sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai salah satu

advertisement
SIKAP PERAWAT DALAM MEMOTIVASI PASIEN KANKER
SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENYEMBUHAN DI
RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam( S.Kom.I)
Oleh
Ratna Amaliah
NIM : 109052000036
PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H./2013 M.
SIKA? PERAWAT DALAM MEMOTIVASI PASIEN KAITKE& SEBAEAI SALAII '.
SATU TIPAYA PEI{YEMBUHAN DI RUMAE SAKIT KAIYKER DEARMAIS
Skipsi
Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh
.,
Celar SarjaDa Ilmu Komunikasi lslam ( S.Kom.f)
1
Oleh
Ratna Amaliah
NIM : 10905200086
JURUSAN BIMBINGAII DA}I PENYULUIIAIY ISLAM
FAKT'LTAS ILMU DAKWAE DAN ILMU KOMIJ}IIKASI
I]NTVERSITAS ISLAM MGERI SYARIF IIIDAYATI'LLAE
JAXARTA
2013M/1434H.
PENGESAJIANIANIIIA IItrAN
slcipsi yang berjudul
" sikap Perarat n.ram
Memotivasi pasien K",rker sebagai sarah
Satu Upaya Penyernbuhan Di Rumah Sakit Kanker Dharmair Jakarta,, tetah di ujikan
dalam siding munaqosyah Fakurtas Ilrnu Dak*uh dan Ilmu Komuoikasi unive*itas
Islam
Neged (UIN) Syarif l{idayatullah Jakarta pada tarygal 29 Agustus 2013. Skdpsi ini telah
diterima sebagai salah satu sya.rat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam( S.Kom.I) pada
jurusan Bimbingan dan Penlrrluhan Islan.
Jakart4 29 Agushrs 2013
Sidang Munaqasyah
198103
I
002
9660806 199603 1 00r
Anggola
Penguji
I
.i
f. Daud Effendi. AM
NIP. 19490504197703 100 I
199503 2 003
NIP. l9470s
r
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya mengatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang digunakan dalam tulisan ini telah saya cantumkan
sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplak dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Pada lembar pengesahan panitia ujian untuk dosen pembimbing tanda
tangan nya di atas namankan ketua jurusan dikarenakan kondisi kesehatan
pembimbing kurang baik.
Ciputat, 28 Agustus 2013
Ratna Amaliah
ABSTRAK
RatnaAmaliah
NIM : 109052000036
Sikap Perawat Dalam Memotivasi Pasien Kanker Sebagai Salah Satu Upaya
Penyembuhan Di RumahSakit Kanker Dharmais Jakarta
Salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar baik fisik maupun
psikis adalah kebutuhan akan kesehatan. Kesehatan memang sudah menjadi
kebutuhan yang essensial untuk sebagai tujuan. Dengan kesehatan, manusia dapat
melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya hambatan. Rumah sakit sebagai
wadah sosial dalam bentuk organisasi merupakan wadah masyarakat, tempat
hidup dan berkembang dengan hubungan yang bersifat timbal balik, artinya
bahwa rumah sakit dan masyarakat terdapat hubungan yang tak terpisahkan.
Keduanya terdapat hubungan saling memberi dan saling menerima. Perawat
adalah orang yang dididik menjadi paramedik untuk menyelenggarakan perawatan
orang sakit atau secara khusus untuk mendalami bidang perawatan tertentu.
Perawat merupakan salah satu komponen penting dan strategis dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan. Profesi perawat diakui sebagai bagian integritas dari
pelayanan kesehatan.
Dalam proses hubungan timbal balik tersebut muncul sebuah komunikasi
yang biasa terjadi antara perawat dan pasien. Dalam hubungan ini perawat
memberikan pelayanan medis pada pasien dan pasien diharap aktif ketika dalam
hubungan demi kesembuhan dan kebaikan diri sendiri, yang juga dapat
diistilahkan dengan konseling. Kesiapan mental seseorang sangat dibutuhkan
dalam berinteraksi dengan orang lain. Karena Manusia adalah makhluk sosial
yang membutuhkan bantuan dan motivasi dari orang lain, walaupun motivasi yang
terbesar itu ada dalam diri manusia itu sendiri.
Sikap merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang
muncul pada diri seseorang yang melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, keyakinan,
kepercayaan dan gejala kejiwaan lainnya sehingga timbulnya suatu tindakan pada
seseorang. Sikap juga mengambarkan suka tidak suka seseorang terhadap suatu objek.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Adapun subjek penelitian ini adalah pasien yang menderita penyakit
kanker, kemudian yang menjadi objek penelitian adalah sikap perawat.
Berdasarkan hasil penelitian, sikap perawat dalam memotivasi pasien
kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan di rumah sakit dharmais jakarta,
seorang perawat harus berperan sebagai motivator dan edukator bagi pasien yang
ditanganinya, seorang perawat juga sebagai mitra bagi pasien, sebagai penolong
untuk memenuhi kebutuhan pasien selama menjalani pengobatan. sikap yang
memenuhi tiga indikator yaitu kognitif, afektif, dan konatif. sikap optimis yang
diberikan oleh perawat kepada pasien kanker besar pengaruhnya, supaya pasien
semangat dalam menjalani pengobatan dan kesembuhan terhadap penyakitnya.
i
ABSTRACT
Ratna Amaliah
Student Number: 109052000036
Nurses Attitude in Motivating Cancer Patients as One Efforts of Healing In
Cancer Hospital Jakarta Dharmais
One of the very basic human needs both physically and psychologically is
the need for health. Healthcare is already a essential requirement to the goal. With
health, humans can perform their daily activities without any hindrance. Hospital
as a social forum in the form of organization is a place society; places to live and
thrive in reciprocal relationships, meaning that the hospital and the community are
inseparable connection. Both are mutual relationship of giving and receiving.
Both are inter-relationship of mutual giving and receiving. Nurses are trained to
be paramedics to hold care for the sick or in particular to explore specific field of
treatment. Nurse is one of the important and strategic components in the
implementation of health care. Nursing profession is recognized as part of the
integrity of the health service.
In the process of the reciprocal relationship appears a common
communication between nurses and patients. In this relationship nurses provide
medical services to patients and patients expected to active in this relationship for
the sake of their healing and goodness, which can also be termed counseling.
Mental preparedness is needed in interacting with others. Because Humans are
social creatures who need help and motivation from others, although the biggest
motivation is exists within man himself.
Attitude is a person's response to a stimulus or stimuli which arise in a
person that involves thoughts, feelings, attention, confidence, trust and other
psychiatric symptoms, that onset of an action to someone. Attitude is also portrait
of likes dislikes someone against an object.
The method used in this study is a qualitative research; qualitative research
is a research procedure that produces descriptive data in the form of words written
or spoken of the people and behavior observed. While the subject of this study is
that patients with cancer, then that becomes the object of this research is the
nurse’s behavior.
Based on this research, the attitude of nurses in motivating cancer patients
as a way of healing in Dharmais hospital, a nurse must act as a motivator and
educator for patients are handled, a nurse also as a partner for patients, as a helper
to fulfill the needs of patients during treatment. Attitude that meets the three
indicators of cognitive, affective, and conative. Optimistic attitude given by
nurses to cancer patients have a big influence to the spirit of the patient
undergoing treatment and cure of the disease.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahîm.
Allahumma Shalli alâ Muhammad wa Âli Muhammad.
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karuniaNya
sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan atas manusia terpilih sebagai Sayyidul anbiya wa
nabiyyul Musthafa Muhammad, beserta keluarganya yang dimuliakan dan disucikan
dan para sahabatnya yang setia memegang teguh ajaran Islam.
Penelitian dan Penulisan skripsi ini penulis lakukan sebagai tugas terakhir
dalam menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
( UIN Jakarta ). Dan penulis persembahkan serta mengharapkan dapat memberikan
manfaat untuk dunia pendidikan. Tentunya penelitian dan penulisan skripsi ini tidak
akan terlaksana tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Yang paling penulis Cintai, Sayangi dan Hormati yaitu Ayahanda Syakdian
Selan, Ibunda Darmawati
dan saudara –saudara ku tercinta, yang selalu
menjadi inspirasi pada setiap langkah penulis, dan selalu memberikan
motivasi sehingga penulis mampu melangkah dalam menjalani segala
aktivitas penulis selama ini.
iii
2. Bapak Drs. Arif Subhan , M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi ,Wahidin Saputra ,M.A.selaku Pembantu Dekan 1, Drs. Study
Rizal,L.K, M.Ag selaku pembantu dekan III dan Drs. Mahmud Jalal ,M.A,
selaku pembantu Dekan II.
3. Ibu Rini Laili Prihatini M.Si Selaku ketua jurusan Bimbingan Penyuluhan
Islam, serta Drs. Sugiharto M.A selaku Sekertaris Jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam.
4. Ibu Prof.Dr. Ismah Salman ,M.Hum, selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan waktunya dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan
petunjuk kepada penulis dan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan siapapun yang membacanya.
5. Ibu Nurul Hidayati S.Ag M.Pd selaku pembimbing akademik mahasiswa
Bimbingan dan Penyuluhan Islam tahun 2009.
6. Segenap staf- staf serta Bapak/ibu dosen fakultas ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi yang telah Banyak memberi bantuan, ilmu dan pengalaman dan
perpustakaan fakultas dakwah dan komunikasi, Serta perpustakaan utama
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
fasilitas memadai atas buku-buku nya.
7. Teman- teman luar biasa di kelas beasiswa program kajian khusus kemenag
BPI 2009.
8. Pihak Rumah Sakit Kanker Dharmais yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian Skripsi.
iv
Semoga semua jasa dan do’a mereka mendapatkan balasan yang
sempurna, sehingga mereka mendapatkan karunia yang besar dari Allah SWT.
‘’Tak ada gading yang tak retak” peribahasa ini menggambarkan bahwa
penulisan ini tentunya jauh dari kesempurnaan, maka dari itu, kritik dan saran
sangat penulis harapkan untuk pengembangan bagi penulis.
Semoga penelitian dan skripsi ini memberikan manfaaat bagi
pengembangan pendidikan dimasa mendatang, dan hanya kepada Allah SWT.
penulis berharap kebaikan dari segala hal yang telah penulis lakukan.
Ciputat , 28 Agustus 2013
( Ratna Amaliah )
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
vi
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................
1
B. Rumusan dan Batasan Masalah .........................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................
5
D. Tinjauan Pustaka ................................................................
6
E. Metodologi Penelitian ........................................................
7
F. Sistematika Penulisan.........................................................
9
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Sikap.................................................................
11
B. Pengertian Pelayanan Keperawatan ...................................
12
C. Pengertian Motivasi ...........................................................
17
D. Pengertian Pasien ...............................................................
24
E. Kondisi kejiwaan pasien ....................................................
28
F. Pengertian Bimbingan ........................................................
31
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
KANKER DHARMAIS JAKARTA
BAB IV
A. Sejarah Berdirinya ..............................................................
34
B. Visi Misi .............................................................................
36
C. Jenis- jenis Pelayanan Rumah Sakit Kanker Dharmais ....
40
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS
A. Deskripsi Informan.............................................................
42
B. Analisis Sikap Perawat dalam Memotivasi Pasien
Kanker Sebagai Salah Satu Upaya Penyembuhan
di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta .........................
vi
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................
55
B. Saran ...................................................................................
57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rumah sakit sebagai wadah sosial hidup dalam bentuk organisasi
merupakan wadah masyarakat, tempat hidup dan berkembang dengan hubungan
yang bersifat timbal balik. Artinya rumah sakit dan masyarakat terdapat hubungan
yang tak terpisahkan. Keduanya terdapat hubungan saling memberi dan menerima1.
Salah satu profesi yang berperan penting dalam penyelenggaraan menjaga mutu
pelayanan kesehatan adalah keperawatan. Pelayanan keperawatan adalah gabungan
dari ilmu kesehatan dan seni merawat (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu
pengetahuan, filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi, dan ilmu sosial.
Oleh karena itu penting sekali dikembangkan berbagai usaha untuk meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan diberbagai aspek. Salah satu aspek yang dikaji
disini adalah perilaku perawat terhadap pasien. Perawat sebagai ujung tombak
pelayanan di rumah sakit tentunya mempunyai kualitas kepribadian berbeda-beda
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Perbedaan
kualitas kepribadian perawat akan mempengaruhi cara perawat dalam berinteraksi
memberikan pelayanan, dimana akan berdampak pada tingkat kepuasan pasien
(Suryawati, Darminto, dan Shaluhiyah, 2006).
Dalam sebuah rumah sakit, perawat memegang peranan yang besar dalam
gerak kegiatan rumah sakit untuk menolong pasien. Peranannya sering kali
menentukan dalam proses penyembuhan pasien. Kepribadian perawat sebagai
pelanggan
internal(pelaku
pelayanan)mempunyai
1
pengaruh
terhadap
Erik P. Eckholm, Masalah kesehatan( lingkungan sebagai sumber penyakit) (Jakarta:
gramedia,1982), h.2
1
pola
2
perilakunya terutama dalam memberikan pelayanan kepada pasien agar memuaskan.
Karena perawat senantiasa dua puluh empat jam bersama pasien maka sikap dan
perilaku perawat berpengaruh terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan.
Setiap rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan.
Pelayanan diwujudkan melalui upaya penyembuhan pasien (kuratif), pemulihan
kesehatan pasien(rehabilitatif),yang ditunjang upaya peningkatan kesehatan
(promotif) dan pencegahan gangguan kesehatan(preventif), secara menyeluruh
(holistik)dengan pendekatan biopsikososio spiritual sebagaimana disebutkan
oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO).
Kebanyakan manusia cenderung menganggap bahwa cobaan atau ujian
hidup terbatas pada sesuatu yang tidak menyenangkan seperti bencana alam,
bangkrut, kesedihan, sakit, kecelakaan dan hal- hal yang lazim disebut musibah.
Paling tidak, nasihat untuk bersabar dan tabah menghadapi masalah yang
dirasakan menyakitkan. Terkadang tidak terlintas dalam benak kita bahwa
nikmat berupa kesehatan, kekayaan, kesenangan, jabatan dan kemewahan
merupakan ujian serta cobaan, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini dalam
surat ash syu’ara ayat 80, al isra’ ayat 82, fushshilat ayat 442:
)٠ٓ( ِ‫َوإِذَا مَ ِسضْتُ َفهُ َى يَشْفِيه‬
80. dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku
)٠٨( ‫ه وَال َيزِي ُد الّظَاِلمِيهَ إِال خَسَازًا‬
َ ‫حمَ ٌة ِل ْلمُ ْؤمِىِي‬
ْ ‫ن مَا ُه َى شِفَا ٌء َو َز‬
ِ ‫ه الْ ُقسْآ‬
َ ِ‫ل م‬
ُ ‫وَوُ َى ِّز‬
2
Departemen Agama Republik Indonesia, Alqur’an dan terjemah Juz 19, (Jakarta: Jamunu
1969), h. 370
3
82. dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang
zalim selain kerugian.
)٤٤( ...‫وشِفَا ٌء‬
َ ‫… ُقلْ ُه َى ِللَرِيهَ آمَىُىا هُدًي‬
44. Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang
mukmin.
