BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Dalam penelitian ini digunakan beberapa penelitian terlebih dahulu sebagai pedoman dalam memberikan arahan yang sesuai dengan topik penelitian yang dilakukan. Berikut penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan pembahasan dari penelitian ini. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Penulis Judul Penelitian Variabel Penjelasan Penelitian Penelitian 1. Yumei Lianty Analisis Pengaruh Empiris Menggunakan Public data yang terdiri 1,283+0,232X, Relations Terhadap dari satu Citra Berdasarkan Y= yang Hero variabel Supermarket (2012) menunjukkan bebas bahwa Y adalah citra (independent) Hero Supermarket, dengan simbol X dan X adalah Public dan satu variabel Relations terikat Hero (dependen) dan dengan Supermarket, setelah simbol melakukan uji t dan Y. Variabel uji hipotesis, maka Independent diperoleh hasil (X), yaitu yang Public Relations signifikan. . demikian Variabel menunjukkan Dependent Public Relations (Y), yaitu mempunyai pengaruh citra. positif dan signifikan positif dan Dengan terhadap citra Hero Supermarket di mata konsumen. 2 Dewi Puspitasari Pengaruh humas Variabel terhadap penelitian citra Public Relations membuktikan bahwa perusahaan pada (Studi yang terdiri dari terdapat pengaruh persepsi publikasi (X1), positif signifikan yang peristiwa (X2), ditujukan oleh Humas konsumen telkomsel GraPari bebas Hasil di berita (X3), secara telkomsel pelayanan Jember) (2010) terhadap masyarakat (X4), simultan citra perusahaan. identitas media (X5), variabel terikatnya adalah citra perusahaan. Cipta 3 Triffianty Efektivitas Public Peneliti Relations Kesimpulan Pt. menggunakan Indonesia Power dua dari penelitian ini Variabel, memperlihatkan Unit Bisnis yaitu Varibel X bahwa Pembangkitan (Efektivitas) (UBP) yang terdiri dari Public Relations Saguling Melalui 3 kategori yang PT. Indonesia Power Kegiatan dijadikan Pengobatan ukur sebagai Gratis masalah Perusahaannya Pada tujuan Masyarakat (2011) Pembangkitan (UBP) Saguling melalui yaitu, kegiatan pengobatan yang gratis direncanakan, Kecamatan Cipatat biaya yang Bandung alat Unit Bisnis Terhadap identifikasi Citra Kabupaten efektivitas sangat efektif terhadap citra dianggarkan dan perusahaannya Barat waktu yang masyarakat ditetapkan, untuk Y pada dan Kecamatan Cipatat Variabel Kabupaten Bandung Barat (Citra) yang terdiri dari empat kategori yang dijadikan alat ukur sebagai identifikasi masalah yaitu, persepsi, kognisi, sikap, dan motivasi 4 Joanna Corporate image in Penelitian ini Minkiewicz the leisure services dimaksudkan untuk sector (2011) menguji secara empiris hubungan antara citra perusahaan dan kepuasan pelanggan. 5 Aloys Nyagechi External Hasil penelitian ini Kiriago Communication and membuktikan bahwa its komunikasi Influence on Secondary Schools mulut Corporate Image : merupakan A Case Study of yang Kitale digunakan Secondary (2013) Academy School ke sangat target external. dari mulut saluran sering untuk audiens 2.2 Kerangka Konseptual/Teoritis 2.2.1 Public Relations Menurut Cutlip, Center dan Broom (2004:4) “Public Relations adalah fungsi manajemen yang menemukan, menetapkan, dan mempertahankan hubunganhubungan yang saling menguntungkan antara sebuah organisasi serta berbagai golongan publik yang menjadi penentu kesuksesan maupun kegagalan organisasi tersebut.” Menurut Harlow dalam Nova (2011:44) “Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas yang membantu pembentukan dan pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan, dan kerjasama antara organisasi dan masyarakatnya yang melibatkan dalam manajemen problem atau masalah, membantu manajemen untuk selalu mendapatkan informasi dan merespons pendapat umum, mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan awal untuk membantu antisipasi kecendrungan, dan menggunakan riset serta komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai sarana utamanya” Sedangkan menurut Jefkins & Yadin dalam Puspokusumo (2011:205) Public Relations didefinisikan sebagai sebuah bentuk komunikasi yang terencana, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifikasi yang berlandaskan pada saling pengertian. Dari kutipan-kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa Public Relations merupakan sebuah bentuk komunikasi terencana yang dapat menghubungkan antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan bersama. 