Pengembangan Kluster Industri Militer di Tiongkok: Sebuah Model Pengembangan Dominasi Negara dalam Teknologi Persenjataan Ismiyatun Abstract The article explores China military industrial cluster from government policy as part of developmentalist state implication for military industry. Government domination spread all of line weapons and military services, even acquisition clause was held to private firms if they had potential military services line that influenced security and dignity as sovereign state. Three China multinational on information technology: Huawei, ZTE and Lenovo had been dealt because their contribution as defense contractor. Beside that, from this paper, we could conclude success of China as state model didn’t have absolute impact equally project in others third world states, but its specification gave identity behind sub sector success must be based on fiscal and monetary which support each other. Key word: military industry, fiscal policy, monetary policy Industri militer, kebijakan fiskal, kebijakan moneter Pemerintah Tiongkok sejak tahun 1980an secara intensif mengembangkan kluster industri militer di beberapa propinsi, mencakup : Beijing, Shicuan, Chongqing dan Guangdong. Target utamanya adalah peningkatan kemampuan nasional dalam pengembangan persenjataan modern, khususnya rudal balistik, pesawat tempur serta kapal selam. Dua kategori kluster, baik integral maupun eksklusif mampu dikembangkan oleh Tiongkok. Sebagai contoh, Zhongguangcun dan Shenzen bersifat integral, sehingga unsur serta warna industri militer dalam kluster tidak terlihat menonjol, hanya tampak dari PMSC asing maupun domestik yang menawarkan jasa militer dalam C4ISR (Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance), khususnya radar dan sonar. Hubungan antara aktor state dan non state tidak seimbang (asyimetris). Dominasi Pemerintah Tiongkok, yang dikuasai oleh Partai Komunis China (Zhōngguó Gòngchǎndǎng) dan Tentara Merah ( PLA / People's Liberation Army) menyebar sampai pada persoalan kebijakan terhadap perusahaan swasta domestik berjalur produksi militer baik senjata maupun jasa militer. Tiga Perusahaan dalam teknologi informasi (TI) yakni Huawei, ZTE dan Lenovo setelah jalur jasa militer mereka, berkembang pesat, terutama dalam C4ISR maka pemerinatah melakukan langkah akuisisi, sebagai wujud penguasaan mereka atas kebijakan perusahaan. Sebagai penyeimbang aktor internasional baik pemerintah maupun kontraktor pertahanan, sejak tahun 1995 pemerintah mendorong peningkatan partisipasi mereka melalui Foreign Investment Catalouge. Katalog ini merupakan kategorisasi keterlibatan modal asing dalam industri domestik, menjadi empat golongan: Permitted, Encouraged, Restricted, Prohibited. Secara berkala, katalog ini direvisi dan revisi terakhir dilakukan pada tahun 2012. Dampak nyata dari revisi terakhir ini adalah pembatasan ruang gerak dari PMSC seperti Google, IBM dan Cisco1, karena terindikasi melakukan kegiatan cyber crime atas beberapa data intelegensi milik PLA dan Partai Komunis. Meskipun terhambat oleh indikasi cyber crime dari kedua pihak, baik domestik maupun asing2, hubungan Pemerintah Tiongkok dengan jaringan MNC penerbangan cenderung bertahan, bahkan di beberapa segmen sipil, justru mengalami peningkatan. Jaringan ini diberikan keleluasaan berinvestasi maupun menjalankan kerja sama ventura atau produksi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam katalog. Tabel 1 menjelaskan dengan terperinci representasi jaringan ventura maupun produksi dari G to G, P to P maupun G o P 1 Kasus ini pertama terjadi atas Google pada tahun 2003, kemudian diikuti oleh IMB dan Cisco pada tahun 2014. Menurut Reuters May 20, 2014, 06.48 PM IST tersedia dalam http://timesofindia.indiatimes.com/tech/tech-news/US-IT-companies-brace-for-backlash-inChina/articleshow/35392155.cms, bukti kegiatan spionase kedua perusahaan terakhir ini diungkapkan oleh Edward Snowden, mantan kontraktor NSA (National Securiry Agency ) AS. 2 Pihak AS juga telah menuduh beberapa PMSC Tiongkok seperti Huawei, dan Levono melakukan kegiatan spionase di AS