Konsep sakit menurut Nani Maharany. S.Kep.Ners dari departemen
keperawatan rumah sakit islam adalah sesuatu keadaan tidak menyenangkan
menimpa seseorang sehingga orang tersebut mengalami gangguan aktivitas
sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani maupun sosial. Sakit dapat juga
diterjemahkan sebagai sebuah keadaan penyimpangan dari status kesehatan yang
mempunyai arti lebih luas dari sekedar penyakit. pola penyembuhan pasien
selama ini biasanya lebih fokus pada penangganan penyakit secara medis.
Sementara itu, pendekatan proses tenaga medis(perawatan) yang lebih mengarah
pada kebutuhan dasar manusia masih belum banyak diterapkan.
Proses Pendekatan keperawatan adalah perawat sebagai penolong pasien,
perawat sebagai mitra pasien. Perawat berperan sebagai motivator dan edukator
bagi pasien yang ditanganinya. Hampir setiap orang pernah sakit musibah yang
satu ini memang dapat menimpa siapapun dan dimanapun. Tidak memandang
perbedaan pangkat dan status sosial, bahkan tanpa mengenal ruang dan waktu.
Penyakit ringan mungkin tidak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan kita,
malah sering kita lihat penyakit sebagai peristiwa yang alamiah yang bisa
terjadi pada siapa saja. Tetapi jika yang datang itu penyakit berat atau yang
4
termasuk dalam stadium terminal (tertinggi) terkadang bisa menghilangkan
harapan hidup, bahkan tak jarang bisa menurunkan mental dan merontohkan
iman kita dalam waktu sekejap. Islam tidak menginginkan orang sakit tanpa
usaha, sebab nabi telah bersabda bahwa setiap penyakit ada obatnya dan kita
semua disuruh untuk berobat. Penyakit yang diderita seseorang tidak lepas dari
seluruh mata rantai kehidupan dan penyakit itu harus didudukkan dalam filsafat
ujian. Penyakit adalah salah satu ujian dari Allah yang dianggap orang sebagai
sesuatu yang tidak menyenangkan, pada waktu orang sakit imannya akan teruji,
karena sakit itu sesuatu yang tidak menyenangkan maka harus diterima dengan
kesabaran.
Bertitik tolak dari uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian
dalam bentuk skripsi dengan judul” Sikap perawat dalam memotivasi pasien
kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan di rumah sakit kanker
dharmais jakarta.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Perumusan masalah
Berpijak pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis dapat
merumuskan beberapa permasalahan diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker?
2. Adakah faktor lain yang memotivasi pasien dalam proses kesembuhan?
2. Batasan masalah
1. Perawat yang dimaksud adalah perawat yang berkerja di rumah sakit
kanker dharmais jakarta.
5
2. Pasien yang menjadi subjek penelitian adalah pasien kanker yang
berusia 40 tahun sampai 79 tahun
ada di rumah sakit kanker
dharmais jakarta.
3. Sikap perawat yang dimaksud oleh peneliti dibatasi pada aspek
kognitif, afektif dan konatif.
C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dari permasalahan yang
dikemukakan diatas. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui sejauh mana sikap perawat dalam memotivasi pasien
kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh motivasi yang diberikan perawat
pada pasien kanker .
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
a. Secara akademis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca khususnya
mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam tentang pentingnya
memotivasi terhadap kesembuhan dari sebuah penyakit baik yang berbahaya
maupun yang tidak berbahaya.,
b. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapakan:

Untuk bahan evaluasi bagi pelayanan rumah sakit dalam meningkatkan
kualitas rumah sakit kanker dharmais jakarta.
6

Menambah referensi kajian tentang pentingnya bersikap terhadap orang
lain dan memotivasi terhadap pasien yang menderita kanker dan non
kanker.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis melakukan Tinjauan Pustaka di
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Mengecek data yang di
kejurusan, Penulis tidak menemukan seorang pun yang mengangkat judul diatas
atau pun yang mirip dengan judul yang akan penulis teliti. penulis menemukan
beberapa skripsi yang membahas tentang:
1. Hubungan sikap pasien terhadap komunikasi perawat-pasien dengan
kepuasaan pasien rawat inap rumah sakit pelabuhan Jakarta oleh Juli
sumartin mahasiswa psikologi.
2. Pola komunikasi perawat dan pasien rawat inap dalam pelayanan medis di
rumah sakit universitas islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta oleh
Armilatussholihah nim : 107051003695 mahasiswa jurusan Kpi.
3. Hubungan antara tipe kepribadian lima faktor dengan perilaku prososial
perawat oleh Siti Rahmani nim : 103070029064 mahasiswa Psikologi.
7
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy.J.Moleong mendefinisikan
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata- kata tertulis atau lisan dari orang- orang perilaku yang dapat
diamati3.Berdasarkan latar belakang tersebut dan masalah yang akan dijawab
dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif lebih sesuai untuk menggali masalah
tentang bagaimana perilaku perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai
salah satu upaya penyembuhan.
Untuk memperoleh hasil yang valid, dalam hal ini penulis melakukan
penelitian
lapangan
dengan
mengunakan
pendekatan
kualitatif.Yang
menghasilkan data deskriptif, seperti perkataan orang dan perilaku yang dapat
diamati4. Dengan pendekatan kualitatif diharapkan fakta-fakta yang ada
dilapangan dapat digali lebih dalam lagi, guna mendapatkan gambaran yang
lengkap.
2. Lokasi dan Waktu.
Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Dharmais Pusat Kanker
Nasional yang beralamatkan Jl. Let. Jend S.Parman Kav 84-86, Slipi, Jakarta
Barat 11420 no telp. 021 5681570. Website :www.Dharmais.co.id.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Februari tahun 2013.
3
4
Lexi J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2007), h. 4.
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 12
8
3. Subjek dan objek Penelitian
Adapun teknik pengambilan informan untuk dijadikan subjek dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik bola salju. Dalam teknik
ini, pengumpulan data dimulai dari beberapa orang yang memenuhi kriteria
untuk dijadikan anggota informan. Mereka kemudian menjadi sumber
informasi tentang orang-orang lain yang juga dapat dijadikan anggota
informan. Orang-orang yang ditunjukkan ini kemudian dijadikan anggota
informan dan selanjutnya diminta menunjukkan orang lain lagi yang
memenuhi kriteria menjadi anggota informan. Demikian prosedur ini
dilanjutkan sampai jumlah anggota informan yang diinginkan terpenuhi.5
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi, yaitu perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau objek
penelitian dengan menggunakan alat indera.6 Dalam penelitian ini, observasi
dilakukan dengan cara berkunjung langsung ke rumah sakit kanker dharmais
Jakarta.
b. Wawancara, yaitu interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam
situasi saling berhadapan. Dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi.7 Peneliti melakukan wawancara kepada pasien kanker
untuk memperoleh kelengkapan data. Sebelumnya penulis terlebih dahulu
menyusun pertanyaan tentang permasalahan yang berkaitan dengan objek
5
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004 ), cet. 6, h.
63.
6
Prof. Dr. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2012), h. 37.
7
Prof. Dr. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data., h. 50.
9
peneliti sebagai pedoman wawancara yang dijadikan acuan pada saat
wawancara berlangsung.
c. Dokumentasi, yaitu dengan penambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen.8 Dokumen dalam penelitian ini terdiri dari brosur arsip
dan foto yang dimiliki rumah sakit.
d. Kuesioner ini digunakan sebagai Data pendukung penelitian kualitatif yang
digunakan diatas. Kuesioner ini diberikan kepada 30 orang untuk
memdapatkan data dan informasi yang mendukung dalam hasil penelitian.
4. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,Tesis,dan Disertasi)yang disusun
oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh CEQDA(Center
for Quality Developmant and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2007 cetakan ke -2.
G. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam skripsi ini dibagi dalam lima Bab, adapun
penyusunan nya sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah
tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
8
Prof. Dr. Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi 2
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 69.
10
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang landasan teoritis
yaitu
pengertian
perilaku,pengertian
pelayanan
keperawatan, pengertian motivasi,dan pengertian pasien.
Kondisi kejiwaan pasien.
BAB III
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KANKER
DHARMAIS JAKARTA
Pada bab ini penulis mengemukakan akan membahas
tentang gambaran objek penelitian terdiri dari:latar
belakang berdirinya, visi dan misi rumah sakit kanker
Dharmais, jenis-jenis pelayanan di sumah Sakit kanker
Dharmais Jakarta
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISI DATA LAPANGAN
Pada bab ini berisi tentang temuan data yang terdiri dari
sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker di rumah
sakit kanker dharmais jakarta.
BAB V
PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Sikap
1. Pengertian Sikap
Secara historis istilah sikap (attitude) digunakan pertama kali oleh
Herbert Spencer tahun 1862,yang diartikan sebagai status mental seseorang.
Sejumlah ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, Charles Osgood
menyatakan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang
mana dapat memihak (favorable) maupun tidak memihak (unfavorable) pada
suatu obyek tertentu atau kesiapan antisipatif, dan predisposisi untuk
menyesuaikan dengansituasi sosial, atau secara sederhana sikap adalah respon
terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan (Azwar,1995).
Menurut Rogers menyatakan bahwa sikap adalah pendapat atau
pandangan seseorang tentang suatu obyek yang mendahului tindakannya.
Sedangkan Morgan merumuskan sikap bahwa sikap adalah kecenderungan untuk
merespon baik secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau
situasi.Menurut Trustone sikap sebagai total kecenderungan, perasaan, prasangka,
ide, rasa takut,ancaman, dan keyakinan seseorang tentang topik tertentu.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek . menurut New comb yang dikutip
oleh Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak , dan bukan merupakan pelaksaaann motif tertentu.
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas , akan tetapi merupakan
11
12
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup ,
bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkahlaku yang terbuka. Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi teradap objek dilingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap objek.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa sikap
merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang muncul
pada diri seseorang yang melibatkan pikiran, perasaan, perhatian,keyakinan,
kepercayaan dan gejala kejiwaan lainnya sehingga timbulnya suatu tindakan pada
seseorang. Sikap juga mengambarkan suka tidak suka seseorang terhadap suatu
objek.
Bagian Allprot dalam Notoatmojo,2007 menjelaskan bahwa sikap
itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu:
a. Komponen Kognitif : kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap
suatu obyek.
b. Komponen Afektif : Merupakan Perasaan individu terhadap obyek sikap,
obyek dapat dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan, sukai /tidak
disukai.
c. Konatif(Perilaku):
Menunjukan
bagaimana
perilaku/
kecenderungan
berperilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang
dihadapinya.
Asumsi
dasarnya
bahwa
kepercayaan
dan
perasaan
mempengaruhi perilaku, kecenderungan secara konsisten, selaras,dan
perasaan ini membantu sikap individual. Ketiga komponen ini secara
bersama- sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang
13
utuh ini, pengetahuan, pikiran,keyakinan,dan emosi memegang peranan
penting1.Selanjutnya sikap itu terdiri dari berbagai tindakan yaitu:
a. Menerima (Receiving)
Menerima
diartikan
bahwa
orang(subjek)
mau
dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (responding)
Memberi jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah indikasi dari sikap.
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya
seorang perawat mengajak perawat lain untuk memotivasi setiap
pasien.
d. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko, merupakan sikap yang paling tinggi.
1. Ciri – Ciri Sikap
Adapun ciri –ciri sikap adalah sebagai berikut2:
a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subyek- obyek.
b. Sikap tidak dibawa sejak lahir.
c. Sikap dipelajari.
d. Dalam Sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan.
e. Sikap tidak menghilang meski kebutuhan susah terpenuhi.
1
Alwisol . psikologi Kepribadian edisi revisi. ( Malang : UUM Press, 2011) h.220
Zikri Neni Iska. Psikologi Pengantar Diri dan Lingkungan.( Jakarta: Kizi Brother’s,
2006),h.109.
2
14
f.
Sikap itu bermacam- macam.
Jelasnya
a.
Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir , tetapi harus dipelajari selama
perkembangan hidupnya. Karena itulah sikap selalu berubah ubah dan dapat
dipelajari.atau sebaliknya, bahwa sikap itu dapat dipelajari apabila ada syarat
tertentu yang mempermudahkan berubahnya sikap pada orang itu. Berbeda
dengan instink/naluri manusia dibawa nya sejak lahir. Ia bersifat tetap dan
mempunyai sifat motif-motif biogenetis seperti : rasa lapar, haus seksual, dan
lain sebagainya.
b. Sikap itu tidak semata- mata berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan
dengan suatu objek. Pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan satu objek.
Pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan satu objek saja, melainkan juga
dapat berkenaan denga deretan- deretan objek- objek yang serupa. Misalnya: si
A seorang pemberani, dalam hal ini kemungkinan bukan si A sendiri yang
berani, melainkan orang sebangsa A juga berani.
c.
Sikap, pada umumnya menpunyai segi- segi motivasi dan emosi, sedangkan
pada kecakapan dan pengetahuan hal ini tidak ada3.
2. Fungsi sikap
Fungsi (tugas) sikap dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu:
1. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap adalah
sesuatu yang bersifat communicable, artinya sesuatu yang mudah menjalar,
sehingga mudah pula menjadi milik bersa ma. Justru karena itu sesuatu
golongan yang mendasar atas kepentingan bersama dan pengalaman bersama
3
Drs. H. Abu Ahmadi “ Psikologi Sosial edisi Revisi”Jakarta : Rineka Cipta, 2007 h.165
15
biasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya yang sama terhadap suatu
objek. Sehingga dengan demikian sikap bisa menjadi rantai penghubung
antara orang dengan kelompok nya atau anggotanya yang lain.
2. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku.
3. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman- pengalaman. Dalam hal
ini perlu dikemukakan bahwa manusia didalam menerima pengalamanpengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima secara aktif,
artinya semua pengalaman yang berasal dari luar itu tidak semuanya dilayani
oleh manusia, tetapi manusia memilih mana- mana yang perlu dan mana
yang tidak perlu dilayani.
4. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering mencerminkan
pribadi seseorang. Ini sebabnya sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang
mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada objekobjek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut4.
3. Proses Pembentukan Sikap dan Perubahan Sikap
Sikap setiap orang sama dalam perkembangan tetapi berbeda dalam
pembentukan nya. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan sikap seseorang atau
individu dengan sikap temannya, familinya,dan tetangganya. Banyak hal yang
perlu kita ketahui untuk mengetahui karakteristik sikap. Umpamanya, jika
meramalkan tingkah laku seseorang dalam waktu tertentu atau jika ingin
mengontrol tindakannya, kita harus mengetahui cara sikap itu berkembang dan
berubah.Masalah pembentukan sikap ini, menurut Krech dan kawan- kawan,
tidak hanya ditujukan untuk ilmu sosial saja.tetapi juga penting bagi semua orang
yang ingin memengaruhi kegiatan sosial, seperti orang tua, pendidik, pemimpin,
4
Drs. H. Abu Ahmadi “ Psikologi Sosial edisi Revisi” h.165
16
pembaharu, politikus, pedagang, dan orang-orang
yang tertarik untuk
mengetahui cara mengembangkan sikap- sikap baru dan cara menguatkan atau
melemahkan
sikap.
Ada
orang
atau
sekelompok
orang
yang
ingin
mempertahankan sikap tertentu, ada pula sementara orang yang ingin
menghilangkan sikap, umpamanya, ingin menghilangkan sikap diskriminatif.
