ANALISIS PREDIKSI KINERJA KEUANGAN MODEL SPRINGATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : NAMA : JULAISAH NPM : 0641031054 EMAIL : [email protected] NO. HP : 085269381234 PEMBIMBING I : SARING SUHENDRO, S.E., M.SI., AKT. PEMBIMBING II : RENI OKTAVIA, S.E., M.SI. Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG 2012 ABSTRAK ANALISIS PREDIKSI KINERJA KEUANGAN MODEL SPRINGATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh JULAISAH Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai prediksi kinerja keuangan model Springate, mengetahui pengaruh hasil prediksi kinerja keuangan model Springate terhadap return saham, dan mengetahui perbedaan return saham antara perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja keuangan model Springate pada perusahaan food and beverages di BEI. Dalam menilai prediksi kinerja keuangan perusahaan menggunakan empat rasio model Springate yang terdiri dari Working Capital to Total Asset, Net Profit Before Interest and Taxes to Total Asset, Net Profit Before Taxes to Current Liabilities, dan Sales to Total Asset. Alat uji hipotesis yang digunakan adalah analisis kinerja keuangan model Springate, regresi linear sederhana dan two independent sample kolmogorov smirnov. Sampel penelitian ini diseleksi berdasarkan purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah 12 perusahaan yang masuk dalan kategori food and beverages yang terdaftar di BEI selama 5 tahun (2006–2010). Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa hasil prediksi kinerja keuangan model Springate menunjukkan adanya keragaman kondisi kesehatan perusahaan food and beverages. Tidak terdapat pengaruh secara signifikan hasil prediksi kinerja keuangan model Springate terhadap return saham dengan nilai signifikan coefficient t sebesar 0,353>0,05. Terdapat perbedaan return saham yang signifikan antara perusahaan yang berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja keuangan model Springate. Hal ini diketahui dari hasil uji statistik two independent sample kolmogorov-smirnov yang ditunjukkan nilai signifikan asymp.sig (2 tailed) sebesar 0,032<0,05. Kata Kunci : Model Springate, Working Capital to Total Asset, Net Profit Before Interest and Taxes to Total Asset, Net Profit Before Taxes to Current Liabilities, Sales to Total Asset, return saham. ABSTRACT ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE PREDICTION MODEL SPRINGATE AND EFFECT ON STOCK RETURN IN FOOD AND BEVERAGES IN INDONESIA STOCK EXCHANGE BY JULAISAH This research aims to determine the predictive value of financial performance Springate model, determine the effect of the Springate model predictions of financial performance of stock returns, stock returns and find out the differences between financial companies have performed healthy with unhealthy results of Springate model predictions of financial performance in the company's food and beverages on the Stock Exchange . In assessing the a company's financial performance prediction using four ratios Springate model that consists of Working Capital to Total Assets (WC / TA), Net Profit Before Interest and Taxes to Total Assets (NPBIT / TA), Net Profit Before Taxes to Current Liabilities (NPBT / CL), and Sales to Total Assets (S / TA). Hypothesis testing equipment used was the analysis of financial performance springate model, simple linear regression and two independent sample Kolmogorov Smirnov test. The samples were selected based on purposive sampling. This research samples was 12 companies in category of food and beverages that are listed on the Stock Exchange during the five years (20062010). Results obtained from this research that the results of model predictions of financial performance springate showed a diversity of health food and beverages company. There is no significant influence of the financial performance prediction model for stock returns springate significant coefficient with a value of t 0,353 > 0,05. There are significant differences in stock returns between financial companies that perform healthy with the results of unhealthy financial performance prediction model springate. It is known from the results of statistical tests two independent sample Kolmogorov-Smirnov asymp.sig demonstrated significant value (2 tailed) of 0,032 <0,05. Keywords: Model Springate, Working Capital to Total Assets, Net Profit Before Interest and Taxes to Total Assets, Net Profit Before Taxes to Current Liabilities, Sales to Total Assets, stock return. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri makanan dan minuman (food and beverages) merupakan salah satu industri penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan ekonomi nasional. Keberadaannya tidak hanya diperlukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat melainkan juga dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sekaligus sebagai salah satu sumber devisa negara melalui sektor pajak. Melihat kedudukannya tersebut maka berlangsungan usaha industri ini menjadi harapan besar bagi masyarakat dan negara yang sekaligus menjadi tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh para pelaku usaha bidang industri ini. Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan keyakinan bahwa investasi yang akan dilakukannya akan mendatangkan keuntungan maksimal dengan risiko minimal. Ketidakpastian perkembangan bisnis di masa mendatang menuntut investor untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan rencana investasinya, dan analisis prediksi kinerja keuangan model Springate merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu. Beberapa penelitian tentang prediksi kinerja keuangan yang menggunakan model analisis diskriminan telah banyak dilakukan, namun yang menggunakan model Springate masih sangat terbatas. Penelitian ini dilakukan tidak untuk menguji keakuratan model Springate, melainkan untuk mengetahui besaran nilai prediksi kinerja keuangan pada perusahaan (food and beverages) di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang ada dalam model Springate. Berdasarkan uraian-uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PREDIKSI KINERJA KEUANGAN MODEL SPRINGATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA”. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana hasil prediksi kinerja keuangan Model Springate terhadap perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010? 2 Apakah terdapat pengaruh yang signifikan hasil prediksi kinerja keuangan Model Springate terhadap return saham pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010? 