TUMBUHAN BAYU ARISSAPUTRA XII IPA 3 Pendahuluan Istilah tumbuh-tumbuhan digunakan karena tumbuhnya liar dan bersifat alami, sedangkan tanaman untuk jenis yang dibudidayakan. Dari dua istilah tersebut, terdapat istilah lain yaitu "Flora" dan "Vegetasi". Dalam biologi, tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam Regnum Plantae. Di dalamnya masuk semua organisme yang sangat biasa dikenal orang seperti pepohonan, semak, terna, rerumputan, paku-pakuan, lumut, serta sejumlah alga hijau. Tercatat sekitar 350.000 spesies organisme termasuk di dalamnya, tidak termasuk alga hijau. Dari jumlah itu, 258.650 jenis merupakan tumbuhan berbunga dan 18.000 jenistumbuhan lumut. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, dan mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Tumbuhan Lumut Tumbuhan lumut (selanjutnya disebut lumut saja) dapat dijumpai di berbagia tempat, mulai dari daerah Kutub Utara (Arktika) melintasi daerah tropis hingga ke daerah Kutub Selatan. Meskipun lumut menyukai tempat yang lembap, tumbuhan tersebut dapat juga hidup di daerah gurun, lumpur, dan sungai. Lumut sering kali di temukan membentuk lantai dasar hutan atau menempel pada pohon. Bahkan lumut dapat juga ditemukan menempel pada tembok, sumur, dan permukaan batu bata disekitar lingkungan kita Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut Habitat: di tempat lembap, di lantai dasar hutan, di pohon, tembok, sumur, dan permukaan batu bata. merupakan peralihan antara Thallophyta dan Cormophyta Rhizoid (akar semu), fungsinya untuk melekat pada substrat dan mengangkut air dan zat-z at hara ke seluruh bagian tubuh. Koloni lumut : seperti beledu dan lembaran Tidak memiliki sistem pembuluh pengangkut R. vegetatif : pembentukan gemma, penyebaran spora, dan fragmentasi. R. generatif : peleburan dua gamet. Mengalami metagenesis yaitu pergiliran keturunan antara fase vegetatif (fase sporofit) dan fase generatif (fase gametofit). Fase gametofit hidupnya lebih lama dari fase sporofit. Sporofit hidupnya menumpang pada gametofit. Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan fase gametofit Klasifikasi Lumut Berdasarkan morfologi dan sifat hidup lainnya, lumut dikelompokkan atas lumut hati, lumut tanduk, dan lumut sejati (lumut daun). Masing-masing kelompok tersebut menempati tingkatan takson yang sama. Akan tetapi, penempatannya dalam siste taksonomi mengalami perkembangan. Sebagian ahli taksonomi botani menempatkan masing-masing kelompok lumut pada tingkatan takson kelas, yaitu kelas Hepaticopsida (lumut sejati), kelas Anthoceropsida (lumut tanduk), dan kelas Briofita atau Bryopsida (lumut sejati). Briofita (lumut sejati / lumut daun) Briofita merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Hamparan lumut sering terdapat di tempat – tempat yang lembap. Siklus hidup briofita mengalami pergantian antara generasi haploid dan diploid. Sporofit pada umumnya kecil, berumur pendek dan tergantung pada gametofit. Contoh lumut sejati (Briofita) : a. Pegonatum cirrhatum, batangnya kebanyakan bercabang, daunnya besar di bagian atas. Tudung spora terdapat pada pucuk tumbuhan, tertutup oleh calyptra berbulu tembik. b. Aerobryapsis longgissima, terdapat berangkai pada kulit atau daun tumbuhan. Tudung spora terletak pada cabang – cabangnya, bertangkai pendek dan calyptra berbulu. Banyak terdapat di hutan – hutan dan pegunungan, panjangnya mencapai 50 meter. c. Mniodendrom divarikatum, lumut besar, tumbuh di atas tanah atau pada batang pohon di atas tanah. d. Sphagnum (lumut gambut) hidup di pohon – pohon. Hepatofita (lumut hati) Disebut lumut hati, karena bentuknya menyerupai hati. Tempat tumbuhnya pada tanah – tanah yang cukup basah. Lumut hati ada 2 macam yaitu lumut hati jantan dan betina, masing – masing menghasilkan anteridium dan arkegonium. Seperti halnya lumut daun, pada lumut hatipun terdapat pergiliran turunan. Di dalam sporangia terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora. Lumut hati juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan seberkas sel yang disebut mangkok di permukaan gametofit. Contoh hepatofita adalah Marchantia polymorpha