Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

advertisement
BAB I
INVESTASI DALAM SEKURITAS
HUTANG DAN EKUITAS
Oleh
Emilia Gustini, SE. M.Si. Ak. CA
Palembang, 2017
INVESTASI
• Investasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu
entitas untuk mengkonversi suatu aktiva (sumber daya) dengan
aktiva lainnya dengan maksud untuk memanfaatkan dana yang
menganggur, spekulasi, menguasai entitas lain (kepemilikan),
memperoleh pendapatan tetap melalui bunga atau dividen, atau
menjamin ketersediaan bahan baku untuk operasi perusahaan
yang bisa disediakan oleh entitas lainnya. Investasi yang
paling umum dilakukan dalam entitas bisnis adalah:
1. Investasi dalam obligasi (sekuritas hutang)
2. Investasi dalam saham (sekuritas ekuitas)
INVESTASI DALAM SEKURITAS HUTANG
• Untuk maksud akuntansi dan pelaporan,
investasi dalam sekuritas hutang dapat
dikelompokkan atas:
1. Sekuritas hutang yang dipegang sampai
jatuh tempo (Held-to-maturity securities)
2. Sekuritas hutang yang siap dijual kapan saja
(Available for sale securities)
3. Sekuritas hutang perdagangan (Trading
securities)
Perlakuan Akuntansi untuk Investasi
Sekuritas Hutang
Klasifikasi
Dasar
Penilaian
Held-to-maturity Harga
perolehan
Trading
Nilai wajar
Available for
sale
Nilai wajar
L/R belum
direalisasi
Tidak diakui
Premi /
Diskonto
Diamortisasi
Diakui–dlm
Lap R/L
Diakui–dlm
komponen
modal
Tidak
diamortisasi
Diamortisasi
Investasi Sekuritas Hutang
Contoh soal :
PT Original membeli 10.000 lembar Obligasi KW dengan nilai pari Rp20.000
per lembar pada tanggal 1 Juli 2012. Tingkat bunga kupon sebesar 12%
dibayar tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Tingkat bunga efektif obligasi
sejenis sebesar 10%. Obligasi akan jatuh tempo empat tahun mendatang. Nilai
wajar saat penerbitan sebesar Rp212.926.425,52. Nilai wajar per lembar
Obligasi KW pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2013 masing-masing
Rp21.000 dan Rp20.900.
Diminta :
1. Buat tabel amortisasi diskon atau premium atas obligasi.
2. Buat jurnal pada tanggal 1 Juli 2012, 31 Desember 2012, 1 Januari 2013,
1 Juli 2013, dan 31 Desember 2013.
3. Sajikan investasi di laporan keuangan akhir tahun 2012 dan 2013.
4. Pada tanggal 1 Januari 2014, setelah memperoleh pembayaran bunga, PT
Original menjual seluruh Obligasi KW dengan harga per lembar
Rp20.500.
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
1. Tabel amortisasi
Periode
1 Juli 2012
1 Januari 2013
1 Juli 2013
1 Januari 2014
1 Juli 2014
1 Januari 2015
1 Juli 2015
1 Januari 2016
1 Juli 2016
Bunga Diterima
(6%)
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
12,000,000
Pendapatan
Bunga (5%)
10,646,321.28
10,578,637.34
10,507,569.21
10,432,947.67
10,354,595.05
10,272,324.80
10,185,941.04
10,095,238.10
Amortisasi
Premium
Saldo Investasi
Obligasi
1,353,678.72
1,421,362.66
1,492,430.79
1,567,052.33
1,645,404.95
1,727,675.20
1,814,058.96
1,904,761.90
212,926,425.52
211,572,746.79
210,151,384.13
208,658,953.34
207,091,901.01
205,446,496.06
203,718,820.86
201,904,761.90
200,000,000.00
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
2. Jurnal
1 Juli 2012
Investasi obligasi
Kas
Rp212.926.425,52
Rp212.926.425,52
31 Desember 2012
Piutang bunga
Pendapatan bunga
Investasi obligasi
Rp12.000.000
Rp10.646.321,28
1.353.678,72
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
2. Jurnal
1 Januari 2013
Kas
Piutang bunga
Rp12.000.000
Rp12. 000.000
(asumsi tidak membuat jurnal balik)
1 Juli 2013
Kas
Pendapatan bunga
Investasi obligasi
Rp12.000.000
Rp10.578.637,34
1.421.362,66
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
2. Jurnal
31 Desember 2013
Piutang bunga
Pendapatan bunga
Investasi obligasi
Rp12.000.000
Rp10.507.569,21
1.492.430,79
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
3. Penyajian di laporan posisi keuangan
Per 31 Desember 2012
Aset Lancar
Piutang Bunga
Aset Tidak Lancar
