Bab 2. Data dan Analisa 2.1 Sumber data Sumber data dan

advertisement
Bab 2.
Data dan Analisa
2.1 Sumber data
Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari sumber sumber
sebagai berikut:
a.
Literature
Sumber data dan informasi yang diperoleh dari metode ini adalah dari buku tentang penyu, dan dari
internet
b. Wawancara
Dengan menggunakan metode wawancara yaitu mengajukan beberapa pertanyaan kepada salah satu
aktivis perlindungan penyu,dimulai dari apakah penyu itu,apa yang sedang terjadi saat ini, jenis-jenis
penyu yang ada di dunia dan bagaimana proses penangkaran penyu.
2.1.1 Tentang Penyu
Ada beberapa jenis (species) penyu laut yang hidup di perairan . Diantaranya penyu hijau
atau dikenal dengan nama Green turtle, penyu sisik atau dikenal dengan nama Hawksbill
turtle, penyu lekang atau dikenal dengan nama Olive ridley turtle, penyu belimbing atau dikenal
dengan nama Leatherback turtle, penyu pipih atau dikenal dengan nama Flatback turtle dan penyu
tempayan atau dikenal dengan nama Loggerhead turtle. Dari jenis ini Penyu Belimbing adalah
penyu terbesar dengan ukuran mencapai 2 meter dengan berat 600 – 900 kg. Yang terkecil adalah
penyu lekang dengan ukuran paling besar sekitar 50 kg.
Penyu hijau adalah salah satu jenis penyu laut yang umum dan jumlahnya lebih banyak di
banding beberapa penyu lainnya. Jenis seperti penyu belimbing di laporkan telah sangat berkurang
jumlahnya dan termasuk salah satu jenis yang hampir hilang di perairan , Penyu belimbing adalah
penyu yang di lindungi dan masuk dalam CITES (Convention on International Trade of
Endangered Species). Meskipun jumlahnya lebih banyak di banding penyu lainnya, populasi penyu
hijau tiap tahun berkurang oleh penangkapan dan membunuhan baik sengaja maupun tidak sengaja
yang terperangkap oleh jaring .
Penyu laut, umumnya bermigasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak
terlalu lama. Kita mungkin masih ingat salah satu adegan dalam film Nemo, saat induk jantan Nemo
bertemu dengan gerombolan penyu hijau yang bermigrasi. Tidak persis sama dengan pola migrasi
penyu umumnya, namum jelas memberikan gambaran bahwa penyu laut bermigrasi sebagai
rangkaian dari siklus hidupnya. Pernah di laporkan migrasi penyu hijau yang mencapai jarak 3.000
km dalam 58 – 73 hari. Beberapa penelitian lain mengungkapkan bahwa penyu yang menetas di
perairan , di temukan di sekitar perairan dan Hawaii .
Penyu laut khususnya penyu hijau adalah hewan pemakan tumbuhan (herbivore) namun
sesekali dapat menelan beberapa hewan kecil. Hewan ini sering di laporkan berupaya di sekitar
padang lamun (seagrass) untuk mencari makan, dan kadang di temukan memakan macroalga di
sekitar padang alga. Pada padang lamun hewan ini lebih menyukai beberapa jenis lamun kecil dan
lunak seperti (Thalassia testudinum,Halodule uninervis, Halophila ovalis, dan H. ovata). Pernah di
laporkan pula bahwa penyu hijau memakan beberapa invertebrata yang umumnya melekat pada daun
lamun dan alga.
Penyu laut adalah adalah hewan yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya di bawah
permukaan laut. Induk betina dari hewan ini hanya sesekali kedaratan untuk meletakkan telut-
telurnya di darat pada padang berpasir yang jauh dari pemukiman penduduk. Untuk penyu hijau,
seekor Induk betina dapat melepaskan telur-telurnya sebanyak 60 – 150 butir, dan secara alami tanpa
adanya perburuan oleh manusia, hanya sekitar 11 ekor anak yang berhasil sampai kelaut kembali
untuk berenag bebas untuk tumbuh dewasa. Beberapa peneliti pernah melaporkan bahwa presentase
penetasan telur hewan ini secara alami hanya sekitar 50 % dan belum di tambah dengan adanya
beberapa predator-predator lain saat mulai menetas dan saat kembali kelaut untuk berenang.