Bagaimana sikap itu terbentuk? Sebagian orang berpendapat bahwa ada
faktor-faktor genetik yang berpengaruh pada terbentuknya sikap (Waller
dkk,1990: Keller dkk,1992)5. Meskipun begitu,sebagian besar ahli psikologi
social berpendapat bahwa sikap terbentuk dari pengalaman, melaui proses
belajar. pandangan ini mempunyai dampak terapan, yaitu bahwa berdasarkan
pendapat ini disusun berbagai upaya(pendidikan, pelatihan, komunikasi,
penerangan, dan sebagainya) untuk mengubah sikap seseorang. Terbentuknya
sikap sesorang pada dasarnya dilandasi oleh norma- norma yang sebelumnya
(telah dihayatinya), sehingga dengan “kacamata” norma- norma ini berserta
pengalamannya dimasa lalu, ia akan menentukan sikap, bahkan bertindak.
Dengan demikian, sikap terjadi setelah individu mengadakan internalisasi dari
hasil- hasil:
1. Observasi(terhadap kelompok dan kejadian) serta pengalaman partisipasi
nya dengan kelompok yang dihadapi.
2. Perbandingan pengalamannya yang mirip dengan respons atau reaksi
yang diberikannya, serta hasil dari reaksi terhadap dirinya.
3. Apakah pengalaman yang mirip dengan telah melibatkan emosinya atau
tidak, karena suatu kejadian yang menyerap perasaannya lebih sulit
5
Drs. Alex Sobur,M.si. Psikologi Umum. ( Bandung : CV Pustaka Setia,2003).h.362-363
17
dilupakan nya sehingga reaksinya akan merupakan reaksi berdasarkan
usaha menjauhi situasi yang diharapkannya.
4. Mengadakan perbandingan antara sesuatu yang dihadapinya dan
pengalaman orang lain yang dianggap lebih pengalaman, lebih ahli,dan
sebagainya.
4. Faktor- faktor Terbentuknya Sikap.
a. Faktor Internal. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang
bersangkutan sendiri, seperti selektifitas.
b. Faktor Eksternal. Faktor- faktor pembentukan sikap yang terdapat dari luar
diri seseorang, adalah:
1. Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap.
2. Kewibawaan orang yang mengemukakan sikap.
3. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.
4. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.
5. Situasi pada sikap itu terbentuk.
B. Keperawatan
1.
Pengertian Keperawatan
Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon manusia
terhadap masalah kesehatan aktual maupun potensial (ANA,2000). Dalam
keperawatan modern respon manusia yang didefinisikan sebagai pengalaman
dan respon orang terhadap sehat dan sakit yang merupakan suatu fenomena
perhatian perawat. Perawat atau nurse berasal dari kata nutrix yang berarti
merawat atau memelihara.
18
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang
komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia6.
Keperawatan merupakan profesi, dimana kedepan perlu semakin
tertib, menurut word medical association (1991) yaitu semakin tertibnya
pekerjaan profesi yang apabila semakin terus dipertahankan pada gilirannya
akan berperan besar dalam turut meningkatkan kulitas hidup serta derajat
kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Keperawatan dalam menjalankan
pelayanan sebagai pelayanan keperawatan secara sederhana dapat diartikan
sebagai suatu upaya untuk membantu orang sakit maupun yang sehat dalam
bentuk peningkatan pengetahuan, kemampuan yang dimiliki sehingga
seseorang dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tranpa
memerlukan bantuan atau tergantung orang lain(Henderson,1980).
2. Perawat
Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2004), perawat adalah
seseorang (seorang profesional) yang mempunyai kemampuan, tanggung
jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada
berbagai jenjang pelayanan keperawatan. Perawat (nurse) berasal dari bahasa
latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Sedangkan
perawat menurut Wardhono (1998) adalah orang yang telah menyelesaikan
6
Kusnanto, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional . Jakarta : Kedokteran
EGC,2004.
19
pendidikan professional keperawatan, dan diberi kewenangan untuk
melaksanakan peran serta fungsinya. Perawat (nurse) berasal dari bahasa
latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara.
Dari pengertian diatas dapat diuraikan pengertian dasar seorang
perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injuri, dan proses
penuaan. Perawat profesional adalah perawat yang bertanggungjawab dan
berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi
dengan
tenaga
kesehatan
lainnya
sesuai
dengan
kewenangannya.
3. Peran dan Fungsi Perawat
Fungsi perawat didalam melakukan pengkajian pada individu yang sehat
maupun sakit dimana segala aktifitas yang dilakukan dengan berbagai cara
untuk mengendalikan kepribadian pasien secepat mungkin dalam bentuk
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, identifikasi masalah
(diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi. berapa
peran perlu diemban oleh
perawat ketika menjalankan dan membina
hubungan profesional yaitu:
(1) peran sebagai orang asing (starnger)
(2) narasumber (resource per son)
(3) pendidik (teacingrole)
(4) pemimpin (leadersip role), dan
(5) peran pengganti (surrogate role).
Fungsi perawat juga sebagai pembimbing bagi pasien baik secara
membimbing agama maupun psikis, sebagai saudara bagi pasien yang tidak
20
ada sanak keluarga, sebagai ibu bagi anak- anak yang tidak memiliki orang
tua.
C. Motivasi
Dalam Psikologi dikenal istilah motif dan motivasi. Motif atau
dalam
bahasa Inggrisnya “motive” berasal dari kata motion, yang
berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. 7 Jadi istilah motif erat
kaitannya dengan gerakan yang dilakukan oleh manusia atau yang
disebut juga dengan perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam
psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi
terjadinya satu tingkah laku.
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang
menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku
atau perbuatan. 8
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari diri di dalam subjek untuk melakukan aktivi tasaktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motif juga dapat
diartikan suatu kondisi intern(kesiapsiagaan). 9
Jadi motif adalah daya yang dapat mendorong seseorang untuk
melakukan suatu gerakan atau perbuatan (tingkah Laku) demi
tercapainya suatu tujuan.
7
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umu Psikologi (Jakarta : Bulan Bintang 1996) Cet. 7
h.152.
8
Moh. Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, Remaja Rosda Karya 1997) Cet. 8 h.28
Sadiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grapindo Prsada
1996) Cet. 6 h.73.
9
21
Motivasi merupakan istilah yang lebih umum dari pada motif
yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang
mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku
yang timbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan
atau perbuatan. 10
Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan, bahwa
motivasi itu mengacu kepada kebutuhan manusia yang dapat membuat
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, motivasi juga mengacu
kepada sebab atau mengapa seseorang melakukan suatu kegiatan,dan
memberikan semangat kepada seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan.
Mengenai jenis atau macam motivasi dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Jadi motif atau motivasi yang aktif itu sangat
bervariasi.
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya:
(a) Motivasi bawaan.
(b) motivasi yang dipelajari.
Motivasi bawaan adalah motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi
motivasi itu ada tanpa dipelajari, seperti: dorongan untuk makan,
minum, bekerja dan lain-lain. Sedangkan motivasi yang dipelajari
adalah motivasi yang timbul karena dipelajari, seperti dorongan untuk
belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar
sesuatu dalam masyarakat, dan lain-lain.
10
Sadiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . h. 86-90
22
2. Jenis motivasi menurut pembagian Woordwoorth dan Marquis.
Jenis motivasi ini terdiri dari:
(a) Motif atau kebutuhan organis, misalnya, kebutuhan untuk makan,
minum, istirahat dan lain-lain(sesuai dengan motivasi bawaan).
(b) Motif-motif darurat seperti: Dorongan untuk menyelamatkan diri,
dorongan untuk membalas, dan lain-lain.
(c) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, manipulasi, untuk menaruh minat.
3. Motivasi Jasmaniah dan rohaniah. Yang termasuk motivasi
jasmaniah, seperti:
refleks, instink otomatis, nafsu.Sedangkan
motivasi rohaniah, yaitu kemauan.
4. Motivasi intrinsik: Motivasi yang timbul dari dalam diri individu,
dan motivasi ekstrinsik: motivasi yang timbul karena adanya dorongan
dari luar. 11
Namun secara garis besar pendorong timbulnya tingkah laku atau
motivasi itu ada dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.
Motivasi intrinsik ialah motivasi yang timbul dalam diri
seseorang. Dalam belajar, motivasi intrinsik erat kaitannya dengan
tujuan belajar, misalnya: ingin memahami suatu konsep, ingin
memperoleh
pengetahuan,
ingin
memperoleh
kemampuan,
dan
sebagainya.
Motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang datang dari luar
individu. Dalam belajar, motivasi ini tidak ada kaitannya den gan
11
Sadiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar h, 86-90.
23
tujuan belajar, seperti: Belajar karena takut kepada guru, atau karena
ingin lulus, ingin memperoleh nilai yang tinggi.
Dalam belajar motivasi sangat diperlukan keberadaannya. Hasil
belajar akan enjadi optimal jika terdapat motivasi dalam kegiatan
belajar tersebut. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka akan
semakin berhasil suatu pelajaran. Jadi motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas belajar bagi para siswa yang nantinya akan
sangat menentukan tingkat pencapaian hasil belajarnya.
Setidaknya terdapat tiga fungsi motifasi, yaitu :
1. Mendorong manusia untuk berbuat. Dalam hal ini motivasi
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yag akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Motif dan motivasi memiliki tiga rantai dasar yang saling berkait an
dan tertampung dalam istilah“lingkaran motivasi”yaitu:
1. Timbulnya suatu kebutuhan yang dihayati dan didorong untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Bertingkah laku tertentu sebagai usaha untuk mencapai tujuan, yaitu
terpenuhinya kebutuhan yang dihayati.
24
3. Tujuan tercapai, sehingga seseorang akan merasa puas dan lega
karena kebutuhannya terpenuhi. 12
Dari uraian di atas terlihat bahwa lingkaran motivasi itu berkaitan erat
dengan kebutuhan. Kebutuhan berarti suatu keadaan internal yang
menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan
yang tak terpuaskan menciptakan tegang yang merangsang dorongan di
dalam diri individu tersebut. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku
pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang jika tercapai
akan memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke pengurangan
tegangan.
D. Pasien
1. Pengertian pasien
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pasien adalah orang yang sakit,
yang dirawat oleh dokter13.
Pasien juga diartikan yang sakit, penderita sakit( Sakit) baik itu yang
menjalani rawat inap pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu ataupun
yang menjalani rawat inap pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu
ataupun tidak. Dan seseorang dikatakan sakit apabila orang itu tidak mampu
lagi berfungsi secara wajar dalma kehidupan sehari-hari karena fisiknya yang
sakit atau kejiwaannya terganggu.14
Pasien adalah orang sakit, penderita (sakit), baik itu yang menjalani
rawat inap pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu ataupun yang tidak.
Dan seseorang dikatakan sakit apabila orang itu tidak lagi mampu berfungsi
secara wajar dalam kehidupan sehari-hari karena fisiknya yang sakit atau
kejiwaannya yang terganggu.15
12
Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan (Surabaya Karya Abditama 1994) Cet.1 hal 102
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka,
2001), h.834
14
Hawari, Pelatian Relawan Bimbingan Rohani Pasien,Sawangan 9 Juli 2003 (Jakarta:
Dompet Dhuafa Republika, 2003) h 15.
15
Chiristine Booker, Kamus saku Keperawatan edisi 31,( Jakarta : EGC, 2001),h. 309
13
25
beberapa
pengertian
yang
penulis
paparkan,
penulis
dapat
memahami tentang pengertian pasien yaitu seseorang yang menderita suatu
penyakit baik jasmaniah maupun rohaniah yang mendapat pengobatan dan
perawatan medis. Dalam hal ini, ada penyakit yang dapat sembuh dengan
sendirinya, meskipun umumnya setiap pasien memerlukan bantuan dalm hal
pengobatan dan pengasuhan darinya, ia memerlukan bantuan dari seorang
dokter dan seorang perawat.
Beberapa pengertian pasien diantaranya :
a. Menurut Christine Brook dalam bukunya kamus saku Perawat:
1) Pasien adalah penderita penyakit yang mendapat penanganan
medis dan atau asuhan keperawatan.
2) Klien yang memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan.
b. Menurut Barbara F.Weller dalam buku kamus saku Perawat pasien
adalah orang yang sakit atau yang menjalani pengobatan karena
menderita penyakit16
c. Menurut Bahder Djohan, Pasien adalah seseorang yang menderita
penyakit Jasmaniah maupun rohaniah.
2. Pengertian kanker
Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal
yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi
tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat.
Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat ditakuti oleh banyak
orang sehingga ada baiknya kita mencegah kanker daripada mengobatinya.
16
Barbara F.Weller, Kamus Saku KeperawataneEdisi 22,( Jakarta : EGC,2005),h 508
26
a. Kanker Tiroid
Kanker thyroid adalah kanker yang terjadi pada sel-sel thyroid.
Thyroid adalah sebuah kelenjar yang terletak pada leher yang
berbentuk kupu-kupu. Kelenjar thyroid menghasilkan hormon
tiroksin yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, laju
metabolism, suhu dan berat badan. Kanker thyroid merupakan kanker
yang jarang terjadi, di amerika serikat diperkirakan jumlah penderita
kanker thyroid sekitar setiap tahunnya berdasarkan data dari National
Cancer Institute. Seiring dengan perkembangan teknologi, semakin
mudah dan banyak ditemukan kanker thyroid.Kanker tiroid
merupakan salah satu gangguan endokrin. Kanker tiroid jauh lebih
jarang ditemukan jika dibandingkan dengan bentuk-bentuk kanker
lain. Meskipun demikian, penyakit kanker ini merupakan penyebab
90% semua kelainan malignasi endokrin. Kurang lebih 13.000 kasus
baru kanker tiroid terjadi setiap tahun. Menurut American Cancer
Society (1994), kurang lebih 1025 pasien meninggal setiap tahun
akibat kanker ini (Brunner dan Suddarth. Buku ajar Keperawatan
Medikal Bedah edisi 8 hal.131Kanker tiroid menempati urutan ke-9
dari sepuluh keganasan tersering. Lebih banyak wanita dengan
distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1. insidensinya berkisar antara
5, 4 – 0, 3%. Berdasarkan histopatologi jenis kanker ini yaitu: kanker
tiroid jenis papiler (71,4%), kanker tiroid folikuler (16,7%), kanker
tiroid jenis anaplastik (8,4%) dan kanker tiroid jenis meduler (1,4%).
Berdasarkan usia kanker tiroid jenis papiler biasanya pada pasien
yang berusia kurang dari 40 tahun, berbeda dengan kanker tiroid
27
folikuler yang banyak pada usia diatas itu. Sedangkan kanker jenis
meduler sering ditemukan pada usia tua (50-60 tahun).Kanker tiroid
memiliki 4 tipe keganasan. yaitu; papiler, folikuler, ana
plastic dan
meduler.Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar,
lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar.
Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak dan biasanya kanker tiroid
bisa disembuhkan. Kanker tiroid serinkali membatasi kemampuan
menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon
tiroid, tetapi kadang kanker menghasilkan cukup banyak hormon
tiroid sehingga terjadi hipertiroidism.
Kanker tiroid sering kali membatasi kemampuan menyerap
yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid,
tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga
terjadi hipertiroidisme.
b. Kanker Serviks
Kanker serviks sering dianggap sebagai suatu penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh infeksi tertentu virus papilloma,
Kanker serviks adalah kanker ginekologik yang biasanya tumbuh ke
arah luar dan ke arah dalam sehingga menimbulkan pembesaran
serviks(Derek,2002:68).
