ELEKTRONIKA LANJUT TK34205(2 SKS) Sri Supatmi TATA TERTIB KULIAH • KEHADIRAN MINIMAL 80% (ALPHA MAX.3X) • KETERLAMBATAN 15 MENIT • PAKAIAN SOPAN DAN RAPI penilaian Tugas = 20% Quis = 15% UTS = 30% UAS = 35% Nilai akhir NA = (Tugas x 20%) + (Quiz x 15%) + (UTS x 30 %) + (UAS x 35%) • NA = 80 - 100 “A” • NA = 61 - 79 “B” • NA = 45- 60 “C” • NA = 31 - 44 “D” • NA = 0 - 30 “E” Misal: Tugas = 80, Quiz = 70, UTS = 70, UAS = 75 NA = (80x20%)+(70x15%)+(70X30%)+(75X35%) = 16+10,5+21+26,25 NA = 73,75 Maka Indeks Nilai Akhir = “B” Silabus kuliah BAB 1 : Penguat Sinyal Kecil Tujuan : 1. Mampu merangkai dan menganalisis rangkaian penguat transistor 2. Mampu menghitung hasil penguatan dari transistor 3. Memahami penggunaan transistor sebagai penguat sinyal BAB 2 : Operational Amplifier Tujuan: 1. Memahami cara kerja Operational Amplifier (Op-Amp) 2. Memahami cara penghitungan pada Operational Amplifier 3. Mampu menggunakan IC Op-Amp pada rangkaian BAB 3 : Summing dan Differensial Amplifier Tujuan: 1. Mampu merangkai rangkaian summing dan differential Amplifier 2. Memahami cara kerja op-amp sebagai rangkaian Summing Amplifier 3. Memahami cara kerja op-amp sebagai rangkaian Differential Amplifier BAB 4 : Pembangkit Sinyal dan Komparator Tujuan: 1. Memahami jenis-jenis pembangkit sinyal dan komparator 2. Memahami cara kerja rangkaian op-amp pembangkit sinyal 3. Memahami cara kerja rangkaian op-amp sebagai komparator Silabus kuliah BAB 5 : Filter Aktif Tujuan: 1. Memahami jenis-jenis filter aktif 2. Memahami rangkaian op-amp sebagai filter aktif 3. Memahami cara kerja op-amp sebagai filter aktif BAB 6 : Sensor Infra Red Tujuan: 1. Mampu mengenali karakteristik infra red 2. Mampu membuat rangkaian pemancar dan penerima infra red 3. Memahami penggunaan infra red dalam bidang elektronika BAB 7 : Sensor Suhu Tujuan: 1. Mampu mengenali karakteristik LM35 2. Mampu merancang rangkaian sensor suhu dengan LM35 3. Memahami penggunaan sensor suhu LM35 dalam bidang elektronika BAB 8 : ADC 0809 Tujuan: 1. Menjelaskan proses perubahan dari sistem analog ke digital 2. Membuat rangkaian ADC dari IC ADC0809 REFERENSI • Malvino, Prinsip-Prinsip Elektronika Dasar buku satu edisi 1 dan 2 • http://www.electronics-tutorials.ws/opamp/opamp_1.html • Buku Praktikum Elektronika Lanjut Jurusan Teknik Komputer UNIKOM • Bahan Ajar Operasional Amplifier oleh Dr. Risanuri Hidayat Analisis AC pada transistor BJT Oleh: Sri Supatmi,S.Kom Model analisis AC pada transistor • Terdapat beberapa model yang digunakan untuk melakukan analisis AC pada rangkaian transistor. Yang paling umum digunakan adalah: 1. Model T (Model Ebers-Moll) 2. Model π 1. Model T • Sering disebut model Ebers-Moll • Sejauh sinyal AC kecil yang digunakan, dioda emiter masih berlaku sebagai resistansi re dan dioda kolektor sebagai sumber arus ic. • Tidak memperhitungkan impedansi dalam pada input basis. Gambar 1. analisis AC model T 2. Model π • Saat sinyal input AC dihubungkan dengan penguat transistor, terdapat tegangan basis –emiter AC vbe pada dioda emiter. • Model π mendefinisikan dan memperhitungkan adanya impedansi input. Gambar 2 analisis AC model π 2. Model π • Dari gambar 2 akan menghasilkan arus basis AC ib • Sumber tegangan AC harus mensuplai arus basis AC ini, sehingga penguat transistor akan bekerja dengan baik. • Dapat dinyatakan bahwa sumber tegangan AC dibebani oleh impedansi input dari basis. • Ditinjau dari basis transistor, sumber tegangan AC akan terlihat sebagai impedansi input Zin(base). • Pada frekuensi rendah, impedansi ini murni bersifat resistif (menghambat) dan dapat didefinisikan sebagai: vbe Zin(base) ib …………………..