Predator alami di daratan misalnya kepiting pantai (Ocypode saratan, Coenobita sp.). Burung dan
tikus. Dilaut, predator utama hewan ini antara lain ikan-ikan besar yang berupaya di lingkungan
perairan pantai.
Dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal Functional Ecology, ternyata loggerhead
turtle alias penyu tempayan (Caretta caretta), membutuhkan hampir separuh abad untuk mencapai
titik dewasa. Seekor penyu betina dari spesies ini baru akan bertelur saat mereka berusia 45 tahun.
Temuan yang didasari oleh pengumpulan data selama beberapa dekade terhadap
pertumbuhan penyu tersebut tentunya membawa implikasi terhadap upaya konservasi. Ia
menjelaskan berapa waktu yang dibutuhkan bagi penyu yang menetas untuk kembali ke tempat ia
dilahirkan untuk bertelur. Sebelumnya, peneliti memperkirakan bahwa usia matang penyu tersebut
antara 10 sampai 35 tahun.
Menurut Graeme Hays, peneliti dari University of Swansea, Inggris, lambatnya penyu
tersebut masuk ke usia dewasa, artinya populasi spesies ini jauh lebih ringkih dibandingkan dengan
perkiraan sebelumnya. “Semakin lambat seekor hewan masuk ke usia dewasa, semakin terancam
pula populasi hewan itu dari kebinasaan yang diakibatkan oleh manusia,” ucapnya.
Sebagai contoh, kata Hays, semakin besar peluang seekor penyu untuk terbunuh,
misalnya apabila secara sengaja atau tak sengaja tertangkap oleh jala nelayan di saat ia belum
sempat menghasilkan keturunan.Bryan Wallace, peneliti Sea Turtle Flagship Program dari
Conservation International menyebutkan, mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh
penyu untuk tumbuh dewasa juga memberikan pengetahuan terkait berapa lama upaya konservasi
harus
dilakukan
sebelum
hasilnya
terlihat.
(BBC
Nature)
2.1.2 Jenis-jenis penyu
Berikut merupakan jenis-jenis penyu yang ada di dunia yaitu:
a. Penyu Hijau (Chelonia mydas)
Gbr 2.1
Penyu Hijau merupakan jenis penyu yang paling sering ditemukan dan hidup di laut tropis.
Dapat dikenali dari bentuk kepalanya yang kecil dan paruhnya yang tumpul. Dinamai penyu Hijau
bukan karena sisiknya berwarna Hijau, tapi warna lemak yang terdapat di bawah sisiknya berwarna
Hijau. Tubuhnya bisa berwarna abu-abu, kehitam-hitaman atau kecoklat-coklatan. Daging jenis
penyu inilah yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia terutama di Bali. Mungkin karena
orang memburu dagingnya maka penyu ini kadang-kadang pula disebut penyu daging. Penyu Hijau
dewasa hidup di hamparan lamun dan ganggang. Berat penyu Hijau dapat mencapai 400 kg, namun
di Asia Tenggara yang tumbuh paling besar sekitar separuh ukuran ini. Penyu Hijau di barat daya
kepulauan Hawai kadang kala ditemukan mendarat pada waktu siang untuk berjemur panas. Anakanak penyu Hijau (tukik), setelah menetas, akan menghabiskan waktu di pantai untuk mencari
makanan. Tukik penyu Hijau yang berada di sekitar Teluk Carifornia hanya memakan alga merah.
Penyu Hijau akan kembali ke pantai asal ia dilahirkan untuk bertelur setiap 3 hingga 4 tahun sekali.