Pengertian Kanker leher rahim (serviks) adalah kanker yang terjadi
pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
28
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dengan liang senggama (vagina) (Yohanes R, 1999).
3. Kondisi kejiwaan pasien,
a. Stress
)٥١١( َ‫ص مِنَ األمْوَالِ وَاأل ّْن ُفسِ وَالَّثمَرَاتِ وَبَشِّ ِر الّصَابِرِين‬
ٍ ْ‫ن الْخَوْفِ وَالْجُوعِ َو َّنق‬
َ ‫شيْ ٍء ِم‬
َ ِ‫وََلنَبْلُوََّن ُكمْ ب‬
155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Istilah stes dan depresi sering kali tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Setiap permasalahan kehidupan yang menimpa pada diri seseorang
disebut stressor psikososial. Dapat mengakibatkan gangguan fungsi /faal
organ tubuh. Reaksi tubuh(fisik )ini dimanakan stress.
Berdasarkan penelitian telah terbukti adanya hubungan antara stres
dan penyakit, baik pada manusia maupun hewan. Sayangnya, bukti- bukti
tersebut tidak memberikan informasi mengenai hal- hal yang melandasi
hubungan tersebut. Mengetahui mekanisme antara stress dan penyakit
merupakan hal yang penting. Beberapa peneliti telah mencoba mengetahui
mekanisme tersebut dan menemukan bahwa stress ternyata dapat
mempengaruhi system kekebalan tubuh, suatu system yang berperan penting
pada muncul atau tidaknya penyakit infeksi, kanker ataupun alergi. Dalam
sebuah penelitian lainya disebutkan bahwa di Amerika Serikat terdapat enam
29
penyebab kematian utama yang erat hubungannya dengan stress dan
depresi17:
a. Penyakit jantung coroner.
b. Kanker.
c. Paru- paru.
d. Kecelakaan.
e. Pengerasaan hati.
f.
Bunuh diri.
Menurut clonniger (1996) stress adalah keadaan yang membuat
tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan
dan belum mempunyai jalan keluarnya dan banyak pikiran yang
mengganggu seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya.
Kendall dan Hammen( 1998) menyatakan stress dapat terjadi pada
individu ketika terdapat ketidakseimbangan antara situasi yang menuntut
dengan perasaan individu atas kemampuannya untuk bertemu dengan
tuntutan- tuntutan tersebut. Situasi yang menuntut tersebut dipandang
sebagai beban atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya.
Ketika individu tidak dapat menyelesaikan atau mengatasi stress dengan
efektif maka stres tersebut berpotensi untuk menyebabkan gangguan
psikologisnya18.
b. Emosi
Ahli psikologi memandang manusia adalah makhluk yang secara
alami memiliki emosi.
Menurut James (Purwanto dan Mulyono,2006) emosi adalah keadaan
jiwa yang menampakkan diri dengan sesuatu perubahan yang jelas pada
tubuh. Emosi setiap orang adalah mencerminkan keadaan jiwanya, yang akan
17
Dadang Hawari, Alquran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.(Yogjakarta: PT.
Dana Bhakti Prima yasa,1997 .)h.49-50.
18
Triantoro safari, Nofrans eka saputra.Manajemen Emosi sebuah panduan cerdas bagaimana
mengelola emosi positif dan hidup anda. ( Jakarta: Bumi Aksara,2009).h.28.
30
tampak secara nyata pada perubahan jasmaninya19. Proses kemunculan emosi
melibatkan faktor psikologis maupun faktor fisiologis. kebangkitan emosi
kita pertama kali muncul akibat adanya stimulus atau sebuah peristiwa yang
bisa netral,positif ataupun negatif. Menurut pandangan teori kognitif , emosi
lebih banyak ditentukan oleh hasil interprestasi kita terhadap sebuah
peristiwa. Kita bisa memandang dan menginterprestasikan sebuah peristiwa
dalam
persepsi
atau
penilaian
negatif,
tidak
menyenangkan,
menyengsarakan, menjengkelkan, mengecewakan, atau sebaliknya dalam
persepsi yang lebih positif seperti sebuah kewajaran, hal yang indah,sesuatu
yang mengharukan, atau membahagiakan. Interprestasi yang kita buat atas
peristiwa mengkondisikan dan membentuk perubahan fisiologis kita secara
lebih positif maka perubahan fisiologis kita pun menjadi lebih positif.
4. Bimbingan
Bimbingan menurut bahasa (etimologi) ialah kata terjemahan
“guidance” yang berasal dari bahasa inggris. Bimbingan memiliki arti
sebagai bantuan atau tuntunan. Mengartikan “ guidance” atau bimbingan
dengan kata menujukan”menuntun” atau membimbing kejalan yang benar20.
Secara terminologi, bimbingan itu adalah suatu proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambunganagar
individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntunan dan keadaan lingkungan, sekolah, keluarga, masyarakat serta
19
Triantoro safari, Nofrans eka saputra.Manajemen Emosi sebuah panduan cerdas bagaimana
mengelola emosi positif dan hidup anda h.11-12
20
H.M. arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama( Jakarta : Golden
Trayon Press, cet ke 1, h.1)
31
kehidupan pada umumnya dengan sumbangan yang berarti pada kehidupan
masyarakat. Bimbingan membantu individu mencapain perkembangan diri
secara optimal sebagai makhluk sosial21
Dewa Ketut Sukardi menjelaskan, bimbingan adalah suatu proses
yang diberikan kepada seseorang agar membanggakan potensinya yang
dimiliki, mengenal diri sendiri, mengatasi persoalan sehingga ia dapat
menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa
tergantung pada orang lain22.
Bima Walgito menyebutkan bahwa bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individuindividu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan- kesulitan dalam
hidupnya. Agar individu atau sekumpulan individu – individu dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya.Sedangkan menurut Thohari Musnamar
Bimbingan adalah
proses memberikan bantuan terhadap individu agar
mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga
mencapai kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat.23
Dari uraian diatas maka dapat dipahami bahwa bimbingan adalah
upaya memberi bantuan dan motivasi kepada individu dalam ajaran agama
untuk mencapai tujuan kebaikan dunia dan akhirat.
5. Bentuk-bentuk Bimbingan dan Metode Bimbingan.
21
Rahman Natawijaya,peran Guru Dalam Bimbingan disekolah.(Bandung:CV Abardin,1998,
cet ke 1. H. 7)
22
Dewa Ketut sukardi,Bimbingan dan Penyuluhan Belajar disekolah,( Surabaya : Usaha
Nasional,1982),h.66
23
Thohari Musnamar. Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam. ( Yogjakarta :UUI
Press, 1992),h.76
32
Berbagai bentuk-bentuk bimbingan telah berkembang mengikuti
perkembangan tuntutan hidup manusia dalam masyarakat yang semakin
meningkat. Hal tersebut berdampak pula pada kehidupan mental spiritual
mental yang semakin kompleks, tidak sederhana dan tidak pula semakin
meredakan batin bahkan sebaliknya semakin meningkatkan ketegangan jiwa.
Untuk menolong meredakan ketegangan- ketegangan tersebut, maka
bimbingan mengarah pada bentuk- bentuk yang dapat dilihat dari segi
bidangnya, menurut M.Arifin diantaranya adalah:
a. Bimbingan dan penyuluhan dalam Bidang Kesehatan Jiwa
(Mental Health Counseling) yaitu suatu bimbingan atau nasihat
yang bertujuan untuk menghilangkan faktor-faktor yang
menimbulkan gangguan jiwa klain, sehingga dengan demikian
akan emperoleh ketenangan hidup rohaniah yang sewajarnya
sebagaimana yang diharapkan.24
b. Bimbingan dan penyuluhan Keagamaan yaitu bimbingan dan
penyuluhan yang diberikan pada seseorang yang bersifat
keagamaan
yang
bertujuan
untuk
membantu
problema
perseorangandan melalui keimanan menurut agamanya. Dengan
menggunakan pendekatan keagamaan dalam bimbingan tersebut,
klien dapat diberi insigh( kesadaran terhadap adanya hubungan
sebab akibat dalam problem yang dialami) dalam pribadinya
yang berhubungan dengan keimananya yang mungkin pada saat
24
.ke 3, h.17
M.Arif , Teori- teori Konseling Agama dan Umum, ( Jakarta: Golden Terayon,1996) cet
33
itu telah lenyap dalam jiwa klien. Adapun metode Bimbingan
nya sebagai berikut:
a. Metode non direktif (cara yang tidak mengarah).
b. Metode
Psikoanalisa(penganalisaan
memperoleh
data-data
tentang
jiwa),
jiwa
metode
tertekan
ini
bagi
penyembuhan jiwa klaen.
c. Metode Direktif ( Metode yang bersifat mengarah) metode
ini bersifat mengarah kepada klain untuk berusaha mengatasi
kesulitan (Problema) di hadapi.
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS
JAKARTA
A. Sejarah Rumah Sakit Kanker Dharmais
Penyakit kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di
Indonesia. Oleh karena itu didirikanlah Rumah Sakit Kanker “Dharmais”
yang berfungsi memberi pelayanan yang merata bagi masyarakat, khususnya
penderita kanker. Rumah Sakit Kanker “Dharmais” dibangun pada tahun
1991-1993 oleh Yayasan “Dharmais” di atas tanah milik pemerintah seluas
38.920 M2 yang terletak di jalan Letnan Jendral S. Parman Kav.84-86 Slipi,
Jakarta. Dan peresmian dilakukan pada tanggal 30 Oktober 1993.
Berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
72/Menkes/SK/I/1993 tanggal 25 januari 1993 tentang organisasi dan tata
kerja Rumah Sakit Kanker “Dharmais” adalah rumah sakit milik pemerintah
yang
pengelolaannya
diserahkan
kepada
Yayasan
“Dharmais”,
diselenggarakan oleh Dewan Penyantun dan sehari-harinya dilaksanakan
oleh Badan Pelaksana Harian Dewan Penyantun Rumah Sakit Kanker
“Dharmais”.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI diatas
ditetapkan pula Rumah Sakit Kanker “Dharmais” sebagai Pusat Kanker
Nasional yang merupakan Pusat Rujukan Tertinggi Jaringan Pelayanan
Kanker di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan pemerintahan di
Indonesia, pada tahun 1998 Yayasan “Dharmais” menyerahkan kembali
34
35
pengelolaan Rumah Sakit Kanker “Dharmais” sepenuhnya kepada
pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI.
Rumah Sakit Kanker “Dharmais” berdasarkan Peraturan Pemerintah
nomor 128 tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000, resmi beroperasi sebagai
Rumah Sakit Perjan per tanggal 1 Januari 2002 dan sebagaimana diatur
dalam PP nomor 6 Tahun 2000 pasal 18, direksi wajib menyiapakan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang merupakan
penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang. Pada tanggal 13 Juni 2005
pemerintah memberlakukan PP RI nomor 23 Tahun 2005, tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) terhadap 13 Rumah
Sakit Perjan, dimana salah satunya adalah Rumah Sakit Kanker “Dharmais”
dengan total karyawan 1017 karyawan yang terdiri dari medis 100 orang,
paramedis perawat 253 orang, paramedis non keperawatan 154 orang dan
non medis 510 orang, rumah sakit ini menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dilaksanakan dengan pendekatan Tim Kerja (Timja) kanker yang
berpedoman pada pelayanan kanker terpadu, paripurna, terjangkau oleh
masyarakat.
B. Profil Rumah Sakit Kanker Dharmais
Profil RS Kanker Dharmais secara singkat adalah sebagai berikut:
Nama : RS Kanker Dharmais
Tipe Rumah Sakit : RS Khusus Kanker
36
Alamat : Jl. Letjen S.Parman Kav 84-86, Kel. Kota Bambu Selatan, Kec.
Palmerah, Kodya Jakarta Barat.No. Telpon : 021-5681570 Batas Wilayah RS
Kanker Dharmais:
a. Sebelah utara : RS Jantung dan RS Ibu dan Anak Harapan Kita, Jl. Kota
bambu Selatan
b. Sebelah Timur : Pemukiman penduduk Rt 07 & 08 Kel. Kota Bambu
Selatan
c. Sebelah Selatan : Rumah kantor dan gedung perkantoran
d. Sebelah Barat : Jalan tol dan Jl. Raya Letj. S. Parman
C. Visi, Misi, Moto, Falsafah,
A. Visi Rumah Sakit Kanker Dharmais
Menjadi Rumah Sakit dan Pusat Kanker Nasional yang menjadi
panutan dalam penanggulangan kanker di Indonesia.
B. Misi Rumah Sakit Kanker Dharmais
Melaksanakan pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang bermutu
tinggi di bidang penanggulangan kanker
C. Moto Rumah Sakit Kanker Dharmais
Tampil lebih baik, ramah, dan profesional
D. Falsafah Rumah Sakit Kanker Dharmais
Rasa kebersamaan menyertai kegiatan terpadu demi mewujudkan
pelayanan prima di bidang kesehatan
E. Kebijakan Mutu Rumah Sakit Kanker Dharmais
37
Rumah Sakit dan Pusat Kanker Nasional yang melakukan pelayanan,
pendidikan dan penelitian yang bermutu tinggi di bidang kanker melalui
aktualisasi SMILE!C:
S : Senyum dan ramah pada setiap pelayanan
M : Mengutamakan mutu pelayanan
I : Ikhlas dalam melaksanakan tugas
L : Loyal pada pimpinan
E : Excellent dalam pelayanan, pendidikan, dan pelatihan
! : Merupakan simbol optimis yang berarti mempunyai sikap selalu optimis
menghadapi segala tantangan dan hambatan dalam tugas
C : Continually improvement, senantiasa melakukan perbaikan mutu
berkesinambungan
D. Tujuan Rumah Sakit Kanker Dharmais
Didirikannya Rumah Sakit Kanker Dharmais memiliki tujuan untuk:
a. Mendukung terlaksananya program kesehatan nasional Departemen
Kesehatan RI dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat
melalui penyediaan fasilitas kesehatan
b. Berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah DKI Jakarta dan
daerah sekitarnya dengan menyajikan pelayanan rumah sakit dengan
keunggulan penyakit kanker yang berkualitas dengan biaya relative
terjangkau. Keunggulan pelayanan penyakit kanker tersebut diwujudkan
dengan dijadikannya RS Kanker Dharmais menjadi Rujukan Nasional
Penyakit Kanker.