2.2.2 Peran Public Relations Menurut Rosady Ruslan dalam bukunya yang berjudul “Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations” (2007:10), peran Public Relations adalah sebagai berikut: a) Communicator Memiliki kemampuan sebagai penghubung secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media cetak atau elektronik serta lisan. Dimana pada intinya seorang PR harus dapat menjadi perwakilan sebuah perusahaan dalam menjadi seorang komunikator yang baik dengan publik internal maupun public eksternal perusahaan. b) Relationship Memiliki kemampuan untuk membina hubungan dengan baik antar lembaga atau perusahaan yang diwakili dengan publik internal maupun eksternal. Yaitu kemampuan untuk saling memberikan kepercayaan dan pengertian antara kedua belah pihak. c) Back up management Dapat serta menjalankan kegiatan manajemen promosi dan pemasaran untuk mencapai cita-cita bersama di perusahaan dalam kerangka tujuan pokok perusahaan maupun organisasi. d) Corporate image Dapat membangun serta menjaga citra atau publikasi yang positif dimata publik. 2.2.3 Tujuan Public Relations Menurut Rosady Ruslan (2010;246) tujuan Public Relations adalah sebagai berikut: a) Menumbuh kembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen. Citra positif sangat diperlukan agar sebuah perusahaan dapat terus bertahan di tengah persaingan. b) Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan. PR diharuskan untuk dapat berkomunikasi dengan baik kepada publik, tujuannya agar terciptanya rasa saling percaya antara perusahaan dan masyarakat. c) Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan Public Relations. PR juga dinilai harus dapat bekerja multifungsi, salah satunya dapat mengembangkan fungsi pemasaran. d) Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek. Membangun pengenalan merek sangatlah penting, karena itu PR dituntut agar dapat menyebarluaskan pengetahuan merek kepada semua lapisan masyarakat. e) Mendukung bauran pemasaran. Dapat disimpulkan dari kutipan-kutipan diatas bahwa tujuan dari Public Relations adalah untuk menciptakan, membangun serta menjaga citra perusahaan atau organisasi. Citra yang positif dapat menghasilkan keloyalan masyarakat terhadap suatu produk. Public Relations juga memiliki tujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang harmonis antara lembaga dengan masyarakat umum. 2.2.4 Fungsi Public Relations Seorang Public Relations dikatakan berfungsi apabila dapat mengerjakan tugas-tugasnya serta dapat mencapai tujuan akhir dengan hasil yang baik. Pada intinya fungsi Public Relations adalah: 1. Dapat menjalin komunikasi dengan baik Seorang PR harus dapat menjalin hubungan komunikasi yang baik, terutama membangun hubungan komunikasi antara perusahaan dan masyarakat. Agar terjalin rasa saling percaya dan juga terciptanya hubungan yang harmonis, dimana hal tersebut akan sangat menjadi nilai plus bagi perusahaan di mata khalayak. 2. Berperilaku baik dan menjaga moral Seorang PR yang baik akan selalu menjaga tingkah lakunya, tidak melakukan hal-hal yang dapat membahayakan perusahaan, karena bagaimanapun seorang PR mewakili perusahaan sehingga moral harus selalu terjaga. 3. Mementingkan kepentingan umum Seorang PR juga diharuskan untuk selalu mementingkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, karena kinerja PR ialah meliputi banyak masyarakat. Sehingga kepentingan publik menjadi prioritas. 2.2.5 Manfaat Public Relations Di dalam bukunya yang berjudul Public Relations (2004;13) Frank Jefkins menjelaskan apa saja manfaat dari Public Relations yaitu: Manajemen krisis Dari beberapa decade belakangan ini, hampir semua perusahaan atau organisasi pernah mengalami krisis, atau minimal resiko akan terkena krisis. Hal ini kemudian disadari oleh para perusahaan untuk membuat sebuah manajemen krisis yang bertugas untuk menghadapi masalah-masalah di sebuah perusahaan, terutama yang berhubungan dengan pers atau media. Penerbitan Desktop PR bertanggung jawab penuh atas jurnal internal komputer perusahaan. Oleh karena itu, biasanya perusahaan memiliki bagian internal Relations untuk mengurusi hal-hal tersebut. Identitas perusahaan Identitas perusahaan merupakan sebuah wahana komunikasi bagi segenap karyawan perusahaan, para pemilik saham, para agen atau dealer, konsumen, lembaga-lembaga keuangan dan berbagai pihak lainnya yang punya kepentingan dan kaitan dengan organisasi. Tim PR adalah bagian yang bertanggung jawab untuk menciptakan dan memelihara identitas sebuah