ANALISIS PREDIKSI KINERJA KEUANGAN MODEL SPRINGATE

advertisement
ANALISIS PREDIKSI KINERJA KEUANGAN MODEL SPRINGATE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES
DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
NAMA
: JULAISAH
NPM
: 0641031054
EMAIL
: [email protected]
NO. HP
: 085269381234
PEMBIMBING I : SARING SUHENDRO, S.E., M.SI., AKT.
PEMBIMBING II : RENI OKTAVIA, S.E., M.SI.
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
ABSTRAK
ANALISIS PREDIKSI KINERJA KEUANGAN MODEL SPRINGATE
DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES
DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh
JULAISAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai prediksi kinerja keuangan model
Springate, mengetahui pengaruh hasil prediksi kinerja keuangan model Springate
terhadap return saham, dan mengetahui perbedaan return saham antara
perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja
keuangan model Springate pada perusahaan food and beverages di BEI. Dalam
menilai prediksi kinerja keuangan perusahaan menggunakan empat rasio model
Springate yang terdiri dari Working Capital to Total Asset, Net Profit Before
Interest and Taxes to Total Asset, Net Profit Before Taxes to Current Liabilities,
dan Sales to Total Asset.
Alat uji hipotesis yang digunakan adalah analisis kinerja keuangan model
Springate, regresi linear sederhana dan two independent sample kolmogorov
smirnov. Sampel penelitian ini diseleksi berdasarkan purposive sampling. Sampel
penelitian ini adalah 12 perusahaan yang masuk dalan kategori food and
beverages yang terdaftar di BEI selama 5 tahun (2006–2010).
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa hasil prediksi kinerja keuangan model
Springate menunjukkan adanya keragaman kondisi kesehatan perusahaan food
and beverages. Tidak terdapat pengaruh secara signifikan hasil prediksi kinerja
keuangan model Springate terhadap return saham dengan nilai signifikan
coefficient t sebesar 0,353>0,05. Terdapat perbedaan return saham yang
signifikan antara perusahaan yang berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat
hasil prediksi kinerja keuangan model Springate. Hal ini diketahui dari hasil uji
statistik two independent sample kolmogorov-smirnov yang ditunjukkan nilai
signifikan asymp.sig (2 tailed) sebesar 0,032<0,05.
Kata Kunci : Model Springate, Working Capital to Total Asset, Net Profit Before
Interest and Taxes to Total Asset, Net Profit Before Taxes to Current Liabilities,
Sales to Total Asset, return saham.
ABSTRACT
ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE PREDICTION
MODEL SPRINGATE AND EFFECT ON STOCK RETURN IN FOOD
AND BEVERAGES IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
BY
JULAISAH
This research aims to determine the predictive value of financial performance
Springate model, determine the effect of the Springate model predictions of
financial performance of stock returns, stock returns and find out the differences
between financial companies have performed healthy with unhealthy results of
Springate model predictions of financial performance in the company's food and
beverages on the Stock Exchange . In assessing the a company's financial
performance prediction using four ratios Springate model that consists of
Working Capital to Total Assets (WC / TA), Net Profit Before Interest and Taxes
to Total Assets (NPBIT / TA), Net Profit Before Taxes to Current Liabilities
(NPBT / CL), and Sales to Total Assets (S / TA).
Hypothesis testing equipment used was the analysis of financial performance
springate model, simple linear regression and two independent sample
Kolmogorov Smirnov test. The samples were selected based on purposive
sampling. This research samples was 12 companies in category of food and
beverages that are listed on the Stock Exchange during the five years (20062010).
Results obtained from this research that the results of model predictions of
financial performance springate showed a diversity of health food and beverages
company. There is no significant influence of the financial performance
prediction model for stock returns springate significant coefficient with a value of
t 0,353 > 0,05. There are significant differences in stock returns between financial
companies that perform healthy with the results of unhealthy financial
performance prediction model springate. It is known from the results of statistical
tests two independent sample Kolmogorov-Smirnov asymp.sig demonstrated
significant value (2 tailed) of 0,032 <0,05.
Keywords: Model Springate, Working Capital to Total Assets, Net Profit Before
Interest and Taxes to Total Assets, Net Profit Before Taxes to Current Liabilities,
Sales to Total Assets, stock return.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Industri makanan dan minuman (food and beverages) merupakan salah satu
industri penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan ekonomi
nasional. Keberadaannya tidak hanya diperlukan guna memenuhi kebutuhan
masyarakat melainkan juga dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sekaligus
sebagai salah satu sumber devisa negara melalui sektor pajak. Melihat
kedudukannya tersebut maka berlangsungan usaha industri ini menjadi harapan
besar bagi masyarakat dan negara yang sekaligus menjadi tanggung jawab yang
harus dilaksanakan oleh para pelaku usaha bidang industri ini.
Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan keyakinan
bahwa investasi yang akan dilakukannya akan mendatangkan keuntungan
maksimal dengan risiko minimal. Ketidakpastian perkembangan bisnis di masa
mendatang menuntut investor untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan
rencana investasinya, dan analisis prediksi kinerja keuangan model Springate
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
kinerja keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu.
Beberapa penelitian tentang prediksi kinerja keuangan yang menggunakan model
analisis diskriminan telah banyak dilakukan, namun yang menggunakan model
Springate masih sangat terbatas. Penelitian ini dilakukan tidak untuk menguji
keakuratan model Springate, melainkan untuk mengetahui besaran nilai prediksi
kinerja keuangan pada perusahaan (food and beverages) di Bursa Efek Indonesia
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang ada dalam model Springate.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ANALISIS PREDIKSI KINERJA KEUANGAN
MODEL SPRINGATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA
EFEK INDONESIA”.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana hasil prediksi kinerja keuangan Model Springate terhadap
perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2006-2010?
2
Apakah terdapat pengaruh yang signifikan hasil prediksi kinerja keuangan
Model Springate terhadap return saham pada perusahaan food and
beverages di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010?
3
Apakah terdapat perbedaan return saham yang signifikan antara perusahaan
berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja
keuangan model Springate pada perusahaan food and beverages di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2006-2010?
1.3
Batasan Masalah
Batasan masalah ini adalah :
1.
Model Springate hanya digunakan untuk mengetahui nilai prediksi kinerja
keuangan pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia
dalam periode 2006-2010, dan tidak untuk menguji keakuratan model.
2.
Pengujian pengaruh hasil prediksi kinerja keuangan model Springate
terhadap return saham pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek
Indonesia dalam periode 2006-2010 menggunakan uji statistik regresi linier
sederhana pada tingkat alpha 0,05.
3.
Pengujian perbedaan return saham yang signifikan antara perusahaan
berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja
keuangan model Springate pada perusahaan food and beverages di Bursa
Efek Indonesia dalam periode 2006-2010 menggunakan uji statistik two
independent sample kolmogorov-smirnov pada tingkat alpha 0,05.
1.4
Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui nilai prediksi kinerja keuangan model Springate pada
perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia dalam periode
2006-2010.
2.
Untuk mengetahui pengaruh hasil prediksi kinerja keuangan Model
Springate terhadap return saham pada perusahaan food and beverages di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010.
3.
Untuk mengetahui perbedaan return saham antara perusahaan berkinerja
keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja keuangan model
Springate pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2006-2010.