dan Eropa,, bahkan secara resmi Konggres AS memberikan peringatan dan ajuran penghentian kerja sama dengan mereka Tabel 1 Jaringan Ventura dan Produksi di Tiongkok No MNC/ PMSC Cabang Jenis Produksi dan Jasa Jenis Kerjasama Keterangan 1 Cisco System Inc Shanghai Chaoyang Haidan Beijing Changsha Chengdu Sichuan Fuzhou Guangzhou Hangzhou Jinan Nanjing Shengyang Shenzhen Urumqi Wuhan xi'an provider,consuntant,support in C4ISR Cisco- xiangmen airlines (P to P) Menurun 2 Boeing Beijing Shanghai Guangzhou Hainan Kunming Shenzhen Urumqi xi'an Tianjin provider ,consultant,support in aviation Boeing Capital (P to P) Boeing Tianjin Composite Co Ltd (P to P) Boeing Shanghai Aviation Service Co Ltd (P to P) meningkat 3 Airbus (EADS) Tianjin Airbus -AVIC (P to G ) Airbus - Chinese Southern Airlines( P to P) Airbus -China Aircraft Leasing Company (P to P) meningkat 4 Lockheed Martin Mianyang Meningkat 5 Honeywell Inc Shanghai Beijing Zhang Jiang 6 General Electric Shanghai Guangchou Xi'an Chengdu Lockheed Martin -SNPAS (P to G) Honeywell-China Shanghai Avionic Center (P to P) Honeywell -Life Safety A/V (Guangzhou) Co Ltd ( P to P) GE - AVIC (P to G) GE - Commercial Aircraft Corporation of China (P to G) GE -XD Electric ((P to P) manufacture and qualify nuclear power plant reactor provider, consultant , support in aviation, etc systems support in maritime and aviation Meningkat 7 Westinghouse Jia Jiang Sanmen manufacture and qualify nuclear power plant reactor 8. CANDU Qinshan Natural Uranium research Westinghouse -China National Nuclear Corp (CNNC) /P to G Westinghouse - CAS (chinese Academic of Science )/ P - G CANDU- National Nuclear Corp Meningkat Meningkat Keterlibatan Pasar Modal Internasional Merujuk pada tuntutan inovasi sekaligus kelangsungannya sebagai agen pembangunan, maka kontribusi pasar modal sebagai sub sektor penunjang kluster industri militer, mutlak diperlukan. Semua kontraktor pertahanan maupun konsorsium sebagai suatu jaringan pertahanan internasional menjadi pemangku dari NASDAQ sebagai salah satu pasar modal yang memasukkan sub sektor ini ke dalam konsentrasi pemasaran saham maupun investasi internasional. National Association of Securities Dealers Automated Quotation (NASDAQ) dibentuk oleh berbagai konsorsium di New York AS pada tahun 1971. Sejak keterlibatan kontraktor pertahanan di dalamnya, maka lembaga ini, secara aktif memasukkan berbagai perusahaan militer dari negara berkembang, ke dalam indeks perdagangan sahamnya. Sebagai unsur penunjang, pasar modal ini mampu menjembatani lima kekuatan kluster: supply (penyalur), demand (pembeli), substitusi, pesaing (rivalry), dan jasa (service) sekaligus menciptakan persaingan dinamis. Sebagai pasar modal internasional, lembaga ini memiliki cabang di Beijing. Kontribusinya dalam merintis penanaman modal asing di bidang C4ISR telah dimulai pada dekade tahun 2000an, sejak Cisco, Google, dan IBM serta Microsoft mulai beroperasi dalam kluster. Namun peran mereka sangat terbatas dalam persoalan desinvestasi serta inisiasi penawaran saham atas perusahaan swasta domestik yang bergerak dalam RMA. Setelah lama menjadi rekanan PLA, Huawei berkembang sebagai entitas global, tanpa kontribusi NASDAQ. Shenzhen Huawei Investment & Holding Co Ltd sebagai konsorsium atas perusahaan dimiliki secara tunggal oleh segenap direksi sampai dengan manajer dan karyawan. Dalam berbagai sumber online, terungkap keterlibatan Pemerintah Beijing dan PKC atas perusahaan ini, terutama dalam persoalan dukungan finansial serta penjualan saham.3 ZTE Corporation, membatasi emisi serta penjualan 76,61 % sahamnya hanya di tiga pasar modal berlevel regional, dimana para investor berkebangsaan China mendominasi transaksi. Ketiga pasar modal beserta komposisi sahamnya ditampilkan pada Tabel 4.8 sampai 4.10. Berbeda dengan kedua perusahaan di atas, sebagai perusahaan TI berjalur produksi militer, Lenovo diperbolehkan memasarkan sahamnya melalui NASDAQ – kode LNVGY, dan Stock Exchange of Hongkong – kode 0992. Namun Pemerintah Beijing bertindak selaku promotor dan mengatas namakan kepentingan publik, memutuskan