BAB I OBAT JANTUNG, PEMBULUH DAN DARAH (CARDIOVASKULAR DAN HEMATOPOIETIKA) Pendahuluan Di negara industri, penyakit jantung dan pembulu (PJP) seperti angina pectoris, infark jantung, gagal jantung dan hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar. Hal ini terutama disebabkan oleh faktor makanan, yang kaya kalori, protein, lemak (jenuh) dan miskin serat – serat nabati. Beberapa pengertian : 1. Atherosclerosis : adalah gangguan pembuluh yang disebabkan karena menebal dan mengerasnya dinding pembuluh nadi (arteri) besar dan sedang. Hal ini diakibatkan oleh endapan dari kolesterol, lemak, kalsium dan fibrin (plak) di dinding pembuluh. 2. Hipertensi : adalah tingginya tekanan darah yang berhubungan dengan pengerasan / penebalan pembuluh darah 3. Angina pectoris adalah penyakit jantung, dimana jantung tidak menerima cukup darah (dan oksigen) karena cabang arteri jantung hampir tertutup oleh plak. 4. Bila arteri jantung atau arteri otak tersumbat sama sekali, maka timbul infark jantung atau infark otak (stroke). 5. Kalau jantung tidak sanggup lagi memeliharan peredaran darah selayaknya, maka akan timbul gagal jantung (dekompensasi) A. Obat Jantung Obat – obat jantung atau cardiaca adalah obat yang secara langsung dapat memulihkan fungsi otot jantung yang terganggu ke keadaan normal. Gambar : Kerja jantung 1 Gambar : Sirkulasi darah 1. Gangguan – Gangguan Jantung (a) Infark Jantung Infark jantung atau trombosis koroner, umunya disebut serangan jantung, adalah keadaan tersumbatnya suatu cabang pembuluh jantung yang menyalurkan darah ke jantung oleh gumpalan darah beku (trombus). Gejalanya berupa nyeri yang hebat dibelakang tulang dada, rasa gelisah, tidak mampu mengerakkan tangan dan kaki, muka mebiru dan debar jantung (tachycardia). (b) Angina Pectoris Angina pectoris adalah gangguan yang timbul sebagai akibat hipoxia (kekurangan oksigen) otot jantung karena kelelahan fisik atau emosional dan dapat juga disebabkan oleh penciutan arteri jantung, infark, kejang – kejang atau adanya tachycardia tertentu, anemia hebat atau penciutan aorta. Gejalanya adalah rasa sakit hebat di bawah tulang dada yang menjalar ke pindak kiri dan lengan bagian atas, terutama bila berjalan atau sesudahnya ; nyeri tersebut akan hilang bila berhenti dan istirahat. Tindakan umum untuk mengurangi serangan angina adalah berupa tindakan : - tidak merokok (karena merokok dapat menciutkan pembuluh) dan diet (kolesterol dan lemak) - menghindari beban fisik maupun mental - berolah raga, sekurang – kurangnya jalan kaki selama 1 jam sehari guna memperbaiki sirkulasi di jantung - mengobati hipertensi (c) Aritmia Adalah gangguan ritme berupa kelainan dalam frekwensi (kecepatan) denyut jantung karena serambil (atrium) dan bilik (ventrikel) berdenyut lebih cepat (tachycardia) atau lebih lambat (bradycardia) dari normal. Dapat pula karena terjadinya kekacauan dalam ritme (irama) denyutan jantung, misalnya vibrasi (flutter), getaran (fibrilasi) ataupun extrasistole. Heartblock merupakan suatu jenis aritmia yang disebabkan oleh gangguan penyaluran listrik dari serambi kanan ke bilik kiri. Terapinya adalah dengan pacemaker, yaitu suatu alat kecil yang dapat mengirimkan impluls – impuls listrik ke jantung guna menormalisir frekwensi kontraksinya. 2 (d) Dekompenasi Jantung Adalah keadaan dimana sirkulasi darah jantung dan cardiac output menurun, misalnya akibat infark atau katup – katup jantung yang tidak bekerja sempurna, atau karena proses penuaan. Gejalanya adalah sukar bernafas bila berbaring (dyspnea), muka membiru (cyanosis), dan oedema. (e) Shock Adalah salah satu komplikasi dari infark jantung yang sangat ditakuti karena biasanya berakibat fatal. Sebanya adalah tachycardia yang hebat, myocarditis dan sebagainya. 2. Penggolongan Obat Jantung (a) Kardiotonika Yaitu glikosida – glikosida jantung, yang berkhasiat mempertinggi kontraktilitas jantung hingga cardiac output (volume menitnya) bertambah, sedangkan denyutnya dikurangi (efek chronotrop negatif). Disamping itu glikosida jantung ini juga merintangi sistem penyaluran impuls A-V (atrioventikuler, yakni dari serambi ke bilik) hingga penyaluran tersebut di perlambat.Kegunaan utamanya adalah pada kelemahan otot jantung (myocard) yang terjadi pada dekompensasi dan fibrilasi serambi. Termasuk kedalam golongan obat ini adalah : (1) Digitalis folium Merupakan preparat galenika, berupa tinctura digitalis, yang diperoleh dari digitalis pupurea dan digitalis lanata. Daun digitalis mengandung dua glikosida yaitu lanatosida A dan Lanatosida B. Sedangkan digitalis lanata mengandung zat ke tiga, yaitu lanatosida C. Pada terapi dengan digitalis, dikenal dua jenis dosis, yaitu dosis digitalisasi (selama 1 – 6 hari pertama) dan dosis pemeliharaan. Dosis ini sangat individual, tergantung apda kepekaan seseorang terhadap glikosida jantung. (2) Digoksin Zat ini mulai bekerja setelah 2 – 4 jam dan bertahan sampai 3 hari. Umumnya diberikan per oral. Dalam hati mengalami biotransformasi menjadi metabolit – metabolit in aktif yang dileluarkan oleh ginjal. Kinidin dapat memperlambat eliminasi digoksin, sehingga dosisnya perlu dikurangi hingga setengahnya bila kedua obat ini digunakan secara bersamaan. (3) Digitoksin Zat ini terutama digunakan pada terapi menahun dari dekompensasi. Mulai kerjanya setelah 1 jam dan bertahan 2 – 3 minggu. Oleh karena itu bahaya kumulasi lebih besar. Dalam hati diubah menjadi beberapa metabolit aktif, antara lain digoksin, yang dengan perlahan diekskresi oleh ginjal. Disamping itu juga mengalami siklus enterohepatik, yang lebih besar dari pada digoksin. (4) Quabain Glikosida ini diperoleh dari biji tumbuhan Strophantus gratus. Mulai bekerjanya setelaj injeksi i.v. adalah lebih kurang 5 menit dan bertahan lebih kurang 24 jam. Zat ini tidak mengalami biotransformasi dan dikeluarkan dalam kedaaan utuh oleh ginjal. Juga tidak mengalami siklus enterohepatik, sehingga kemungkinan kumulasi kecil. (5) Proscilaridin Zat ini diperoleh dari glikosida scillaren A yang terdapat dalam umbi tumbuhan Scilla maritima. Disamping berkhasiat sebagai kardiotonik, zat ini juga bersifat 3 diuretik. Mulai bekerja setelah