1.1
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1.
Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
terkait hasil prediksi kinerja keuangan dan pengaruhnya terhadap return
saham.
2.
Bagi calon investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
informasi dalam menentukan rencana investasi pada perusahaan food and
beverages di Bursa Efek Indonesia.
3.
Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi bagi penelitian lanjutan tentang prediksi kinerja keuangan model
Springate dan pengaruhnya terhadap return saham pada kelompok industri
lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan merupakan gambaran mengenai hasil operasi
perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dalam periode
tertentu, dan pada dasarnya merupakan cerminan dari kinerja manajemen pada
periode tersebut. Kinerja keuangan digunakan untuk mengetahui hasil tindakan
yang telah dilakukan dimasa lalu. Selain itu ukuran keuangan tersebut dilengkapi
dengan ukuran non keuangan tentang kepuasan customer, produktivitas dan cost
efektiveness proses bisnis dan produktivitas serta komitmen personal untuk
menentukan kinerja keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
2.2
Analisis Laporan Keuangan
Menurut Leopold A. Bernstein dalam Widiyastuti (2006: 27), analisis laporan
keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka
membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa
sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi
yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa
mendatang.
2.3
Analisis Rasio Keuangan
Menurut Husnan (1984: 200), untuk menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu
perusahaan seorang analisis keuangan memerlukan ukuran-ukuran tertentu.
Ukuran yang seringkali dipergunakan adalah rasio, yang menunjukkan hubungan
antara dua data keuangan. Analisa dan penafsiran berbagai rasio akan
memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan
daripada analisa hanya terhadap data keuangan saja.
2.4
Analisis Kinerja Keuangan Model Springate
Model Springate adalah model kebangkrutan yang dikembangkan pada tahun
1978 oleh Gordon L.V Springate, dengan mengikuti prosedur multiple
discriminate analysis yang dikembangkan Altman (www.bankruptcyation.com).
Model kebangkrutan ini menggunakan 4 dari 19 rasio laporan keuangan yang
banyak digunakan untuk membedakan perusahaan yang bangkrut dan perusahaan
yang sehat Sadgrove (2006). Dengan persamaan sebagai berikut :
S
= 1,03A+3,07B+0,66C+0,4D
Keterangan:
A = working capital/total asset
B = net profit before interest and taxes/total asset
C = net profit before taxes/current liabilities
D = sales/total asset
2.5
Pengertian Saham
Saham merupakan salah satu efek yang diperdagangkan di pasar modal. Saham
merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas (Anoraga 2003:
54). Saham yang diperjual belikan di pasar modal adalah saham perusahaanperusahaan yang telah go public.
2.6
Harga Saham
Harga saham menurut Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
adalah penerimaan besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh setiap investor
untuk penyertaan dalam perusahaan. Pergerakan harga saham dapat ditentukan
oleh permintaan dan penawaran oleh para investor. Pada saat kondisi permintaan
lebih banyak daripada penawaran maka harga saham cenderung naik, demikian
sebaliknya pada saat penawaran lebih besar daripada permintaan maka harga
saham cenderung akan turun.
2.7
Return Saham
Menurut Wahyudi (2003: 11), return saham adalah keuntungan yang dinikmati
investor atas investasi saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua
komponen yaitu current income dan capital gain Bentuk dari current income
berupa keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik
berupa dividen sebagai hasil kinerja fundamental perusahaan. Sedangkan capital
gain berupa keuntungan yang diterima karena selisih antara harga jual dan harga
beli saham. Besarnya capital gain suatu saham akan positif, bilamana harga jual
dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya.
2.8
Penelitian Terdahulu
Berikut akan diuraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan
penelitian ini, yaitu:
1.
Hadi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Pemilihan Prediktor
Delisting Terbaik (Perbandingan Antara The Zmijewski Model, The Altman
Model, Dan The Springate Model)” mengatakan bahwa prediksi Altman
merupakan prediktor terbaik di antara ketiga prediktor yang dianalisa yaitu
Altman model, Zmijewski model dan Springate model. Springate model
masih memberikan hasil prediksi yang lebih baik dibandingkan Zmijewski
model
2.
Rifki (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Perbandingan
Model Prediksi Financial Distress Altman, Ohlson, Zmijewski, dan
Springate dalam Penerapannya di Indonesia” mengatakan model asli yang
paling baik adalah model Springate. Namun jika dilakukan modifikasi
model, model yang paling baik adalah Ohlson. Dari 30 perusahaan yang
terdaftar di BEI dengan menggunakan model Springate asli, model
Springate dengan perubahan cutoff, dan model modifikasi Ohlson
diprediksi ada lima perusahaan diprediksi akan mengalami financial
distress di masa depan.
3.
Widyastuti (2006) meneliti tentang analisis kinerja keuangan pendekatan
Altman dan pengaruhnya terhadap harga saham pada perusahaan jasa go
public di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Objek penelitiannya adalah industri
restoran, hotel dan pariwisata di BEJ dengan periode pengamatan selama
tahun 2000-2004. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa (1) Berdasarkan
hasil perhitungan rasio keuangan pendekatan Altman diketahui pada tahun
2000-2001 terdapat satu perusahaan yang termasuk dalam kategori sehat
dan lima perusahaan dalam kategori yang tidak sehat. Pada periode 20022004 terdapat dua perusahaan dalam kategori sehat dan empat perusahaan
dalam kategori tidak sehat. (2) Berdasarkan hasil uji independent sample ttest diketahui tidak ada perbedaan harga saham secara signifikan antara
perusahaan yang masuk kategori sehat dan tidak sehat.
2.9
Pengembangan Hipotesis
1.
Pengaruh Kinerja Keuangan Model Springate terhadap Return Saham
Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham
yang dilakukannya (Wahyudi, 2003: 11). Salah satu tujuan investor berinvestasi
adalah untuk meningkat keuntungan maksimal dengan risiko minimal. Untuk itu,
para investor memerlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk menilai
kelayakan atas investasi yang dilakukannya, dan salah satunya dengan melakukan
analisa terhadap rasio keuangan suatu perusahaan.
Terkait dengan empat rasio keuangan yang ada dalam model Springate, penulis
sangat kesulitan menemukan penelitian sejenis yang secara spesifik menghitung
pengaruh kinerja keuangan yang menggunakan empat rasio keuangan model
Springate terhadap return saham. Namun penelitian yang menggunakan rasio
keuangan secara umum terhadap return saham berhasil ditemukan, yaitu hasil
penelitian Soerinawati (2003) yang meneliti tentang “Analisis Pengaruh Kinerja
Keuangan terhadap Return Saham pada Sektor Perdagangan Besar dan Eceran di
Bursa Efek Jakarta (Bursa Efek Indonesia)”. Hasil penelitiannya diketahui
bahwa dengan menggunakan rasio Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR),
Price to Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial
signifikan berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan Price to Earning Ratio
(PER) tidak terbukti secara signifikan.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis pertama penelitian ini adalah:
Ha1 :
Terdapat pengaruh positif secara signifikan hasil prediksi kinerja
keuangan model Springate terhadap return saham perusahaan makanan
dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010.
2.