perusahaan. Hubungan parlementer PR wajib menjalin hubungan parlementer yang baik. Hubungan parlementer dalam konteks ini adalah hubungan-hubungan antara berbagai organisasi dengan pihak pemerintah, para anggota parlemen, serta para birokrat dari berbagai departemen dan instansi pemerintah. Legistator atau regulator adalah publik yang sangat penting dalam keberlangsungan usaha suatu perusahaan. PR financial Sebagai sebuah perusahaan yang telah go public, maka perusahaan memerlukan tim PR yang melakukan kegiatan-kegiatan PR di seputar peristiwa keuangan atau bisnis dalam rangka mendukung rencana perusahaan kliennya untuk memasuki bursa saham atau dalam rangka mendukung peluncuran laporan keuangan tahunan. 2.2.6 Tugas Public Relations Rumanti dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Public Relations Teori Dan Praktik” (2005:39) mengelompokkan tugas Public Relations menjadi lima bagian yaitu : 1. Menyampaikan dan bertanggungjawab atas pemberian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, agar publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan. 2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat khalayak atau masyarakat. Di samping itu PR juga menjalankan serta bertanggungjawab terhadap kehidupan kita bersama dengan lingkungan. 3. Memperbaiki citra organisasi. Bagi Public Relations, menyadari citra yang baik tidak hanya terdapat pada bentuk gedung, persentasi, publikasi, dan seterusnya, tetapi juga terletak pada: Bagaimana sebuah organisasi dapat mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan serta dapat mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol dan dievaluasi. Dapat dikatakan bahwa citra tersebut merupakan gambaran komponen yang kompleks. 4. Tanggung jawab sosial. Public Relations merupakan instrumen untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut. Terutama kelompok publik sendiri, publik internal, serta pers. 5. Komunikasi. Public Relations memiliki bentuk komunikasi yang khusus, yaitu komunikasi timbal-balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi modalnya. Dalam fungsinya, komunikasi itu sentral. Perlu juga untuk dimiliki adalah pengetahuan manajemen dan kepemimpinan, struktur organisasi. Menurut H.Fayol yang dikutip dari buku “Crisis Communication Public Relations” (Nova, 2011:56), beberapa sasaran kegiatan Public Relations adalah sebagai berikut: 1. Membangun identitas dan citra perusahaan, yaitu menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif di mata masyarakat. 2. Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak. 3. Menghadapi krisis, dengan mengatasi keluhan dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan bertugas memperbaiki citra yang terlanjur rusak. 4. Mempromosikan aspek kemasyarakatan, seperti mempromosikan hal-hal yang menyangkut kepentingan publik dan mendukung kegiatan kampanye sosial. 2.2.7 Ruang Lingkup Public Relations Menurut pendapat Cutlip, Center dan Bloom. sebagaimana dikutip oleh Morissan (2008:13) dalam buku “Manajemen Public Relations” ada tujuh bidang pekerjaan Public Relations, ke tujuh bidang pekerjaan public relations ini adalah publisitas, iklan, press agentry, public affairs, manajemen isu, lobi (lobbying) dan hubungan investor. Namun ketujuh bidang pekerjaan public relations ini dapat dipadatkan lagi menjadi enam bidang pekerjaan yaitu dengan menjadikan iklan bagian dari pemasaran dan press agentry ke dalam publisitas. Hal ini karena pada dasarnya iklan (advertising) merupakan salah satu kegiatan dari pemasaran dan press agentry bagian dari publisitas. Dengan demikian Morissan (2010:14-30) menjelaskan bahwa ruang lingkup pekerjaan public relations dibagi menjadi enam bidang pekerjaan, yaitu adalah: 1. Publisitas Publisitas merupakan suatu kegiatan yang menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi atau perusahaan di media massa. Dengan kata lain publisitas merupakan kegiatan di mana individu, organisasi atau perusahaan diberitakan oleh media massa. Berita-berita yang disampaikan oleh perusahaan kepada media massa dapat berupa artikel, tulisan, foto, siaran pers (press release) atau mengadakan jumpa pers (press conference). Apabila siaran pers dan jumpa pers tersebut diterima dan disebarluaskan maka organisasi atau perusahaan tersebut telah melakukan kegiatan publisitas. Namun karena kegiatan publisitas bersifat tidak berbayar, maka seorang PR tidak bisa mengatur konten yang akan dimuat, selain itu PR juga tidak bisa memastikan apakah berita yang telah dikirim pasti akan di muat atau tidak. 