9 BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode Demonstrasi adalah cara mengajar dimana guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.1 Sedangkan menurut Basyiruddin Usman, demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu.2 Senada juga diungkapkan oleh Ramayulis bahwa istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda. kerja fisik itu telah dlakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan (guru, murid atau orang 1 2 hal. 45 Roestiyah NK, Strategi Belajar Mengaja, (Jakarta: RINEKA CIPTA, 1991), hal. 83 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 202), 10 luar) mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang sesuatu yang didemonstrasikan.3 Cara penyajian metode demonstrasi dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun tiruan, yang disertai dengan penjelasan lisan.4 Dalam metode demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dngan baik dan sempurna. Selain itu siswa dapat mengamati dan memperlihatikan apa yang diperhatikan selama pelajaran berlangsung. Metode ini digunakan untuk menndapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal- hal yang berhubungan dngan proses pengaturan sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakanya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.5 Metode demonstrasi sering disamakan dengan metode eksperimen, sebab guru bersama siswa mencoba mengerjakan suatu, mengamati proses dan hasil. Metode demonsrasi dilakukan dalam bentuk pertunjukan, serta hasilnya. Pertunjukan yang dimaksud lebih mengarah pada aktifitas mempertontonkan, memperlihatkan kepada siswa 3 4 Ramayulis, Metodologi, hal. 168 Syaiful Bahri Djamarah, Srategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2010), 5 Ibid.hal. 90 hal. 90 11 tentang hal yang dipelajarinya. Pertunjukan ini dapat berupa penampilan atau perbuatan atau gerak tertentu, dan sangat bermanfaat dalam pembelajaran materi yang bersifat prosedur atau suatu pertunjuk.6 Adapun penggunaan teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu. Siswa juga dapat menyaksikan kerjanya sesuatu. Bila siswa melakukannya sendiri demonstrasi tersebut, maka ia dapat mengerti juga cara menggunakan sesuatu. Dengan demikian siswa akan mengerti cara-cara penggunaan sesuatu, sehingga mereka dapat memilih dan membandingkan cara yang terbaik, juga mereka akan mengetahui kebenaran dari suatu teori dalam praktek. Model demonstrasi ini dapat bersifat konstruktivis bila dalam demonstrasi guru tidak hanya menunjukkan proses ataupun alatnya, tetapi disertai banyak pertanyaan yang mengajak siswa berpikir dan menjawab persoalan yang diajukan.7 Maka demonstrasi yang baik selalu diawali dengan pertanyaan-pertanyaan dari guru, sehingga siswa berpikir dan membuat hipotesis ataupun ide awal. Selama proses demonstrasi dan juga pada akhir, guru tetap dapat terus mengajukan pertanyaan kepada siswa, dengan itu siswa dibantu terus mengembangkan gagasan mereka dan aktif berpikir. 6 Imam Suyitno, Memahami Tindakan Pembelajaran: Cara Mudah Dalam Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (Bandung: PT Adittama,2011), hal. 29 7 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika, Konstruktivistik & Menyenangkan.(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007, hal. 142 12 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan teknik metode demonstrasi sebagai berikut:8 a. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar. Rumusan yang dibuat harus jelas kecakapan dan ketrampilan yang akan diharapkandicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.9 b. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan. c. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang berhasil, bila tidak anda harus mengambil kebijakan lain. d. Apakah anda telah meneliti alat-alat dan bahan yan akan digunakan mengenai jumlah, kondisi, dan tempatnya e. Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan. f. Apaka waktu yang tersedia sudah cukup, seingga anda dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya. 8 9 hal. 31 Roestiyah nk, Srategi Belajar Mengajar, hal. 84 Hasibuan, Proses Belajar Mengajar , (Banduna: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2010), 13 g. Selama demontrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya. h. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi anda lakukan itu berhasil dan bila perlu demonstrasi bisa diulang. Sedangkan menurut Trowbridge & Byee (1996) Yang perlu diperhatikan selama demonstrasi yaitu:10 a. Demonstrasi supaya sungguh jelas dapat dilihat siswa. Bila siswa uduk terlebih yang duduk di belakang tidak melihat, mereka diminta maju ke depan. b. Bicaralah yang keras sehingga siswa dapt mendengar apa yang anda katakan. c. Libatkan sisa dalam proses, misalnya ikut mengamati, mengukur, mencatat hasil. d. Mulailah dngan pertanaan awal, suruh siswa membuat hipotesis , baru mulai ditunjukkan jalanya demonstrasi. e. Jelaskan apa yang anda lakukan, tujuannya, dan prosesnya. f. Bila anda bertanya kepada siswa , beri waktu mereka untuk berpikir dulu. 10 Ibid., hal. 144 14 g. Gunakan apan tulis untuk menulis tujuan dari demo itu sehingga siswa menjadi jelas dan dapat berpikir secara terfokus. h. Dalam mengambil kesimpulan, biarlah siswa menyimpulkan lebi dulu. i. Kadang demonstrasi perlu diulang beberapa kali agar jelas bagi siswa j. Dalam pelaksanaan perlu step by step, jangan loncat-loncat sehingga siswa dapat menangkap. 2. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi Langkah-langkah dalam menggunakan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:11 a. Merumuskan dengan jelas kecakapan atau ketrampilan apa yang diperoleh setelah demonstrasi dilakukan b. Tentukan peralatan yang digunakan, kemudian dicoba dahulu agar dalam pelaksanaan demonstrasi tidak mengalami kegagalan c. Menetapkan prosedur yang dilakukan, dan sebelum demonstrasi dilakukan perlu diadakan percobaan terlebi dahulu. d. 11 Menentukan lama pelaksanaan demonstrasi Suwarno, Pengajaran Mikro, Pendeekatan Praktis Dalam Menyiapkan Pendidikan Prefesional, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), hal. 112 15 e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi komentar pada saat maupun sesudah demonstrasi f. Meminta kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang dianggap perlu g. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa Adapun prosedur yang harus ditentukan dalam metode ini adalah: a. Guru mempersiapkan alat peraga b. Guru meminta siswa untuk mengamati secara cermat c. Guru mulai mempraktekkan dengan jelas agar siswa dapat menirukan d. Setelah itu beberapa kali diulang ulang oleh guru e. Kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok f. Diminta semua anggota kelompok untuk menghafalkan gerakan dan vokap g. Selanjutnya setiap kelompok disuruh maju untuk mempraktekkan h. Terakhir klarifikasi dan kesimpulan. 16 3. Kebaikan metode demonstrasi a. Keaktifan murid akan bertambah, lebih-lebih kalau murid diikut sertakan. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat dijawab mengamati proses demonstrasi.12 b. Pengalaman murid-murid bertambah karena murid-murid turut memantau pelaksanaan suatu demonstrasi sehingga ia menerima pengalaman yang bisa mengembangkan kecakapannya. c. Pelajaran yang diberikan tahan lama. Dalam suatu demonstrasi, muridmurid bukan saja mendengar suatu uraian yanga diberikan oleh guru tetapi juga memperhatikannya bahkan turut serta dalam pelaksanaan suatu demonstrasi. d. Pengertian lebih cepat dicapai. Murid dalam menanggapi suatu proses adalah dengan mempergunakan alat pendengar, penglihat, dan bahkan dengan perbuatannya sehingga memudahkan pemahaman murid dan mehilangkan sifat verbalisme dalam belajar. e. Perhatian anak-anak dapat dipusatkan dan titik yang dianggap penting oleh guru dapat diamati oleh anak-anak seperlunya. Sewaktu demonstrasi perhatian anak-anak hanya tertuju kepada suatu yang didemonstrasikan 12 Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, hal. 30 17 sebab murid-murid lebih banyak diajak mengamati proses yang sedang berlangsung dari ada hanya semata-mata mendengar saja f. Mengurangi kesalahan-kesalahan. Penjelasan secara lisan banyak menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari murid-murid apabila penjelasan tentang suatu proses. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari kata-kata atau kalimat.13 g. Proses pengajaran lebih menarik.14 h. Memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.15 3. Kelemahan dari metode demonstrasi a. Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.16 Dalam hal ini dituntut pula guru harus mampu menjelaskan proses berlangsungnya demonstrasi, denagan bahasa dan suara yang dapat diitangkap oleh siswa. 13 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, hal. 91 Ibid., hlm. 91 15 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, hal. 84 16 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, hal. 91 14 18 b. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlikan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu tau jam pelajaran lain.17 c. Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat atau benda yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan jelas oleh siswa. Misalnya alat yang terlalu kecil atau penjelasan tidak terang. d. Demonstrasi tidak efektif bila tidak diikuti kegiatan yang memungkinkan siswa mencoba, yang merupakan pengalaman yang berharga bagi siswa. e. Kadang-kadang suatu demonstrasi menjadi kurang bermakna bila tidak dilakukan ditempat yang sebenarnya. B. Prestasi belajar siswa 1. Pengertian Prestasi Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu 17 Ibid., hal. 91 19 dilakukan evaluasi, tujuanya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.Pengertian prestasi belajar dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah penguasaan ketrampilan atau pengetahuan yang di kembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.18 Dalam hal ini Winkel mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajaranya sesuai dengan bobot yang dicapainya.19 Sedangkan Menurut Saiful Bahri prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni “prestasi” dan “belajar”. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan dalam diri individu. 20 18 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) hal. 895 Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1996 ) hal. 162 20 Saifui Bahri Djamarah, Prestasi Belajar .............. hal. 19 19 20 Pencapaian prestasi belajar merujuk kepada tiga aspek diantaranya adalah: a. Prestasi belajar bidang kognitif Tipe-tpe prestasi belajar bidang kognitif mencakup: (a) hafalan, (b) pemahaman, (c) belajar penerapan, (d) analisis, (e) sistematis, dan (f) evaluasi. 1. Pengetahuan hafalan merupakan pengetahuan mencakup aspekaspek faktual dan ingatan (suatu hal yang harus di ingat kembali). 2. Pengetahuan pemahaman merupakan pemahaman yang memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep, ada tiga macam pemahamanhan yaitu: pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, pemahaman ekstrapolasi. 3. Belajar penerapan merupakan kesanggupan menerapkan dan mengaptraksikan suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. 4. Analisis merupakan kesanggupan memecahkan, menguraikan suatu integritas menjadi unsur-unsur atau sebagian-sebagian yang mempunyai arti. 5. Sistematis merupakan lawan analisis. Analisis tekanannya adalah pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi sebagian yang bermakna. 21 6. Evaluasi merupakan kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya dan kriteria yang digunakannya. b. Prestasi belajar bidang afektif Bidang afektif berkenan dengan sikap dan nilai. Tipe prestasi belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, dan kebiasaan belajar. c. Prestasi belajar bidang psikomotor Tipe prestasi belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk ketrampilan(skill), dan kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkah terampilan itu: gerakan reflek, keterampilan pada gerakan gerakan , kemampuan persepektual, kemampuan fisik seperti kekuatan dan keharmonisan, gerakan gerakan yang berkaitan dengan skill, dan gerakan ekspresi.21 2. Fungsi Prestasi Belajar Prestasi belajar (achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:22 21 Tohirin, Psikologi pembelajaran pendidikan agama islam( jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA,2005)hal.51 22 Zainal Arifin, EVALUASI PEMBELAJARAN, hal. 12 22 a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendnsi keinginantahuan (courisity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorongpeserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai umpan balik (feedback)dalam meningkatkan mutu pendidikan. d. Prestasi belajar sebagai indikator intrn dan ekstrn dari suatu inisiatif endidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu inisiatif pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan releven dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahya prestasi dapat dijadikan ndikator tingkat kesuksesan eserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan releven pula dengan kebutuhan masyarakat. e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus 23 utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran. Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem memiliki berbagai komponen yang saling berinteraksi, berinterelasi dan berinterdependensi. Salah satu komponen pembelajaran adalah evaluasi. Dari hasil evaluasi itulah akan dapat diketahui kemajuan siswa. Dengan demikian, dapat difahami, bahwa presatsi belajar adalah nilai pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari disekolah yang menyangkut pengetahuan atau keakapan / keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat, yaitu ( a ) bahan atau materi yang dipelajari ; ( b ) lingkungan ; ( c ) faktor instrumental ; dan ( d ) kondisi peserta didik . faktor-faktor tersebut baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap prestasi belajar peserta didik. Makmun ( 1999 ) mengemukakan terlibat dalam pembelajaran, dan belajar, adalah ( 1 ) masukan mentah komponen-komponen berpengaruh terhadap yang prestasi ( raw-input ). menunjuk pada 24 karakteristik individu yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses pembelajaran, ( 2 ) masukan instrumental. Uraian di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan hasil berbagai faktor yang untuk memahami tentang prestasi belajar, perlu didalami faktor-faktor yang mempengaruhinya. a. Pengaruh Faktor Eksternal Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial menyangkut hubungan antarmanusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial. Ke dalam faktor ini termasuk lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non-sosial adalah faktor-faktor lingkungan yang bukan sosial seperti lingkungan alam dan fisik ; misalnya: keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya. Faktor eksternal dalam lingkungan keluarga baik langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap Pencapaian hasil belajar peserta didik. Di samping itu, di antara beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar ialah peranan faktor guru dan fasilitator. Dalam sistem pendidikan dan khususnya dalam pembelajaran yang berlaku dewasa ini peranan guru dan keterlibatannya masih 25 menempati posisi yang penting. Dalam hal ini , efektivitas pengelolaan faktor bahan, lingkungan, dan instrumen sebagai faktor-faktor belajar, utama yang mempengaruhi proses dan prestasi hampir seluruhnya bergantung pada guru. Guru sebagai pengelola kelas, memelihara lingkungan Proses guru bertanggung jawab pembelajaran khususnya yang berlangsung di kelas sebagian besar ditentukan oleh peran guru. Peranan yang paling dianggap dominan yaitu : 1). Guru sebagai menguasai demonstrator, materi guru hendaknya senantiasa dan senantiasa pembelajaran mengembangkan kemampuannya dalam bidang ilmu yang dimilikinya. karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. 2). Fisik kelasnya, agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan serta membimbing proses-proses intelektual, sosial, emosional, moral, dan spiritual di dalam kelas, serta mengembangkan kompetensi dan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif di kalangan peserta didik. 3). Guru sebagai fasilitator, peran guru sebagai fasilitator erat kaitannya dengan peran sebagai pengelola kelas, dalam hal ini guru harus mampu dan senantiasa berusaha untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik agar 26 dapat membentuk kompetensi dan mencapai tujuan secara optimal. 4). Guru sebagai mediator, guru tidak hanya sebagai penyampai informasi dalam pembelajaran, tetapi sebaagai perantara dalam hubungan antar manusia, dengan peserta didik. 