1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Khususnya dalam dunia pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya. Sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyatakan bahwa :“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Memperhatikan isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang guru sangat berat dan harus profesional dalam tugasnya sebagai pendidik, demi kemajuan suatu bangsa. Jika seorang guru atau pendidik tidak berhasil mengembangkan potensi peserta didik maka negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil mengembangkan potensi peserta didik, maka terciptalah pribadi manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas.. 2 Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara/model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab yang membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motifator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan yaitu di mana siswa ikut terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. Selama ini proses pembelajaran lebih sering diartikan sebagai pengajar menjelaskan materi pelajaran dan siswa mendengarkan secara pasif. Namun telah banyak ditemukan bahwa kualitas pembelajaran akan meningkat jika para siswa peserta proses pembelajaran memperoleh kesempatan yang luas untuk bertanya, berdiskusi, dan menggunakan secara aktif pengetahuan baru yang diperoleh. Dengan cara ini diketahui pula bahwa pengetahuan baru tersebut cenderung untuk dapat dipahami dan dikuasai secara lebih baik. Pandangan tersebut pada hakikatnya memberikan tekanan pada pengoptimalan kegiatan belajar siswa. Mengajar tidak semata-mata berorientasi pada hasil, namun berorientasi pada proses dengan harapan makin tinggi kualitas berlangsungnya proses pengajaran maka makin tinggi pula hasil yang dicapai termasuk dalam mata pelajaran biologi. Untuk mengatasi keadaan tersebut, komunikasi sangat diperlukan, baik guru, siswa dengan siswa lainnya, yang disebut dengan komunikasi sebagai transaksi. Menurut Samadhi (2009), 3 Dari hasil observasi di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah Ambon, menunjukkan pada umumnya guru menggunakan metode yang berbeda-beda dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah metode ceramah yang merupakan metode yang paling dominan, di mana proses belajar mengajar didominasi oleh guru sehingga peran serta peserta didik hanya sebagai pendengar atau menyimak materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, sehingga diasumsikan metode ini dapat mengakibatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat kurang. Adanya kecerundungan rasa bosan dan jenuh oleh siswa sehingga banyak siswa yang kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru yang tentunya mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal. Metode pembelajaran yang digunakan guru-guru di sekolah menengah atas Muhammadiyah Ambon selain metode ceramah juga menggunakan metode diskusi dan tanya jawab. Kedua metode ini walaupun melibatkan siswa dalam proses pembelajaran namun masih merupakan pola interaksi (dua arah) dimana interaksi ini hanya terjadi antara guru dengan siswa. Hal inilah yang mendasari penilitian ini di lokasikan di Muhammadiyah Ambon dengan harapan dapat memberikan pola pembelajaran alternatif yang mampu meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa lainnya sehingga semua komponen dalam sistem pembelajaran terlibat dalam pembelajaran. Kondisi pembelajaran di atas menyebabkan diperlukan komunikasi transaksi dalam langka pencapaian mutu pendidikan yang baik dan pada khususnya 4 peningkatan hasil belajar biologi. Pola pembelajaran transaksi adalah komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antar siswa dengan siswa. Artinya, seorang siswa dapat bertanya langsung atau berdiskusi pada gurunya atau berkomunikasi (berdiskusi) dengan temannya yang lain. Berdasarkan hasil uraian di atas, dianggap perlu dirancang suatu penelitian dengan menitikberatkan perhatian pada upaya peningkatan hasil belajar siswa Muhammadiyah Ambon melalui pembelajaran pola komunikasi sebagai transaksi. Untuk merealisasikan maksud tersebut maka hal inilah yang mendasari perlunya dilakukan penilitian dengan judul: “Penerapan Pembelajaran Pola Transaksi Komunikasi (Multi Arah) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kingdom Plantae Di Siswa Kelas X Sma Muhammadiyah Ambon”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penilitian ini adalah :Apakah penerapan pembelajaran pola transaksi komunikasi dapat meningkatkan hasil belajar biologi Kingdom Plantae siswa kelas X SMA Muhamadiyah Ambon ? 1.3. Tujuan Penilitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran Pola Transaksi Komunikasi (multi arah) 5 Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Pokok Bahasan Kingdom Plantae di Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Ambon. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan mutu belajar siswa dan dapat dijadikan sebagai informasi bagi para guru dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat bagi konsep yang diajarkan. 