Investasi obligasi – biaya perolehan
diamortisasi
Per 31 Desember 2013
Aset Lancar
Piutang Bunga
Aset Tidak Lancar
Investasi obligasi – biaya perolehan
diamortisasi
Rp 12.000.000
Rp211.572.746,79
Rp 12.000.000
Rp208.658.953,34
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
4. Penjualan Aset Keuangan
1 Januari 2014
Kas
Rp205.000.000,00*
Kerugian penjualan investasi
3.658.953,34
Investasi obligasi
Rp208.658.953,34
*Rp20.500 x 10.000
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Tersedia untuk Dijual
2. Jurnal
1 Juli 2012
Investasi obligasi
Kas
Rp212.926.425,52
Rp212.926.425,52
31 Desember 2012
Piutang bunga
Pendapatan bunga
Investasi obligasi
Rp12.000.000
Rp10.646.321,28
1.353.678,72
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Tersedia untuk Dijual
2. Jurnal
31 Desember 2012
Nilai wajar 31 Des 2012 = Rp21.000 x 10.000 = Rp210.000.000
Kerugian belum terealisasi =
Nilai tercatat 31 Des 2012 - Nilai wajar 31 Des 2012 =
Rp211.572.746,79 - 210.000.000 = Rp1.572.746,79
Jurnal:
Keuntungan/kerugian belum terealisasi– Ekuitas
Penyesuaian perubahan nilai wajar
aset keuangan – tersedia untuk dijual
Rp1.572.746,79
Rp1.572.746,79
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Tersedia untuk Dijual
2. Jurnal
1 Januari 2013
Kas
Piutang bunga
Rp12.000.000
Rp12. 000.000
(asumsi tidak membuat jurnal balik)
1 Juli 2013
Kas
Pendapatan bunga
Investasi obligasi
Rp12.000.000
Rp10.578.637,34
1.421.362,66
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Tersedia untuk Dijual
2. Jurnal
31 Desember 2013
Piutang bunga
Pendapatan bunga
Investasi obligasi
Rp12.000.000
Rp10.507.569,21
1.492.430,79
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Tersedia untuk Dijual
2. Jurnal
31 Desember 2013
Nilai wajar 31 Des 2013 = Rp20.900 x 10.000
Saldo biaya perolehan diamortisasi
obligasi 31 Des 2013 (lihat tabel)
Selisih (Dr)
Penyesuaian perubahan nilai wajar
aset keuangan – tersedia untuk dijual (Cr)
Keuntungan/kerugian belum terealisasi
– Ekuitas
Rp209.000.000
208.658.953,34
Rp
341.046,66
1.572.746,79
Rp 1.913.793,45
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Tersedia untuk Dijual
2. Jurnal
31 Desember 2013
Jurnal :
Penyesuaian perubahan nilai wajar
Rp1.913.793,45
aset keuangan – tersedia untuk dijual
Keuntungan/kerugian belum terealisasi
Rp1.913.793,45
– Ekuitas
17
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Tersedia untuk Dijual
3. Penyajian di laporan posisi keuangan
Per 31 Desember 2012
Aset Lancar
Piutang Bunga
Aset Tidak Lancar
Investasi obligasi – nilai wajar
tersedia untuk dijual
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain
Per 31 Desember 2013
Aset Lancar
Piutang Bunga
Aset Tidak Lancar
Investasi obligasi – nilai wajar
tersedia untuk dijual
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain
Rp 12.000.000
Rp210.000.000
Rp (1.572.746,79)
Rp 12.000.000
Rp209.000.000
Rp 341.046,66
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Tersedia untuk Dijual
4. Penjualan Aset Keuangan
1 Januari 2014
Kas
Rp205.000.000*
Kerugian penjualan Investasi
3.658.953,34
Keuntungan/kerugian belum
341.046,66
terealisasi – Ekuitas
Investasi obligasi
Rp208.658.953,34
Penyesuaian perubahan nilai wajar
341.046,66
aset keuangan – tersedia untuk dijual
*Rp20.500 x 10.000
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi
2. Jurnal
1 Juli 2012
Investasi obligasi
Kas
Rp212.926.425,52
Rp212.926.425,52
31 Desember 2012
Piutang bunga
Pendapatan bunga
Investasi obligasi
Rp12.000.000
Rp10.646.321,28
1.353.678,72
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi
2. Jurnal
31 Desember 2012
Nilai wajar 31 Des 2012 = Rp21.000 x 10.000 = Rp210.000.000
Kerugian belum terealisasi =
Nilai tercatat 31 Des 2012 - Nilai wajar 31 Des 2012 =
Rp211.572.746,79 - 210.000.000 = Rp1.572.746,79
Jurnal:
Keuntungan/kerugian belum terealisasi
Rp1.572.746,79
– laba rugi
Penyesuaian perubahan nilai wajar
Rp1.572.746,79