2. Pemasaran Seorang pekerja PR di bagian pemasaran dalam prakteknya adalah melakukan penelitian atau riset terhadap konsumen, mendesain produk, mengemas produk sedemikian rupa agar menarik, menentukan harga jual, melakukan promosi hingga mendistribusikan produk ke masyarakat. Tujuan dari pemasaran ini adalah untuk menarik dan memuaskan klien atau pelanggan dalam jangka panjang sebagai upaya untuk mencapai tujuan ekonomi dari perusahaan. 3. Public Affairs Public affairs dapat didefinisikan sebagai salah satu bidang khusus public relations yang bertugas untuk membangun serta mempertahankan hubungan baik dengan pemerintah dan khalayak agar dapat mempengaruhi kebijakan publik. Dari definisi ini penulis menyimpulkan bahwa fokus utama public affairs adalah menciptakan hubungan baik dengan pemerintah serta khalayak dengan tujuan dapat mempengaruhi kebijakan publik agar tidak memberikan dampak buruk kepada perusahaan atau organisasi. 4. Manajemen isu Manajemen isu merupakan salah satu upaya organisasi atau perusahaan untuk melihat kecenderungan isu atau opini publik yang muncul ditengah masyarakat dalam upaya organisasi atau perusahaan memberikan tanggapan atau respons sebaik-baiknya. Tanggapan yang positif tentunya dibutuhkan agar isu atau opini publik yang berkembang di tengah-tengah masyarakat tidak menjadi semakin berlarut-larut. Menurut Howard Chase, faktor-faktor manajemen isu meliputi tindakan mengindetifikasi isu, menganalisis isu, menetapkan prioritas, menentukan strategi program, menetapkan program tindakan dan komunikasi serta melakukan evaluasi efektivitas kerja. (Morissan, 2008:26) 5. Lobi Lobi merupakan salah satu bidang khusus PR yang bertujuan mempengaruhi peraturan dan perundang-undangan sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan atau organisasi. Dari definisi ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa seorang pelobi (orang yang melakukan lobi) berusaha untuk menjalin hubungan baik dengan pemerintah utama agar dapat mempengaruhi suatu peraturan atau perundang-undangan yang mungkin dapat memberikan dampak atau efek yang merugikan bagi perusahaan atau organisasi. 6. Hubungan investor Menurut Cutlip, Center, Broom dalam buku “Effective Public Relations” (2007: 11) hubungan investor merupakan bidang khusus public relations korporat yang bertujuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan dengan pemegang saham dan pihak lainnya dalam masyarakat keuangan untuk memaksimalkan nilai pasar. Cutlip juga memberikan rincian dari tugas hubungan investor yaitu mengikuti perkembangan bursa saham, menyediakan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada masyarakat keuangan, memberikan saran kepada manajemen terkait dengan saham perusahaan dan memberikan jawaban terhadap berbagai pertanyaan bidang keuangan (Morissan, 2010:30). Penulis menyimpulkan bahwa tugas hubungan investor secara keseluruhan adalah untuk memaksimalkan harga saham yang lebih tinggi, maka akan semakin baik. Kemudian memberi saran kepada manajemen perusahaan, dan menciptakan serta menjaga hubungan baik dengan para investor lainnya, dari hubungan baik tersebut maka akan lebih dimudahkan untuk menjalin kerjasama lainnya. Ruang lingkup pekerjaan public relations ini secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tujuan utama pekerjaan dari public relations adalah untuk menciptakan, membangun, menjaga hubungan baik perusahaan dengan pihak lainnya. Serta memperbaiki citra perusahaan yang sudah terlanjur rusak. Dimana hubungan baik antara perusahaan dengan publik akan membuat konsumen menjadi semakin loyal kepada perusahaan Selain itu hubungan konsumen yang harmonis dapat membuat masyarakat lebih mudah untuk berkomunikasi dengan perusahaan serta perusahaan dapat mengetahui apa saja keinginan konsumen. 2.3 Pengertian Citra Menurut Frank Jeffkins (Nova, 2011:298) menyimpulkan bahwa “Citra secara umum diartikan sebagai kesan seseorang/individu tentang suatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.“ Bill Canton dalam Sukatendel (Soemirat dan Ardianto, 2004: 111) mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Menurut Sukatendel, citra itu sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. Citra merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi. Menurut Kotler (Prihastiti & Kusumastuti, 2012:118) mengungkapkan bahwa “citra merupakan seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu obyek.” Menurut Onong Uchjana Efeendy dalam Nova (2011:298) citra (image) didefinisikan sebagai berikut : 1. Gambaran antara fisik yang menyerupai kenyataan seperti manusia, binatang atau benda sebagai hasil lukisan, perekaman oleh kamera foto, film, atau televisi. 