MODUL PERKULIAHAN Komunikasi Massa Persuasi Melalui Komunikasi Massa Fakultas Public Relations Ilmu Komunikasi Public Relations Tatap Muka 11 Kode MK Disusun Oleh MK85013 Radityo Muhammad, S.H., M.A Ass : Nensi Silviandari S.Sos Abstract Kompetensi Modul ini menjelaskan Persuasi melalui komunikasi massa. Diawali dengan pembahasan persepsi, sikap dan perilaku, kemudian Model Yale, Katz Functional Approach dan Teknik Persuasi (techniques of persuasion). Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan persuasi dalam komunikasi massa Bab 11. Persuasi Melalui Komunikasi Massa Daftar Isi Bab 11. Persuasi Melalui Komunikasi Massa .................................................................................. 2 11.1. Persepsi, Sikap dan Prilaku ................................................................................................. 3 a. Pengertian Persepsi (Sosial) .................................................................................................... 3 b. Pengertian Sikap ..................................................................................................................... 4 c. Pengertian Prasangka .............................................................................................................. 4 d. Pengertian Perilaku ................................................................................................................. 6 e. Kaitan Antara Persepsi, Sikap, Prasangka dan Perilaku ......................................................... 6 11.2. Model Yale.......................................................................................................................... 7 a. Pendekataan Dasar Komunikasi Persuasi ............................................................................... 7 b. Model Yale (S-O-R) ............................................................................................................... 7 11.3. Katz Functional Approach ................................................................................................ 11 a. Pengertian ............................................................................................................................. 11 b. Fungsi Sikap.......................................................................................................................... 11 11.4. Tehnik Persuasi ................................................................................................................. 13 a. Tehnik Persuasi ..................................................................................................................... 13 b. Tehnik Persuasi Media .......................................................................................................... 15 Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 16 2013 2 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 11.1. Persepsi, Sikap dan Prilaku a. Pengertian Persepsi (Sosial) Menurut Brehm dan Kassin (1989), persepsi sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Seperti tinggi, berat, bentuk tubuh, warna kulit, warna rambut, dan warna lensa mata, adalah beberapa hal yang mempengaruhi persepsi sosial. Contohnya di Amerika Serikat, wanita berambut pirang dinilai sebagai seorang yang hangat dan menyenangkan. Brems & Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu: a. Person, yaitu orang yang menilai orang lain. b. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang untuk menilai sesuatu. c. Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan mengenai proses persepsi, yaitu: - Persepsi Sosial adalah proses yang Seketika, cepat dan otomatis. - Persepsi Sosial adalah proses yang Kompleks, melalui pengamatan yang teliti dan ananilisis lengkap Melalui uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi merupakan proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera, terhadap suatu obyek, yang melibatkan faktor internal dan eksternal individu, melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut. Sejumlah informasi dari luar bisa jadi tidak disadari, dihilangkan atau disalah-artikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi (Bartol & Bartol, 1994). Persepsi sosial adalah suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba mengetahui dan