Perbedaan Return Saham antara Perusahaan Berkinerja Keuangan
Sehat dengan Perusahaan Berkinerja Keuangan Tidak Sehat
Menurut Soerinawati (2003: 13), analisis terhadap kinerja keuangan mutlak
diperlukan agar investor dan calon investor dapat mengetahui kondisi perusahaan
yang akan menjadi sarana investasinya, atau untuk menentukan perusahaan yang
dapat memberikan keuntungan atas penanaman modal mereka. Perusahaan yang
kinerja keuangannya baik akan mampu memberikan keuntungan bagi
investornya.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat juga disimpulkan bahwa perusahaan
berkinerja keuangan sehat akan mampu memberikan return saham yang
diharapkan para investornya, dan sebalinya perusahaan berkinerja keuangan tidak
sehat tidak akan mampu memberikan return saham yang diharapkan para
investornya.
Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan hipotesis kedua penelitian ini adalah:
Ha2 :
Terdapat perbedaan return saham yang signifikan antara perusahaan
berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja
keuangan model Springate pada perusahaan makanan dan minuman di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan yang
bersumber dari laporan publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia
Stock Exchange (IDX) melalui situs resminya dengan alamat
http://www.idx.co.id. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Laporan keuangan audit selama periode tahun 2006-2010
2.
Nilai harga penutupan saham (closing price) akhir bulan selama
Januari 2006-Desember 2010
3.2
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan sejumlah data yang berasal dari hasil
publikasi BEI serta sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.3
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan food and beverages yang
terdaftar (listing) pada Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010 berjumlah
12 perusahaan dan sekaligus sebagai sampel penelitian ini. Pemilihan sampel
menggunakan metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria
sebagai berikut:
1.
Terdaftar (listing) sejak januari 2006 hingga Desember 2010
2.
Memiliki nilai harga penutupan saham (closing price) per bulan selama
tahun 2006—2010.
3.
Menerbitkan laporan keuangan audit selama tahun 2006--2010.
3.1
Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian ini meliputi:
1.
Working Capital to Total Assets Ratio (X1) adalah proporsi modal kerja
bersih (selisih aktiva lancar dengan hutang lancar) terhadap total aktiva, dan
diukur dalam satuan persen.
2.
Earning Before Interest and Taxes to Total Assets Ratio (X2) adalah
proporsi laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva, dan diukur
dalam satuan persen.
3.
Net Profit Before Taxes to Current Liabilities (X4) adalah proporsi laba
sebelum pajak terhada hutang lancar, dan diukur dalam satuan persen.
4.
Sales to Total Assets Ratio (X4) adalah proporsi nilai pendapatan usaha
terhadap total aktiva, dan diukur dalam satuan kali.
5.
S-Score (S) adalah nilai skor hasil perhitungan rumus analisis diskriminan
model Springate.
6.
Return saham (Y) adalah tingkat pertumbuhan harga saham penutupan
(closing price) saham akhir bulan dan diukur dalam satuan persen.
3.2
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:
1.
Analisis Kinerja Keuangan Model Springate
Analisis ini digunakan untuk mengetahui prediksi kinerja keuangan perusahaan
dengan menggunakan persamaan diskriminan model Springate sebagai berikut:
S = 1,03A+3,07B+0,66C+0,4D
Keterangan:
S = S-Score
A = working capital/total asset ratios
B = net profit before interest and taxes/total asset ratio
C = net profit before taxes/current liabilities ratio
D = sales/total asset ratios
Kriteria yang digunakan untuk memprediksi tingkat kesehatan kinerja keuangan
perusahaan dalam model Springate ini adalah (1) S-Score>0,862 berarti kondisi
keuangan sehat, dan (2) S-Score<0,862 berarti kondisi keuangan tidak sehat
(Hadi, 2008:7).
2.
Regresi Linier Sederhana (Simple Linear Regression)
Regresi Linier Sederhana digunakan untuk menguji pengaruh hasil prediksi
kinerja keuangan model Springate S-Score terhadap return saham. Ketentuan
hipotesisnya adalah hasil prediksi kinerja keuangan model Springate S-Score
terhadap return saham dinyatakan berpengaruh signifikan bila nilai signifikan
coefficient t di bawah 0,05. Proses perhitungan menggunakan program
SPSS 13.
3. Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov
Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan antara return saham perusahaan berkatagori sehat dan tidak
sehat secara signifikan. Ketentuan hipotesisnya adalah return saham perusahaan
berkatagori sehat dan tidak sehat dinyatakan berbeda secara signifikan bila nilai
asymp.sig (2-tailed) berada di bawah 0,05.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
4.1.1
Working Capital to Total Assets Ratios
Working Capital to Total Assets Ratios (WC/TA) merupakan proposi modal kerja
terhadap total aktiva. Rasio ini menggambarkan likuiditas dari total aktiva dan
posisi modal kerja bersih (selisih aktiva lancar dengan utang lancar).
Tabel 1. Working Capital to Total Assets Ratio pada Perusahaan Food And
Beverages di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010 (dalam persen)
Emiten
PT Akasha Wira International Tbk
PT Cahaya Kalbar Tbk
PT Davomas Abadi Tbk
PT Delta Djakarta Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Mayora Indah Tbk
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk
PT Sekar Laut Tbk
PT Siantar Top Tbk
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT Ultra Jaya Milk Tbk
Kode
Working Capital to Total Asset Ratios (%)
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
ADES -161,70
CEKA 47,23
DAVO 31,75
DLTA
53,52
INDF
7,35
MYOR 38,15
MLBI -29,04
PSDN
27,16
SKLT
28,89
STTP
29,81
AISA
3,52
ULTJ
5,26
-35,37
19,64
30,88
55,52
-3,42
36,33
-25,43
30,72
15,56
17,18
-14,52
23,42
-30,27
58,20
33,05
57,37
-4,20
31,31
-3,86
34,98
20,71
8,00
-4,11
21,87
24,64
52,41
25,80
63,47
4,45
30,38
-29,26
21,00
21,10
13,80
4,83
24,76
13,75
30,44
35,35
67,25
21,62
37,38
-3,06
17,92
22,78
18,62
7,63
23,82
-37,79
41,58
31,37
59,43
5,16
34,71
-18,13
26,35
21,81
17,48
-0,53
19,83
Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Tabel 1 memperlihatkan bahwa perkembangan rasio WC/TA perusahaan food and
beverage mengalami fluktuasi selama tahun 2006-2010. Hasil ini
memperlihatkan adanya perbedaan kemampuan masing-masing perusahaan
dalam mengendalikan aktivitas rasio WC/TA. Perusahaan yang mampu
mengendalikan aktivitas modal kerja, terutama dalam menjaga posisi utang lancar
lebih rendah dari aktiva lancarnya, akan mendapatkan rasio WC/TA yang positif.
Sebaliknya, ketidakmampuan perusahaan menekan peningkatan aktivitas utang
lancar dibanding aktiva lancar akan berdampak pada rasio WC/TA negatif.
Dengan demikian upaya menjaga tidak terjadinya defisit modal kerja menjadi
bagian penting yang harus dilakukan perusahaan melalui peningkatan aktivitas
aktiva lancar dan pengendalian aktivitas utang lancar secara efektif dan efisien.
4.1.2
Net Profit Before Interest And Taxes to Total Asset Ratios
Net Profit Before Interest And Taxes to Total Asset Ratios (NPBIT/TA)
merupakan proporsi laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva. Rasio ini
menggambarkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor.
