Pengembangan Kluster Industri Militer di Tiongkok: Sebuah Model

advertisement
Pengembangan Kluster Industri Militer di Tiongkok: Sebuah Model
Pengembangan Dominasi Negara dalam Teknologi Persenjataan
Ismiyatun
Abstract
The article explores China military industrial cluster from government policy as part
of developmentalist state implication for military industry. Government domination
spread all of line weapons and military services, even acquisition clause was held to
private firms if they had potential military services line that influenced security and
dignity as sovereign state. Three China multinational on information technology:
Huawei, ZTE and Lenovo had been dealt because their contribution as defense
contractor.
Beside that, from this paper, we could conclude success of China as state model
didn’t have absolute impact equally project in others third world states, but its
specification gave identity behind sub sector success must be based on fiscal and
monetary which support each other.
Key word: military industry, fiscal policy, monetary policy Industri militer, kebijakan
fiskal, kebijakan moneter
Pemerintah Tiongkok sejak tahun 1980an secara intensif mengembangkan
kluster industri militer di beberapa propinsi, mencakup : Beijing, Shicuan, Chongqing
dan Guangdong. Target utamanya adalah peningkatan kemampuan nasional dalam
pengembangan persenjataan modern, khususnya rudal balistik, pesawat tempur serta
kapal selam. Dua kategori kluster, baik integral maupun eksklusif mampu dikembangkan
oleh Tiongkok. Sebagai contoh, Zhongguangcun dan Shenzen bersifat integral, sehingga
unsur serta warna industri militer dalam kluster tidak terlihat menonjol, hanya tampak
dari PMSC asing maupun domestik yang menawarkan jasa militer dalam C4ISR
(Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance and
Reconnaissance), khususnya radar dan sonar.
Hubungan antara aktor state dan non state tidak seimbang (asyimetris).
Dominasi Pemerintah Tiongkok, yang dikuasai oleh Partai Komunis China (Zhōngguó
Gòngchǎndǎng) dan Tentara Merah ( PLA / People's Liberation Army) menyebar sampai
pada persoalan kebijakan terhadap perusahaan swasta domestik berjalur produksi militer
baik senjata maupun jasa militer. Tiga Perusahaan dalam teknologi informasi (TI) yakni
Huawei, ZTE dan Lenovo setelah jalur jasa militer mereka, berkembang pesat, terutama
dalam C4ISR maka pemerinatah melakukan langkah akuisisi, sebagai wujud penguasaan
mereka atas kebijakan perusahaan.
Sebagai penyeimbang aktor internasional baik pemerintah maupun kontraktor
pertahanan, sejak tahun 1995 pemerintah mendorong peningkatan partisipasi mereka
melalui Foreign Investment Catalouge. Katalog ini merupakan kategorisasi keterlibatan
modal asing dalam industri domestik, menjadi empat golongan: Permitted, Encouraged,
Restricted, Prohibited. Secara berkala, katalog ini direvisi dan revisi terakhir dilakukan
pada tahun 2012. Dampak nyata dari revisi terakhir ini adalah pembatasan ruang gerak
dari PMSC seperti Google, IBM dan Cisco1, karena terindikasi melakukan kegiatan cyber
crime atas beberapa data intelegensi milik PLA dan Partai Komunis.
Meskipun terhambat oleh indikasi cyber crime dari kedua pihak, baik domestik
maupun asing2, hubungan Pemerintah Tiongkok dengan jaringan MNC penerbangan
cenderung bertahan, bahkan di beberapa segmen sipil, justru mengalami peningkatan.
Jaringan ini diberikan keleluasaan berinvestasi maupun menjalankan kerja sama ventura
atau produksi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam katalog.
Tabel 1
menjelaskan dengan terperinci representasi jaringan ventura maupun produksi dari G to
G, P to P maupun G o P
1
Kasus ini pertama terjadi atas Google pada tahun 2003, kemudian diikuti oleh IMB dan Cisco
pada tahun 2014. Menurut Reuters May 20, 2014, 06.48 PM IST tersedia dalam
http://timesofindia.indiatimes.com/tech/tech-news/US-IT-companies-brace-for-backlash-inChina/articleshow/35392155.cms, bukti kegiatan spionase kedua perusahaan terakhir ini diungkapkan
oleh Edward Snowden, mantan kontraktor NSA (National Securiry Agency ) AS.