memahami orang lain, dapat dilihat dari empat aspek : 1. Komunikasi nonverbal 2. Atribusi 3. Pembentukan kesan 4. Sejauh mana ketepatan persepsi social itu. 2013 3 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Pengertian Sikap Mengenai pengertian sikap dapat dilihat dari pendapat para tokoh berikut” - Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isue. (Petty, cocopio, 1986 dalam Azwar S., 2000 : 6). - Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Soekidjo Notoatmojo, 1997 : 130). - Sikap adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi (Heri Purwanto, 1998) Azwar (1995), menggolongkan definisi sikap dalam tiga kerangka pemikiran. Pertama, Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. (Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood – Ahli Psikologi). Kedua, sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang enghendaki adanya respon. (Chief, Bogardus, LaPierre, Mead dan Gordon Allport) Ketiga, sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek. Kelompok pemikiran ini adalah kelompok yang berorientasi pada skema triadik (triadic schema). c. Pengertian Prasangka Definisi klasik prasangka pertama kali diperkenalkan oleh psikolog dari Universitas Harvard, Gordon Allport, yang menulis konsep itu dalam bukunya, The Nature of Prejudice in 1954. Istilah itu berasal dari kata praejudicium, yakni pernyataan atau kesimpulan tentang sesuatu berdasarkan perasaan atau pengalaman yang dangkal terhadap seseorang atau sekelompok orang tertentu. Lanjut Allport, “Prasangka adalah antipati berdasarkan generalisasi yang salah atau generalisasi yang tidak luwes. Antipati itu dapat dirasakan atau dinyatakan. Antipati bisa langsung ditujukan kepada kelompok atau individu dari kelompok tertentu. “Kata kunci dari definisi Allport adalah”antipati”, yang oleh Webster’s Dictionary 2013 4 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id disebut sebagai “perasaan negatif”. Allport memang sangat menekankan bahwa antipati bukan sekedar antipati pribadi, melainkanantipatikelompok. Johnson (1986) mengatakan, prasangka adalah sikap positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotip kita tentang anggota atau kelompok tertentu. Seperti halnya sikap, prasangka meliputi keyakinan untuk mengambarkan jenis pembedaan terhadap orang lain sesuai dengan peringkat nilai yang kita berikan. Prasangka yang berbasis ras kita sebut rasisme, sedangkan yang berdasarkan etnik kita sebut etnisisme. Menurut Jones (1986), prasangka adalah sikap antipati yang berlandaskan pada cara mengeneralisasi yang salah dan tidak fleksibel. Kesalahan itu mungkin saja diungkapkan secara langsung kepada orang yang menjadi anggota kelompok tertentu. Prasangka merupakan sikap negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompok sendiri. Effendy (1981), sebagaimana dikutip Liliweri (2001), mengemukakan bahwa prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, karena orang yang berprasangka belum apa- apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka, tanpa menggunakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata. Karena itu, sekali prasangka itu sudah mencekam, orang tidak akan dapat berpikir objektif, dan segala apa yang dilihatnya selalu akan dinilai secara negatif. Menurut Allport, prasangka negatif terhadap etnik merupakan sikap antipati yang dilandasi oleh kekeliruan atau generalisasi yang tidak fleksibel, hanya karena perasaan tertentu dan pengalaman yang salah. Karena itu, menurut Allport, sejak dulu sampai sekarang, pengertian prasangka telah mengalamai transformasi. Pada mulanya, prasangka merupakan pernyataan yang hanya didasarkan pada pengalaman dan keputusan yang tak teruji terlebih dulu. Pernyataan itu bergerak pada skala kontinum, seperti suka/tidak suka atau mendukung /tidak mendukung terhadap sifat-sifat tertentu. Saat ini, pengertian prasangka lebih diarahkan pada pandangan emosional dan negatif terhadap seseorang atau sekelompok orang dibandingkan dengan kelompok sendiri. 2013 5 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d. Pengertian Perilaku Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri (Soekidjo,N,1993 : 55) Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut.