Reaksi Harga Saham Sebelum dan Sesudah Suspensi pada PT Bumi Resources, Tbk Oleh: Agus Arman Staf Pengajar STIM Nitro Makassar ABSTRAK Suspensi merupakan kegiatan penghentian sementara perdagangan saham di lantai bursa yang disebabkan oleh beberapa hal. Dengan demikian, suspensi merupakan salah satu potensi risiko yang dihadapi investor. Penelitian ini untuk melihat bagaimana harga saham bereaksi atas terjadinya suspensi, dengan studi kasus pada PT. Bumi Resources, Tbk, yang bergerak di sektor pertambangan. Saham BUMI merupakan salah satu saham unggulan yang memiliki nilai kapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham BUMI pernah menduduki peringkat pertama dari sisi kapitalisasi pasar mengalahkan saham Telkom. Untuk melihat bagaimana harga saham bereaksi atas terjadinya suspensi, maka digunakan alat analisis uji-t berpasangan (t-paired sample) dengan bantuan SPSS versi 15.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suspensi yang dilakukan atas saham PT Bumi Resources Tbk, menyebabkan penurunan harga saham. Hal ini dibuktikan dari hasil pengolahan data dengan tingkat korelasi sebesar 0.605 dengan tanda negatif. Kata kunci: suspensi, harga saham. PENDAHULUAN Salah satu fenomena yang sering terjadi di BEI adalah suspensi. Suspensi merupakan kegiatan penghentian sementara perdagangan saham di lantai bursa yang disebabkan oleh beberapa hal. Suspensi memang hanya penghentian sementara artinya jelas akan dibuka kembali bila kondisi telah dimungkinkan. Dengan demikian, suspensi merupakan salah satu potensi risiko yang dihadapi investor. Investor harus menunggu untuk melakukan transaksi jual beli hingga suspensi dicabut. Tidak jarang suspensi yang berkepanjangan berakhir dengan penghapusan pencatatan (delisting). Salah satu perusahaan yang mengalami suspensi belum lama ini adalah PT Bumi Resources, Tbk (BUMI). BUMI adalah anak perusahaan dari PT Bakrie & Brother Tbk. (BNBR) dan bergerak di sektor pertambangan. Saham BUMI merupakan salah satu saham unggulan yang memiliki nilai kapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham BUMI pernah menduduki peringkat pertama dari sisi kapitalisasi pasar mengalahkan saham Telkom. Saham BUMI merupakan saham yang pergerakannya paling lincah diantara saham grup Bakrie lainnya. Saham BUMI disuspensi pada 7 Oktober 2008 dan baru diperdagangkan kembali pada 6 November 2008. Rumusan Masalahan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Apakah terdapat perbedaan harga saham sebelum dan setelah Suspensi pada PT. Bumi Resources, Tbk? TINJAUAN PUSTAKA Penilaian Harga Saham Menurut Husnan (2005: 307), terdapat dua pendekatan dasar untuk melakukan analisis dan memilih saham, yaitu: 1. Analisis Fundamental, mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Karena banyak faktor mempengaruhi harga saham, maka untuk analisis fundamental diperlukan beberapa tahapan analisis. Tahapan yang dilakukan dimulai dengan analisis dari kondisi makro ekonomi atau kondisi pasar diikuti dengan analisis industri dan akhirnya analisis kondisi spesifik perusahaan. 2. Analisis Teknikal, merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga tersebut di waktu yang lalu. Berlainan dengan pendekatan fundamental, analisis teknikal tidak memperhatikan faktor-faktor fundamental yang mungkin mempengaruhi harga saham. Pemikiran yang mendasari analisis teknikal adalah bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan, bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu, dan karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola-pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Informasi tentang harga dan volume perdagangan merupakan alat utama untuk analisis. Sebagai misal, peningkatan (penurunan) harga biasanya berkaitan dengan penigkatan (penurunan) volume perdagangan. Apabila harga naik, tetapi tidak diikuti dengan peningkatan volume perdagangan, para analis teknikal umumnya skeptis dengan trend kenaikan harga tersebut. Gerakan penurunan harga dari pola tertentu, diikuti dengan peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi umumnya ditafsirkan kondisi pasar akan bearish (pasar akan mengalami penuruna harga). Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli atau menjual saham, dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafis. Harga saham dibentuk karena adanya permintaan dan penawaran atas saham. Permintaan dan penawaran tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh faktor dari kinerja perusahaan dan industri di mana perusahaan tersebut bergerak, kondisi ekonomi negara, sosial, dan politik (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 10). Fluktuasi harga saham merupakan kenaikan maupun penurunan harga saham yang terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut yang terjadi akibat adanya banyak faktor. Naik turunnya harga saham yang diperdagangkan di pasar bursa ditentukan oleh kekuatan pasar. Jika pasar menilai bahwa perusahaan penerbit saham dalam kondisi baik, maka biasanya harga saham perusahaan tersebut akan naik. Demikian pula sebaliknya jika kondisi perusahaan dinilai rendah oleh pasar, maka harga saham perusahaan di pasar saham juga akan ikut turun. Menurut Medpress (1998: 58), harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham. Umunya harga saham diperoleh untuk menghitung nilai saham. Semakin jauh perbedaan tersebut, mencerminkan terlalu sedikitnya informasi yang mengalir ke bursa efek, maka harga saham tersebut dipengaruhi oleh tekanan psikologis pembeli atau penjual (tindakan irasional). Risiko Memegang Saham Saham dikenal dengan karakteristik high risk-high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan return atau keuntungan (capital gain) namun saham juga dapat membuat investor mengalami risiko kerugian. Adapun risiko yang dihadapi investor dengan kepemilikan saham antara lain: 1. Tidak Mendapat Dividen, perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tersebut tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. 2. Capital Loss, dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu investor mendapatkan capital gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian investor mengalami capital loss. Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang makin besar seiring dengan terus menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual saham dengan harga rendah. Di samping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu: 1. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, jika sebuah perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung terhadap saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, jika sebuah perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di-delist. 2. Saham dikeluarkan dari bursa (delisting), risiko lain yang dihadapi oleh para investor adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan Bursa Efek atau di-delist. Saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya dikarenakan kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak dibagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai peraturan pencatatan efek di bursa. Saham yang telah di-delist tidak lagi diperdagangkan di luar bursa. Meskipun saham tersebut tetap dapat diperdagangkan di luar bursa, tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga sebelumnya. 3. Saham dihentikan sementara (suspensi), jika suatu saham di-suspend atau dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek maka investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi biasanya terjadi dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan tersebut untuk sementara sampai perusahaan tersebut memberikan konfirmasi atau kejelasan informasi lainnya, hingga informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula. Dengan demikian, keterbukaan informasi (Information Disclosure) memegang peranan vital dalam aktivitas perdagangan saham. Suspensi Suspensi merupakan penghentian sementara perdagangan saham. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006: 133), dengan pertimbangan tertentu otoritas bursa dapat menghentikan sementara perdagangan suatu saham, sehingga saham tersebut tidak dapat diperjualbelikan hingga penghentian sementara dicabut oleh bursa (unsuspend). Berdasarkan surat edaran BEJ, yaitu SE Nomor 008/BEJ/08-2004 tanggal 27 Agustus 2004, beberapa hal yang dapat menjadi penyebab penghentian perdagangan suatu saham antara lain: 1. Laporan Keuangan Auditan memperoleh opini disclaimer (akuntan tidak menyatakan pendapat) sebanyak 2 kali berturut-turut atau memperoleh opini tidak wajar sebanyak 1 kali. 2. Emiten dimohonkan pailit oleh kreditornya atau secara sukarela mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). 3. Tidak melakukan keterbukaan atas suatu informasi yang menurut pertimbangan bursa secara material dapat mempengaruhi keputusan investasi investor. 4. Terjadi kenaikan/penurunan harga yang signifikan dan/atau adanya pola transaksi yang tidak wajar. Jika suatu saham disuspend maka investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspend dicabut. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Umumnya, suspensi dilakukan BEI berkaitan dengan kenaikan harga kumulatif yang signifikan. Suspensi dilakukan BEI untuk mendinginkan pasar dan memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar guna mempertimbangkan secara matang keputusan berinvestasi atas saham tersebut. Perilaku Investor Kepuasan konsumen oleh Morgan (1994:53) diartikan sebagai sesuatu yang dipengaruhi oleh nilai-nilai suatu layanan (service) yang disuguhkan karyawan kepada pelanggan. Nilai pelanggan tersebut tercipta karena tingkat kepuasan, loyalitas, dan produktifitas yang disumbangkan oleh karyawan. Adanya kepuasan kerja yang dinikmati oleh para karyawan merupakan upaya yang mendukung terciptanya kualitas layanan yang prima; serta kebijakan perusahaan yang baik akan memungkinkan karyawan memberikan layanan terbaik kepada para pelanggan. Perilaku keuangan sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan seseorang mengenai investasi. Pengambilan keputusan keuangan akan sangat dipengaruhi oleh perilaku emosi atau pengetahuan berkenaan dengan investasi. Ada beberapa perilaku yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan investasi, diantaranya: 1. Ketakutan (fear). Dalam kaitannya dengan investasi, rasa takut diartikan dengan tidak adanya rasa percaya terhadap pasar modal. Banyak orang merasa bahwa dengan berinvestasi dipasar modal akan mengalami kerugian atau malah kehilangan dana seluruhnya. Ketakutan individu yang lain untuk berinvestasi di pasar modal adalah tingkat volatilitas. Dengan jangka waktu yang lebih panjang, pasa modal memberikan peluang untuk memberikan tingkat pengembalian yang cukup dengan risiko terukur. Pada umumnya investor di pasar modal Indonesia adalah pemain jangka pendek sehingga mereka sangat percaya bahwa pasar modal sangat tinggi volatilitasnya. 2. Keserakahan (greed). Keserakahan dapat diartikan sebagai tingkat kepercayaan yang terlalu tinggi terhadap pasar modal. Investor yang sudah lama berkecimpung di pasar modal sering kali merasa yakin dengan pilihan investasinya sehingga mereka sering mengabaikan bahwa harga saham dari suatu saham dapat mengalami penurunan. Investor saham sangat yakin dan hanya terfokus pada tingkat pengembalian yang diharapkan dan melupakan risiko yang terkandung di dalamnya. 