Tabel 2. Net Profit Before Interest And Taxes to Total Asset Ratios pada
Perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia Tahun
2006-2010 (dalam persen)
Emiten
PT Akasha Wira International Tbk
PT Cahaya Kalbar Tbk
PT Davomas Abadi Tbk
PT Delta Djakarta Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Mayora Indah Tbk
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk
PT Sekar Laut Tbk
PT Siantar Top Tbk
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT Ultra Jaya Milk Tbk
Kode
ADES
CEKA
DAVO
DLTA
INDF
MYOR
MLBI
PSDN
SKLT
STTP
AISA
ULTJ
Net Profit Before Interest And Taxes to Total Asset Ratios (%)
2006
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
-54,67
3,01
10,33
8,95
12,26
11,00
21,48
10,72
2,54
3,16
7,50
14,88
-68,83
6,96
13,94
10,23
9,80
12,61
21,41
9,53
-0,62
5,25
10,84
18,26
-20,94
14,50
3,08
14,33
10,96
11,82
30,41
21,78
3,53
4,65
11,11
18,83
2,60
16,44
-37,70
21,12
12,39
18,89
51,68
12,20
0,87
7,24
6,54
17,02
8,73
5,46
3,03
25,27
14,23
17,58
54,20
11,15
2,87
7,89
6,53
9,24
-26,62
9,27
-1,46
15,98
11,93
14,38
35,84
13,07
1,84
5,64
8,50
15,65
Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Tabel 2 memperlihatkan bahwa perkembangan rasio NPBIT/TA perusahaan food
and beverage mengalami fluktuasi selama tahun 2006-2010. Perbedaan kondisi
rasio NPBIT/TA yang dicapai ke-12 perusahaan food and beverage selama tahun
2006-2010 menunjukkan adanya perbedaan kemampuan dari masing-masing
perusahaan dalam mengendalikan aktivitas rasio NPBIT/TA. Perusahaan yang
mampu memperoleh laba dari aktivitas usahanya menggunakan aktiva yang
dimiliki akan mendapatkan rasio NPBIT/TA yang positif, sedangkan yang
mengalami defisit laba usaha akan mendapatkan rasio NPBIT/TA yang negatif.
Dengan demikian upaya yang perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya
defisit laba usaha adalah dengan meningkatkan aktivitas usaha dan
mengendalikan beban usaha secara efektif dan efisien.
4.1.3
Net Profit Before Taxes to Current Liabilities Ratios
Net Profit Before Taxes to Current Liabilities Ratios (NPBT/CL) merupakan
proporsi laba bersih sebelum pajak terhadap hutang lancar. Rasio ini
menggambarkan kemampuan perusahaan membiayai aktivitas hutang lancar
melalui laba sebelum pajak.
Tabel 3. Net Profit Before Taxes to Current Liabilities Ratios pada Perusahaan
Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010 (dalam
persen)
Emiten
Kode
Net Profit Before Taxes to Current Liabilities Ratios (%)
2006
PT Akasha Wira International Tbk
PT Cahaya Kalbar Tbk
PT Davomas Abadi Tbk
PT Delta Djakarta Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Mayora Indah Tbk
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk
PT Sekar Laut Tbk
PT Siantar Top Tbk
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT Ultra Jaya Milk Tbk
ADES
CEKA
DAVO
DLTA
INDF
MYOR
MLBI
PSDN
SKLT
STTP
AISA
ULTJ
2007
2008
2009
2010
Rata-rata
-30,23 -157,75
-26,59
58,74 38,44
-23,48
36,20 10,76
76,02
91,60 10,48
45,01
144,89 206,77 -1.013,68 -14.392,71 -223,78 -3.055,70
55,14 64,27
81,98
136,59 215,86
110,77
19,53 16,16
15,99
36,42 55,10
28,64
69,59 58,92
35,60
65,94 63,28
58,67
34,88 34,42
51,02
55,44 94,01
53,95
35,32 12,70
74,69
44,38 20,18
37,46
12,85
3,86
12,48
26,68 12,57
13,69
25,51 20,12
1,66
36,21 26,44
21,99
0,76
6,25
14,53
13,32 18,17
10,61
40,90 92,03
148,82
69,28 42,49
78,70
Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Tabel 3 memperlihatkan bahwa perkembangan rasio NPBT/CL perusahaan food
and beverage mengalami fluktuasi selama tahun 2006-2010. Peningkatan rasio
NPBT/CL menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
mengelola aktivitas usaha dan aktivitas di luar usaha serta hutang lancarnya.
Sebaliknya penurunan rasio NPBT/CL mengindikasikan ketidakmampuan
perusahaan mengendalikan aktivitas usaha dan di luar usaha serta hutang lancar.
Terjadinya rasio NPBT/CL negatif menunjukkan perusahaan mengalami defisit
laba usaha sebelum pajak yang disebabkan adanya defisit laba di luar usaha yang
melebihi laba usaha, atau defisit laba usaha yang tidak mampu ditutupi laba di
luar usaha sehingga mengalami kerugian dan tidak mampu menutupi kewajiban
jangka pendeknya. Dengan demikian upaya peningkatan rasio NPBT/CL perlu
diarahkan pada pengendalian aktivitas keuangan pada kegiatan usaha, kegiatan di
luar usaha, dan hutang lancar.
4.1.4
Sales to Total Asset Ratios
Sales to Total Assets Ratio (S/TA) merupakan proporsi pendapatan terhadap total
aktiva. Rasio digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan
oleh perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
Tabel 4. Sales to Total Assets Ratios pada Perusahaan Food And Beverages di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010 (dalam kali)
Emiten
PT Akasha Wira International Tbk
PT Cahaya Kalbar Tbk
PT Davomas Abadi Tbk
PT Delta Djakarta Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Mayora Indah Tbk
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk
PT Sekar Laut Tbk
PT Siantar Top Tbk
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT Ultra Jaya Milk Tbk
Kode
ADES
CEKA
DAVO
DLTA
INDF
MYOR
MLBI
PSDN
SKLT
STTP
AISA
ULTJ
2006
Sales to Total Assets Ratios (kali)
2007
2008
2009
2010
0,58
1,39
0,61
0,69
1,36
1,27
1,46
1,80
2,05
1,19
0,92
0,67
0,74
1,32
0,72
0,74
0,94
1,49
1,57
2,06
1,30
1,16
0,97
0,83
Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)
0,70
3,25
0,92
0,96
0,98
1,34
1,41
2,49
1,56
1,00
0,48
0,78
0,75
2,10
0,14
0,97
0,92
1,47
1,63
1,68
1,41
1,14
0,34
0,93
0,67
0,84
0,56
0,77
0,81
1,64
1,57
2,24
1,58
1,17
0,36
0,94
Rata-rata
0,69
1,78
0,59
0,83
1,00
1,44
1,53
2,05
1,58
1,13
0,61
0,83
Tabel 4 memperlihatkan bahwa perkembangan rasio S/TA perusahaan food and
beverage mengalami fluktuasi selama tahun 2006-2010. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa keseluruhan perusahaan memiliki kemampuan mengelola
seluruh asetnya dalam mendapatkan pendapatan. Upaya yang perlu dilakukan
untuk mempertahankan kondisi tersebut adalah dengan meningkatkan aktivitas
usaha secara maksimal.