Ketika penyu Hijau masih muda mereka makan berbagai jenis biota laut seperti cacing laut, udang
remis, rumput laut juga alga. Ketika tubuhnya mencapai ukuran sekitar 20-30 cm, mereka berubah
menjadi herbivora dan makanan utamanya adalah rumput laut.
b. Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)
Gbr 2.2
Penyu Sisik atau dikenal sebagai Hawksbill turtle karena paruhnya tajam dan
menyempit/meruncing dengan rahang yang agak besar mirip paruh burung elang. Demikian pula
karena sisiknya yang tumpang tindih/over lapping (imbricate) seperti sisik ikan maka orang
menamainya penyu sisik. Ciri-ciri umum adalah warna karapasnya bervariasi kuning, hitam dan
coklat bersih, plastron berwarna kekuning-kuningan. Terdapat dua pasang sisik prefrontal. Sisiknya
(disebut bekko dalam bahasa Jepang)banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri
kerajinan tangan terutama di Jepang untuk membuat pin, sisir, bingkai kacamata dll. Sebagian besar
bertelur di pulau-pulau terpencil. Penyu Sisik selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan
berpasir untuk bertelur.Paruh penyu sisik agak runcing sehingga memungkinkan mampu
menjangkau makanan yang berada di celah-celah karang seperti sponge dan anemon. Mereka juga
memakan udang dan cumi-cumi. Penyu Sisik termasuk dalam phylum chordata, bertulang
belakang, kelas Reptilia, ordo Testudines, suborder Crypyodira, superfamily Cheloniidae, Family
Cheloniidae, spesies Eretmochelys imbricate.
c. Penyu Tempayan (Caretta caretta)
Gbr 2.3
Disebut dalam bahasa Inggris Loggerhead turtle. Warna karapasnya coklat kemerahan,
kepalanya yang besar dan paruh yang bertumpuk (overlap) salah satu ciri mengenali penyu
tempayan. Disamping itu terdapat lima buah sisik di kepala bagian depan (prefrontal), umumnya
terdapat empat pasang sisik coastal. Lima buah sisik vertebral. Plastron berwarna coklat muda
sampai kuning. Sebagian besar bertelur di daerah sub-tropis. Kadang-kadang ditemukan di
perairan Indonesia namun tidak ditemukan bertelur di sini. Penyu Tempayan termasuk jenis
carnivora yang umumnya memakan kerang-kerangan yang hidup di dasar laut seperti kerang
remis, mimi dan invertebrata lain. Penyu tempayan memiliki rahang yang sangat kuat untuk
menghancurkan kulit kerang.
d. Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)
Gbr 2.4
Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Olive Ridley turtle. Penampilan penyu
Lekang ini adalah serupa dengan penyu Hijau tetapi kepalanya secara komparatif lebih besar
dan bentuk karapasnya lebih langsing dan besudut. Tubuhnya berwarna Hijau pudar,
mempunyai lima buah atau lebih sisik lateral di sisi sampingnya dan merupakan penyu terkecil
diantara semua jenis penyu yang ada. Diperkirakan ada 1000 sarang yang ditemukan. saat ini.
Seperti halnya penyu tempayan, penyu Lekang juga carnivora. Mereka juga memakan kepiting,
kerang, udang dan kerang remis.
e. Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea)
Gbr 2.5
Penyu Belimbing adalah satu-satunya penyu yang tidak bersisik dan merupakan penyu
terbesar. Dinamai leatherback turtle karena tubuhnya diselimuti oleh lapisan tipis, lunak namun
sangat kuat lagi elastis layaknya kulit. Demikian pula karena di tubuhnya terdapat tonjolan
bergaris seperti belimbing sebanyak tujuh garis sehingga kita menamainya penyu belimbing.
Penyu ini memiliki kemampuan menyelam yang sangat luar biasa. Tercatat mampu menyelam
sampai kedalaman 1,000 meter. Sangat fantastis. Berbeda dengan jenis penyu lainnya, penyu
belimbing tidak memiliki rahang yang cukup kuat untuk memecahkan biota laut yang keras.