dan Porella. Anthocerofita (lumut tanduk) Anthocerofita sering disebut lumut tanduk. Gametofitnya mirip dengan lumut hati, perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit. Contoh lumut tanduk adalah Anthoceros laevis (lumut tanduk). Daur Hidup Lumut Pada umumnya, tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) dalam hidupnya, yaitu antara fase vegetatif dan fase generatif. Fase vegetative dikenal sebagai generasi sporofit, yaitu fase yang menghasilkan spora. Sebaliknya, fase generative disebut sebagai generasi gametofit, yaitu fase yang menghasilkan sel kelamin (gamet). Pada generasi gametifit terbentuk gamet jamtan dan gamet betina. Jika terjadi pembuahan dari kedua macam gamet tersebut, maka akan terbentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi sporofit. Selanjutnya, sporofit melalui sporogonium akan menghasilkan spora. Spora yang jatuh pada tempat yang sesuai akan tumbuh membentuk protonema kemudian berkembang menjadi lumut dewasa. Manfaat Tumbuhan Lumut Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata. Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau. Tumbuhan Paku Tumbuhan paku, paku-pakuan, atau pakis-pakisan adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta) tetapi tidak pernah menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan dan perbanyakannya, menyerupai kelompok organisme seperti lumut dan fungi. Tumbuhan paku umumnya sudah berupa tumbuhan kormus, artinya sudah mempunyai akar, batang dan daun sejati. Perkembangbiakannya dengan spora. Batangnya kebanyakan tumbuh di bawah tanah. Batang semacam ini disebut rimpang atau rhizoma, tetapi tidak semua tumbuhan paku memiliki rhizoma sebagian memiliki batang yang tumbuh tegak diatas tanah dan tumbuhan paku seperti ini disebut paku pohon. Paku jenis ini tumbuh baik dalam lingkungan dengan suhu panas dan lembab. Ciri-Ciri Tumbuhan Paku 1) Hidupnya di segala tempat terutama di tempat-tempat yang lembab di tempat kering dan terbuka, di air 2) Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kormophyta berspora 3) Baik pada akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem dan floem 4) Habitat tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang di perairan serta ada yang hidupnya menempel 5) Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik 6) Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan gemmae dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina 7) Dalam siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri 8) Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya 9) Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof Kelas Psilotinae Pada kelas ini dikelompokkan banyak jenis tumbuhan paku yang telah menjadi fosil, tetapi hanya ada dua marga yang belum punah. Psilotinae termasuk tumbuhan paku tingkat rendah. Sporofit pada tumbuhan paku kelas ini mempunyai cirri yaitu tidak mempunyai akar sejati tetapi masih berupa rhizoid, mempunyai batang yang sering tidak berdaun sehingga disebut sebagai paku telanjang. Kalau ada daun maka tidak berurat daun. Sporangiumnya tunggal terletak di ujung cabang atau ketiak daun. Dua marga yang masih hidup yaitu Psilotum yang hidup di daearah tropika dan subtropika serta Tmesipteris. Contoh yang sudah menjadi fosil adalah Rhynia. Kelas Lycopodinae Jenis tumbuhan paku yang temasuk kelas ini mempunyai ciri, yaitu sporofit yang sudah memiliki atas akar, batang dan daun. Tumbuhan paku kelas ini berupa tumbuhan yang menjalar di permukaan tanah. Memeliki batang kecil dengan percabangan menggarpu (dikotom). Daun umumnya banyak berukuran kecil tersusun dalam lingkaran, spiral atau berhadapan. Sporangium yang dihasilkan tunggal terletak pda ketiak daun. Daun yang fertile disebut sporofil. Sporofil-sporofil biasanya terdapat pada ujung cabang. Kumpulan sporofil pada paku kelas ini disebut strobilus, yaitu struktur penghasil spora menyerupai kerucut. Kelas Equisetinae Kelompok tumbuhan paku yang temasuk kelas ini memilki cirri batangnya beruas, berbuku dan berongga, mengandung silkia. Daun kecil-kecil seperti sisik, terletak melingkar pda buku-buku. Sporangiumnya melekat