batas kepemilikan mereka sebesar 60,51%. Sisa saham sebesar 39,49% dijual di kedua pasar tersebut. Per 31 Maret 2014 tercatat 32,44 % dikuasai Legend Holdings Corporation, sementara Mr Yang Yanqing memperoleh 6,86 % dan direksi lainnya 0,19 %.4 Tabel 2* Komposisi Saham ZTE di Shenzhen Stock Exchange (Kode 000063) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Name Shares % Shenzhen Zhongxingxin Telecommunications Equipment Co. 1,058,191,944 37.80% CITIC Trust Co., Ltd. (Investment Management) China Life Asset Management Co., Ltd. 58,194,000 55,968,962 2.08% 2.00% Hunan Nantian Group Co. Everbright Pramerica Fund Management Co., Ltd. Da Cheng Fund Management Co., Ltd. Bosera Asset Management Co., Ltd. Yinhua Fund Management Co., Ltd. E Fund Management Co., Ltd. China Asset Management Co., Ltd. 37,450,609 1.34% 37,000,000 1.32% 34,030,216 25,699,505 25,383,232 16,112,206 3,399,880 1.22% 0.92% 0.91% 0.58% 0.12% Total 48.29% Sumber : ZTE Corporation Company : Shareholders tersedia dalam http://www.4traders.com/ZTE-CORPORATION-6495034/company/ diakses pada tanggal 20 Oktober 2014 pukul 15.10 3 Barfield, Claude.2011. “Telecoms and the Huawei Conundrum”. AEI Economic Studies (Nov). 4 Stock Information – Share holding tersedia dalam http://www.lenovo.com/ww/lenovo/shareholding.html diakses pada tanggal 20 Oktober 2014 pukul 15.00 Tabel 3* Komposisi Saham ZTE dalam Stock Exchange of Hongkong (Kode 0763) No Name Shares % 1 2 3 4 5 6 7 8 Wellington Management Co. LLP Value Partners Ltd. The Vanguard Group, Inc. GAM Hong Kong Ltd. Black Rock Investment Management (UK) Ltd. Temasek Capital Pte Ltd. Matthews International Capital Management LLC Black Rock Fund Advisors Massachusetts Financial Services Co. Black Rock Advisors (UK) Ltd. 29,795,500 29,559,800 17,411,606 15,233,000 14,371,908 11,141,800 10,075,704 9,844,672 8,428,100 7,240,740 4.73% 4.70% 2.77% 2.42% 2.28% 1.77% 1.60% 1.56% 1.34% 1.15% 9 10 Total 24.32% Sumber : ZTE Corporation Company : Shareholders tersedia dalam http://www.4traders.com/ZTE-CORPORATION-6495034/company/ diakses pada tanggal 20 Oktober 2014 pukul 15.10 Tabel 4* Komposisi Saham ZTE dalam OTC Bulletin Board (Kode ZTCOY) No 1 Name Shares % Columbia Management Investment Advisers 260 0.0001% LLC Sumber : ZTE Corporation Company : Shareholders tersedia dalam http://www.4traders.com/ZTE-CORPORATION-6495034/company/ diakses pada tanggal 20 Oktober 2014 pukul 15.10 Dukungan Lembaga Pengembangan Nuklir Internasional Lembaga pengembangan nuklir internasional, secara umum dikategorikan menjadi dua kepemilikan, negara atau swasta. Keduanya menjalankan lima type aktivitas : basic research (riset dasar), applied research (riset terapan), pengembangan teknologi baru, penyediaan jasa bagi sub sektor lainnya, produksi dan penjualan beragam zat radio aktif. Bagi industri militer, lembaga ini merupakan breeder (pengembangbiakan) atas beragam jenis reaktor nuklir berbahan baku uranium, plutonium, maupun thorium. Fungsi ini menempatkannya sebagai sub sektor penunjang kedua dalam kluster, karena mampu mengatasi stagnasi dalam kelangsungan inovasi reaktor nuklir. Dua lembaga riset internasional, sebagai representasi sub sector penunjang ini adalah CANDU (Canada Deuterium Uranium) milik Pemerintah Canada dan Westington house milik Toshiba (MNC Jepang), selama beberapa dekade telah dipercaya negara berkembang, khususnya Tiongkok, India maupun Korea Selatan guna menjalankan fungsi di atas.CANDU merupakan lembaga riset milik Pemerintah Canada, bertujuan mengembangkan riset fundamental atas uranium murni. Atomic Energy of Canada Limited (AECL) sejak tahun 1956 memasarkannya melalui konsep kerja sama produksi. Westington House, adalah PMSC dari New York (AS), berpengalaman sejak 1886 di bidang radar, mekanika hingga reaktor nuklir. Tahun 2006, Toshiba membeli sebagian besar sahamnya namun merujuk pada peraturan di AS, DOD (Department of Defense) memiliki kewenangan mutlak dalam Dewan Direksi. Canada telah meratifikasi NPT (Non Proliferation Treaty), sesuai klausul di dalamnya, tidak mengembangkan senjata nuklir. Tujuan utama dari