4.1.5
Return Saham
Return saham merupakan tingkat keuntungan saham yang dihitung dari
pertumbuhan harga saham penutupan (closing price) saham akhir bulan dan
diukur dalam satuan persen.
Tabel 5.
Return Saham Rata-Rata per Tahun pada Perusahaan Food And
Beverages di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010 (dalam persen)
Emiten
PT Akasha Wira International Tbk
PT Cahaya Kalbar Tbk
PT Davomas Abadi Tbk
PT Delta Djakarta Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Mayora Indah Tbk
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk
PT Sekar Laut Tbk
PT Siantar Top Tbk
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT Ultra Jaya Milk Tbk
Kode
ADES
CEKA
DAVO
DLTA
INDF
MYOR
MLBI
PSDN
SKLT
STTP
AISA
ULTJ
2006
Return Saham (persen)
2007
2008
2009
2010
-2,96
0,55
23,53
-3,85
4,52
6,85
0,73
6,96
-2,81
3,75
3,38
5,71
-1,86
4,32
-4,27
-4,29
4,22
2,20
0,15
0,09
-8,11
2,39
16,91
8,24
3,97
3,50
-11,32
2,48
-8,10
-2,67
-0,47
7,37
2,12
-6,64
-4,29
5,75
13,30
8,03
-1,42
11,86
13,31
15,31
12,94
0,91
5,56
-2,74
-0,71
-1,64
Rata-rata
26,91
-1,71
6,10
5,44
3,19
9,62
4,84
-2,72
-0,51
4,31
8,15
11,11
7,87
2,94
2,52
2,33
3,43
6,26
3,64
2,52
-0,75
0,22
4,69
5,83
Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Tabel 5 memperlihatkan bahwa perkembangan return saham rata-rata per tahun
perusahaan food and beverage mengalami fluktuasi selama tahun 2006-2010.
Hasil ini memperlihatkan bahwa adanya perbedaan return saham rata-rata yang
dialami masing-masing perusahaan food and beverage selama tahun 2006-2010.
Return saham positif menunjukkan adanya keuntungan dari peningkatan harga
saham (closing price) sedangkan return saham negatif merupakan kerugian
akibat penurunan harga saham. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan return saham adalah melalui peningkatan kinerja keuangan
perusahaan, mengingat kinerja keuangan merupakan salah satu unsur utama yang
dilihat investor sebelum menempatkan modalnya pada perusahaan. Semakin baik
kinerja keuangan suatu perusahaan maka akan semakin mendorong minat
investor membeli saham sehingga akan meningkatkan nilai harga saham. Pada
akhirnya akan meningkatkan pula return saham bagi investor.
4.1.6
Kinerja Keuangan Model Springate
Kinerja keuangan model Springate merupakan salah satu model analisis kinerja
keuangan yang mengukur kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan dengan
menggunakan empat rasio utama yaitu WC/TA, NPBIT/TA, NPBT/CL, dan S/TA.
Kriteria tingkat kesehatan dalam model Springate adalah suatu perusahaan
dikatakan berkinerja keuangan sehat bila memiliki nilai S-score di atas 0,862.
Tabel 6. Nilai S-Score pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek
Indonesia Periode 20062010
EMITEN
KODE
PT Akasha Wira International Tbk. S-sore
Ket
PT Cahaya Kalbar Tbk.
S-sore
Ket
PT Davomas Abadi Tbk.
S-sore
Ket
PT Delta Djakarta Tbk.
S-sore
Ket
PTIndofood Sukses Makmur Tbk. S-sore
Ket
PT Mayora Indah Tbk.
S-sore
Ket
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
S-sore
Ket
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk.
S-sore
Ket
PT Sekar Laut Tbk.
S-sore
Ket
PT Siantar TOP Tbk.
S-sore
Ket
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk S-sore
Ket
PT Ultra Jaya Milk Tbk
S-sore
Ket
Sumber: Data diolah, 2011
2006
2007
-3,31
-3,22
Tidak sehat Tidak sehat
1,37
1,02
Sehat
Sehat
1,85
2,40
Sehat
Sehat
1,46
1,61
Sehat
Sehat
1,13
0,75
Sehat
Tidak sehat
1,70
1,75
Sehat
Sehat
1,17
1,25
Sehat
Sehat
1,56
1,52
Sehat
Sehat
1,28
0,69
Sehat
Tidak sehat
1,05
0,93
Sehat
Sehat
0,64
0,61
Tidak sehat Tidak sehat
1,05
1,74
Sehat
Sehat
S-Score
2008
2009
2010
-0,85
1,02
0,93
Tidak sehat
Sehat
Sehat
2,85
2,49
0,89
Sehat
Sehat
Sehat
-5,89
-95,83
-0,79
Tidak sehat Tidak sehat Tidak sehat
1,96
2,59
3,20
Sehat
Sehat
Sehat
0,79
1,03
1,35
Tidak sehat
Sehat
Sehat
1,45
1,92
2,00
Sehat
Sehat
Sehat
1,79
2,30
2,88
Sehat
Sehat
Sehat
2,52
1,55
1,56
Sehat
Sehat
Sehat
1,03
0,98
1,04
Sehat
Sehat
Sehat
0,63
1,06
1,08
Tidak sehat
Sehat
Sehat
0,59
0,47
0,54
Tidak sehat Tidak sehat Tidak sehat
2,10
1,61
1,18
Sehat
Sehat
Sehat
Tabel 6 memperlihatkan adanya keragaman nilai S-score yang diperoleh masingmasing perusahaan food and beverage selama tahun 20062010 yang tersebar di
atas dan di bawah batas nilai ketentuan S-Score Springate sebesar 0,862. Dari ke12 perusahaan, terdapat enam perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sehat
selama lima tahun berturut-turut, yaitu PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Delta Djakarta
Tbk, PT Mayor Indah Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Prasidha Aneka
Niaga Tbk, dan PT Ultra Jaya Milk Tbk. Sedangkan yang memiliki kinerja
keuangan berfuktuatif dalam periode yang sama sebanyak lima perusahaan yaitu
PT Akasha Wira Internasional Tbk, PT Davomas Abadi Tbk, PT Indofood
Sukses Makmur Tbk, PT Sekar Laut Tbk, dan PT Siantar Top Tbk. Sementara
terdapat satu perusahaan yang memiliki kenerja keuangan tidak sehat selama lima
tahun berturut-turut yaitu PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Hasil ini menunjukkan adanya keragaman kemampuan dari masing-masing
perusahaan dalam mengelola aktivitas keuangan empat rasio utama Springate
yaitu WC/TA, NPBIT/TA, NPBT/CL, dan S/TA.. Semakin besar nilai keempat
rasio tersebut maka akan semakin besar pula nilai S-Score yang dicapai oleh
suatu perusahaan, begitupula sebaliknya. Dengan demikian besarnya nilai
S-Score yang diperoleh suatu perusahaan akan tergantung dari nilai dari keempat
rasio keuangan tersebut.
4.2 Pengujian Hipotesis
4.2.1
Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama penelitian ini adalah terdapat pengaruh signifikan hasil
prediksi kinerja keuangan model Springate terhadap return saham perusahaan
makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010.
