Bab 2. Data dan Analisa 2.1 Sumber data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari sumber sumber sebagai berikut: a. Literature Sumber data dan informasi yang diperoleh dari metode ini adalah dari buku tentang penyu, dan dari internet b. Wawancara Dengan menggunakan metode wawancara yaitu mengajukan beberapa pertanyaan kepada salah satu aktivis perlindungan penyu,dimulai dari apakah penyu itu,apa yang sedang terjadi saat ini, jenis-jenis penyu yang ada di dunia dan bagaimana proses penangkaran penyu. 2.1.1 Tentang Penyu Ada beberapa jenis (species) penyu laut yang hidup di perairan . Diantaranya penyu hijau atau dikenal dengan nama Green turtle, penyu sisik atau dikenal dengan nama Hawksbill turtle, penyu lekang atau dikenal dengan nama Olive ridley turtle, penyu belimbing atau dikenal dengan nama Leatherback turtle, penyu pipih atau dikenal dengan nama Flatback turtle dan penyu tempayan atau dikenal dengan nama Loggerhead turtle. Dari jenis ini Penyu Belimbing adalah penyu terbesar dengan ukuran mencapai 2 meter dengan berat 600 – 900 kg. Yang terkecil adalah penyu lekang dengan ukuran paling besar sekitar 50 kg. Penyu hijau adalah salah satu jenis penyu laut yang umum dan jumlahnya lebih banyak di banding beberapa penyu lainnya. Jenis seperti penyu belimbing di laporkan telah sangat berkurang jumlahnya dan termasuk salah satu jenis yang hampir hilang di perairan , Penyu belimbing adalah penyu yang di lindungi dan masuk dalam CITES (Convention on International Trade of Endangered Species). Meskipun jumlahnya lebih banyak di banding penyu lainnya, populasi penyu hijau tiap tahun berkurang oleh penangkapan dan membunuhan baik sengaja maupun tidak sengaja yang terperangkap oleh jaring . Penyu laut, umumnya bermigasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Kita mungkin masih ingat salah satu adegan dalam film Nemo, saat induk jantan Nemo bertemu dengan gerombolan penyu hijau yang bermigrasi. Tidak persis sama dengan pola migrasi penyu umumnya, namum jelas memberikan gambaran bahwa penyu laut bermigrasi sebagai rangkaian dari siklus hidupnya. Pernah di laporkan migrasi penyu hijau yang mencapai jarak 3.000 km dalam 58 – 73 hari. Beberapa penelitian lain mengungkapkan bahwa penyu yang menetas di perairan , di temukan di sekitar perairan dan Hawaii . Penyu laut khususnya penyu hijau adalah hewan pemakan tumbuhan (herbivore) namun sesekali dapat menelan beberapa hewan kecil. Hewan ini sering di laporkan berupaya di sekitar padang lamun (seagrass) untuk mencari makan, dan kadang di temukan memakan macroalga di sekitar padang alga. Pada padang lamun hewan ini lebih menyukai beberapa jenis lamun kecil dan lunak seperti (Thalassia testudinum,Halodule uninervis, Halophila ovalis, dan H. ovata). Pernah di laporkan pula bahwa penyu hijau memakan beberapa invertebrata yang umumnya melekat pada daun lamun dan alga. Penyu laut adalah adalah hewan yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya di bawah permukaan laut. Induk betina dari hewan ini hanya sesekali kedaratan untuk meletakkan telut- telurnya di darat pada padang berpasir yang jauh dari pemukiman penduduk. Untuk penyu hijau, seekor Induk betina dapat melepaskan telur-telurnya sebanyak 60 – 150 butir, dan secara alami tanpa adanya perburuan oleh manusia, hanya sekitar 11 ekor anak yang berhasil sampai kelaut kembali untuk berenag bebas