38
E. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Kanker Dharmais
Rumah Sakit Kanker Dharmais mempunyai tugas menjadi Pusat
Rujukan Nasional di bidang penanggulangan kanker di Indonesia dan untuk
menyelenggarakan pelayanan penyembuhan dan perawatan penderita secara
paripurna, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di
bidang kesehatan kanker secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan
dengan berorientasi pada kepentingan masyarakat serta upaya-upaya
peningkatan status kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Rumah Sakit kanker Dharmais menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan upaya peningkatan kesehatan
b. Pelaksanaan upaya pencegahan terjadinya penyakit kanker
c. Pelaksanaan penyembuhan terhadap pasien penyakit kanker
d. Pelaksanaan upaya rehabilitasi terhadap pasien penyakit kanker
e. Pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan
f. Pelaksanaan rujukan kesehatan kanker
g. Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit
h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
i. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan
j. Pelaksanaan urusan administrasi umum dan keuangan
F. Sarana RS Kanker Dharmais
RS Kanker Dharmais terdiri dari 7 blok bangunan, yaitu bangunan
utama, bangunan asrama dan litbang, bangunan auditorium, bangunan
penunjang, banguanan teknik dan umum, bangunan genset, dan bangunan rumah
39
duka, serta tempat TPS dan incenerator, dan IPAL/STP. Bangunan utama terdiri
dari 8 lantai dan ditambah 2 lantai basement. Saat ini lantai yang sudah
dioperasikan adalah lantai basement, lantai 1, 2, 3, 4, 5, dan 8 sedangkan lantai
lainnya masih dalam tahap persiapan pengembangan fisik. Penggunaan masingmasing lantai bangunan utama adalah sebagai berikut:
a. Lantai basement 2 digunakan untuk ruang pompa, sewage pit, dan pit lift.
b. Lantai basement 1 digunakan untuk ruang radiodiagnostik, radioterapi,
Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu (ISSB), Medical Record, Pengolahan
Data Elektronik, Bidang Administrasi dan Keuangan, Pusat Komputer, Pusat
Telepon, Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik Khusus, unit uji kesehatan dan deteksi
dini kanker), dan Divisi SDM.
c. Lantai 1 digunakan untuk lobby, Unit Admission &Marketing, Information
Center, Instalasi Rawat Jalan (termasuk Unit Diagnostik Terpadu, Unit Prosedur
Diagnostik,
Unit
Rawat
Singkat),
Instalasi
Gawat
Darurat,
Instalasi
Pemeliharaan Sarana dan Rumah Tangga, Instalasi Patologi Klinik, Instalasi
Patologi Anatomi, Satelit Farmasi Rawat Jalan, Instalasi Pemulasaran Jenazah,
Kasir, Instalasi Gizi dan Dapur, Bank.
d. Dilantai 2 digunakan untuk Instalasi Rawat Jalan, Rehabilitasi Medik, kafe
dan mini market, Bank Darah, bank mini, Instalasi Farmasi dan Satelit Farmasi
rawat Inap , kantor pos, ruang perawat, dan Instalasi Kesehatan Lingkungan.
e. Dilantai 3 digunakan untuk Ruang Bedah Pusat, ICU, Ruang Direksi, dan
Ruang Administrasi dan Sekretariat.
40
f. Lantai 4, 5, dan 8 merupakan lantai yang digunakan untuk Ruang Perawatan
Rawat Inap dan Ruang Isolasi Imunitas Menurun dan Rawat Isolasi Radioatktif
(lantai 5).
G. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Kanker Dharmais.
1. Bidang medik:
a. Seksi pelayanan medik.
b. Seksi penunjang medik.
c. Seksi peningkatan dan pengendalian mutu pelayanan medik.
2. Bidang keperawatan.
a. Seksi Keperawatan Rawat Jalan.
b. Seksi Keperawatan Rawat Inap.
c. Seksi Keperawatan Rawat Khusus.
3. Bidang Rekam Medik.
a. Seksi catatan medik.
b. Seksi Admisi.
c. Seksi Pengkodean dan Penyimpanan.
4. Unit- unit Non Struktural.
a. Instalasi Rawat Jalan.
b. Instalasi Rawat Inap.
c. Instalasi Gawat Darurat.
d. Instalasi Rawat Intensif
e. Instalasi Bedah Sentaral
f. Instalasi Radioterapi
41
g. Instalasi Radiodiagnostik
h. Instalasi Endoskopi
i. Instalasi Rehabilitasi Medik
j. Instalasi Patologi Klinik dan Mikrobiologi
k. Instalasi Patologi Anatomi dan Pemulasaran jenazah
l. Instalasi Bank Darah dan Aferesis
m. Instalasi Farmasi
n. Instalasi Deteksi Dini dan Onkologi Sosial
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Informan
Berdasarkan data penulis peroleh dari penelitian dan demi lancarnya penulisan
skripsi, penulis melibatkan beberapa informan-informan yang bisa diajak kerjasama
diantaranya:
1. Informan I (Prosedur Diagnostik)
Endang berasal dari cinere berusia 66 tahun yang menderita kanker serviks
stadium satu, ibu endang berobat dirumah sakit kanker dharmais jakarta
mengunakan pelayanan askes, beliau menderita penyakit ini sekitar satu tahun yang
lalu. Selama pengobatan beliau melakukan kemoterapi 25 x dan sinar 5x, sebelum
melakukan operasi dan dirawat kurang lebih 4-5bulan gejala awal penyakit ini
muncul karena pendarahan dan dikira beliau itu haid padahal beliau udah
menopause dan keluarga beliau tidak mempunyai keturunan penyakit kanker.1
2. Informan II (Prosedur Diagnostik)
Mulyanti berasal dari radio dalam jakarta selatan berusia 70 tahun yang menderita
kanker indung telur selama 25 tahun, beliau mengunakan pelayanan askes ,sebelumnya
beliau pernah berobat diruamh sakit lain sebelum dirumah sakit kanker dharmais. Beliau
berobat dirumah sakit ini kurang lebih satu tahun dan beliau baru satu bulan yang lalu
melakukan operasi lanjutan dan saat diwawancara beliau melakukan kontrol pasca operasi
dan gejala awal dari penyakit ini muncul karena rasa sakit diperut yang tidak kunjung
sembuh, dan keluarga beliau tidak mempunyai keturunan penyakit kanker2.
3. Informan III(UDT )
Muhammad zen berasal dari Jakarta timur berusia 45 tahun yang menderita
kanker pita suara selama kurang lebih 1 bulan, bapak zen mengunakan pelayanan
gakin, sebelumnya beliau pernah berobat dimedika care, selama dimedika care
1
2
Wawancara pribadi dengan endang pada tanggal 14 februari 2013 pada pukul 10.30
Wawancara pribadi dengan mulyanti pada tanggal 14 februari 2013 pada pukul 13.30
42
43
beliau dirawat kurang lebih 1 minggu disana, gejala awal penyakit ini muncul
karena batuk biasa dan bapak ini tidak mempunyai keturunan penyakit kanker.3
4. Informan IV (Poli Khusus)
Andy evawati berasal dari bandung berusia 40 tahun menderita penyakit
kanker payudara kurang lebih 5 bulan, beliau menggunakan pelayanan askes,
sebelumnya beliau pernah berobat dirumah sakit bandung rawat jalan, karena tidak
ada perkembangan berobat jalan, akhirnya saudaranya menyarankan berobat
dirumah sakit khusus kanker dharmais Jakarta, setelah mendapat surat rujukan,
akhirnya beliau melakukan operasinya di rumah sakit dharmais Jakarta setelah
menjalani proses pengobatan. Awal muncul penyakit ini dikarenakan rasa sakit
disekitar payudara yang tak kunjung hilang dan 1 bulan berikutnya ada benjolan di
payudara.4
5. Informan V (UDT)
linda wati berasal dari bogor berusia 50 tahun menderita kanker teroid
stadium dua selama 14 tahun, beliau mengunakan pelayanan gakin, sebelumnya
beliau pernah berobat puskesmas dan dirumah sakit bogor, setelah dapat surat
rujukan barulah beliau melakukan pengobatan dirumah sakit kanker dharmais
jakarta. Awalnya beliau tidak mau berobat karena tidak merasa sakit, satu tahun
yang lalu beliau merasakan sakit dan atas dorongan anak-anaknya ibunya mau
menjalani operasi, penyakit ini muncul saat mengandung anak ke 45.
6. Informan VI (Rawat Singkat )
Fhang kwan berasal dari bangka Belitung dan sudah menetap di jakarta,
berusia 50 tahun menderita kanker serviks, beliau menggunakan pelayanan kartu
jakarta sehat, awalnya cuma flek biasa saja, lama kelamaan menjadi bauk dan
aromnya kurang enak, akhirnya beliau berobat dulu di puskesmas kata pihak
puskesmas mereka tidak sanggup, akhirnya beliau langsung ke dharmais setelah
melakukan kemoterapi,sinar dan operasi, setahun yang lalu tidak ada lagi, tapi
beliau merasa sesuatu yang menganjal dan akhirnya beliau berobat untuk yang
kedua kalinya disini6.
3
Wawancara pribadi dengan Muhammad zen pada tanggal 15februari 2013 pada pukul 09.00
Wawancara pribadi dengan andy evawati pada 15februari 2013 pukul 11.00
5
Wawancara pribadi dengan linda wati pada tanggal 18februari pukul 13.30
6
Wawancara pribadi denga fhang kwan pada tanggal 19 februari pada pukul 10.00
4
44
7. Informan VII ( Rawat Singkat)
Kusnadi berusia 66 tahun, dan menggunakan pelayanan askes, bapak
kusnadi adalah seorang pensiunan ABRI, saat diwawancarai pak kusnadi ditemani
oleh istrinya dan keluarga nya yang lain, pak kusnadi menderita penyakit kanker
leukemia yang mana tiap dua minggu sekali harus melakukan cuci darah, sebelum
berobat dharmais pak kusnadi pernah berobat di Rumah Sakit Cipto7.
8. Informan VIII( Prosedur Diagnostik)
Muhammad ali berusia 55 tahun menderita sakit kanker kelenjar getah
bening, dan mengunakan pelayanan perusahaan tempat beliau bekerja. Bapak ali,
pasien yang lama dirumah sakit ini, bapak ali kurang lebih dua bulan dirawat inap
karena kondisi nya yang selalu melemah, pak ali menderita kanker kelenjar getah
bening kurang lebih 2 tahunan, setiap kondisi tubuh yang melemah selalu dilakukan
tindakan pemotretan, agar tau kira-kira penyakitnya sudah menyebar atau belum
ketubuh, kelenjar getah bening yang ada di leher ini termasuk operasi yang besar,
dikarenakan dibagian leher terdapat banyak urat- urat yang harus diselamatkan, ada
pita suara, ada urat nadi, ada urat saraf dan banyak lagi urat- urat yang lainnya8.
Angket yang digunakan merupakan data pendukung dalam penelitian,
dengan kuesioner atau angket peneliti menggali informasi dari responden (orang
yang menjadi subyek penelitian). Dengan demikian pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan berkaitan dengan informasi(data) yang diperlukan untuk memecahkan
masalah dan menguji hipotesis penelitian.9 Tujuan pokok pembuatan kuesioner
menurut singarimbun dan handayani, selain untuk memperoleh informasi yang
relavan dengan tujuan penelitian, juga untuk memperoleh informasi dengan
reliabilitas dan validitas setinggi mungkin.10
7
Wawancara pribadi dengan kusnadi pada tanggal 20 februari 2013 pada pukul 10.30
Wawancara pribadi dengan Muhammad ali pada tanggal 21 februari 2013 pada pukul 11.00
9
Riantoadi, Metodelogi Penelitian Social dan Hukum, Jakarta : Granit 2004, h 77
10
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, Jakarta :LP3ES h.130
8
45
Dalam penelitian ini kuesioner atau angket yang digunakan adalah jenis
kuesioner penutup yakni pertanyaan yang jawabannya sudah ditentukan artinya
peneliti sudah menyediakan pilihan jawaban bagi responden. Tugas responden
hanyalah menjawab pertanyaan dan peneliti dan memilih salah satu dari beberapa
jawaban
yang telah disediakan. Dalam hal ini responden tidak diperkenankan
memberi jawaban lain diluar jawaban-jawaban yang telah disediakan peneliti.
Alasan peneliti menggunakan kuesioner tertutup agar lebih mudah dalam
pengolahan data.
Dalam pembuatan kuesioner ini peneliti menggunakan Skala Likert. Skala
Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial11. Alasan peneliti
menggunakan skala Likert dalam penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui
Analisis Sikap Perawat dalam Memotivasi Pasien Kanker Sebagai Salah Satu
Upaya Penyembuhan.
Table .1
11
2008, h 93
No
Alternativ Jawaban
Positif
Negatif
1
Selalu
5
1
2
Sering
4
2
3
Kadang- kadang
3
3
Prof. Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: CV Alfabeta
46
4
Jarang
2
4
5
Tidak pernah
1
5
Keuntungan penggunaan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor(variability of skor) sebagai akibat
pengunaan skala 1-5, dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar pertanyaan,
memungkinkan sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai salah satu
upaya penyembuhan.dari segi statistic, skala dengan lima tingkat (1-5) lebih tinggi
kendalanya dibanding dengan dua tingkatan ya dan tidak .
a. Uji validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang diukur. Jika seorang peneliti mengunakan kuesioner dalam pengumpulan
data, maka kuesioner yang disusunnya harus dapat mengukur apa yang diukur.
Sementara itu jenis validitas pengukuran dalam penelitian ini validitas isi yaitu
suatu alat pengukur ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut
mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep 12. Dalam
perhitungan validitas data ini peneliti mengunakan rumus korelasion product
moment untuk mengukur korelasi antara masing-masing pernyataan. Pengujian
validitas dilakukan dengan di Rumah Sakit Dharmais. Dengan mengunakan
SPSS. 16 for Windows.
12
Masri, Singarimbu, Metode Penelitian Survai, h. 128
47
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai
dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh
relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dalam teknik perhitungan
reliable ini peneliti menggunakan teknik internal consistency yaitu dilakukan
dengan cara mencoba instrument sekali saja, kemudian data yang diperoleh
dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi
reliabilitas instrument13.Dalam perhitungan ini peneliti mengunakan bantuan
komputerisasi SPSS.16 for Windows.Dengan menggunakan Cronbach Alpha.
Hasil Uji Validitas ( 30 Responden dan Taraf Signif 5%)
No butir
13
r- hitung
Keterangan
1
-
0.842
Tidak Valid
2
-
0.625
Tidak Valid
3
-
0.658
Tidak Valid
4
-
0.134
Tidak Valid
5
0. 099
Tidak Valid
6
0. 359
Valid
7
0. 634
Valid
Prof. Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,(Bandung: CV Alfabeta
2008, h. 131
48
8
0. 642
Valid
9
0. 678
Valid
10
0. 698
Valid
11
0. 760
Valid
12
0. 924
Valid
13
0. 934
Valid
14
0. 919
Valid
15
0. 930
Valid
16
0. 898
Valid
17
0. 928
Valid
18
0. 920
Valid
19
0. 957
Valid
20
0. 948
Valid
21
0. 957
Valid
22
0. 940
Valid
23
0. 950
Valid
24
0. 920
Valid
25
0. 952
Valid
26
0. 958
Valid
27
0. 958
Valid
28
0. 935
Valid
49
29
0. 969
Valid
30
0. 950
Valid
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
B. Temuan dan Analisis Hasil Penelitian
1. Berdasarkan Wawancara dan Observasi
Manusia adalah makhluk sosial sekaligus makhluk individual. Sehingga
makhluk sosial,manusia memiliki motif untuk mengadakan hubungan dan hidup
dengan orang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar yang disebut
dengandorongan sosial. Ditempat pelayanan kesehatan dimana perawat bekerja, ada
beberapa macam jenis manusia. Ada klien, keluarga klien, dokter, fisioterafis,
petugas laboratorium ahli gizi maupun petugas kesehatan lainnya, serta seluruh
perangkat yang ada dalam mendukung pelayanankesehatan ditempat itu. Dalam
hidup bersama terjadi hubungan antar perawat-klien, perawat-perawat, perawat-
50
dokter, perawat- keluarga pasien, perawat-petugas kesehatan lain serta perawat
lingkungan lainnya.