aset keuangan – diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi
2. Jurnal
1 Januari 2013
Kas
Piutang bunga
Rp12.000.000
Rp12. 000.000
(asumsi tidak membuat jurnal balik)
1 Juli 2013
Kas
Pendapatan bunga
Investasi obligasi
Rp12.000.000
Rp10.578.637,34
1.421.362,66
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi
2. Jurnal
31 Desember 2013
Piutang bunga
Pendapatan bunga
Investasi obligasi
Rp12.000.000
Rp10.507.569,21
1.492.430,79
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi
2. Jurnal
31 Desember 2013
Nilai wajar 31 Des 2013 = Rp20.900 x 10.000
Saldo biaya perolehan diamortisasi
obligasi 31 Des 2013 (lihat tabel)
Selisih (Dr)
Penyesuaian perubahan nilai wajar
aset keuangan (Cr)
Keuntungan/kerugian belum terealisasi
– laba rugi
Rp209.000.000
208.658.953,34
Rp
341.046,66
1.572.746,79
Rp 1.913.793,45
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi
2. Jurnal
31 Desember 2013
Jurnal:
Penyesuaian perubahan nilai wajar
Rp1.913.793,45
aset keuangan – diukur pada nilai wajar
Keuntungan/kerugian belum terealisasi
Rp1.913.793,45
– laba rugi
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi
3. Penyajian di laporan posisi keuangan
Per 31 Desember 2012
Aset Lancar
Piutang Bunga
Investasi obligasi – nilai wajar
diukur pada nilai wajar
Per 31 Desember 2013
Aset Lancar
Piutang Bunga
Investasi obligasi – nilai wajar
diukur pada nilai wajar
Rp 12.000.000
Rp210.000.000
Rp 12.000.000
Rp209.000.000
Investasi Sekuritas Hutang
Jawaban Soal – Diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi
4. Penjualan Aset Keuangan
1 Januari 2014
Kas
Rp205.000.000*
Kerugian penjualan Investasi
4.000.000
Investasi obligasi
Rp208.658.953,34
Penyesuaian perubahan nilai wajar
341.046,66
aset keuangan – diukur pada nilai wajar
*Rp20.500 x 10.000
INVESTASI DALAM SEKURITAS EKUITAS
• Sekuritas ekuitas merupakan sekuritas-sekuritas
yang menunjukkan kepentingan kepemilikan di
suatu perusahaan, misalnya: saham biasa,
saham preferen atau modal saham lainnya.
• Termasuk dalam sekuritas ekuitas adalah hak
untuk memperoleh atau melepas kepemilikan
pada harga kesepakatan atau harga yang telah
ditentukan. (Misalnya: Waran, Right, Call and
Put Option)
Motivasi memiliki Sekuritas
• Ada beberapa motivasi investor memiliki sekuritas ekuitas:
− Untuk spekulasi investor mengharapkan selisih dari harga pembelian
saham dan harga pasar pada saat itu. Selisih harga ini disebut sebagai
Capital Gain. Sekuritas Ekuitas yang dimiliki untuk spekulasi disebut
sekuritas ekuitas Perdagangan (Trading Securities)
− Untuk memanfaatkan kas menganggur investasi dalam sekuritas
ekuitas dilakukan hanya untuk sementara waktu dan siap dijual kapan
saja dana dibutuhkan. Investor mengharapkan dividen sebagai hasil
investasi. Sekuritas ekuitas ini disebut sekuritas ekuitas siap jual
(Available for Sale Securities)
− Untuk memiliki entitas lain Investor memiliki saham dengan maksud
menguasai perusahaan lain atau mengamankan pasokan bahan baku
atau saluran distribusi. Biasanya, efek dimiliki dalam jumlah besar agar
bisa mengendalikan perusahaan yang dibeli dan dimiliki dalam jangka
panjang.
Perlakuan Akuntansi untuk Kepemilikan
Sekuritas Ekuitas
• Besar kepemilikan terhadap saham suatu
perusahaan menentukan perlakuan akuntansi yang
akan diterapkan
1. Apabila kepemilikan sekuritas <20% maka
digunakan metode nilai wajar atau metode kos
2. Apabila kepemilikan sekuritas 20%-50%
digunakan metode ekuitas
3. Apabila kepemilikan lebih dari 50% maka
laporan keuangan harus dikonsolidasi karena
investor sudah memiliki kepentingan sebagai
pengendali.
Kepemilikan < 20%
• Kepemilikan < 20%
− Apabila tersedia nilai pasar maka menggunakan metode nilai wajar (fair
value). Metode nilai wajar mengharuskan perusahaan mengklasifikasi
sekuritas ekuitas atas sekuritas ekuitas siap jual (available for sale) dan
sekuritas ekuitas perdagangan (trading securities).