untuk tumbuh dewasa. Beberapa peneliti pernah melaporkan bahwa presentase penetasan telur hewan ini secara alami hanya sekitar 50 % dan belum di tambah dengan adanya beberapa predator-predator lain saat mulai menetas dan saat kembali kelaut untuk berenang. Predator alami di daratan misalnya kepiting pantai (Ocypode saratan, Coenobita sp.). Burung dan tikus. Dilaut, predator utama hewan ini antara lain ikan-ikan besar yang berupaya di lingkungan perairan pantai. Dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal Functional Ecology, ternyata loggerhead turtle alias penyu tempayan (Caretta caretta), membutuhkan hampir separuh abad untuk mencapai titik dewasa. Seekor penyu betina dari spesies ini baru akan bertelur saat mereka berusia 45 tahun. Temuan yang didasari oleh pengumpulan data selama beberapa dekade terhadap pertumbuhan penyu tersebut tentunya membawa implikasi terhadap upaya konservasi. Ia menjelaskan berapa waktu yang dibutuhkan bagi penyu yang menetas untuk kembali ke tempat ia dilahirkan untuk bertelur. Sebelumnya, peneliti memperkirakan bahwa usia matang penyu tersebut antara 10 sampai 35 tahun. Menurut Graeme Hays, peneliti dari University of Swansea, Inggris, lambatnya penyu tersebut masuk ke usia dewasa, artinya populasi spesies ini jauh lebih ringkih dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya. “Semakin lambat seekor hewan masuk ke usia dewasa, semakin terancam pula populasi hewan itu dari kebinasaan yang diakibatkan oleh manusia,” ucapnya. Sebagai contoh, kata Hays, semakin besar peluang seekor penyu untuk terbunuh, misalnya apabila secara sengaja atau tak sengaja tertangkap oleh jala nelayan di saat ia belum sempat menghasilkan keturunan.Bryan Wallace, peneliti Sea Turtle Flagship Program dari Conservation International menyebutkan, mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh penyu untuk tumbuh dewasa juga memberikan pengetahuan terkait berapa lama upaya konservasi harus dilakukan sebelum hasilnya terlihat. (BBC Nature) 2.1.2 Jenis-jenis penyu Berikut merupakan jenis-jenis penyu yang ada di dunia yaitu: a. Penyu Hijau (Chelonia mydas) Gbr 2.1 Penyu Hijau merupakan jenis penyu yang paling sering ditemukan dan hidup di laut tropis. Dapat dikenali dari bentuk kepalanya yang kecil dan paruhnya yang tumpul. Dinamai penyu Hijau bukan karena sisiknya berwarna Hijau, tapi warna lemak yang terdapat di bawah sisiknya berwarna Hijau. Tubuhnya bisa berwarna abu-abu, kehitam-hitaman atau kecoklat-coklatan. Daging jenis penyu inilah yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia terutama di Bali. Mungkin karena orang memburu dagingnya maka penyu ini kadang-kadang pula disebut penyu daging. Penyu Hijau dewasa hidup di hamparan lamun dan ganggang. Berat penyu Hijau dapat mencapai 400 kg, namun di Asia Tenggara yang tumbuh paling besar sekitar separuh ukuran ini. Penyu Hijau di barat daya kepulauan Hawai kadang kala ditemukan mendarat pada waktu siang untuk berjemur panas. Anakanak penyu Hijau (tukik), setelah menetas, akan menghabiskan waktu di pantai untuk mencari makanan. Tukik penyu Hijau yang berada di sekitar Teluk Carifornia hanya memakan alga merah. Penyu Hijau akan kembali ke pantai asal ia dilahirkan untuk bertelur setiap 3 hingga 4 tahun sekali. Ketika penyu Hijau masih muda mereka makan berbagai jenis biota laut seperti cacing laut, udang remis, rumput laut juga alga. Ketika tubuhnya mencapai ukuran sekitar 20-30 cm, mereka berubah menjadi herbivora dan makanan utamanya adalah rumput laut. b. Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) Gbr 2.2 Penyu Sisik atau dikenal sebagai Hawksbill turtle karena paruhnya tajam dan menyempit/meruncing dengan rahang yang agak besar mirip paruh burung elang. Demikian pula karena sisiknya yang tumpang tindih/over lapping (imbricate) seperti sisik ikan maka orang menamainya penyu sisik. Ciri-ciri umum adalah warna karapasnya bervariasi kuning, hitam dan coklat bersih, plastron berwarna kekuning-kuningan. Terdapat dua pasang sisik prefrontal. Sisiknya (disebut bekko dalam bahasa Jepang)banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri kerajinan tangan terutama di Jepang untuk membuat pin, sisir, bingkai kacamata dll. Sebagian besar bertelur di pulau-pulau terpencil. Penyu Sisik selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur.Paruh penyu sisik agak runcing sehingga memungkinkan mampu menjangkau makanan yang berada di celah-celah karang seperti sponge dan anemon. Mereka juga memakan udang dan cumi-cumi. Penyu Sisik termasuk dalam phylum chordata, bertulang belakang, kelas Reptilia, ordo Testudines, suborder Crypyodira, superfamily Cheloniidae, Family Cheloniidae, spesies Eretmochelys imbricate. c. Penyu Tempayan (Caretta caretta) Gbr 2.3 Disebut dalam bahasa Inggris Loggerhead turtle. Warna karapasnya coklat kemerahan, kepalanya yang besar dan paruh yang bertumpuk (overlap) salah satu ciri mengenali penyu tempayan. Disamping itu terdapat lima buah sisik di kepala bagian depan (prefrontal), umumnya terdapat empat pasang sisik coastal. Lima buah sisik vertebral. Plastron berwarna coklat muda sampai kuning. Sebagian besar bertelur di daerah sub-tropis. Kadang-kadang ditemukan di perairan Indonesia namun tidak ditemukan bertelur di sini. Penyu Tempayan termasuk jenis carnivora yang umumnya memakan kerang-kerangan yang hidup di dasar laut seperti kerang remis, mimi dan invertebrata lain. Penyu tempayan memiliki rahang yang sangat kuat untuk menghancurkan kulit kerang. d. Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) Gbr 2.4 Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Olive Ridley turtle. Penampilan penyu Lekang ini adalah serupa dengan penyu Hijau tetapi kepalanya secara komparatif lebih besar dan bentuk karapasnya lebih langsing dan besudut. Tubuhnya berwarna Hijau pudar, mempunyai lima buah atau lebih sisik lateral di sisi sampingnya dan merupakan penyu terkecil diantara semua jenis penyu yang ada. Diperkirakan ada 1000 sarang yang ditemukan. saat ini. Seperti halnya penyu tempayan, penyu Lekang juga carnivora. Mereka juga memakan kepiting, kerang, udang dan kerang remis. e. Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) Gbr 2.5 Penyu Belimbing adalah satu-satunya penyu yang tidak bersisik dan merupakan penyu terbesar. Dinamai leatherback turtle karena tubuhnya diselimuti oleh lapisan tipis, lunak namun sangat kuat lagi elastis layaknya kulit. Demikian pula karena di tubuhnya terdapat tonjolan bergaris seperti belimbing sebanyak tujuh garis sehingga kita menamainya penyu belimbing. Penyu ini memiliki kemampuan menyelam yang sangat luar biasa. Tercatat mampu menyelam sampai kedalaman 1,000 meter. Sangat fantastis. Berbeda dengan jenis penyu lainnya, penyu belimbing tidak memiliki