siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
Dalam embargo hingga hari Selasa 8 Oktober 2013, pukul 15:00 ICT (Waktu Brunei).
Ekonomi Asia berkembang diharapkan tetap bertahan namun reformasi struktur kritis
Brunei Darussalam, 8 Oktober 2013 – Pandangan ekonomi untuk Asia Berkembang (Asia
Tenggara, Cina dan India) tetap kokoh pada jangka waktu menengah, didukung oleh
peningkatan tetap dalam permintaan domestik, menurut laporan baru dari Pusat
Pengembangan OECD. Pertumbuhan PDB dalam Asia Berkembang diramalkan sedang
secara bertahap, namun tetap bertahan pada periode 2014-2018, dengan pertumbuhan
rata-rata tahunan 6,9%, walaupun kurang dari 8,6% yang tercatat sebelum krisis keuangan
mendunia (2000-2007). Wilayah akan terus memerankan peranan penting dalam
pertumbuhan global.
Menurut The Economic Outlook for Southeast Asia, China and India, Indonesia akan
menjadi ekonomi ASEAN6 yang tercepat dalam pertumbuhannya dengan pertumbuhan
tahunan rata-rata sebesar 6,0% pada periode 2014-2018, diikuti oleh Filipina dengan 5,8%.
Pertumbuhan PDB nyata di Malaysia dan Thailand diramalkan akan meningkat dengan
tahunan sebesar 5,1% dan 4,9%, dipimpin oleh permintaan domestik, khususnya dalam
investasi infrastruktur dan konsumsi swasta. Ekonomi Singapura diramalkan untuk tumbuh
sekitar 3,3%. Kamboja, Lao PDR, Myanmar dan Viet Nam diharapkan untuk tumbuh dengan
kecepatan kokoh pada jangka waktu menengah.
Pertumbuhan PDB nyata di Asia Tenggara, Cina, dan India (perubahan persentase tahunan)
2012
2018
2014-2018
2000-2007
Negara-negara ASEAN-6
Brunei
1,0
2,4
2,3
Indonesia
6,2
6,1
6,0
Malaysia
5,6
5,3
5,1
5,5
Filipina
6,8
5,9
5,8
4,9
Singapura
1,3
3,1
3,3
6,4
Thailand
6,5
5,3
4,9
5,1
Kamboja
7,2
7,1
6,8
9,6
Lao PDR
7,9
7,5
7,7
Myanmar
-
7,0
6,8
Viet Nam
5,2
6,0
5,4
7,6
5,5(*)
5,6
5,4
5,5(**)
7,7
7,5
7,7
10,5
India
3,7
6,1
5,9
7,1
Rata-rata Asia Berkembang
6,4
6,9
6,9
8,6
5,1
Negara CLMV
Rata-rata ASEAN 10
2 ekonomi besar di Asia
Berkembang
Cina
6,8
-
Catatan: Tanggal penilaian untuk data adalah 6 September 2013 *) Kecuali Brunei Darussalam dan Myanmar. **)
Kecuali Myanmar. Sumber: Pusat Pengembangan OECD, MPF-2014. Untuk informasi lebih lanjut tentang,
MPF, lihatwww.oecd.org/dev/asiapacific/mpf Asia Berkembang termasuk negara ASEAN 10, Cina dan India
"Kesuksesan ekonomi Asia berkembang akan bergantung pada pengelolaan beberapa
tantangan", ujar Wakil Sekretaris Jenderal OECD Rintaro Tamaki. “Demi memanfaatkan
potensi pertumbuhan jangka waktu menengah, penting bahwa pembuat kebijakan
menerapkan kebijakan struktur demi menuai keuntungan arus modal dan membantu
perkembangan kerja sama ekonomi yang lebih dekat dan integrasi dalam wilayah.”
