Series: Sermon Series Title: Rahasia Gereja Salib dan Penderitaan Part: 2 Speaker: Dr. David Platt Date: 6 April 2012 Text: "Pesan berikut adalah dari Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills." RAHASIA GEREJA SALIB DAN PENDERITAAN TUJUH PULUH LIMA TEKS KUNCI TEOLOGI ALKITABIAH TENTANG KEJAHATAN DAN PENDERITAAN Pentateukh 1. Kejadian 1-11: Dasar-Dasar Esensial Página (Page) 1 Sifat Allah... Di sini kita pergi, tujuh puluh lima teks kunci: teologi Alkitabiah tentang kejahatan dan penderitaan, dimulai dengan kitab Pentateukh. Pentateukh adalah lima kitab pertama di dalami Perjanjian Lama. Nomor 1, Kejadian 1-11: dasar-dasar esensial yang mendasari segala sesuatu yang kita lihat tentang penderitaan di dalam Alkitab. Kita akan mulai dengan sifat Allah. Kejadian 1:27 mengatakan, "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Dia adalah Pencipta tertinggi. Kejadian 1:1, "Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi." Allah adalah transenden, melampaui, lebih tinggi segala ciptaan. Dia adalah Raja yang berdaulat, yang berarti bahwa Ia memiliki otoritas atas semua ciptaan. Pengarang ciptaan memiliki otoritas atas ciptaan, Dia memiliki semua hak. Orang-orang abad ke 21 tidak memiliki hak, Tuhan memiliki semua hak. Dia adalah Hakim yang adil yang menetapkan hukum-hukum-Nya untuk memerintah ciptaan-Nya. Dalam Kejadian 2:16-17, Dia memberi Hukum-Nya, dan ketika manusia melanggar hukum itu, Ia menghakiminya dengan benar dan sesuai. Dikatakan, " Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." Tetapi pada saat yang sama, Dia adalah Juruselamat yang penuh belas kasihan yang mengasihi dan menyediakan ciptaan-Nya. Kejadian 3:21, "Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka." Sifat Ciptaan… Inilah sifat Allah. Sekarang, mari kita lihat sifat ciptaan. Segala sesuatu di dalam ciptaan diciptakan oleh Firman Allah. Dia berfirman, dan jadilah demikian. Segala sesuatu di semua ciptaan ditopang oleh kuasa Allah. Allah memegang bintang di tempat mereka. Allah mengatakan kepada lautan dimana harus berhenti dan tanah dimana harus memulai. Matahari dan bulan bergerak, dan tanaman bertumbuh, dan binatang-binatang diberi makan sesuai dengan kuasa Allah. Sifat Manusia… Ini adalah sifat ciptaan, yang mengarah ke sifat manusia. Manusia diciptakan menurut gambar Allah. "Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka Página (Page) 2 berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Kejadian 1:26. Apa artinya bagi kita diciptakan menurut gambar Allah? Ini berarti kita adalah refleksi Allah yang unik. Kita benar-benar bergantung pada Tuhan, dan pada akhirnya kita bertanggung jawab kepada Allah. Kita telah diciptakan menurut gambar Allah, dan kita telah diciptakan untuk tujuan Allah. " Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kejadian 1 : 28). Manusia diciptakan untuk menikmati hubungan dengan Tuhan, untuk mengalami berkat-Nya, untuk memerintah atas semua ciptaan dengan kekuasaan, untuk memancarkan kembali kemuliaan Allah sampai ke ujung-ujung bumi dan melipatgandakan gambar Allah di mana-mana. Ini adalah sifat manusia. Sifat Setan… Kemudian, lihatlah sifat setan. Lihat penjelasan Yesaya tentang kejatuhan iblis di dalam Yesaya 14:13-15. Berikut ini adalah beberapa kebenaran yang penting, dan ini adalah hal yang besar. Sekarang, ikuti berikut ini: Allah adalah Pencipta, setan adalah ciptaan. Ini tampak jelas, tetapi sangat penting. Setan bukan pencipta tertinggi, tetapi bagian dari ciptaan. Ia berada di pihak kita pembagi Pencipta / ciptaan, yang berarti bahwa Allah berdaulat, setan adalah bawahan. Tuhan memegang kendali, setan dikendalikan. Ini bukan dualisme; ini adalah kekuasaan! Tuhan dan setan bukan dua kekuatan yang sama yang berperang melawan satu sama lain. Setan adalah ciptaan yang bertanggung jawab kepada Allah dan di bawah kendali Allah yang berdaulat. Sekarang, ada dua karakteristik setan yang penting. Setan dapat berbicara dan cerdas. Setan tidak bodoh. Kejadian 3:1 mengatakan, "Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" Setan licik dan cerdik dan tahu di mana/bagaimana menyerang. Dia adalah seorang pembohong yang berbahaya dan pembunuh yang jahat. Dia mengambil Firman Tuhan, dan memutarbalikkannya. Kejadian 3:4-5 adalah contoh yang baik dari hal ini. Dia adalah seorang pembunuh sejak awal. Sifat Dosa… Bagian diatas membawa kita kepada sifat dosa. Seperti yang kita baca di Kejadian 3, kita berpikir tentang Roma 5:12, "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu Página (Page) 3 juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa ..." Peristiwa Kejadian 3 telah mempengaruhi kehidupan setiap kita. Semua dosa dan semua penderitaan di dunia, di dalam seluruh kehidupan kita, kembali ke akarnya yaitu berasal dari satu dosa di dalam Kejadian 3. Jadi pikirkan tentang inti dosa di sini. Dosa termasuk menolak Firman Allah. Inilah yang dilakukan Adam dan Hawa. Mereka menolak otoritas Allah. "Kita bisa makan buah apapun yang kita inginkan, Tuhan tidak berdaulat atas kita," dan mereka menyangkal karakter Allah, kebaikan-Nya, hikmatNya dan kuasa-Nya. Kemudian, lihatlah konflik yang disebabkan oleh dosa. Ada konflik antara manusia dan Tuhan. Ada rasa bersalah di hadapan Allah. Kejadian 3:7 mengatakan, "Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat." Rasa malu, yang menyebabakan bersembunyi dari Allah. Kita melihat pria dan wanita tanpa rasa malu sebelum jatuh dalam dosa di dalam Kejadian 2:24-25. Ia mengatakan, "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu." Kemudian di dalam Kejadian 3:8, kita melihat rasa malu yang datang sebagai akibat