5). Guru sebagai evaluator, guru harus mampu menilai proses dan hasil belajar yang telah dicapai, serta memberikan umpan balik terhadap keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan. Selain faktor guru, yang cukup memegang peranan penting dalam pencapaian kepemimpinan prestasi kepala belajar sekolah, peserta karena didik kepala juga sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengatur, merancang dan mengendalikan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah mempunyai tanggung jawab yang paling besar dalam menciptakan situasi kerja secara keseluruhan di sekolah yang dipimpinnya. b. Pengaruh Faktor Internal Sekalipun banyak pengaruh atau rangsangan dari faktor eksternal yang mendorong individu belajar, keberhasilan belajar itu akan di tentukan oleh faktor diri ( internal ) besrta usaha yang dilakukannya. 27 Brata mengklasifikasikan faktor internal mencakup: ( a ) faktor-faktor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani atau fisik individu, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indera, dan ( b ) faktor-faktor psikologis, yang berasal dari dalam diri seperti intelegensi, minat, sikap, dan motivasi. Inteligensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap merupakan tinggi dasar rendahnya potensial prestasi bagi belajar. pencapaian Inteligensi hasil belajar, artinya hasil belajar yang dicapai akan bergantung pada tingkat inteligensi, dan hasil belajar yang dicapai tidak akan melebihi tingkat inteligensinya. Semakin tinggi tingkat inteligensi, makin tinggi pula kemungkinan tingkat hasil belajar yang dapat dicapai. Jika inteligeinya rendah, maka kecenderungan hasil yang dicapainyapun rendah. Meskipun demikian, tidak boleh dikatakan bahwa “taraf prestasi belajar di sekolah kurang, karena banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Minat (interest), yaitu kecenderungan dan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu, minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu. Umpamanya, seorang peserta 28 didik yang menaruh minat besar terhadap kesenian akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada yang lain. Pemusatan perhatian yang intensif tersebut memungkinkan peserta didik untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif, berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Selain faktor-faktor sebagaimana dikemukakan diatas, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh waktu (time) dan kesempatan (engangement). Waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh setiap individu berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk belajar cenderung memiliki prestasi yang tinggi daripada yang hanya memiliki sedikit waktu dan kesempatan untuk belajar. Para ahli mengungkapkan bahwa kepandaian seseorang itu sangat ditentukan oleh waktu dan kesempatan. Setiap orang akan mampu mengerjakan sesuatu asal diberi waktu dan kesempatan yang cukup untuk mengerjakannya. Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa orang pandai dapat mengerjakan banyak hal dalam waktu dan kesempatan yang relatif 29 singkat, sementara orang bodoh membutuhkan waktu dan kesempatan yang banyak.23 Sehubungan dengan faktor faktor tersebut, guru hendaknya dapat memberikan pelayanan individual yang berbeda untuk setiap peserta didik, sehingga dapat mengembangkan dirinya secara optimal. C. Pembelajaran Bahasa Inggris di SD 1. Bahasa inggris dalam kurikulum SD Mata pelajaran Bahasa inggris pada dasarnya untuk menunjang kurikulum yang dimana untuk memperkenalkan bahasa asing pada siswa sejak dini. Maka dari itu setiap siswa tingkat sekolah dasar diwajibkan untuk mempelajarinya. Meskipun untuk pelajaran bahasa inggris tidak masuk dalam UAS BN. Untuk tingkat sekolah dasar. 2. Ruang lingkup bahasa inggris SD Kegiatan siswa dalam pembelajaran bahasa inggris mencakup semua kompentensi bahasa yang berupa keterampilan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Keterampilan bahasa ini disajikan secara terpadu, seperti apa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. 