Mario Pezzini, Direktur Pusat Pengembangan OECD menambahkan, "Walaupun Asia
Berkembang telah mengalami kemajuan ekonomi yang mengagumkan pada empat
dasawarsa terakhir, beberapa ekonomi berkembang berpenghasilan menengah
menghadapi tantangan sulit untuk menjaga pertumbuhan jangka panjang mereka dan maju
melampaui perangkap pendapatan menengah. Tentu, kesuksesan akan membutuhkan
perubahan mendasar dalam struktur ekonomi dan perkembangan lebih lanjut dalam sektor
layanan modern." Dalam "skenario terbaik", jika perubahan mendasar diterapkan, Cina dan
Thailand dapat menjadi negara-negara berpenghasilan tinggi dalam 20 tahun. Dalam segi
lain, Viet Nam dan India akan memerlukan lebih dari 40 tahun untuk mencapai grup
berpenghasilan tinggi.
Untuk tumbuh melampaui perangkap penghasilan menengah, negara-negara Asia
Berkembang ini harus berpindah dari pertumbuhan yang digerakkan terutama oleh
akumulasi faktor. Mereka seharusnya lebih menerima pertumbuhan berdasarkan
peningkatan produktivitas yang digerakkan oleh perbaikan dalam kualitas sumber daya
manusia dan inovasi.
Simulasi skenario terbaik tentang perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menjadi negaranegara berpenghasilan tinggi untuk negara berpenghasilan menengah di Asia (tahun)
Malaysia
in 2020
China
in 2026
Thailand
in 2031
Indonesia
in 2042
Philippines
in 2051
Viet Nam
in 2058
India
in 2059
0
10
20
30
40
50
60
Sumber: Pusat Pengembangan OECD. Catatan: Berdasarkan kriteria Bank Dunia untuk klasifikasi ekonomi,
negara-negara berpenghasilan tinggi ditentukan sebagai memiliki Pendapatan Nasional Bruto per kapita di atas
USD 12 000 pada 2013. Prospek pertumbuhan dalam simulasi ini setara dengan MPF-2014. Proyeksi populasi
berdasarkan data PBB.
Outlook meneliti wawasan kebijakan untuk Cina, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailan
dan Viet Nam yang datang dari pengalaman perkembangan berbagai ekonomi Asia yang
lebih maju lainnya, misalnya Jepang, Korea dan Singapura.
Walau pabrikasi akan terus menjadi penting, negara-negara berpenghasilan menengah di
wilayah ini juga harus mempertimbangkan untuk lebih lanjut mengembangkan sektor
layanan mereka, khususnya dalam keuangan, informasi dan teknologi komunikasi, dan
layanan bisnis. Menurut Indikator Regulasi Pasar Produk OECD (PMR) - yang telah
digunakan secara luas sebagai indikator keketatan regulasi - pasar layanan Cina dan
Indonesia jauh lebih ketat dibanding negara ekonomi Asia yang lebih maju, khususnya
Jepang dan Korea, dan paling ketat di antara negara-negara berkembang terbesar.
Laporan menunjukkan bahwa perkembangan lebih lanjut atas kemampuan institusional yang
membantu untuk meningkatkan sumber daya manusia, mendukung perkembangan
persaingan dan inovasi, dan mempermudah perkembangan infrastruktur, juga perlu menjadi
pusat untuk strategi perkembangan negara-negara Asia Berkembang berpenghasilan
menengah. Upaya yang berkelanjutan dalam mencapai integrasi wilayah yang lebih besar
mungkin dapat berhasil besar dalam membantu negara-negara berpenghasilan menengah
di Asia Berkembang demi mengurangi jenjang dengan negara-negara berpenghasilan tinggi.
Catatan negara tersedia untuk: Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Lao PDR,
Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Viet Nam.
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT, HARAP HUBUNGI:
Pusat Pengembangan OECD, Bochra Kriout ( [email protected] , +33 (0)6 26 74
04 03) di Paris atau Naoko Kawaguchi di Pusat OECD Tokyo ([email protected];
ponsel: Tel: +81.(0) 3.5532.0026)
•Untuk informasi lebih lanjut tentang versi pendahuluan Economic Outlook for Southeast
Asia, China and India, kunjungi: www.oecd.org/site/seao.
Download