penggunaan oral adalah lebih kurang satu jam, lama kerjanya relatif singkat, sehingga risikokumulasi ringan. (b) Obat – Obat Angina Pectoris Keadaan kekurangan darah (ischemia) pada angina pectoris dapat diobati dengan vasodilator – vasodilator arteri jantung dan zat yang mengurangi kebutuhan jantung akan oksigen. Diobati dengan : Vasodilator koroner Memperlebar arteri jantung, memperlancar pemasukan darah beserta oksigen, sehingga meringankan beban jantung. Obat pilihan utama untuk serangan akut adalah nitrogliserin. Obat lainnya adalah Dipiridamol. Antagonis – antagonis kalsium Kalsium merupakan elemen essensial bagi fungsi myocard dan otot polos dinding arteriole. Pada kadar kalsium intrasel tertentu, sel mulai berkontraksi ; otot jantung dan arteriole - arteriole menciut (vasokonstriksi). Antagonis kalsium menghambat pemasukan kalsium ke dalam sel – sel myocard dan otot polos dinding arteriole, sehingga dapat mencegak kontraksi dan vasokonstriksi..Termasuk ke dalam antagonis kalsium antara lain Nifedipin, Diltiazem, Verapamil. Beta blockers Pada reseptor β1 di jantung, berefek inotrop negatif dan efek kronotrop positif, yaitu mengurangi daya dan frekwensi kontraksi jantung, serta memperlambat penyaluran impuls pada nosus AV. Sedangkan pada reseptor β2 di bronchia (juga dinding pembuluh dan usus), memberikan efek vasokonstriktor. Semua β – blockers dapat digunaan untuk mengobati angina pectoris, tachy aritmia, hipertensi, infark jantung. Efek samping dari obat golongan ini adalah : dekompensasi jantung, akibat bradycardia, dengan gejala sesak napas bronchokonstriksi dengan gejala sesak napas dan serangan serupa asma persaaan dingin (pada jari kaki – tangan) dan terasa lemah (akibat berkurangnya sirkulasi perifer dan oksigen di otot). Hipoglikemia Efek sentral seperti gangguan tidur dengan mimpi – mimpi ganjil (nightmare), lesu, bahkan depresi dan halusinasi Gangguan lambung dan usus seperti mual, muntah, diare Penurunan HDL-kolesterol Tergolong ke dalam obat ini antara lain Propanolol, Acebutolol (c) Antiaritmia Adalah obat – obat yang dapat menormalisasi frekwensi dan ritme pukulan jantung. Disamping menurunkan frekwensi denyutan jantung (efek chronotrop negatif), umumnya obat – obatan ini juga mengurangi daya kontraksi jantung (efek inotrop positif). Berdasarkan mekanisme kerjanya, pengobatan aritmia dibagi 4 golongan, yaitu : Zat – zat dengan daya anestetika lokal, disebut juga efek kinidin atau efek stabilisasi membran. Zat ini mengurangi kepekaan membran sel – sel jantung untuk rangsangan dengan jalan menghambat pemasukan ion natrium di membran dan memperlambat depolarisasinya. Akibatnya ritme dan frekwensi jantung menjadi normal kembali. Termasuk zat ini adalah kelompok kinidin dan lidokain. 4 Zat perintang reseptor β adrenergik atau beta blockers, yang mengurangi aktivitas saraf adrenergik di otot jantung, sehingga frewensi dan daya kontraksi jantung menurun. Contohnya Timolol dan Propranolol. Zat yang memperpanjang masa refrakter, dengan jalan memperpanjang aksi potensial. Contohnya Amiodaron dan Sotalol. Antagonis kalsium, contohnya Verapamil, Nifedipin, Diltiazem. 3. Zat tersendiri (a) Digoksin Indikasi : Kontra indikasi Efek samping : : Sediaan : (b) Propranolol Indikasi : Kontra indikasi : Efek samping : Sediaan : (c) Acebutolol Indikasi : Kontra indikasi : Efek samping : Sediaan : (d) Verapamil Indikasi : Kontra indikasi : Efek samping : Sediaan : (e) Nifedipin Indikasi : Mekanisme : kerja Kontra indikasi Efek samping : : Payah jantung kronik, payah jantung akut, payah jantung pada lansia tanpa gangguan ginjal, payah jantung pada anak – anak, aritmia Bradikardia, pasien dengan suntikan kalium Dosis berlebihan berakibat anoreksia, mual, muntah, disorientasi, ataksia, urtikaria Tablet 0,25mg Angina pectoris, tachy aritmia, hipertensi, infark jantung. Asma, hipotensi Gangguan saluran cerna, kelemahan otot, lelah. Tablet Angina pectoris, hipertensi, mengontrol aritmia Shock kardiogenik, asma bronchial, obstruksi paru, bradikardia Bradikardia, ekstremitas dingin, mata kering, ruam, bronkospasme, mialgia Kapsul, tablet Angina pektoris, hipertensi Hipotensi, bradychardia, gagal jantung akut, wanita hamil dan menyusui Konstipasi, hipotensi, pusing, sakit kepala, kemerahan pada wajah, ruam kulit, gangguan lambung Tablet 80 mg, , kapsul sustained release 240 mg, Digunakan untuk profilaksis dan terapi angina pectoris. Zat ini mencegah transpor ion kalsium ke dalam otot jantung dan otot dinding pembuluh dengan efek vasodilatasi, sehingga pemasukan oksigen ke myocard bertambah. Nifedipin mengalami perombakan di hati menjadi metabolit in aktif. Dan 75 % pengeluarannya melalui kemih Hipotensi, glaucoma, anemia udema pada mata kaki. Pada dosis awal yang terlalu tinggi dapat menyebabkan hipotensi, menyebabkan serangan angina dan kadang – kadang infark. 5 Interaksi obat : Sediaan : (f) Diltiazem Indikasi : Kontra indikasi : Efek samping : Sediaan : Efek hipotensi diperkuat oleh adanya alkohol, anti hipertensi, antidepresan dan narkotika. Tablet 10 mg, 20 mg, 40 mg ; tablet sub lingual 5mg ; injeksi 10 mg / 10 ml ; aerosol 17 g Angina pectoris, hipertensi Hipotensi, wanita hamil / menyusui, gagal jantung kongestif. Konstipasi, hipotensi, pusing, sakit kepala, kemerahan pada wajah, ruam kulit, gangguan lambung Kaplet / tablet salut selaput 30 mg ; tablet 60 mg ; injeksi 10 mg, 50 mg. (g) Isosorbid Dinitrat Indikasi : Angina pektoris, infark jantung Kontra indikasi : Hipotensi, shock kardiogenik Efek samping : Sakit kepala Sediaan : Tablet sub lingual (h) Dipyridamol Indikasi : derivat dipiperidino ini berdaya vasodilatasi terhadap arteri jantung. Berkhasiat inotrop positif lemah tanpa menaikkan penggunaan oksigen. Digunakan untuk insufisiensi jantung, myocardial, angina pectoris Kontra indikasi : Efek samping : nyeri kepala, palpitasi dan gangguan lambung Interaksi obat : Golongan xantine dapat menghilangkan efek vasodilatasi Sediaan : Tablet salu selaput 25 mg (i) Dopamin Indikasi : Kontra indikasi Efek samping Sediaan : : : Payah jantung akut, penunjang pada pengobatan dengan diuretika. Phaechromocytoma, hipertropi