Chemotherapy Bisa Jadi Bumerang dan Mempercepat Pertumbuhan Kanker Menurut sebuah study, chemotherapy yang katanya bisa menghancurkan kanker, ternyata malah bisa menyebabkan kerusakan pada cell-cell sehat, yaitu dengan cara memicu cell-cell tersebut untuk mengeluarkan suatu protein yang akan menopang pertumbuhan dan perlawanan tumor terhadap perawatan lebih lanjut. Para peneliti di Amerika melakukan suatu penemuan yang “sangat tidak diharapkan” saat mencari penjelasan kenapa cell-cell kanker itu begitu betah di dalam tubuh manusia, sedangkan cell-cell tersebut bisa dibunuh dengan begitu mudahnya saat berada di dalam laboratorium. Mereka menguji efek-efek dari suatu jenis chemotherapy terhadap jaringan yang diambil dari pria yang menderita kanker prostat, dan menemukan “bukti kerusakan DNA” pada cell-cell yang sehat setelah perawatan, tulis para peneliti di Nature Medicine. Chemotherapy bekerja dengan cara menghambat reproduksi dari cell-cell yang bisa membelah diri dengan cepat, misalnya yang ditemukan di dalam tumor. Para peneliti menemukan bahwa cell-cell sehat yang dirusak oleh chemotherapy lebih banyak mengeluarkan suatu protein yang disebut WNT16B yang meningkatkan daya tahan dari cell-cell kanker. “Peningkatan dalam WNT16B ini sangat tidak terduga,” para salah seorang peneliti, Peter Nelson of the Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle kepada AFP. Protein tersebut diambil oleh cell-cell tumor yang berdekatan dengan cell-cell yang rusak. Info Kanker dan solusinya hub : 081808717500 dan PIN 2331a584 “WNT16B, saat dikeluarkan, akan berinteraksi dengan cell-cell tumor terdekat dan menyebabkan cell-cell tersebut menjadi tumbuh, menyebar, dan yang lebih penting lagi, menolak terhadap terapi lanjutan,” kata Nelson. Dalam perawatan kanker, awalnya tumor seringkali merespon dengan baik, di ikuti dengan pertumbuhan kembali yang sangat cepat kemudian menolak chemotherapy lanjutan. Tingkat reproduksi dari cell tumor itu telah menunjukkan suatu percepatan diantara periode perawatan. “Hasil-hasil kami mengindikasikan bahwa respon kerusakan di dalam cell-cell benign… mungkin berkontribusi langsung terhadap peningkatan pertumbuhan kinetik,” tulis team peneliti. Para peneliti mengatakan bahwa mereka mengkonfirmasikan penemuan-penemuan mereka ini dengan tumor kanker payudara dan ovarian. Hasil ini membuka jalan untuk meneliti suatu perawatan baru yang lebih baik, kata Nelson. “Misalnya, suatu antibodi untuk WNT16B yang diberikan dengan chemotherapy mungkin akan meningkatkan respon (membunuh cell-cell tumor),” katanya. “Alternatifnya, mungkin adalah dengan menggunakan dosis terapi yang lebih kecil dan kurang beracun.” Sumber : http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/08/08/study-chemotherapy-bisa-jadi-bumerangdan-mempercepat-pertumbuhan-kanker/ Info Kanker dan solusinya hub : 081808717500 dan PIN 2331a584 4Life Transfer Factor paling efektif meningkatkan efektifitas NK-Sel untuk melawan kanker Penelitian terbaru menunjukkan bahwa system immune yang baik dapat melawan sel-sel kanker, salah satu sel dalam system immune tubuh adalah namanya NK sel (Nature Killer-sel). NK sel ini bertugas melawan sel-sel kanker dalam tubuh, tetapi permasalahan yang timbul adalah tidak semua system immune dalam tubuh kita bekerja dalam tingkat optimal. Faktor yang mempengaruhi karena molekul transfer factor dalam tubuh kita berkurang atau melemah. Padahal hanya molekul transfer factor yang memberikan informasi dan mendidik system immune dalam tubuh. Kalau molekul transfer factor berkurang atau melemah mengakibatkan tidak berfungsinya secara maksimal system immune tubuh. Beruntunglah kini dapat dijumpai molekul transfer factor buatan manusia yang terbuat dari ekstrak colostrum dan kuning telur yang efektif meningkatkan efektifitas NK-sel dalam melawan sel kanker. Penelitian independent selama 7 tahun menunjukkan bahwa transfer factor paling efektif meningkatkan kemampuan NKsel yang secara langsung mampu melawan sel-sel kanker dalam tubuh. Apa itu Transfer Factor ? Transfer Factor adalah bagian molekul paling