( 1) 2. Model π vbe ib Zin(base) …………………..( 1) • Jik a diterapkan Hukum Ohm, maka: Vin re '.ie vbe re '.ie sehingga …………………..( 2) • Substitusikan persamaan (2) ke persamaan (1) sehingga didapat : Zin(base) vbe ie.re ' …………………..( 3) ib ib • Karena ie ic dan ie .ib maka: Zin(base) vbe ie.re ' ib.re ' .re ' ib ib ib …………………..( 4) 2. Model π Zin(base) vbe ie.re ' ib.re ' .re ' ib ib ib …………………..( 4) • Persamaan (4) menyatakan bahwa impedansi input basis sama dengan penguatan arus AC dikalikan resistansi AC dari kaki emiter. 2. Model π • Model π transistor lebih mudah jika dibandingkan dengan model T dikarenakan model T mempunyai impedansi input yang tidak jelas. • Sedangkan Model π lebih jelas memperlihatkan bahwa impedansi input βre’ akan membebani sumber tegangan AC yang dihubungkan ke basis. BATI TEGANGAN • Bati tegangan adalah tegangan keluaran AC yang terbagi oleh tegangan input AC. • Contoh rangkaian 1: BATI TEGANGAN • Dari contoh rangkaian 1 dapat dibuat rangkaian ekuivalen model T dan Model π. Vout ic( Rc || RL ) ib( Rc || RL ) A Vout ib( Rc || RL ) Vin ib.re ' ( Rc || RL ) ; rc Rc || RL re ' rc A re ' A BATI TEGANGAN • Dari contoh rangkaian 1 dapat dibuat rangkaian ekuivalen model T dan Model π. Vout ic ( Rc || RL ) Vout ic ( Rc || RL ) A Vin ie .re ' ( Rc || RL ) A ; rc Rc || RL re ' rc A re ' Contoh soal 1: R2 xVcc R1 R 2 2.2 K Vb x10V 10 K 2.2 K 2.2 K Vb x10V 1.8V 12.2 K VE Vb Vbe 1.8V 0.7V 1.1V Vb IE VE 1.1V 1.1mA RE 1K re ' 25mV 25mV 22.7 IE 1.1mA rc RC || RL 2.65 K || menyatakan diparalel rc 2.65 K A 116.7 117 re ' 22.7 Vout AV . in 117.(2mV ) Contoh soal 2: Vb 0V 0.7V 0.7V Vbe VE I E RE 0V I E RE Vbe VE IE Vbe VE 0.7V (9V ) RE 10 K 8.3V 0.83mA 10 K 25mV 25mV re ' 30 IE 0.83mA IE rc RC || RL 2.65 K || menyatakan diparalel A Vout rc 2.65 K 88.3 88 re ' 30 AV . in 88.(2mV ) 176mA EFEK PEMUATAN DARI IMPEDANSI MASUKAN Rangkaian 2 • sumber tegangan AC Vg memiliki gambaran dalam Rg • jika sumber AC tidak kuat, tegangan sumber AC turun karena hambatan dalam ini. • Akibatnya tegangan AC antara basis dan ground lebih kecil dari idealnya. EFEK PEMUATAN DARI IMPEDANSI MASUKAN • Rangkaian ekuivalen model π dari rangkaian 2 adalah: • Efek dari impedansi masukan : Z in ( stage ) R1|| R 2 || Z in (base ) R1|| R 2 || re ' Vin ' Z in ( stage ) Rg Z in ( stage ) Vg Contoh soal 3: R2 xVcc R1 R 2 2.2 K Vb x10V 10 K 2.2 K 2.2 K Vb x10V 1.8V 12.2 K VE Vb Vbe 1.8V 0.7V 1.1V Vb IE VE 1.1V 1.1mA RE 1K re ' 25mV 25mV 22.7 IE 1.1mA rc RC || RL 2.65 K || menyatakan diparalel A rc 2.65 K 116.7 117 re ' 22.7 Lanjutan penyelesaian contoh soal 3: Z in (base ) re ' 300.22.7 6.8 K Z in ( stage ) R1|| R 2 || Z in (base ) R1|| R 2 || re ' Z in ( stage ) 10 K || 2.2 K || 6.8 K 1.43K 1.43K Vin ' Vg 2mV 1.4mV Rg Z in ( stage ) 600 1.43K Z in ( stage ) rc 2.65 K A 116.7 117 re ' 22.7 Vout A.Vin 117.