Sistem Politik Gabriel Almond

advertisement
Sistem Politik Gabriel Almond
Pertemuan III
Teori Fungsionalisme
 Lahir sebagai kritik terhadap teori evolusi, yang dikembangkan
oleh Robert Merton dan Talcott Parsons.
 Teori fungsional memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang
terdiri atas bagian yang saling berkaitan (agama, pendidikan,
struktur politik, keluarga, dsb.)
 Parsons mengatakan masyarakat ini seperti organ tubuh. Ada
mekanisme fungsional antar masy.Yg berfungsi sebagai stabilitas
dan pertumbuhan masy.Yang secara terus menerus mencarai
keseimbangan (equilibrium) dan harmony.
 Bagi penganut teori ini, masy. Berubah tp perubahan dalam suatu
bagian masy. Akan diikuti oleh perubahan pada bagian yang lain.
Sistem sebagai Struktur dan Fungsi
 Di tahun 1956, tiga tahun setelah Easton menerbitkan buku sistem politik pertamanya.
Almond, menerapkan tipologi sederhana sistem-sistem politik nasional.
 Almond mengajukan perumusan baru dengan memanfaatkan sistem politik sebagai satu
basis dan pijakan menuju satu konsep yang berhubungan dengan struktur dan fungsi.
 Konsep sistem politik Almond berkembang melalui 3 fase.
 1. fase awal
almond menarik gagasan ini dari sistem politik Easton. Sistem lebih berguna daripada
proses, menyiratkan totalitas, interaksi antara unit dalam totalitas, dan stabilitas. Almond
menyandarkan teori ini pada Parsons danWeber. Almond menekankan pada sistem
politik tindakan (menghindari penggambaran sistem hy sbg entitas formal.
menurutnya, ada peran dan struktur dalam sistem politik. Peran merupakan unit yang
berinteraksi, dan struktur sebagai pola interaksi.Almond memperkenalkan konsep
Budaya Politik pada sistem politik. Baginya, budaya politik melekat pada pola-pola
orientasi tertentu dari tindakan politik, yang biasanya meluas melebihi batas-batas sistem
politik.
 Fase 2
Almond mengajukan tesis bahwa sistem politik memiliki ciri-ciri universal:
1. semua sistem politik memiliki struktur politik
2. fungsi yang sama muncul dalam seluruh sistem politik
3. seluruh struktur politik adalah multi-fungsional
4. seluruh sistem politik bercampur dengan pengertian budaya
Fungsi fungsi input:
Sosialisasi dan perekrutan politik
Artikulasi kepentingan
Penggabungan kepentingan
Komunikasi politik
Fungsi output:
Pembuatan aturan
Penerapan aturan
Penilaian aturan
Almond berpendapat fungsi input lebih penting ketimbang output politik. Fungsi
ini mencerminkan unsur2: siapa yg mengenali masalah, identifikasi, pertimbangan,
pemecahan isu, solusi, dan tindakan. (aliran politik).
 Fase 3
pada fase ketiga ini Almond berupaya menampung kritik
terhadap karyanya.
1. konsep sistem politiknya adalah konsep saling
ketergantungan bukan harmonisasi.
2. sistem politiknya bersifat dinamis bukan statis dan
konservatif.
3. Almond mencari suatu sistem holistik ketimbang parsial.
Sistem Politik menurut G. Almond:
Sistem politik adalah sistem interaksi yang terdapat dalam
semua masyarakat yang bebas/merdeka dalam melaksanakan
fungsi-fungsi integrasi dan adaptasi (baik dalam masyarakatnya
maupun berhadap-hadapan dengan masyarakat lainnya) melalui
penggunaan paksaan fisik yang lebih kurang bersifat absah.
Sistem politik Almond lahir dari kelemahan-kelemahan yang
muncul dari sistem politik David Easton. Sistem politik Almond
menggunakan pendekatan struktural-fungsional, meninjau
sistem politik suatu negara dari struktur dan fungsi institusi
yang ada sebagai suatu bagian integral dari sistem politik dunia.
Pendekatan struktural-fungsional dalam sistem
politik akan melengkapi pemahaman terhadap sistem
politik yang sudah terlebih dulu dirumuskan oleh
Easton.
Di tahun 1970-an, ilmuwan politik Gabriel Almond dan
Bingham Powell memperkenalkan pendekatan strukturalfungsional untuk membandingkan sistem politik
(comparative politics). Mereka berargumen bahwa
memahami suatu sistem politik, tidak hanya melalui
institusinya (atau struktur) saja, melainkan juga fungsi
mereka masing-masing.
Almond (1999) mendefinisikan sistem sebagai suatu obyek, memiliki bagian yang
dapat digerakan, berinteraksi di dalam suatu lingkungan dengan batas tertentu.
Sedangkan sistem politik merupakan suatu kumpulan institusi dan lembaga yang
berkecimpung dalam merumuskan dan melaksanakan tujuan bersama masyarakat
ataupun kelompok di dalamnya. Pemerintah atau negara merupakan bagian dari
pembuat kebijakan dalam sistem politik.