1.5. Penjelasan Istilah 1. Pola Transaksi Komunikasi (multi arah) adalah suatu pembelajaran yang melibatkan semua unsur dimana komunikasi tidak hanya terjadi antara guru dengan siswa, tetapi juga antara siswa dengan siswa yang berlangsung secara dinamis dimana komunikasi saling membantu mengembangkan kemampuan seluruh siswa untuk mencapai kesuksesan menyerap materi pelajaran (Sudjana : 2008) 2. Komunikasi berasal dari istilah latin Comunicare yang berarti memberitahukan, berpartisipasi, menjadi milik bersama (Sudjana : 2008) 3. Hasil belajar biologi adalah tingkat penguasaan yang dicapai murid dalam proses belajar mengajar biologi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil yang dicapai oleh murid merupakan gambaran keberhasilan proses belajar mengajar (Sudjana : 2008) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Belajar Biologi Proses belajar mengajar merupakan kegiatan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pembelajaran. Komponen-komponen yang dimaksud dalam proses pebelajaran tersebut dapat dikelompokan ke dalam tiga kategori utama, yaitu guru, isi atau materi pelajaran dan siswa. Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana seperti metode,media,dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi belajar-mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, guru yang memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, setidak-tidaknya menjalankan tiga macam tugas utama, yaitu merencanakan, melaksanakan pengajaran dan memberikan balikan (Ali : 2004). Konsep dan definisi para ahli tentang belajar berbeda-beda. Slameto (2003) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang menimbulkan kekuatan baru atau merubah kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu memecahkan masalah dan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi yang dihadapi dalam hidupnya (Haling : 2007). Defenisi tentang belajar dikemukakan oleh (Hintzman : 1978) dalam (Syah : 2007), belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia dan hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut, 7 “Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan karena reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan”. Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu (Hilgard dalam Simanjuntak dan Pasaribu) Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah: a. Tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru b. Tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan c. Evaluasi, yaitu untuk mengetahui apa hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak. Bruner mempermasalahkan seberapa banyak informasi itu diperlukan agar dapat ditransformasikan. Belajar terjadi bila seseorang menghadapi suatu yang di dalamnya tak dapat menyesuaikan diri dengan menggunakan bentuk-bentuk kebiasaan untuk menghadapi tantangan-tantangan, atau apabila harus mengatasi rintanganrintangan dalam aktivitasnya (Wina : 2008). Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Perubahan tingkah laku tanpa usaha bukanlah hasil 8 belajar. Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peran penting dalam pendidikan, bahkan menentukan kualitas belajar yang dicapai oleh siswa pada bidang studi yang dipelajari.Siswa yang cerdas dapat dengan cepat menciptakan lingkungan belajar yang mendorong perkembangan intelektual dirinya dalam bentuk macam-macam kegiatan yang dapat meningkatkan hasil belajarnya. Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang yang melakukannya.Dimana interaksi individu dalam lingkungan yang membawa perubahan sifat, tindakan, perbuatan, dan tingkah laku. Unsur lingkungan yang disebutkan pada hakikatnya berfungsi sebagai lingkungan belajar seseorang yakni lingkungan tempat ia tinggal dan berinteraksi sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada dirinya. Peningkatan hasil belajar ditentukan oleh tingkat kemauan siswa untuk belajar secara bermakna dan terus-menerus. Minat dan kemauan belajar siswa yang kurang, memberi hasil yang kurang pula. Jika kemauan belajar biologi tinggi diharapkan hasil belajar siswa di sekolah juga tinggi. Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat atau dijadikan) oleh usaha atau sesuatu yang diperoleh seseorang melalui suatu usaha. Sedangkan belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan berlatih. Artinya tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut 9 pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi (Ahmad : 2005). Pada prinsipnya pengungkapan hsasil belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu khususnya ranah rasa siswa sangat sulit.Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dapat dicapai siswa dalam menguasai pelajaran, biasa digunakan alat ukur yang berupa tes. Hasil pengukuran dengan menggunakan tes merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa yang dapat dicapai oleh seseorang setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurung waktu tertentu (Syah : 2008). Hasil belajar biologi adalah tingkat penguasaan yang dicapai murid dalam proses belajar mengajar biologi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil yang dicapai oleh murid merupakan gambaran keberhasilan proses belajar mengajar. Seseorang dikatakan belajar jika pada dirinya telah terjadi perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan melalui suatu proses tertentu. Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan yang positif yaitu meningkatkan yang dicapai akibat pengetahuan yang diperolehnya. 10 2.2. Pola Transaksi Komunikasi (Multi Arah) Pengertian komunikasi berasal dari istilah latin comunicare yang berarti memberitahukan,berpartisipasi, menjadi milik bersama. Apabila dirumuskan secara luas maka komunikasi mengandung pengertian memberitahukan, menyebarkan informasi, pesan, pengetahuan, pikiran, nilai-nilai, dengan maksud agar menggugah partisipasi dengan harapan agar hal-hal yang diberitahukan tersebut menjadi milik bersama antara orang yang menyampaikan informasi (komunikator) dan yang menerima informasi (Cangara : 2002). Pola komunikasi transaksi (multi arah) ini melibatkan semua unsur dimana guru bertindak sebagai peninjau atau pengatur lalu lintas pembelajaran. Namun, meski demikian guru juga memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar dan pola interaksi multi arah guru juga harus memperhatikan interaksi siswa, siswa dengan kelompok, kelompok dengan kelompok untuk mencapai maksimalisasi dalam proses belajar mengajar. Komunikasi banyak arah dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadi arah komunikasi ke segenap penjuru dan masing-masing berlangsung secara timbal balik. Arah komunikasi bisa terjadi dari guru ke siswa, siswa ke siswa, dan siswa ke guru. Suasana kelas memungkinkan terjadinya interaksi belajar dan mengajar secara hidup dan dinamis. Untuk meningkatkan keaktivan belajar, pola komunikasi yang diciptakan oleh guru mempunyai arah banyak. Dengan pola komunikasi banyak arah dapat tercipta suasana kelas yang dapat merangsang kegiatan belajar secara aktif. Ditandai dengan adanya umpan balik bagi guru. 11 Komunikasi bukan hanya antara guru dengan siswa melainkan juga siswa dengan siswa, pola ini desubut komunikasi sebagai transaksi (Sumiati 2008). “Komunikasi satu arah adalah komunikasi dimana guru sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi (guru aktif, siswa pasif), sedangkan komunikasi dua arah, guru dan siswa dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan penerima aksi. Keduanya, saling memberikan dan saling menerima, sebab kegiatan relatif sama. Komunikasi multi arah atau komunikasi sebagai transaksi, yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis namun antara guru dengan siswa harus terjalin hubungan dinamis dan hubungan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain”. (Sudjana : 2008) Komunikasi banyak arah (multi arah) yaitu antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa atau antara siswa dengan guru. guru maupun siswa bisa sebagai komunikator, proses pembelajaran akan lebih bervariasi. Fungsi peragaan tidak hanya bisa bersifat demonstrasi tapi juga akan bersifat eksperimen bagi para siswa. (Safei :2006) Komunikasi banyak arah yaitu komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa, tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. (Sudjana : 2008) Keterampilan berkomunikasi guru dalam kegiatan pembelajaran menurut (Joni : 1984) dalam (Soeharto : 1995) mencakup 4 kemampuan pokok, yaitu : 1. Kemampuan pembelajaran. guru mengembangkan sikap positif dalam kegiatan 12 Kemampuan ini terdiri dari : a. Mengenali kelebihan dan kekurangan diri siswa dalam kegiatan pembelajaran b. Membantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri dalam kegiatan pembelajaran. c. Membantu memperjelas pikiran dan perasaan sehingga dapat dipahami orang lain dan dapat bertukar pikiran dalam kegiatan pembelajaran. 2. Kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan ini terdiri dari : a. Menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat siswa. b. Menunjukkan sikap luwes dalam menyesuaikan diri. c. Menerima siswa sebagaimana adanya. d. Menunjukkan sikap sensitif, responsif dan simpatik terhadap perasaan kesukaran siswa dalam kegiatan pembelajaran. e. Menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian dan sabar terhadap siswa. 3. Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan ini terdiri dari : a. Menunjukkan kegairahan dalam memberi materi atau mengajar. b. Merangsang minat siswa untuk belajar. c. Memberi kesan kepada siswa bahwa guru menguasai bahan materi yang diajarkan dan menguasai bagaimana mengajar (metode/strategi). 4. Kemampuan guru untuk mengelola interaksi dalam kegiatan pembelajaran. 