3 Apakah terdapat perbedaan return saham yang signifikan antara perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja keuangan model Springate pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah ini adalah : 1. Model Springate hanya digunakan untuk mengetahui nilai prediksi kinerja keuangan pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2006-2010, dan tidak untuk menguji keakuratan model. 2. Pengujian pengaruh hasil prediksi kinerja keuangan model Springate terhadap return saham pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2006-2010 menggunakan uji statistik regresi linier sederhana pada tingkat alpha 0,05. 3. Pengujian perbedaan return saham yang signifikan antara perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja keuangan model Springate pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2006-2010 menggunakan uji statistik two independent sample kolmogorov-smirnov pada tingkat alpha 0,05. 1.4 Kegunaan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui nilai prediksi kinerja keuangan model Springate pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2006-2010. 2. Untuk mengetahui pengaruh hasil prediksi kinerja keuangan Model Springate terhadap return saham pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010. 3. Untuk mengetahui perbedaan return saham antara perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja keuangan model Springate pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010. 1.1 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan terkait hasil prediksi kinerja keuangan dan pengaruhnya terhadap return saham. 2. Bagi calon investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam menentukan rencana investasi pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi penelitian lanjutan tentang prediksi kinerja keuangan model Springate dan pengaruhnya terhadap return saham pada kelompok industri lain. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan merupakan gambaran mengenai hasil operasi perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dalam periode tertentu, dan pada dasarnya merupakan cerminan dari kinerja manajemen pada periode tersebut. Kinerja keuangan digunakan untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan dimasa lalu. Selain itu ukuran keuangan tersebut dilengkapi dengan ukuran non keuangan tentang kepuasan customer, produktivitas dan cost efektiveness proses bisnis dan produktivitas serta komitmen personal untuk menentukan kinerja keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. 2.2 Analisis Laporan Keuangan Menurut Leopold A. Bernstein dalam Widiyastuti (2006: 27), analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. 2.3 Analisis Rasio Keuangan Menurut Husnan (1984: 200), untuk menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan seorang analisis keuangan memerlukan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran yang seringkali dipergunakan adalah rasio, yang menunjukkan hubungan antara dua data keuangan. Analisa dan penafsiran berbagai rasio akan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan daripada analisa hanya terhadap data keuangan saja. 2.4 Analisis Kinerja Keuangan Model Springate Model Springate adalah model kebangkrutan yang dikembangkan pada tahun 1978 oleh Gordon L.V Springate, dengan mengikuti prosedur multiple discriminate analysis yang dikembangkan Altman (www.bankruptcyation.com). Model kebangkrutan ini menggunakan 4 dari 19 rasio laporan keuangan yang banyak digunakan untuk membedakan perusahaan yang bangkrut dan perusahaan yang sehat Sadgrove (2006). Dengan persamaan sebagai berikut : S = 1,03A+3,07B+0,66C+0,4D Keterangan: A = working capital/total asset B = net profit before interest and taxes/total asset C = net profit before taxes/current liabilities D = sales/total asset 2.5 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu efek yang diperdagangkan di pasar modal. Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas (Anoraga 2003: 54). Saham yang diperjual belikan di pasar modal adalah saham perusahaanperusahaan yang telah go public. 2.6 Harga Saham Harga saham menurut Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah penerimaan besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Pergerakan harga saham dapat ditentukan oleh permintaan dan penawaran oleh para investor. Pada saat kondisi permintaan lebih banyak daripada penawaran maka harga saham cenderung naik, demikian sebaliknya pada saat penawaran lebih besar daripada permintaan maka harga saham cenderung akan turun. 2.7 Return Saham Menurut Wahyudi (2003: 11), return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain Bentuk dari current income berupa keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik berupa dividen sebagai hasil kinerja fundamental perusahaan. Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang diterima karena selisih antara harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital gain suatu saham akan positif, bilamana harga jual dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya. 2.8 Penelitian Terdahulu Berikut akan diuraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, yaitu: 1. Hadi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik (Perbandingan Antara The Zmijewski Model, The Altman Model, Dan The Springate Model)” mengatakan bahwa prediksi Altman merupakan prediktor terbaik di antara ketiga prediktor yang dianalisa yaitu Altman model, Zmijewski model dan Springate model. Springate model masih memberikan hasil prediksi yang lebih baik dibandingkan Zmijewski model 2. Rifki (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Perbandingan Model Prediksi Financial Distress Altman, Ohlson, Zmijewski, dan Springate dalam Penerapannya di Indonesia” mengatakan model asli yang paling baik adalah model Springate. Namun jika dilakukan modifikasi model, model yang paling baik adalah Ohlson. Dari 30 perusahaan yang terdaftar di BEI dengan menggunakan model Springate asli, model Springate dengan perubahan cutoff, dan model modifikasi Ohlson diprediksi ada lima perusahaan diprediksi akan mengalami financial distress di masa depan. 3. Widyastuti (2006) meneliti tentang analisis kinerja keuangan pendekatan Altman dan pengaruhnya terhadap harga saham pada perusahaan jasa go public di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Objek penelitiannya adalah industri restoran, hotel dan pariwisata di BEJ dengan periode pengamatan selama tahun 2000-2004. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa (1) Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan pendekatan Altman diketahui pada tahun 2000-2001 terdapat satu perusahaan yang termasuk dalam kategori sehat dan lima perusahaan dalam kategori yang tidak sehat. Pada periode 20022004 terdapat dua perusahaan dalam kategori sehat dan empat perusahaan dalam kategori tidak sehat. (2) Berdasarkan hasil uji independent sample ttest diketahui tidak ada perbedaan harga saham secara signifikan antara perusahaan yang masuk kategori sehat dan tidak sehat. 