ventrikel kiri, Mual, muntah, aritmia Injeksi (j) Nitroglyceryl Indikasi : mengontrol hipertensi sebelum, selama dan sesudah operasi ; gagal jantung kongestif yang berhubungan dengan infar myocard ; mengontrol hipotensi. Efek pada penggunaan secara sub lingual sangat cepat ( lebih kurang setelah 1 – 3 menit). Kontra indikasi : hipotensi, idiosinkrosi, anemia, hipoksemia arteri Efek samping : perasaan nyeri di kepala dan tachycardia ringan, pada dosis yang besar jantung berdebar, pusing, penglihatan buram lalu menjadi pucat. Jika efek ini terjadi, maka pasien harus mengeluarkan sisa tablet dari mulut dan segera berbaring. Interaksi obat : efek hipotensi ditingkatkan oleh alkohol, β-blocker, anti 6 Sediaan : hipertensi. Meningkatkan efek anti kolinergik. kapsul 5 mg, injeksi 50 mg / 10 ml histamin, anti 4. Spesilite : NO. 1. Nama Generik Digoksin Nama Dagang Lanoxin Fargoxin Sediaan 0,25mg / tablet Produsen Glaxo-Wellcome Fahrenheit 2. -Metil Digoxin Lanitop 0,1mg / tablet Rajawali Nusindo 3. Digoksin Lanoxin Fargoxin 0,25mg / tablet Glaxo-Wellcome Fahrenheit 4. Nifedipine Adalat 10mg, 20mg, 30mg / tablet Bayer 5. Diltiazem Herbesser 30mg, 60mg / tablet 90mg, 180mg / kapsul Tanabe-Abadi 6. Isosorbid Dinitrate Cedocard 5mg, 10mg, 20mg / tablet Darya-Varia 7. Dipyridamol Persantin 25mg, 75mg / tablet Boehringer 8. Glyceryl Trinitrate Glyceryl Trinitrate DBL 50mg / 10ml ampul Tempo Scan Pacific 9. Nitrogliceryn Nitradisc Tetes : 5mg, 10mg / 24 jam Soho NO. 10. Nama Generik Propranolol HCl Nama Dagang Inderal Sediaan 10mg, 40mg / tablet Produsen Zeneca 11. Acebutolol Corbutol 400mg / tablet Otto 12. Verapamil HCl Isoptin 80 mg / dragee Tunggal 13. Quinidine Sulfate Sulfas Chinidin 100mg / tablet Kimia Farma 14. Dopamin Cetadop 10mg, 40mg / ml ampul Ethica Doperba 40mg / ml ampul Kalbe Farma Proinfark 20 mg / ml ampul Phapros B. Antihipertensi 1. Pendahuluan Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor, yaitu : (a) Curah jantung Ialah hasil kali denyut jantung dan isi sekuncup jantung. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot jantung dan volume darah yang kembali ke jantung. 7 (b) Resistensi perifer Adalah gabungan tekanan otot polos arteri dan viskositas darah. Resistensi disebabkan oleh berkurangnya elastisitas dinding pembuluh darah akibat adanya arteriosclerosis yang terjadi karena meningkatnya usia atau karena pengendapan. Ada 2 macam tekanan darah, yaitu : (a) Tekanan darah sistolik Adalah tekanan darah yang terjadi pada saat jantung berkontraksi. Tekanan ini selalu lebih besar dari tekanan diastolik (b) Tekanan darah diastolik Adalah tekanan darah yang terjadi pada saat jantung berelaksasi (mengembang) Tekanan darah dinyatakan dengan satuan mm Hg, misalnya 150 / 80 mm Hg, artinya tekanan daras sistolik 150 dan tekanan darah diastolic 80 mm Hg. Tabel tekanan darah menurut WHO : Jenis tekanan darah Sistolik Diastolik Normotensi < 140 < 90 Borderline 140 – 160 90 – 95 Hipertensi > 160 > 95 Dikatakan hipertensi bila ada peningkatan tekanan (lebih besar dari normal) darah sistolik atau diastolik yang kronis. Tekanan darah tubuh diatur oleh Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS). Hormon renin dihasilkan oleh ginjal. Bila aliran darah dalam glomeruli berkurang, ginjal akan melepaskan renin. Dalam plasma renin bergabung dengan protein membentuk Angiotensin I yang oleh enzim ACE (Angiotensin Converting Enzyme) dirubah menjadi Angiotensin II, yang aktif dan bersifat vasokonstriksi dan menstimulir hormon aldosteron yang mempunyai efek retensi air dan garam, sehingga volume darah bertambah, mengakibatkan tekanan darah meningkat. Disamping RAAS, tekanan darah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : (a) Volume denyut jantung : makin besar volume denyut jantung, tekanan darah makin tinggi. (b) Elastisitas dinding arteri : makin kurang elastis, tekanan darah makin tinggi. (c) Neurohormon (adrenalin dan noradrenalin) : lepasnya neurohormon dirangsang oleh emosi, gelisahm stress, takut, marah, lelah atau rokok. Neurohormon bersifat vasokonstriksi perifer sehingga tekanan darah naik. Tekanan darah tinggi bukanlah penyakit, tapi hanya kelainan atau gejala yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penciutan aorta atau tumor pada anak ginjal (menyebabkan produksi hormon berlebihan), yang mempunyai efek adanya gangguan pada sistem regulasi tekanan darah. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya disebut hipertensi essensial. Hipertensi mengakibatkan resiko besar seperti kerusakan jantung (infark jantung), pembuluh darah (bila pembuluh darah di otak pecah dapat menyebabkan infark otak sehingga badan menjadi lumpuh separuh), kerusakan ginjal, selapu mata dan komplikasi lain. Faktor lain yang menyebabkan hipertensi : (a) Garam, ion Na+ bersifat retensi air sehingga memperbesar volume darah, juga memperkuat noradrenalin, dengan demikian memperkuat vasokonstriksi. (b) Asam glizirizat (yang terkandung dalam succus), dapat mempertinggi tekanan darah pada orang tertentu. (c) Hormon estrogen dalam pil KB bersifat menahan air dan garam, demikian juga hormon androgen. (d) Stress (ketegangan emosional) akibat pelepasan hormon adrenalin yang bersifat vasokonstriktif 8 (e) Kehamilan Gejala hipertensi : Gejala yang khas tidak ada, penderita kadang – kadang hanya merasa nyeri kepala pada pagi hari sebelum bangun tidur, tetapi setelah bangun rasa nyeri akan hilang. 