rahang yang cukup kuat untuk memecahkan biota laut yang keras. Mereka umumnya hanya memakan ubur-ubur saja.Penyu Belimbing tergolong phylum Chordata, bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, dari Family Dermochelyidae, spesies Dermochelys coriacea. Nama ilmiah Family Dermochelys berasal daripada dua perkataan Yunani “Greek” yaitu derma (kulit) and chelys (penyu). Nama spesies pula berasal daripada perkataan Yunani corium (kulit lembu “leather”). Oleh karena itu nama ilmiah penyu Belimbing, Dermochelys coriacea bererti penyu berkulit seperti kulit lembu “leather”. f. Penyu Lekang Kempii (Lepidochelys kempii) Gbr 2.6 Tubuhnya mirip dengan penyu lekang hanya sedikit lebih besar. Di depan namanya disebut Kemp’s untuk mengenang Richard Kemp yang telah meneliti jenis ini sehingga bisa dibedakan dengan penyu lekang. Seperti halnya Olive ridley turtle, Kemp’s ridley turtle memiliki tiga kata untuk penyebutan namanya. Tidak seorangpun tahu makna kata “ridley” di tengah nama mereka. Sebagian orang berpendapat kata tersebut mungkin berasal dari kata “riddle” atau “riddler” (teka-teki) karena memang teka-teki selalu ditimbulkan oleh penyu jenis ini. Tidak ada yang tahu dari mana mereka datang dan di mana feeding ground mereka. Genus Lepidochelys ini sering kali melakukan peneluran secara bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar yang dikenal dengan sebutan arribada (Spanyol) yang berarti arrival (Inggris). Pada 1947, Kemp’s ridley turtle melakukan peneluran yang sangat spektakuler dengan jumlah induk sekitar 40 ribu ekor bertelur secara bersamaan di pantai sepanjang 300 km di Rancho Nuevo (Mexico) di siang hari, kemungkinan bertujuan untuk memastikan sebahagian telur akan terselamat walaupan sebahagian lagi akan dimakan pemangsa. Seperti halnya penyu tempayan, penyu Lekang Kempii termasuk jenis carnivora. Mereka juga memakan kepiting, kerang, udang dan kerang remis.Penyu lekang Kempii ini phylum Chordata, bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, suborder Crypyodira, superfamily Cheloniidae, Family Cheloniidae, spesies Lepidochelys kempii. 2.1.3 Data penyelenggara 2.1.3.1 TERANGI Gbr 2.7 Yayasan Terumbu Karang Indonesia (TERANGI) didirikan pada bulan September 1999. TERANGI merupakan yayasan nirlaba yang bertujuan mendukung konservasi dan pengelolaan sumber daya terumbu karang Indonesia secara berkelanjutan. 2.1.3.2 National Geographic Gbr 2.8 Yayasan National Geographic didirikan di Amerika Serikat pada 27 Januari 1888 oleh 33 orang yang tertarik untuk meningkatkan pengetahuan geografi. Gardiner Greene Hubbard menjadi presiden pertama dan kemudian digantikan oleh menantunya Alexander Graham Bell. Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan umum tentang geografi dunia dan pada akhirnya mensponsori penerbitan majalah bulanan National Geographic. 2.1.4 Pop-Up Buku pop-up merupakan sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi. Sekilas pop-up hampir sama dengan origami dimana kedua seni ini mempergunakan tehnik melipat kertas. Walau demikian origami lebih memfokuskan diri padamenciptakan objek atau benda sedangkan pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekanis kertas yang dapat membuat gambar tampak secara lebih berbeda baik dari sisi perspektif/dimensi, perubahan bentuk hingga dapat bergerak yang disusun sealami mungkin. Penggunaan buku seperti ini