2
Pihak AS juga telah menuduh beberapa PMSC Tiongkok seperti Huawei, dan Levono melakukan
kegiatan spionase di AS dan Eropa,, bahkan secara resmi Konggres AS memberikan peringatan dan ajuran
penghentian kerja sama dengan mereka
Tabel 1
Jaringan Ventura dan Produksi di Tiongkok
No
MNC/ PMSC
Cabang
Jenis Produksi dan Jasa
Jenis Kerjasama
Keterangan
1
Cisco System Inc
Shanghai
Chaoyang
Haidan
Beijing
Changsha
Chengdu
Sichuan
Fuzhou
Guangzhou
Hangzhou
Jinan
Nanjing
Shengyang
Shenzhen
Urumqi
Wuhan
xi'an
provider,consuntant,support
in C4ISR
Cisco- xiangmen airlines
(P to P)
Menurun
2
Boeing
Beijing
Shanghai
Guangzhou
Hainan
Kunming
Shenzhen
Urumqi
xi'an
Tianjin
provider
,consultant,support in
aviation
Boeing Capital (P to P)
Boeing Tianjin Composite
Co Ltd (P to P)
Boeing Shanghai Aviation
Service Co Ltd (P to P)
meningkat
3
Airbus (EADS)
Tianjin
Airbus -AVIC (P to G )
Airbus - Chinese Southern
Airlines( P to P)
Airbus -China Aircraft
Leasing Company (P to P)
meningkat
4
Lockheed Martin
Mianyang
Meningkat
5
Honeywell Inc
Shanghai
Beijing
Zhang Jiang
6
General Electric
Shanghai
Guangchou
Xi'an
Chengdu
Lockheed Martin -SNPAS
(P to G)
Honeywell-China
Shanghai Avionic Center
(P to P)
Honeywell -Life Safety
A/V (Guangzhou) Co Ltd
( P to P)
GE - AVIC (P to G)
GE - Commercial Aircraft
Corporation of China (P to
G)
GE -XD Electric ((P to P)
manufacture and qualify
nuclear power plant reactor
provider, consultant ,
support in aviation, etc
systems support in
maritime and aviation
Meningkat
7
Westinghouse
Jia Jiang
Sanmen
manufacture and qualify
nuclear power plant reactor
8.
CANDU
Qinshan
Natural Uranium research
Westinghouse -China
National Nuclear Corp
(CNNC) /P to G
Westinghouse - CAS
(chinese Academic of
Science )/ P - G
CANDU- National
Nuclear Corp
Meningkat
Meningkat
Keterlibatan Pasar Modal Internasional
Merujuk pada tuntutan inovasi sekaligus kelangsungannya sebagai agen
pembangunan, maka kontribusi pasar modal sebagai sub sektor penunjang kluster industri
militer, mutlak diperlukan. Semua kontraktor pertahanan maupun konsorsium sebagai
suatu jaringan pertahanan internasional menjadi pemangku dari NASDAQ sebagai salah
satu pasar modal yang memasukkan sub sektor ini ke dalam konsentrasi pemasaran
saham maupun investasi internasional. National Association of Securities Dealers
Automated Quotation (NASDAQ) dibentuk oleh berbagai konsorsium di New York AS
pada tahun 1971. Sejak keterlibatan kontraktor pertahanan di dalamnya, maka lembaga
ini, secara aktif memasukkan berbagai perusahaan militer dari negara berkembang, ke
dalam indeks perdagangan sahamnya. Sebagai unsur penunjang, pasar modal ini mampu
menjembatani lima kekuatan kluster: supply (penyalur), demand (pembeli), substitusi,
pesaing (rivalry), dan jasa (service) sekaligus menciptakan persaingan dinamis.
Sebagai pasar modal internasional, lembaga ini memiliki cabang di Beijing.
Kontribusinya dalam merintis penanaman modal asing di bidang C4ISR telah dimulai
pada dekade tahun 2000an, sejak Cisco, Google, dan IBM serta Microsoft mulai
beroperasi dalam kluster. Namun peran mereka sangat terbatas dalam persoalan
desinvestasi serta inisiasi penawaran saham atas perusahaan swasta domestik yang
bergerak dalam RMA.
Setelah lama menjadi rekanan PLA, Huawei berkembang sebagai entitas global,
tanpa kontribusi NASDAQ. Shenzhen Huawei Investment & Holding Co Ltd sebagai
konsorsium atas perusahaan dimiliki secara tunggal oleh segenap direksi sampai dengan
manajer dan karyawan. Dalam berbagai sumber online, terungkap keterlibatan
Pemerintah Beijing dan PKC atas perusahaan ini, terutama dalam persoalan dukungan
finansial serta penjualan saham.3
ZTE Corporation, membatasi emisi serta penjualan 76,61 % sahamnya hanya di
tiga pasar modal berlevel regional, dimana para investor berkebangsaan China
mendominasi transaksi. Ketiga pasar modal beserta komposisi sahamnya ditampilkan
pada Tabel 4.8 sampai 4.10. Berbeda dengan kedua perusahaan di atas, sebagai
perusahaan TI berjalur produksi militer, Lenovo diperbolehkan memasarkan sahamnya
melalui NASDAQ – kode LNVGY, dan Stock Exchange of Hongkong – kode 0992.