3. Penyesalan (regred). Penyesalan sering kali timbul akibat dari suatu kesalahan yang membuat diri seseorang merasa bodoh. Begitu pun dengan investor saham, banyak investor yang melakukan hal-hal yang tidak masuk akal untuk menghindari penyesalan. Banyak investor mempertahankan saham yang menurun dari nilainya yang tajam dengan harapan akan kembali naik dan mendapatkan kembali modalnya. Investor beranggapan bahwa apabila belum menjual saham tersebut, investor belum merasa rugi. Dengan menjual saham tersebut sama halnya dengan mengatakan bahwa mereka gagal dan kegagalan tersebut menimbulkan rasa penyesalan. Menurut Woody dalam Arman (2008) menyatakan “human behavior is the key determinants of the market”. Hal ini menegaskan, kunci pergerakan harga saham bukanlah faktor fundamental tau pun teknikal, melainkan perilaku manusia (investor). Perilaku manusia dibentuk oleh level confidence (keyakinan) dan expectation (harapan) investor. Di saat pasar sedang bergerak naik (bullish), keyakinan dan harapan investor cukup tinggi, melebihi hitungan-hitungan fundamental. Sebaliknya, ketika pasar melemah (bearish), keyakinan dan harapan pasar teramat rendah sekalipun faktor fundamental cukup menjanjikan. Sedangkan menurut Adam Smith dalam Arman (2008) membagi perilaku alamiah manusia menjadi dua bagian yaitu ketakutan (fear) dan keserakahan (greed). METODE PENELITIAN Sampel Penelitian Penelitian untuk menguji perbedaan harga saham sebelum dan setelah dilakukan Suspensi dilakukan pada kasus PT. Bumi Resources, Tbk (BUMI) yang melakukan suspensi pada tanggal 7 Oktober 2008. Pengujian bagaimana harga saham bereaksi atas kebijakan suspensi yang dilakukan perusahaan akan diamati dengan periode jendela (window period) 30 hari sebelum dan 30 hari setelah suspensi. Alat Analisis Alat analisis data yang digunakan adalah Paired Sample T-Test dengan menggunakan bantuan program SPSS 15.0 for Windows. Paired sample T-Test digunakan untuk membandingkan mean dari suatu sampel yang berpasangan (paired). Sampel berpasangan adalah sebuah kelompak sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan yang berbeda. ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Harga Saham Sebelum Suspensi Tabel 1, Perkembangan Harga Saham BUMI Sebelum dilakukan Suspensi Hari H-30 H-29 H-28 H-27 H-26 H-25 H-24 H-23 H-22 H-21 Harga 5.300 5.250 5.350 5.150 5.000 5.050 4.950 5.250 5.300 5.450 Hari H-20 H-19 H-18 H-17 H-16 H-15 H-14 H-13 H-12 H-11 Harga 5.400 5.250 5.350 5.500 5.500 4.450 4.400 3.950 3.500 3.675 Hari H-10 H-9 H-8 H-7 H-6 H-5 H-4 H-3 H-2 H-1 Harga 3.600 3.500 3.275 3.275 3.225 3.950 3.900 3.700 3.400 2.175 Sumber : PIPM Makassar Berdasarkan Tabel 1, harga saham BUMI cenderung mengalami penurunan 30 hari sebelum dilakukannya suspensi. Harga saham pada 30 hari sebelum dilakukannya suspensi berada pada posisi 5.300 dan mengalami penurunan hingga pada posisi 2.175, satu hari sebelum dilakukannya suspensi. Harga Saham Setelah Suspensi Tabel 2, Perkembangan Harga Saham BUMI Setelah dilakukan Suspensi Hari H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 H+6 H+7 H+8 H+9 H+10 Harga 1.975 1.780 1.610 1.450 1.310 1.180 1.160 1.050 950 860 Hari H+11 H+12 H+13 H+14 H+15 H+16 H+17 H+18 H+19 H+20 Harga 710 710 850 1.020 1.120 940 1.020 850 770 810 Hari H+21 H+22 H+23 H+24 H+25 H+26 H+27 H+28 H+29 H+30 Harga 760 820 830 980 960 950 910 890 870 910 Sumber : PIPM Makassar Berdasarkan Tabel 2, harga saham BUMI cenderung mengalami penurunan hingga 30 hari setelah dilakukannya suspensi. Harga saham pada 1 hari sebelum dilakukannya suspensi berada pada posisi 1.975 dan mengalami penurunan hingga pada posisi 910, 30 hari setelah dilakukannya suspensi. Pembahasan Tabel 3: Paired Samples Statistics Mean Pair 1 N Std. Deviation Std. Error Mean sesudah 1033,5000 30 308,96141 56,40838 sebelum 4434,1667 30 938,14020 171,28018 Sumber: Hasil olahan SPSS ver.12.0 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata harga saham sebelum dilakukan suspensi sebesar 4.434,1667 sedangkan rata-rata harga saham sesudah suspensi sebesar 1.033,5. Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata-rata harga saham dari 4.434,1667 sebelum suspensi menjadi 1.033,5 sesudah suspensi. Tabel 4: Paired Samples Correlations N Pair 1 sesudah & sebelum Correlation 30 -,605 Sig. ,000 Berdasarkan Tabel 4, menujukkan korelasi harga saham sebelum dan sesudah suspensi serta tingkat signifikansi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat korelasi yang diperoleh sebesar -0,605 dengan tingkat signifikasi 0,000. Tabel 5: Paired Samples Test Mean Paired Differences Std. Std. Error 95% Confidence Interval of Deviation Mean the Difference Lower Pair 1 sesudah sebelum -3400,66667 1151,54748 210,24284 -3830,66156 t df Sig. (2tailed) -16,175 29 ,000 Upper -2970,67177 Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan mean sebesar -3.400,67 yang merupakan selisih antara harga saham sesudah suspensi dengan sebelum suspensi. Tingkat signifikasi yang diperoleh sebesar 0,000. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan harga saham sebelum dan sesudah suspensi pada PT Bumi Resources Tbk. Periode penelitian selama 30 hari sebelum dan sesudah suspensi dengan menggunakan harga saham penutupan harian. Rata-rata harga saham sebelum suspensi sebesar 4.434,1667 dan sesudah suspensi sebesar 1.033,5 dengan demikian terjadi penurunan rata-rata harga saham sebesar 76,69%. Korelasi harga saham sebelum dan sesudah suspensi sebesar -0,605. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan harga saham sesudah suspensi dengan besaran 0,605. Hasil pengolahan data juga menunjukkan tingkat signifikasi sebesar 0,000. Hasil ini mennjukkan bahwa tingkat kesalahan pada pengolahan data ini adalah nol atau tingkat kepercayaan mendekati 100%. Dengan demikian, hipotesis yang penelitian ini yang menyatakan bahwa “terdapat perbedaan harga saham sebelum dan sesudah suspensi pada PT Bumi Resources Tbk.” dinyatakan diterima dan dapat dibuktikan kebenarannya. Kondisi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sentimen negatif terkait belum selesainya transaksi penjualan saham BUMI ke konsorsium Northstar dan rumor-rumor seputar BUMI dan induknya PT Bakrie & Brother Tbk. (BNBR) membuat emiten batubara ini terus menjadi sasaran jual investor. 2. Investor masih membutuhkan kejelasan informasi terkait aksi perusahaan tersebut. Sebelumnya suspensi atas saham BUMI dilakukan oleh otoritas bursa disebabkan oleh ketidakjelasan informasi mengenai masalah repurchase agreement (repo) yang dilakukan oleh induk perusahaan BUMI yaitu PT Bakrie & Brother Tbk yang masih berlangsung setelah suspensi dicabut. 3. Informasi mengenai repo saham-saham PT Bumi Resources Tbk jumlahnya belum dapat dipastikan. Repo adalah aksi gadai saham yang dilakukan oleh emiten tertentu kepada investor untuk memperoleh pinjaman dengan menjaminkan sejumlah saham. Ketika waktu jatuh tempo tiba, emiten wajib mengeksekusi kembali saham-sahamnya yang dijaminkan, atau kreditor mengambil alih saham-saham tersebut. Dalam hal ini, BNBR selaku induk perusahaan BUMI dikabarkan telah menggadaikan saham BUMI. BNBR sebagai induk BUMI sedang negosiasi penjualan dengan konsorsium Northstar Pasific dan Texas Pasific Group. Dalam klausul perjanjian, Northstar bersedia membayar US$ 1,3 milyar atas 35% saham BUMI jika BNBR berhasil mengamankan 35% saham yang dimilikinya di BUMI. Permasalahan yang timbul adalah kepemilikan BNBR di BUMI tidak lagi sebanyak 35%. Dalam materi paparan publik grup Bakrie 13 Oktober 2008, jumlah saham BUMI telah digadaikan BNBR sebanyak 26,43%. Artinya hanya sebanyak 8,57% saham BUMI yang benar-benar dimiliki BNBR. Kondisi ini mengharuskan BNBR harus berusaha merebut saham yang telah digadaikan agar tidak lepas ke pasar. Informasi inilah yang menyebabkan sentimen negatif di pasar yang berimbas pada harga saham. 