dari dosa. Ia mengatakan, "Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.” Inilah konflik antara manusia ciptaan. Pada akhirnya, lihatlah konsekuensi dari dosa. Di satu sisi, Saudara mendapatkan kematian rohani yang langsung. Manusia diusir dari hadirat Allah yang menyenangkan. Jadi, Saudara mendapatkan kematian rohani yang langsung dan pada akhirnya kematian jasmani. Pembayaran akhir untuk dosa adalah kematian. Kejadian 5:5 mengatakan, "Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.” Saudara baca Kejadian 5, dan Saudara hanya melihat bagian ulangan yang sring muncul lagi dan lagi... " “Dia meninggal ..." "Dan dia meninggal ..." Apakah Saudara melihat efek dari dosa dari permulaan Alkitab? Dari dosa datanglah penderitaan dan kematian. Kebutuhan Penebusan… Yang memimpin dari awal Alkitab sampai kepada kebutuhan akan penebusan. Oh, jangan lewatkan ini. Alkitab harusnya berakhir dalam Kejadian 11. Tuhan benar-benar adil dan sungguh-sungguh benar dan sungguh-sungguh baik untuk mengakhiri cerita di Kejadian 11 ini. Tidak ada alasan mengapa kita harus memiliki bab-bab lainnya, dan inu sungguh-sungguh tepat bagi Allah untuk meninggalkan manusia di Página (Page) 4 dalam rasa bersalah kita, di dalam rasa malu, dan di dalam ketakutan kita. Allah adalah benar-benar kudus. Manusia telah memberontak melawan Dia, dan jika kita menginginkan keadilan dalam bentuk apapun, maka itu berarti hukuman mati atas diri kita sendiri dan terpisah dari Pencipta kita kekal untuk selama-lamanya, dan Tuhan akan sungguh-sungguh tepat melakukan hal itu. Tetapi puji Tuhan! Kejadian 1-11 juga memberi kita sekilas kasih karunia. Di dalam Kejadian 3:14-15, kita mendapati janji Kristus. Ia mengatakan, "Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Kristus yang akan datang dari wanita, dan di dalam proses meremukkan ular tersebut, Ia akan menghancurkan kepala ular. Janji Ilahi di dalam bab ketiga dari Alkitab mengatakan bahwa suatu hari, setan akan diinjak-injak, dan Kristus akan menang atas dosa dan kematian. Lihatlah janji Kristus dan hadirnya sebuah perjanjian. Tuhan, dalam Kejadian 6:17-18, setelah banjir, masuk ke dalam hubungan dengan ciptaan melalui Nuh, berjanji untuk tidak melakukan penghakiman semacam itu ke atas bumi lagi. Ia mengatakan, "Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa. Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anakanakmu.” Kejadian 1-11 memberi kita sekilas kasih karunia, dan Kejadian 1-11 membiarkan kita untuk memegang harapan, bahwa suatu hari iblis akan dikalahkan, dan suatu hari dosa akan dihancurkan. Suatu hari, ciptaan Allah akan diperbaharui. Umat Allah akan diselamatkan, dan suatu hari nama Tuhan akan dipuji. Ini adalah harapan yang mendorong di bagian sisa Alkitab, dan di bagian akhir, harapan ini berpusat Kristus. Dari masalah ini ke depan, Alkitab adalah kisah penebusan yang terbentang dari penciptaan di dalam Kejadian 1-2, untuk penciptaan kembali di dalam Wahyu 21-22. Ini adalah bagian akhir Alkitab, dan kisah di antara bagian ini adalah penebusan, dan penebusan tersebut hanya mungkin melalui Seorang Penebus, yang berarti bahwa sisa dari cerita ini, dari awal sampai akhir, berkisar pada Yesus sendiri. Simpanlah ini dalam pikiran Saudara. 2. Kejadian 37-50: Penderitaan dan Pemeliharaan Tuhan Página (Page) 5 Gambaran Yusuf… Teks kedua, dan saya berjanji teks kedua ini tidak akan sepanjang teks yang pertama, tetapi ini merupakan teks dasar untuk segala sesuatu yang lain. Oke, Kejadian 37:50: penderitaan dan pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan Yusuf. Kejadian 37:3-11mengatur tahapannya untuk tiga belas bab berikutnya. Kejadian 37-50 memberikan kepada kita banyak gambaran dari diri Yusuf. Dia adalah anak kesayangan ayahnya, dan sebagai akibatnya, dia dibenci saudara-saudaranya. Saudara-saudaranya membawanya dan pada awalnya, mereka merencanakan untuk membunuh dia, tetapi kemudian memutuskan untuk menjual dia sebagai budak. Dia menjadi budak di tanah asing, Mesir untuk lebih spesifiknya. Kejadian 37:25-28 memberikan catatan tentang bagaimana Yusuf berakhir di Mesir. Disini kita melihat dia sebagai hamba suci, melawan dosa dan godaan, karena ia berlari dari istri Potifar ketika dia mencoba merayunya di dalam Kejadian 39:6-15. Sebagai akibatnya, dia merasa malu, dan ia menuduh Yusuf melakukan kejahatan terhadap dirinya, dan Yusuf menjadi tahanan karena difitnah, terjebak di dalam penjara selama tiga belas tahun. Tetapi melalui serangkaian karakter teduh Yusuf yang pantas disini, Tuhan memindahkan dia dari penjara, dan dia menjadi pemimpin atas seluruh tanah Mesir, ditinggikan di rumah Firaun, penyelenggara dan penguasa untuk distribusi makanan di tengah-tengah kelaparan. Keluarga Yusuf datang mencari makanan, dan Yusuf menjadi saudara yang menyembuhkan, memaafkan saudara-saudaranya atas apa yang telah mereka lakukan kepadanya, dan menggunakan sumber daya Mesir yang dimilikinya untuk menyediakan makanan bagi mereka. Kejadian 43:8-10 memberikan catatan sebelum mereka kembali ke Mesir untuk kedua kalinya. Setelah tiba di sana untuk kedua kalinya, Yusuf memasukkan cangkir perak di dalam karung anak yang bungsu supaya saudara-saudaranya datang kembali dan membawa ayah mereka. Dengan demikian di akhir cerita, ia menjadi anak yang bersatu kembali dengan ayahnya Yakub. Kejadian 46:28-30. Pemeliharaan Tuhan… Sekarang, seluruh cerita ini diberikan kepada kita di dalam Alkitab untuk menunjukkan kepada kita pemeliharaan Allah di tengah-tengah kejahatan dan penderitaan. Di dalam seluruh jatuh bangun, godaan dan pencobaan,yang dialami Yusuf, kita melihat Allah sebagai Tuhan