2. Macam – Macam Hipertensi Berdasarkan etiologi, hipertensi dibagi dua yaitu : (a) Hipertensi essensial atau hipertensi primer, disebut juga hipertensi isiopatik, yaitu hipertensi yang tidak jelas penyebabnya. Hipertensi ini merupakan 90% dari kasus hipertensi. Faktor yang mempengaruhinya antara lain usia, jenis kelamin, merokok, kolesterol, berat badan dan aktifitas renin plasma. (b) Hipertensi sekunder, prevalensi hipertensi ini hanya 6 – 8 % dari seluruh penderita hipertensi. Disebabkan oleh penyakit, obat, dll. Yang disebabkan oleh penyakit ginjal disebut hipertensi renal, sedangkan yang disebabkan oleh penyakit endokrin disebut hipertensi endokrin. Sedangkan obat – obat yang dapat menyebabkan hipertensi misalnya hormon kontrasepsi, hormon kortikosteroid, antai depresan, dll. 3. Pencegahan Berhubung gejala khas tidak ada, sedangkan hipertensi beresiko besar, maka perlu mengenal lebih awal gangguan ini, yaitu dengan mengukur tekanan darah secara berkala (minimal sekali dalam satu tahun), terutama bagi yang sudah berusia 45 tahun ke atas. Beberapa tindakan umum yang perlu dilakukan oleh pasien meskipun hanya menderita hipertensi ringan antara lain : (a) Bagi yang obesitas : menurunkan berat badan, sebab dengan menurunkan berat badan, volume darah juga akan berkurang. Penurunan berat badan 1 kg akan menurunkan tensi darah lebih kurang 0,5 / 0,7 mm Hg. (b) Diet garam : maksimum 2 gram per hari. Mengurangi konsumsi lemak termasuk daging, sebaliknya memperbanyak konsumsi makanan nabati. (c) Tidak merokok, mengurangi minum kopi dan alkohol, sebab nikotin mempunyai efek vasokonstriksi dan karbondioksida dalam asap rokok mengganggu pernafasan. Kafein dapat menstimulir kontraksi jantung. Demikian pula alkohol, karena tiap 10 gram alkohol dapat meingkatkan 0,5 mm Hg tekanan darah. (d) Istirahat yang cukup (e) Olah raga teratur, dapat merangsang saraf parasimpatis untuk lebih aktif sedangkan saraf simpatis yang mempunyai efek vasokonstriksi kurang aktif. 4. Pengobatan Prinsip pengobatan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah, bila mungkin sampai pada tekanan normal atau pada tekanan yang tidak mengganggu fungsi ginjal, otak dan jantung. Ada dua cara pengobatan hipertensi, yaitu terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi non farmakologi, adalah terapi tanpa menggunakan obat – obatan, misalnya dengan m,enurunkan berat badan, diet garan dan sebagainya (lihat tindakan umum). Terapi farmakologi, ialah cara bertahap (stepped care = SC), ada empat tahap, yaitu : (a) Tahap pertama, dengan satu obat diuretika tiazida atau beta bloker dengan dosis kecil kemudian dosis dinaikkan. (b) Tahap kedua, dengan dua obat : diuretika tiazida dan alfa atau beta bloker (c) Tahap ketiga, dengan tiga obat : diuretika tiazida dan beta bloker dan vasodilator (biasanya Hidralazin) atau penghambat ACE 9 (d) Tahap keempat, dengan empat obat : diuretika tiazida, beta bloker, vasodilator dan guanetidin atau penghambat ACE 5. Penggolongan Obat Hipertensi Tekanan darah ditentukan oleh volume menit jantung dan daya tahan dinding arteriol, yang dapat dirumuskan sebagai berikut : TD = VM x DTP TD VM DTP = tekanan darah = volume menit jantung = daya tahan perifer Dari rumus di atas, tekanan darah dapat diturunkan dengan mengurangi VM atau DTP. Obat – obat hipertensi bekerja atas dasar prinsip tersebut. Penurunan VM dilakukan dengan blokade reseptor beta jantung dan dengan mengecilkan volume darah oleh diuretika. Penurunan DTP diatur oleh faktor yang bekerja melalui susunan saraf sentral maupun perifer. Sedangkan zat –zat vasodilatasi bekerja langsung terhadap perifer diluar sistem adrenergik. Menurut zat khasiat farmakologinya, anti hipertensi dibagi atas : (a) Zat – zat penekan SSP, misalnya reserpin (b) Zat – zat penekan sistem adrenergik perifer, misalnya Propanolol (c) Zat – zat diuresis, lebih praktis bila diberikan dalam bentuk long acting atau dosis tunggal, misalnya Klortalidon (d) Zat – zat vasodilator, misalnya Hidralazin (e) Zat – zat antagonis kalsium, misalnya Nifedipine (f) Zat –zat ACE bloker dan Angiotensin II antagonis, misalnya Losartan K dan Captopril 6. Penggunaan Kebanyakan obat hipertensi bekerja lambat, efeknya baru terlihat setelah beberapa hari, sedangkan efek maksimal setelah beberapa minggu. Obat – obat dengan plasma t ½ antara 2 – 5 jam efek hipotensinya dapat bertahan sampai 20 jam, misalnya Reserpin, Metildopa, Hidralazin, Propanolol dan Metoprolol. Kombinasi antara obat – obat tersebut menghasilkan potensiasi, dengan demikian dosis dapat diturunkan dan efek samping lebih ringan. Obat – obat dengan titik kerja sama (termasuk dalam satu kelompok) jika dikombinasikan tidak menghasilkan potensiasi. 7. Efek Samping Semua obat hipertensi menimbulkan efek samping seperti hidung tersumbat (karena vasodilator mukosa), mulut kering, rasa letih dan lesu, gangguan lambung-usus (mual, diare), gangguan penglihatan dan bradycardia (terkecuali Hidralazin yang justru menyebabkan tachycardia). Waktu menelan obat sebaiknya pada pagi hari setelah makan, sebab tekanan darah paling tinggi pada pagi hari. Dosis pemberian obat maupun penghentian sebaiknya secara berangsur, ini untuk menghindari penurunan dan kenaikan drastis. 8. Obat – Obat Tersendiri : (a) Labetolol Indikasi : Hipertensi sedang sampai berat Kerjanya : Merupakan derivat Salbutamol dengan kerja yang cepat setelah 2 – 4 jam. Efek menguat dengan meningkatnya dosis. Obat ini dapat diberikan pada wanita hamil 10 Efek samping (b) Klonidina Indikasi Kontra indikasi Mekanisme kerja : Hidung tersumbat, gangguan gastrointestinal, letih, lemah, kejang dan hipotensi ortistatik. : : : Semua bentuk hipertensi Sick-sinus syndroma Merupakan turunan imidazol yang kerjanya kuat berdasarkan efek adrenolitik sentral. Dalam dosis kecil bersifat vasokonstriksi perifer Injeksi 0,15 mg/ml Sediaan : (c) Metildopa Indikasi : Mekanisme kerja : Kontra indikasi Efek samping Interaksi obat Sediaan (d) Hidralazin Indikasi Mekanisme kerja Kontra indikasi Efek samping : : : : : : Hipertensi ringan sampai sedang Bekerja kuat pada SSP dengan stimulasi reseptor pusat vasomotor, sehingga menekan saraf adrenergik perifer. Hepatitis, sirosis hati Sering dikombinasi dengan diuretik. Tablet salut selaput 250 mg Semua tingkatan hipertensi Mempunyai efek vasodilatasi langsung terhadap dinding arteri. Hipotensi Gangguan lambung-usus, nyeri kepala dan tachycardia. Pada penggunaan dosis tinggi yang lama berakibat borok kulit dan habituasi. Tablet Sediaan : (e) Reserpin Adalah salah satu alkaloida dari Rauwolfia serpentina Indikasi : Hipertensi ringan dan sedang Mekanisme : Efek supresi yang tidak begitu kuat terhadap SSP. Plasma kerja t ½ pendek, yaitu ¼ sampai 3 jam, tetapi efek hipotensi bertahan sampai 36 jam, sebab dapat terakumulasi. Efek samping : Depresi psikis dan hipotensi ortostatik, pada permulaan pengobatan