CANDU adalah pengembangan reaktor nuklir type PHWR (Preassurized Heavy Reactor) guna kepentingan sipil. Meskipun demikian negara berkembang memiliki peluang menjalin kerja sama produksi guna mengembangkan reaktor nuklir karena dua argumen utama, ekonomis maupun politis. Konsep dua used technology memberikan peluang pemberdayaan pengembangan reaktor nuklir yang semula bertarget kepentingan sipil, diarahkan sebagai daya penggerak atau hulu ledak dari beragam rudal balistik antar benua baik yang diledakkan melalui udara (cruise missile) maupun kapal selam (nuclear sub marine). Keuntungan ekonomis reaktor ini bagi negara berkembang adalah nilai pembiayaannya cukup terjangkau selain itu karena bahan baku utamanya adalah uranium murni, memberikan peluang bagi negara konsumen mendapatkan plutonium sebagai residu dari proses produksi. Apabila negara yang bersangkutan tergolong sebagai penghasil uranium, maka tingkat perolehannya akan semakin lebih besar. Pertimbangan ini mendorong Tiongkok bersedia berkolaborasi dengan AECL. Sebagai sub sektor penunjang alternative bagi kluster industri militer di negara berkembang adalah lembaga riset dengan penawaran breeder reactor minimal berteknologi LWGR (Light Water Graphite Reactor). Westinghouse menawarkan jalan tengah untuk mengatasi kelemahan reaktor PHWR melalui konsep AP 1000 nuclear plant. Melalui kerja sama ini, Tiongkok dan Korea Selatan mampu memiliki HAKI atas pengembangan reaktor nuklir setingkat dengan AP I000. CAP 1000 serta pengembangan reaktor nuklir sebagai daya maupun hulu ledak bagi kapal selam merupakan spesikasi dari Tiongkok. Tabel 5 Kontribusi Westinghouse di Tiongkok Tahun Produksi Lokasi 2006 AP 1000 reactor naval nuclear reactor Jia Jiang, Sichuan 2007 AP 1000 reactor Sanmen , Zhejiang Rekanan China National Nuclear Corporation (CNNC) China Shipbuilding Industry Corporation (CSIC) State Nuclear Power Technology Corporation (SNPTC) Haiyang, Shandong 2008, 2009 2010 Pengembangan CAP 1400 (prototype AP 1000) kelanjutan penyaluran system I & C bagi AP 1000 Shidaowan State Nuclear Power Technology Corporation (SNPTC) Sanmen , Zhejiang State Nuclear Power Technology Corporation (SNPTC) Haiyang, Shandong 2012 2014 kelanjutan penyaluran system I & C bagi AP 1000 kelanjutan penyaluran system I & C bagi AP 1000 kelanjutan penyaluran system I & C bagi AP 1000 State Nuclear Power Technology Corporation (SNPTC) Shanghai Automatic Instrumentation Co Ltd State Nuclear Power Automation System Engineering Company (SNPAS) Kebijakan Fiskal Tiongkok Makna kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang terkait langsung dengan anggaran negara. Ruang lingkupnya mencakup segala upaya pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara melalui dua unsur utama anggaran, yakni pendapatan dan pengeluaran. Pemerintah menetapkan peraturan tentang prosentase muatan modal asing, dilengkapi dengan tingkat pajak, keringanan, sampai dengan pembentukan SEZ merupakan contoh utama kebijakan di segmen pendapatan. Dominasi aktor pemerintah di Tiongkok berimplikasi atas corak kebijakan fiskalnya lebih ditujukan untuk mensinergikan antara kompetensi perusahaan negara dengan daya katalisator FDI. Dukungan terhadap swasta domestik tidak diberikan melalui kebijakan fiskal melainkan non fiskal, khususnya melalui akuisisi atau kepemilikan sebagian saham atas perusahaan swasta domestik berjalur produksi militer yang berpotensi sebagai suatu entitas global. Gambar 1* Komposisi Rata Rata Perbandingan Pembelanjaan Militer Tiongkok 2004 *Sumber : China’s Defense Budget tersedia dalam http://www.globalsecurity.org/military/world/china/budget.htm data diakses pada tanggal 5 Desember 2014 pukul 10.21 Keenam kluster industri militer Tiongkok, melalui sistem dual used in technology, menjadi bagian dari zona ekonomi khusus di wilayah tersebut, bersama sama dengan sub sektor industri lainnya. Jalur produksi persenjataan modern tetap dikuasai oleh PLA dan SASAC beserta perusahaan militer andalannya, sementara insentif fiskal berlaku sesuai dengan ketentuan umum seperti yang telah dibahas di bab