Pendekatan struktural-fungsional, sistem disusun dari beberapa komponen kunci,
termasuk kelompok kepentingan, partai politik, lembaga eksekutif, legislatif,
birokrasi, dan peradilan. Menurut Almond, hampir seluruh negara di jaman modern
ini memiliki keenam macam struktur politik tersebut. Selain struktur, Almond
memperlihatkan bahwa sistem politik terdiri dari berbagai fungsi, seperti sosialisasi
politik, rekrutmen, dan komunikasi.
Dalam sistem politik Almond, kedudukan pemerintah sangat vital, mulai dari membangun dan
mengoperasikan sistem pendidikan, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, sampai terjun
dalam peperangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, pemerintah memiliki lembaga-lembaga
khusus yang disebut struktur, seperti parlemen, birokrasi, lembaga administratif, dan pengadilan,
yang melakukan fungsi khusus pula, sehingga pemerintah dapat dengan leluasa merumuskan,
melaksanakan, dan menegakan kebijakan.
Struktur harus dikaitkan dengan fungsi, sehingga kita dapat memahami bagaimana fungsi
berproses dalam menghasilkan kebijakan dan kinerja. Fungsi proses terdiri dari urutan aktifitas
yang dibutuhkan dalam merumuskan kebijakan dan implementasinya dalam tiap sistem politik,
antara lain: artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, pembuatan kebijakan, dan
implementasi dan penegakan kebijakan. Proses fungsi perlu dipelajari karena mereka
memainkan peranan dalam mengarahkan pembuatan kebijakan. Sebelum kebijakan dirumuskan,
beberapa individu ataupun kelompok dalam pemerintahan atau masyarakat harus memutuskan
apa yang mereka butuhkan dan harapkan dari politik. Proses politik dimulai ketika kepentingan
tersebut diungkapkan atau diartikulasikan.
Namun demikian, pendekatan struktural-fungsional ternyata belum cukup lengkap
dalam menjelaskan fenomena perubahan politik yang ada. Faktor budaya politik
(political culture) sebagai bagian penting dari sistem politik yang sangat berkaitan erat
dengan sejarah perjalanan suatu bangsa. Terpisah dari siapa yang memaknai dan
mendominasi bahasa sejarah, tetap nilai-nilai historis akan berperan penting sebagai
pertanda lahirnya suatu peradaban ataupun budaya masyarakat tertentu.
Oleh karena itu penggabungan antara pendekatan analisa sistem, pendekatan strukturalfungsional dengan sejarah akan melengkapi pemahaman kita akan sistem politik
Indonesia yang sedang dipelajari. Sehingga struktur dan fungsi terkandung dalam sistem
politik sekarang: partai politik; kelompok kepentingan; lembaga eksekutif, lembaga
legislatif; jajaran birokrasi; dan lembaga pengadilan dapat kita prediksi
kecenderungannya di masa mendatang.
Ciri-ciri Sistem Politik Gabriel Almond
Menurut Gabriel A. Almond sistem politik memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Semua sistem politik termasuk yang paling sederhana
mempunyai kebudayaan politik. Dalam pengertian bahwa
masyarakat yang paling sederhanapun mempunyai sistem politik
yang terdapat dalam masyarakat yang paling fleksibel sekalipun.
2. Semua sistem politik menjalankan fungsi-fungsi yang sama
walaupun tingkatanya berbeda-beda yang ditimbulkan karena
perbedaan struktur.
3. Semua struktur politik baik pada masyarakat yang primitif
maupun modern melaksanakan banyak fungsi.
4. Semua sistem politik adalah sistem campuran dalam pengertian
kebudayaan. Secara rasional tidak ada struktur dan kebudayaan
yang semuanya modern atau primitif, melainkan dalam pengertian
kebudayaan, semuanya campuran antara unsur modern dan unsur
tradisional.
Komponen Sistem Politik
Menurut Samuel P.Huntingon komponen sistem politik meliputi:
1. Kultur, yaitu nilai-nilai, sikap, orientasi, mitos dan kepercayaan yang relevan terhadap
politik yang berpenagruh terhadap masyarakat
2. Struktur, yaitu organisasi formal dalam masyarakat yang digunakan untuk menjalankan
keputusan-keputusan yang berwenang.
3. Kelompok, yaitu bentuk-bentuk social dan ekonomi, baik formal maupun nonformal,
yang berpartisipasi dalam mengajukan tuntutan-tuntutan terhadap struktur politik
4. Kepemimpinan, yaitu individu dalam lembaga-lembaga politik dan kelompok-kelompok
politik yang menjalankan pengaruh lebih daripada yang lainnya dalam memberikan alokasi
nilai-nilai
5. Kebijakan, yaitu pola-pola kegiatan pemerintahan yang secara sadar terbentuk untuk
mempengaruhi distribusi keuntungan dalam masyarakat
Download