Pengujian hipotesis menggunakan rumus simple linear regressions melalui SPSS
13 dengan ketentuan hasil prediksi kinerja keuangan model Springate S-Score
terhadap return saham dinyatakan berpengaruh signifikan bila nilai signifikan
coefficient t di bawah 0,05. Hasil perhitungan simple linear regressions melalui
SPSS 13 dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 7. Hasil uji statistik simple linear regressions
Model Summary
Model
1
R
R Square
,122a
,015
Adjusted
R Square
-,002
Std. Error of
the Estimate
7,34902
a. Predictors: (Constant), S-Score
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
S-Score
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
3,346
,950
,071
,076
Standardized
Coefficients
Beta
,122
t
3,523
,936
Sig.
,001
,353
a. Dependent Variable: Return
Sumber: Hasil perhitungan, 2011
Hasil uji statistik simple linear regressions menunjukkan nilai signifikan
coefficient t sebesar 0,353 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti hasil prediksi
kinerja keuangan model Springate S-Score perusahaan food and beverage selama
tahun 20062010 terhadap return saham dinyatakan tidak berpengaruh secara
signifikan pada tingkat alpha 0,05, sehingga hipotesis kedua tidak dapat diterima
atau ditolak kebenarannya.
Ditolaknya hipotesis kedua dapat juga diartikan bahwa secara statistik hasil
prediksi kinerja keuangan model Springate bukan merupakan salah satu faktor
dominan yang secara signifikan mempengaruhi nilai return saham suatu
perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai R-Square yang diperoleh sebesar
0,015. Nilai ini menunjukkan bahwa besarnya kemampuan kinerja keuangan
perusahaan (S-Score) mempengaruhi nilai return saham adalah sebesar 1,5 persen
sedangkan sisanya sebesar 98,5 persen dipengaruhi faktor-faktor lain di luar
penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kinerja keuangan (SScore) mempengaruhi perubahan nilai return saham perusahaan tergolong sangat
kecil, sedangkan pengaruh faktor di luar penelitian ini sangat kuat. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan (S-Score) bukan menjadi salah
satu faktor utama yang mempengaruhi pembentukan nilai return saham suatu
perusahaan.
4.2.2
Hipotesis Kedua
Hipotesis Kedua penelitian ini adalah terdapat perbedaan return saham yang
signifikan antara perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil
prediksi kinerja keuangan model Springate pada perusahaan makanan dan
minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010. Pengujian hipotesis
ini menggunakan rumus Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov melalui
program SPSS 13 dengan ketentuan return saham perusahaan berkatagori sehat
dan tidak sehat dinyatakan berbeda secara signifikan bila nilai asymp.sig (2tailed) berada di bawah 0,05. Hasil perhitungan simple linear regressions melalui
SPSS 13 dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 8. Hasil uji statistik Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov
Te st Statisticsa
Most Extreme
Differences
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
As ymp. Sig. (2-tailed)
Return
,420
,017
-,420
1,440
,032
a. Grouping Variable: Kelompok
Sumber: Hasil perhitungan, 2011
Hasil uji statistik Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov menunjukkan
besar nilai Kolmogorov-Smirnov- Z sebesar 1,440 dengan nilai signifikan
asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,032 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti return
saham perusahaan berkinerja keuangan sehat dan tidak sehat perusahaan food and
beverage selama tahun 20062010 dinyatakan berbeda secara signifikan pada
tingkat alpha 0,05, sehingga hipotesis ketiga dapat diterima kebenarannya.
Diterimanya hipotesis ketiga secara statistik menunjukkan adanya perbedaan
yang nyata antara nilai return saham yang dimiliki perusahaan berkinerja
keuangan sehat dengan yang tidak sehat. Hal ini berarti tingkat keuntungan yang
diberikan suatu perusahaan berkinerja keuangan sehat atau tidak sehat terhadap
para investornya tidaklah sama karena hal ini akan tergantung dari besarnya
perubahan harga saham yang terjadi pada masing-masing perusahaan.
4.3 Pembahasan
4.3.1
Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja keuangan Springate diketahui bahwa tidak
semua perusahaan food and beverage memiliki nilai S-Score di atas 0,862 (sehat)
selama tahun 2006-2010.
Tabel 9. Rangkuman Nilai Kinerja Keuangan Rata-rata pada Perusahaan Food
and Beverage di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010
Kinerja Keuangan Rata-Rata
EMITEN
PT Akasha Wira International Tbk.
PT Cahaya Kalbar Tbk.
PT Davomas Abadi Tbk.
PT Delta Djakarta Tbk.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT Mayora Indah Tbk.
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk.
PT Sekar Laut Tbk.
PT Siantar Top Tbk.
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT Ultra Jaya Milk Tbk
WC/TA
(%)
EBIT/TA
(%)
-37,79
41,58
31,37
59,43
5,16
34,71
-18,13
26,35
21,81
17,48
-0,53
19,83
-26,62
9,27
-1,46
15,98
11,93
14,38
35,84
13,07
1,84
5,64
9,42
15,65
EBT/CL
(%)
-23,48
45,01
-3055,70
110,77
28,64
58,67
53,95
37,46
13,69
21,99
10,85
78,70
S/TA
(X)
0,69
1,78
0,59
0,83
1,00
1,44
1,53
2,05
1,58
1,13
0,64
0,83
S-score
Ket
-1,09
1,72
-19,65
2,17
1,01
1,76
1,88
1,74
1,00
0,89
0,59
1,54
Tidak Sehat
Sehat
Tidak Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Tidak Sehat
Sehat
Sumber: Hasil perhitungan, 2011
Hasil di atas menunjukkan bahwa kinerja keuangan rata-rata perusahaan makanan
dan minuman selama tahun 20062010 dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Perusahaan Berkinerja Keuangan Sehat
Dari 12 perusahaan perusahaan makanan dan minuman terdapat 9 perusahaan
berkatagatori kinerja keuangan sehat dengan nilai rata-rata S-Score di atas
0,862 yaitu PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Delta Djakarta Tbk, PT Indofood
Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk,
PT Prasidha Aneka Nia Niaga Tbk, PT Sekar Laut Tbk, PT Siantar Top Tbk,
dan PT Ultra Jaya Milk Tbk. Hal ini dikarenakan kemampuan perusahaan
dalam mengelola unsur-unsur keuangannya dengan baik terutama unsur yang
terdapat dalam rasio WC/TA, EBIT/TA, EBT/CL, dan S/TA dibandingkan
ketiga pesaing lainnya. Meskipun demikian, ada salah satu perusahaan tersebut
yang memiliki rata-rata rasio WC/TA negatif yaitu PT Multi Bintang Indonesia
Tbk. Kondisi ini terjadi karena pertumbuhan hutang lancarnya lebih tinggi dari
pertumbuhan aktiva lancar yang berakibat pada defisit modal kerja. Untuk
mengantisipasi hal tersebut maka perusahaan perlu menekan aktivitas unsurunsur hutang lancarnya secara efektif dan efisien guna mencapai surplus
modal kerja dalam rangka meningkatkan kinerja keuangannya.
2. Perusahaan Berkinerja Keuangan Tidak Sehat
Dari 12 perusahaan perusahaan makanan dan minuman terdapat 3 perusahaan
berkatagatori kinerja keuangan tidak sehat dengan nilai rata-rata S-Score di
bawah 0,862 yaitu PT Akasha Wira International Tbk, PT Davomas Abadi
Tbk, dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Hal ini secara umum terjadi
karena ketidakmampuan keempat perusahaan tersebut dalam mengelola
unsur-unsur kinerja keuangannya secara efektif dan efisien, terutama yang
ada dalam unsur rasio WC/TA, EBIT/TA, dan EBT/CL. Bila tidak segera
dilakukan perbaikan maka dikhawatirkan keempat perusahaan tersebut
diprediksi akan mengalami kebangkrutan di masa mendatang.
