinfeksi hepatitis B atau C yang ditularkan melalui cairan tubuh. Hal itu terjadi baik lewat hubungan seksual, jarum suntik, dan transfusi darah. “Pasien datang biasanya kalau sudah telat. Apalagi saat ini pengobatannya mahal dan obat yang ada sekarang hanya mampu memperpanjang usia penderita sampai tiga bulan. Jadi deteksi dini itu penting. Kalau bisa prevensi (pencegahan),” tukas Dr Ivet. Namun yang perlu diwaspadai, infeksi hepatitis A pada anak-sering anak tidak menimbulkan gejala. Sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala itu akan hilang sama sekali setelah enam hingga 12 minggu. Seseorang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Seperti disebutkan tadi, berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi virus hepatitis A adalah 30 hari. Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses pasien, misalnya karena makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak, atau makan kerang yang setengah matang. Bisa juga karena minum dengan es batu yang dalam proses pembuatannya terkontaminasi. Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, yang memberikan kekebalan selama empat pekan setelah suntikan pertama. Tapi untuk kekebalan yang lebih panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Para pencandu narkotika dan pelaku hubungan seks anal, termasuk para homoseksual, merupakan orang-orang dengan risiko tinggi tertular hepatitis A. Pada hepatitis B, gejala serupa dengan hepatitis A, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah, dan gigitan manusia. Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Mereka yang berrisiko tertular hepatitis B adalah para pencandu narkotika, dan orang yang mempunyai banyak pasangan seksual. Sumber: http://www.pdpersi.co.id/ , Senin, 27 Sep 2010 2/2