sebelumnya. Sinergi antara FDI sebagai katalisator difasilitasi oleh konsep kerja sama ventura atau produksi dengan ambang batas muatan asing ditentukan menurut tingkat kebutuhan, resiko serta kerentanan dari setiap jenis jalur produksi militer. Jalur C4ISR, sesuai dengan katalog, menempati peringkat muatan asing paling besar - maksimal 49 % sementara pengembangan reaktor nuklir sangat terbatas. Berbagai fasilitas keringanan pajak maupun tarif bisa dinikmati oleh kontraktor pertahanan melalui argumen kepentingan sipil. Dengan dalih ini, PLA /SASAC menjadi obyek utama migrasi teknologi persenjataan dari Barat (AS/Eropa) ke Tiongkok. Ketika swasta domestik merintis jalur produksi militer, langkah antisipasi pemerintah bukan melalui kebijakan fiskal, melainkan non fiskal, khususnya akuisisi. Kebutuhan dana investasi riset yang cukup besar mengakibatkan negara berkembang tidak bisa sepenuhnya bergantung pada anggaran pembelanjaan militer saja. Tiongkok, India maupun Korea Selatan memiliki pos anggaran litbang yang bisa digunakan untuk kepentingan inovasi di seluruh sektor pembangunan. Bagi ketiga negara model ini, pengembangan persenjataan modern menempati prioritas utama dalam pendanaan riset. Tabel 5 di bawah ini menunjukkan sejak tahun 2011 kemampuan mereka dalam pendanaan riset telah mampu disejajarkan dengan Barat, Tiongkok berada pada peringkat kedua. Korea Selatan di posisi kelima, sedangkan India ke delapan, satu peringkat di bawah Inggris Raya. Tabel 6* Peringkat Pembelanjaan R & D Terbesar Dunia 2011 Nama Negara Rangking 1 Dana Riset % dai GNP Amerika Serikat 405.3 2.70% 2 Tiongkok 296.8 1.97% 3 Jepang 160.3 3.67% 4 Jerman 69.5 2.30% 5 Korea Selatan 65.4 4.36% 6 Perancis 42.2 1.90% 7 Inggris Raya (UK) 38.4 1.70% 8 India 36.1 0.90% 9 Canada 24.3 1.80% 10 Russia 23.8 1.00% *Sumber: “Battelle R&D Magazine Annual Global Funding Forecast Predicts R&D Spending Growth will Continue While Globalization Accelerates” tersedia dalam http://www.battelle.org/media/news/2011/12/16/battelle-r-d-magazine-annual-globalfunding-forecast-predicts-r-d-spending-growth-will-continue-while-globalizationaccelerates data diakses pada tanggal 11 Desember 2014 pukul 19.30 Tiongkok memiliki tiga perlakuan bagi 8 kluster industri militer. Shenzen digolongkan dalam SEZ, sementara Mianyang dan Jia Jiang merupakan zona sangat eksklusif karena secara langsung berada dalam pengawasan, dari PLA. Sementara kluster lainnya yang tersisa dimasukkan dalam kategorisasi ETDZ (Economic and Technological Development Zone) dengan spesifikasi High Technology Development. Wilayah yang terakhir ini disediakan Tiongkok untuk memfasilitasi modal asing dalam melakukan proses alih teknologi dan katalisasi industri militer. Tabel 7 Klasifikasi Kluster Industri Militer Tionkok Sgebagai Zona Khusus SEZ ETDZ PLA Zone Secara umum baik firma Bagi FDI /FPI : Dikuasai oleh PLA domestik, FDI / FPI berlaku Penghapusan Pajak Penghasilan Incorporate, guna keringanan pajak dan Perusahaan (EIT) pada dua tahun pengembangan Strategic, berbagai hak keistimewaan pertama, setelah itu dalam tiga tahun Complex and Security keuangan, perdagangan dan sesudahnya hanya dikenakan EIT Sensitive Systems : investasi sebesar 16,5 % ICBM, Nuclear sub marine, Dua tahun pertama Pada tahun kelima perusahaan asing Nuclear power mendapatkan penghapusan yg mengeksport minimal 70 % dari seluruh pajak, kemudian tiga produksinya, hanya dikenakan EIT tahun sesudahnya sebesar 15 % mendapatkan keringanan Apabila suatu perusahaan asing pembayaran seluruh pajak menginvestasikan kembali laba dari sebesar 50 % anak perusahaan mereka di Tiongkok, Setelah masa lima tahun maka akan diberikan pengembalian pertama tersebut, EIT sebesar 40% mendapatkan pengurangan Fasilitasi provisi net operating loss seluruh pajak sebesar 15 % selama lima tahun ke depan. Bebas tariff, cukai, PPn atas bahan baku bagi kepentingan produksi nya. Dari kelima SEZ , yang terkait dengan industri militer hanya Kluster Shenzhen , dimana terdapat kantor pusat serta unit produksi MNC Tiongkok di bidang :C4ISR Huawei dan ZTE . Dua MNC ini kemudian diakuisisi