yang selalu hadir. Kita melihat Allah Página (Page) 6 yang hadir bersama dengan Yusuf di rumah Potifar. Kejadian 39:2-3, "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya.” Di tengah-tengah penderitaannya, Yusuf tidak pernah sendirian. Allah adalah Tuhan yang selalu hadir, dan Allah adalah Raja yang selalu cerdik mengatasi penderitaan. Raja yang selalu cerdik. Ketika Yusuf menyatakan dirinya kepada saudara-saudaranya ketika mereka datang mencari makanan, kita sebagai pembaca, mengharapkan Yusuf membiarkan mereka mendapatkan apa yang telah mereka lakukan kepadanya, tetapi dengarkan apa kata Yusuf. I ni sangat mengherankan. Siapa yang mengutus Yusuf ke Mesir, saudara-saudaranya atau Tuhan? Tuhan melakukannya melalui saudara-saudaranya. Ini adalah teman-teman yang tidak bisa dijelaskan: kedaulatan ilahi. Allahlah yang mengutus Yusuf ke Mesir sebagai budak, Allah yang melakukannya. Yusuf membuatnya menjadi jelas: Allah yang melakukannya. Mazmur 105:16-17 mengatakan, "Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.” Pada saat yang sama, saudara-saudaranya menjual dia yang membuat Yusuf menjadi seorang budak—tanggung jawab manusia. Mereka menjual dia, kan? Mereka yang melakukannya. Jadi lihatlah kesimpulan akhir di sini: tanggung jawab manusia tidak dapat diabaikan. Kakak-beradik ini bertanggung jawab atas tindakan jahat menjual saudara mereka kepada perbudakan dan kemudian berbohong tentang hal itu. Mereka berdosa, dan mereka harus bertanggung jawab. Pada saat yang sama, kehendak Allah tidak dapat digagalkan. Allah melakukan semuanya. Tuhan merancang Yusuf dijual ke perbudakan, Allah yang melakukannya. Dia adalah Raja yang selalu cerdik, dan menunjukkan Diri-Nya, ketiga, sebagai Juruselamat yang selalu setia. Mengapa Allah merancang ini? Karena Allah menepati janji-janji-Nya kepada umat-Nya. Dengarkan apa yang Tuhan beritahukan kepada Abraham, kembali ke Kejadian 15:13-16. Inilah yang Tuhan lakukan di sini. Ini persis dengan apa yang Dia katakan kepada Abraham bahwa Ia akan melakukannya. Dia mengirim orang-orang-Nya ke Mesir. Tuhan menepati janji-janji-Nya, dan Allah memelihara umat-Nya. Oh, jangan lewatkan ini. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa di dalam Kejadian Página (Page) 7 3, kita maju dengan cepat ke daftar bangsa-bangsa di dalam Kejadian 10, dan ada 70 bangsa yang tersebar sebagai akibat dari menara Babel. Semuanya berantakan, tetapi kemudian di dalam Kejadian 12, tepat setelah bangsa-bangsa tersebar dalam pemberontakan melawan Allah, kita melihat Allah memanggil Abraham keluar dan membentuk satu bangsa, umat-Nya, bagi Diri-Nya. Periksalah bagian ini: Semua cerita ini mengarah ke bagian akhir kitab Kejadian, di dalam Kejadian 46:27, "Anak-anak Yusuf yang lahir baginya di Mesir ada dua orang. Jadi keluarga Yakub yang tiba di Mesir, seluruhnya berjumlah tujuh puluh jiwa." Jumlah negara yang dijelaskan di dalam Kejadian 10 adalah 70 bangsa, dan jumlah keturunan Israel adalah 70, dan Ulangan 32:8 mengatakan, "Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel." Jadi, kisah kitab Kejadian dimulai dengan umat Allah, Adam dan Hawa, tinggal dengan aman dan sejahtera di tanah Eden. Semuanya hancur karena kejatuhan manusia ke dalam dosa, tetapi di bagian akhir kitab Kejadian, karena semua yang telah terjadi dalam kisah Yusuf, kita melihat umat Allah yang baru, bangsa Israel, tinggal dengan aman di tanah yang makmur yaitu Mesir. Tuhan memelihara umatNya bagi Diri-Nya. Tujuannya Bagi Kita… Sekarang, tujuan dari semua ini bagi kita adalah: terutama ketika kita berjalan melalui penderitaan, dan kita bertanya-tanya, "Tuhan, apa yang Engkau lakukan dalam hidup saya?" sama seperti yang Yusuf lakukan. "Aku mengikuti Engkau dan mempercayai Engkau. Mengapa aku dijual ke perbudakan? Aku berdiri teguh dalam kekudusan, mengapa aku di penjara selama bertahun-tahun?" Ketika Saudara dan saya mengajukan jenis pertanyaan seperti ini, "Mengapa hal ini terjadi?" ingatlah ini: kita memiliki Tuhan yang menyertai kita. Tuhan yang sama yang kehadirannya menyertai Yusuf di dalam lubang sumur dimana ia dijual, dan di rumah di mana ia melayani, di dalam penjara dimana ia dilemparkan, sebelum Firaun memanggilnya, adalah Allah yang sama yang hadir bersama dengan Saudara, saudara-saudaraku. Allah menyertai Saudara di dalam kemuliaan Saudara. Ketika segala sesuatu berjalan dengan baik, Allah menyertai Saudara. Allah juga menyertai Saudara di dalam kehinaan yang Saudara alami. Ketika hal-hal yang paling buruk dalam hidup mereka, ketika tidak ada sesuatupun yang benar, ketika Saudara berpikir Saudara sendirian, ingatlah bahwa Saudara tidak pernah sendirian. Dia merancang berbagai keadaan. Saudara pikirkan tentang kehidupan Yusuf, dan Saudara dapat mengambil salah satu dari sejumlah insiden yang terjadi padanya, dan Saudara bisa menulisnya sebagai Página (Page) 8 "tragedi" untuk semua kejadian tersebut. Namun, bila Saudara menempatkan kejadian-kejadian tersebut secara bersama-sama, Saudara akan melihat sebuah gambaran yang indah dari apa yang Tuhan lakukan. Pikirkan tentang Yusuf di penjara. Dia mengatakan kepada juru minum apa arti mimpinya, dan kemudian dia berkata, "Tolong jangan lupakan aku." Juru minuman itu melupakan dia. Nah, puji Tuhan dia melupakan Yusuf, sehingga hanya pada saat yang tepat, ketika Firaun membutuhkan mimpinya untuk ditafsirkan, juru minuman yang telah melupakan Yusuf hanya kebetulan berdiri di sana pada saat itu, dan berkata, "Saya tahu seorang pria yang bisa membantu Tuan mengartikan mimpi Tuan." Saudara tidak merencanakannya! Jadi, sadarilah ini: ketika Saudara atau saya bertanya, "Tuhan, apa