bermula dari abad ke-13, pada awalnya pop-up digunakan untuk mengajarkan anatomi, matematika, membuat perkiraan astronomi, menciptakan sandi rahasiadan meramalkan nasib. Selama berabad-abad lamanya buku seperti ini hanya digunakan untuk membantu pekerjaan ilmiah,hingga abad ke-18 tehnik ini mulai diterapkan pada buku yangdirancang sebagai hiburan terutama ditujukan untuk anak-anak.Jenis pop-up ada bermacammacam, beberapa diantaranya adalah pop-ups, transformations, tunnel books, volvelles, flaps, pull- tabs, pop-outs, pull-downs dan sebagainya. Beberapa buku pop-up mengunakan salah satu jenis, yang lainnya menggunakan lebih dari satu jenis. Pencipta dan pendesain buku seperti ini dikenal dengan sebutan paper engineering 2.1.4.1.Sejarah Target audience bagi moveable book pertama kali adalah orang dewasa, bukan anak-anak. Hal ini diyakini bahwa penggunaan pertama mekanik bergerak muncul dalam naskah untuk buku astrologi pada tahun 1306. The Catalan Mystic dan syair Ramon Llull, dari Majorca, menggunakan kepingan berputar atau Volvelles untuk menjelaskan teorinya. Selama berabad-abad, Volvelles telah digunakan untuk keperluan berbeda seperti pengajaran astronomi, membuat prediksi astronomi, membuat kode rahasia, dan meramal. Pada 1564, buku astrologi bergerak berjudul Cosmographia Petri Apiani dipublikasiskan. Pada tahun-tahun berikutnya, profesi medis menggunakan format ini, menggambarkan buku anatomis melalui lapisan dan flap yang menunjukkan tubuh manusia. Desainer landscape Inggris, Capability Brown menggunakan flap untuk menggambarkan pemandangan “sebelum dan sesudah desainnya. Meskipun dapat didokumentasikan bahwa moveable book telah digunakan selama berabad-abad, buku jenis ini hamper selalu digunakan dalam karya ilmiah.Barulah pada abad-abad kedelapanbelas teknik ini mulai diterapkan untuk buku-buku yang dirancang hiburan, khususnya untuk anak-anak. Sebuah perusahaan Amerika bernama McLoughlin Brothers di New York City memproduksikan buku bergerak pertama di Amerika Serikat sekita 1800. Buku tersebut merupakan piringan besar tak terlipat yang dapat menjadi tampilan berlapis. Setelah Eropa menemukan kertas yang lebih murah da penerbit berusaha untuk memperbesar pasar menjadi lebih murah, lebuh banyak lagi buku pop-up inovatif dikembangkan pada awal abad keduapuluh. Pada tahun 1960-an seorang Amerika bernama Waldo Hunt membuat iklan yang terinspirasi oleh karya seorang Czechoslovakia. Hunt mulai memproduksi buku bergerak untuk konsumsi public dan menjadi popular di pertengahan abad kedua-puluh. Kini, buku pop-up sangat popular di kalangan anak-anak karena pegaruh dari elemen-elemen bergerak dalam kartu ucapan dan iklan uang menggunakan elemen pop-up. Buku pop-up untuk anak-anak kini tertulis dlam berbagai topic beragam seperti astronomi, geologi, meteorology, cerita klasik anak, dan dinosaurus. 2.1.4.2 Latar Belakang Buku pop-up merupakan sebuah buku dengan unsure-unsur kertas di dalam halaman yang dapat dimanipulasi oleh pembaca. Beberapa mengacu pada buku yang dapat bergerak. Buku pop-up meliputi teks, gambar, dan lipatan, lem, atau elemen pull tab yang bergerak diantara halaman cerita. Buku pop-up terutama ditujukan untuk anak-anak. Elemen kertas yang dapat bergerak dalam buku pop-up memerlukan keahlian dari paper engineering untuk mendesain elemen tersebut secara efektif. Paper engineering berkomunikasi dengan percetakan atau penerbit bagaimana elemen yang bergerak dipotong dan kemudian disatukan satu sama lain. Pemotongan elemen ini mahal dan rumit, yang bahkan lebih mahal adalah banyaknya jumlah pekerjaan tangan yang dibutuhkan elemen bergerak, baik yang harus dipotong, dilipat, dan disispkan oleh tangan. Bahkan, buku pop-up menjadi suatu barang koleksi karena banyaknya jumlah pekerjaan tangan yang terkandung untuk membangun konstruksi dari setiap bagian. 