4. Adanya aksi jual paksa (forced sell) secara besar-besaran sejak suspensi dibuka. Aksi jual paksa dilakukan akibat adanya margin trading. Margin trading adalah membeli saham tertentu dengan meminjam dana sekuritas. Ketika jatuh tempo pinjaman datang, investor yang melakukam margin trading wajib melunasi hutangnya atau saham-saham yang dimilikinya dijual paksa oleh pihak sekuritas di harga pasar saat itu hingga dana pinjaman tersebut dapat dilunasi. 5. Suspensi berlangsung selama kurang lebih satu bulan dimana transaksi atas saham BUMI tidak dapat dilakukan baik jual maupun beli. Sejak suspensi dicabut dan perdagangan kembali di buka, investor memilih jual rugi (cut loss) karena sedang membutuhkan likuiditas dan adanya rumor saham BUMI akan terus turun ke level Rp 1.000/lembar. Kelima kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya aksi jual besar-besaran terhadap saham BUMI sejak suspensinya dibuka pada tanggal 6 November 2008 yang menyebabkan harga sahamnya terus tergerus. Pada pembukaan pertama setelah suspensi, antrian jual saham BUMI mencapai 3,8 juta lot (1,9 milyar lembar). Pada hari kedua, antrian jual sebanyak 2,8 juta lot (1,4 milyar lembar). Antrian jual pada hari ketiga tercatat sebanyak 1,45 juta lot (725 juta lembar) dan pada hari keempat jumlahnya masih menumpuk sebanyak 1,2 juta lot (600 juta lembar). Meski kian hari jumlah antrian semakin menurun, namun antrian jual yang mencapai jutaan lot merupakan antrian terbesar sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah disajikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa suspensi yang dilakukan atas saham PT Bumi Resources Tbk. menyebabkan penurunan harga saham. Hal ini dibuktikan dari hasil pengolahan data dengan tingkat korelasi sebesar 0.605 dengan tanda negatif. Demikian pula dengan tingkat signifikasi yang ditunjukkan dengan α= 0,000. Saran Setelah melihat hasil penelitian ini, maka saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Bagi Investor Penting bagi investor untuk senantiasa mencermati efek dari suspensi, sebagaimana yang ditunjukkan pada hasil penelitian ini. Faktanya, saham yang dikenakan kebijakan suspensi memberikan efek negatif atas harga saham tersebut setelah dilakukannya suspensi. Bagi Perusahaan Sebaiknya perusahaan publik setiap saat memberi informasi yang cukup ke Bursa Efek sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap pasar sahamnya. Perusahaan sebaiknya memberikan keterbukaan informasi yang jelas ketika rumor-rumor mulai berkembang di pasar sehingga investor dapat bertindak rasional sehingga menciptakan harga yang wajar. Bagi Peneliti Selanjutnya Disarankan untuk melakukan penelitian dengan melibatkan lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan yang pernah di suspensi, untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang reaksi harga saham sebelum dan setelah suspensi. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Panduan Praktis Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 15.0. Semarang: Wahana Komputer. Arman, Agus. 2008. Krisis Keuangan Global dan Prospek Bursa Indonesia Tahun 2009. Orasi Ilmiah, disampaikan pada rapat senat Terbuka luar Biasa STIM Nitro. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. ................................................................................. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Husnan, Suad. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisa Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Jogiyanto. 2007. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 2007. Yogyakarta: BPFE. Medpress Team Work. 1998. Menyiasati Krisis Ekonomi, Kiat Investasi dan Penyelamatan Aset. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YPKN. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. BPEF. Yogyakarta. Yandianto.2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: M25. www.idx.com. Diakses tgl 21 Desember 2008. http://blog.keuanganpribadi.com. Diakses tgl 18 Desember 2008. www.bumiresources.com. Diakses tgl 20 Maret 2009