unik didalam tubuh Anda. Ia membawa pesan penting untuk sel-sel kekebalan atau imun ke seluruh tubuh, membantu sistem imun berjuang lebih keras dan lebih efektif untuk menjaga Anda tetap dalam keadaan baik. Transfer factors adalah molekul kecil berukuran 3,500-6,000 kDa berat molekul, terdiri dari oligoribonucleotides yang melekat pada molekul peptida. Dahulu, molekul ini hanya didapat dari proses dialisa (pemecahan) sel darah putih, tapi sekarang dapat disarikan dari bovine colostrum. Mereka diproduksi oleh sel limfosit-T dan dapat mentransfer kemampuan untuk mengenal pathogen kepada sel yang belum pernah kontak dengan pathogen tersebut (fungsi memori). Mereka juga memperkuat kemampuan sistem imun untuk bereaksi (fungsi inducer/perangsang) terhadap pathogen. Transfer factor memungkinkan sel-T lebih mengenal terhadap pathogen. Di sisi lain, Transfer Factor bisa bertindak sebagai produk gen yang membantu sel-T lain menyerang. Info Kanker dan solusinya hub : 081808717500 dan PIN 2331a584 Mekanisme kerja Transfer Factor terhadap kanker Transfer Factor memberikan kepintaran kepada sistem imun dalam tiga cara penting, yaitu : 1. Mendidik. Transfer factor membantu sel imun mengidentifikasi invasi kuman, virus, bakteri, jamur, sel kanker lebih cepat. 2. Merangsang. Transfer factor membantu mempercepat respon sistem imun tubuh terhadap penyerbu setelah diidentifikasi (immune stimulator). 3. Menenangkan. Transfer Factor mengingat susunan spesifik dan setiap kuman, virus, bakteri, jamur, sel kanker yang telah dikalahkan oleh sistem imun Anda, sehingga apabila ia kembali lagi, tubuh Anda tahu persis apa itu, dan apa yang harus dilakukan (immune modulator). Sebelum kita mengerti kegunaan/fungsi transfer factor, sangat penting bila kita mengerti dulu tentang paradigma sel TH1 helper/TH2 helper. Sel limfosit T-helper berkembang menjadi 2 jenis sel. Sel TH1, mengatur imunitas seluler (cell-mediated immune), memproduksi: cytokines: IL-2, IFN-gamma, and TNF-alpha. Sel TH2 cells, mengatur imunitas humoral, atau produksi antibody, memproduksi: IL-4, IL-5, IL-6, IL-10, dan IL-13. Jika anda telah mengerti dan familiar dengan keadaan fenotip dominan TH1/TH2 pada seseorang, anda dapat lebih mudah mengidentifikasi kondisi tubuh atau kondisi penyakit pada orang tersebut dan membuat terapi yang tepat. Terapi dengan Transfer Factor meningkatkan responsif NK-sel untuk menghancurkan sel-sel abnormal seperti tumor dan kanker. Respon sel imun seluler atau sel-TH1 helper sangat penting terhadap kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap berbagai serangan virus, jamur, parasit, kanker, dan organisme intraselular. Imunitas seluler dapat dites dengan : 1. 2. Skin tests-delayed hypersensitivity skin testing; Response to non-specific mitogens, such as phytohemagglutinin (PHA), 5. 6. 7. 8. T-cell subsets; IL-2R NK cell level; NK cell activity; Info Kanker dan solusinya hub : 081808717500 dan PIN 2331a584 3. 4. concavalina, or pokeweed mitogens; Response to specific mitogens, such as diptheria, tetanus, or candida; Response to alloantigens-mixed lymphocyte reaction 9. 10. IL1 assay; and IL2 and interferon gamma, and other Cytokines Karena kanker berhubungan dengan kondisi defisiensi/penurunan kondisi TH1, transfer factor harus dipertimbangkan pada terapi peningkatan imun pasien kanker. Faktor-faktor yang dapat menurunkan imunitas seluler/TH1 dan terjadi peningkatan dominant-TH2 adalah: umur, perawatan kanker yang sitotoksik, stress setelah pembedahan, penyakit metastatis, dll. Cell-mediated immunity (CMI) dapat menjadi predictor tingkat morbiditas dan mortalitas pada usia di atas 60 tahun. Pada pasien dengan liver metastases atau colon rectal carcinoma, CMI adalah faktor prediksi seseorang dapat bertahan atau tidak. Penurunan imunitas seluler seiring dengan peningkatan sirkulasi imun kompleks, mengindikasikan buruknya prognosis pada pasien kanker. Penelitian menunjukkan bahwa pada pasien dengan kanker kulit multiple terdapat kerusakan/penurunan CMI. Pada penelitian pasien kanker rahim, yang dibandingkan dengan grup control, mereka