Namun Pemerintah Beijing bertindak selaku promotor dan mengatas namakan
kepentingan publik, memutuskan batas kepemilikan mereka sebesar 60,51%. Sisa saham
sebesar 39,49% dijual di kedua pasar tersebut. Per 31 Maret 2014 tercatat 32,44 %
dikuasai Legend Holdings Corporation, sementara Mr Yang Yanqing memperoleh 6,86
% dan direksi lainnya 0,19 %.4
Tabel 2*
Komposisi Saham ZTE di Shenzhen Stock Exchange (Kode 000063)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Name
Shares
%
Shenzhen Zhongxingxin Telecommunications
Equipment Co.
1,058,191,944
37.80%
CITIC Trust Co., Ltd. (Investment Management)
China Life Asset Management Co., Ltd.
58,194,000
55,968,962
2.08%
2.00%
Hunan Nantian Group Co.
Everbright Pramerica Fund Management Co.,
Ltd.
Da Cheng Fund Management Co., Ltd.
Bosera Asset Management Co., Ltd.
Yinhua Fund Management Co., Ltd.
E Fund Management Co., Ltd.
China Asset Management Co., Ltd.
37,450,609
1.34%
37,000,000
1.32%
34,030,216
25,699,505
25,383,232
16,112,206
3,399,880
1.22%
0.92%
0.91%
0.58%
0.12%
Total
48.29%
Sumber : ZTE Corporation Company : Shareholders tersedia dalam http://www.4traders.com/ZTE-CORPORATION-6495034/company/ diakses pada tanggal 20 Oktober
2014 pukul 15.10
3
Barfield, Claude.2011. “Telecoms and the Huawei Conundrum”. AEI Economic Studies (Nov).
4
Stock Information – Share holding tersedia dalam
http://www.lenovo.com/ww/lenovo/shareholding.html diakses pada tanggal 20 Oktober 2014 pukul 15.00
Tabel 3*
Komposisi Saham ZTE dalam Stock Exchange of Hongkong (Kode 0763)
No
Name
Shares
%
1
2
3
4
5
6
7
8
Wellington Management Co. LLP
Value Partners Ltd.
The Vanguard Group, Inc.
GAM Hong Kong Ltd.
Black Rock Investment Management (UK) Ltd.
Temasek Capital Pte Ltd.
Matthews International Capital Management LLC
Black Rock Fund Advisors
Massachusetts Financial Services Co.
Black Rock Advisors (UK) Ltd.
29,795,500
29,559,800
17,411,606
15,233,000
14,371,908
11,141,800
10,075,704
9,844,672
8,428,100
7,240,740
4.73%
4.70%
2.77%
2.42%
2.28%
1.77%
1.60%
1.56%
1.34%
1.15%
9
10
Total
24.32%
Sumber : ZTE Corporation Company : Shareholders tersedia dalam http://www.4traders.com/ZTE-CORPORATION-6495034/company/ diakses pada tanggal 20 Oktober
2014 pukul 15.10
Tabel 4*
Komposisi Saham ZTE dalam OTC Bulletin Board (Kode ZTCOY)
No
1
Name
Shares
%
Columbia Management Investment Advisers
260
0.0001%
LLC
Sumber : ZTE Corporation Company : Shareholders tersedia dalam http://www.4traders.com/ZTE-CORPORATION-6495034/company/ diakses pada tanggal 20 Oktober
2014 pukul 15.10
Dukungan Lembaga Pengembangan Nuklir Internasional
Lembaga pengembangan nuklir internasional, secara umum dikategorikan
menjadi dua kepemilikan, negara atau swasta. Keduanya menjalankan lima type aktivitas
: basic research (riset dasar), applied research (riset terapan), pengembangan teknologi
baru, penyediaan jasa bagi sub sektor lainnya, produksi dan penjualan beragam zat radio
aktif. Bagi industri militer, lembaga ini merupakan breeder (pengembangbiakan) atas
beragam jenis reaktor nuklir berbahan baku uranium, plutonium, maupun thorium. Fungsi
ini menempatkannya sebagai sub sektor penunjang kedua dalam kluster, karena mampu
mengatasi stagnasi dalam kelangsungan inovasi reaktor nuklir.
Dua lembaga riset internasional, sebagai representasi sub sector penunjang ini
adalah CANDU (Canada Deuterium Uranium) milik Pemerintah Canada dan Westington
house milik Toshiba (MNC Jepang), selama beberapa dekade telah dipercaya negara
berkembang, khususnya Tiongkok, India maupun Korea Selatan
guna menjalankan
fungsi di atas.CANDU merupakan lembaga riset milik Pemerintah Canada, bertujuan
mengembangkan riset fundamental atas uranium murni. Atomic Energy of Canada
Limited (AECL) sejak tahun 1956 memasarkannya melalui konsep kerja sama produksi.
Westington House, adalah PMSC dari New York (AS), berpengalaman sejak 1886 di
bidang radar, mekanika hingga reaktor nuklir. Tahun 2006, Toshiba membeli sebagian
besar sahamnya namun merujuk pada peraturan di AS, DOD (Department of Defense)
memiliki kewenangan mutlak dalam Dewan Direksi.