2.1.4.3Tipe Pop-Up Desain dan pembuatan buku-buku seperti itu dikenal sebagai paper engineering. Hal ini serupa dengan origami , namun origami cenderung berfokus pada pembuatan objek, sedangkan pop-up pada dasarnya bergambar dan bersifat mekanis. 2.1.4.3.1 Transformasi Gbr 2.9 Transformasimenampilkan pemandangan yang terdiri dari tulang rusuk vertical. Dengan menarik tab di sampingnya, tulang rusuk atas dan bawah bergeser satu sama lain untuk bertransformasi menjadi pemandangan yang berbeda. Ernest Nister, salah satu penulis buku anak Inggris, sering memproduksi buku-buku dengan menggunakan tehnik transformasi.Banyak diantaranya telah diproduksi oleh Metropolitan Musem of Art. 2.1.4.3.2.Volvelles Volvelles adalah konstruksi kertas dengan adanya bagian berputar. Sebuah contoh awal adalah, oleh Petrus Apianus, yang dibuat untuk Holy Roman Emperor Charles pada tahun 1540. Buku ini penuh dengan potongan melingkar yang dapat berputar pada porosnya. Gbr 2.10 2.1.4.3.3 Tunnel Book Gbr 2.11 Tunnel Book terdiri dari kumpulan halaman yang terikat dengan dua lembaran terlipat pada setiap sisi dan dapat dilihat melalui lubang pada sampul. Lubang bukaan di setiap halaman memungkinkan pembaca untuk melihat keseluruhan isi buku hingga belakang dan gambar pada setiap halaman bekerja sama satu sama lain untuk menciptakan dimensi pemandangannya di dalamnya. Jenis buku ini berasalh dari pertengahan abad ke-18 dan terinspirasi oleh setting panggung sandiwara. Umumnya buku-buku ini dibuat untuk mengingat acara khusus atau dijual sebagai souvenir di tempat-tempat wisata. 2.1.4.3.4 Kebangkitan Buku Pop-up Umumnya, pop-up lebih dianggap sebagai buku anak namun pada awal tahun 1990-an, mereka telah tumbuh dan menjanjikan, terutama karena adanya inovasi dari Robert Sabuda, Matthew Reinhart, dan paper engineer besar lainnya. Contoh lainnya adalah buku Bugs in a Box oleh David A.Carter yang telah menghasilkan penjualan lebih dari empat juta kopi. Pada tahun 1987, rokok Camel meluncurkan serangkaian iklan media cetak pop-up, seperti Eurodisney. Gbr 2.13 2.2 Karakteristik produk: a.Cover b.Content c.Bahan : i.Cover ii.Content :286mm x 216mm :280mm x 210mm : Board no.30, Art Paper 150 gsm : Paper :Art Cartoon 180gsm : Pop up : Art Cartoon 180 gsm iii.Daftar isi 1. pengenalan penyu 2. Jenis-jenis penyu dan makanannya 3. Cara berkembang biak 4.Peranan penyu dalam lautan 5.Origami penyu iv Penerbit :Kepustakaan Populer GRAMEDIA Gbr 2.14 Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) adalah salah satu penerbit di bawah payung Kelompok Kompas Gramedia yang memiliki tradisi memadukan bisnis dan kegiatan sosial. Leluri ini bersumber pada keyakinan bahwa profit dalam bisnis seyogianya diperoleh dari mengembangkan potensi sekeliling. Didirikan pada 1 Juni 1996 atas prakarsa Parakitri T. Simbolon, KPG berusaha meningkatkan melek sains dan keterbukaan pikiran pembaca dengan menerbitkan