Nama : Andi Mudjianto NIM : 115040100111123 Kelas :D A. KLASIFIKASI IKLIM BERDASARKAN CURAH HUJAN Berdasarkan letak astronomis dan ketinggian tempat, iklim terbagi menjadi dua yaitu iklim matahari dan iklim fisis. Sedangkan klasifikasi iklim menurut para ahli sebagai berikut : 1. Iklim Matahari 2. Iklim Koppen 3. Iklim Schamidt - Ferguson 4. Iklim Oldman 5. Iklim Yunghunh 1. Iklim Matahari Yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Daerahdaerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari, berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi: iklim tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim dingin. 2. Iklim Koppen Wladimir Koppen seorang ahli berkebangsaan Jerman membagi iklim berdasarkan curah hujan dan temperatur menjadi lima tipe iklim : 1. Iklim A, yaitu iklim hujan tropis, dengan ciri temperatur bulanan rata-rata lebih dari 18 C, suhu tahunan 20 oC – 25 o o C dengan curah hujan bulanan lebih dari 60 mm. 2. Iklim B, yaitu iklim kering/gurun. Dengan ciri curah hujan lebih kecil daripada penguapan, daerah ini terbagi menjadi Iklim stepa dan gurun. 3. Iklim C, yaitu iklim sedang basah. Dengan ciri temperatur bulan terdingin -3 oC – 18 o C, daerah ini terbagai menjadi : Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering) Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering) Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan) 4. Iklim D, yaitu iklim dingin. Dengan ciri temperatur bulan terdingin kurang dari 3 oC dan temperatur bulan terpanas lebih dari 10 oC, daerah ini terbagi menjadi Dw, Df . Dw adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering. Df adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab. 5. Iklim E, yaitu iklim kutub. Dengan ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 o C Daerah ini terbagi menjadi : o ET Iklim tundra o DF Iklim salju 3. Iklim Schamidt - Ferguson Schmidt dan Ferguson membagi iklim berdasarkan banyaknya curah hujan pada tiap bulan yang dirumuskan sebagai berikut : Di Indonesia terbagi menjadi 8 tipe Iklim : A. kategori sangat basah, nilai Q = 0 – 14,3 % B. kategori basah, nilai Q = 14,3 – 33,3 % C. kategori agak basah nilai Q = 33,3 – 60 % D. kategori sedang, nilai Q = 60 – 100 % E. kategori agak kering, nilai Q = 100 – 167 % F. kategori kering, nilai Q = 167 – 300 % G. kategori sangat kering, nilai Q = 300 – 700 % H. kategori luar biasa kering, nilai Q = lebih dari 700 % Jadi kota X beriklim B. Langkah masukan dalam grafik. Curah hujan Kota X 1998-2000 Bulan 1998 1999 2000 Jml Rata-rata Jan 343 345 310 Pebruari 360 260 245 Maret 200 275 175 April 150 184 120 Mei 100* 93* 30* Juni 75* 60* 0* Juli 50* 44* 0* Agustus 40** 112 84* September 112 153 125 Oktober 225 244 200 Nopember 280 275 275 Desember 310 322 350 JBB 8 9 8 25 8,33 JBK 2 1 3 6 2,0 JBL 2 2 1 5 1,67 4. Klasifikasi Iklim Oldeman Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu : Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketententuan tertentu diurutkan sebagai berikut: a. Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm b. Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm c. Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan. B : Jika terdapat 7 – 9 bulan basah berurutan. C : Jika terdapat 5 – 6 bulan basah berurutan. D : Jika terdapat 3 – 4 bulan basah berurutan. E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan. Pada dasarnya Kriteria bulan basah dan bulan kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang digunakan oleh Koppen atau pun Schmidt – Ferguson Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut: Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm. Bulan lembab apabila curah hujannya 100 - 200 mm. Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm. 5. Klasifikasi Iklim Yunghunh Pembagian iklim didasarkan pada ketinggian tempat yang ditandai dengan jenis vegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone: a. Zone iklim panas.Ketinggian 0 – 700 m, suhu rata-rata tahunan lebih 22 C ( padi, jagung, tebu dan kelapa). b. Zone iklim sedang.Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 – 22 C ( kopi, the, kina dan karet). c. Zone iklim sejuk.Ketinggian.1500 – 2500, suhu rata-rata tahunan 11 C – 15 C (cocok tanaman holtikultura). d. Zone iklim dingin.Ketinggian 2500 – 400m, dengan suhu rata-rata tahunan 11 C (zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut). e. Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan. Sumber: http://idkf.bogor.net/yuesbi/e_DU.KU/edukasi.net/Geografi/Iklim/materi1.html B. MENGAPA SATUAN CURAH HUJAN “mm” ? Curah Hujan diukur dengan satuan mm karena curah hujan diukur dengan menggunakan gelas ukur dan dalam wilayah yang kecil radius 10 - 30 cm atau per 1m2 dan dalam kurun waktu harian, sehingga hasilnya hanya dalam satu hari hanya sekian mm.Bila dalam cm, dm atau m maka maka tempat/ daerah yang volume/tingkat hujannya sedikit,tidak jelas/tidak terukur volumenya. C. KEADAAN CURAH HUJAN DI KOTA SURABAYA Secara astronomis, Kota Surabaya terletak di antara 1120 36’ - 1120 54’ Bujur Timur dan 70 21’ Lintang Selatan. Secara geografis wilayah Kota Surabaya di sebelah utara dan sebelah timur berbatasan dengan Selat Madura, sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Gresik. Secara umum wilayah Kota Surabaya merupakan daratan rendah dengan ketinggian 3 – 6 meter diatas permukaan air laut, kecuali di sebelah selatan dengan ketinggian 25 – 50 meter diatas permukaan air laut. Kota Surabaya terbagi menjadi 31 kecamatan dengan luas wilayah sebesar 326,36 km2. Luas wilayah antar kecamatan sangat bervariasi. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar ada di Kecamatan Benowo luasnya sebesar 23,72 km2 dan luas wilayah terkecil ada di Kecamatan Simokerto yang luasnya sebesar 2,59 km2 . Untuk mengetahui kecepatan angin, tekanan udara, hari hujan dan curah hujan serta temperatur di Kota Surabaya, sumber data yang digunakan berdasarkan dari pantauan Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya. Selama tahun 2009 kecepatan angin di Kota Surabaya berkisar antara 14 knot hingga 35 knot. Kecepatan angin tertinggi di Kota Surabaya terjadi pada bulan Janauari yang mencapai 30 knot dan selanjutnya menurun landai hingga mencapai kecepatan 14 knot pada bulan April dan Juni tahun 2009. Kecepatan angin yang terjadi pada bulan April dan Juni merupakan kecepatan angin minimum selama tahun 2009. Tekanan udara di Kota Surabaya selama tahun 2009 tidak terlalu bervariasi. Rata-rata tekanan udara yang terjadi adalah sebesar 1.010,6 milibar atau berkisar antara 1.008,5 milibar sampai dengan 1.012,1 milibar. Tekanan udara di Kota Surabaya yang paling besar terjadi pada September sebesar 1.012,1 milibar dan terendah terjadi pada bulan Januari sebesar 1.008,5 milibar. Suhu udara di Kota Surabaya tahun 2009 cukup berfluktuasi, rata-rata berkisar antara 26,40C sampai dengan 29,100C. Suhu tertinggi di Kota Surabaya terjadi pada bulan Oktober dan Desember yang mencapai suhu tertinggi sebesar 29,100C dan suhu terendah terjadi pada bulan Pebuari sebesar 26,40 C. Rata -rata suhu udara di Kota Surabaya pada tahun 2009 sebesar 27,7o C.Suhu udara pada bulan Maret hingga bulan Juni 2009 berkisar 27 oC dan pada bulan Pebuari, Juli dan Agustus 2009 suhu udara di Kota Surabaya mencapai sekitar 26oC, sedangka pada bulan September dan Nopember suhu udara sekitar 28oC. Jumlah hari hujan di Kota Surabaya pada tahun 2009 sangat berfluktuasi dengan rata-rata adalah 10 hari. Jumlah hari hujan selama tahun 2009 berkisar antara 0 hari (tidak ada hujan) sampai dengan 27 hari. Ini menunjukkan bahwa hari hujan di Kota Surabaya pada tahun 2009 terbanyak adalah 27 hari terjadi pada bulan Pebuari, sedangkan jumlah hari yang tidak ada hujan sama sekali pada tahun 2009 adalah pada bulan Agustus, September dan Oktober. Jumlah curah hujan kejadiannya mengikuti kejadian hari hujan. Jumlah curah hujan di Kota Surabaya selama tahun 2009 hanya terjadi pada Sembilan bulan, yaitu pada bulan Januari sampai dengan bulan Juli dan pada bulan Nopember serta Desember. Jumlah curah hujan variasinya sangat fluktuasi, berkisar dari sebesar 0 (tidak ada curah hujan) sampai dengan curah hujan sebesar 711.0 mm. Secara ratarata. pada tahun 2009 jumlah curah hujan adalah 219,4 mm dengan jumlah curah hujan tertinggi sebesar 711,0 mm yang terjadi pada bulan Desember, sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus, September dan Oktober dengan jumlah curah hujan tidak ada sama sekali.