oleh Pemerintah Tiongkok Insentif non pajak bagi FDI / FPI terkait dengan pengembangan modal manusia dll : Gaji dan biaya pelatihan (biaya transfer teknologi ) bagi pegawai berkebangsaan Tiongkok ditanggung negara Biaya perumahan pegawai yang tersebut dalam poin diatas juga ditanggung negara Subsidi (out right gift) dalam sewa tanah (hak guna bangunan) bagi pabrik /kepentingan produksi Terdapat dua kluster industri militer bersifat sangat eksklusif : Mianyang dan Jia Jiang Sebanding dengan : SEZ di India Dari 54 ETDZ, terdapat 5 kluster industri militer : Zhongguangcun, Chengdu, Xian, Chongqing dan Changsa Kelimanya mendapatkan prioritas lebih khusus melalui high technology development zone. Fasilitasi tambahan bagi zona ini adalah : entitas berbentuk joint ventura antara domestik dengan asing dengan masa sewa tanah lebih dari 10 thn memperoleh pengurangan pajak 50 % Penelaahan atas berbagai krisis moneter, devaluasi maupun dampaknya selama bertahun tahun sejak 1966, menunjukkan ketahanan industri militer negara berkembang terhadap krisis moneter maupun dampak devaluasi, ditentukan oleh besar kecilnya sekuritas (foreign currency reserves holding) yang dimiliki oleh bank sentral setiap negara. Data di Tabel 7 menunjukkan Tiongkok sebagai model pertama berada di urutan pertama, pada tahun 2014 memiliki cadangan valas sebesar US $ 3.236 milyar, sementara Korea Selatan memiliki US $ 306.4 milyar dan India US $ 297.9 milyar. Tabel 8* Rangking Cadangan Devisa Terbesar Dunia 2014 Sumber : “Country Comparison : Reserves of Foreign Exchange and Gold tersedia dalam http://www.indexmundi.com/g/r.aspx?v=144 diakses pada tanggal 4 Febuari 2015 pukul 15.49 Cadangan devisa / valas bisa dijadikan jaminan guna kepentingan hutang maupun impor. Ketika terjadi krisis moneter, sementara pesanan atas suatu persenjataan harus dikerjakan, maka perusahaan atau negara bisa mengajukan pinjaman ke luar negeri. Meskipun demikian, klausul cadangan devisa ini hanya mampu berfungsi sebagai penyangga krisis apabila diikuti oleh instrument moneter lainnya seperti fleksibilitas suku bunga deposito maupun investasi. Kebijakan Holding dan Sekuritas Kebijakan ini mengatur dan melakukan manajemen atas sejumlah cadangan devisa maupun emas sebagai jaminan bagi suatu negara dalam menjalankan roda perekonomian domestik. Konsep anggaran berimbang, menempatkannya sebagai segmen tersendiri di dalam neraca pembayaran (balance sheet). Sedangkan anggaran defisit justru meletakkannya di luar sistem neraca, dan menempatkannya sejajar dengan fungsi bank sentral sebagai institusi moneter yang independen. Pemerintah Tiongkok bahkan secara khusus sudah mengembangkan kebijakan holding atas perusahaan swasta berjalur produksi militer. Dalam beberapa uraian sebelumnya telah disebutkan bahwa sebagian besar saham dari tiga PMSC Tiongkok utama berjalur produksi militer, Huawei, ZTE dan Lenovo telah sepenuhnya diakuisisi oleh pemerintah. Devisa yang dimiliki oleh Tiongkok sebagian besar berujud emas, Dollar AS dan Euro. Kuantitas ini tahun meningkat setiap tahunnya karena didukung oleh beragam kebijakan moneter seperti fixed exchanges rates yuan atas valas dan devaluasi. Apabila di berbagai negara berkembang devaluasi terutama ditujukan guna peningkatan ekspor, maka di Tiongkok kebijakan ini bermakna ganda karena mampu menghasilkan penambahan sekuritas. Manajemen atas sekuritas maupun holding dikelola melalui dua jalur, yakni jalur resmi (formal) dalam arti pemerintah bertindak melalui instrument kelembagaan yang dimiliki oleh bank sentral dan departemen keuangan. Sedangkan instrument non formal berarti pemerintah bertindak melalui perusahaan negara. Tabel 8 menguraikan kondisi kebijakan ini dengan lebih terperinci di Tiongkok, India dan Korea Selatan. Instrumen Wujud Sekuritas Pengelola Tabel 9 Perbandingan Kebijakan Holding dan Sekuritas di Tiga Negara Tiongkok India Korea Selatan Diperoleh melalui Diperoleh melalui Diperoleh melalui T Bill / SUN dan T Bill / SUN dan beberapa T Bill / SUN dan beberapa beberapa pinjaman pinjaman kelembagaan pinjaman kelembagaan kelembagaan Berwujud