yang Engkau lakukan dalam hidup saya?" Jawabannya mungkin hanya melibatkan apa yang Tuhan lakukan dalam kehidupan orang lain, dan apa yang Tuhan lakukan dalam hidup Saudara dapat menjadi bagian integral dari apa yang Tuhan lakukan dalam hidup mereka dan sebaliknya. Allah mengatur berbagai keadaan dalam diri bermacam-macam orang untuk berbagai tujuan. Tuhan membawa Yusuf ke titik kerendahan hati dan sukacita dan kegembiraan. Allah membawa anak-anak Yakub ke titik pengakuan. Tuhan membawa Yakub sendiri ke titik pemenuhan janji, dan bagi umat Tuhan, semua tujuan tersebut pada akhirnya baik. Ini adalah pokok di dalam Kejadian 50:20. Berdasarkan kenyataan ini, saya ingin mengingatkan Saudara tentang sebuah kebenaran yang akan kita lihat di seluruh Alkitab: Pemeliharaan Allah adalah satu-satunya dasar untuk merangkul perasaan sakit dalam kehidupan. Ada banyak orang saat ini, bahkan beberapa orang yang mengaku Kristen, yang mengatakan bahwa Allah tidak berdaulat atas setiap detail, bahwa Allah tidak memegang kendali, dan Tuhan tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Saya ingin Saudara melihat apa pandangan dunia yang palsu ini. Bayangkan Yusuf dalam pandangan dunia ini, memikirkan dirinya sendiri sebagai korban dari kesempatan yang tanpa harapan. Saudara-saudaranya menjual dia, dia dijebloskan ke penjara, dan Allah bersama dengan dia, tetapi apa yang sebenarnya terjadi? Jika Tuhan tidak bisa menjaga dia supaya tidak dilemparkan kesana, maka tidak ada jaminan dia akan bisa keluar. Allah tidak yakin bagaimana cerita ini akan berakhir, sehingga Yusuf tidak akan mempunyai alasan untuk berharap dalam segala macam masa depan yang lebih baik. "Kita hanya akan melihat apa yang terjadi ..." Itulah harapannya, tetapi tidak, ini bukan apa yang dipegang oleh Yusuf, karena Yusuf mengetahui pemeliharaan Tuhan, dan Yusuf mengetahui bahwa Tuhan merancang semua detail hidupnya menuju kepada tujuan yang baik dan mulia , bahkan rincian kehidupan yang terburuk sekalipun. Página (Page) 9 Apa artinya bahwa Dia melakukan yang jahat dan mengubahnya menjadi kebaikan. Pikirkan hal ini! Bahkan perkataan orang fasik dan tindakan orang-orang berdosa pun tidak menginginkan apa-apa selain menyakiti Saudara, Allah pada akhirnya akan menggunakannya untuk kebaikan. Tuhan melakukan yang jahat dan mengubahnya menjadi kebaikan, dan Tuhan menggunakan penderitaan dan mengubahnya menjadi kepuasan. Alasan yang bisa Saudara ketahui adalah karena kita memiliki Seorang Juruselamat yang akan menebus kita. Jangan lewatkan hubungan di dalam cerita ini. Allah menggunakan sebuah dosa besar untuk memelihara umat-Nya di dalam kitab Kejadian. Allah menggunakan anak-anak yang ingin membunuh saudara mereka, yang menjual saudara mereka sebagai budak. Dapatkah Saudara membayangkan kengerian dosa ini? Menjual Saudara sendiri sebagai budak kepada seorang kafilah asing, tetapi Allah menggunakannya untuk memelihara umat-Nya, mengatur tahap untuk suatu hari ketika Allah akan menggunakan dosa orang-orang yang menfitnah dan mengumpat Yesus dan menjatuhi hukuman mati dan Tuhan Yesus dipakukan di atas kayu salib untuk menyelamatkan umat-Nya selama-lamanya. Segala sesuatu di dalam sejarah menunjuk kepada Jumat Agung, bukan? Kisah di dalam Kejadian 37-50 mengatur tahapan dimana suatu hari hari ketika Allah akan menggunakan sebuah dosa besar untuk menyelamatkan umat-Nya untuk selama-lamanya. Pikirkan tentang hal ini: di kedua cerita, Allah menggunakan dosa-dosa para perusak dan menjadikannya sarana pembebasan mereka. Tuhan menggunakan dosa saudara 'untuk membebaskan saudara-saudara, dan dengan cara yang sama yang indah, tidak terlukiskan, Allah menggunakan dosa orang-orang yang memaku Yesus di atas kayu salib untuk benar-benar membuat jalan bagi mereka supaya diampuni dari dosa-dosa mereka. Pikirkan tentang saudara-saudara Yusuf, yang berdiri di hadapan Yusuf yang telah disakiti hatinya, dan ia menangis, dan Yusuf berkata kepada mereka, "Mendekatlah. Karena dosa yang sudah engkau perbuat terhadap aku, aku sekarang bisa menyelamatkan engkau." Ini hal yang sama yang kita lihat dalam Injil. Kita berdiri di hadapan Yesus, Juruselamat kita yang telah kita sakiti, dan Ia berkata kepada kita, "Mendekatlah. Karena dosa-dosamu terhadap aku, Aku sekarang bisa menyelamatkan engkau. " Jangan lewatkan janji. Di seluruh cerita ini, ada interaksi antara Yusuf dan saudaranya Yehuda. Ini adalah ide Yehuda untuk menjual Yusuf ke dalam perbudakan dari pada meninggalkan dia mati. Yehuda bersikeras supaya saudara-saudaranya kembali ke Yusuf untuk kedua kalinya, dan pada akhirnya, sebagai akibat dari apa yang telah Tuhan lakukan melalui Yusuf, Yehudalah yang memimpin umat Allah ke tanah Mesir, dan di tanah ini Yakub memberkati anaknya. Página (Page) 10 Sekarang, kepada Yehudalah anak-anak ayahnya akan sujud. Yehudalah yang akan menjadi singa. Garis keturunan Yehudalah yang akan mendapatkan kekuasaan. Tongkat penguasa, yang merupakan tanda dari seorang raja, tidak akan beranjak dari Yehuda. Yehudalah yang suatu hari akan mendapatkan huruf besar “K” (Raja), dari garis keturunannya semua bangsa akan taat. Maksud dari cerita ini pada akhirnya untuk memelihara garis Yehuda, karena suatu hari Allah akan menggunakan Singa Yehuda dan membuatnya menjadi Anak Domba yang disembelih itu. Janji di dalam Kejadian 49:8-10 pada akhirnya dipenuhi di bagian akhir, dimana di dalam Wahyu 5:5-6. Oh, jangan lewatkan pokok dari cerita ini. Pada akhirnya, Yusuf di dalam Alkitab adalah untuk menunjukkan kita kepada Yesus. Pikirkan tentang semua gambaran Yusuf, dan kemudian pikirkan tentang gambaran Yesus. Putra-Nya