(Soekidjo,N,1993:58) Perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. (Notoatmojo,S,1997:60) Perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat di pelajari. (Robert Kwik, 1974, sebagaimana dikutip oleh Notoatmojo,S 1997) Perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup. (Sri Kusmiyati dan Desminiarti, 1990:1) Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. (Sunaryo, 2004 : 3) e. Kaitan Antara Persepsi, Sikap, Prasangka dan Perilaku Persepsi, sikap, prasangka, dan prilaku saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Prasangka adalah sikap yang terbentuk dan berawal dari persepsi. Oleh karena itu, prasangka sangat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek. Yang selanjutnya akan mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan berprilaku terhadap sesuatu yang ada di lingkungannya. Hubungan persepsi dengan sikap : Sikap merupakan aspek dari persepsi. Sikap terbentuk dari stimuli seseorang yang kemudian menjadi sebuah persepsi. Sikap ataupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi karena adanya persepsi. Stimuli yang diterima oleh tiap individu tidak selalu sama sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda antar individu. Itulah sebabnya, sikap setiap orang berbeda-beda. 2013 6 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 11.2. Model Yale a. Pendekataan Dasar Komunikasi Persuasi Aristotles ada 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu; Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan. Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif. Misalnya, iklan yang menyenangkan, lucu dan membuat kita berempati Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikaN/audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter,. Hal ini sematamata karena kita mempercayai kredibilitas kepakaran seseorang dalam bidangnya. b. Model Yale (S-O-R) Model Yale merupakan model persuasi menggunakan pendekatan terhadap perubahan sikap, sebuah metode yang bertujuan untuk membuat komunikasi persuasif yang efektif. Studi ini dimulai oleh Carl Hovland, berdasarkan pengalamannya selama Perang Dunia II ketika mencoba untuk meningkatkan semangat dalam tentara AS melalui propaganda perang. Kelompok Yale mengembangkan struktur teoritis umum yang menghubungkan atribut individu dan persuasi yang didasarkan pada tiga faktor utama: sumber komunikasi, sifat komunikasi, dan sifat penerima –who said what to whom. Model Yale ini, memiliki struktur yang mirip dengan Konsep filsuf Yunani, Aristoteles tentang persuasi. Menurut Aristoteles, ada tiga cara persuasi: Pendekatan Kredibilitas, Emosi, dan Logiaka yang dibangun oleh argumen itu sendiri.. Asumsi dasar yang melandasi studi Hovland dan kawan – kawannya adalah anggapan bahwa efek suatu komunikasi tertentu yang berupa perubahan sikap akan tergantung pada sejauh mana komunikasi itu diperhatikan, dipahami, dan diterima. 2013 7 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Langkah – langkah Perubahan Sikap Menurut Hovland, Janis, & Kelley – 1953 (Sumber : Azwar, 2003 : 63) Stimulus Perhatian Pemahaman penerimaan 2013 8 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Respons (Perubahan Sikap) Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Model Hovland Variable Independen Proses Internal Effek The Source Dapat Dipercaya Disukai Status Perhatian Keahlian Perubaha n Opini Ras Agama The Message Satu - Dua Sisi Tipe - Daya Tarik Kesimpulan (Eksplisit-Implisit) Pemahaman Urutan Argumentasi Perubaha n Persepsi Perubaha n Afeksi The Recepient Sikap Semula (Prasangka) Intelegensi Harga Diri Penerimaan Kemudahan Dibujuk Kepribadian 2013 9 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perubaha n Perilaku 2013 10 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 11.3. Katz Functional Approach a. Pengertian Daniel Katz mengajukan teori fungsionalis. Menurut Katz sikap ditentukan oleh fungsi dan manfaatnya bagi kita. Orang-orang terus memiliki sikap tertentu karena sikap tersebut bisa membantu mereka mencapai tujuan. b. Fungsi Sikap Katz membedakan empat jenis fungsi psikologis dari sikap, yaitu: - Fungsi Instrumental Kita mengembangkan sikap yang mendukung terhadap hal-hal yang membantu atau memberi kita pahala. Kita ingin memaksimalkan manfaat dan meminimalkan hukuman. Katz mengatakan orang mengembangkan sikap