Mereka umumnya hanya memakan ubur-ubur saja.Penyu Belimbing tergolong phylum Chordata,
bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, dari Family
Dermochelyidae, spesies Dermochelys coriacea. Nama ilmiah Family Dermochelys berasal
daripada dua perkataan Yunani “Greek” yaitu derma (kulit) and chelys (penyu). Nama spesies
pula berasal daripada perkataan Yunani corium (kulit lembu “leather”). Oleh karena itu nama
ilmiah penyu Belimbing, Dermochelys coriacea bererti penyu berkulit seperti kulit lembu
“leather”.
f. Penyu Lekang Kempii (Lepidochelys kempii)
Gbr 2.6
Tubuhnya mirip dengan penyu lekang hanya sedikit lebih besar. Di depan namanya
disebut Kemp’s untuk mengenang Richard Kemp yang telah meneliti jenis ini sehingga bisa
dibedakan dengan penyu lekang. Seperti halnya Olive ridley turtle, Kemp’s ridley turtle memiliki
tiga kata untuk penyebutan namanya. Tidak seorangpun tahu makna kata “ridley” di tengah
nama mereka. Sebagian orang berpendapat kata tersebut mungkin berasal dari kata “riddle” atau
“riddler” (teka-teki) karena memang teka-teki selalu ditimbulkan oleh penyu jenis ini. Tidak ada
yang tahu dari mana mereka datang dan di mana feeding ground mereka. Genus Lepidochelys ini
sering kali melakukan peneluran secara bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar yang
dikenal dengan sebutan arribada (Spanyol) yang berarti arrival (Inggris). Pada 1947, Kemp’s
ridley turtle melakukan peneluran yang sangat spektakuler dengan jumlah induk sekitar 40 ribu
ekor bertelur secara bersamaan di pantai sepanjang 300 km di Rancho Nuevo (Mexico) di siang
hari, kemungkinan bertujuan untuk memastikan sebahagian telur akan terselamat walaupan
sebahagian lagi akan dimakan pemangsa. Seperti halnya penyu tempayan, penyu Lekang Kempii
termasuk jenis carnivora. Mereka juga memakan kepiting, kerang, udang dan kerang remis.Penyu
lekang Kempii ini phylum Chordata, bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia,
ordo Testudines, suborder Crypyodira, superfamily Cheloniidae, Family Cheloniidae, spesies
Lepidochelys kempii.
2.1.3 Data penyelenggara
2.1.3.1 TERANGI
Gbr 2.7
Yayasan Terumbu Karang Indonesia (TERANGI) didirikan pada bulan
September 1999. TERANGI merupakan yayasan nirlaba yang bertujuan mendukung
konservasi dan pengelolaan sumber daya terumbu karang Indonesia secara berkelanjutan.
2.1.3.2 National Geographic
Gbr 2.8
Yayasan National Geographic didirikan di Amerika Serikat pada 27 Januari
1888 oleh 33 orang yang tertarik untuk meningkatkan pengetahuan geografi. Gardiner
Greene Hubbard menjadi presiden pertama dan kemudian digantikan oleh menantunya
Alexander Graham Bell. Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan umum tentang
geografi dunia dan pada akhirnya mensponsori penerbitan majalah bulanan National
Geographic.
2.1.4 Pop-Up
Buku pop-up merupakan sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau
memiliki unsur 3 dimensi. Sekilas pop-up hampir sama dengan origami dimana kedua seni ini
mempergunakan tehnik melipat kertas. Walau demikian origami lebih memfokuskan diri
padamenciptakan objek atau benda sedangkan pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekanis
kertas yang dapat membuat gambar tampak secara lebih berbeda baik dari sisi perspektif/dimensi,
perubahan bentuk hingga dapat bergerak yang disusun sealami mungkin.