− Apabila sekuritas tidak diperdagangkan di Bursa Efek, maka sekuritas
dicatat pada kos-nya (metode kos)
• Metode nilai wajar dilakukan dengan cara:
− Pada saat sekuritas ekuitas dibeli maka sekuritas ekuitas dicatat ke jurnal
pada kos perolehannya.
− Setiap penyusunan laporan keuangan, perusahaan melakukan penilaian
atas harga pasar wajar dari sekuritas yang dimiliki.
− Selisih kos dan nilai pasar dicatat ke akun keuntungan atau kerugian
yang belum direalisasi (unrealized holding gain or loss) dan dilaporkan
di neraca pada kelompok ekuitas untuk sekuritas siap jual. Sedangkan
untuk sekuritas perdagangan, akun ini dilaporkan sebagai pendapatan di
laporan rugi laba
Ilustrasi Kepemilikan < 20%
Tanggal 5 januari 2009 PT. A membeli portofolio sebagai berikut: PT. Bina
(Rp 85 Juta), PT. Cami (Rp65 juta) dan PT. Duta (Rp100 juta). Kepemilikan
dimasing-masing perusahaan kurang dari 20%. Tanggal 5 Januari PT. A
mencatat:
Available for Sale
5/1/2009 Securities
Rp250,000,000.00
Kas
Rp250,000,000.00
Pada tanggal 15/12/2009 PT. A menerima dividen dari salah satu
perusahaan yang sahamnya dimiliki Rp. 15 juta
15/12/09 Kas
Rp15,000,000.00
Pendapatan
Deviden
Rp 15,000,000.00
Ilustrasi Kepemilikan < 20%
Tanggal 31 desember 2009, nilai pasar masing-masing saham sbb:
Investasi di:
Kos
Nilai wajar
Untung (rugi) yang
belum direalisasi
PT. BINA
85,000,000.00
97,500,000.00
Rp12,500,000.00
PT. CAMI
65,000,000.00
78,000,000.00
13,000,000.00
PT.DUTA
100,000,000.00
97,500,000.00
(2,500,000.00)
Total
250,000,000.00
273,000,000.00
Rp23,000,000.00
saldo awal akun penyesuaian untuk
nilai wajar sekuritas
Penyesuaian atas nilai wajar sekuritas (debet)
31/12-2009
0
Rp23,000,000.00
Penyesuaian atas nilai wajar sekuitas (available for sale)
Keuntungan/kerugian yang belum
direalisasi
Rp23,000,000.00
Rp23,000,000.00
Kepemilikan 20%-50%
• Apabila kepemilikan 20%-50%, maka digunakan metode
ekuitas. Investor dianggap memiliki pengaruh signifikan
kepada perusahaan yang sahamnya dimiliki (investee)
• Metode ekuitas diterapkan dengan cara:
− Pada saat sekuritas diperoleh, sekuritas dicatat pada kos
perolehannya.
− Keuntungan atau kerugian yang dialami oleh investee
akan mempengaruhi investasi. Keuntungan akan
meningkatkan investasi sebesar proporsi kepemilikan
saham, begitu pula sebaliknya apabila terjadi kerugian.
− Penerimaan dividen dianggap sebagai penarikan modal
sehingga mengurangi saldo investasi.
Ilustrasi Kepemilikan 20% - 50%
05/01/2009 PT. A membeli 30 % saham PT. C sebesar Rp. 67.000.000
Investment in PT. C
Rp67.000.000,00
Cash
Rp67.000.000,00
31/12/2009 PT. C mengumukan laba Rp. 100 juta; Kepemilikan PT. A 30% x 100 juta
Investment in PT. C
Rp30.000.000,00
Revenue from investment
Rp30.000.000,00
25/01/2010 PT. C membagikan dividen tunai Rp. 20 juta, kepemilikan PT. A 30% x Rp. 20.000.000
Cash
Rp6.000.000,00
Investment in PT.C
Rp6.000.000,00
31/12/2010 PT. C mengalami kerugian Rp. 50 juta,kepemilikan PT. A 30 % x Rp. 50.000.000
Loss on investment
Rp15.000.000,00
Investment in PT. C
Rp15.000.000,00
Kepemilikan > 50%
• Apabila investor memiliki saham > 50%, maka
investor memiliki kepentingan pengendalian di
investee.
• Pihak investor akan menjadi perusahaan induk
(parent company) sedangkan investee menjadi
perusahaan anak (subsidiary company).
• Investasi dalam perusahaan anak dicatat ke
akun investasi jangka panjang dan laporan
keuangan perusahaan anak dikonsolidasikan ke
laporan keuangan perusahaan induk.
Download