SISTEM KOORDINASI Oleh : Dina Septiarini Fauzia Anggraeni P (XI IPA 1) SMA NEGERI 1 JETIS Materi Sistem Koordinasi & Alat Indra pada Manusia Sistem Koordinasi Sistem Saraf Alat Indra Sistem Hormon Mata Telinga Hidung Kulit Lidah SISTEM SARAF SISTEM HORMON ALAT INDRA GANGGUAN PADA SISTEM KOORDINASI Sistem saraf bekerja dengan cepat untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan system saraf dilakukan oleh benang-benang saraf. Fungsi sistem saraf : Fungsi kewaspadaan Membantu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar untuk disampaikan ke alat indera. Fungsi intergrasi Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar, interpretasi oleh CNS, mengatur informasi dan mengintegrasikan dengan informasi yang telah ada untuk menentukan jenis respon yang akan diberikan Fungsi koordinasi Setelah dari otak informasi disampaikan pada otot dan kelenjar, menghasilkan gerak dan sekresi terorganisasi Sistem Saraf Reseptor : Bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan, yaitu indra. Konduktor : Bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan, yaitu selsel saraf (neuron). Efektor : Bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar. Komponen Sistem Saraf Struktur sel saraf : a. Badan sel saraf Mengandung inti sel (di dalamya terdapat RNA) dan sitoplasma/neuroplasma. b. Serabut saraf Dendrit Dendrit adalah serabut saraf yang merupakan penjuluran sitoplasma. Dendrit berfungsi menerima rangsang yang datang dari akson neuron lain, yang kemudian dibawa ke badan sel. Neurit (Akson) Berfungsi untuk meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf ke sel saraf lain. Dibungkus oleh selubung lemak yang disebut mielin yang berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf. selubung mielin tersusun dari rangkaian sel schwann. Pada pertemuan antara selubung mielin satu dengan yang lain terdapat bagian yang tidak terlindungi, bagian ini disebut nodus ranvier Sel Saraf (Neuron) Nama Struktur Fungsi Neuron sensori Badan selnya bergelombang membentuk ganglion. Aksonnya pendek, sedangkan dendritnya panjang Membawa rangsangan ke system saraf pusat Interneuron (neuron intermediet) Dendritnya pendek dan aksonnya ada yang pendek dan panjang Menerima rangsangan dari neuron sensori atau neuron intermediet yang lain. Neuron motor Dendrit pendek dan aksonnya panjang Membawa/meneruskan system saraf pusat ke efektor Jenis-jenis Neuron a. Penghantaran lewat sel saraf Jika tidak ada penghantaran, dikatakan bahwa neuron dalam keadaan istirahat. Muatan listrik di luar membran neuron adalah positif, sedangkan muatan listrik di dalam neuron adalah negatif. Keadaan seperti ini disebut polarisasi. Jika neuron dirangsang dengan kuat, maka permeabilitas membran akan berubah. Akibatnya, polarisasi membran berubah. Polarisasi mengalami pembalikan di lokasi tertentu. Kemudian proses pembalikan polarisasi diulang sehingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membrane neuron memulihkan keadaannya seperti semula. Selama masa pemulihan ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut. Waktu ini disebut periode refraktori. Prinsip Penghantaran Impuls b. Penghantaran lewat sinapsis Sinapsis adalah penghubung yang mengendalikan komunikasi antarneuron. Jika impuls tiba di tombol sinapsis, maka akan terjadi peningkatan permeabilitas membran prasinapsis terhadap ion Ca2+. akibatnya, ion Ca2+ masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membrane prasinapsis samkbil melepaskan neurotransmitter ke celah sinapsis. Neurotransmitter membawa impuls ke membrane postsinapsis. Setelah menyampaikan impuls, kemudian neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membrane post-sinapsis, misalnya enzim asetilkolinesterase. Jika neurotransmitternya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Kolin dan asam etanoat ini kemudian disimpan di gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi. Neurotransmitter merupakan zat kimia yang dapat menanggapi impuls elektrik pada neuron dan dapat mentransmisikan impuls ke neuron berikutnya Prinsip Penghantaran Impuls Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan atau menyakitkan. Gerak refleks berbeda dengan gerak biasa karena