Canada telah meratifikasi NPT (Non Proliferation Treaty), sesuai klausul di
dalamnya, tidak mengembangkan senjata nuklir. Tujuan utama dari CANDU adalah
pengembangan reaktor nuklir type PHWR (Preassurized Heavy Reactor) guna
kepentingan sipil. Meskipun demikian negara berkembang memiliki peluang menjalin
kerja sama produksi guna mengembangkan reaktor nuklir karena dua argumen utama,
ekonomis maupun politis. Konsep dua used technology memberikan peluang
pemberdayaan pengembangan reaktor nuklir yang semula bertarget kepentingan sipil,
diarahkan sebagai daya penggerak atau hulu ledak dari beragam rudal balistik antar
benua baik yang diledakkan melalui udara (cruise missile) maupun kapal selam (nuclear
sub marine).
Keuntungan ekonomis reaktor ini bagi negara berkembang adalah nilai
pembiayaannya cukup terjangkau selain itu karena bahan baku utamanya adalah uranium
murni, memberikan peluang bagi negara konsumen mendapatkan plutonium sebagai
residu dari proses produksi. Apabila negara yang bersangkutan tergolong sebagai
penghasil uranium, maka tingkat perolehannya akan semakin lebih besar. Pertimbangan
ini mendorong Tiongkok bersedia berkolaborasi dengan AECL.
Sebagai sub sektor penunjang alternative bagi kluster industri militer di negara
berkembang adalah lembaga riset dengan penawaran breeder reactor minimal
berteknologi LWGR (Light Water Graphite Reactor). Westinghouse menawarkan jalan
tengah untuk mengatasi kelemahan reaktor PHWR melalui konsep AP 1000 nuclear
plant. Melalui kerja sama ini, Tiongkok dan Korea Selatan mampu memiliki HAKI atas
pengembangan reaktor nuklir setingkat dengan AP I000. CAP 1000 serta pengembangan
reaktor nuklir sebagai daya maupun hulu ledak bagi kapal selam merupakan spesikasi
dari Tiongkok.
Tabel 5
Kontribusi Westinghouse di Tiongkok
Tahun
Produksi
Lokasi
2006
AP 1000 reactor
naval nuclear
reactor
Jia Jiang, Sichuan
2007
AP 1000 reactor
Sanmen , Zhejiang
Rekanan
China National Nuclear Corporation
(CNNC)
China Shipbuilding Industry Corporation
(CSIC)
State Nuclear Power Technology
Corporation (SNPTC)
Haiyang, Shandong
2008,
2009
2010
Pengembangan
CAP 1400
(prototype AP
1000)
kelanjutan
penyaluran
system I & C bagi
AP 1000
Shidaowan
State Nuclear Power Technology
Corporation (SNPTC)
Sanmen , Zhejiang
State Nuclear Power Technology
Corporation (SNPTC)
Haiyang, Shandong
2012
2014
kelanjutan
penyaluran
system I & C bagi
AP 1000
kelanjutan
penyaluran
system I & C bagi
AP 1000
kelanjutan
penyaluran
system I & C bagi
AP 1000
State Nuclear Power Technology
Corporation (SNPTC)
Shanghai Automatic Instrumentation
Co Ltd
State Nuclear Power Automation
System Engineering Company (SNPAS)
Kebijakan Fiskal Tiongkok
Makna kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang terkait langsung
dengan anggaran negara. Ruang lingkupnya mencakup segala upaya pemerintah dalam
pengelolaan keuangan negara melalui dua unsur utama anggaran, yakni pendapatan dan
pengeluaran. Pemerintah menetapkan peraturan tentang prosentase muatan modal asing,
dilengkapi dengan tingkat pajak, keringanan, sampai dengan pembentukan SEZ
merupakan contoh utama kebijakan di segmen pendapatan.
Dominasi aktor pemerintah di Tiongkok berimplikasi atas corak kebijakan
fiskalnya lebih ditujukan untuk mensinergikan antara kompetensi perusahaan negara
dengan daya katalisator FDI. Dukungan terhadap swasta domestik
tidak diberikan
melalui kebijakan fiskal melainkan non fiskal, khususnya melalui akuisisi atau
kepemilikan sebagian saham atas perusahaan swasta domestik berjalur produksi militer
yang berpotensi sebagai suatu entitas global.
Gambar 1*
Komposisi Rata Rata Perbandingan Pembelanjaan Militer Tiongkok 2004
*Sumber : China’s Defense Budget tersedia dalam
http://www.globalsecurity.org/military/world/china/budget.htm data diakses pada
tanggal 5 Desember 2014 pukul 10.21
Keenam kluster industri militer Tiongkok, melalui sistem dual used in
technology, menjadi bagian dari zona ekonomi khusus di wilayah tersebut, bersama sama
dengan sub sektor industri lainnya. Jalur produksi persenjataan modern tetap dikuasai
oleh PLA dan SASAC beserta perusahaan militer andalannya, sementara insentif fiskal
berlaku sesuai dengan ketentuan umum seperti yang telah dibahas di bab sebelumnya.