23 Mulyasa implementasi kurikulum ( jakarta: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2004) hal. 190 30 a. Listening /menyimak, bagi sebagian siswa kegiatan ini dianggap sulit karena kosa kata yang mereka miliki masih sangat terbatas. Kesulitan mereka akan terbantu jika apa yang disampaikan guru di iringi dengan gerakan tangan, ekspresi wajah, dan gerak tubuh. Anak-anak dapat lebih memusatkan perhatian terhadap apa yang mereka dengarkan jika disertai kegiatan yang melibatkan mereka, kemudahan ini akan membuat mereka termotivasi dari pada jika mereka disuruh mendengar kemudian menulis apa yang mereka dengar. Apalagi bahasa inggris tidak mereka dengar di luar kelas maupun di rumah b. Speaking (ketrampilan berbicara), dari semua insting yang dimiliki anak sebagai pebelajar muda bahasa inggris, insting untuk berinteraksi dan berbicara adalah yang paling penting untuk pembelajaran bahasa inggris. Anak-anak biasanya ingin segera menggunakan bahasa yang mereka pelajari untuk berkomunikasi dalam kegiatan speaking guru harus memperlihatkan tujuan dari kegiatan tersebut. Pada kegiatan terkontrol dimana tujuannya adalah mempraktikkan bahasa yang dipelajari dengan benar dan mengutamakan accurancy, guru dapat mengoreksi kesalahan pada waktu itu juga. Dalam kegiatan speaking yang bersifat lebih bebas, misalnya pada kegiatan, games, role play dan questions and answer, tujuannya adalah memberi semangat pada siswa untuk 31 mengemukakan idenya dan fokusnya pada content dan bukan pada struktur. c. Reading (ketrampilan membaca), dalam kegiatan membaca, siswa hendaknya mengerti tujuan dari kegiatan tersebut, apakah tujuan mereka membaca untuk mengerti inti dari bacaan itu atau mereka harus membaca untuk mendapatkan suatu informasi tertentu saja. Dalam hal ini siswa tidak harus mengerti dari kata perkata melainkan yang terpenting mereka bisa mengrti konteks dari suatu bacaan. Yang terpenting dari guru adalah memberikan rambu-rambu agar siswa memiliki strategi dalam membaca suatu wacana. Pengetahuan umum dan perbendaharaan kata yang telah dimiliki serta penggunaan gambar diharapkan dapat membantu anak dalam mengrti isi suatu bacaan. Penggunaan awal ini merupakan dasar yang kemudian ditambah dengan pengalaman belajar, akhirnya dia akan mendapat pengetahuan baru. Ada beberapa hal yang dapat membantu agar kegiatan membaca menjadi lebih menarik, antara lain : 1) Menggunakan gambar sebagai alat bantu 2) Memberikan pertanyaan-pertanyaan 3) Menunjukkan judul dan meminta siswa untuk menebaknya 4) Kalimat-kalimat tidak membingungkan siswa. terlalu panjang agar tidak 32 d. Writing (ketrampilan menulis), ketrampilan menulis merupakan kelanjutan dari kegiatan terdahulu. Kegiatan ini hendaknya disesuiakan dengan usia dan tingkat kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa inggris. Writing merupakan ketrampilan yang kompleks karena memerlukan kemampuan mengeja, struktur, dan penggunaan kosa kata. Kegiatan menulis dapat berupa menulis kalimat singkat untuk menjelaskan suatu gambar, menyusun kalimat, menjawab pertanyaan, atau menggabungakn penggalan kalimat sehingga menjadi kalimat yang benar dan bermakna. Dapat dikatakan pula bahwa pembelajaran pola bahasa yang diitegrasiakan melalui tiga kegiatan terdahulu (listening, speaking, and reading) bisa untuk mengetahui apakah anakanak sudah menguasai bahasa inggris melalui kegiatan menulis.24 3. Prestasi belajar bahasa inggris 1. Menyimak ( listening) Menyimak merupakan suatu ketrampilan berbahasa yang dipelajari sebelum mereka belajar membaca. Bila mereka belajar bahasa asing, apa yang disimak merupakan sumber utama bahasa asing yang akan mereka pelajari. 25 karena itu, bahan yang disimak harus benar sehingga siswa mendapatkan informasi dengan jelas maka 24 25 Suyanto English For Young hal. 23 Ibid, hal. 54 33 dengan itu siswa dapat lebih memusatkan perhatian terhadap apa yang mereka pelajari kemudahan ini akan membuat mereka termotivasi. Skill ini bisa dinilai dengan tes tulis. Tes bentuk esai dapat berupa pertayaan yang memerlukam jawapan tertulis. 2. Berbicara ( speaking) Belajar untuk dapat berbicara lancar dan benar merupakan salah satu tujuan utama bahasa, terutama bahasa inggris.26 Pada ketrampilan ini dapat meningkatkan kemampuan siswa pada pengucapan atau pelafalan bahasa inggris. Skill ini dapat dinilai dengan performance yaitu dengan siswa dapat menunujukkan kemampuannya seperti berdialok. 3. Membaca ( reading) Ketrampilan ini dapat nmeningkatkan kemampuan siswa dengan mengerti inti dari suatu bacaan untuk mendapatkan suatu informasi tertentu saja. Skill ini bisa dievaliasi dengan performen yaitu dengan siswa disuruh membaca didepan. 4. Menulis ( writing) Ketrampilan merupakan ketrampilan yang paling sulit karena karena melibatkan kemampuan tata bahasa, kosa kata, dan ejaan. Skill 26 Ibid, 57 34 dapat melatih siswa untuk menulis dengan cermat. Skill ini dapat dinilai dengan tes tulis.