Hubungan tersebut mewujudkan dan dilaksanakan dalam rangka untuk
mencapai tujuan pelayanan keperawatan yaitu pelayanan keperawatan yang prima
untuk mempercepat kesembuhan pasien(klien). Hasil penelitian menunjukkan enam
keadaan emosi utama yang tampak memalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah,
jijik, bahagia, dan sedih.
Peneliti menyimpulkan dari judul skripsi sikap perawat dalam memotivasi
pasien kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan di rumah sakit kanker
dharmais jakarta ditemukan data bahwa sikap yang mempunyai indikator kognitif,
afektif dan konatif itu telah dilakukan oleh perawat yang berkerja di rumah sakit
tersebut, sebagaimana kita ketahui dirumah sakit lain kebanyakan sikap perawatnya
kurang baik dan kurang memenuhi dari ketiga indikator diatas, padahal perawat itu
tidak hanya sebagai petugas yang memberikan suntikan dan menganti infus saja,
tetapi seorang perawat sebagai penolong pasien, dan perawat sebagai mitra pasien
dan menjadi seorang konselor bagi pasien. Perawat berperan sebagai motivator dan
edukator bagi pasien yang ditanganinya.di rumah sakit kanker dharmais para
perawat nya juga berperan sebagai motivator disaat pasien dan keluarga pasien
mulai putus asa dalam menghadapi penyakit kanker tanpa harus diminta oleh pasien
atau keluarga pasien. Berdasarkan hasil wawancara beberapa informan dan
penyebaran kuesioner baik yang rawat inap maupun rawat jalan semunya
51
menyatakan bahwa perawat yang bertugas di rumah sakit dharmais mempunyai
sikap kognitif, afektif dan konatif dan para perawatnya juga ramah-ramah, sabar
dalam melayani pasien dan memenuhi kebutuhan pasien walaupun itu dalam
keadaan istirahat mereka tetap melayani pasien yang membutuhkan bantuan
mereka, dari sekian pewawancara menyatakan sangat puas dengan pelayanan dan
sikap, kualitas disini. Padahal rumah sakit ini punya orang non islam dan pelayanan
nya sangat baik dibanding rumah sakit lain. Pewawancara mengatakan rumah sakit
ini memang terkenal perawat nya paling ramah, sabar dan baik. Ternyata itu tidak
cuma isu saja tapi memang benar-benar terbukti, peneliti melakukan wawancara
kepada Kepala Diklat Ibu Rita Kemala:
“Pelayanan di rumah sakit dharmais lebih menekankan kepada
kepuasaan pasien dan kami pun selalu memotivasi mereka dalam
menghadapi penyakit yang diderita, kami juga tidak pernah menganggap
mereka sebagai orang yang sakit, dikarena orang yang sakit dianggap sakit
sangat sensitif, dan kejiwaan nya juga akan mengalami kecemasan, yang
kami tekan kepada para petugas, kepada para dokter dan para perawat
agar selalu memberikan pelayanan yang baik untuk pasien, dan kami pun
menekankan kepada semua petugas yang ada di rumah sakit ini tidak kasar
dalam bersikap, tidak kasar dalam berbicara, dan selalu menganggap
mereka seperti saudara, mendoakan pasien disini,itu juga salah satu upaya
untuk membantu mereka agar selalu semangat dalam menghadapi masalah
yang mereka hadapi yaitu penyakit yang mereka derita. Dan Alhamdulillah
selama saya bekerja di rumah sakit ini dan kami pun pernah melakukan
riset kepada para pasien dan hasilnya membuat kami semangat dalam
menjalan kan tugas kami dan saya pun mengarahkan kepada semua petugas
disini agar tidak membawa masalah yang dirumah ketempat kerjaan, bila
masalah dibawa ketempat kerjaan itu bisa mempengaruhi kedua belah
pihak, pihak rumah sakit akan menjadi jelek dalam melayani dan dari pihak
pasien akan mengalami psikis yang kurang baik selama menjalani
pengobatan disini”.14
14
Wawancara pribadi dengan kepala pelatiahan diklat.
52
Dari uraian diatas berdasarkan wawancara adalah
sikap perawat
yang berkerja di rumah sakit dharmais sangat berperan dalam proses
penyembuhan pasien sebagaimana kita ketahuai orang yang mengalami sakit
itu terkadang psikis nya juga sakit, putus asa dalam menghadapi penyakit
disana perawat harus berperan, kebanyakan dari rumah sakit yang lain
perawatnya hanya bertugas menganti infus dan menyuntik, padahal perawat
juga berperan dalam penyembuhan atau pengobatan bagi pasien. Manusi
aadalah makhluk social sekaligus makhluk individual. Sehingga makhluk
sosial, manusia memiliki motif untuk mengadakan hubungan dan hidup
dengan orang lain dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dasar yang
disebut dengan dorongan sosial.
2. Berdasarkan kuesioner
Dari uraian berdasarkan kuesioner, menyatakan bahwa hasil nya
valid dan sikap perawat salah satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan
bagi pasien kanker, dan seorang perawat juga bisa berperan sebagai konselor
bagi pasien yang berobat disana,
Sifat yang dimiliki oleh perawat yang berkerja di rumah sakit kanker
Dharmais sudah termasuk kedalam tiga komponen yaitu kognitif, afektif,
dan konatif.
53
Dalam menghadapi suatu penyakit, hendaknya penyakit yang
diderita itu dianggap sebagai cobaan dari Allah SWT, sebagai ujian
keimanan seseorang dan untuk mengatasinya diperlukan kesabaran
sebagaimana Allah Firmankan dalam surah Al Baqarah ayat 153:
        
       
153.
Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Biasanya bila seseorang menderita suatu penyakit, orang itu berkeluh kesah,
tidak sabar, dan tidak jarang berburuk sangka terhadap Allah, dengan
mengatakan Allah tidak adil dan lain sejenisnya, oleh karena itu agar
diperoleh kesembuhan hendaknya tetap berbaik sangka kepada Allah,
sebagaimana firman Nya dan hadist Nabi berikut ini.
    
80. dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku,
Dalam sebuah hadist Nabi Muhammad Saw sebagaimana yang diriwayatkan
oleh Muslim dan Ahmad ( dari jabar bin Abdullah ra) bersabda :
54
‫لكل داء دوا ء فا ذ ا اصيب دواء الدا ء بر ا با ذى اهلل عز و جل اجرجه هسلن‬
Likulli daain dawaaun faidzaa ushiiba dawaaaud daai baroa bi izdni laahi’
azza wa jalla. Artinya “setiap penyakit ada obatnya jika obat itu tepat
mengenai sasarannya, maka dengan izin Allah Penyakit itu akan sembuh”
Dari hadist diatas menerangkan setiap penyakit pasti ada obatnya dan
dengan izin Allah penyakit itu akan sembuh bisa melalui operasi atau obat
herbal dan obat kimia. Tinggal bagaimana manusia itu sendiri yang akan
menyikapi suatu penyakit yang dideritanya, seperti Allah berfirman didalam
Alquran surat Albaqorah ayat 256.
‫سََ بِا ْل ُُرْ َو ِ الْىُ ْ َق‬
َ ‫ت َو ُيؤْ ِهيْ بِاللَهِ فَقَدِ اسْ ََت ْو‬
ِ ‫ي َفوَيْ يَكْ ُفرْ بِالّطَاغُى‬
ِّ َ‫ال ِإ ْكرَاهَ فِي ال ِدّييِ قَدْ تَ َبيَيَ ال ُرشْ ُد هِيَ ا ْلغ‬
)٦٥٢( ‫علِي ٌن‬
َ ‫ال اًْفِصَامَ َلهَا وَاللَ ُه سَوِي ٌع‬
256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut
dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Ayat diatas menerangkan bahwa Allah tidak akan Membebankan sesuatu
diluar Batas kemampuannya sekecil atau sebesar apapun penyakit yang
akan diderita oleh manusia semuanya tidak akan keluar dari batas
kemampuan manusia itu sendiri.
55
3. Berdasarkan wawancara dan kuesioner
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwan sikap perawat dalam
memotivasi pasien kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan di rumah sakit
kanker dharmais Jakarta mempunyai pengaruh terhadap kesembuhan pasien kanker
walaupun faktor utama kesembuhan suatu penyakit ada pada dalam diri setiap
manusia, dan faktor ekternal juga mempunyai pengaruh atas kesembuhan pasien,
faktor eksternal itu bisa dari pihak keluarga, budaya dan lingkungan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
pertanyaan
penelitian
yang
ingin
mengetahui(1)
Bagaimana pengaruh sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker? (2)Adakah
faktor lain yang memotivasi pasien dalam proses kesembuhan?
Dari hasil penelitian skripsi yang berjudul sikap perawat dalam
memotivasi pasien kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan di rumah sakit
dharmais slipi Jakarta barat, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Seorang perawat harus berperan sebagai motivator dan
educator bagi pasien yang ditanganinya,seorang perawat juga
sebagai pather bagi pasien, sebagai penolong untuk memenuhi
kebutuhan pasien selama menjalani pengobatan. Sikap yang
memenuhi tiga indikator yaitu kognitif, afektif dan konatif telah
dipenuhi oleh para perawat yang berkerja di rumah sakit
dharmais Jakarta.
2. Tanggapan dari pasien mengenai kualitas pelayanan dan sikap
para petugas nya baik bagian pendaftaran, bagian keamanannya
(satpam), perawatnya dan dokternya yang berkerja disana dapat
dikatakan sangat baik dan perlu dipertahankan dan bisa juga
ditingkatkan
lagi agar menjadi contoh dan tauladan
bagi
rumah sakit lain baik itu rumah sakit negeri maupun rumah
sakit swasta.
56
57
3. Dari
pertanyaan rumusan masalah di bab sebelumnya
bagaimana cara perawat memotivasi pasien kanker, dari sekian
jawaban dari pasien, cara atau metode sikap yang digunakan
perawat yang berkerja di rumah sakit dharmais sangat berbedabeda dan kebanyakan dari perawat mengunakan metode direktif
dan komponen sikap yang afektif yang banyak digunakan oleh
perawat disana.
4. Sikap optimis yang diberikan oleh perawat kepada pasien besar
pengaruhnya,
agar
pasien
semangat
dalam
menjalani
pengobatan dan keasembuhan terhadap penyakitnya.
B. Saran
Saran yang diberikan penulis kepada pembaca khususnya
mahasiswa yang akan melanjutkan penelitian ini diharapkan agar :
a. Dapat menjadikan Penelitian ini sebagai bahan kajian lebih
lanjut dan lebih sempurna. Sehingga lebih meningkatkan sikap
perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai upaya salah
satu penyembuhan di rumah sakit kanker dharmais jakarta.
b. Perawat harus mengerti dan menyadari bahwa pasien datang ke
rumah sakit dalam rangka meminta pertolongan untuk
mengurangi keluhan yang dirasa, dan hal yang paling penting
perawat dipercayamampu menangani klien dengan benar,
penuh kesabaran, supel, ramah dan sangat responsif
Adapun saran yang diberikan untuk rumah sakit Dharmais atau
rumah sakit yang bersifat negeri atau swasta lainnya yaitu:
58
a. Rumah sakit dharmais, sikap ramah, tamah, murah senyumnya
dipertahankan dan semoga menjadi contoh bagi rumah sakit
lain dan untuk bagian apotiknya perlu ditingkatkan lagi agar
pasien
atau
keluarga
pasien
merasa
nyaman
dengan
pelayanannya serta jadilah wadah motivasi buat para pasienn
yang berobat disana.
b. Untuk Rumah sakit lain, sikap perawatnya harus ditingkatkan
lagi agar pasien yang berobat merasa nyaman dan tidak merasa
dibedakan, sikap yang baik, ramah tamah akan membuat kesan
yang baik juga bagi pasien dan keluarga pasien.
DAFTAR PUSTAKA
DepDikBud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 1991.
Gunarsa singgah D. konsep dasar-dasar Teori Perkembangan anak, Jakarta:
PTTBPK gunung Mulia ,1997.
Hidayat ,A.A. Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Peta.
Jakarta: Salemba Medika, 2007.
Hurluck ,E. Psikologi Perkembangan, Jakarta:Erlangga.1990.
Iska,Zikri Neni. Psikologi Pengantar Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi
Brothers.2006.
Kusnanto. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:
Kedokteran EGC, 2004.
Lexy . J.Meleong. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
RemajaRosdakarya.1998.
Martania Srimulyani, Motif Sosial Remaja Suku Jawa dan Keturunan China
Yogyakarta: Gajah Mada University Press 1994.
Mcmahon, R. Et al . Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer.Jakarta :
Kedokteran EGC, 1999.
Muhammad Nur Abdul hafiz. Mendidik Anak bersama Rosullullah. Bandung:
Albayan,1999.
Muninjaya ,A. A. Gde. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Kedokteran EGC,
2004.
Neni, Zikri Iska. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan.
Jakarta : Kizi Brother’s, 2006.
Sabri Alisuf, Psikologi Pendidikan Jakarta : Pedoman Ilmu jaya, 1996.
Sadiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar .Jakarta: Raja
Grapindo Prsada 1996.
Salman Nasir, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problem
Remaja,Jakarta : kalam Mulia, 1999.
Sobur,Alex, Msi.Dr. Psikologi Umum . Bandung : Pustaka Setia. 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.
59
60
Suhaemi, M. E. Etika Keperawatan. Jakarta: Kedokteran EGC, 2002.
Sunaryo.Psikologi Untuk Keperawatan.Jakarta:KedokteranEGC, 2004.
Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan .Surabaya Karya Abditama 1994.
Ulwan , Abdullah Nashih. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta : Pustaka
Amani,1995.
Usman,Moh. Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosda Karya
1997.
Wirawan Sarlito Sarwono, Pengantar Umu Psikologi Jakarta : Bulan Bintang
1996.
Yafie, Ali. dkk. Sakit Menguatkan Iman . Jakarta : Gema Insani Press, 1996.
Yusuf LN, Syamsu.Mpd. Psikologi Perkembangan Anak- dan Remaja.
Bandung : Remaja RosdaKarya,2000.
Zahrotun , Dkk. Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat dan
Psikologi Islam. Ciputat Jakarta: UIN Jakarta Press, Desember 2006.
r -
n,
f
*s
I loor4
ir,l \\ l -
!.-
{e"
No,,'o,
An
'
k\\-,_
dr'
'
Jakafia, 22 Oktober 2012
Istimewa
\.\
: 1 Berkas
: Pengaiuan Judul Sklipsi
:
Lampiran
Perihal
'
- St\'*"' '
4paAa
Y angTe fionnat:
Ketua DewaD Pertimbangan Skripsi
UIN Syarif l{idayatr.tllah Jakarta
Di
Tempat
alamu' alaikum lFarr ahm a tu I I a hi ll/a b at a katu h
Salam sejahtera saya sampaikan, semoga Bapav Ibu dalam lindungan Allah SW"I, serta
selalu sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hai. Selanjutnya saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
RATNA AMAIIAH
Nama
t 09052000036
NIM
VII (TujuL)
S6mester
Ilmu Dakwah dan IImu Komunikasi / Bimbingan Penluluhan Islam
Fakultas/ Juusan
A ss
Bermaksud mengajukan judul skripsi dengan judul, Sikap Perawst Dalam Memotivasi
Pasien Kanker Di Layanan Kesehatan Cuma- Cuma Dompet Dhuafa Ciputat proposal
skipsi ini selanjutnya diharapkan dapat dilanjutkan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar
S.Kom.I dalarn jenjang Strata di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan ini saya
lampirkan :
Outline
2. Proposal Skripsi
J, Daffar Pustaka Sementara
I
l.
Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas segala perhatian BapalJ Ibu saya
ucapkan tedmakasih.
Il a s s a I amu' a Iai ht m War r ahm at ul I ahi rYd b arr a kat u h
Mengetahui,
Penasehat Akademik
lll '1,(aJl
a! \
,41
/xnt
tfitvt!
//ltvt'0t'4
Nurul Hidavati. M.Pd
NrP. 19690322199603 2001
Pemohon
-0o
'Me
n
Hama(Amaliah
Nrrrz.lo oszoooo:o
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
JL Ir. H. Jlanda No. 9s Ciputat
Nomor
Lamp
Hal
:
:
:
15.112
Indonesia
Un.01/F5/l(M.ol 3 r 4J9
1(satubundel)
Bimbingan Skripsi
'tdepo\/rax: (o21) 7432123 / 747OX580
websie: m.rdlninjara*a ac id, E-majt : [email protected]*arra
y'/2012
Jakan4
l,
a(.jd
November 2012
Kepada Yth.
Prof. Dr. Hj.Ismah Salman, M.Hum.
Dosen Fakultas IImu Dakwah dan llmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarla
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Bersama ini kami sampaikan sebuah out tine skipsi yang diajukan oleh
mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai berikut,
Nama
Nomor Pokok
Jurlrsan /Semester
Judul Skipsi
Ratna Amaliah
109052000036
Bimbingan dan Penyrluhan Islam (BPD / VII
Sikap Perawat dalam Memotivasi Pasien Kanker
Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa Ciputat.
di
Layanan
Kami Dohon kesediaarmya untuk membimbing mahasiswa teNebut dalam
penyusunao dan penyelesaian skipsinya dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Atas perhatia[ dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih,
,Yas sal amu' al di kum
Wr. lYb.
ahidin Sapu
9700903 199603 r 0011
Tembusan :
1- Dekan
2. Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ITMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
T.tepan/Ed: (o21)74n27
.)l-
Ir. H. Iuanda No. 95 Ciputat 15412 krdonesia
6]
Nomor : Un.0llF5/KM .Ol.3l5l
Lamp : Hal : Penelitian/Wawancara
Websfie
/
M.Irtluinjarrrtaaci4
n}l3
747v3580
E
En
;
d.iwahordk.uin atai, ac.id
Jakarta,
I
Januari 2013
Kepada Yth.
Pimpinan RS Kanker Dharmais
di Tempat
lss alamu' al ai hum Wr. llb.
Dengao horrnat kami sampaikan bairwa mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta di bawah ini,
Nama
: Raha Amaliah
NomorPokok :
Jurusan /Semester
109052000036
: Bimbingaa
dan Pel),uluhan
Islam (BPD / ViI
bermaksud melaksanakan penelitiar/wawancara untuk bahan penulisan skripsi yang
beind)l Sikdp Peruwat dalah Memoti,asi Pasien Kanker sebagai Salah Sat Up6ya
Penyembuhan.
Sehubungan dengan itu, kami memohon kepada Bapak/Ibu/S<lr. kianya
berkenan menedma/mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan
penelitian/wawaucara dimaksud.
Demikian, atas perhatian dan perkenarurya kami mengucapkan terima kasih.
llassal amu' al aikum Wr. Wb.
Subhan, M.{
660110 199303
Tembusan
:
1. Pembantu Dekan Bidang Akademik
2. Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyruluhan Islam (BPl)
Fakultas llmu Dakwah dan Ilmu Komuaikasi
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDEML BINA UPAYA KESEHATAN
RUMAH SAKIT KANKER'DHARMAIS"
PUSAT KANKER NASIONAL
Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 84-86, Slipi, Jakarta Baral11420
Tolepon : (02'l) - 5681570 Faksimile : (021) - 5681579
Nomor :
Lampiran
050/DiklaVRSkD/[2013
-
:
Perihal : Iiin Penelitian
Jakana, I I Februari 2011
dan WswancarA
Kepada Yth,
Kepala lnstalasi Rawat lalan
RS Kanker "Dharmais"
di_
Jakarta.S€hubungan dengan surat Direktur SDM dan Pendidikan Nomor: DL.O2-0314/4\OO7l I12013
tanggal 23 Januari 2013 Perihal ljin Penelirian dan Wa\,,,ancara, maka dengan ini kami
hadapkan I (satu) orang Mahasiswa :
Nama: Ratna Arraliah
NIM : i09052000036
Judul : Sikap Perawat dalan Memorivasi pasien Kanker sebagai Salah Satu Upaya
Penyembuhan
Adalah Mahasiswa Fakuttas Itmu Daklvai dan Ilmu Komunikasi Universitas Isllim
Negeri (UIN) yang akan melakukan penelitian dan \ryawancam di Rumah Sakit Kanker
"Dharmais" dalam rangka memeruhi tugas yang d;wajibkan oleh Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Utriversitas lslam Negeri (UnD dengan pembimbing dari RS
Karker "Dharmais" adalah Ns. Kemala Rita Wahidi, SKp, Sp.Onk, I4ARS.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas. maka dengan ini kami sampaikan bahwa selain
melakukan PeDelilian dan Wawarcara Bagian Diklat Kanker ,.Dharmais,,, yang
bersangkutan juga akan melakukan penelitian dan Wawancara di Satuan Kerja terkait RS
Kanker "Dharmais", oleh karena itu kami mohon bantuannya untuk dapat me;berikan data
kepada yang bersangkutan sesuai Data yang dibutuhkan.
Atas perhatian serta kerjasama yang baik kami ucapkan terimakasih.
Kepala Bagian
Pendidikan dan Pelatihan.
"---H,-**r-.
Ns. Kemata Rita wahidi. SKp. Sp.Onl, MARS4
NIP. 195E10041982032001
Tembusan
Kepala Ruangan
2. Kepala Ruangan
Kepala Ruangan
4. Kepala Ruansan
l.
l.
Rawat Singkat
UDT
t-/'
Prosedur Diagnostik
Poli Khusus
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
RUMAH SAKIT KANKER'DHARMAIS'
PUSAT KANKER NASIONAL
Jl. Let. Jend. S. Parman Kav.84-86. Stipi, Jakana
Barat.t.t420
Ielepon : (021)-5681570 Faksimite : (021). 5681579
$air_rQrEBAItcAN
Nomo.
: 058Diklar/RSKDTI/20 I
3
I
Yang bertanda-tangan di bawah ini
:
Nama
: Ns. Kemata Iijra Wehidi, SKp, Sp.Onk, ETN, MAtiS
NIP
: I q58 004 I 08201200
Jabatan : Kepala Bagian pendidikan dan pelarihan
I
r
RS.
,,Dhamais,,
Meneranglan dengan sesungguhnya bahwa
Nama
NPM
Kanker
:
:
Ratna Amaliah
:109052000036
Mahasiswa tersebut BENAR telal melal<ukan penelitian
dan Wawancara di Rumah
Sakit Kanker ,,Dharmais,, Jakarta dengan judul
Sikap perawat dalam Mehotiyasi
Pasien Kanker sebagai satah s"t" Up-"y""
jrri
,lu
Februari 2013, dalam raneka melaksanakaD
tugas al<]rir maiasiswa,
d;wa;ibkan
oleh Fakuttas ltmu Dakwah dan rr-,
p;;;";i,i*
#rri,]',i, ,r
ffi
xo.r,iiiri i;";:ffiii;;rnff"I
(r, )
-.1
l
Demikian Sumt Keterargan ini dibuat dan dibedkan
kepada yang bersangkutan untuk
dapat dipergunakan sebagaimatra
;a{
mestinya.
Jakarta, 19 Februari 2013
Bagian
dan Pelatihan,
pusrrxrrxraiii,tili
fRita Wahidi, SKp, Sp.Onk, MARSa6
0047982032001
!
(anpit
Lefiifr Oaift Rarnafr ddn emfesioruf
D'r' o "&m!L6@
Horeqe 4.sltd
Nama
: Endang
Umur
: 66 tahun
Instalansi pengobatan
: Prosedur Diagnostik
1. Berapa lama bapak/ ibu berobat di rumah sakit ini? Dan berapa lama ibu dirawat?
Ibu udah 1(satu)tahun, disini ibu dirawat kurang lebih 4-6 bulanan karena ibu harus
melakukan kemoterapi 25 x dan sinar 5x, sebelum dioperasi saya melakukan rangkai
itu dulu.
2. Bapak/ ibu sakit apa?dan berapa lama bapak/ibu sakitnya?
ibu sakit kanker serviks stadium satu, kurang lebih 1 tahun.
3. Apakah faktor kesembuhan bapak/ibu dipengaruhi oleh sikap perawat dan dokter
disini?
Sedikit banyak nya ada peran perawat juga dalam proses kesembuhan ibu,karena
berperilaku baik. Dan bikin pasien nyaman.
4. Adakah kesan yang baik atau buruk dari sikap perawat selama menjalani pengobatan
di rumah sakit ini?
Pasti ada baik dan buruknya, tapi selama menjalani pengobatan disini baik rawat
jalan atau inap ibu blm menemukan perilaku perawat yang kasar dan cuek.
5. Apa yang dilakukan perawat ketika lelah dalam merawat bapak/ ibu ?marah-marah?
Cemberut?ketus atau lain-lain?
Alhamdulillah selama ibu rawat inap, belum ada perawat yang berperilaku kasar,
cetus dalam merawat ibu.
6. Cukup sabarkah perawat dalam merawat bapak/ ibu?
Ya cukup sabar dan baik.
7. Pernahkah anda putus asa menghadapi penyakit, dan melampiaskan kepada perawat?
(senyum)kalau putus asa ibu pernah mengalaminya, karena ibu udah tua dan
berpikiran apakah akan sembuh setelah dioperas, kemoterapi dan sinar, apalagi
penyakit ibu termasuk penyakit yangbisa dibilang mematikan. Ibu tidak pernah
melampiasakan pada perawat.
8. Bagaimana cara perawat memotivasi bapak/ibu selama pengobatan?
Biasanya selalu memberi semangat setiap ibu akan melakukan kemoterapi,sinar dan
mau menjelang operasi. Selalu dengan kalimat-kalimat yang memotivasi, ibu harus
kuatlah, harus ingat Allah sebagai tempat penyembuh penyakit.
9. Biasanya apa yang membuat bapak/ ibu sadar dan termotivasi untuk kesembuhan dari
penyakit kanker?
Yang membuat ibu sadar kesehatan itu lebih mahal dari segala-galanya dan yang
namanya penyakit tidak mengenal umur,motivasi dan semangat dalam diri yang
membuat kita yakin akan sembuh.
10. Apakah ada perbedaaan antara sikap perawat disini dengan sikap perawat dirumah
sakit lain?Rumah sakit ini perawatnya terkenal dengan keramahan, kalau rumah
sakit lain kebanyakan perawatnya kurang ramah, apalagi dirumah sakit yang
berbasis negeri. Kurang cekatan dan kurang ramah dalam menangani pasien1.
1
Wawancara pribadi dengan endang
Nama
: mulyanti
Umur
: 70 tahun
Instalansi pengobatan
: Prosedur Diagnostik
1. Berapa lama bapak/ ibu berobat di rumah sakit ini? Dan berapa lama dirawat?
Kurang lebih 3(tiga)tahun, disini ibu dirawat kurang lebih 2-3bulanan.
2. Bapak/ ibu sakit apa?dan berapa lama bapak/ibu sakitnya?
ibu kanker indung telur, dan sekarang ibu kontrol pasca operasi sebulan yang
lalu. Sakitnya udah 25 tahun.
3. Apakah faktor kesembuhan bapak/ibu dipengaruhi oleh sikap perawat dan dokter
disini?
Alhamdulillah selama dirawat inap perawatnya baik, ramah dan sabar, dan
kata- kata yang selalu keluar dari mulut setiap perawat yang merawat selalu
memotivasi dan memberi semangat dan menganggap ibu sebagai nenek mereka
sendiri.
4. Adakah kesan yang baik atau buruk
dari sikap perawat selama menjalani
pengobatan di rumah sakit ini?
Selama ibu dirawat tidak pernah menemukan sikapa perawat yang buruk, kasar dan
cuek.
5. Apa yang dilakukan perawat ketika lelah dalam merawat bapak/ ibu ?marahmarah? Cemberut?ketus atau lain-lain?
Alhamdulillah selama ibu rawat inap, belum ada perawat yang berperilaku kasar,
cetus dalam merawat ibu.bahkan perawat yang piket pun baik, ramah.
6. Cukup sabarkah perawat dalam merawat bapak/ ibu?
Ya cukup sabar dan baik.
7. Pernahkah bapak/ ibu putus asa menghadapi penyakit, dan melampiaskan
kemarahan bapak/ibu kepada perawat?
Kalau putus asa pasti ada,namanya juga orang yang sudah tua.
8.
Bagaimana cara perawat memotivasi bapak/ibu selama pengobatan?
perawat disini memotivasi ibu, seraya berkata, ibu, sebenarnya segala penyakit
itu ada obatnya dan ibu masih beruntung bisa jalan, dan masih bisa kemanamana walaupun dengan kondisi perut begini, coba ibu berpikir masih banyak
orang-orang yang menderita dari ibu dan berusaha melawan kanker yang
mereka derita, ibu harus semangat dalam menjalani penyakit ini, dari situ saya
semangat lagi dalam menjalani pengobatan,
9.
Biasanya apa yang membuat bapak/ ibu sadar dan termotivasi untuk kesembuhan
dari penyakit kanker?
Dari pihak keluarga apa lagi suami ibu masih menemani kemanapun ibu
berobat.selagi dikasih umur panjang ibu ingin sembuh.tak mau merepotkan
orang.
10. Apakah ada perbedaaan antara sikap perawat disini dengan sikap perawat
dirumah sakit lain?
Ada, dirumah lain kurang bagus sikap perawatnya dibanding dengan sikap
perawat disini, mungkin karena pasien nya banyak jadi sikap perawatnya juga
kurang ramah, apa lagi di cipto anterinnya panjang banget dan terkadang sikap
perawat disana kurang ramah, apa lagi dengan pasien yang kelas menegah
kebawah, sudah antrean panjang ditambah sikap perawat yang kurang baik,
tanpa disadari itukan bisa membuat pasien putus asa, siapa pun orang nya pasti
tidak akan mau menerima penyakit kanker2
Nama
: Muhammad Zen
Umur
: 45 tahun
Instalansi pengobatan
: UDT
1. Berapa lama bapak/ ibu berobat di rumah sakit ini? Dan berapa lama dirawatnya?
Kurang lebih 2 bulan, bapak baru rawat jalan belum pernah dirawat inap, sebelum
disini bapak pernah rawat inap dimedika care.
2. Bapak/ ibu sakit apa?dan berapa lama bapak/ibu sakitnya ?
Bapak sakit kanker pita suara, bapak sakitnya udah 5 bulan yang lalu, karena
dianggap batuk biasa bapak biarkan saja dan minum obat warung.
3. Apakah faktor kesembuhan bapak/ibu dipengaruhi oleh sikap perawat dan dokter
disini?