PT Akasha Wira International Tbk mengalami defisit rata-rata pada ketiga
rasio yaitu WC/TA (-37,79%), EBIT/TA (-26,62%), dan EBT/CL (-23,48%)
yang berakibat pada negatif nilai S-score sebesar –1,09. Kondisi rasio WC/TA
negatif disebabkan karena tingginya aktivitas hutang lancar dibanding aktiva
lancar sehingga berakibat pada defisit modal kerja perusahaan. Kondisi rasio
EBIT/TA negatif disebabkan tingginya aktivitas biaya usaha dibandingkan
pendapatan usaha sehingga berdampak pada defisit laba usaha. Begitu pula
yang terjadi pada rasio EBT/CL yang negatif akibat tekanan defisit laba usaha
yang tidak mampu diantisipasi oleh laba di luar usaha sehingga berdampak
pada defisit laba sebelum pajak. Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius
dari perusahaan untuk segera memperbaiki kondisi negatif pada ketiga rasio
tersebut dalam rangka
PT Davomas Abadi Tbk mendapatkan kesulitan dalam mengendalikan
aktitivitas keuangan yang terdapat dalam rasio EBIT/TA dan EBT/CL.
Negatifnya rasio EBIT/TA diakibat tingginya defisit laba usaha yang terjadi
pada tahun 2009 yang mendorong terjadinya defisit laba sebelum pajak yang
semakin besar sehingga berdampak pada tingginya negatif pada rasio
EBT/CL. Kondisi tersebut terjadi disebabkan ketidakmampuan perusahaan
mengendalikan tingginya beban usaha dibanding peningkatan pendapatan
usaha yang berakibat pada terjadinya defisit laba usaha. Keadaan ini perlu
segera dilakukan perbaikan yang menitikberatkan pada peningkatan aktivitas
penjualan guna meningkatkan pendapatan usaha yang diikuti oleh
pengendalian biaya usaha secara lebih efektif dan efisien. Hal ini penting
dilakukan dalam rangka menghindari kemungkinan terjadinya kebangkrutan
di masa mendatang.
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mengalami masalah dalam mengendalikan
aktivitas keuangan yang terdapat dalam rasio WC/TA yang negatif. Hal ini
terjadi karena peningkatan aktivitas aktiva lancar lebih kecil dibanding
peningkatan aktivitas hutang sehingga berdampak pada defisit modal kerja.
Perusahaan perlu memfokuskan perbaikan aktivitas keuangannya pada rasio
ini melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi pada aktivitas hutang
lancarnya, mengingat aktitivitas rasio EBIT/TA, EBT/CL, dan S/TA memiliki
pertumbuhan yang baik dalam periode 2006-2010.
4.3.2
Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh
positif secara signifikan hasil prediksi kinerja keuangan model Springate terhadap
return saham perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 20062010. Hal ini diketahui dari nilai signifikan coefficient t sebesar
0,353 lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis yang diajukan ditolak
kebenarannya.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan bukan
merupakan faktor utama yang mempengaruhi pembentukan return saham suatu
perusahaan. Hal ini dipertegas dengan besaran nilai R-Square sebesar 0,15
(Tabel 26) yang berarti besarnya pengaruh kinerja keuangan terhadap return
saham sebesar 15 persen sedangkan sisanya sebesar 85 persen dipengaruh faktor
lain di luar kinerja keuangan. Selain itu, Nilai R sebesar 0,122 menunjukkan
besarnya hubungan antara kinerja keuangan dengan return saham sebesar 12,2
persen sedangkan 87,8 persen berhubungan dengan faktor lain selain kinerja
keuangan. Menurut Sugiyono (2005; 216) nilai koefisien korelasi antara 0,000,199 menunjukkan kadar korelasi yang sangat rendah. Dengan nilai R sebesar
0,122 ini berarti hubungan antara kinerja keuangan dengan return saham
perusahaan makanan dan minuman di BEI selama periode 2006-2010 masuk
dalam katagori sangat rendah.
Besaran nilai pengaruh faktor lain yang mempengaruhi return saham perusahaan
sebesar 85 persen menunjukkan bahwa kuatnya pengaruh faktor-faktor selain
kinerja keuangan terhadap return saham perusahaan di banding kinerja
keuangannya. Dengan kata lain, kinerja keuangan bukan merupakan faktor
dominan yang mempengaruhi return saham suatu perusahaan, dan keduanya
memiliki kadar hubungan yangat sangat rendah.
4.3.3
Perbedaan Return Saham Antar Perusahaan
Hasil pengujian hipotesis diketahui terdapat perbedaan return saham yang
signifikan antara perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil
prediksi kinerja keuangan model Springate pada perusahaan makanan dan
minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010. Hal ini ditunjukan
dari hasil uji statistik Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan nilai signifikan asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,032 lebih kecil dari
0,05 sehingga hipotesis ketiga dapat diterima kebenarannya. Untuk melihat
perbandingan data kinerja keuangan melalui nilai S-Score dengan return saham
makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010 dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Perbandingan Rata-Rata Return Saham dengan Nilai Kinerja Keuangan
S-Score pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 20062010
Return Saham (%)
Emiten
PT Akasha Wira International Tbk.
PT Cahaya Kalbar Tbk.
PT Davomas Abadi Tbk.
PT Delta Djakarta Tbk.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT Mayora Indah Tbk.
PT Multi Bintang Indonesia Tbk
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk.
PT Sekar Laut Tbk.
PT Siantar TOP Tbk.
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT Ultra Jaya Milk Tbk
2006
2007
2008
2009
2010
-2,96 -1,86 3,97 13,30 26,91
0,55 4,32 3,50 8,03 -1,71
23,53 -4,27 -11,32 -1,42 6,10
-3,85 -4,29 2,48 11,86 5,44
4,52 4,22 -8,10 13,31 3,19
6,85 2,20 -2,67 15,31 9,62
0,73 0,15 -0,47 12,94 4,84
6,96 0,09 7,37 0,91 -2,72
-2,81 -8,11 2,12 5,56 -0,51
3,75 2,39 -6,64 -2,74 4,31
3,38 16,91 -4,29 -0,71 8,15
5,71 8,24 5,75 -1,64 11,11
Rata- S-Score
rata
7,87
2,94
2,52
2,33
3,43
6,26
3,64
2,52
-0,75
0,22
4,69
5,83
-1,09
1,72
-19,65
2,17
1,01
1,76
1,88
1,74
1,00
0,95
0,57
1,54
Ket
Tidak Sehat
Sehat
Tidak Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Tidak Sehat
Sehat
Sumber: Hasil perhitungan, 2011
Hasil di atas menunjukkan bahwa selama tahun 20062010 return saham
tertinggi pada perusahaan berkinerja keuangan sehat dimiliki oleh PT Mayora
Indah Tbk dengan rata-rata sebesar 6,26 persen per tahun sedangkan terendah
diperoleh PT Sekar Laut Tbk dengan rata-rata –0,75 persen per tahun. Sedangkan
return saham tertinggi pada perusahaan berkinerja keuangan tidak sehat dicapai
PT Akasha Wira International Tbk rata-rata sebesar 7,87 persen per tahun,
sedangkan terendah diperoleh PT Davomas Abadi Tbk rata-rata sebesar 2,52
persen per tahun. Terdapat 2 hal menarik dari kondisi tersebut yaitu (1) Terdapat
perusahaan berkinerja keuangan tidak sehat dengan nilai S-Score yang negatif (1,09) mampu memiliki nilai rata-rata return saham positif tertinggi yaitu PT
Akasha Wira International Tbk rata-rata sebesar 7,87 persen pertahun. (2)
Terdapat perusahaan berkinerja keuangan sehat yang memiliki rata-rata return
saham negatif yaitu PT Sekar Laut Tbk dengan rata-rata –0,75 persen per tahun.