13 Kemampuan ini terdiri dari : a. Mengembangkan hubungan yang sehat dan serasi dalam kegiatan pembelajaran. b. Memberikan tuntutan agar interaksi antar siswa serta antar guru dengan siswa terpelihara dengan baik dalam kegiatan pembelajaran. c. Menguasai perbuatan yang tidak diinginkan atau menyimpang dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pembahasan di atas tentang ketrampilan komunikasi guru maka peneliti mengambil kesimpulan dalam penelitian ini yang dijadikan indikator adalah mengembangan sikap positif dalam kegiatan pembelajaran, bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran, tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran dan mampu mengelola pola transaksi dalam kegiatan pembelajaran yang dapat memungkinkan para siswa dapat berdiskusi sesama siswa untuk menemukan sendiri pola-pola dan strukturstruktur Biologi melalui instruksi dari guru. Menurut Nana dalam Fathurrohman dalam (Sutikno : 2007) mengemukkan bahwa ada 3 komunikasi dalam proses pembelajaran di sekolah 1. Komunikais Sebagai Aksi G G = Guru S1 = Siswa S2 = Siswa S1 S2 S3 S3 = Siswa 14 2. Komunikasi Sebagai Interaksi G G = Guru S1 = Siswa S2 = Siswa S1 S2 S3 S3 = Siswa 3. Komunikasi sebagai Transaksi (Multi Arah) G G = Guru S1 = Siswa S1 S4 S2 = Siswa S3 = Siswa S4 = Siswa S3 S2 Dalam berinteraksi di dalam kelas ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan komunikasi dalam proses pembelajaran yaitu; tujuan yang akan dicapai, sifat bahan pelajaran, sumber belajar yang tersedia, karasteristik kelas, dan kemampuan guru itu sendiri. (Sudjana : 2008) 15 Tujuan Metode dan alat Bahan Penilaian Gambar 2.1 Diagram Interalasi komponen pengajaran 2.3. Langkah-langkah Pelaksanaan Langkah-langkah untuk proses belajar mengajar dengan pola pembelajaran komunikasi sebagai transaksi. 1. Kegiatan guru a. Guru menyelasaikan permasalahan siswa. b. Guru menyampaikan SK , KD , Indikator dan Tujuan pembelajaran. c. Guru menyiapkan alat, bahan pelajaran dalam transaksi komunikasi. Menyiapkan pokok bahasan materi yang akan diajarkan Menyiapka buku sumbr belajar Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) d. Guru membentuk kelompok diskusi untuk bertransksi komunikasi dan membagikan LKS. e. Guru membimbing proses pengumpulan informasi dan penganalisan dan mengarahkan siswa yang kurng aktif pada saat bertransaksi. 16 f. Guru menugaskan pada masing-masing kelompok memparkan hasil diskusi kelompoknya untuk ditanggapi oleh semua siswa terutama dari kelompok lain. g. Guru mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan siswa. h. Guru mengumpulkan kesimpulan. i. Guru memberikan PR. j. Guru menutup pembelajaran. 2. Kegiatan siswa a. Mengutarakan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. b. Memahami SK,KD,Indikator,dan tujuan pembelajaran. c. Memahami alat/bahan pelajaran yang digunakan dalam bertransaksi komunikasi. d. Menyatu dengan kelompok masing-masing untuk bertransaksi komunikasi. e. Bertransaksi menyelesaikan LKS. f. Saling membantu menyelesaikan LKS bertanya satu sama lain tentang penguasaan materi dan penyelesaian LKS. g. Pimpinan kelompok menyakinkan anggota kelompok sudah mengusai seluruh tugas. h. Melakukan proses pengumpulan informasi dan menganalisanya pada saat bertransaksi komunikasi. i. Memaparkan hasil diskusi kelompoknya untuk ditanggapi oleh semua siswa terutama dari kelompok lain dengan bertransaksi komunikasi. j. Menyatakan kesimpulan dengan kata-kata sendiri. k. Mengerjakan PR yang diberikan. 17 Kelebihan dan Kekurangan komunikasi multi arah menurut Ned A Flander - Kelebihan Komunikasi Multi Arah Menurut Ned A Flander a. Guru dapat menerima perasaan yang diungkapkan oleh siswa dan memberikan pujian kepada siswa dan memberikan semangat b. Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan datanya dari usaha siswa untuk menemukannya. c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri. d. Pola ini juga menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga lebih merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus. e. Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberikan kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide dimana guru menjadi teman belajar terutama dalam situasi penemuan yang “jawabannya” belum diketahui. f. Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak. g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir mengungkapkan idenya dalam proses belajar mengajar. Kelemahan pola transaksi komunikasi menurut Need A Flander kreatif dan 18 a. Pola ini kurang berhasil untuk mengajar kelas. Misalnya, sebagian besar dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu. b. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional. c. Mengajar dengan pola transaksi komunikasi multi arah mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan sikap dan keterampilan. d. Diisyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Prosedur pelaksana tranksaksi komuniksi menurut Ned A Flander a. Menilai kebutuhan siswa dan menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realistis untuk mengajar dengan menggunakan pola transaksi komunikasi multi arah. b. Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajari. c. Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas berpikir siswa dalam belajar dengan pola komunikasi multi arah. d. Bercakap-cakap dengan siswa untuk membantu menjalaskan peranan. e. Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan. f. Mengecek pengertian siswa tentang masalah yang digunakan dan merangsang belajar dengan pola transaksi komunikasi multi arah. 19 g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melanjutkan pengalaman belajarnya walaupun sebagian atas tanggungjawabnya sendiri. h. Memberikan jawaban yang tepat dan cepat kalau ditanya dan diperlukan siswa demi kelangsungan kegiatan belajar. i. Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan, ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semulah dan yang telah ditemukan melalui pola transaksi komunikasi. j. Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya melalui pola interaksi multi arah; dimana situasi siswa menemukan pendekatannya. 2.4. Uraian Materi Pembelajaran Kingdom Plantae 1. Ciri Umum Plantae Dunia tumbuhan (Plantae) mencakup semua organisme multiseluler, autotrop, fotosintetik. Dinding sel tumbuhan disusun atas senyawa selulosa, dan menyimpan kelebihan karbohidratnya dalam bentuk amilum.Akan tetapi, ternyata tidak semua organisme dengan ciri seperti itu dapat digolongkan sebagai tumbuhan.Bagaimana dengan ganggang hijau? Kamu tahu ganggang ini bersifat fotosintetik! Jika demikian, bagaimanakah membedakan ganggang multiseluler dengan tumbuhan?Tumbuhan merupakan organisme yang sepenuhnya menyesuaikan diri dengan kehidupan di darat, meskipun beberapa di antaranya hidup di air seperti teratai. Oleh karena itu, tumbuhan (Plantae) berupa kormus (memiliki akar, batang dan daun sejati), bahan-bahan yang diperlukan tumbuhan, seperti cahaya, CO2, air, dan mineral diperoleh melalui berbagai proses yang 20 terjadi pada ketiga organ tersebut. Selain itu, semua tumbuhan memiliki kloropla dan klorofil. 2. LUMUT a. Ciri-ciri dan sifat lumut Pada umumnya kita menyebut "lumut" untuk semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal tidak semuanya benar.Kalau kita cermati, mereka semua masih berupa talus jadi belum memiliki kormus yang jelas. Semua lumut merupakan tumbuhan autotrop fotosintetik, tak berpembuluh, tetapi sudah memiliki batang dan daun yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih berupa rizoid. Maka lumut dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke tumbuhan berkormus, karena memiliki ciri thallus berupa rizoid dan kormus yang telah menampakkan adanya bagian batang dan daun. Bryophyta tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, oleh karenanya memiliki profil yang rendah, tingginya hanya 1–2 cm dan yang paling besar tingginya tidak lebih dari 20 cm. Lumut dapat dengan mudah dijumpai di tempat yang lembap atau basah, seperti menempel pada pohon dan di permukaan batu bata. Di kutub, lumut merupakan penyusun ekosistem tundra (padang lumut). Lumut yang hidup di permukaan batu bata berbentuk seperti beludru yang berwarna hijau.Ada juga yang berupa lembaran menempel pada tebing atau dinding sumur.Lumut yang hidup di pohon, tubuhnya menjulur panjang, menggantung.Lumut kering yang dijual sebagai media tanaman disebut moss.Lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Dalam daur hidupnya, lumut mengalami dua fase 21 kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid). Alat perkembangbiakan jantan berupa antheridium dan alat perkembangbiakan betina berupa archegonium. b. Penggolongan dan peranan lumut Lumut yang hidup di berbagai tempat di bumi dapat digolongkan atas: 1). Lumut daun Lumut ini dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang basah atau lembap, menempel pada permukaan batu bata, tembok dan tempat-tempat terbuka. Tubuhnya berukuran kecil, berbatang semu tegak dan lembaran daunnya tersusun spiral. Pada pangkal batang terdapat rizoid yang bercabang dan bersepta berfungsi sebagai akar. Letak antheridium dan archegonium terpisah. Sekalipun lumut daun erukuran kecil, tetapi dampak kolektifnya pada bumi sangat besar. Misalnya, lumut gambut ( Sphagnum sp.) menutup paling tidak 30% permukaan daratan di bumi, dengan kerapatan tertinggi terdapat di kutub utara. Timbunan gambut pada lapisan tanah gambut yang tebal dapat mengikat senyawa karbon organik. Mekanisme ini sangat penting untuk menstabilkan konsentrasi karbondioksida di atmosfer bumi, sehingga mengurangi dampak efek rumah kaca. Contoh golongan lumut daun adalah Polytrichum sp. yang berbentuk seperti beludru dan sering ditemukan menempel pada permukaan batu bata basah. 22 Gambar 2.2 Lumut Daun Polytricum sp Lumut merupakan organisme multi seluler eukariotik yang menunjukkan peralihan ciri thalus ke kormus yang telah beradaptasi dengan kehidupan darat, sehingga dimasukkan ke dalam Kingdom Plantae. 2). Lumut hati Lumut hati berbentuk lembaran (talus), rizoidnya tidak bercabang terdapat di bawah tangkai atau lembarannya. Letak antheridium dan archegonium terpisah. Pada umumnya lumut hati mudah ditemukan pada tebing-tebing yang basah. Gambar 2.3.Ricciocarpus sp. dan Marchantia sp 3). Ricciocarpus sp. Hidup terapung di atas air, tubuh berupa lembaran. Daur hidupnya terdapat dalam generasi sporofit yang menghasilkan spora dan generasi gametofit yang menghasilkan gamet. 