Psi sosial – Tingkah laku menolong

advertisement
Jeri Faris Labib 2012.71.058
Universitas Esa Unggul
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menolong merupakan perbuatan yang mulia, sejauh pertolongan itu dibutuhkan
sehingga bermanfaat. Namun terkadang pertolongan justru tidak datang saat
dibutuhkan. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam tingkah laku menolong. Pada
skala besar kebijakan pemerintah merupakan salah satu bentuk pertolongan yang
ditujukan kepada rakyat, namun demikian belum seluruhnya terakomodir oleh
kebijakan tersebut. Dari yang berskala besar kita dapat melihat ke skala yang lebih
kecil. Seperti halnya kebijakan dibuat, pertolongan dimulai dengan informasi yang
memadai sehingga pertolongan yang diberikan bermanfaat.
“Tingkah laku menolong, atau dalam bahasa psikologi sosial lebih dikenal dengan
tingkah laku prososial, adalah tindakan individu untuk menolong orang lain tanpa
adanya keuntungan langsung bagi si penolong” (Baron, Byrne, dan Branscombe,
2006) (dalam Sarlito .dkk, 2009:123). Meskipun begitu keuntungan dari pertolongan
yang diberikan masih menjadi bahan pertimbangan. Hal tersebut dapat dilihat ketika
musim kampanye, atau ketika seseorang menolak untuk memberikan pertolongan
karena harus mengorbankan sesuatu. Dengan demikian sikap selfish dapat ditunjukan
oleh orang yang memberi pertolongan. Selain sikap selfish ada juga sikap selfless
dimana seseorang dengan tidak memberikan perhitungan terhadap keuntungan atau
bahkan mengabaikan dirinya memberikan pertolongan kepada orang lain. Altruisme
merupakan keadaan seseorang yang termotivasi untuk meningkatkan kesejahteraan
orang lain (Batson: 1991). Dengan ketidak kemampuan yang berbeda-beda dari setiap
orang menjadikan tingkah laku menolong sangat diperlukan.
1.2 Tujuan penelitian
 Mengetahui kesediaan seseorang untuk memberikan pertolongan.
 Memahami tingkah laku menolong seseorang.
 Mengetahui pengaruh afeksi, pola pikir, dan kognitif dalam tingkah laku
menolong.
1.3 Kerangka Teori
1.
Teori Evolusi
Teori ini menjelaskan mengenai inti dari kehidupan adalah kelangsungan
hidup gen untuk hidup dengan lestari.
a.
Perlindungan kerabat (kin protection)
Tingkah laku menolong yang masih adanya hubungan biologis, seperti
hubungan orang tua dan anaknya. Tindakan menolong itu dilakukan
demi kelangsungan gen-gen orang tua yang ada dalam diri anak,
sehingga gennya akan mempunyai peluang lebih besar untk bertahan
1
Jeri Faris Labib 2012.71.058
Universitas Esa Unggul
dan lestari dibandingkan dengan orang tua yang mengabaikan anaknya
(Myers, 1996).
b.
Timbal-balik biologic (biological reciprocity)
Prinsip timbal balik dalam teori evolusi ini, yaitu menolong untuk
memperoleh pertolongannya kembali (Sarwono, 2002)
2.
Teori Belajar
Ada dua teori yang menjelaskan tentang tingkah laku menolong, yaitu teori
belajar sosial (sosial learning theory) dan teori pertukaran sosial (sosial
exchange theory)
a.
Teori belajar sosial (sosial learning theory)
Dalam teori belajar sosial,tingkah laku manusia dijelaskan sebagai hasil
proses belajar terhadap lingkungan. Berkaitan dengan tingkah laku
menolong, seseorang menolong karena ada proses belajar melalui
observasi terhadap model prososial.
b.
teori pertukaran sosial (sosial exchange theory)
menurut teori pertukaran sosial, interaksi sosial bergantung pada
untung dan rugi yang terjadi. Teori ini melihat tingkah laku menolong
sebagai hubungan pertukaran dengan menerima dan memberi (take and
give relationship)
3.