Penggunaan buku seperti ini bermula dari abad ke-13, pada awalnya pop-up digunakan
untuk mengajarkan anatomi, matematika, membuat perkiraan astronomi, menciptakan sandi
rahasiadan meramalkan nasib. Selama berabad-abad lamanya buku seperti ini hanya digunakan
untuk membantu pekerjaan ilmiah,hingga abad ke-18 tehnik ini mulai diterapkan pada buku
yangdirancang sebagai hiburan terutama ditujukan untuk anak-anak.Jenis pop-up ada bermacammacam, beberapa diantaranya adalah pop-ups, transformations, tunnel books, volvelles, flaps, pull-
tabs, pop-outs, pull-downs dan sebagainya. Beberapa buku pop-up mengunakan salah satu jenis,
yang lainnya menggunakan lebih dari satu jenis. Pencipta dan pendesain buku seperti ini dikenal
dengan sebutan paper engineering
2.1.4.1.Sejarah
Target audience bagi moveable book pertama kali adalah orang dewasa, bukan
anak-anak. Hal ini diyakini bahwa penggunaan pertama mekanik bergerak muncul dalam
naskah untuk buku astrologi pada tahun 1306. The Catalan Mystic dan syair Ramon Llull,
dari Majorca, menggunakan kepingan berputar atau Volvelles untuk menjelaskan teorinya.
Selama berabad-abad, Volvelles telah digunakan untuk keperluan berbeda seperti
pengajaran astronomi, membuat prediksi astronomi, membuat kode rahasia, dan meramal.
Pada 1564, buku astrologi bergerak berjudul Cosmographia Petri Apiani
dipublikasiskan. Pada tahun-tahun berikutnya, profesi medis menggunakan format ini,
menggambarkan buku anatomis melalui lapisan dan flap yang menunjukkan tubuh manusia.
Desainer landscape Inggris, Capability Brown menggunakan flap untuk menggambarkan
pemandangan “sebelum dan sesudah desainnya. Meskipun dapat didokumentasikan bahwa
moveable book telah digunakan selama berabad-abad, buku jenis ini hamper selalu
digunakan dalam karya ilmiah.Barulah pada abad-abad kedelapanbelas teknik ini mulai
diterapkan untuk buku-buku yang dirancang hiburan, khususnya untuk anak-anak. Sebuah
perusahaan Amerika bernama McLoughlin Brothers di New York City memproduksikan
buku bergerak pertama di Amerika Serikat sekita 1800. Buku tersebut merupakan piringan
besar tak terlipat yang dapat menjadi tampilan berlapis. Setelah Eropa menemukan kertas
yang lebih murah da penerbit berusaha untuk memperbesar pasar menjadi lebih murah,
lebuh banyak lagi buku pop-up inovatif dikembangkan pada awal abad keduapuluh. Pada
tahun 1960-an seorang Amerika bernama Waldo Hunt membuat iklan yang terinspirasi oleh
karya seorang Czechoslovakia. Hunt mulai memproduksi buku bergerak untuk konsumsi
public dan menjadi popular di pertengahan abad kedua-puluh. Kini, buku pop-up sangat
popular di kalangan anak-anak karena pegaruh dari elemen-elemen bergerak dalam kartu
ucapan dan iklan uang menggunakan elemen pop-up. Buku pop-up untuk anak-anak kini
tertulis dlam berbagai topic beragam seperti astronomi, geologi, meteorology, cerita klasik
anak, dan dinosaurus.
2.1.4.2 Latar Belakang
Buku pop-up merupakan sebuah buku dengan unsure-unsur kertas di dalam
halaman yang dapat dimanipulasi oleh pembaca. Beberapa mengacu pada buku yang dapat
bergerak. Buku pop-up meliputi teks, gambar, dan lipatan, lem, atau elemen pull tab yang
bergerak diantara halaman cerita. Buku pop-up terutama ditujukan untuk anak-anak.
Elemen kertas yang dapat bergerak dalam buku pop-up memerlukan keahlian dari paper
engineering untuk mendesain elemen tersebut secara efektif. Paper engineering
berkomunikasi dengan percetakan atau penerbit bagaimana elemen yang bergerak dipotong
dan kemudian disatukan satu sama lain.
Pemotongan elemen ini mahal dan rumit, yang bahkan lebih mahal adalah
banyaknya jumlah pekerjaan tangan yang dibutuhkan elemen bergerak, baik yang harus
dipotong, dilipat, dan disispkan oleh tangan. Bahkan, buku pop-up menjadi suatu barang
koleksi karena banyaknya jumlah pekerjaan tangan yang terkandung untuk membangun
konstruksi dari setiap bagian.