Sinergi antara FDI sebagai katalisator difasilitasi oleh konsep kerja sama ventura atau
produksi dengan ambang batas muatan asing ditentukan menurut tingkat kebutuhan,
resiko serta kerentanan dari setiap jenis jalur produksi militer. Jalur C4ISR, sesuai dengan
katalog, menempati peringkat muatan asing paling besar - maksimal 49 % sementara
pengembangan reaktor nuklir sangat terbatas.
Berbagai fasilitas keringanan pajak maupun tarif bisa dinikmati oleh kontraktor
pertahanan melalui argumen kepentingan sipil. Dengan dalih ini, PLA /SASAC menjadi
obyek utama migrasi teknologi persenjataan dari Barat (AS/Eropa) ke Tiongkok. Ketika
swasta domestik merintis jalur produksi militer, langkah antisipasi pemerintah bukan
melalui kebijakan fiskal, melainkan non fiskal, khususnya akuisisi.
Kebutuhan dana investasi riset yang cukup besar mengakibatkan negara
berkembang tidak bisa sepenuhnya bergantung pada anggaran pembelanjaan militer saja.
Tiongkok, India maupun Korea Selatan memiliki pos anggaran litbang yang bisa
digunakan untuk kepentingan inovasi di seluruh sektor pembangunan. Bagi ketiga negara
model ini, pengembangan persenjataan modern menempati prioritas utama dalam
pendanaan riset. Tabel 5 di bawah ini menunjukkan sejak tahun 2011 kemampuan
mereka dalam pendanaan riset telah mampu disejajarkan dengan Barat, Tiongkok berada
pada peringkat kedua. Korea Selatan di posisi kelima, sedangkan India ke delapan, satu
peringkat di bawah Inggris Raya.
Tabel 6*
Peringkat Pembelanjaan R & D Terbesar Dunia 2011
Nama Negara
Rangking
1
Dana Riset
% dai GNP
Amerika Serikat
405.3
2.70%
2
Tiongkok
296.8
1.97%
3
Jepang
160.3
3.67%
4
Jerman
69.5
2.30%
5
Korea Selatan
65.4
4.36%
6
Perancis
42.2
1.90%
7
Inggris Raya (UK)
38.4
1.70%
8
India
36.1
0.90%
9
Canada
24.3
1.80%
10
Russia
23.8
1.00%
*Sumber: “Battelle R&D Magazine Annual Global Funding Forecast Predicts R&D Spending Growth
will Continue While Globalization Accelerates” tersedia dalam
http://www.battelle.org/media/news/2011/12/16/battelle-r-d-magazine-annual-globalfunding-forecast-predicts-r-d-spending-growth-will-continue-while-globalizationaccelerates data diakses pada tanggal 11 Desember 2014 pukul 19.30
Tiongkok memiliki tiga perlakuan bagi 8 kluster industri militer. Shenzen
digolongkan dalam SEZ, sementara Mianyang dan Jia Jiang merupakan zona sangat
eksklusif karena secara langsung berada dalam pengawasan, dari PLA. Sementara kluster
lainnya yang tersisa dimasukkan dalam kategorisasi ETDZ (Economic and Technological
Development Zone) dengan spesifikasi High Technology Development. Wilayah yang
terakhir ini disediakan Tiongkok untuk memfasilitasi modal asing dalam melakukan
proses alih teknologi dan katalisasi industri militer.
Tabel 7
Klasifikasi Kluster Industri Militer Tionkok Sgebagai Zona Khusus
SEZ
ETDZ
PLA Zone
Secara umum baik firma
Bagi FDI /FPI :
Dikuasai oleh PLA
domestik, FDI / FPI berlaku
Penghapusan Pajak Penghasilan
Incorporate, guna
keringanan pajak dan
Perusahaan (EIT) pada dua tahun
pengembangan Strategic,
berbagai hak keistimewaan
pertama, setelah itu dalam tiga tahun
Complex and Security
keuangan, perdagangan dan
sesudahnya hanya dikenakan EIT
Sensitive Systems :
investasi
sebesar 16,5 %
ICBM, Nuclear sub marine,
Dua tahun pertama
Pada tahun kelima perusahaan asing
Nuclear power
mendapatkan penghapusan
yg mengeksport minimal 70 % dari
seluruh pajak, kemudian tiga
produksinya, hanya dikenakan EIT
tahun sesudahnya
sebesar 15 %
mendapatkan keringanan
Apabila suatu perusahaan asing
pembayaran seluruh pajak
menginvestasikan kembali laba dari
sebesar 50 %
anak perusahaan mereka di Tiongkok,
Setelah masa lima tahun
maka akan diberikan pengembalian
pertama tersebut,
EIT sebesar 40%
mendapatkan pengurangan
Fasilitasi provisi net operating loss
seluruh pajak sebesar 15 %
selama lima tahun ke depan.