(1.4mV ) 163.8mV Lanjutan penyelesaian contoh soal 3 jika β = 50: R2 xVcc R1 R 2 2.2 K Vb x10V 10 K 2.2 K 2.2 K Vb x10V 1.8V 12.2 K VE Vb Vbe 1.8V 0.7V 1.1V Vb V 1.1V IE E 1.1mA RE 1K re ' 25mV 25mV 22.7 IE 1.1mA rc RC || RL 2.65 K || menyatakan diparalel A rc 2.65 K 116.7 117 re ' 22.7 Z in (base ) re ' 50.22.7 1.14 K Z in ( stage ) R1|| R 2 || Z in (base ) R1|| R 2 || re ' Z in ( stage ) 10 K || 2.2 K ||1.14 K 698 Vin ' Z in ( stage ) Rg Z in ( stage ) Vg 698 2mV 1.08mV 600 698 rc 2.65 K 116.7 117 re ' 22.7 Vout AV . in 117.(1.08mV ) 126mV A Swamped amplifier • Bati tegangan dari penguat CE dapat berubah-ubah tergantung pada beberapa faktor, yaitu: 1. Arus tak bergerak 2. Variasi temperatur 3. Penggantian transistor karena nila re’ dan β berubah. • Cara untuk membuat stabil bati tegangan adalah dengan membiarkan hambatan emiter tidak dihubungkan langsung dengan kaki emiter. • Ketika arus emiter AC mengalir melalui hambatan emiter re yang tidak dihubungkan langsung, tegangan AC muncul di re. • Tegangan AC pada re melawan perubahan dalam bati tegangan. • Hambatan tidak di bypass re disebut suatu resistor umpan balik (feedback resistor) karena memiliki tegangan AC yang melawan perubahan dalam bati tegangan. Rangkaian 3.Swamped amplifier Rangkaian ekuivalen model T pada rangkaian 3.swamped amplifier Vin ie(re re ') Vout ic.rc A Vout ic.rc Vin ie(re re ') karena ie ic maka : A Vout r c Vin (re re ') jika re ' jauh lebih kecil dari re maka : A rc re Rangkaian ekuivalen model π pada rangkaian 3.swamped amplifier Rangkaian ekuivalen model π Analisa AC model π pada rangkaian 3 swamped amplifier • Dengan hukum Ohm Vin ie(re re ') Z in (base ) Z in (base ) Z in ( stage ) R1|| R 2 || .re Vin ib ie(re re ') ib Vin jika re ' jauh lebih kecil dari re maka : A 1 Vg Vout ic.rc Vin ie(re re ') karena ie ic maka : A Vout rc Vin (re re ') jika re ' jauh lebih kecil dari re maka : A Z in (base ) .re Rg Z in ( stage ) rc RC || RL karena ie ic dan ic .ib maka : .ib(re re ') Z in (base ) ib Z in (base ) (re re ') Z in ( stage ) rc re 2 • Karena re’ tidak tampak lagi, distorsi dari sinyal besar dapat dikurangi, jadi swamped amplifier memiliki tiga keuntungan: 1. membuat stabil bati tegangan 2. Meningkatkan impedansi masukan pada basis 3. Mengurangi distorsi dari sinyal besar Contoh soal 6: Zin (base) .re 200.(180) 36 K Zin ( stage) R1|| R 2 || .re 10 K || 2.2 K || 36 K Zin ( stage) 1.71K 1.71K Vin Vg 50mV Rg Zin ( stage ) 600 1.71K Zin ( stage) Vin 37mV rc RC || RL 3.6 K ||10 K 2.65K rc 2.65K A 14.7 re 180 Vout AV . in 14.7(37mV ) 544mV Dari contoh soal 6,jika nilai re’ dimasukkan dalam perhitungan: Zin ( stage ) R1|| R 2 || .(re re ') R2 2.2 K Vb xVcc x10V 1.8V Zin ( stage ) 10 K || 2.2 K || 40.5K 1.73K R1 R 2 2.2 K 10 K Zin ( stage ) VE Vb Vbe 1.8V 0.7V 1.1V 1.73K VE 1.1V IE 1.1mA RE 1K 25mV 25mV re ' 22.7 I E 1.1mA Zin(base) (re re ') 200.(180 22.7) Zin(base) 40.5K Vin Rg Zin ( stage ) Vg 600 1.73K Vin 37.1mV rc RC || RL 1.6 K ||10 K 2.65K Vout rc 2.65K A Vin (re re ') (180 22.7) A 13.7 Vout AV . in 13.7(37.1mV ) 508.6mV 1 (50mV ) 2 REFERENSI • Buku Malvino,”Prinsip-Prinsip Elektronika” bab 10-11 analisis AC dan penguatan tegangan.