Hasil ini tidak hanya memberikan kejelasan tentang adanya perbedaan return
saham yang jelas antara perusahaan berkinerja keuangan sehat dengan tidak
sehat, tetapi juga memperlihatkan bahwa perusahaan berkinerja keuangan sehat
belum menjamin akan mampu menghasilkan return saham yang positif. Begitu
pula sebaliknya, perusahaan berkinerja keuangan tidak sehat (dalam hal ini
negatif) bukan berarti tidak mampu menghasilkan return saham yang positif.
Artinya, tingkat kesehatan kinerja keuangan bukan menjadi faktor utama yang
menentukan perubahan return saham. Hasil ini juga sekaligus menjawab alasan
ditolaknya hipotesis kedua penelitian ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil prediksi kinerja keuangan model Springate menunjukkan adanya
keragaman kondisi kesehatan perusahaan makanan dan minuman di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 20062010. Dari ke-12 perusahaan, terdapat
enam perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sehat selama lima tahun
berturut-turut, yaitu PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Delta Djakarta Tbk, PT
Mayor Indah Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Prasidha Aneka
Niaga Tbk, dan PT Ultra Jaya Milk Tbk. Sedangkan yang memiliki kinerja
keuangan berfuktuatif dalam periode yang sama sebanyak lima perusahaan
yaitu PT Akasha Wira Internasional Tbk, PT Davomas Abadi Tbk, PT
Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Sekar Laut Tbk, dan PT Siantar Top Tbk.
Sementara terdapat satu perusahaan yang memiliki kenerja keuangan tidak
sehat selama lima tahun berturut-turut yaitu PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk.
2. Tidak terdapat pengaruh secara signifikan hasil prediksi kinerja keuangan
model Springate terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010. Hal ini diketahui dari nilai
signifikan coefficient t sebesar 0,353 yang lebih besar dari 0,05 sehingga
hipotesis yang diajukan ditolak kebenarannya.
3. Terdapat perbedaan return saham yang signifikan antara perusahaan
berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat hasil prediksi kinerja keuangan
model Springate pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 20062010. Hal ini diketahui dari hasil uji statistik
Two Independent Sample Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan nilai
signifikan asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,032 lebih kecil dari 0,05 sehingga
hipotesis ketiga dapat diterima kebenarannya.
5.1 Saran
Memperhatikan hasil kesimpulan maka dapat diberikan saran antara lain:
1. Perusahaan
Perusahaan hendaknya memperhatikan aktivitas keempat rasio keuangan
Springate melalui peningkatan efektivitas dan efisensi di dalam pelaksanaan
dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja keuangan dan menghindari
kemungkinan terjadinya kebangkrutan di masa mendatang.
2.
Investor
Para investor yang akan berinvestasi pada perusahaan makanan dan minuman
di Bursa Efek Indonesia memilih perusahaan berkinerja keuangan sehat
dengan return saham yang maksimal untuk meningkatkan keuntungan
sekaligus memperkecil risiko yang akan terjadi.
3.
Peneliti lebih lanjut
Bagi peneliti lebih lanjut diupayakan menggunakan faktor-faktor selain
kinerja
keuangan
untuk
membuktikan
faktor-faktor
yang
dominan
mempengaruhi return saham dengan menggunakan model regresi multivariat.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. 2003. Pengantar Pasar Modal. Rineka Cipta. Jakarta.
Botheras D. 1979. Use of a Business Failure Prediction Model for Evaluating
Potential and Exixting Credit Risk. Unpublished M.B.A. Research
Project. Simon Fraser University.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen keuangan. Erlangga.
Jakarta.
Fanny, Margareta & Saputra, Sylvia. 2005. “Opini Audit Going Concern : Kajian
berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan
dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek
Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo.
Habibah. 2009. Analsis Kinerja Keuangan PT Telkom Tbk Sebelum dan Sesudah
Launching Produk Flexi. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang.
Hadi, Syamsul. 2008. Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik (Perbandingan
Antara The Zmijewski Model, The Altman Model, Dan The Springate
Model). Skripsi UII. Yogyakarta.
Hartono, M. Jogiyanto. 2007. Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Edisi 5.
BPFE. Yogyakarta.
Husnan, Suad. 1984. Manajemen Keuangan - Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Pendek. BPFE-UGM. Yogyakarta.
Indra. 2011. Analisa Rasio Keuangan Model Springate Untuk Memprediksi
Kebangkrutan pada Perusahaan Tekstil dan Garmen di Bursa Efek
Indonesia. (Skripsi). IBI Dharmajaya. Bandar Lampung.
Kasmir. 2002. Bank & lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.
Njo, Anastasia., Widiastuti, Yanny & Wijayanto, Imelda. 2003. ”Analisis Faktor
Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di
BEJ”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. No 3 Vol 2 Nop 2003.
Permana, Fajar Galih. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran
Perusahaan terhadap Return Saham Perbankan yang terdaftar di BEI
tahun 2004-2008.(Skripsi). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rifki, Muhammad. 2009. Analisis Perbandingan Model Prediksi Financial
Distress Altman, Ohlson, Zmijewski, dan Springate dalam Penerapannya
di Indonesia. Skripsi Sarjana. Universitas Indonesia. Jakarta..
Sadgrove, Kit. 2006. “The Complete Guide Business Risk Management”. Gower
Publishing Company: Burlington. England.
Sands E., Springate G., Turgut V. 1983. Predicting Business Failures. CGA
Magazine. Page 24-27.
Setyarno, Eko Budi, Januarti, Indira & Faisal. 2006. “Pengaruh Kualitas
Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini audit tahun sebelumnya,
pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern”. Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang.
Springate, Gordon L.V. 1978. Predicting the Possibility of Failure in a Canadian
Firm. Unpublished M.B.A. Research Project, Simon Fraser University.
Srinivasan dan Sundari, C. U. Tiripura. 2011. Dimension of financial
performance of cement units in south india - an emphirical study (z score
analysis). International Journal Of Research In Commerce &
Management.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Wahyudi, Sugeng. 2003. Pengukuran Return Saham, Jurnal Ekonomi, Suara
Merdeka.
Widyastuti, Rini. 2006. Analisis Kinerja Keuangan Pendekatan Altman dan
Pengaruhnya terhadap harga saham pada perusahaan jasa go public di
Bursa Efek Jakarta. (Skripsi). Universitas Diponegoro. Semarang.
www.bankruptcyation.com
www.idx.co.id
www.ijrcm.org.in
__________. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. BPFEUGM. Yogyakarta.
__________. 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung.
Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Download