Bebas tariff, cukai, PPn atas bahan
baku bagi kepentingan produksi nya.
Dari kelima SEZ , yang
terkait dengan industri militer
hanya Kluster Shenzhen ,
dimana terdapat kantor pusat
serta unit produksi MNC
Tiongkok di bidang :C4ISR
Huawei dan ZTE .
Dua MNC ini kemudian
diakuisisi oleh Pemerintah
Tiongkok
Insentif non pajak bagi FDI / FPI
terkait dengan pengembangan modal
manusia dll :
Gaji dan biaya pelatihan (biaya
transfer teknologi ) bagi pegawai
berkebangsaan Tiongkok ditanggung
negara
Biaya perumahan pegawai yang
tersebut dalam poin diatas juga
ditanggung negara
Subsidi (out right gift) dalam sewa
tanah (hak guna bangunan) bagi
pabrik /kepentingan produksi
Terdapat dua kluster industri
militer bersifat sangat
eksklusif :
Mianyang dan Jia Jiang
Sebanding dengan :
SEZ di India
Dari 54 ETDZ, terdapat 5 kluster
industri militer : Zhongguangcun,
Chengdu, Xian, Chongqing dan
Changsa
Kelimanya mendapatkan prioritas
lebih khusus melalui high technology
development zone. Fasilitasi
tambahan bagi zona ini adalah :
entitas berbentuk joint ventura antara
domestik dengan asing dengan masa
sewa tanah lebih dari 10 thn
memperoleh pengurangan pajak 50
%
Penelaahan atas berbagai krisis moneter, devaluasi maupun dampaknya
selama
bertahun tahun sejak 1966, menunjukkan ketahanan industri militer negara berkembang terhadap
krisis moneter maupun dampak devaluasi, ditentukan oleh besar kecilnya sekuritas (foreign
currency reserves holding) yang dimiliki oleh bank sentral setiap negara. Data di Tabel 7
menunjukkan Tiongkok sebagai model pertama berada di urutan pertama, pada tahun 2014
memiliki cadangan valas sebesar US $ 3.236 milyar, sementara Korea Selatan memiliki US $
306.4 milyar dan India US $ 297.9 milyar.
Tabel 8*
Rangking Cadangan Devisa Terbesar Dunia 2014
Sumber : “Country Comparison : Reserves of Foreign Exchange and Gold tersedia dalam
http://www.indexmundi.com/g/r.aspx?v=144 diakses pada tanggal 4 Febuari 2015 pukul 15.49
Cadangan devisa / valas bisa dijadikan jaminan guna kepentingan hutang maupun
impor. Ketika terjadi krisis moneter, sementara pesanan atas suatu persenjataan harus dikerjakan,
maka perusahaan atau negara bisa mengajukan pinjaman ke luar negeri. Meskipun demikian,
klausul cadangan devisa ini hanya mampu berfungsi sebagai penyangga krisis apabila diikuti
oleh instrument moneter lainnya seperti fleksibilitas suku bunga deposito maupun investasi.
Kebijakan Holding dan Sekuritas
Kebijakan ini mengatur dan melakukan manajemen atas sejumlah cadangan devisa
maupun emas sebagai jaminan bagi suatu negara dalam menjalankan roda perekonomian
domestik. Konsep anggaran berimbang, menempatkannya sebagai segmen tersendiri di dalam
neraca pembayaran (balance sheet). Sedangkan anggaran defisit justru meletakkannya di luar
sistem neraca, dan menempatkannya sejajar dengan fungsi bank sentral sebagai institusi moneter
yang independen.
Pemerintah Tiongkok bahkan secara khusus sudah mengembangkan kebijakan holding
atas perusahaan swasta berjalur produksi militer. Dalam beberapa uraian sebelumnya telah
disebutkan bahwa sebagian besar saham dari tiga PMSC Tiongkok utama berjalur produksi
militer, Huawei, ZTE dan Lenovo telah sepenuhnya diakuisisi oleh pemerintah. Devisa yang
dimiliki oleh Tiongkok sebagian besar berujud emas, Dollar AS dan Euro. Kuantitas ini tahun
meningkat setiap tahunnya karena didukung oleh beragam kebijakan moneter seperti fixed
exchanges rates yuan atas valas dan devaluasi. Apabila di berbagai negara berkembang devaluasi
terutama ditujukan guna peningkatan ekspor, maka di Tiongkok kebijakan ini bermakna ganda
karena mampu menghasilkan penambahan sekuritas.
Manajemen atas sekuritas maupun holding dikelola melalui dua jalur, yakni jalur resmi
(formal) dalam arti pemerintah bertindak melalui instrument kelembagaan yang dimiliki oleh
bank sentral dan departemen keuangan. Sedangkan instrument non formal berarti pemerintah
bertindak melalui perusahaan negara. Tabel 8 menguraikan kondisi kebijakan ini dengan lebih
terperinci di Tiongkok, India dan Korea Selatan.