emas, US Berwujud emas, US Dollar, Berwujud emas, US Dollar, Euro, saham Euro Dollar, Euro, Yuan Pengelola Pengelola Kelembagaan : Pengelola Kelembagaan kelembagaan : RBI, SUUTI Bank of Korea Keberhasilan akuisisi atas asset militer Keberadaan holding swasta dalam industri militer State Administration of Foreign Exchanges People Bank of China Pengelola berwujud SoE : China Investment Corporation Huawei, Lenovo, ZTE 30 % SAIC Pengelola Berwujud Bank IDBI Axis Bank (Semi Swasta) Pengelola berwujud SoE Korea Development Bank Korea Asset Management Corporation (KAMCO) Larsen and Toubro 18 % Tidak ada Tata Group, Godrej Group, Hinduja Group, Kalyani Investment Company Ltd Membeli saham Daewoo Internasional (terjual krn krisis moneter ) Tidak ada Pembinaan Universitas Riset Tiongkok, India dan Korea Selatan sebagai negara berkembang mengalami permasalahan dalam adaptasi universitas riset bagi kepentingan teknologi persenjataan. Spesifikasi kebutuhan kluster industri militer juga pemangku kepentingan beragam di setiap model. Sedangkan definisi universitas riset penunjang kluster mengacu pada kluster di negara industri, terutama AS. Permasalahan muncul karena kluster industri militer berteknologi modern mengacu pada perspektif neoliberalisme, sedangkan ketiga negara model menggunakan developmentalist state theory. Di negara industri, konsep universitas riset secara langsung integral dengan tingkat keberhasilan partisipasi lembaga pendidikan tinggi bagi kluster industri militer. Harvard dan Stanford University berada di urutan terdepan. Mereka telah mapan posisinya sebagai universitas riset, baru meningkatkan kontribusinya dalam sub sektor ini. Beragam hasil riset persenjataan mereka langsung diadaptasikan sesuai dengan kategorisasi teknologinya. Sedangkan di negara berkembang, pengembangan universitas riset berjalan bersama sama dengan pengembangan industri militer, sehingga tingkat kematangan institusional masih rendah, tidak mampu mengimbangi tingginya tuntutan kebutuhan teknologi persenjataan. Pendanaan riset juga menjadi persoalan utama, selain konflik manajemen hubungan antara pemerintah dengan jaringan pertahanan internasional. Tiongkok juga mengalami problematika sejenis. PLA sebagai pemegang saham utama dalam COSTIND sudah mendirikan 60 universitas riset dan ujung tombaknya adalah NUDT, namun jumlah ini belum mampu memenuhi tuntutan kompetensi domestik mereka bagi teknologi tinggi. Dua kementerian dalam Pemerintah Beijing, harus mendukungnya melalui pendirian universitas riset berspesifikasi khusus bagi kebutuhan industri militer. Tabel 9* Klasifikasi Universitas Riset di Tiongkok Jenis Afiliasi MIIT Afiliasi PLA Non Militer (afiliasi Kementerian Pendidikan) Nama Representasi Universitas Riset Beihang University (formerly Beijing University of Aeronautics and Astronautics) Beijing Institute of Technology Harbin Engineering University Harbin Institute of Technology Nanjing University of Aeronautics and Astronautics Nanjing University of Science and Technology Northwestern Polytechnical University National University of Defense Technology (NUDT) Tsinghua University Chinese Academy of Science Peking University China Academy of Engineering Physics China Institute of Atomic Energy (CIAE), Congqing University Shenzen University Ket Lulusan langsung bekerja di COSTIND Lulusan tidak langsung bekerja di COSTIND, harus melalui program matrikulasi dan pelatihan Lulusan tidak langsung bekerja di COSTIND, harus melalui program matrikulasi dan pelatihan Ket :MIIT = Ministry of Industry and Information Technology *Sumber: Alderman, Daniel. 2015. “Higher Education and China’s Defense Science and Technology Establishment”. Research Brief. Study of Innovation and Technology in China, a project of University of California Institute on Global Conflict and Cooperation. 