timbul gangguan lambung, lelah, mengantuk dan hidung tersumbat. Interaksi obat : Gagal ginjal dan hati, hipokalsemia Sediaan : Tablet 0,1 mg 9. Spesialite NO. 1. Nama Generik Kaptopril Nama Dagang Capoten Sediaan Tablet 12,5mg ; 25mg; 50mg Injeksi 0,15mg/ml ; tablet 0.075mg, 0.15mg Produsen Bristol Myers 2. Klonidin Catapres 3. Metildopa Dopamet Tablet 250mg Alpharma 4. Labetolol Trandate Tablet 50mg ; 100mg Glaxo Wellcome 5. Atenolol Betablok Internolol Tablet 50mg; 100mg Kalbe Farma Interbat 6. Atenolol HCl + Klortalidon Tenoretic Tiap tablet :Atenolol 50mg, klortalidon 25mg Astra Zenecca 11 Boehringer NO. 7. Nama Generik Reserpin + Hidralazin Nama Dagang Ser-ap-es Sediaan Tiap tablet : Reserpin 0,1mg hidralazin HCl 25 mg Produsen Novartis 8. Prazosin HCl Minipress Tablet 1mg, 2mg Pfizer 9 Reserpin Serpasil Resapin Tablet 0,25mg ; 0,1mg Novartis Soho 10 Propranolol Farmadral Inderal Tablet 10mg Fahrenheit Astra Zenecca C. Diuretika Diuretika adalah zat – zat yeng memperbanyak pengeluaran urine (diuresis) akibat pengaruh langsung terhadap ginjal. Zat – zat lain yang meskipun juga menyebabkan diuresis tetapi tidak mempengaruhi ginjal secara langsung, adalah : a. Obat – obat yang memperkuat kontraksi jantung, misalnya Digitalis, Teofilin, dll. b. Zat – zat yang memperbesar volume darah, seperti Plasma, Dextran c. Zat yang merintangi sekresi hormon anti diuretik, misalnya air, alkohol, dan larutan – larutan hipotonik. Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan jalan mengeluarkan semua zat asing dan sisa metabolisme dalam darah. Disamping itu berperan juga memelihara homeostatis, yaitu keseimbangan dinamis antara cairan intra dan ekstra sel, serta memelihara volume total dan susunan cairan ekstra sel. Proses diuresis dimulai dengan proses filtrasi yang terjadi di glomeruli, yang hasilnya berupa ultra filtrat (mengandung air dan elektrolit), ditampung pada kapsul Bowman yang terdapat disekeliling glomeruli. Kemudian disalurkan ke kandung kemih dengan melintasi saluran – saluran seperti tubuli proksimal, lengkung Henle, tubuli distal dan saluran pengumpul (ductus colligens). Pada tiap saluran yang dilewati, terjadi reabsorpsi zat tertentu. Gambar : Nefron dan tempat kerja diuretika di tubuli 1. Mekanisme Kerja Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi ion – ion Na+, sehingga pengeluarannya bersama air diperbanyak. Obat ini bekerja khusus terhadap tubuli ginjal pada tempat yang berlainan, yaitu : 12 (a) Pada tubuli proksimal, disini 70% ultra filtrat diserap kembali (Glukosa, Ureum, ion Na+ dan Cl- ). Filtrat tidak berubah dan tetap isotonik terhadap plasma. Diuretik osmotik (Manitol, Sorbitol, Gliserol) juga bekerja di tempat ini dengan mengurangi reabsorpsi ion Na+ dan Cl- . (b) Pada lengkungan Henle (Henle’s loop), di sini 20% ion Cl- diangkut secara aktif ke dalam sel tubuli dan disusul secara pasif oleh ion Na+, tetapi tanpa air, sehingga filtrat menjadi hipotonik terhadap plasma. Diuretika lengkungan (diuretika kuat seperti Furosemida, Bumetamida, Asam Etakrinat) bekerja di sini dengan merintangi transpor Cl- . (c) Pada tubuli distal bagian depan ujung Henle’s loop dalam cortex, di sini ion Na+ diserap kembali secara aktif tanpa penarikan air, sehingga filtrat menjadi lebih cair dan lebih hipotonik. Saluretika (zat –zat Thiazida, Klortalidon, Mefruzida dan Klopamida) bekerja di sini dengan merintangi reabsorpsi ion Na+ dan Cl- . (d) Pada tubuli distal bagian belakang, di sini ion Na+ diserap kembali secar aktif, dan terjadi pertukaran dengan ion K+, H+ dan HH4+. Proses ini dikendalikan oleh hormon anak ginjal aldosteron. Zat – zat penghemat kalium (Spirolanton, Thiamteren dan Amilorida) bekerja di sini dengan mengurangi pertukaran ion K+ dengan ion Na+, dengan demikian terjadi retensi kalium (antagonis aldosteron). Reabsorpsi air terutama berlangsung di saluran pengumpul (ductus colligens), dan di sini bekerja hormon anti diuterik (vasopresin). 2. Penggolongan Diuretika dapat di bagi atas dua golongan, yaitu : (a) Diuretika dengan kerja umum Berdasarkan daya diuretiknya, diuretik kerja umum dapat dibagi 3 golongan : Berdaya kerja kuat (diuretika lengkungan), misalnya Furosemida, Bumetanida dan Asam Etakrinat. Diuretika ini bekerja cepat tetapi singkat, hanya 4 - 6 jam. Lebih kurang 20% dari jumlah ion Na+ dalam filtrat diekskresi. Digunakan dalam keadaan akut, misalnya pada udema otak atau paru – paru. Berdaya kerja sedang (saluretika), misalnya Hidroklorthiazida, Klortalidon, Klopamida, Indapamida. Mengekskresi 5% - 10% ion Na+ dalam tubuli distal bagian depan. Digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi atau bermacam – macam udema. Berdaya kerja lemah (diuretika hemat kalium), misalnya Spironolakton, Amilorida dan Traimteren. Hanya sedikit mengekskresi ion Na+ (kurang dari 5%) pada tubuli distal bagian atas. (b) Diuretika dengan kerja khusus Di bagi 2 kelompok, yaitu ; Diuretika osmotika, misalnya Manitol, Sorbitol, Gliserol dan Ureum. Reabsorpsinya bersifat non elektrolit dan tidak lengkap, dengan demikian tekanan osmotik ultra filtrat dipertinggi dan kadar Na menurun dalam cairan tubuh. Kejelekan diuretika ini adalah : Ureum : daya kerja lemah, rasa tidak enak, menyebabkan gangguan usus Manitol dan Sorbitol, hanya dapat digunakan secara parenteral (i.v) dan dapat menyebabkan udema paru – paru. Penggunaan kelompok diuretika ini sudah terdesak oleh Furosemida. Perintang karbo – anhidrase, misalnya Asetazolamida dan Diklofenamida, bekerja dengan merintangi enzim karbo-anhidrase di sel – sel tubuli, sehingga 13 ion – ion HCO3-, Na+ dan K+ diesksresi bersama air. Penggunaan sekarang hanay pada glaukoma, untuk mengurangi produksi cairan dalam mata. Obat – obat lain yang mempunyai efek samping diuresis karena mempertinggi filtrasi glomeruli dengan beberapa cara, yaitu : 1. Mempertinggi volume menit jantung, misalnya Digitalis 2. Memperbesar volume darah, seperti plasma 3. Vasodilatasi di dalam ginjal, misalnya Teofilin 3. Penggunaan Diuretika digunakan pada keadaan dimana dikehendaki pengeluaran urine lebih banyak, terutama pada : (a) Udema Yaitu suatu keadaan kelebihan air dijaringan, misalnya pada dekompensasi jantung setelah infark, dimana sirkulasi darah tidak berlangsung sempurna lagi, dan air tertimbun di paru – paru ; atau pada ascites (busung perut) dimana air tertimbun di dalam rongga perut ; atau pada penyakit – penyakit ginjal. (b) Hipertensi Untuk mengurangi volume darah agar tekanan menurun. Diuretika mempunyai sifat memperkuat obat – obat hipertensi sehingga sering dikombinasi dengan obat – obat tersebut. (c) Diabetes inspidus Produksi air kemih berlebihan, dalam hal ini diuretika justru mengurangi poliurea. (d) Batu ginjal Untuk membantu mengeluarkan endapan kristal dari ginjal dan saluran kemih. 