2. Penampilan secara optis dari suatu objek seperti yang dipantulkan oleh sebuah cermin. 3. Perwakilan atau representasi secara mental dari sesuatu baik manusia benda atau lembaga yang mengandung kesan tertentu. Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa citra merupakan kesan yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu obyek berdasarkan pengalamannya yang berkaitan dengan objek tersebut. Selain itu, citra dapat bersifat negatif maupun positif. 2.3.1 Jenis Citra Menurut Frank Jefkins (Jefkins & Yadin, 2004:20), ada lima jenis citra (image) yang dijelaskan, yaitu : 1. Citra bayangan Citra bayangan merupakan citra yang dianut oleh orang-orang di dalam organisasi mengenai pandangan orang luar terhadap organisasinya. Citra ini tidaklah akurat akibat tidak memadainya informasi yang diberikan, sehingga citra ini tidak dapat dijadikan panutan. 2. Citra yang berlaku Citra yang berlaku (current image) adalah pandangan yang dianut oleh pihak luar mengenai suatu organisasi, citra ini sangat melekat pada organisasi tersebut. 3. Citra yang diharapkan Citra harapan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Meskipun terkadang citra yang terlalu baik juga merepotkan, karena banyak orang yang menaruh ekspetasi yang terlalu tinggi kepada perusahaan tersebut yang mungkin tidak semuanya benar. 4. Citra perusahaan Citra perusahaan (atau ada pula yang menyebutnya sebagai citra lembaga) adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, bukan hanya citra dari produk atau layanannya saja tetapi juga terbentuk dari sejarah perusahaan, keberhasilan di bidang keuangan, kualitas produk, reputasi, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, dan komitmen mengadakan riset. Citra ini terbentuk dari kinerja dan perilaku perusahaan tersebut selama waktu yang tidak sebentar. 5. Citra majemuk Citra majemuk menunjukkan bahwa citra yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya. Dan untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, variasi citra harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan. 6. Citra yang baik dan yang buruk Citra baik atau buruk tercipta dari adanya citra-citra yang sudah berlaku dan dapat bersifat negatif atau positif. Sebuah citra Public Relations yang baik merupakan kesan yang memang berasal dari pengalaman, pengetahuan, dan kenyataan langsung yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar gosip atau cerita belaka yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Karena apabila kesan yang dialami sendiri maka akan lebih terpercaya kredibilitasnya. Menurut penjelasan Frank Jefkins diatas dapat disimpulkan kegiatan Public Relations yang di jalankan oleh perusahaan ialah untuk menciptakan citra atau image yang positif di mata masyarakat dan juga menjaga kepercayaan masyarakat. 2.3.4 Citra Perusahaan Citra perusahaan yang positif dan kuat tentu akan memberikan banyak sekali manfaat seperti apa yang dikemukakan oleh Siswanto Sutojo dalam Arafat (2006 :12) sebagai berikut: a. Mid and ling term sustainable competition position Bagi perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan barang maupun jasa, dengan memiliki corporate image yang positif maka hal ini dapat melindungi dan menjaga perusahaan dari serangan perusahaan saingan. Citra perusahaan yang baik dan kuat akan tumbuh menjadi “kepribadian” perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan saingan tidak akan mudah menjiplak apa yang kita lakukan, karena kepercayaan masyarakat dibangun dalam waktu yang tidak sebentar dan tidak mudah untuk dicuri. b. An insurance for adverse time Pada saat sebuah perusahaan berada pada masa kritis, terlilit oleh masalah dan kemudian terendus oleh pihak media massa, maka dalam waktu singkat masyarakat luas akan mengetahuinya. Namun jika perusahaan memiliki image atau citra yang baik di mata masyarakat, maka sebagian besar masyarakat akan dapat memaklumi dan memaafkan kesalahan yang dibuat oleh perusahaan tersebut. c. Attracting the best executives available Perusahaan yang memiliki citra positif tidak akan kesulitan untuk merekrut karyawan-karyawan terbaik karena