pada sporofil yang berbentuk perisai dan bertangkai. Sporofil tersusun menjadi strobilus yang letaknya diujung percabangan. Spora yang dihasilkan mempunyai bentuk yang sama dilengkapi dengan empat ekor (elatera) yang berfungsi dalam proses penyebaran dan berdifat higroskopik, dalam keadaan kering mengembang, dan dalam keadaan basah akan menggulung. Para ahli taksonomi mengelompokkan tumbuhan paku jenis ini termasuk dalam paku peralihan tetapi ada pula yang mengelompokkanya sebagai paku homospor. Kelas ini hanya terdiri dari satu bangsa saja, yaitu equisetales dan satu suku equisetaceae serta terdiri dari satu marga Equisetum yang sering disebut paku ekor kuda. Kelas Filicinae Jenis tumbuhan paku yang termasuk kelas ini merupkan golongan paku yang terbesar jumlahnya. Tersebar di seluruh dunia. Kebanyakan di daerah tropika berupa tumbuhan darat. Bebberapa marga berupa tumbuhan paku air. Ciri khas tumbuhan paku kelas ini daunnya besar, pada waktu muda tergulung. Kedudukan daunnya menyirip. Spora dihasilkan dalam sporangium yang tersusun dalam kumpulan sporangium yang disebut sorus (jamak=sori) yang umumnya terletak pada permukaan bawah daun. Paku kelas ini umumnya termasuk paku homospor dan paku hetrospor. Pemanfaatan Paku Karena kecenderungan untuk tumbuh di tempat marginal, tumbuhan paku bukanlah kelompok tumbuhan yang memiliki peran budaya yang menonjol. Banyak anggotanya menjadi tanaman hias, baik taman, pekarangan, atau ditaruh di pot sebagai tanaman beranda atau dalam rumah (indoor plant). Contoh-contohnya adalah berbagai paku pedang (Nephrolepis), berbagai paku epifit (misalnya paku tanduk rusa,kadaka, Davallia, Drynaria, sering kali tumbuh secara spontan lalu dipelihara), suplir (Adiantum), berbagai paku pohon, dan beberapa paku air untuk penghias akuarium (mis. Ceratopteris thalictroides). Tumbuhan Biji Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta meliputi semua tumbuhan berpembuluh yang bereproduksi secara generatif dengan membentuk biji. Di dalam biji (seed) terdapat calon individu baru (embrio sporofit atau lembaga) beserta cadangan makanan (endosperma) yang terbungkus oleh lapisan pelindung. Spermatophyta merupakan anggota plantae sejati dan menghasilkan biji untuk perkembangbiakannya (kormofita berbiji ) sedang alat perkembangbiakannya tampak jelas dapat diamati sehingga disebut sebagai Phanerogamae. Tumbuhan berbiji meliputi semua tumbuhan yang menghasilkan biji. Tumbuhan ini memiliki arti penting bagi organisme lain di bumi. Bahan makanan manusia dan hewan banyak yang berasal dari tumbuhan berbiji. Ciri-ciri Tumbuhan Biji Makroskopis dengan ketinggian bervariasi Bentuk tubuhnya bervariasi Cara hidup fotoautotrof Habitatnya kebanyakan di darat tapi ada juga yang mengapung di air (teratai) Mempunyai pembuluh floem dan xilem Reproduksi melalui penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi) Tumbuhan biji dibedakan menjadi dua golongan yaitu tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae) Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka) Tumbuhan ini m uncul pertamakali sekitar 350 juta tahun yang lalu. Tumbuhan ini memiliki akar, batang, dan daun sejati yang dilengkapiu oleh pembuluh angkut (xylem dan floem). Bentuk daunnya bermacam – macam. Gymnospermae memiliki 4 divisi, yaitu: 1. Cycadophyta 2. Ginkgophyta 3. Peniphyta 4. Gnetophyta Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup) Tumbuhan ini sangat berkembang dan menjadi dominan di era Kenozoikum sampai sekarang. Struktur reproduksinya sudah dilengkapi dengan perhiasan bunga. Angiospermae memiliki bakal biji atau biji berada di dalam struktur yang tertutup yang disebut daun buah (carpels). Daun buah dikelilingi oleh alat khusus yang membentuk struktur pembiakan majemuk yang disebut bunga. Pada umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana, atau herba. Monokotil Rata – rata memiliki daun sejajar, tak ada batang berkambium, organ bunga berkelipatan 3 dan akar serabut. Contoh oryza sativa. Dikotil Rata – rata memiliki daun men jari, batang berkambium, organ bunya yang berkelipatan 2, 4 dan 5 dan akar tunggang. Contohnya Citrus .sp