rangsangan tidak diolah di otak terlebih dahulu. Ada dua macam gerak refleks yaitu refleks spinal dan refleks kranial. Jalur gerak refleks : Rangsangan reseptor neuron sensori sumsum tulang belakang neuron motor efektor Gerak Refleks Susunan Sistem Saraf Terdiri dari : 1. Otak 2. Sumsum tulang belakang Secara makroskopik tdd: Gray matter (substansi grisea) mengandung badan sel saraf, dendrit, & ujung akson tak bermielin; kumpulan badan sel di otak & med.spinalis disebut nukleus White matter (substansi alba) sebagian besar tersusun atas akson bermielin dan sangat sedikit badan sel; kumpulan akson yg menghubungkan berbagai area di SSP disebut traktus Saraf Pusat Merupakan pusat kendali tubuh Bobot + 2% dari total BB (+1-1,5 kg) Memerlukan 20% dari oksigen dalam tubuh Terdiri dari batang otak, serebrum, serebelum Terdapat jaringan kelabu (gray matter) dan putih (white matter) Dilindungi oleh 3 lapisan : meninges 1. Duramater (lap. luar): terdiri atas jaringan penghubung, pembuluh darah, dan saraf 2. Arachnoid (lap. tengah): elastis 3. Piamater (lap.dalam): mengandung saraf & pembuluh darah Antara arachnoid dan piameter terdapat rongga berisi cairan serebrospinal untuk melindungi otak dari benturan pada tengkorak. Otak Merupakan bagian terbesar dari otak manusia. Terdapat 2 hemisfer yg tampak simetris tetapi struktur & fungsinya berbeda - hemisfer kanan: mengontrol tangan kiri, pengenalan terhadap musik & artistik, ruang & pola persepsi, pandangan & imajinasi - hemisfer kiri: mengontrol tangan kanan, bahasa lisan & tulisan, ketrampilan numerik & saintifik, penalaran Permukaan hemisfer tampak berbentuk tonjolan (gyrus) & lekukan (sulcus); lekukan yg dalam disebut fissura. Tiap hemisfer dibagi menjadi 4 lobus: lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, & lobus temporal Setiap hemisfer terbentuk atas lapisan tipis substansi grisea yg disebut Korteks Serebri Serebrum 1. Lobus frontal pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir abstrak dan nalar, motorik bicara (area broca di hemisfer kiri), pusat penghidu dan emosi pusat pengontrolan gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik primer), terdapat area asosiasi motorik (area premotor) 2. Lobus parietal pusat kesadaran sensorik di gyrus postsentralis (area sensorik primer) terdapat area asosiasi sensorik Korteks Serebri 3. Lobus oksipital pusat penglihatan & area asosiasi penglihatan menginterpretasi & memproses rangsang penglihatan dari nervus optikus & mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf lain & memori merupakan lobus terkecil 4. Lobus temporal berperan dlm pembentukan & perkembangan emosi pusat pendengaran Korteks Serebri Input Sensori Area Sensorik Primer Area sensorik yang lebih tinggi Area Asosiasi Area motorik yang lebih tinggi Area motorik primer Output motorik Dipancarkan dari reseptor & saraf aferen Area korteks yang pertama memproses input sensori spesifik dari bagian tubuh yang dipetakan somatotopik Elaborasi & pengolahan lebih lanjut input sensori spesifik Integrasi, penyimpanan, dan penggunaan bbg input Sensori untuk merencanakan tindakan yg bertujuan Pemrograman urutan gerakan dalam konteks bbg Informasi yang diberikan Memerintahkan neuron eferan untuk memulai gerakan Volunter Dipancarkan mll neuron eferen ke otot rangka yang Sesuai untuk menjalankan tindakan yang diinginkan Skema Hubungan Berbagai Area di Korteks Fungsi: sbg stasiun relay & pusat integrasi sinaps untuk pengolahan awal semua input sensori menuju korteks menyaring sinyal-sinyal tak bermakna bersama batang otak & area asosiasi mengarahkan perhatian kita ke rangsangan yang menarik Menentukan kesadaran kasar berbagai sensasi tetapi tidak dapat membedakan lokasi & intensitas Memperkuat perilaku motorik volunter yang dimulai oleh korteks Talamus Merupakan area terpenting dlm pengaturan lingkungan internal tubuh (homeostasis) Mengontrol suhu tubuh, rasa haus, pengeluaran urin, lapar & kenyang, sekresi hormon-hormon hipofisis anterior, menghasilkan hormon-hormon hipofisis posterior, kontraksi uterus & pengeluaran ASI. Merupakan pusat koordinasi sistem saraf otonom utama Berperan dalam pola perilaku & emosi (respons takut & berani; perilaku seksual) Hipotalamus