yang dikasihi-Nya datang ke dunia dan dihina oleh saudara-saudaranya, sesama-Nya manusia. Ia telah merendahkan diri dan menjadi budak di negeri asing. Murni dan benar dalam segala hal, Dia difitnah dan dihukum mati. Allah melakukan hal ini. Dia memerintahkan pembunuhan berdosa terhadap Anak-Nya yang tunggal sehingga Dia bisa diangkat menjadi Tuhan atas semua negeri, dan melalui penderitaan-Nya, Dia mampu memulihkan saudara-saudaraNya yang telah berdosa terhadap-Nya, yaitu Saudara dan saya, hanya untuk dipersatukan kembali dengan Bapa-Nya. Hubungan ini tidak sempurna dan rinciannya tidak tepat, tetapi tujuan dari kisah Yusuf adalah untuk menunjukkan kita kepada supremasi Yesus, dan untuk memberi kita harapan. Oh, saudara-saudara, berpeganglah kepada harapan ini yang didasarkan pada akhir cerita dalam kehidupan Yusuf. Bersama dengan semua saudara-saudara Yusuf di sekelilingnya dan menikmati tanah Mesir, ketahuilah: akan datang hari ketika kita akan dipulihkan secara lengkap kepada Yesus Juruselamat kita, di mana kita akan bergabung dengan-Nya dan dengan Bapa di negeri di mana tidak ada kesedihan dan tidak ada lagi penderitaan dan tidak ada lagi dosa dan tidak ada lagi kesedihan, dan ketahuilah, yakinlah bahwa Tuhan akan menggunakan setiap keadaan, setiap kejadian, dan setiap detail, tidak peduli apapun itu di dalam kehidupan Saudara untuk mengadakan hari dengan anugerah-Nya dimana kita akan bergabung bersama dengan Dia di hadirat-Nya kekal selama-lamanya. Dalam cerita ini penebusan yang agung ini, Dia yang telah menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita suatu hari akan memuliakan kita bersama dengan Dia. Inilah penderitaan dan pemeliharaan. 3. Keluaran 3: Tuhan yang Melihat Penderitaan Kita Página (Page) 11 Pernyataan Tuhan Di Tengah-tengah Penderitaan… Teks ketiga: Tuhan yang melihat penderitaan kita. Sebuah perspektif yang benar tentang penderitaan tergantung pada perspektif yang benar tentang Allah, dan Keluaran 3 adalah salah satu pernyataan yang paling jelas tentang siapa Allah itu, yang datang kepada umat-Nya di tengah-tengah penderitaan. Maka kita perlu berpikir mendalam tentang identitas Tuhan, ketika Tuhan menyatakan diri-Nya kepada umatNya di tengah-tengah penderitaan sebagai “AKU YANG AGUNG.” Jadi lihatlah pernyataan Allah di tengah-tengah penderitaan di dalam Keluaran 3. Umat Allah menderita sekarang sebagai budak di Mesir, dan Allah datang kepada Musa, orang yang telah dipilih Allah untuk membebaskan umat-Nya keluar dari Mesir, dan Allah telah membuat Musa tahu bahwa Dia adalah kudus. Di tengah-tengah penderitaan, Tuhan berkata, "Aku adalah kudus." “Tempat di mana engkau berdiri, semak yang terbakar, adalah tanah yang kudus." Karena Allah adalah kudus berarti bahwa Dia benar-benar unik. Ia benar-benar terpisah, dan Dia benar-benar murni. Tuhan berkata, "Aku kudus, dan Aku murah hati." Keluaran 3:7-10, Tuhan berkata, "Aku telah melihat penderitaan umat-Ku. Aku telah mendengar teriakan mereka, dan Aku telah turun untuk membebaskan mereka." Allah melihat penderitaan kita. Ia mendengar teriakan kita. Dia tahu penderitaan kita, dan Dia ingat perjanjian-Nya. Ini adalah apa yang telah dijanjikan Allah. Ingat Kejadian 15:13-16. Saudara tidak dilupakan oleh Tuhan! Dia melihat Saudara, Dia mengenal Saudara, Dia mendengar Saudara terluka, dan Dia mengingat kasih-Nya yang besar terhadap Saudara. Dia tidak pernah melupakan umat-Nya. Aku kudus, Aku murah hati, dan Aku selalu hadir. Keluaran 3:11-12, "Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini." Berkali-kali, kepada kepala keluarga ini, Allah mengatakan kepada mereka, "Aku akan menyertai engkau." Sekarang, Dia datang kepada Musa, dan Dia berkata, "Pergilah ke Fir'aun, dan bawalah umat-Ku keluar dari Mesir." Sekarang tempatkan diri Saudara sendiri sebagai Musa sejenak di sini. Saudara adalah seorang gembala di lapangan, dan Saudara harus pergi ke Página (Page) 12 seorang penguasa yang paling kuat di negeri tersebut dan berkata, "Biarkanlah semua budak-budak tuan pergi bersama saya." Maka Musa berkata, "Siapakah aku ini sehingga aku harus melakukan ini?" Saya suka bagaimana Tuhan meresponinya. Perhatikan apa yang tidak Tuhan lakukan. Dia tidak mengatakan, "Nah, kamu dilatih di istana Firaun, kamu telah belajar banyak pelajaran yang baik di sini di padang gurun, kamu mirip seperti orang Mesir untuk menghadapi orang-orang Mesir dan mirip seperti orang Ibrani untuk mengasihi orang-orang Ibrani. Kamu adalah tembakan terbaik yang kita miliki." Bukan begitu. Tuhan berkata, "Aku akan menyertai engkau." Dia berkata, "Aku berkuasa penuh." Dia mengubah tongkat Musa menjadi ular, dan Dia berjanji untuk menggunakan air dari sungai Nil dan mengubahnya menjadi darah. Tuhan dapat melakukan apapun yang Dia inginkan. Dia berkuasa penuh. Yesaya 40:28 mengatakan, "Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya." Tuhan berkata, "Aku ada dengan sendirinya " Dia tidak memiliki asal. Keluaran 3:1314 mengatakan, "Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? —apakah yang harus kujawab kepada mereka?" Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." Ketika Tuhan berkata, “AKU ADALAH AKU,” Dia sedang menunjuk kepada fakta bahwa Ia sudah ada dan selalu ada. Allah tidak berutang keberadaan-Nya kepada siapa pun atau apa pun. Dia tidak diciptakan. Dia tidak dibuat menjadi ada. Dia sudah ada dan selalu ada. Tuhan berkata, "Aku adalah kekal." Tuhan tidak mempunyai awal, tanpa akhir, tanpa masa lalu, dan tanpa masa depan. Mazmur 90:1-2, "Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.” Dia adalah “dari kekal sampai kekal" Dia adalah Allah. Seperti semak yang terbakar, Tuhan tidak pernah kehabisan bahan bakar. Kemuliaan-Nya tidak pernah redup, dan keindahan-Nya tidak pernah memudar. Dia menjanjikan pembebasan, penebusan, adopsi, dan kepemilikan Tanah Perjanjian. Tuhan berkata, "Aku akan menunjukkan Diri-Ku setia pada janji-janjiKu." Dia berdaulat. Tepat setelah ini, Musa menghadapi perlawanan dari orang-orang Israel, dan ia akan menghadapi perlawanan lagi dan lagi, tetapi Saudara lihat Keluaran 3:19-20, dan Saudara melihat kedaulatan Allah. Tuhan berkata, "Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kamu Página (Page) 13 pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat. Tetapi Aku akan mengacungkan tangan-Ku dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya; sesudah itu ia akan membiarkan kamu pergi.” Ini jaminan. "Musa, ia akan membiarkan kamu pergi." Bagaimana Tuhan tahu itu? Bagaimana Tuhan memastikannya? Karena Dia berdaulat, saudara-saudaraku. Allah tidak mengejar hal ini karena Dia pergi bersama dan berharap ternyata baik-baik saja bagi umat-Nya. Dia mencapai tujuan yang telah Ia buat sejak dari awal Alkitab. Dia berdaulat, Dia adil. Pada akhir Keluaran 3, Allah berbicara tentang bagaimana Israel akan menjarah Mesir, dan Israel akan meninggalkan Mesir dengan segala macam kekayaan dan harta. Jangan lewatkan gambaran di sini. Dalam situasi di mana Israel sedang tidak diperlakukan dengan tidak adil, tidak adil diperlakukan sebagai budak tahun demi tahun, di sana akan datang hari, Tuhan berkata, ketika keadilan akan dituntut. Kita harus berhati-hati untuk tidak mengevaluasi keadilan Allah dalam jangka pendek. Tuhan akan menyatakan keadilan-Nya pada akhirnya dan benar-benar dalam waktu-Nya yang sempurna. Dia berdaulat, Dia adil. Di bagian akhir Keluaran 3, Allah berbicara tentang bagaimana Israel akan menjarah Mesir, dan Israel akan meninggalkan Mesir dengan segala macam kekayaan dan hartanya. Jangan lewatkan gambaran di sini. Dalam situasi di mana bangsa Israel sedang diperlakukan dengan tidak adil, diperlakukan dengan tidak adil sebagai budak tahun demi tahun, akan datang hari dimana Tuhan berkata, keadilan akan dituntut. Kita harus berhati-hati untuk tidak mengevaluasi keadilan Allah dalam jangka waktu yang pendek. Pada akhirnya Tuhan akan menyatakan keadilan-Nya dan benar-benar di dalam waktu-Nya yang sempurna. "Aku kudus, Aku berbelaskasihan, Aku selalu hadir, Aku maha kuasa, ada dengan sendirinya, mandiri, abadi, tidak berubah, setia, berdaulat, dan adil, semua ini mengarah ke pernyataan yang berani dan jelas : Aku, Yahwe, TUHAN, adalah Allah, dan tidak ada Allah lain selain Aku." Keluaran 20:1-3,"Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” Respon Kita Di Tengah-tengah Penderitaan… Jadi, bagaimana kita harus meresponi pernyataan ini di tengah-tengah penderitaan? Letakkan iman dan pengharapan Saudara kepada Allah. Saudara-saudara, tidak seorangpun dan tidak ada sesuatu pun yang layak bagi iman dan pengharapan Saudara. Ini akan menjadi pengakuan yang kokoh bagi umat Tuhan di dalam Perjanjian Lama: Allah adalah Tuhan. Ulangan 6:4-5 mengatakan, “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan Página (Page) 14 segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” Tetapi, ini bukan akhir cerita. Realisasi Perjanjian Baru yang menakjubkan yaitu Yesus adalah Tuhan. Di dalam Yohanes 8:48-59, Yesus menunjuk kepada Diri-Nya sendiri sebagai “AKULAH TUHAN.” Taruhlah iman dan harapan Saudara kepada Tuhan, di dalam Kristus, dan temukan perhentian dan perlindungan Saudara di dalam Tuhan. Mazmur 46:1, "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." Pikirkan tentang konsekuensi dan implikasi dari kebenaran ini. Tidak peduli apa yang terjadi pada Saudara di dunia ini, Allah adalah semua hal-hal ini, dan Tuhan yang berdaulat dan kekal dan abadi dan ada dengan sendirinya dan maha kuasa, adalah Allah yang melihat penderitaan Saudara, yang mendengar teriakan Saudara, dan yang mengenal penderitaan Saudara. Jadi, dorongan praktis bagi kita di dalam penderitaan adalah jelas: tidak fokus pada keadaan yang sulit di sekitar Saudara. Keluaran 5:22-23, "Lalu Musa kembali menghadap TUHAN, katanya: "Tuhan, mengapakah Kauperlakukan umat ini begitu bengis? Mengapa pula aku yang Kauutus? Sebab sejak aku pergi menghadap Firaun untuk berbicara atas nama-Mu, dengan jahat diperlakukannya umat ini, dan Engkau tidak melepaskan umat-Mu sama sekali." Berfokuslah pada karakter Dia yang telah memanggil Saudara. Lebih dari belasan kali dalam kitab Keluaran, Allah hanya mengatakan kepada Musa atau kepada umat-Nya, "Akulah TUHAN." Salah satu contoh adalah Keluaran 6:2, " Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Akulah TUHAN.” Dengarkan ini: hal yang paling penting yang dapat kita miliki ketika kita berjalan melalui masa-masa sulit dalam kehidupan ini dan saat-saat yang membingungkan dalam hidup ini adalah pemahaman dan pengetahuan yang mendalam tentang siapa Allah itu. Ketika ada masalah dalam keluarga, dan kita tidak tahu bagaimana mengatasinya, Tuhan berkata, "Akulah TUHAN." Ketika hubungan rusak, dan sepertinya tampak tidak akan bisa diperbaiki, Tuhan berkata, "Akulah TUHAN." Ketika sepertinya tidak ada yang berjalan dengan baik, dan itu tidak pasti bagaimana jalan keluarnya hal-hal tersebut, Tuhan berkata, "Akulah TUHAN." Ketika Saudara berbaring di tempat tidur rumah sakit, dan Saudara tidak tahu berapa lama lagi waktu yang Saudara miliki, Tuhan berkata, "Akulah TUHAN." 