2.1.4.3Tipe Pop-Up
Desain dan pembuatan buku-buku seperti itu dikenal sebagai paper engineering.
Hal ini serupa dengan origami , namun origami cenderung berfokus pada pembuatan objek,
sedangkan pop-up pada dasarnya bergambar dan bersifat mekanis.
2.1.4.3.1 Transformasi
Gbr 2.9
Transformasimenampilkan pemandangan yang terdiri dari tulang rusuk vertical.
Dengan menarik tab di sampingnya, tulang rusuk atas dan bawah bergeser satu
sama lain untuk bertransformasi menjadi pemandangan yang berbeda. Ernest
Nister, salah satu penulis buku anak Inggris, sering memproduksi buku-buku
dengan menggunakan tehnik transformasi.Banyak diantaranya telah diproduksi
oleh Metropolitan Musem of Art.
2.1.4.3.2.Volvelles
Volvelles adalah konstruksi kertas dengan adanya bagian berputar. Sebuah contoh awal
adalah, oleh Petrus Apianus, yang dibuat untuk Holy Roman Emperor Charles pada
tahun 1540. Buku ini penuh dengan potongan melingkar yang dapat berputar pada
porosnya.
Gbr 2.10
2.1.4.3.3 Tunnel Book
Gbr 2.11
Tunnel Book terdiri dari kumpulan halaman yang terikat dengan dua lembaran terlipat
pada setiap sisi dan dapat dilihat melalui lubang pada sampul. Lubang bukaan di
setiap halaman memungkinkan pembaca untuk melihat keseluruhan isi buku hingga
belakang dan gambar pada setiap halaman bekerja sama satu sama lain untuk
menciptakan dimensi pemandangannya di dalamnya. Jenis buku ini berasalh dari
pertengahan abad ke-18 dan terinspirasi oleh setting panggung sandiwara.
Umumnya buku-buku ini dibuat untuk mengingat acara khusus atau dijual sebagai
souvenir di tempat-tempat wisata.
2.1.4.3.4 Kebangkitan Buku Pop-up
Umumnya, pop-up lebih dianggap sebagai buku anak namun pada awal tahun
1990-an, mereka telah tumbuh dan menjanjikan, terutama karena adanya inovasi dari
Robert Sabuda, Matthew Reinhart, dan paper engineer besar lainnya. Contoh lainnya
adalah buku Bugs in a Box oleh David A.Carter yang telah menghasilkan penjualan
lebih dari empat juta kopi. Pada tahun 1987, rokok Camel meluncurkan serangkaian
iklan media cetak pop-up, seperti Eurodisney.
Gbr 2.13
2.2 Karakteristik produk:
a.Cover
b.Content
c.Bahan :
i.Cover
ii.Content
:286mm x 216mm
:280mm x 210mm
: Board no.30, Art Paper 150 gsm
: Paper :Art Cartoon 180gsm
: Pop up : Art Cartoon 180 gsm
iii.Daftar isi
1. pengenalan penyu
2. Jenis-jenis penyu dan makanannya
3. Cara berkembang biak
4.Peranan penyu dalam lautan
5.Origami penyu
iv Penerbit
:Kepustakaan Populer GRAMEDIA
Gbr 2.14
Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) adalah salah satu penerbit di bawah payung
Kelompok Kompas Gramedia yang memiliki tradisi memadukan bisnis dan kegiatan sosial.
Leluri ini bersumber pada keyakinan bahwa profit dalam bisnis seyogianya diperoleh dari
mengembangkan potensi sekeliling.
Didirikan pada 1 Juni 1996 atas prakarsa Parakitri T. Simbolon, KPG berusaha
meningkatkan melek sains dan keterbukaan pikiran pembaca dengan menerbitkan buku-buku
sains dan humaniora, baik lokal maupun terjemahan. Seperti namanya, pustaka tersebut
hendaklah populer: serius dan nikmat.