Teori Empati
Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang dapat merasakan apa yang orang
lain rasakan dengan komponen kognitif seseorang mampu memahami apa
yang orang lain rasakan beserta alasannya.
a. Hipotesis empati-altruisme (empathy-altruism hyphothesis)
Perhatian yang empatik yang dirasakan seseorang terhadap penderitaan
orang lain akan menghasilkan motivasi dan mengurangi penderitaaan
orang tersebut. Motivasi menolong ini sangat kuat sehingga seseorang
bersedia terlibat dalam aktivitas menolong yang tidak menyenangkan,
berbahaya, bahkan mengancam jiwanya. (Batson,1995,2008).
b. Model mengurangi perasaan negatif (negative-state-relief model)
Dikemukakan oleh Cialdini dan rekan-rekan penelitiannya (1981,
dalam Baron, Byrne, dan Branscombe,2006)
Dalam teori ini dijelaskan bahwa orang yang menolong untuk
mengurangi perasan negatif akibat melihat penderitaan orang lain.
2
Jeri Faris Labib 2012.71.058
Universitas Esa Unggul
Tingkah laku menolong dapat berperan sebagai self help agar seseorang
terbebas dari suasana hati yang tidak menyenangkan.
c. Hipotesis kesenangan empatik (empathic joy hypothesis)
Tingkah laku menolong dapat dijelaskan berdasarkan hipotesis
kesenangan empatik (Smith, dkk., 1998, dalam Baron, Byrne, dan
bronscombe, 2006). Dalam hipotesis tersebut, di katakan bahwa
seseorang akan menolong bila ia memperkirakan dapat ikut merasakan
kebahagiaan orang yang akan ditolong atas pertolongan yang di
berikannya. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali seseorang
menolong karena percaya bahwa pertolongannya akan memberikan
hasil yang positif.
4. Teori Perkembangan Kognisi Sosial
Tingkah laku menolong melibatkan proses kognitif seperti persepsi,
penalaran, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Pendekatan
kognisi berfokus pada pemahaman yang mendasari suatu tingkah laku sosial.
5. Teori Norma sosial
Norma merupakan harapan-harapan masyarakat berkaitan dengan tingkah
laku yang seharusnya dilakukan sekarang (myers, 1996). Ada dua bentuk
norma yang memotivasi seseorang untuk melakukan tingkah laku menolong,
yaitu dan norma tanggung jawab sosial (the sosial responsibility norm)
1.4 Sumber Data
Penulis menggunakan sumber data dari pelbagai media seperti buku, modul kuliah,
dan internet serta hasil quistioner yang diperoleh dari 20 responden.
1.5 Format Quistioner
Jenis Kelamin
:
Usia
a. Laki-laki
b. Perempuan
Kapan Anda menolong:
a. Saat orang lain melakukan pertolongan
b. Saat orang lain membutuhkan pertolongan
3
:
Jeri Faris Labib 2012.71.058
Universitas Esa Unggul
Siapa yang Anda tolong:
a. Orang yang meminta tolong
b. Orang yang lemah/dalam keadaan susah
Mana yang Anda dahulukan:
Mana yang Anda dahulukan:
a. Menolong Wanita
b. Menolong Anak-anak
a. Menolong Orang tua
b. Menolong Wanita & Anak-anak
Mana yang lebih membutuhkan pertolongan:
Mana yang lebih membutuhkan
pertolongan:
a.
a.
b.
b.
Pilihlah salah satu tindakan menolong:
a. Mengantarkan seseorang yang tersesat sampai ke tujuan
b. Menyelamatkan seseorang yang terseret ombak
Bagaimana perasaan Anda setelah menolong orang lain:
a. Bahagia
b. Tenang
4
Jeri Faris Labib 2012.71.058
Universitas Esa Unggul
Ketika menolong Anda berfokus kepada:
a. Masalah orang yang ditolong
b. Keadaan orang yang ditolong
Apakah anda memiliki pemikiran untuk menjadi relawan/mendedikasikan diri untuk orang lain:
a. Ya
b. Tidak
5
Jeri Faris Labib 2012.71.058
Universitas Esa Unggul
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial
Secara garis besar ada dua hal yang mempengaruhi tindakan perilaku prososial,
yakni:
Pengaruh eksternal/situasional:
a. Bystander (kehadiran orang lain)
b. Atribusi terhadap korban
c. Nilai-nilai dan norma sosial
d. Model-model prososial
Pengaruh internal:
a. Empati
b. Kepribadian
c. Gender
d. Suasana hati
2.2 Hasil Observasi
1. Kapan Anda menolong ?
10% memilih option a.saat orang lain melakukan pertolongan
90% memilih option b.saat orang lain membutuhkan pertolongan
• Modeling Bandura, dimana orang lain melakukan yang orang lain lakukan.
• “Kesamaan dengan orang lain mendukung munculnya perasaan positif
memperbesar peluang untuk munculnya tingkah laku menolong sehingga orang
cenderung menolong kepada orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya”
(Myres, 1996) (dalam Sarlito .dkk, 2009:140).
2. Siapa yang Anda tolong ?
25% memilih option a.orang yang meminta tolong
75% memilih option b. Orang yang lemah/dalam keadaan susah
• “Cara yang paling efektif bagi seorang korban untuk mengurangi
ketidakjelasan atas kondisinya yang membutuhkan pertolongan adalah dengan
meminta pertolongan secara jelas” (Baron, Byrne, dan Branscombe, 2006).
6
Jeri Faris Labib 2012.71.058
Universitas Esa Unggul
“Kondisi tidak jelas (Ambigu) dapat menyebabkan penolong potensial menahan
diri dan menunggu kejelasan” (Sarlito .dkk, 2009:140).
• Hipotesis empati-altruisme
Empatimerupakan respon yang kompleks, meliputi komponen afektif
(merasakan) dan kognitif (memahami) (Sarlito .dkk, 2009:128). Motivasi
menolong dari Empati bisa sangat besar sehingga seseorang bersedia terlibat
dalam aktivitas menolong yang tidak menyenangkan, berbahaya, bahkan
mengancam jiwanya (Batson, 1995, 2008).
3. Mana yang Anda dahulukan ?
20% memilih option a. Menolong Wanita
65% memilih option b. Menolong Anak-anak
Golput
15 %
• Laki-laki cenderung lebih mau terlibat dalam aktivitas menolong pada situasi
darurat atau berbahaya, sebabnya laki-laki dianggap lebih kuat dan memiliki
keterampilan melindungi (Sarlito .dkk, 2009:136). Sementara perempuan, lebih
tampil menolong pada situasi yang bersifat pada memberi dukungan emosi,
merawat, dan mengasuh (Deaux, Dane, Wrightsman, 1993) (dalam Sarlito .dkk,
2009:136).
• “Teori Evolusi, orang tua yang mengutamakan kesejahteraan anak
dibandingkan dengan kesejahteraan dirinya sendiri, genya akan mempunyai
peluang lebih besar untuk bertahan dan lestari dibandingkan orang tua yang
mengabaikan anaknya” (Myers, 1996) (dalam Sarlito .dkk, 2009: 125).
4. Mana yang Anda dahulukan ?
80% memilih option a. Menolong Orang tua
10% memilih option b. Menolong Wanita & Anak-anak
• Norma tanggung jawab sosial
Golput
10%
Norma ini memotivasi seseorang untuk membantu (karena rasa tanggung jawab)
orang-orang yang lebih lemah darinya. Sehingga seseorang harus memberikan
pertolongan kepada yang membutuhkan pertolongan tanpa mengharapkan balasan
dimasa datang (Sarlito .dkk, 2009:131)
5. Mana yang lebih membutuhkan pertolongan ?
a.
7
b.
Jeri Faris Labib 2012.71.058
Universitas Esa Unggul
15% memilih
10% golput
75% memilih
• Kesediaan untuk menolong dipengeruhi oleh kejelasan bahwa korban benarbenar membutuhkan pertolongan (clarity of need),korban memang layak
mendapatakan bantuan yang dibutuhkan (legitimate of need), dan bukanlah
tanggung jawab korban sehingga korban memerlukan bantuan dari orang lain
(atribusi eksternal) (Deaux, Dane, Wrightsman, 1993).