Instrumen
Wujud
Sekuritas
Pengelola
Tabel 9
Perbandingan Kebijakan Holding dan Sekuritas di Tiga Negara
Tiongkok
India
Korea Selatan
Diperoleh melalui
Diperoleh melalui
Diperoleh melalui
T Bill / SUN dan
T Bill / SUN dan beberapa
T Bill / SUN dan beberapa
beberapa pinjaman
pinjaman kelembagaan
pinjaman kelembagaan
kelembagaan
Berwujud emas, US
Berwujud emas, US Dollar,
Berwujud emas, US
Dollar, Euro, saham
Euro
Dollar, Euro, Yuan
Pengelola
Pengelola Kelembagaan :
Pengelola Kelembagaan
kelembagaan :
RBI, SUUTI
Bank of Korea
Keberhasilan
akuisisi atas
asset militer
Keberadaan
holding swasta
dalam industri
militer
State Administration
of Foreign Exchanges
People Bank of China
Pengelola berwujud
SoE :
China Investment
Corporation
Huawei, Lenovo, ZTE
30 % SAIC
Pengelola Berwujud Bank
IDBI
Axis Bank (Semi Swasta)
Pengelola berwujud SoE
Korea Development Bank
Korea Asset Management
Corporation (KAMCO)
Larsen and Toubro 18 %
Tidak ada
Tata Group, Godrej Group,
Hinduja Group,
Kalyani Investment Company
Ltd
Membeli saham Daewoo
Internasional (terjual krn
krisis moneter )
Tidak ada
Pembinaan Universitas Riset
Tiongkok, India dan Korea Selatan sebagai negara berkembang mengalami
permasalahan dalam adaptasi universitas riset bagi kepentingan teknologi persenjataan.
Spesifikasi kebutuhan kluster industri militer juga pemangku kepentingan beragam di
setiap model. Sedangkan definisi universitas riset penunjang kluster mengacu pada
kluster di negara industri, terutama AS. Permasalahan muncul karena kluster industri
militer berteknologi modern mengacu pada perspektif neoliberalisme, sedangkan ketiga
negara model menggunakan developmentalist state theory.
Di negara industri, konsep universitas riset secara langsung integral dengan
tingkat keberhasilan partisipasi lembaga pendidikan tinggi bagi kluster industri militer.
Harvard dan Stanford University berada di urutan terdepan. Mereka telah mapan
posisinya sebagai universitas riset, baru meningkatkan kontribusinya dalam sub sektor
ini. Beragam hasil riset persenjataan mereka langsung diadaptasikan sesuai dengan
kategorisasi teknologinya.
Sedangkan di negara berkembang, pengembangan universitas riset berjalan
bersama sama dengan pengembangan industri militer, sehingga tingkat kematangan
institusional masih rendah, tidak mampu mengimbangi tingginya tuntutan kebutuhan
teknologi persenjataan. Pendanaan riset juga menjadi persoalan utama, selain konflik
manajemen hubungan antara pemerintah dengan jaringan pertahanan internasional.
Tiongkok juga mengalami problematika sejenis. PLA sebagai pemegang saham
utama dalam COSTIND sudah mendirikan 60 universitas riset dan ujung tombaknya
adalah NUDT, namun jumlah ini belum mampu memenuhi tuntutan kompetensi domestik
mereka bagi teknologi tinggi. Dua kementerian dalam Pemerintah Beijing, harus
mendukungnya melalui pendirian universitas riset berspesifikasi khusus bagi kebutuhan
industri militer.
Tabel 9*
Klasifikasi Universitas Riset di Tiongkok
Jenis
Afiliasi MIIT
Afiliasi PLA
Non Militer
(afiliasi
Kementerian
Pendidikan)
Nama Representasi Universitas Riset
Beihang University
(formerly Beijing University of
Aeronautics and Astronautics)
Beijing Institute of Technology
Harbin Engineering University
Harbin Institute of Technology
Nanjing University of Aeronautics and
Astronautics
Nanjing University of Science and
Technology
Northwestern Polytechnical University
National University of Defense
Technology (NUDT)
Tsinghua University
Chinese Academy of Science
Peking University
China Academy of Engineering Physics
China Institute of Atomic Energy (CIAE),
Congqing University
Shenzen University
Ket
Lulusan langsung
bekerja di COSTIND
Lulusan tidak langsung
bekerja di COSTIND,
harus melalui program
matrikulasi dan
pelatihan
Lulusan tidak langsung
bekerja di COSTIND,
harus melalui program
matrikulasi dan
pelatihan
Ket :MIIT = Ministry of Industry and Information Technology
*Sumber: Alderman, Daniel. 2015. “Higher Education and China’s Defense Science and Technology
Establishment”. Research Brief. Study of Innovation and Technology in China, a project of
University of California Institute on Global Conflict and Cooperation. 7 January
Kesimpulan
Dibandingkan dengan Korea Selatan dan India, pengembangan kluster industri
militer di Tiongkok memiliki ciri khas supremasi pemerintah dalam segenap aspek sub
sektor industri. Selain dominasi peran pemerintah melalui kebijakan fiskal, dan moneter,
tercakup di dalamnya adalah klausul akuisisi saham perusahaan, pembatasan kewenangan
pemegang saham individu, konsorsium dan penetapan kuota emisi saham baru maupun
kuantitas jumlah saham yang beredar.