4. Efek Samping Efek samping yang sering timbul adalah : (a) Hipokalemia, yaitu kekurangan kalium dalam darah. Disebabkan oleh diuretika yang bekerja pada tubuli distal bagian depan memperbesar eksksresi ion K+ dan H+ yang ditukar dengan ion Na+. (b) Hiperurikemia, disebabkan oleh adanya saingan antara diuretika dengan asam urat pada transportasi di tubuli. Dapat dicegah dengan pemberian Allupurinol dan Probenesid. (c) Hiperglikemia, yaitu meningginya kadar kolesterol dan trigliserida disebabkan karena menurunnya kadar HDL terutama oleh Klortalidon. Kecuali Indapamin tidak mempengaruhi lipida. (d) Hipoatremia dan alkalosis, terutama oleh diuretika kuat sehingga kadar Na+ dalam plasma menurun drastis. Disamping itu juga meningkatkan ekskresi asam, sehingga terjadi alkalosis. Gejalanya : gelisah, kejang otot, haus, letargi (selalu mengantuk dan kolaps). Berkurangnya ion Na+ dan K+ dapat menyebabkan hipotensi. Furosemida dan Asam Etakrinat dapat pula menyebabkan alkalosis, karena banyaknya pengeluaran ion Cl-. (e) Gangguan lain, pada lambung, usus, mual, muntah, diare, rasa letih, nyeri kepala, dan pusing. 5. Obat Tersendiri (a) Amilorida Indikasi Mekanisme kerja : Udema dan hipertensi apabila hipokalemia sulit dihindarkan dengan kalium tambahan : Turunan Triamterene ini bekerja lambat (setelah 6 jam), 14 Kontra indikasi Efek samping Sediaan (b) Furosemida Indikasi Mekanisme kerja Kontra indikasi Efek samping efeknya bertahan selama 24 jam. : Gagal ginjal kronik dan akut, anuria, hiperkalemia, anak – anak , pasien yang sedang diobati dengan diuretika hemat kalium. : Fotosensibilisasi, impotensi (jarang terjadi) : Tablet 50 mg (Lorinid®) : Efektif pada udema otak dan paru – paru yang akut, insufisiensi ginjal dan hipertensi, keracunan barbiturat (diuresis paksa) : Merupakan diuretika kuat, bekerja pada Henle’s loop. Efek per oral cepat (1/2 – 1 jam), bertahan selama 4 – 6 jam. : Anuria, nefritis akut. : Gangguan saluran cerna (mual dan mulut kering), pada injeksi i.v. yang terlalu cepat dapat terjadi ketulian (jarang terjadi), hipotensi : Injeksi, tablet Sediaan (c) Hidroklortiazida Sering dipakai dalam kombinasi dengan anti hipertensi yang berhubungan dengan berkurangnya volume plasma dan penurunan daya tahan dinding pembuluh. Titik kerja pada tubli distal bagian depan. Efek setelah 1 jam, bertahan selama 12 – 18 jam. (d) Glukosa Diuretika terhadap udema otak dan paru – paru. (e) Asam Etakrinat Indikasi : Efektif pada udema otak dan paru – paru yang akut. Digunakan juga pada insufisiensi ginjal dan hipertensi. Mekanisme kerja : Merupakan diuretika kuat, bekerja pada Henle’s loop. Efek per oral cepat (1/2 – 1 jam), bertahan selama 6 – 8 jam. Kontra indikasi : Tidak boleh diberikan pada anak – anak dibawah 2 tahun dan pada wanita hamil / menyusui. Efek samping : Gangguan lambung Sediaan : (f) Klortalidon Indikasi : Udema yang disebabkan gangguan fungsi hati, ginjal, jantung. Sering juga dipakai dalam kombinasi dengan anti hipertensi yang berhubungan dengan berkurangnya volume plasma dan penurunan daya tahan dinding pembuluh. Mekanisme kerja : Titik kerja pada tubli distal bagian depan. Efek setelah 2 jam, bertahan selama 24 – 48 jam. Kontra indikasi : Insufisiensi ginjal, aterosklerosis koroner atau otak. Hati – hati pada penderita diabetes mellitus. Efek samping : Sediaan : Tablet (g) Spironolakton Indikasi : Daya diuresisnya lemah, karena itu digunakan sebagai kombinasi bersama diuretik umum. Penggunaannya pada hipertensi essensial, udema pada payah jantung kongestif Mekanisme kerja : Merupakan penghambat aldosteron, mulai kerja lambat (sesudah 2 – 4 jam), efek bertahan selama beberapa hari 15 Kontra indikasi Efek samping setelah pemberian dihentikan. Termasuk diuretika hemat kalium. : Hiperkalemia, gagal ginjal parah : Berupa umum, pada penggumaan yang lama dapat menimbulkan impotensi (pada pria) dan nyeri payudara dan gangguan haid (pada wanita) : Tablet Sediaan (h) Triamterene Kerjanya mirip spironolakton, menghambat pertukaran ion Na+, K+ dan H+ dalam tubuli distal. Efeknya setelah 2 – 4 jam, bertahan selama 8 jam. (i) Asetazolamida Indikasi : Jarang digunakan sebagai diuretika. Hanya digunakan untuk mengurangi sekresi cairan dalam mata untuk menurunkan tekanan intra okuler (pada kasus glaukoma) Mekanisme kerja : Kerjanya sebagai perintang enzim karbo-anhidrase, ekskresi ion Na+, K+ dan bikarbonat bertambah. Kontra indikasi : Disfungsi ginjal dan hati,tTidak dianjurkan penggunaannya pada wanita hamil Efek samping Sediaan (j) Kaptopril Indikasi Kontra indikasi Efek samping Sediaan : : Tablet : Hipertensi, gagal jantung : Tidak dianjurkan penggunaannya pada wanita hamil karena dapat berakibat kelainan pada fetus. : Ruam kulit, pruritus, fotosensitif, sakit kepal, pusing, mual, insomnia : Tablet 6. Spesilaite No. 1 Nama Generik Spironolakton Nama Dagang Spirolacton Letonal Sediaan Tablet 25 mg Tablet 25mg; 100mg Produsen Phapros Otto 2 Hidroklortiazida Tenazide Capozide Tablet 25mg Tablet 12,5mg Combiphar Bristol M 3 Klortalidon Hygroton Tablet 50mg Novartis 4 Furosemida Furosemida Uresix Tablet 40mg 20mg/2ml ampul, 250mg/25 ml infus 10mg/ml injeksi, tablet 40mg Kimia Farma Sanbe Farma Lasix Impugan 5 Asetazolamida Diamox Kaptopril Capoten Vapril Aventis Dumex Lederle Tablet 12,5mg; 25mg; 50mg Tablet 12,5mg; 50mg 16 Bristol M. Phapros D. Hematinika 1. Pendahuluan Hematinika atau obat-obat pembentuk darah yaitu obat-obat yang khusus digunakan untuk merangsang atau memperbaiki proses pembentukan