Serius, berarti sanggup memberi pembaca pemahaman yang jernih atas satu perkara,
menggairahkan pembaca untuk memikirkan atau merenungkan suatu perkara lebih jauh lagi,
atau memberi kejutan—sepetak ruang hening di tengah hiruk-pikuk banjir informasi. Nikmat,
maka bahasanya mengalir jelas, dan bila perlu disajikan dengan ilustrasi, kartun, ataupun
dalam bentuk komik agar perkara rumit lebih gampang dipahami.
Buku pertama KPG, terbit pada 1996, adalah Politik Kerakyatan, cerita bergambar saduran
Discorsi karya utama Niccolò Machiavelli. Setahun kemudian, Politik Kekuasaan, masih
saduran karya Machiavelli, terbit hampir bersamaan dengan tiga karya duo kartunis Benny&
Mice dalam seri Lagak Jakarta. Seri ini mendapat sambutan luas setelah pada 2007 terbit
Edisi Lengkap Lagak Jakarta. Pembaca makin gandrung dengan duo kartunis Benny & Mice,
sosiolog par excellence, setelah mereka meluncurkan buku-bukunya, 100 Tokoh yang
Mewarnai Jakarta (2008), dan Lost in Bali 1 (2008) dan Lost in Bali 2 (2009), di samping
karya tunggal Benny, Dari Presiden ke Presiden 1 dan 2.
Novel pertama KPG, Saman, karya Ayu Utami, terbit hampir bertepatan dengan awal
berkecambahnya Reformasi di negeri ini. Saman memenangi beberapa penghargaan sastra, di
antaranya Lomba Penulisan Novel DKJ 1998 dan Prince Claus Award pada 2000. Kehadiran
novel ini cukup fenomenal. Bukan hanya mutu sastranya yang tinggi dan keberaniannya
mengangkat isu-isu politik dan seksualitas perempuan yang ketika itu ditabukan, Saman
dicetak ulang hingga lima kali hanya dalam waktu tiga bulan, hingga menjadi lokomotif untuk
penerbitan sastra lokal.
Kartun Fisika karya Larry Gonick yang terbit pada 2001 merupakan buku sains pertama KPG.
Buku-buku sains lainnya, antara lain, adalah Seri Science Masters. Seri ini mencakup bukubuku populer karya saintis terkemuka dunia di berbagai bidang, mulai dari fisika kuantum
hingga kosmologi, dan dari palaentologi hingga neurologi.
Di usianya yang ke-14 tahun 2010 ini KPG telah menerbitkan sekitar 250 judul, baik
terjemahan maupun lokal.
2.3.Target
i.Geografi
ii.Demografi
: -Wilayah
-Iklim
-Status
-Kota
: -Umur
-Gender
-Kelas Sosial
-Pekerjaan
: Indonesia
: Tropis
: Perkotaan
: Jakarta
: 8-12
: Pria-Wanita
: menengah-ke atas
: murid
iii.Psikografi
-Attitude
- Behaviour
: Orang yang mempunyai intensitas yang besar keperdulian terhadap
binatang, khususnya hewan langka.
: Penyayang binatang, peduli akan lingkungan
2.4.Analisa S.W.O.T
Strengh
-Pembeli tidak perlu pergi ke lokasi untuk mempelajari dan mengamati.
-Buku ini sudah menjabarkan secara mendetail tentang penyu.
-sumber informasi yang cukup banyak dan mudah didapatkan.
-Anak-anak memiliki sifat petualangan dan rasa penasaran yang tinggi, hingga mereka
memiliki insting melindungi dan mempelajari hewan langka.
Weakness
-Buku ini cukup susah dibuat, dengan biaya jasa pembuatan yang cukup mahal.
-Tingkat kerumitan yang cukup tinggi dalam proses pembuatan pop-up nya
Opporunity
-Menunjukkan kepada publik terhadap betapa berharganya penyu
-Berkesempatan untuk membuka mata dan menyentuh hati agar lebih perduli terhadap
situasi yang sedang terjadi saat ini
Threats
-Anak-anak telah terekspos dengan kegiatan elektronik, khususnya kemudahan internet,
televise dan game.
Download