2.9 Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Kinerja Keuangan Model Springate terhadap Return Saham Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya (Wahyudi, 2003: 11). Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah untuk meningkat keuntungan maksimal dengan risiko minimal. Untuk itu, para investor memerlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan atas investasi yang dilakukannya, dan salah satunya dengan melakukan analisa terhadap rasio keuangan suatu perusahaan. Terkait dengan empat rasio keuangan yang ada dalam model Springate, penulis sangat kesulitan menemukan penelitian sejenis yang secara spesifik menghitung pengaruh kinerja keuangan yang menggunakan empat rasio keuangan model Springate terhadap return saham. Namun penelitian yang menggunakan rasio keuangan secara umum terhadap return saham berhasil ditemukan, yaitu hasil penelitian Soerinawati (2003) yang meneliti tentang “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham pada Sektor Perdagangan Besar dan Eceran di Bursa Efek Jakarta (Bursa Efek Indonesia)”. Hasil penelitiannya diketahui bahwa dengan menggunakan rasio Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial signifikan berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan Price to Earning Ratio (PER) tidak terbukti secara signifikan. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis pertama penelitian ini adalah: Ha1 : Terdapat pengaruh positif secara signifikan hasil prediksi kinerja keuangan model Springate terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010. 2. Perbedaan Return Saham antara Perusahaan Berkinerja Keuangan Sehat dengan Perusahaan Berkinerja Keuangan Tidak Sehat Menurut Soerinawati (2003: 13), analisis terhadap kinerja keuangan mutlak diperlukan agar investor dan calon investor dapat mengetahui kondisi perusahaan yang akan menjadi sarana investasinya, atau untuk menentukan perusahaan yang dapat memberikan keuntungan atas penanaman modal mereka. Perusahaan yang kinerja keuangannya baik akan mampu memberikan keuntungan bagi investornya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat juga disimpulkan bahwa perusahaan berkinerja keuangan sehat akan mampu memberikan return saham yang diharapkan para investornya, dan sebalinya perusahaan berkinerja keuangan tidak sehat tidak akan mampu memberikan return saham yang diharapkan para investornya. Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan hipotesis kedua penelitian ini adalah: Ha2 : Terdapat perbedaan return saham yang signifikan antara perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja keuangan model Springate pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan yang bersumber dari laporan publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) melalui situs resminya dengan alamat http://www.idx.co.id. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Laporan keuangan audit selama periode tahun 2006-2010 2. Nilai harga penutupan saham (closing price) akhir bulan selama Januari 2006-Desember 2010 3.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan sejumlah data yang berasal dari hasil publikasi BEI serta sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan food and beverages yang terdaftar (listing) pada Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010 berjumlah 12 perusahaan dan sekaligus sebagai sampel penelitian ini. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1. Terdaftar (listing) sejak januari 2006 hingga Desember 2010 2. Memiliki nilai harga penutupan saham (closing price) per bulan selama tahun 2006—2010. 3. Menerbitkan laporan keuangan audit selama tahun 2006--2010. 3.1 Variabel Penelitian Variabel-variabel penelitian ini meliputi: 1. Working Capital to Total Assets Ratio (X1) adalah proporsi modal kerja bersih (selisih aktiva lancar dengan hutang lancar) terhadap total aktiva, dan diukur dalam satuan persen. 2. Earning Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio (X2) adalah proporsi laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva, dan diukur dalam satuan persen. 3. Net Profit Before Taxes to Current Liabilities (X4) adalah proporsi laba sebelum pajak terhada hutang lancar, dan diukur dalam satuan persen. 4. Sales to Total Assets Ratio (X4) adalah proporsi nilai pendapatan usaha terhadap total aktiva, dan diukur dalam satuan kali. 5. S-Score (S) adalah nilai skor hasil perhitungan rumus analisis diskriminan model Springate. 6. Return saham (Y) adalah tingkat pertumbuhan harga saham penutupan (closing price) saham akhir bulan dan diukur dalam satuan persen. 3.2 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data sebagai berikut: 1. Analisis Kinerja Keuangan Model Springate Analisis ini digunakan untuk mengetahui prediksi kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan persamaan diskriminan model Springate sebagai berikut: S = 1,03A+3,07B+0,66C+0,4D Keterangan: S = S-Score A = working capital/total asset ratios B = net profit before interest and taxes/total asset ratio C = net profit before taxes/current liabilities ratio D = sales/total asset ratios Kriteria yang digunakan untuk memprediksi tingkat kesehatan kinerja keuangan perusahaan dalam model Springate ini adalah (1) S-Score>0,862 berarti kondisi keuangan sehat, dan (2) S-Score<0,862 berarti kondisi keuangan tidak sehat (Hadi, 2008:7). 2. Regresi Linier Sederhana (Simple Linear Regression) Regresi Linier Sederhana digunakan untuk menguji pengaruh hasil prediksi kinerja keuangan model Springate S-Score terhadap return saham. Ketentuan hipotesisnya adalah hasil prediksi kinerja keuangan model Springate S-Score terhadap return saham dinyatakan berpengaruh signifikan bila nilai signifikan coefficient t di bawah 0,05. Proses perhitungan menggunakan program SPSS 13. 3. Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara return saham perusahaan berkatagori sehat dan tidak sehat secara signifikan. Ketentuan hipotesisnya adalah return saham perusahaan berkatagori sehat dan tidak sehat dinyatakan berbeda secara signifikan bila nilai asymp.sig (2-tailed) berada di bawah 0,05. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Working Capital to Total Assets Ratios Working Capital to Total Assets Ratios (WC/TA) merupakan proposi modal kerja terhadap total aktiva. Rasio ini menggambarkan likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih (selisih aktiva lancar dengan utang lancar). Tabel 1. Working Capital to Total Assets Ratio pada Perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010 (dalam persen) Emiten PT Akasha Wira International Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk PT Davomas Abadi Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk PT Sekar Laut Tbk PT Siantar Top Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Ultra Jaya Milk Tbk Kode Working Capital to Total Asset Ratios (%) 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata ADES -161,70 CEKA 47,23 DAVO 31,75 DLTA 53,52 INDF 7,35 MYOR 38,15 MLBI -29,04 PSDN 27,16 SKLT 28,89 STTP 29,81 AISA 3,52 ULTJ 5,26 -35,37 19,64 30,88 55,52 -3,42 36,33 -25,43 30,72 15,56 17,18 -14,52 23,42 -30,27 58,20 33,05 57,37 -4,20 31,31 -3,86 34,98 20,71 8,00 -4,11 21,87 24,64 52,41 25,80 63,47 4,45 30,38 -29,26 21,00 21,10 13,80 4,83 24,76 13,75 30,44 35,35 67,25 21,62 37,38 -3,06 17,92 22,78 18,62 7,63 23,82 -37,79 41,58 31,37 59,43 5,16 34,71 -18,13 26,35 21,81 17,48 -0,53 19,83 Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah) Tabel 1 memperlihatkan bahwa perkembangan rasio WC/TA perusahaan food and beverage mengalami fluktuasi selama tahun 2006-2010. Hasil ini memperlihatkan adanya perbedaan kemampuan masing-masing perusahaan dalam mengendalikan aktivitas rasio WC/TA. Perusahaan yang mampu mengendalikan aktivitas modal kerja, terutama dalam menjaga posisi utang lancar lebih rendah dari aktiva lancarnya, akan mendapatkan rasio WC/TA yang positif. Sebaliknya, ketidakmampuan perusahaan menekan peningkatan aktivitas utang lancar dibanding aktiva lancar akan berdampak pada rasio WC/TA negatif. Dengan demikian upaya menjaga tidak terjadinya defisit modal kerja menjadi bagian penting yang harus dilakukan perusahaan melalui peningkatan aktivitas aktiva lancar dan pengendalian aktivitas utang lancar secara efektif dan efisien. 4.1.2 Net Profit Before Interest And Taxes to Total Asset Ratios Net Profit Before Interest And Taxes to Total Asset Ratios (NPBIT/TA) merupakan proporsi laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva. Rasio ini menggambarkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Tabel 2. Net Profit Before Interest And Taxes to Total Asset Ratios pada Perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010 (dalam persen) Emiten PT Akasha Wira International Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk PT Davomas Abadi Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk PT Sekar Laut Tbk PT Siantar Top Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Ultra Jaya Milk Tbk Kode ADES CEKA DAVO DLTA INDF MYOR MLBI PSDN SKLT STTP AISA ULTJ Net Profit Before Interest And Taxes to Total Asset Ratios (%) 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata -54,67 3,01 10,33 8,95 12,26 11,00 21,48 10,72 2,54 3,16 7,50 14,88 -68,83 6,96 13,94 10,23 9,80 12,61 21,41 9,53 -0,62 5,25 10,84 18,26 -20,94 14,50 3,08 14,33 10,96 11,82 30,41 21,78 3,53 4,65 11,11 18,83 2,60 16,44 -37,70 21,12 12,39 18,89 51,68 12,20 0,87 7,24 6,54 17,02 8,73 5,46 3,03 25,27 14,23 17,58 54,20 11,15 2,87 7,89 6,53 9,24 -26,62 9,27 -1,46 15,98 11,93 14,38 35,84 13,07 1,84 5,64 8,50 15,65 Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah) Tabel 2 memperlihatkan bahwa perkembangan rasio NPBIT/TA perusahaan food and beverage mengalami fluktuasi selama tahun 2006-2010. Perbedaan kondisi rasio NPBIT/TA yang dicapai ke-12 perusahaan food and beverage selama tahun 2006-2010 menunjukkan adanya perbedaan kemampuan dari masing-masing perusahaan dalam mengendalikan aktivitas rasio NPBIT/TA. Perusahaan yang mampu memperoleh laba dari aktivitas usahanya menggunakan aktiva yang dimiliki akan mendapatkan rasio NPBIT/TA yang positif, sedangkan yang mengalami defisit laba usaha akan mendapatkan rasio NPBIT/TA yang negatif. Dengan demikian upaya yang perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya defisit laba usaha adalah dengan meningkatkan aktivitas usaha dan mengendalikan beban usaha secara efektif dan efisien. 4.1.3 Net Profit Before Taxes to Current Liabilities Ratios Net Profit Before Taxes to Current Liabilities Ratios (NPBT/CL) merupakan proporsi laba bersih sebelum pajak terhadap hutang lancar. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan membiayai aktivitas hutang lancar melalui laba sebelum pajak. Tabel 3. Net Profit Before Taxes to Current Liabilities Ratios pada Perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010 (dalam persen) Emiten Kode Net Profit Before Taxes to Current Liabilities Ratios (%) 2006 PT Akasha Wira International Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk PT Davomas Abadi Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk PT Sekar Laut Tbk PT Siantar Top Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Ultra Jaya Milk Tbk ADES CEKA DAVO DLTA INDF MYOR MLBI PSDN SKLT STTP AISA ULTJ 2007 2008 2009 2010 Rata-rata -30,23 -157,75 -26,59 58,74 38,44 -23,48 36,20 10,76 76,02 91,60 10,48 45,01 144,89 206,77 -1.013,68 -14.392,71 -223,78 -3.055,70 55,14 64,27 81,98 136,59 215,86 110,77 19,53 16,16 15,99 36,42 55,10 28,64 69,59 58,92 35,60 65,94 63,28 58,67 34,88 34,42 51,02 55,44 94,01 53,95 35,32 12,70 74,69 44,38 20,18 37,46 12,85 3,86 12,48 26,68 12,57 13,69 25,51 20,12 1,66 36,21 26,44 21,99 0,76 6,25 14,53 13,32 18,17 10,61 40,90 92,03 148,82 69,28 42,49 78,70 Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah) Tabel 3 memperlihatkan bahwa perkembangan rasio NPBT/CL perusahaan food and beverage mengalami fluktuasi selama tahun 2006-2010. Peningkatan rasio NPBT/CL menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam mengelola aktivitas usaha dan aktivitas di luar usaha serta hutang lancarnya. Sebaliknya penurunan rasio NPBT/CL mengindikasikan ketidakmampuan perusahaan mengendalikan aktivitas usaha dan di luar usaha serta hutang lancar. Terjadinya rasio NPBT/CL negatif menunjukkan perusahaan mengalami defisit laba usaha sebelum pajak yang disebabkan adanya defisit laba di luar usaha yang melebihi laba usaha, atau defisit laba usaha yang tidak mampu ditutupi laba di luar usaha sehingga mengalami kerugian dan tidak mampu menutupi kewajiban jangka pendeknya. Dengan demikian upaya peningkatan rasio NPBT/CL perlu diarahkan pada pengendalian aktivitas keuangan pada kegiatan usaha, kegiatan di luar usaha, dan hutang lancar. 