Yang bapak rasakan ada pengaruhnya karena bapak dan istri bapak sudah putus asa
perawat nya sellau memberika kata- kata semangat,
4. Adakah kesan yang baik atau buruk dari sikap perawat selama menjalani pengobatan
di rumah sakit ini?
Sejauh ini sikap perawat pada baik semua.
5. Apa yang dilakukan perawat ketika lelah dalam merawat bapak/ ibu ?marah-marah?
Cemberut?ketus atau lain-lain?
belum ada perawat yang bersikap kasar, cetus dalam merawat bapak.
6. Cukup sabarkah perawat dalam merawat bapak/ ibu?
Benar-benar cukup sabar
2
Wawancara pribadi dengan mulyanti
7. Pernahkah anda putus asa menghadapi penyakit, dan melampiaskan kepada perawat?
Pernah putus asa, dan pernah marah dengan perawat karena lama antrean.
8. Bagaimana cara perawat memotivasi bapak/ibu selama pengobatan?
Nyuruh sabar, banyak- banyak jaga kesehatan dan berdoa kepada tuhan.
9. Biasanya apa yang membuat bapak/ ibu sadar dan termotivasi untuk kesembuhan dari
penyakit kanker?
Istri dan anak-anak yang membuat bapak agar segera sembuh, kalau sembuh dari
penyakit ini bapak akan mengurangi merokok.
10. Apakah ada perbedaaan antara sikap perawat disini dengan sikap perawat dirumah
sakit lain?
Jauh perbedaan disini sabar, perilakunya baik,kalau sikap perawat dirumah sakit
lain, kebanyakan pada kurang ramah3.
3
Wawancara pribadi dengan Muhammad zen
Nama
: Andy Evawati
Umur
: 40 tahun
Instalansi pengobatan
: Poli Khusus
1. Berapa lama bapak/ ibu berobat di rumah sakit ini? Dan berapa lama dirawat?
Kurang lebih 5 bulan, dirawat sekitar 3minggu.
2. Bapak/ ibu sakit apa?dan berapa lama bapak/ibu sakit?
Kanker payudara, kurang lebih satu tahun.
3. Apakah faktor kesembuhan bapak/ibu dipengaruhi oleh sikap perawat dan dokter
disini?
Untuk pengaruh ada, walaupun faktor kesembuahan saya bisa di pengaruhin oleh
keluarga saya.
4. Adakah kesan yang baik atau buruk dari sikap perawat selama menjalani pengobatan
di rumah sakit ini?
selama menjalani pengobatan sampai ke operasi sikap perawat dirumah sakit ini
sabar, ramah, berperilaku yang baik, lembut.
5. Apa yang dilakukan perawat ketika lelah dalam merawat bapak/ ibu ?marah-marah?
Cemberut?ketus atau lain-lain?
Selama rawat inap dan rawat jalan ibu belum menemukan perawat yang marahmarah karena bosen melayani kami para pasien disini.
6. Cukup sabarkah perawat dalam merawat bapak/ ibu?
Alhmdulilah sangat sabar.
7. Pernahkah anda putus asa menghadapi penyakit, dan melampiaskan kepada perawat?
kalau masalah putus asa, sempat terpikir tapi yang namanya penyakit pasti ada
obatnya.
8. Bagaimana cara perawat memotivasi bapak/ibu selama pengobatan?
Kalau ibu biasanya kata-kata yang selalu keluar adalah selalu semangat bu.
9. Biasanya apa yang membuat bapak/ ibu sadar dan termotivasi untuk kesembuhan dari
penyakit kanker?
Keluarga yang membuat ibu terdasar betapa penting nya kesehatan dalam diri.
10. Apakah ada perbedaaan antara sikap perawat disini dengan sikap perawat dirumah
sakit lain?
Soal perbedaan jangan ditanya nak, pasti ada perbedaan antara rumah sakit ini dan
yang lainya,karena setiap rumah sakit mempunyai perbedaan dalam bersikap dan
dalam pelayananan4.
4
Wawancara pribadi dengan andy evawati
Nama
: Linda wati
Umur
: 50 tahun
Instalansi pengobatan
: UDT
1. Berapa lama bapak/ ibu berobat di rumah sakit ini?dan berapa lama dirawat?
Ibu udah 2 tahun berobat disini, dirawatnya 1bulan.
2. Bapak/ ibu sakit apa?dan berapa lama bapak/ibu di sakitnya ?
ibu sakit kanker teroid selama 14 tahun, penyakit ini muncul waktu kelahiran anak
ibu yang keempat.
3. Apakah faktor kesembuhan bapak/ibu dipengaruhi oleh sikap perawat dan dokter
disini?
Ya ada nak, karena ibu paling takut dengan yang mananya dioperasi, jadi pihak
keluarga, perawat dan dokter disini menjelaskan bahwa operasinya tidak akan
membuat ibu perih, tidak seperti yang ibu pikirkan. Dari situ ibu termotivasi untuk
dioperasi, sikap perawat yang baik, ramah dan santun.
4. Adakah kesan yang baik atau buruk dari sikap perawat selama menjalani pengobatan
di rumah sakit ini?
Baik semuanya, walaupun harus menunggu antrean lama.
5. Apa yang dilakukan perawat ketika lelah dalam merawat bapak/ ibu ?marah-marah?
Cemberut?ketus atau lain-lain?
Biasanya nada/intonasi bicaranya agak beda, tapi ibu maklumi karena perawat
capek bukan hanya ibu yang dirawat.
6. Cukup sabarkah perawat dalam merawat bapak/ ibu?
Benar-bnear sabar.
7. Pernahkah anda putus asa menghadapi penyakit, dan melampiaskan kepada perawat?
Kalau putus asa tidak, mungkin malu saja dengan para tetangga.apalagi
penyakitnya sudah lama diderita.
8. Bagaimana cara perawat memotivasi bapak/ibu selama pengobatan?
Ibu harus yakin kalau operasinya lancar dan yakin ibu akan sembuh dari penyakit
ini.
9. Biasanya apa yang membuat bapak/ ibu sadar dan termotivasi untuk kesembuhan dari
penyakit kanker?
Dorongan dari keluarga dan para perawat dan dokter yang bilang penyakit ini bisa
disembuhkan dengan cara operasi, kalau dengan obat sudah tidak berfunggsi lagi.
10. Apakah ada perbedaaan antara sikap perawat disini dengan sikap perawat dirumah
sakit lain?
Ibu berobat disinikan mengunakan gakin,kalau dirumah sakit lain perbedaan dalam
pelayanan, tapi klo di rumah sakit ini semuanya sama, baik itu askes, maupun gakin5.
5
Wawancara pribadi dengan lindawati
Nama
: Fhang Kwan
Umur
: 50 tahun
Instalansi pengobatan
: Rawat singkat
1. Berapa lama bapak/ ibu berobat di rumah sakit ini?dan berapa lama dirawat?
Berobat disini, dulu penyakit ibu udah tidak ada, tapi sekarang ada lagi, kalau
dirawat kurang 6bulanan.
2. Bapak/ ibu sakit apa?dan berapa lama bapak/ibu di sakitnya ?
Sakit kanker serviks, kurang lebih satu tahun yang lalu, tapi sekarang ada lagi
penyakitnya.
3. Apakah faktor kesembuhan bapak/ibu dipengaruhi oleh sikap perawat dan dokter
disini?
Ada pengaruhnya yang ibu rasakan karena ibu harus menjalani lagi 10x kemoterapi
dan 5x sinar, kalau tubuh tidak kuat maka badan bisa kurus, rambut rontok. Dengan
sikap perawat yang selalu memotivasi dan selalu memberi semangat.
4. Adakah kesan yang baik atau buruk
dari sikap perawat selama menjalani
pengobatan di rumah sakit ini?
Perawatnya baik semua.
5. Apa yang dilakukan perawat ketika lelah dalam merawat bapak/ ibu ?marahmarah? Cemberut?ketus atau lain-lain?
Orang yang capek itukan kelihatan, sering ibu ajak bercanda saja.
6. Cukup sabarkah perawat dalam merawat bapak/ ibu?
Sangat sabar.
7. Pernahkah anda putus asa menghadapi penyakit, dan melampiaskan kepada
perawat?
kalau putus asa ada, apalagi ibu sudah 2x kena penyakit ini, ada rasa takut,khawatir
tidak bisa sembuh kembali, kalau melampiaskan kemarahan kepada perawat tidak
pernah sama sekali.
8. Bagaimana cara perawat memotivasi bapak/ibu selama pengobatan?
Karena ibu sudah 2x menjalani pengobatan ini.perawat selalu membuat ibu
tersenyum, membuat ibu sabar dan selalu memberita sentuhan dan kata-kata yang
mengandung semangat.
9. Biasanya apa yang membuat bapak/ ibu sadar dan termotivasi untuk kesembuhan
dari penyakit kanker?
Orang yang sayang dengan ibu, termasuk perawat, karena orang yang memotivasi
kita berarti mereka sayang dengan kita. Karena suami ibu sudah tidak ada anakanak jauh semua.
10. Apakah ada perbedaaan antara sikap perawat disini dengan sikap perawat dirumah
sakit lain?
Untuk perbedaan adalah, apalagi ibu mengunakan kartu Jakarta sehat, tapi disini
ibu memperhatikan sikap perawat baik semua, penuh perhatian buat kesembuhan
pasien, agar tidak putus asa6.
6
Wawancara pribadi dengan Fhang kwan
Nama
: Kusnadi
Umur
: 66 tahun
Instalansi pengobatan
: Rawat singkat
1. Berapa lama bapak/ ibu berobat di rumah sakit ini? Dan berapa lama dirawat?
Bapak sudah satu tahun setengah, dirawatnya sudah hampir satu tahunan.
2. Bapak/ ibu sakit apa?dan berapa lama bapak/ibu sakitnya ?
Bapak kanker leukemia sudah 2 tahun memderita sakit ini beliau selalu merasa
cemas, gelisa,putus asa dan setiap bulan harus transpusi darah.
3. Apakah faktor kesembuhan bapak/ibu dipengaruhi oleh sikap perawat dan dokter
disini?
Kalau soal pengaruh dari sikap perawat ada pengaruhnya walaupun tidak begitu
besar, tapi dorongan yang diberikan oleh perawat ada pengaruhnya misalnya dalam
memotivasi, agar selalu semangat melawan penyakit, ada efeknya agar cepat
sembuh. Apa lagi dengan kata-kata semga cepat sembuh. Itu kan kata-kata yang
berupa doa.
4. Adakah kesan yang baik atau buruk dari sikap perawat selama menjalani
pengobatan di rumah sakit ini?
Buruknya Cuma pelayanan dalam pengambilan obat, kalau pelayanan lain sangat
baik..
5. Apa yang dilakukan perawat ketika lelah dalam merawat bapak/ ibu?marahmarah? Cemberut?ketus atau lain-lain?
Kalau yang bapak amati, perawat yang capek tidak pernah berkata yang
kasar,mungkin agak pendiam tidak seperti biasanya.
6. Cukup sabarkah perawat dalam merawat bapak/ ibu?
lumayan
7. Pernahkah anda putus asa menghadapi penyakit, dan melampiaskan kepada
perawat?
Putus asa pasti ada, apalagi bapak sudah tua,alhmdullah tidak pernah
melampiaskan kepada perawat, mereka sudah merawat kita dengan sabar.
8. Bagaimana cara perawat memotivasi bapak/ibu selama pengobatan?
Kalau bapak biasanya selalu dibilangin semoga cepat sembuh, yakin akan sembuh
dan selalu disuruh berdoa kepada Allah
9. Biasanya apa yang membuat bapak/ ibu sadar dan termotivasi untuk kesembuhan
dari penyakit kanker?
Lingkungan dan keluarga
10. Apakah ada perbedaaan antara sikap perawat disini dengan sikap perawat dirumah
sakit lain?
Seperti bapak bilang tadi disini hanya pelayanan dalam pengambilan obat nya
yang kurang baik7.
7
Wawancara pribadi dengan kusnadi
Nama
: Muhammad ali
Umur
: 55 tahun
Instalansi pengobatan
: Rawat diagnostik
1. Berapa lama bapak/ ibu berobat di rumah sakit ini?dan berapa lama dirawat?
5bulanan, dan dirawat nya 2bulan
2. Bapak/ ibu sakit apa?dan berapa lama bapak/ibu sakitnya ?
Kanker kelenjar getah bening, sudah hampir 1tahun sakitnya
3. Apakah faktor kesembuhan bapak/ibu dipengaruhi oleh sikap perawat dan dokter
disini?
Bapak merasa ada pengaruhnya,apalagi bapak paling lama dirawatnya 2bulan,
perawatnya juga baik,tidak merasa jenuh merawat bapak dan tidak jijik dengan
penyakit bapak.
4. Adakah kesan yang baik atau buruk dari sikap perawat selama menjalani
pengobatan di rumah sakit ini?
Menurut bapak,baik semua perawat disini.
5. Apa yang dilakukan perawat ketika lelah dalam merawat bapak/ ibu ?marahmarah? Cemberut?ketus atau lain-lain?
Belum pernah keluar kata-kata yang kasar dari mulut perawat yang merawat bapak.
6. Cukup sabarkah perawat dalam merawat bapak/ ibu?
Sangat sabar
7. Pernahkah anda putus asa menghadapi penyakit, dan melampiaskan kepada
perawat?
Pernah, waktu itu bapak udah putus asa, dan melampiaskan nya kepada perawat dan
bertanya kapan saya bisa sembuh, dengan sabar perawat menjawab, bapak pasti
akan sembuh dan bapak harus semangat dan berdoa agar diberi kesembuhan.
8. Bagaimana cara perawat memotivasi bapak/ibu selama pengobatan?
Kalau bapak biasanya selalu dengan kata-kata bagaiman keadaanya bapak, sehat ya
untuk hari ini, kalau bapak sehat, nanti bisa pulang kerumah.
9. Biasanya apa yang membuat bapak/ ibu sadar dan termotivasi untuk kesembuhan
dari penyakit kanker?
Pihak saudara, karena bapak tidak punya istri lagi, yang menemani bapak dirumah
sakit ini adk bapak. Dengan sabarnya saudara dan perawat merawat bapak, dari
dalam diri bapak mau sembuh.
10. Apakah ada perbedaaan antara sikap perawat disini dengan sikap perawat dirumah
sakit lain?
Ada, dulu sebelum mendapat rujukan dari rumah sakit ini, kebanyakan
perawatnya masih cuek dan masih merasa jijik, tapi disini, bapak merasa enak,
nyaman dan perawtnya juga ramah-ramah.
Pasien Kanker Indung Telur
Pasien Kanker Teroid pasca operasi
Pasien Kanker Indung Telur
pasien kanker Teroid
Daftar Nama Pasien dan Tindakan nya
Nama pasien
Tindakan nya
1. Hidayat
Biopsy
2. Eka dewi
Paru- paru
3. Sri Hartati
Echo
4. Reajung
Wsd
5. Ade Suryani
Care biopsy
6. mursiah
Kanker serviks
7. dody
Care biopsy
8. erli patih
Biopsy
9. anita
Echo
10. andi
Pahanya berdarah
11. najma
Bmp
12. audi bibran
Bmp
13. henny Widiyanti
Control jahitan
14. devi ariyanti
Biopsy
15. safrini
Jantung
16. rohima
Biopsy
Download