4. Keluaran 12-24: Darah yang Menyelamatkan dari Penderitaan dan Dosa Allah melepaskan anak-anakNya dari penderitaan dengan darah. Oke, mari kita melakukan satu hal lagi. Keluaran 12-24: darah yang menyelamatkan dari penderitaan dan dosa. Ini adalah kisah tentang bagaimana Tuhan, kemudian, menyelamatkan umat-Nya dari penderitaan Página (Page) 15 mereka di Mesir dan kemudian masuk ke dalam suatu hubungan perjanjian dengan mereka. Ada tiga kebenaran utama yng ingin saya soroti. Nomor satu, Tuhan melepaskan anak-anakNya dari penderitaan dengan darah. Setelah mengirimkan sembilan tulah di Mesir, tulah kesepuluh adalah tulah pada anak sulung. Dia berjanji akan menyerang putra sulung di setiap rumah tangga di Mesir, termasuk Israel. Satu-satunya pengecualian yaitu bagi keluarga Israel yang mengambil domba ke dalam rumah dan mengorbankannya, dan kemudian menempatkan darahnya di atas kusen pintu rumah, dimana pengorbanan akan menjadi penggantinya. Kematian tidak akan terjadi di rumah tersebut jika ada darah korban di atas kusen pintu. Jadi, itulah gambaran keseluruhannya. Tuhan menyelamatkan umat-Nya dan menyelamatkan umat-Nya dari penderitaan dengan darah. Jadi lihatlah gambaran Tuhan di sini di Mesir. Dia adalah Hakim yang kudus. Dia menghakimi orang-orang berdosa. Manusia layak menerima kehancuran. Dia bersalah dalam dosa-dosanya dan layak menerima kematian. Keluaran 12:23 mengatakan, "Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.” Pada saat yang sama, lihatlah Tuhan sebagai Juruselamat yang penuh kasih. Dia memberikan kasih karunia-Nya, menyediakan jalan bagi orang-orang untuk menghindari murka-Nya yang disebabkan karena dosa. Ketetapan dari Tuhan di Mesir adalah darah anak domba yang tidak bercacat. Oleh kasih karunia, pengorbanan ini akan diterima Allah. Dan melalui iman, pengorbanan ini diaplikasikan kepada manusia. Bangsa Israel yang percaya kepada darah anak domba untuk menjaga agar mereka tetap aman, pada malam itu, Allah membebaskan mereka dengan darah, di bawah bendera darah. Allah menjamin anak-anakNya, kasih-Nya melalui darah-Nya. Kebenaran kedua yang kita lihat, beberapa bab kemudian, adalah bahwa Allah menjamin anak-anakNya, kasih-Nya melalui darah-Nya. Dalam Keluaran 24:4-11, Tuhan memberi kepada umat-Nya hukum-Nya, dan Dia mengadakan perjanjian dengan mereka, pada dasarnya, seperti meresmikan hubungan pernikahan dengan mereka. Tuhan mengkomitmenkan Diri-Nya sendiri bagi bangsa Israel. Lihatlah pentingnya hukum Tuhan di dalam Keluaran 20:1-17, dimana Dia memberi Sepuluh Perintah Allah kepada mereka. Página (Page) 16 Kemudian lihatlah keindahan dari belas kasihan Allah, karena umat Allah tidak dapat memelihara hukum Tuhan, maka Tuhan menyediakan jalan bagi mereka supaya dosa-dosa mereka diampuni dengan darah. Umat Allah akan diampuni dengan darah korban, dan kemudian Saudara lihat kembali di dalam Keluaran 24, dan Musa memercikkan darah korban ke semua orang sebagai tanda bahwa Allah mengikatkan DiriNya sendiri dengan perjanjian dengan mereka. Maka, umat Allah dilindungi dengan darah korban, dan sekali hal itu terjadi, Kejadian 24 mengatakan mereka memandang ke atas kepada kemuliaan-Nya, dan mereka merayakan kehadiran-Nya. Ketuhanan dan kemanusiaan bertemu dalam persatuan di atas gunung kosmik; yang merupakan pemandangan yang mengagumkan, dan semuanya menjadi mungkin oleh penyembelihan korban; dengan darah. Tuhan menyelamatkan anak-anakNya dari dosa dengan darah. Sekarang mengapa kita memegang kisah ini? Untuk membantu kita mengerti bagaimana Tuhan akhirnya menyelamatkan anak-anakNya dari dosa dengan darah-Nya. Saudara lihat sejak dari permulaan Alkitab sampai di bagian akhir, dan Saudara melihat bahwa sistem pengorbanan ini seluruhnya diadakan untuk membantu kita memahami bagaimana Allah akan mengirimkan Anak-Nya sendiri untuk menderita, untuk menumpahkan darah-Nya untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita dan melepaskan kita dari penderitaan kekal. Oleh kasih karunia, pengorbanan Yesus di kayu salib dapat diterima Allah, dan melalui iman, pengorbanan-Nya diaplikasikan kepada kita. Untuk semua orang yang percaya di dalam darah Kristus, Anak Domba Allah yang menghapus dosa kita, untuk semua yang bersembunyi di bawah bendera darahNya, Saudara akan aman dari penghakiman yang dijatuhkan kepada Saudara dan dibawa ke dalam hubungan dengan Tuhan, di mana kita sekarang melihat kepadakemuliaan-Nya, dan kita sekarang merayakan di dalam kehadiran-Nya. Inilah Perjamuan Tuhan yang semuanya ada di dalam Matius 26:2629. Ingatlah ini: Yesus menderita dan menumpahkan darah-Nya untuk membebaskan kita dari penderitaan kekal. 5. Imamat dan Bilangan: Hukum, Tanah, dan Penderitaan Allah itu kudus Página (Page) 17 Selanjutnya, saya telah menempatkan kitab Imamat dan Bilangan bersama-sama di bawah judul "Hukum, tanah, dan penderitaan." Allah adalah kudus. Pernyataan terkenal dalam Imamat 11:44 adalah, "Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi.” Dari sini kita belajar bahwa kita tidak bisa santai dengan Allah. Seperti Nadab dan Abihu, anak-anak Harun, yang dipukul mati karena mempersembahkan korban bakaran yang bukan wewenangnya di hadapan Tuhan, kita harus menyesalinya di hadapan Allah. Imamat 16:29-31. Dosa mematikan. Allah itu kudus, dan dosa mematikan. Saya menempatkan satu contoh di sini, Imamat 24:10-16, di mana seorang pria menghujat / mengutuk nama Allah, dan sebagai akibatnya dia dirajam sampai mati. Dosa adalah serius, dan jelas di seluruh kitab Imamat dan Bilangan bahwa kecenderungan untuk melakukan dosa dalam diri manusia itu kuat. Umat Allah berdiri di Kadesh-Barnea dalam Bilangan 13-14, dengan Tanah Perjanjian terbentang tepat di depan mereka untuk mereka ambil. Jadi, kecenderungan dalam diri manusia untuk berbuat dosa itu besar, dan