4.1.4 Sales to Total Asset Ratios Sales to Total Assets Ratio (S/TA) merupakan proporsi pendapatan terhadap total aktiva. Rasio digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan oleh perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Tabel 4. Sales to Total Assets Ratios pada Perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010 (dalam kali) Emiten PT Akasha Wira International Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk PT Davomas Abadi Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk PT Sekar Laut Tbk PT Siantar Top Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Ultra Jaya Milk Tbk Kode ADES CEKA DAVO DLTA INDF MYOR MLBI PSDN SKLT STTP AISA ULTJ 2006 Sales to Total Assets Ratios (kali) 2007 2008 2009 2010 0,58 1,39 0,61 0,69 1,36 1,27 1,46 1,80 2,05 1,19 0,92 0,67 0,74 1,32 0,72 0,74 0,94 1,49 1,57 2,06 1,30 1,16 0,97 0,83 Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah) 0,70 3,25 0,92 0,96 0,98 1,34 1,41 2,49 1,56 1,00 0,48 0,78 0,75 2,10 0,14 0,97 0,92 1,47 1,63 1,68 1,41 1,14 0,34 0,93 0,67 0,84 0,56 0,77 0,81 1,64 1,57 2,24 1,58 1,17 0,36 0,94 Rata-rata 0,69 1,78 0,59 0,83 1,00 1,44 1,53 2,05 1,58 1,13 0,61 0,83 Tabel 4 memperlihatkan bahwa perkembangan rasio S/TA perusahaan food and beverage mengalami fluktuasi selama tahun 2006-2010. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keseluruhan perusahaan memiliki kemampuan mengelola seluruh asetnya dalam mendapatkan pendapatan. Upaya yang perlu dilakukan untuk mempertahankan kondisi tersebut adalah dengan meningkatkan aktivitas usaha secara maksimal. 4.1.5 Return Saham Return saham merupakan tingkat keuntungan saham yang dihitung dari pertumbuhan harga saham penutupan (closing price) saham akhir bulan dan diukur dalam satuan persen. Tabel 5. Return Saham Rata-Rata per Tahun pada Perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010 (dalam persen) Emiten PT Akasha Wira International Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk PT Davomas Abadi Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk PT Sekar Laut Tbk PT Siantar Top Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Ultra Jaya Milk Tbk Kode ADES CEKA DAVO DLTA INDF MYOR MLBI PSDN SKLT STTP AISA ULTJ 2006 Return Saham (persen) 2007 2008 2009 2010 -2,96 0,55 23,53 -3,85 4,52 6,85 0,73 6,96 -2,81 3,75 3,38 5,71 -1,86 4,32 -4,27 -4,29 4,22 2,20 0,15 0,09 -8,11 2,39 16,91 8,24 3,97 3,50 -11,32 2,48 -8,10 -2,67 -0,47 7,37 2,12 -6,64 -4,29 5,75 13,30 8,03 -1,42 11,86 13,31 15,31 12,94 0,91 5,56 -2,74 -0,71 -1,64 Rata-rata 26,91 -1,71 6,10 5,44 3,19 9,62 4,84 -2,72 -0,51 4,31 8,15 11,11 7,87 2,94 2,52 2,33 3,43 6,26 3,64 2,52 -0,75 0,22 4,69 5,83 Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah) Tabel 5 memperlihatkan bahwa perkembangan return saham rata-rata per tahun perusahaan food and beverage mengalami fluktuasi selama tahun 2006-2010. Hasil ini memperlihatkan bahwa adanya perbedaan return saham rata-rata yang dialami masing-masing perusahaan food and beverage selama tahun 2006-2010. Return saham positif menunjukkan adanya keuntungan dari peningkatan harga saham (closing price) sedangkan return saham negatif merupakan kerugian akibat penurunan harga saham. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan return saham adalah melalui peningkatan kinerja keuangan perusahaan, mengingat kinerja keuangan merupakan salah satu unsur utama yang dilihat investor sebelum menempatkan modalnya pada perusahaan. Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan maka akan semakin mendorong minat investor membeli saham sehingga akan meningkatkan nilai harga saham. Pada akhirnya akan meningkatkan pula return saham bagi investor. 4.1.6 Kinerja Keuangan Model Springate Kinerja keuangan model Springate merupakan salah satu model analisis kinerja keuangan yang mengukur kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan dengan menggunakan empat rasio utama yaitu WC/TA, NPBIT/TA, NPBT/CL, dan S/TA. Kriteria tingkat kesehatan dalam model Springate adalah suatu perusahaan dikatakan berkinerja keuangan sehat bila memiliki nilai S-score di atas 0,862. Tabel 6. Nilai S-Score pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia Periode 20062010 EMITEN KODE PT Akasha Wira International Tbk. S-sore Ket PT Cahaya Kalbar Tbk. S-sore Ket PT Davomas Abadi Tbk. S-sore Ket PT Delta Djakarta Tbk. S-sore Ket PTIndofood Sukses Makmur Tbk. S-sore Ket PT Mayora Indah Tbk. S-sore Ket PT Multi Bintang Indonesia Tbk S-sore Ket PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. S-sore Ket PT Sekar Laut Tbk. S-sore Ket PT Siantar TOP Tbk. S-sore Ket PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk S-sore Ket PT Ultra Jaya Milk Tbk S-sore Ket Sumber: Data diolah, 2011 2006 2007 -3,31 -3,22 Tidak sehat Tidak sehat 1,37 1,02 Sehat Sehat 1,85 2,40 Sehat Sehat 1,46 1,61 Sehat Sehat 1,13 0,75 Sehat Tidak sehat 1,70 1,75 Sehat Sehat 1,17 1,25 Sehat Sehat 1,56 1,52 Sehat Sehat 1,28 0,69 Sehat Tidak sehat 1,05 0,93 Sehat Sehat 0,64 0,61 Tidak sehat Tidak sehat 1,05 1,74 Sehat Sehat S-Score 2008 2009 2010 -0,85 1,02 0,93 Tidak sehat Sehat Sehat 2,85 2,49 0,89 Sehat Sehat Sehat -5,89 -95,83 -0,79 Tidak sehat Tidak sehat Tidak sehat 1,96 2,59 3,20 Sehat Sehat Sehat 0,79 1,03 1,35 Tidak sehat Sehat Sehat 1,45 1,92 2,00 Sehat Sehat Sehat 1,79 2,30 2,88 Sehat Sehat Sehat 2,52 1,55 1,56 Sehat Sehat Sehat 1,03 0,98 1,04 Sehat Sehat Sehat 0,63 1,06 1,08 Tidak sehat Sehat Sehat 0,59 0,47 0,54 Tidak sehat Tidak sehat Tidak sehat 2,10 1,61 1,18 Sehat Sehat Sehat Tabel 6 memperlihatkan adanya keragaman nilai S-score yang diperoleh masingmasing perusahaan food and beverage selama tahun 20062010 yang tersebar di atas dan di bawah batas nilai ketentuan S-Score Springate sebesar 0,862. Dari ke12 perusahaan, terdapat enam perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sehat selama lima tahun berturut-turut, yaitu PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Delta Djakarta Tbk, PT Mayor Indah Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, dan PT Ultra Jaya Milk Tbk. Sedangkan yang memiliki kinerja keuangan berfuktuatif dalam periode yang sama sebanyak lima perusahaan yaitu PT Akasha Wira Internasional Tbk, PT Davomas Abadi Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Sekar Laut Tbk, dan PT Siantar Top Tbk. Sementara terdapat satu perusahaan yang memiliki kenerja keuangan tidak sehat selama lima tahun berturut-turut yaitu PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Hasil ini menunjukkan adanya keragaman kemampuan dari masing-masing perusahaan dalam mengelola aktivitas keuangan empat rasio utama Springate yaitu WC/TA, NPBIT/TA, NPBT/CL, dan S/TA.. Semakin besar nilai keempat rasio tersebut maka akan semakin besar pula nilai S-Score yang dicapai oleh suatu perusahaan, begitupula sebaliknya. Dengan demikian besarnya nilai S-Score yang diperoleh suatu perusahaan akan tergantung dari nilai dari keempat rasio keuangan tersebut. 