sudah dapat dipastikan akan banyak karyawan yang akan melamar ke perusahaan tersebut. d. Increasing the effectiveness of marketing instrument Image positif sebuah perusahaan dapat menunjang efektifitas strategi pemasaran produk. Citra yang positif akan membangun rasa percaya kepada masyarakat sehingga membuat konsumen semakin loyal dan memiliki ekspektasi yang baik ketika perusahaan tersebut membuat produk baru sehingga produk baru tersebut dapat dipastikan akan memiliki penjualan yang cukup baik. e. Cost saving Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perusahaan dengan citra positif akan mudah dalam merekrut karyawan handal sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana ekstra untuk proses recruitment dan training bagi karyawan tersebut. Dan tidak hanya itu, perusahaan hanya membutuhkan usaha dan biaya yang lebih sedikit untuk mempromosikan produk mereka ke pasar. 2.3.5 Manfaat Citra Citra merupakan salah satu faktor penting yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan, semakin positif citra perusahaan tersebut maka semakin banyak masyarakat dan konsumen yang percaya sehingga dapat mendatangkan keuntungan bagi perusaahaan. Beberapa manfaat citra adalah : 1. Membangun keunggulan yang kompetitif (create competitive advantage) Citra dapat menciptakan proses persaingan yang kompetitif dan juga dapat membuat perusahaan semakin memperhatikan konsumennya karena daya saing yang tinggi antar perusahaan. 2. Meningkatkan nilai perusahaan (improve company’s equity) Semakin positif citra sebuah perusahaan maka akan semakin tinggi nilai perusahaannya. 3. Meningkatkan penjualan (improve sales) Memiliki citra yang positif juga membantu perusahaan untuk meningkatkan penjualan karena citra yang positif membuat masyarakat menjadi percaya dan loyal kepada sebuah merek dan memiliki harapan yang positif terhadap produk atau jasa tersebut. 4. Mendukung pengembangan produk baru (support new product development) Sebuah perusahaan yang memiliki citra yang positif, maka pada saat perusahaan tersebut meluncurkan produk baru, masyarakat akan menaruh ekspetasi yang positif terhadap produk tersebut karena berasal dari perusahaan yang dipercaya oleh banyak masyarakat. 5. Memperkuat hubungan keuangan (Strenghten financial power) Ketika sebuah perusahaan yang memiliki citra yang positif maka tentu hubungan keuangannya juga akan kuat, karena citra yang positif membawa banyak keuntungan bagi perusahaan. Selama perusahaan dapat terus meningkatkan dan menjaga citranya, maka keuangan perusahaan akan tetap kuat. 6. Mempererat hubungan antar pegawai (Harmonize employee relation) Sebuah perusahaan yang memiliki citra yang positif biasanya memiliki lingkungan yang positif juga, hal ini membuat para karyawan ikut bersamasama menjaga citra perusahaan sehingga hubungan antar karyawan menjadi tambah erat karena memiliki tujuan yang sama untuk melidungi perusahaan. 7. Mempermudah rekruitmen pegawai (Best bosst recruitment) Secara tidak langsung, perusahaan yang memiliki citra positif akan membawa banyak calon pekerja yang akan melamar ke perusahaan tersebut, karena perusahaan yang memiliki citra positif secara otomatis menjadi incaran banyak calon pekerja.. 8. Membantu penanggulangan krisis (Survive in managing crisis) Krisis akan mudah diatasi apabila sebelumnya perusahaan memiliki manajemen krisis dan umumnya perusahaan yang memiliki citra positif sudah menyiapkannya. 2.3.6 Elemen Citra Perusahaan Menurut Harrison dalam Prihastiti dan Kusumastuti (2012:109), citra perusahaan meliputi empat elemen, yaitu: a. Personality : merupakan keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran seperti perusahaan yang dipercaya dan perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial. b. Reputation : merupakan hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain. c. Value : melakukan nilai-nilai dan filosofi yang dimiliki suatu perusahaan, termasuk didalamnya kebijakan internal dan interaksi eksternal dengan pihak luar yang berhubungan dengan perusahaan. d. Corporate Identity : merupakan komponen-komponen mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan. 2.4 Kerangka Pikir Kegiatan dan sasaran Public Relations (Variabel X) Membangun identitas dan citra organisasi Menghadapi krisis Mempromosikan Citra (Variabel Y) aspek Personality Reputations Value Corporate Identity kemasyarakatan. Gambar 2.2 Kerangka pemikiran Sumber: Henry Fayol (Ruslan, 2006:18) yang