yang membantu mereka memenuhi tujuan. Kita mendukung partai politik yang akan memajukan banyak ekonomi- jika kita berada dalam bisnis; kita mendukung partai yang akan membuat pajak kita rendah; jika kita pengangguran tentu mendukung calon yang akan meningkatkan manfaat kesejahteraan sosial. Kita cenderung untuk mengubah sikap jika hal itu dapat memenuhi tujua atau menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan. - Fungsi Pengetahuan Sikap membantu kita untuk menyediakan makna secara terstruktur. Dalam kehidupan kita menginginkan keteraturan, kejelasan, dan stabilitas versi anggapan pribadi kita. Sikap membantu kita melakukannya. Melalui sikap seperti stereotip, kita bisa membawa ketertiban dan kejelasan terhadap kompleksitas kehidupan manusia. - Fungsi Nilai Ekspresif Nilai-nilai dasar Expresi, memperkuat citra diri. Misalnya: jika Anda melihat diri Anda sebagai seorang Katolik, Anda dapat memperkuat citra bahwa dengan mengadopsi keyakinan Katolik dan nilai-nilai. Atau kita mungkin memiliki citra diri diri sebagai konservatif tercerahkan atau radikal militan, dan karena itu kita menumbuhkan sikap yang dapat dipercaya menunjukkan nilai tersebut. - Fungsi Ego-defensif (Pertahanan Diri) Beberapa sikap berfungsi melindungi kita dari mengakui kebenaran dasar tentang diri kita sendiri atau realitas keras kehidupan. Disini sikap berfungsi sebagai mekanisme pertahanan. Contoh: Mereka yang memiliki perasaan rendah diri dapat mengembangkan sikap superioritas. Teori fungsionalis Katz juga menawarkan penjelasan mengapa sikap berubah. Menurut Katz, sikap berubah ketika itu tidak lagi berfungsi dan individu merasa terhalang 2013 11 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id atau frustrasi. Artinya, menurut Katz, perubahan sikap dicapai tidak begitu banyak dengan mengubah informasi seseorang atau persepsi tentang suatu objek, melainkan dengan perubahan kebutuhan motivasi dan kepribadian yang mendasari seseorang. Misalnya: Seiring dengan peningkatan status sosial Anda, sikap Anda terhadap mobil tua milik anda mungkin berubah - Anda perlu sesuatu yang lebih mencerminkan status baru Anda. (Untuk itu, sikap Anda terhadap teman-teman lama Anda mungkin berubah juga). 2013 12 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 11.4. Tehnik Persuasi a. Tehnik Persuasi Tehnik Persuasi dilakukan dengan cara: 1. Use of Picture 2. Appeal to Humor 3. Appeal to Sex 4. Effect of Repetion (Severin, 1998: 179-206) Menurut Robert Cialdini, dalam bukunya “Influence”, tentang persuasi didefinisikan ada enam hal yang bisa menjadi senjata kita untuk mempengaruhi seseorang, Pengaruh adalah sebuah proses menuju perubahan. Reciprocity - Timbal-balik Prinsip resiprositas menyatakan bahwa ketika seseorang memberikan kita sesuatu, kita berusaha untuk membayar dia dalam bentuk balas budi. Balasan, menghasilkan rasa kewajiban, yang dapat menjadi alat ampuh dalam persuasi. Aturan timbal balik ini efektif karena bisa menanamkan dalam diri kita rasa kewajiban. Standar masyarakat tentang balas budi, membuat timbal balik menjadi tehnik persuasive yang sangat kuat, karena dapat menyebabkan pertukaran yang tidak sama bahkan lebih. Commitment and Consistency - Komitmen dan Konsistensi Konsistensi merupakan aspek penting persuasi Konsistensi memungkinkan kita untuk lebih efektif membuat keputusan dan memproses informasi.Setelah seseorang berkomitmen, ia memiliki kecenderungan untuk berperilaku sesuai dengan komitmen tersebut. Komitmen adalah teknik persuasif yang efektif karena setelah Anda mendapatkan seseorang untuk membuat komitmen, mereka lebih cenderung untuk melibatkan diri dalam persuasi, Social Proof - Pembuktian sosial Kita dipengaruhi oleh orang lain di sekitar kita, kita ingin melakukan apa yang orang lain lakukan. Orang sering mendasarkan tindakan dan keyakinan mereka pada apa yang orang lain di sekitar mereka lakukan, bagaimana tindakan orang lain atau apa yang mereka percaya. "Kekuatan kerumunan" sangat efektif. Kita semua ingin tahu apa yang orang lain lakukan di sekitar kita. Kita begitu terobsesi dengan apa yang orang lain lakukan dan bagaimana orang lain bertindak, bahwa kita kemudian mencoba untuk menjadi seperti orang lain. Kita menjadi lebih mudah dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita, dalam