buku-buku sains dan humaniora, baik lokal maupun terjemahan. Seperti namanya, pustaka tersebut hendaklah populer: serius dan nikmat. Serius, berarti sanggup memberi pembaca pemahaman yang jernih atas satu perkara, menggairahkan pembaca untuk memikirkan atau merenungkan suatu perkara lebih jauh lagi, atau memberi kejutan—sepetak ruang hening di tengah hiruk-pikuk banjir informasi. Nikmat, maka bahasanya mengalir jelas, dan bila perlu disajikan dengan ilustrasi, kartun, ataupun dalam bentuk komik agar perkara rumit lebih gampang dipahami. Buku pertama KPG, terbit pada 1996, adalah Politik Kerakyatan, cerita bergambar saduran Discorsi karya utama Niccolò Machiavelli. Setahun kemudian, Politik Kekuasaan, masih saduran karya Machiavelli, terbit hampir bersamaan dengan tiga karya duo kartunis Benny& Mice dalam seri Lagak Jakarta. Seri ini mendapat sambutan luas setelah pada 2007 terbit Edisi Lengkap Lagak Jakarta. Pembaca makin gandrung dengan duo kartunis Benny & Mice, sosiolog par excellence, setelah mereka meluncurkan buku-bukunya, 100 Tokoh yang Mewarnai Jakarta (2008), dan Lost in Bali 1 (2008) dan Lost in Bali 2 (2009), di samping karya tunggal Benny, Dari Presiden ke Presiden 1 dan 2. Novel pertama KPG, Saman, karya Ayu Utami, terbit hampir bertepatan dengan awal berkecambahnya Reformasi di negeri ini. Saman memenangi beberapa penghargaan sastra, di antaranya Lomba Penulisan Novel DKJ 1998 dan Prince Claus Award pada 2000. Kehadiran novel ini cukup fenomenal. Bukan hanya mutu sastranya yang tinggi dan keberaniannya mengangkat isu-isu politik dan seksualitas perempuan yang ketika itu ditabukan, Saman dicetak ulang hingga lima kali hanya dalam waktu tiga bulan, hingga menjadi lokomotif untuk penerbitan sastra lokal. Kartun Fisika karya Larry Gonick yang terbit pada 2001 merupakan buku sains pertama KPG. Buku-buku sains lainnya, antara lain, adalah Seri Science Masters. Seri ini mencakup bukubuku populer karya saintis terkemuka dunia di berbagai bidang, mulai dari fisika kuantum hingga kosmologi, dan dari palaentologi hingga neurologi. Di usianya yang ke-14 tahun 2010 ini KPG telah menerbitkan sekitar 250 judul, baik terjemahan maupun lokal. 2.3.Target i.Geografi ii.Demografi : -Wilayah -Iklim -Status -Kota : -Umur -Gender -Kelas Sosial -Pekerjaan : Indonesia : Tropis : Perkotaan : Jakarta : 8-12 : Pria-Wanita : menengah-ke atas : murid iii.Psikografi -Attitude - Behaviour : Orang yang mempunyai intensitas yang besar keperdulian terhadap binatang, khususnya hewan langka. : Penyayang binatang, peduli akan lingkungan 2.4.Analisa S.W.O.T Strengh -Pembeli tidak perlu pergi ke lokasi untuk mempelajari dan mengamati. -Buku ini sudah menjabarkan secara mendetail tentang penyu. -sumber informasi yang cukup banyak dan mudah didapatkan. -Anak-anak memiliki sifat petualangan dan rasa penasaran yang tinggi, hingga mereka memiliki insting melindungi dan mempelajari hewan langka. Weakness -Buku ini cukup susah dibuat, dengan biaya jasa pembuatan yang cukup mahal. -Tingkat kerumitan yang cukup tinggi dalam proses pembuatan pop-up nya Opporunity -Menunjukkan kepada publik terhadap betapa berharganya penyu -Berkesempatan untuk membuka mata dan menyentuh hati agar lebih perduli terhadap situasi yang sedang terjadi saat ini Threats -Anak-anak telah terekspos dengan kegiatan elektronik, khususnya kemudahan internet, televise dan game.