7 January Kesimpulan Dibandingkan dengan Korea Selatan dan India, pengembangan kluster industri militer di Tiongkok memiliki ciri khas supremasi pemerintah dalam segenap aspek sub sektor industri. Selain dominasi peran pemerintah melalui kebijakan fiskal, dan moneter, tercakup di dalamnya adalah klausul akuisisi saham perusahaan, pembatasan kewenangan pemegang saham individu, konsorsium dan penetapan kuota emisi saham baru maupun kuantitas jumlah saham yang beredar. Model ini secara langsung maupun tidak langsung telah diadaptasikan oleh beberapa negara berkembang seperti Singapura, Afrika Selatan dan Israel. Namun dari ketiga negara ini, karena berbagai kendala eksternal juga internal hanya Israel yang terbukti berhasil mengembangkannya sejajar dengan Tiongkok sendiri. Dua negara lainnya justru mengalami fase stagnasi kelangsungannya. Afrika Selatan terkendala oleh kekurangan dukungan kontraktor pertahanan sebagai katalisator, sementara Singapura terkendala minimnya sumber kekayaan alam serta modal manusia sebagai pendukung. Kekuatan Tiongkok, merujuk artikel ini selain karena kekuatan kekayaan alam dan modal manusia, juga didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter yang kuat serta memiliki lembaga internasional sebagai sub sektor pendukung, yakni pasar modal internasional dan lembaga pengembangan nuklir internasional. Keunikan kebijakan fiskal Tiongkok adalah jumlah penerimaan pajak tidak langsung (PPn, cukai, pajak ekspor / impor) jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pajak langsung (khususnya pajak penghasilan)5, berbeda dengan India yang mengubah tingkat penerimaan pajak langsung lebih besar dibandingkan dengan pajak tidak langsung demi menjaga keseimbangan tingakt penghasilan negara. Ciri khas ini secara tidak langsung menunjukkan Tiongkok sudah lebih mapan dalam anggaran belanja, karena besaran pajak tidak langsung yang diberlakukan, tidak menyurutkan minat investor asing agar tetap berkontribusi pada pembangunan domestik negara ini, khususnya bagi kelangsungan kluster industri militer disana. Selain ini cadangan devisanya sangat besar, menjamin stabilitas ekonomi makro domestik saat menghadapi krisis moneter. Krisis tahun 2015 terbukti tidak berdampak sistemik dan kelangsungan inovasi tetap berkesinambungan. 5 Dunaway, Steven and Annalisa Fedelino. 2012. Fiscal Policy in China dalam Bremmer, Ian. Every Nation for Itself. Seoul : Dasan book co.ltd DAFTAR PUSTAKA Buku Alderman, Daniel. 2015. “Higher Education and China’s Defense Science and Technology Establishment”. Research Brief. Study of Innovation and Technology in China, a project of University of California Institute on Global Conflict and Cooperation. 7 January Barfield, Claude.2011. “Telecoms and the Huawei Conundrum”. AEI Economic Studies (Nov). Dunaway, Steven and Annalisa Fedelino. 2012. Fiscal Policy in China dalam Bremmer, Ian. Every Nation for Itself. Seoul : Dasan book co.ltd Website Reuters May 20, 2014, 06.48 PM IST tersedia dalam http://timesofindia.indiatimes.com/tech/tech-news/US-IT-companies-brace-forbacklash-in-China/articleshow/35392155.cms diakses pada tanggal 20 Oktober 2014 pukul 15.10 “Battelle R&D Magazine Annual Global Funding Forecast Predicts R&D Spending Growth will Continue While Globalization Accelerates” tersedia dalam http://www.battelle.org/media/news/2011/12/16/battelle-r-d-magazine-annualglobal-funding-forecast-predicts-r-d-spending-growth-will-continue-whileglobalization-accelerates data diakses pada tanggal 11 Desember 2014 pukul 19.30 China’s Defense Budget tersedia dalam http://www.globalsecurity.org/military/world/china/budget.htm data diakses pada tanggal 5 Desember 2014 pukul 10.21 “Country Comparison : Reserves of Foreign Exchange and Gold tersedia dalam http://www.indexmundi.com/g/r.aspx?v=144 diakses pada tanggal 4 Febuari 2015 pukul 15.49 Reuters May 20, 2014, 06.48 PM IST tersedia dalam http://timesofindia.indiatimes.com/tech/tech-news/US-IT-companies-brace-forbacklash-in-China/articleshow/35392155.cms diakses pada tanggal 20 Oktober 2014 pukul 15.10 Stock Information – Share holding tersedia dalam http://www.lenovo.com/ww/lenovo/shareholding.html diakses pada tanggal 20 Oktober 2014 pukul 15.00 ZTE Corporation Company : Shareholders tersedia dalam http://www.4traders.com/ZTE-CORPORATION-6495034/company/ diakses pada tanggal 20 Oktober 2014 pukul 15.10