hal membuat keputusan. Situasi lain yang 2013 13 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id efektif adalah ketika ada kesamaan. Kita lebih rentan untuk mengubah / menyesuaikan dengan orang-orang yang mirip dengan kita. Jika seseorang yang mirip dengan Anda sedang mengendalikan dan pemimpin, Anda lebih mungkin untuk mendengarkan dan mengikuti apa yang mereka katakan. Liking - Kesukaan Prinsip ini sederhana dan ringkas. Orang mengatakan "ya" kepada orang-orang yang mereka suka. Dua faktor utama berkontribusi terhadap keseluruhan keinginan. Yang pertama adalah daya tarik fisik. Orang yang lebih menarik secara fisik tampaknya lebih persuasif, mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan dan mereka dapat dengan mudah mengubah sikap orang lain. Daya tarik fisik ini terbukti mampu mengirim pesan yang menguntungkan / kesan sifat-sifat baik lainnya, seperti bakat, kebaikan, dan kecerdasan. Faktor kedua adalah kesamaan. Ini adalah aspek sederhana dari "menyukai." Ketika Anda dilihat memiliki kesamaan, dengan seseorang, orang tersebut lebih cenderung untuk mengatakan "ya" untuk apa yang Anda minta. “ya” itu akan terjadi secara alami. Authority - Kewenangan Kita memiliki kecenderungan untuk percaya bahwa jika seorang ahli mengatakan sesuatu, maka itu pasti benar. Orang suka mendengarkan orang-orang yang Ahli dan dapat dipercaya, jadi jika Anda dapat memiliki dua hal tersebut, maka Anda sudah di jalan untuk mendapatkan orang-orang untuk percaya dan mendengarkan Anda. Scarcity - Kelangkaan Ketika sesuatu jumlahnya terbatas, orang akan menetapkan nilai lebih. Menurut Cialdini, "orang lebih menginginkan hal-hal yang tidak dapat mereka miliki” Seperti penjelasan tentang produk tertentu akan memberikan apa yang tidak ada produk lain. Pemilihan kalimat, merupakan hal lain yang dapat Anda lakukan untuk membuat orang percaya bahwa ada sesuatu yang langka adalah dengan memberitahu mereka apa yang mereka akan kehilangan, bukan apa yang mereka akan dapatkan. Mengatakan hal-hal seperti "Anda akan kehilangan 5 juta", daripada mengatakan "Anda bisa menghemat 5 juta" membuat sesuatu yang terdengar lebih langka. Ada dua alasan utama mengapa prinsip kelangkaan terjadi: 1) Ketika sesuatu sulit diperoleh, mereka biasanya lebih berharga sehingga dapat membuat isyarat baik untuk kualitas, dan 2) Ketika persediaan kurang, kita bisa kehilangan peluang untuk mendapatkannya. Ketika ini terjadi, kita memberikan item langka atau layanan nilai lebih hanya karena lebih sulit untuk mendapatkan. 2013 14 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Semua prinsip ini menyatakan, kita lebih menginginkan sesuatu yang langka (diluar jangkauan) ketimbang yang populer. b. Tehnik Persuasi Media Media melakukannya melalui: (Prof.Ibnu Ahmad, Msi) • Penggunaan gambar/foto • Pemakaian kata/istilah • Pengaturan fakta • Penempatan hasil liputan 2013 15 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Eagly, A.H. and Chaiken, S., 1993, The Psychology of Attitudes, Fort Worth: Harcourt Brace Jovanovich College Publishers. Jones, J. F., 1970, The Theory of Attitude Formation and Change and Its Application to Social Group Work, in United College Journal, Vol. 8 Katz, D. (1960), "The Functional Approach to the Study of Attitudes," Public Opinion Quarterly,24, pp. 163-204. Wawan, A & M, Dewi. 2010. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. http://silvrz.blogspot.com/2011/11/hubungan-persepsi-sikap-dan-prilaku.html http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/persepsisosial http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian-sikap/ http://www.psikomedia.com/article/view/Psikologi-Sosial/2077/PENGERTIAN-PERSEPSI/ http://www.psikoterapis.com/?en_sebab-munculnyaprasangka%2C307http://karolusrefandake.blogs.ukrida.ac.id/blogs/2011/02/12/pengertianperilaku/ http://definisipengertian.com/2011/pengertian-sifat/ http://dayaknews.blogspot.com/2008/12/teori-prasangka_27.html http://www.cios.org/encyclopedia/persuasion/Byale_approach1.htm http://en.wikipedia.org/wiki/Persuasion http://ahlimanajemenpemasaran.com/2011/08/memahami-perilaku-konsumen-consumerbehavior/#sthash.YxJJlHMA.pdf 2013 16 Komunikasi Massa Radityo Muhammad,SH,M.A Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id