sel darah merah (erythropoesis). Sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang yang pipih. Untuk itu dibutuhkan zat besi, vitamin B12 dan asam folat. Zat besi untuk membentuk hemoglobin, vitamin B12 dan asam folat untuk membentuk sel darah merah. Zat tersebut diperoleh dari makanan dan ditimbun dalam jaringan, terutama hati dan sumsum tulang. Vitamin B12 dapat disintesa dalam usus besar dalam bakteri tetapi tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sebab vitamin ini terikat dengan protein dan penyerapannya berlangsung dalam ileum. Anemia adalah keadaan dimana kadar Hb dan atau eritrosit berkurang. Orang dikatakan menderita anemi bila kadar Hb kurang dari 8 mmol/liter pada pria atau 7 mmol/liter pada wanita. Ada dua jenis anemi yaitu anemi ferriprive dan anemi megaloblaster. (a) Anemi ferriprive Disebabkan oleh kekurangan zat besi, dengan tanda-tanda kadar Hb dibawah normal (hypochrom), eritrosit lebih kecil (microcyter). Anemi ini sering disebut anemi hypochrom, anemi microcyter atau anemi sekunder. (b) Anemi megaloblaster Disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 atau asam folat, dengan tanda-tanda sel darah merah membesar (macrocyter) dengan kadar Hb normal atau lebih tinggi (hyperchrom), disebut juga anemi primer. Dalam keadaan yang lebih berat disebut anemi pernisiosa (c) Anemia lainnya Merupakan bentuk anemia serius yang tidak ada hubungannya dengan kekurangan zat besi atau vitamin. Termasuk kedalam golongan ini adalah : Anemia aplastis, yaitu eritrosit atau unsur darah lainnya tidak terbentuk. Penyebabnya antara lain karena faktor keturunan (disebut juga anemia aplastis primer atau congenital); rusaknya sumsum tulang akibat efek samping obat seperti kloramfenikol, karbimazol, sitostatika (disebut juga anemia aplastis sekunder). Anemia haemolitis, yaitu eritrosit dirusak, Hb dilarutkan dalam serum dan diekskresikan lewat urin, misalnyapada malaria tropika. 2. Pengobatan Berhubung anemi hanya merupakan gejala, maka sebelum melakukan pengobatan perlu ditentukan lebih dahulu jenis anemi dengan menemtukan kadar zat besi, vitamin B12 dan asam folat dalam darah, agar dapat diberikan terapi yang tepat. Anemi ferriprive dapat dihilangkan dengan pemberian preparat zat besi, sedangkan penyebabnya mungkin tetap ada misalnya tumor atau borok lambung yang juga harus diobati, sebab bila hanya memberi preparat zat besi tanpa mengobati penyebabnya, anemi tidak akan dapat diatasi. Dalam hal ini pemberian vitamin B12 atau asam folat tidak berguna bahkan dapat merugikan, karena menyulitkan diagnosa anemi primer berhubung megaloblaster lenyap dari sumsum tulang. Pada anemi pernisiosa, asam folat tidak dapat diberikan 3. Zat – zat anti anemi (a) Asam folat Sumbernya sayuran berwarna hijau, hati, ragi, buah – buahan. Dalam bahan makanan tersebut asam folat terdapat dalam senyawa konjugasi (poliglutamat). 17 Senyawa ini dalam hati akan diuraikan oleh enzim dan direduksi menjadi zat aktifnya (tetrahidro folic acid). Zat ini untuk sintesa DNA dan RNA serta pembelahan sel. (b) Zat besi (Fe) Dalam makanan, zat besi terikat sebagai ferri kompleks, tetapi dalam lambung diubah menjadi ferro klorida. Resorpsi hanya berlangsung dalam duodenum, dalam lingkungan asam netral garam ferro lebih mudah larut. Setelah diserap dalam darah , maka akan bergabung dalam protein menjadi ferritin yang disimpan sebagai cadangan, sebagian diangkut ke sumsum tulang, hati dan sel-sel lain untuk sintesa hemoglobin dan enzim zat besi (metalo enzim). Kebutuhan zat besi sehari 1-2 mg. Gejala kekurangan zat besi seperti anemi hipokrom, yaitu pucat, letih dan lesu, jari-jari dingin, jantung berdebar, nyeri lidah, kuku dan kulit keriput. Defisiensi ini dapat diobati dengan pemberian garam-garam ferro per-oral, misalnya ferro fumarat, ferro sulfat, ferro klorida, dan lainnya. Pemberian parenteral hanya bila ada kelainan lambung (perdarahan) atau rangsangan yang hebat. Lagipula ada bahaya over dosis, sedangkan peroral tidak akan terjadi over dosis sebab ada rintangan kontrol usus, kecuali pada anak-anak dimana kontrol usus belum sempurna. (c) Vitamin B12(Cyanocobalamin) Sumber vitamin ini adalah makanan dari hewani : hati, daging, telur, susus, dalam bentuk ikatan dengan protein. Kebutuhan orang sehari 2-5 mcg. Dalam lambung vitamin B12 dilepas dari ikatan kompleksnya dengan protein oleh HCL yang segera diikat oleh glukoprotein yang disebut instrinsik factor (Castle 1929) yang dihasilkan oleh mukosa lambung bagian dasar. Dengan pengikatan ini zat tersebut baru dapat diserap oleh reseptor spesifik di usus halus(ileum). Setelah diserapvitamin B12 diangkut dan ditimbun dalam hati yang secara bertahap dilepas sesuai kebutuhan tubuh. Defisiensi vitamin B12 dengan gejala-gejala megaloblaster, nyeri lidah, degenerasi otak, sumsum tulang, depresi psikis. Pengobatan terutama dengan injeksi, oral vitamin B12 dengan kombinasi instrinsic factor (serbuk pylorus). 4. Obat – Obat Anti Anemia (hematinika) No. 1 Nama Generik Ferrosi sulfas + Asam Folat Nama Dagang Ferolat Sediaan Tiap tablet : Fe.Sulfat eksikatus 200 mg, asam folat 0,25 mg 50mg / tablet 500 g / 5ml ampul 1000 g / ml vial Produsen Indofarma 2 Cyanokobalamin Vitamin B-12 3 Fe Fumarat + Vit C + Vit. B, dll Ferofort Per Kapsul : Ferro Fumarate + Vit.C + Folic Acid + Vit.B1 + Vit.B2 + Vit.B6 + Vit.B12 + Niacinamide + Ca Panthothenat + Lysin + Dioctyl Na Sulfasuccinate Kalbe Farma Hemafort Per tablet salut gula : Ferro Fumarate + Vit.C + Folic Acid + Vit.B12 + Mn Sulfate + CuSO4 + Sorbitol + Intrinsik Factor Phapros 18 IPI Kimia Farma Soho No. 4 Nama Generik Fe Sulfat + Asam Folat + Vit C + Vit. B Nama Dagang Iberet - 500 Vitral Sediaan Per Tablet Salu Selaput : Fe-Sulfat + Vit.B1 + Vit.B2 + Vit.B6 + Vit.B12 + Na Ascorbate + Niacinamide + Ca Pantho - thenat Fe-Sulfat + Vit.A +Vit.B1 + Vit.B2 + Vit.B6 + Vit.B12 + Vit.C + Vit.D2 + Vit.E + Vit.K3 + Nicotin -amide + Ca Panthothenat + Folic Acid + Inositol + Cholin + Dicalcium Phos -phate + Mg + Cu + F + I + Mn + Mo + Se + Zn Produsen Abbot Darya-Varia 5 Fe Gluconat + As. Folat + Vit. C + Nicotinamida + Vit. B-1, B-2, B-5, B-12 Livron B-Plex Per Tablet Salut Gula : Fe-Gluconate + CuSO4 + Vit.C + Folic Acid + Ca Panthothenat + Vit.B1 + Vit.B2 + Vit.B6 + Vit.B12 + Nicotinamide + Dried Liver Phapros 6 Fe Gluconat + Vit C + Asam Folat Sangobion Per Kapsul : Fe-Gluconate + CuSO4 + Mn Sulfate + Vit.C + Folic Acid + Vit.B12 + Sorbitol Merck E. Hemostatika dan Oksitosikum Hemostatika Hemostatik adalah zat atau obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan. Obat-obat ini diperlukan untuk mengatasi pendarahan. Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu factor pembekuan darah dan dapat pula akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati. Hemostatik dibagi dua, yaitu hemostatik lokal dan hemostatik sistemik. 1. Hemostatik Lokal Yang termasuk golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan mekanisme hemostatiknya : (a) Absorbable haemostatics Obat golongan ini menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jaringan yang mempermudah pembekuan bila diletakkan langsung pada luka. Dengan kontak permungkaan benda asing, trombosit akan pecah dan membebaskan factor pembekuan. Termasuk golongan ini spons gelatin dan selulosa oksida (oksisel). (b) Astringen Zat ini bekerja dengan memgendapkan protein darah sehingga perdarahan dapat dihentikan. Contoh : Ferri Klorida, Nitras argenti dan asam tanat. (c) Koagulan 19 Dapat menimbulkan hemostasis dengan dua cara, yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen. (d) Vasokonstriktor Dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler dan cara pakainya dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi dengan obat ini pada permungkaan luka. Contoh : Epinefrin, Norepinefrin dan Vasoprin. 2. Hemostatik Sistemik Dengan memberikan transfusi darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan segera. Hal ini terjadi karena penderita mendapatkan semua faktor pembekuan darah yang terdapat dalam darah transfusi. Keuntungan lainnya ialah perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan yang disebabkan oleh defisiensi factor pembekuan darah tertentu dapat diatasi dengan menggantikan/memberikan faktor pembekuan yang kurang tersebut. Zat – zat tersendiri : 1. Faktor antihemofilik (faktor VII) Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia A (defisiensi faktor VIII) dan penderita yang darahnya mengandung inhibitor faktor VIII 2. Kompleks faktor IX Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX dan X; serta sejumlah kecil protein plasma lain. Digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila diperlukan faktor - faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah perdarahan. Akan tetapi karena ada kemungkinan timbulnya hepatitis, sebaiknya preparat ini tidak diberikan pada penderita non hemofilia. Efek sampingnya berupa trombosis, demam, menggigil, sakit kepala dan shock anafilaksis. 3. Human fibrinogen Sediaan ini hanya digunakan bila dapat ditentukan kadar fibrinogen dalam darah penderita, dan daya pembekuan yang sebenarnya. 4. Vitamin K Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk menimbukan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan darah terlebih dahulu. 5. Asam aminokaproat Merupakan competitiv inhibitor dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor pembekuan darah lainnya. Oleh karena itu asam aminokaproat dapat membantu mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan. 6. Asam traneksamat Indikasi dan mekanisme kerja yang sama dengan asam aminokaproat, tetapi 10 kali lebih kuat dengan efek samping lebih sedikit. 7. Karbozokrom Dapat memperbaiki permeabilitas kapiler dan untuk mencegah dan mengobati perdarahan kapiler Spesialite : No Nama Generik 1. Karbazokrom Nama Dagang Adona AC Danachrom Adrome Bentuk Sediaan Tablet 10mg 20 Produsen Tanabe Dankos Landson 2. Asam traneksamat Kalnex Kapsul 250mg, tablet 500mg, injeksi 50mg/ml Transamin Tranexamic Injeksi 250ng/ml Otto Harsen Tablet 5mg Eisai 3. Vitamin K-1 (Fitonadion) Kaywan 4. Vitamin K-3 (menadion) Kavitin 5. Serbuk faktor VIII Koate-HP Vial 280 UI; 290 UI; 300 UI 6. Serbuk kompleks faktor IX Konyne-80 Vial 20ml 500 UI salut Kalbe Farma Soho Dipa Pharmalab Dipa Pharmalab Oksitosik Oksitosik adalah obat yang merangsang kontraksi uterus. Obat ini berguna dalam praktek kebidanan. 1. Zat – Zat Tersendiri (a) Alkaloid Ergot Sumber alkaloid ergot adalah Claviseps purpurea, suatu jamur yang hidup sebagai parasit pada tanaman gandum. Khasiatnya yang terpenting adalah stimulus otot polos, terutama dari pembuluh darah perifer dan rahim, dengan efek vasokonstriksi dan oksitosik. Alkaloid – alkaloid ini merupakan turunan asam lisergat, dan dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu : Ergotamin Indikasi : Meningkatkan kontraksi uterus, migrain Mekanisme kerja Oksitosik dan vasokonstriksi kuat Kontra indikasi : Wanita yang habis melahirkan, sepsis, gagal ginjal dan hati Efek samping : Berdebar, naiknya tekanan darah, perasaan dingin, haus, muntah, diare Sediaan : Tablet, injeksi Ergometrin Khasiat vasokonstriksi lebih lemah dari pada ergotamin, namun efek oksitosiknya lebih kuat. Turunannya metilergometrin, memiliki efek oksitosik yang lebih kuat dan lebih lama. Indikasi : Meningkatkan kontraksi uterus, migrain Kontra indikasi : Wanita yang habis melahirkan, sepsis, gagal ginjal dan hati Efek samping : Berdebar, naiknya tekanan darah, perasaan dingin, haus, muntah, diare Sediaan : Tablet, injeksi Ergotoksin Terdiri dari ergokristin, ergokriptin dan ergokonin. Yang digunakan hanya derivat dihidro – nya. Terutama digunakan pada gangguan sirkulasi dipermukaan, hipotensi ringan dan migrain. (b) Oksitosin Merangsang otot polos uterus dan kelenjar mamae. Fungsi perangsangan ini bersifat selektif dan cukup kuat. 21 2. Obat – Obat Oksitosik No. 1. Nama Generik Ergometrine Maleate Nama Dagang Ermetrine Sediaan 300mg / tablet Produsen Organon 2. Methyl Ergometrine Methergin 0,125mg / dragee 0,2mg / ml ampul Novartis 3. Methyl Ergometrine Maleate Methovin 0,125mg/ tablet salut 4. Synthetic Oxytocin Piton S 10 IU / ml ampul Organon Syntocinon 10 IU / 2 ml ampul 40 IU / 5 ml vial Novartis Oxytocin S 10 IU / ml ampul 22 Kimia Farma Ethica