• Jumlah Korban (orang yang membutuhkan pertolongan)
6. Mana yang lebih membutuhkan pertolongan ?
A.
b.
65% memilih
5% golput
30% memilih
7. Ketika menolong Anda berfokus kepada ?
25% memilh option a. Masalah orang yang ditolong
75% memilih option b. Keadaan orang yang ditolong

Locus
of
control
mengendalikan
adalah
dirinya,
keyakinan
hal
seseorang
tersebut
terhadap
apa
mempengaruhi
yang
atribusi
(internal/Eksternal).

Seseorang akan termotivasi untuk memberikan bantuan pada orang lain bila Ia
mengasumsikan bahwa ketidakberuuntungan korban adalah diluar kendali
(Weiner, 1980)
8. Pilihlah salah satu tindakan menolong ?
70% memilih option a. Mengantarkan seseorang yang tersesat sampai ke tujuan.
30% memilih option b. Menyelamatkan seseorang yang terseret ombak.
• Bystander memiliki pengetahuan & keterampilan untuk memberikan
pertolongan yang sesuai.
• Sifat Heroik (Penghargaan, penerimaan, prestise).
8
Jeri Faris Labib 2012.71.058
Universitas Esa Unggul
• Keuntungan dari tingkah laku menolong dapat bersifat menolong untuk
memperoleh imbalan dari lingkungan (external self-rewards) atau menolong
untuk mendapat kepuasan batin (internal self-rewards) (Myers, 1996).
9. Bagaimana perasaan Anda setelah menolong orang lain:
45% memilih option a. Bahagia
55% memilih option b. Tenang
• Hipotesis kesenangan empatik
Dalam hipotesis tersebut, dikatakan bahwa seseorang akan menolong bila Ia
memperkirakan dapat ikut merasakan kebahagiaan orang yang akan ditolong atas
pertolongan yang diberikannya (Sarlito .dkk, 2009:129)
• Guilt, orang dapat merasa lebih baik setelah memberikan pertolongan, atau
menolong untuk menghindari perasaan bersalah atau malu jika tidak menolong
(Deaux, Dane, Wrightsman, 1993).
10. Apakah anda memiliki pemikiran untuk menjadi relawan/mendedikasikan diri
untuk orang lain:
65% memilih option a. ya
35% memilih option b. Tidak
Clary dan Snyder (1999) dalam Baron, Byrne, Branscombe (2006), ada enam
fungsi dasar yang berlaku pada pekerja sukarela:
• Fungsi nilai (misalnya, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan)
• Fungsi pemahaman (belajar lebih memahami dunia)
• Fungsi pengembangan (pengembangan diri)
• Fungsi karier (berhubungan dengan karier)
• Fungsi sosial (memperkuat hubungan sosial)
•
Fungsi perlindunagn (misalnya, untuk mengurangi perasaan negatif atau rasa
bersalah).
9
Jeri Faris Labib 2012.71.058
Universitas Esa Unggul
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Baik menolong maupun ditolong adalah sebuah keputusan yang diambil oleh
seseorang. Mereka mempertimbangkan perasaan, tanggung jawab, pengetahuan,
kemampuan (keterampilan), nilai, dan hasil. Berdasarkan hasil observasi langsung
serta hasil quitioner yang kami berikan pada 20 orang secara acak, dapat kami
simpulkan bahwa “ MENOLONG “ adalah perilaku yang ditunjukan untuk
membantu orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi si penolong.
Namun, ada beberapa hal yang juga dapat menghambat atau menghalangi
seseorang utuk melakukan pertolongan yaitu adanya “desakan waktu”. Dari
beberapa orang yang kami temui ada yang menolong untuk menolong kami
karena mereka terdesak oleh waktu (buru-buru).
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Sarlito W. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2009
Qomurisa, Nikki. Teori Perilaku Sosial. 2013
http://penjajailmu.blogspot.com/2013/03/teori-perilaku-prososial.html
Ali, Iqbal. Altruisme: Helping Without Selfish. 2009
http://kammium.wordpress.com/2009/01/17/altruisme-helping-without-selfish/
10
Download