umat Allah mengabaikan kebaikan-Nya. Umat Allah meragukan kebesaran-Nya. Mereka menambah masalah-masalah yang berpotensi dan meminimalkan janji-janji yang penuh kuasa. Tuhan telah memberikan janji-janji kepada Abraham di dalam Kejadian 13 dan 15, di tanah tersebut, dan sekarang di tempat tersebut, mereka akhirnya datang ke tanah yang dijanjikan, dan mereka mengatakan, "Kita tidak bisa mempercayai Tuhan." Umat Allah tidak menaati firman-Nya. "Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir." Bilangan 14:4, dan di dalam prosesnya, umat Allah mendiskualifikasi diri mereka dari berkat-Nya, dan karena dosa-dosa mereka, mereka meningkatkan penderitaan mereka. Bilangan 14:35 mengatakan, "Aku, TUHAN, yang berkata demikian. Sesungguhnya Aku akan melakukan semuanya itu kepada segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Aku. Di padang gurun ini mereka akan habis dan di sinilah mereka akan mati." Kecenderungan yang kuat untuk berbuat dosa dalam diri manusia, dan hukuman yang berat atas dosa. Tuhan membantu kita untuk memulihkan rasa beratnya dosa di zaman kita. Diperlukan Pengorbanan. Página (Page) 18 Tuhan membantu kita untuk menyadari betapa mematikan dosa apapun itu, tidak peduli betapa kecil kita menganggap dosa tersebut. Kitab Imamat dan Bilangan menunjukkan kepada kita bahwa Allah itu kudus, dosa mematikan, dan karena itu, sekali lagi, diperlukan pengorbanan. 16 pasal pertama dari kitab Imamat semuanya adalah tentang hal ini. Juga Imamat 17:11 mengatakan, "Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.” Hal ini membawa kepada pemeliharaan utama Allah di dalam Perjanjian Lama: korban tahunan pada Hari Penebusan. Sekarang, ini begitu penting karena mengatur tahapan untuk pemeliharaan Tuhan di dalam Perjanjian Baru: korban yang ada di dalam kematian Kristus. Ibrani 10:10, "Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus." Ada beberapa elemen paralel yang ada di sini: seorang imam memasuki tempat kudus surgawi, tetapi imam ini adalah Yesus. Penulis Ibrani berkata, "Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu. Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.” (Ibrani 9:23-24). Korban tersebut bukan darah seekor binatang, tetapi darah manusia yang tidak berdosa, Yesus. Ibrani 9:11-14. Yesus mengorbankan Diri-Nya sendiri sehingga meskipun Allah melihat dosa-dosa kehidupan kita, Dia puas dengan pengorbanan Anak-Nya. Ini adalah pengorbanan yang akan bertahan selamanya. Oh, lihatlah efek dari pengorbanan-Nya: Penghapusan semua dosa kita. Lalu Ia menambahkan, "dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." (Ibrani 10:17). Yesus yang layak. Jangan lewatkan poin ini: dosa membawa penderitaan, dan kita memerlukan Seorang Juruselamat untuk membawa keselamatan, dan Dialah yang layak. Yesus adalah Imam Besar yang terus-menerus akan mewakili kita di hadapan Allah. Dia terus-menerus akan mewakili kita di hadapan Allah, dan Dia selamanya akan memerintah atas kita, Wahyu 5. Página (Page) 19 6. Ulangan: Allah yang Menimpa Umat-Nya Perjanjian Lama: Berkat dan Kutuk Yang terakhir, Ulangan: Allah yang menimpa umat-Nya. Ini merupakan perspektif yang menarik. Ini benar-benar cepat, tetapi merupakan sebuah perspektif yang menarik tentang penderitaan di dalam Perjanjian Lama yang melibatkan berkat dan kutuk. Dalam Ulangan, yang menceritakan tentang hukum Allah sebelum umat-Nya akhirnya memasuki Tanah Perjanjian, Tuhan menjanjikan berkat untuk ketaatan. Pada saat yang sama, tepat setelah ini, Tuhan mengucapkan kutukan untuk ketidaktaatan. Allah berkatakata dalam Ulangan 28:58-63. Jadi, Tuhan mengatakan kepada umat-Nya bahwa Dia akan membawa penderitaan kepada mereka ketika mereka tidak taat kepada-Nya. Ini dalam banyak hal merupakan kisah di sebagian Perjanjian Lama. Umat Allah tidak mematuhi hukum-Nya berkali-kali. Perjanjian Baru: Salib dan Kutuk Yang membawa kita ke Perjanjian Baru di mana Saudara melihat salib dan kutukan. Galatia 3:10-14 ditulis untuk orang-orang yang berpikir bahwa mereka bisa mematuhi hukum Allah dan mendapatkan kemurahan hati Allah. Kita berada di bawah kutuk hukum Allah, dan ketika Yesus pergi ke kayu salib, Ia datang ke bawah kutuk penghakiman Allah. Galatia 3 merupakan ayat yang mendukung hal ini, Paulus mengatakan bahwa Yesus menjadi kutuk bagi kita, dan ia menyinggung Ulangan 21:23. Ia mengatakan, "... mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu." Ada sebuah kutipan yang luar biasa di sini dari Luther dalam panduan studi Saudara. Dan sebagai akibatnya Dia mengambil kutukan yang seharusnya pantas untuk kita, kita sekarang berdiri dalam genggaman kasih karunia Allah, dan kita punya tiga pilihan. Saudara-saudaraku, kita dapat mengabaikan kutukan dan berpura-pura seperti kita baik-baik saja di hadapan Allah. Kita dapat berusaha untuk mengatasi kutukan. Kita dapat mengikuti peraturan- peraturan dan hukum-hukum agama, mengira bahwa kita mendapatkan kemurahan hati Allah. Orang kadang mengatakan, "Berdoalah dengan doa ini, pergi ke gereja, jadilah orang yang baik, dan kamu akan baik-baik saja pada akhirnya." Tetapi kedua pilihan tersebut memberatkan. Página (Page) 20 Apa pilihan ketiga kita? Kita dapat merangkul kutukan, yaitu, kita dapat mengakui ketidakpatuhan di dalam inti hati kita, dan kita bisa lari ke salib. Percaya dalam Kristus dan mengalami berkat-Nya. Dalam keadilan-Nya, Allah menimpa umat-Nya dengan penderitaan karena dosa mereka, dan dalam tindakan mengejutkan belas kasih-Nya, Tuhan menimpa Anak-Nya dengan penderitaan untuk mengangkat dosa kita. "Anda telah mendengarkan Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills." Página (Page) 21