23 4) Marchantia polymorpha Tubuh berbentuk lembaran (thalus), tumbuh menempel di atas permukaan tanah, batu, pohon atau tebing yang basah. Di bagian bawah terdapat rizoid yang digunakan untuk menempel dan mengisap air dan mineral, tidak berbatang dan berdaun.Reproduksi vegetatif dengan membentuk gemma ataukuncup.Sementara itu, reproduksi generative dengan membentuk gamet. Organ pembentuk gamet jantan (antheridium) dan organ pembentuk gamet betina (archegonium) terpisah pada lembaran berbeda.Lumut ini dapat digunakan sebagai obat hepatitis (radang hati). 5). Lumut tanduk Lumut tanduk sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai atau di sepanjang selokan.Lumut ini juga mengalami pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit.Generasi sporofitnya membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk.Contohnya Anthoceros sp. 3. Tumbuhan Paku (Pakis) Tumbuhan paku atau dikenal juga dengan nama pakis, beberapa di antaranya dijadikan sebagai tanaman hias. Bahkan ada penggemar tanaman yang mengoleksi tumbuhan paku beraneka jenis yang diperoleh dari tempat yang berbeda-beda. a. Struktur tubuh dan habitat tumbuhan paku Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berpembuluh yang tidak berbiji, memiliki susunan tubuh khas yang membedakannya dengan tumbuhan yang lain. Paku adalah tumbuhan darat tertua yang ada sejak zaman Devon dan Karbon.Artinya telah hidup sejak 300 – 350 juta tahun yang lalu. Fosil paku 24 merupakan sumber batu bara dibumi. Tumbuhan paku umum dijumpai di tempat lembab, menempel pada tumbuhan lain, dan saprofit bahkan hidup di air.semua tumbuhan paku memiliki tipe daun yang berfungsi khusus. Misalnya pada suplir, semua daun dapat menghasilkan spora. Gambar 2.4 Tumbuhan paku Suplir sp b. Daur hidup tumbuhan paku Tumbuhan paku memiliki kotak spora atau sporangium. Pada sporangium dihasilkan spora.Banyak sporangium terkumpul dalam satu wadah yang disebut sorus, yang dilindungi oleh suatu selaput indusium. Fase pembentukan spora dalam daur hidup tumbuhan paku disebut generasi sporofit dan fase pembentukan gamet disebut generasi gametofit. Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit. Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dibedakan menjadi tumbuhan paku homospora, heterospora dan peralihan homospora dan heterospora. Tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran sama yang tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betina, misalnya Lycopodium sp. (paku kawat). Tumbuhan paku heterospora menghasilkan spora berbeda ukuran. 25 Spora jantan berukuran kecil disebut mikrospora dan spora betina besar disebut makrospora, misalnya Selaginella sp.(paku rane), Marsilea sp. (semanggi). Tumbuhan paku peralihan menghasilkan spora jantan dan betina yang sama ukurannya. c. Penggolongan dan peranan tumbuhan paku Dengan klasifikasi sistem 5 kingdom, tumbuhan paku dibedakan atas 3 divisio, yaitu Lycophyta, Sphenophyta, Pterophyta. 1). Lycophyta (Paku kawat) Tumbuhan paku ini berdaun kecil, tersusun spiral, sporangium terkumpul dalam strobilus dan muncul di ketiak daun, batang seperti kawat. Contoh: Lycopodium sp.(paku tanduk rusa), ditanam sebagai tanaman hias. Lycopodium clavatum, digunakan sebagai bahan obat-obatan. 2). Sphenophyta (Paku ekor kuda) Berdaun kecil, tunggal dan tersusun melingkar.Sporangium tersusun dalam strobilus. Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda), tumbuh di dataran tinggi, batang berongga, berbuku-buku, dan tumbuh tegak. Daun kecil (mikrofil), terdapat pada setiap buku, melingkar, berbentuk sisik 3). Pterophyta (Paku sejati) Pterophyta merupakan tumbuhan paku yang banyak dijumpai disekitar kita, umumnya disebut pakis.Tumbuhan paku ini berdaun besar, daun muda menggulung, sporangium terdapat pada sporofil. Contoh: Alsophilla glauca (paku tiang),banyak ditemukan di daerah pegunungan berhawa dingin, batangnya hitam digunakan untuk menanam anggrek. Adiantum cuneatum (suplir) dan Asplenium 26 nidus (paku sarang burung), ditanam sebagai tanaman hias.Marsilea crenata (semanggi), hidup di rawa atau tanah berair, digunakan untuk sayur. Berbagai tumbuhan paku Pteridophyta merupakan plantae sejati, karena sudah memiliki pembuluh, dan kormus secara lengkap. Berdasarkan cara perkembangbiakannya tumbuhan paku merupakan kormofita berspora. Alat perkembangbiakannya atau gametnya sulit diamati sehingga disebut Cryptogamae. 4. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta) Spermatophyta merupakan anggota plantae sejati dan menghasilkan biji untuk perkembangbiakannya (kormofita berbiji) sedang alat perkembangbiakannya tampak jelas dapat diamati sehingga disebut sebagai Phanerogamae. Tumbuhan berbiji meliputi semua tumbuhan yang menghasilkan biji. Tumbuhan ini memiliki arti penting bagi organisme lain di bumi. Bahan makanan manusia dan hewan banyak yang berasal dari tumbuhan berbiji.Dapatkah kamu menyebutkan biji-bijian yang menjadi makanan hewan dan manusia?Untuk dapat mengenali keanekaragamannya kita harus mempelajari berbagai ciri, daur hidup dan habitatnya. Semua tumbuhan berbiji adalah heterospora, yang berarti memiliki dua jenis sporangia berbeda. Megasporangia menghasilkan megaspora yang akan menjadi gametofit betina, dan mikrosporangia menghasilkan mikrospora yang akan menjadi gametofit jantan. Megaspora terbentuk dalam megasporangium yang dilindungi oleh integumen, yang secara keseluruhan struktur tersebut disebut 27 ovulum atau bakal biji. Perkembangan megaspora inilah yang akan membentuk sel telur (ovum), jika ovum dibuahi oleh sel sperma maka akan tumbuh menjadi zigot. Zigot berkembang menjadi embrio sporofit. Keseluruhan bakal biji akhirnya berkembang membentuk biji. Dalam sistem klasifikasi 5 kingdom, tumbuhan berbiji digolongkan menjadi dua golongan, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). 1. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) a). Ciri-ciri umum Tumbuhan berbiji terbuka dapat berupa perdu atau pohon.Semua tumbuhan berbiji terbuka memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem.Tumbuhan berbiji terbuka, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji tertutup merupakan kelompok tumbuhan Tracheophyta, yaitu kelompok tumbuhan yang memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem.Yang membedakan tumbuhan ini dengan tumbuhan berbiji terbuka adalah bakal bijinya terdapat di luar permukaan megasporofilnya atau analoginya disebut sisik pendukung bakal biji, yang berkelompok menjadi strobilus berkayu dan disebut runjung, kecuali pada tanaman pakis haji (Cycas rumphii). b). Penggolongan dan peranannya Tumbuhan berbiji terbuka yang hingga kini masih dapat ditemukan adalah divisi Coniferophyta (konifer), Cycadophyta (Sikas), Ginkgophyta (ginkgo), Gnetophyta (melinjo). 28 1. Coniferophyta (konifer) Divisio ini banyak anggotanya yang masih dapat dijumpai hingga sekarang.Ingatkah kamu tumbuhan apakah yang terdapat pada hutan di daerah beriklim dingin di kutub utara? Atau hutan pada pegunungan di daerah tropis? Pada umumnya conifer tidak mengalami gugur daun, daunnya berbentuk jarum, hidup sebagai perdu atau pohon, memiliki strobilus berbentuk kerucut.Ada dua macam strobilus, strobilus biji atau strobilus betina dan strobilus serbuk sari atau strobilus jantan. Gambar 2.5 Rujung pinus 2. Cycadophyta (Sikas) Golongan sikas ditemukan di daerah tropis hingga sub-tropis. Ciri yang khas untuk tumbuhan ini adalah batang yang tidak bercabang, daun majemuk, seperti kulit, tersusun sebagai tajuk di puncak batang yang memanjang.Seluruh anggotanya berumah dua. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji), ditanam sebagai tanaman hias. 3. Ginkgophyta (Ginko) Anggota divisio ini yang masih ada adalah Ginkgo biloba (Ginko).Ginkgo merupakan pohon besar, dapat mencapai ketinggian lebih dari 30 meter.Daun lebar berbentuk seperti kipas, dengan belahan yang berlekuk dalam.Tulang daun 29 berbentuk menggarpu. Ginko merupakan tumbuhan Gymnospermae yang meranggas, berumah dua, biji keras berwarna kekuningan, berukuran sebesar kelereng, berbau tidak enak .Ginko digunakan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik. Gambar 2.6 Daun Gynko biloba 4 Gnetophyta Divisio ini memiliki strobilus jantan yang tersusun majemuk, daun berhadapan atau melingkar, seluruh pembuluh terdapat pada kayu sekunder dan tidak terdapat saluran resin. Contoh: Gnetum gnemon (melinjo), daun muda, biji dan bunganya dapat disayur. Bijinya dibuat menjadi emping, kulit kayunya digunakan sebagai bahan pembuatan benang atau kertas. 2. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) Sekarang ini Angiospermae merupakan tumbuhan yang dominan, beraneka ragam, dan menempati daerah persebaran yang paling luas di permukaan bumi. Diperkirakan hingga sekarang terdapat sekitar 250.000 spesies Angiospermae. a. Ciri-ciri umum Angiospermae memiliki bakal biji atau biji berada di dalam struktur yang tertutup yang disebut daun buah (carpels).Daun buah dikelilingi oleh alat khusus yang membentuk struktur pembiakan majemuk yang disebut bunga.Pada 30 umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana, atau herba.Di antara Angiospermae ada yang hidup tahunan ada yang semusim, berumah satu atau berumah dua. b. Penggolongan dan peranannya Semua Angiospermae digolongkan dalam divisio tunggal, yaitu Anthophyta.Divisio ini terdiri atas dua kelas yaitu Monocotyledonae (monokotil) dan Dicotyledonae (dikotil).Ingatkah kamu berbagai cirri yang membedakan keduanya? Gambar 2.7 Tanaman Angiospermae (leci) 1). Monocotyledonae (Monokotil) Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki kotiledon tunggal (berkeping biji tunggal), batang bagian atas tidak bercabang. Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada golongan palma (kelapa, palem) dengan tulang daun melengkung atau sejajar. Jaringan xilem dan floem pada batang dan akar tersusun tersebar dan tidak berkambium. 