yang menjalani kemoterapi terjadi penurunan pada parameter imunnya (seperti, penurunan cell-mediated immunity), sementara grup yang menerima immunotherapy (dalam hal ini, thymopeptin) parameter imunnya berada dalam batas normal. Penurunan imunitas pada pasien kanker, menyebabkan mereka mudah terkena infeksi oleh berbagai virus, seperti herpes zoster and cytomegalovirus (CMV). Infeksi terjadi sebagai akibat dari terapi cytotoxic therapy dan defisiensi imunitas seluler / TH1. Kondisi dominant-TH1, ditandai dengan peningkatan jumlah IL-2 dan IFNgamma, bertindak sebagai stimulator imun dan membatasi pertumbuhan tumor. Sebaliknya, kondisi dominantTH2, ditandai dengan IL-4 and IL-10 cytokines, bertindak sebagai penghambat imun dan menstimulasi pertumbuhan tumor. Perkembangan HIV menjadi infeksi HHV8 disertai Kaposi sarcoma, ulcerative colitis, berkembangnya kanker kolon, obesitas, dan peningkatan kejadian terjadinya karsinoma, semuanya adalah berhubungan dengan peningkatan kondisi TH2 (dan penurunan kondisi TH1). Studi menunjukkan bahwa pergeseran kondisi menjadi dominant-TH2 terjadi sebelum transformasi kanker. Ketika sel kanker tumbuh, sel menjadi semakin hypoxic. Hal ini menyebabkan imunitas seluler lebih tertekan, dan terjadi penurunan daya tahan. Studi menunjukkan bahwa respon imun TH2 berhubungan dengan kondisi proangiogenesis, yang memfasilitasi pertumbuhan kanker. Transfer factor menunjukkan kemampuan memperbaiki imunitas seluler pada pasien yang mengalami penurunan imunitas. Karena Transfer Factor dapat meningkatkan imunitas seluler atau TH1, maka ia sangat menolong pada kondisi seperti ini. Sebagai contoh, dengan memerintahkan cell-mediated immunity melawan Info Kanker dan solusinya hub : 081808717500 dan PIN 2331a584 pengganggu dan antigen spesifik pada jaringan prostate, Transfer Factor sangat efektif pada perawatan Kanker prostate yang sudah metastasis pada stadium D3 hormone-unresponsive. Follow-up menunjukkan peningkatan rata-rata hidup pada 50 pasien, dengan penyembuhan total pada 2 pasien, kemungkinan sembuh pada 6 pasien, dan tidak terjadinya metastasis pada semua pasien. Penggunaan Transfer factor menunjukkan perbaikan pertahanan sebagai suatu hal penting untuk menghentikan perkembangan sel kanker. Hasil test laboratorium*) secara independent menemukan bahwa Transfer Factor Plus 800% lebih kuat dari berbagai zat nutrisi lainnya yang ditemukan dalam berbagai literature nutrisi maupun medis, sehingga sangat efektif meningkatkan efektifitas NK-sel dalam melawan kanker (* Sumber: Jeunesse Inc. – Institute of Longevity Medicine, California, USA) Transfer Factor*) 30 x lebih kuat dari Alfalfa, Maca, Propolis, Ginseng dan Green tea 29 x lebih kuat dari Noni dan Aloe Vera 19 x lebih kuat Colostrum 15 x lebih kuat dari Cordyceps 8 x lebih kuat dari Lingzhi atau Gano Info Kanker dan solusinya hub : 081808717500 dan PIN 2331a584 Pendapat para praktisi medis tentang Transfer Factor Saya seorang dokter kanker, saya mendorong pasien saya yang menjalani kemoterapi dan terapi radiasi mengkonsumsi Transfer Factor, ini membantu memodulasi system kekebalan. Saya mempunyai pasien dengan infeksi herpes kronis yang mengkonsumsi Transfer Factor dan melaporkan perbaikan. “Transfer Factor adalah produk berbasis ilmu pengetahuan dengan data yang sangat baik dari berbagai peneliti.” Duane Townsend, MD. “Transfer Factor adalah terobosan yang paling menjanjikan dalam perawatan kesehatan. Kita baru saja memulai mengeksplorasi semua potensi Transfer Factor, Neuriceuticals seperti Transfer Factor adalah gelombang masa depan” Dr. Victor Tutelian, MD, MPH. “Transfer Factor adalah produk yang paling menarik untuk system kekebalan yang pernah saya lihat dalam 18 tahun saya mempraktekan kedokteran. Hal ini benar-benar merevolusi praktek saya, khususnya dalam hal penyakit kronis.” Dr. Kenneth Singleton, MD, MPH. Info Kanker dan solusinya hub : 081808717500 dan PIN 2331a584 Penelitian Transfer Factor Info Kanker dan solusinya hub : 081808717500 dan PIN 2331a584 Info Kanker dan solusinya hub : 081808717500 dan PIN 2331a584