4.2 Pengujian Hipotesis 4.2.1 Hipotesis Pertama Hipotesis pertama penelitian ini adalah terdapat pengaruh signifikan hasil prediksi kinerja keuangan model Springate terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010. Pengujian hipotesis menggunakan rumus simple linear regressions melalui SPSS 13 dengan ketentuan hasil prediksi kinerja keuangan model Springate S-Score terhadap return saham dinyatakan berpengaruh signifikan bila nilai signifikan coefficient t di bawah 0,05. Hasil perhitungan simple linear regressions melalui SPSS 13 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 7. Hasil uji statistik simple linear regressions Model Summary Model 1 R R Square ,122a ,015 Adjusted R Square -,002 Std. Error of the Estimate 7,34902 a. Predictors: (Constant), S-Score Coefficientsa Model 1 (Constant) S-Score Unstandardized Coefficients B Std. Error 3,346 ,950 ,071 ,076 Standardized Coefficients Beta ,122 t 3,523 ,936 Sig. ,001 ,353 a. Dependent Variable: Return Sumber: Hasil perhitungan, 2011 Hasil uji statistik simple linear regressions menunjukkan nilai signifikan coefficient t sebesar 0,353 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti hasil prediksi kinerja keuangan model Springate S-Score perusahaan food and beverage selama tahun 20062010 terhadap return saham dinyatakan tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat alpha 0,05, sehingga hipotesis kedua tidak dapat diterima atau ditolak kebenarannya. Ditolaknya hipotesis kedua dapat juga diartikan bahwa secara statistik hasil prediksi kinerja keuangan model Springate bukan merupakan salah satu faktor dominan yang secara signifikan mempengaruhi nilai return saham suatu perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai R-Square yang diperoleh sebesar 0,015. Nilai ini menunjukkan bahwa besarnya kemampuan kinerja keuangan perusahaan (S-Score) mempengaruhi nilai return saham adalah sebesar 1,5 persen sedangkan sisanya sebesar 98,5 persen dipengaruhi faktor-faktor lain di luar penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kinerja keuangan (SScore) mempengaruhi perubahan nilai return saham perusahaan tergolong sangat kecil, sedangkan pengaruh faktor di luar penelitian ini sangat kuat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan (S-Score) bukan menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi pembentukan nilai return saham suatu perusahaan. 4.2.2 Hipotesis Kedua Hipotesis Kedua penelitian ini adalah terdapat perbedaan return saham yang signifikan antara perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja keuangan model Springate pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010. Pengujian hipotesis ini menggunakan rumus Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov melalui program SPSS 13 dengan ketentuan return saham perusahaan berkatagori sehat dan tidak sehat dinyatakan berbeda secara signifikan bila nilai asymp.sig (2tailed) berada di bawah 0,05. Hasil perhitungan simple linear regressions melalui SPSS 13 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 8. Hasil uji statistik Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov Te st Statisticsa Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed) Return ,420 ,017 -,420 1,440 ,032 a. Grouping Variable: Kelompok Sumber: Hasil perhitungan, 2011 Hasil uji statistik Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov menunjukkan besar nilai Kolmogorov-Smirnov- Z sebesar 1,440 dengan nilai signifikan asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,032 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti return saham perusahaan berkinerja keuangan sehat dan tidak sehat perusahaan food and beverage selama tahun 20062010 dinyatakan berbeda secara signifikan pada tingkat alpha 0,05, sehingga hipotesis ketiga dapat diterima kebenarannya. Diterimanya hipotesis ketiga secara statistik menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara nilai return saham yang dimiliki perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan yang tidak sehat. Hal ini berarti tingkat keuntungan yang diberikan suatu perusahaan berkinerja keuangan sehat atau tidak sehat terhadap para investornya tidaklah sama karena hal ini akan tergantung dari besarnya perubahan harga saham yang terjadi pada masing-masing perusahaan. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Kinerja Keuangan Berdasarkan hasil perhitungan kinerja keuangan Springate diketahui bahwa tidak semua perusahaan food and beverage memiliki nilai S-Score di atas 0,862 (sehat) selama tahun 2006-2010. Tabel 9. Rangkuman Nilai Kinerja Keuangan Rata-rata pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010 Kinerja Keuangan Rata-Rata EMITEN PT Akasha Wira International Tbk. PT Cahaya Kalbar Tbk. PT Davomas Abadi Tbk. PT Delta Djakarta Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk. PT Sekar Laut Tbk. PT Siantar Top Tbk. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Ultra Jaya Milk Tbk WC/TA (%) EBIT/TA (%) -37,79 41,58 31,37 59,43 5,16 34,71 -18,13 26,35 21,81 17,48 -0,53 19,83 -26,62 9,27 -1,46 15,98 11,93 14,38 35,84 13,07 1,84 5,64 9,42 15,65 EBT/CL (%) -23,48 45,01 -3055,70 110,77 28,64 58,67 53,95 37,46 13,69 21,99 10,85 78,70 S/TA (X) 0,69 1,78 0,59 0,83 1,00 1,44 1,53 2,05 1,58 1,13 0,64 0,83 S-score Ket -1,09 1,72 -19,65 2,17 1,01 1,76 1,88 1,74 1,00 0,89 0,59 1,54 Tidak Sehat Sehat Tidak Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Tidak Sehat Sehat Sumber: Hasil perhitungan, 2011 Hasil di atas menunjukkan bahwa kinerja keuangan rata-rata perusahaan makanan dan minuman selama tahun 20062010 dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1. Perusahaan Berkinerja Keuangan Sehat Dari 12 perusahaan perusahaan makanan dan minuman terdapat 9 perusahaan berkatagatori kinerja keuangan sehat dengan nilai rata-rata S-Score di atas 0,862 yaitu PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Delta Djakarta Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk, PT Sekar Laut Tbk, PT Siantar Top Tbk, dan PT Ultra Jaya Milk Tbk. Hal ini dikarenakan kemampuan perusahaan dalam mengelola unsur-unsur keuangannya dengan baik terutama unsur yang terdapat dalam rasio WC/TA, EBIT/TA, EBT/CL, dan S/TA dibandingkan ketiga pesaing lainnya. Meskipun demikian, ada salah satu perusahaan tersebut yang memiliki rata-rata rasio WC/TA negatif yaitu PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Kondisi ini terjadi karena pertumbuhan hutang lancarnya lebih tinggi dari pertumbuhan aktiva lancar yang berakibat pada defisit modal kerja. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perusahaan perlu menekan aktivitas unsurunsur hutang lancarnya secara efektif dan efisien guna mencapai surplus modal kerja dalam rangka meningkatkan kinerja keuangannya. 