2). Dicotyledonae (Dikotil) Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki 2 kotiledon (berkeping biji dua).Daun dengan pertulangan menjari atau menyirip.Batangnya berkambium, oleh karena itu mengalami pertumbuhan sekunder.Pembuluh xilem dan floem 31 tersusun melingkar (konsentris). Akar berupa akar tunggang ujung akar lembaga tidak dilindungi selaput pelindung Gambar 2.8 Tumbuhan Monokotil Berbagai tumbuhan monokotil, yaitu bambu, padi, tebu dan gandum Tipe buah angiospermae, yaitu: (a). Buah berdaging, yaitu suatu bangun berdaging yang mengelilingi biji. (b). Buah kering, yaitu suatu kulit keras yang melindungi biji. Gambar 2.9 Tumbuhan Dikotil 32 a) Euphorbiaceae (tumbuhan jarak-jarakan), contohnya Euphorbia tirucalli (patah tulang), Manihot utilisima (ubi kayu), Hevea brassiliensis (karet, para). b) Moraceae. Contohnya adalah Ficus benjamina (beringin), Artocarpus communis (keluwih). c) Papilionaceae. Contohnya adalah Vigna cinesis (kacang panjang), Phaseolus radiatus (kacang hijau), Arachis hypogea (kacang tanah), Clitoria ternatea (kembang telang). d) Caesalpiniaceae. Contohnya adalah Caesalpinia pulcherima (kembang merak), Tamarindus indica (asam). e) Mimosaceae. Contohnya adalah Mimosa pudica (sikejut), Leucaena glauca (lamtoro), dan Parkia speciosa (petai). f) Malvaceae. Contohnya adalah Gossypium sp. (kapas), Hibiscus tiliaceus (waru). g) Bombacaceae. Contohnya adalah Durio zibethinus (durian), Ceiba pentandra (kapok). h) Rutaceae. Contohnya adalah Citrus nobilis (jeruk keprok), Citrus aurantifolia (jeruk nipis). 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Tipe penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan hasil belajar dengan menggunakan pola transaksi komunikasi pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Ambon pada mata pelajaran biologi materi Kingdom Plantea. 3.2.Tempat dan Waktu 1. Tempat penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Ambon , Kecematan Sirimau kota Ambon. 2. Waktu penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan setelah seminar proposal dan direncanakan selama 1 bulan. 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Yang menjadi popalasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah Ambon Tahun Ajaran 2012/2013. Yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah peserta didik 36 orang, yaitu X1 18 orang dan X2 18 orang. 34 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X1 yang berjumlah 18 orang siswa, dengan demikian sampel yang diambil berjumlah 18 orang siswa. proses pengambilan sampel ini dinamakan sampel populasi. 3.4.Veriabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar dengan penerapan pola trassaksi komunikasi multi arah. 3.5.Desain Penelitian Dalam penelitian ini, bentuk desain statistik deskriptif yaitu suatu penelitian yang melibatkan satu kelompok, yaitu kelompok kontrol (yang tidak memperoleh perlakuan) dan kelompok eksperimen (yang mendapat perlakuan) yang ditentukan tanpa menggunakan system random. Tabel 3.1 Model Desain Penelitian ( statistic deskriptif ) Subjek Pre Test Perlakuan Post Test R O1 X O2 R O3 _ O4 35 Keterangan: R : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol O1 dan O3 : Pre tes O2 dan O4 : Pos tes X : Kelas perlakuan _ : Kelas kontrol. 3.6.Instrumen Penelitian a. Tes awal Tes ini dilakukan dengan meggunakan soal PG dengan jumlah 10 soal. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa mengenai mata pelajaran kingdom plantae sebelum menggunakan pola transaksi komunikasi (multi arah). b. Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati dan mencatat kegiatan guru dan siswa dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode transaksi komunikasi multi arah. Objek observasi yaitu siswa –siswi di kelas X SMA Muhamadiyah Ambon, yang dijadikan sebagai subjek penelitian dengan menggunakan pola transaksi komunikasi yaitu kelas X1. C. Tes Akhir Tes ini di lakukan dengan menggunakan soal PG dan Essay, dimana soal PG berjumlah 10 soal dan soal essay dengan jumlah 5 soal. Adapun tujunnya adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa mengenai mata pelajaran 36 Kingdom Plantae sesudah menggunakan metode pembelajaran pola transaksi komunikasi (multi arah). 3.7.Teknik Pengumpulaan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan dengan memberikan tes hasil belajar pada pokok bahasan Kingdom Plantae pada kelompok eksprimen dan kelompok kontrol. 3.8.Teknik Analisis Data Data yang diperoleh melalui instrument tes yang dipilih akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis yang diajukan peneliti. Pengolahan data hasil belajar dalam penelitian ini digunakan teknik analisis statistik deskriptif. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif terdiri dari , mean skor, standar deviasi, dan pengkategorian digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar yang diperoleh siswa, baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen (treatment). Guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar siswa pada pola pembelajaran transaksi komunikasi maupun dengan menggunakan metode biasa. a. Menentukan nilai rata-rata dengan rumus : Ket X X N X : rata-rata hitung X : Jumlah data N: Banyaknya jumlah sampel 37 b. Menentukan standar deviasi : SD = ( X1 X ) 2 Ket: SD : Standar Deviasi nI n = banyaknya jumlah sampel c. Pedoman pengkategorian hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut Tabel 3.2 Kriteria Kategorisasi Hasil Belajar Siswa Tingkat Penguasaan Kategori 90 – 100 Tinggi sekali 75 – 89 Tinggi 55 – 74 Cukup 40 – 54 Rendah 0 – 39 Rendah sekali Sumber : Arikunto. 2002