Model ini secara langsung maupun tidak langsung telah diadaptasikan oleh
beberapa negara berkembang seperti Singapura, Afrika Selatan dan Israel. Namun dari
ketiga negara ini, karena berbagai kendala eksternal juga internal hanya Israel yang
terbukti berhasil mengembangkannya sejajar dengan Tiongkok sendiri. Dua negara
lainnya justru mengalami fase stagnasi kelangsungannya. Afrika Selatan terkendala oleh
kekurangan dukungan kontraktor pertahanan sebagai katalisator, sementara Singapura
terkendala minimnya sumber kekayaan alam serta modal manusia sebagai pendukung.
Kekuatan Tiongkok, merujuk artikel ini selain karena kekuatan kekayaan alam
dan modal manusia, juga didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter yang kuat serta
memiliki lembaga internasional sebagai sub sektor pendukung, yakni pasar modal
internasional dan lembaga pengembangan nuklir internasional. Keunikan kebijakan fiskal
Tiongkok adalah jumlah penerimaan pajak tidak langsung (PPn, cukai, pajak ekspor /
impor) jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pajak langsung (khususnya pajak
penghasilan)5, berbeda dengan India yang mengubah tingkat penerimaan pajak langsung
lebih besar dibandingkan dengan pajak tidak langsung demi menjaga keseimbangan
tingakt penghasilan negara.
Ciri khas ini secara tidak langsung menunjukkan Tiongkok sudah lebih mapan
dalam anggaran belanja, karena besaran pajak tidak langsung yang diberlakukan, tidak
menyurutkan minat investor asing agar tetap berkontribusi pada pembangunan domestik
negara ini, khususnya bagi kelangsungan kluster industri militer disana. Selain ini
cadangan devisanya sangat besar, menjamin stabilitas ekonomi makro domestik saat
menghadapi krisis moneter. Krisis tahun 2015 terbukti tidak berdampak sistemik dan
kelangsungan inovasi tetap berkesinambungan.
5
Dunaway, Steven and Annalisa Fedelino. 2012. Fiscal Policy in China dalam Bremmer, Ian.
Every Nation for Itself. Seoul : Dasan book co.ltd
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alderman, Daniel. 2015. “Higher Education and China’s Defense Science and
Technology Establishment”. Research Brief. Study of Innovation and
Technology in China, a project of University of California Institute on Global
Conflict and Cooperation. 7 January
Barfield, Claude.2011. “Telecoms and the Huawei Conundrum”. AEI Economic
Studies (Nov).
Dunaway, Steven and Annalisa Fedelino. 2012. Fiscal Policy in China dalam
Bremmer, Ian. Every Nation for Itself. Seoul : Dasan book co.ltd
Website
Reuters May 20, 2014, 06.48 PM IST tersedia dalam
http://timesofindia.indiatimes.com/tech/tech-news/US-IT-companies-brace-forbacklash-in-China/articleshow/35392155.cms diakses pada tanggal 20 Oktober
2014 pukul 15.10
“Battelle R&D Magazine Annual Global Funding Forecast Predicts R&D Spending
Growth will Continue While Globalization Accelerates” tersedia dalam
http://www.battelle.org/media/news/2011/12/16/battelle-r-d-magazine-annualglobal-funding-forecast-predicts-r-d-spending-growth-will-continue-whileglobalization-accelerates data diakses pada tanggal 11 Desember 2014 pukul
19.30
China’s Defense Budget tersedia dalam
http://www.globalsecurity.org/military/world/china/budget.htm data diakses
pada tanggal 5 Desember 2014 pukul 10.21
“Country Comparison : Reserves of Foreign Exchange and Gold tersedia dalam
http://www.indexmundi.com/g/r.aspx?v=144 diakses pada tanggal 4 Febuari
2015 pukul 15.49
Reuters May 20, 2014, 06.48 PM IST tersedia dalam
http://timesofindia.indiatimes.com/tech/tech-news/US-IT-companies-brace-forbacklash-in-China/articleshow/35392155.cms diakses pada tanggal 20 Oktober
2014 pukul 15.10
Stock Information – Share holding tersedia dalam
http://www.lenovo.com/ww/lenovo/shareholding.html diakses pada tanggal 20
Oktober 2014 pukul 15.00
ZTE Corporation Company : Shareholders tersedia dalam http://www.4traders.com/ZTE-CORPORATION-6495034/company/ diakses pada tanggal 20
Oktober 2014 pukul 15.10
Download