2. Perusahaan Berkinerja Keuangan Tidak Sehat Dari 12 perusahaan perusahaan makanan dan minuman terdapat 3 perusahaan berkatagatori kinerja keuangan tidak sehat dengan nilai rata-rata S-Score di bawah 0,862 yaitu PT Akasha Wira International Tbk, PT Davomas Abadi Tbk, dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Hal ini secara umum terjadi karena ketidakmampuan keempat perusahaan tersebut dalam mengelola unsur-unsur kinerja keuangannya secara efektif dan efisien, terutama yang ada dalam unsur rasio WC/TA, EBIT/TA, dan EBT/CL. Bila tidak segera dilakukan perbaikan maka dikhawatirkan keempat perusahaan tersebut diprediksi akan mengalami kebangkrutan di masa mendatang. PT Akasha Wira International Tbk mengalami defisit rata-rata pada ketiga rasio yaitu WC/TA (-37,79%), EBIT/TA (-26,62%), dan EBT/CL (-23,48%) yang berakibat pada negatif nilai S-score sebesar –1,09. Kondisi rasio WC/TA negatif disebabkan karena tingginya aktivitas hutang lancar dibanding aktiva lancar sehingga berakibat pada defisit modal kerja perusahaan. Kondisi rasio EBIT/TA negatif disebabkan tingginya aktivitas biaya usaha dibandingkan pendapatan usaha sehingga berdampak pada defisit laba usaha. Begitu pula yang terjadi pada rasio EBT/CL yang negatif akibat tekanan defisit laba usaha yang tidak mampu diantisipasi oleh laba di luar usaha sehingga berdampak pada defisit laba sebelum pajak. Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius dari perusahaan untuk segera memperbaiki kondisi negatif pada ketiga rasio tersebut dalam rangka PT Davomas Abadi Tbk mendapatkan kesulitan dalam mengendalikan aktitivitas keuangan yang terdapat dalam rasio EBIT/TA dan EBT/CL. Negatifnya rasio EBIT/TA diakibat tingginya defisit laba usaha yang terjadi pada tahun 2009 yang mendorong terjadinya defisit laba sebelum pajak yang semakin besar sehingga berdampak pada tingginya negatif pada rasio EBT/CL. Kondisi tersebut terjadi disebabkan ketidakmampuan perusahaan mengendalikan tingginya beban usaha dibanding peningkatan pendapatan usaha yang berakibat pada terjadinya defisit laba usaha. Keadaan ini perlu segera dilakukan perbaikan yang menitikberatkan pada peningkatan aktivitas penjualan guna meningkatkan pendapatan usaha yang diikuti oleh pengendalian biaya usaha secara lebih efektif dan efisien. Hal ini penting dilakukan dalam rangka menghindari kemungkinan terjadinya kebangkrutan di masa mendatang. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mengalami masalah dalam mengendalikan aktivitas keuangan yang terdapat dalam rasio WC/TA yang negatif. Hal ini terjadi karena peningkatan aktivitas aktiva lancar lebih kecil dibanding peningkatan aktivitas hutang sehingga berdampak pada defisit modal kerja. Perusahaan perlu memfokuskan perbaikan aktivitas keuangannya pada rasio ini melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi pada aktivitas hutang lancarnya, mengingat aktitivitas rasio EBIT/TA, EBT/CL, dan S/TA memiliki pertumbuhan yang baik dalam periode 2006-2010. 4.3.2 Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh positif secara signifikan hasil prediksi kinerja keuangan model Springate terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010. Hal ini diketahui dari nilai signifikan coefficient t sebesar 0,353 lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis yang diajukan ditolak kebenarannya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi pembentukan return saham suatu perusahaan. Hal ini dipertegas dengan besaran nilai R-Square sebesar 0,15 (Tabel 26) yang berarti besarnya pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham sebesar 15 persen sedangkan sisanya sebesar 85 persen dipengaruh faktor lain di luar kinerja keuangan. Selain itu, Nilai R sebesar 0,122 menunjukkan besarnya hubungan antara kinerja keuangan dengan return saham sebesar 12,2 persen sedangkan 87,8 persen berhubungan dengan faktor lain selain kinerja keuangan. Menurut Sugiyono (2005; 216) nilai koefisien korelasi antara 0,000,199 menunjukkan kadar korelasi yang sangat rendah. Dengan nilai R sebesar 0,122 ini berarti hubungan antara kinerja keuangan dengan return saham perusahaan makanan dan minuman di BEI selama periode 2006-2010 masuk dalam katagori sangat rendah. Besaran nilai pengaruh faktor lain yang mempengaruhi return saham perusahaan sebesar 85 persen menunjukkan bahwa kuatnya pengaruh faktor-faktor selain kinerja keuangan terhadap return saham perusahaan di banding kinerja keuangannya. Dengan kata lain, kinerja keuangan bukan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi return saham suatu perusahaan, dan keduanya memiliki kadar hubungan yangat sangat rendah. 4.3.3 Perbedaan Return Saham Antar Perusahaan Hasil pengujian hipotesis diketahui terdapat perbedaan return saham yang signifikan antara perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja keuangan model Springate pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010. Hal ini ditunjukan dari hasil uji statistik Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,032 lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis ketiga dapat diterima kebenarannya. Untuk melihat perbandingan data kinerja keuangan melalui nilai S-Score dengan return saham makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Perbandingan Rata-Rata Return Saham dengan Nilai Kinerja Keuangan S-Score pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010 Return Saham (%) Emiten PT Akasha Wira International Tbk. PT Cahaya Kalbar Tbk. PT Davomas Abadi Tbk. PT Delta Djakarta Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PT Sekar Laut Tbk. PT Siantar TOP Tbk. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Ultra Jaya Milk Tbk 2006 2007 2008 2009 2010 -2,96 -1,86 3,97 13,30 26,91 0,55 4,32 3,50 8,03 -1,71 23,53 -4,27 -11,32 -1,42 6,10 -3,85 -4,29 2,48 11,86 5,44 4,52 4,22 -8,10 13,31 3,19 6,85 2,20 -2,67 15,31 9,62 0,73 0,15 -0,47 12,94 4,84 6,96 0,09 7,37 0,91 -2,72 -2,81 -8,11 2,12 5,56 -0,51 3,75 2,39 -6,64 -2,74 4,31 3,38 16,91 -4,29 -0,71 8,15 5,71 8,24 5,75 -1,64 11,11 Rata- S-Score rata 7,87 2,94 2,52 2,33 3,43 6,26 3,64 2,52 -0,75 0,22 4,69 5,83 -1,09 1,72 -19,65 2,17 1,01 1,76 1,88 1,74 1,00 0,95 0,57 1,54 Ket Tidak Sehat Sehat Tidak Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Tidak Sehat Sehat Sumber: Hasil perhitungan, 2011 Hasil di atas menunjukkan bahwa selama tahun 20062010 return saham tertinggi pada perusahaan berkinerja keuangan sehat dimiliki oleh PT Mayora Indah Tbk dengan rata-rata sebesar 6,26 persen per tahun sedangkan terendah diperoleh PT Sekar Laut Tbk dengan rata-rata –0,75 persen per tahun. Sedangkan return saham tertinggi pada perusahaan berkinerja keuangan tidak sehat dicapai PT Akasha Wira International Tbk rata-rata sebesar 7,87 persen per tahun, sedangkan terendah diperoleh PT Davomas Abadi Tbk rata-rata sebesar 2,52 persen per tahun. Terdapat 2 hal menarik dari kondisi tersebut yaitu (1) Terdapat perusahaan berkinerja keuangan tidak sehat dengan nilai S-Score yang negatif (1,09) mampu memiliki nilai rata-rata return saham positif tertinggi yaitu PT Akasha Wira International Tbk rata-rata sebesar 7,87 persen pertahun. (2) Terdapat perusahaan berkinerja keuangan sehat yang memiliki rata-rata return saham negatif yaitu PT Sekar Laut Tbk dengan rata-rata –0,75 persen per tahun. Hasil ini tidak hanya memberikan kejelasan tentang adanya perbedaan return saham yang jelas antara perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat, tetapi juga memperlihatkan bahwa perusahaan berkinerja keuangan sehat belum menjamin akan mampu menghasilkan return saham yang positif. Begitu pula sebaliknya, perusahaan berkinerja keuangan tidak sehat (dalam hal ini negatif) bukan berarti tidak mampu menghasilkan return saham yang positif. Artinya, tingkat kesehatan kinerja keuangan bukan menjadi faktor utama yang menentukan perubahan return saham. Hasil ini juga sekaligus menjawab alasan ditolaknya hipotesis kedua penelitian ini. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil prediksi kinerja keuangan model Springate menunjukkan adanya keragaman kondisi kesehatan perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010. Dari ke-12 perusahaan, terdapat enam perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sehat selama lima tahun berturut-turut, yaitu PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Delta Djakarta Tbk, PT Mayor Indah Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, dan PT Ultra Jaya Milk Tbk. Sedangkan yang memiliki kinerja keuangan berfuktuatif dalam periode yang sama sebanyak lima perusahaan yaitu PT Akasha Wira Internasional Tbk, PT Davomas Abadi Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Sekar Laut Tbk, dan PT Siantar Top Tbk. Sementara terdapat satu perusahaan yang memiliki kenerja keuangan tidak sehat selama lima tahun berturut-turut yaitu PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 2. Tidak terdapat pengaruh secara signifikan hasil prediksi kinerja keuangan model Springate terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010. Hal ini diketahui dari nilai signifikan coefficient t sebesar 0,353 yang lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis yang diajukan ditolak kebenarannya. 3. Terdapat perbedaan return saham yang signifikan antara perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja keuangan model Springate pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010. Hal ini diketahui dari hasil uji statistik Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan nilai signifikan asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,032 lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis ketiga dapat diterima kebenarannya. 5.1 Saran Memperhatikan hasil kesimpulan maka dapat diberikan saran antara lain: 1. Perusahaan Perusahaan hendaknya memperhatikan aktivitas keempat rasio keuangan Springate melalui peningkatan efektivitas dan efisensi di dalam pelaksanaan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja keuangan dan menghindari kemungkinan terjadinya kebangkrutan di masa mendatang. 2. Investor Para investor yang akan berinvestasi pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia memilih perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan return saham yang maksimal untuk meningkatkan keuntungan sekaligus memperkecil risiko yang akan terjadi. 3. Peneliti lebih lanjut Bagi peneliti lebih lanjut diupayakan menggunakan faktor-faktor selain kinerja keuangan untuk membuktikan faktor-faktor yang dominan mempengaruhi return saham dengan menggunakan model regresi multivariat. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Pandji. 2003. Pengantar Pasar Modal. Rineka Cipta. Jakarta. Botheras D. 1979. Use of a Business Failure Prediction Model for Evaluating Potential and Exixting Credit Risk. Unpublished M.B.A. Research Project. Simon Fraser University. Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen keuangan. Erlangga. Jakarta. Fanny, Margareta & Saputra, Sylvia. 2005. “Opini Audit Going Concern : Kajian berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. Habibah. 2009. Analsis Kinerja Keuangan PT Telkom Tbk Sebelum dan Sesudah Launching Produk Flexi. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang. Hadi, Syamsul. 2008. Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik (Perbandingan Antara The Zmijewski Model, The Altman Model, Dan The Springate Model). Skripsi UII. Yogyakarta. Hartono, M. Jogiyanto. 2007. Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Edisi 5. BPFE. Yogyakarta. Husnan, Suad. 1984. Manajemen Keuangan - Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek. BPFE-UGM. Yogyakarta. Indra. 2011. Analisa Rasio Keuangan Model Springate Untuk Memprediksi Kebangkrutan pada Perusahaan Tekstil dan Garmen di Bursa Efek Indonesia. (Skripsi). IBI Dharmajaya. Bandar Lampung. Kasmir. 2002. Bank & lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta. Njo, Anastasia., Widiastuti, Yanny & Wijayanto, Imelda. 2003. ”Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. No 3 Vol 2 Nop 2003. Permana, Fajar Galih. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham Perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2004-2008.(Skripsi). Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Rifki, Muhammad. 2009. Analisis Perbandingan Model Prediksi Financial Distress Altman, Ohlson, Zmijewski, dan Springate dalam Penerapannya di Indonesia. Skripsi Sarjana. Universitas Indonesia. Jakarta.. Sadgrove, Kit. 2006. “The Complete Guide Business Risk Management”. Gower Publishing Company: Burlington. England. Sands E., Springate G., Turgut V. 1983. Predicting Business Failures. CGA Magazine. Page 24-27. Setyarno, Eko Budi, Januarti, Indira & Faisal. 2006. “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Springate, Gordon L.V. 1978. Predicting the Possibility of Failure in a Canadian Firm. Unpublished M.B.A. Research Project, Simon Fraser University. Srinivasan dan Sundari, C. U. Tiripura. 2011. Dimension of financial performance of cement units in south india - an emphirical study (z score analysis). International Journal Of Research In Commerce & Management. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Wahyudi, Sugeng. 2003. Pengukuran Return Saham, Jurnal Ekonomi, Suara Merdeka. Widyastuti, Rini. 2006. Analisis Kinerja Keuangan Pendekatan Altman dan Pengaruhnya terhadap harga saham pada perusahaan jasa go public di Bursa Efek Jakarta. (Skripsi). Universitas Diponegoro. Semarang. www.bankruptcyation.com www.idx.co.id www.ijrcm.org.in __________. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. BPFEUGM. Yogyakarta. __________. 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.