Menerima perintah gerakan terencana berdasarkan informasi dari korteks motorik & ganglia basal melalui nukleus di Pons Menerima gerakan nyata - dari reseptor propriosepsi melalui traktus spinoserebellar anterior & posterior - dari reseptor vestibular di telinga melalui traktus vestibulocerebellar - dari mata Membandingkan sinyal umum (perintah untuk bergerak) dgn informasi sensorik (gerakan nyata) Mengirimkan umpan balik berupa sinyal korektif ke nukleus di batang otak & korteks motorik melalui thalamus Serebelum Menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang Terdiri dari 2 daerah : Medulla Oblongata – bagian bawah batang otak, menghubungkan pons dg sumsum tulang belakang, mengendalikan denyut jantung , kecepatan bernafas dan aliran darah dalam pembuluh Pons – menyampaikan sinyal dari serebrum ke serebelum Batang Otak Penghubung otak dengan seluruh tubuh/perifer (PNS) Berperan langsung dalam proses/gerak refleks Mengandung 31 pasang saraf spinal Sumsum Tulang Belakang Dibagi menjadi ; 1. Saraf sadar (sensori) 2. Saraf tak sadar (otonom) Berdasarkan arah impulsnya : Aferen/sensorik, merupakan sel saraf yang menghantarkan informasi dari reseptor sensorik pada tubuh menuju sistem saraf pusat. Eferen/motorik, merupakan sel saraf yang menghantarkan informasi dari sistem saraf pusat menuju otot/kelenjar. Saraf Tepi (Periferi) Mengandung saraf eferen Menghasilkan gerakan hanya di jaringan otot rangka Terdiri atas : 1. Saraf kranial berasal dari otak berjumlah 12 pasang 2. Saraf spinal berasal dari sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang Saraf Sadar (Somatik) No Nama saraf Asal saraf sensori Asal saraf motor I Olfaktori Selaput lendir hidung Tidak ada II Optik Retina mata Tidak ada III Okulomotorik Otot penggerak bola mata Otot penggerak bola mata pengubah tebal lensa mata, penyempitan pupil IV Troklear Otot penggerak bola mata Otot lain penggerak bola mata V Trigeminal Gigi, kulit muka serta rahang Otot pengunyah VI Abdusen Otot penggerak mata rektus eksternal Otot lain penggerak bola mata VII Fasial Ujung pengecap di ujung lidah, wajah, bibir, kelopak mata Otot muka, kelenjar ludah VIII Auditori Koklea, saluran semisirkular Tidak ada IX Glosofaringeal Ujung pengecap di lidah belakang Kelenjar parotis, otot penelan di laring X Vagus Ujung saraf alat dalam, paru-paru, lambung, aorta, laring Saraf parasimpatetik ke jantung, lambung, usus halus, laring Spinal Otot belikat Otot di belikat Hipoglosal Otot lidah Otot di lidah XI XII Saraf Kranial Mengontrol kegiatan organ-organ dalam, misal kelenjar Terdiri dari : 1. Sistem saraf simpatik sistem kerjanya pada umumnya merangsang kerja organ 2. Sistem saraf parasimpatik sistem kerjanya pada umumnya menghambat kerja organ Saraf Otonom Sistem endokrin adalah sistem yang terdiri atas kelenjar dan jaringan yang menghasilkan hormon. Hormon merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh suatu bagian tubuh yang memengaruhi aktivitas kelenjar atau jaringan yang lain, misalnya metabolisme sel, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan tubuh, tingkah laku, dan homeostasis. Sistem Hormon a. Hipotalamus dan kelenjar hipofisis Hipotalamus mengontrol lingkungan internal melalui sistem otonom, contohnya membantu mengontrol detak jantung, suhu tubuh, keseimbangan air, dan sekresi dari kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis (pituitari) terletak di dalam lekukan tulang selatursika di bagian tengah tulang baji. Kelenjar tersebut sering dikenal sebagai master of glands karena mempunyai fungsi yang sangat banyak. Bagian depan kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa hormon, yaitu : 1) Adrenokortikotropik (ATCH = adrenocorticotropis hormone) 2) Tirotropin (TSH = thyroid-stimulating hormone) 3) Prolaktin (PRL) 4) Somatrotopin (STH = somatrotopic hormone) Macam-macam Jaringan dan Kelenjar Penyusun Sistem Endokrin 5) Gonadotropik terdiri atas : • Follicle stimulating hormone (FSH) • Luteneizing hormone (LH) 6) Melanocyt stimulating hormone (MSH) Bagian belakang kelenjar hipofisis hormon, yaitu: 1) Antidiuretika hormone (ADH) 2) Oksitokinin menghasilkan b. Kelenjar epifise Kelenjar ini terletak pada otak bagian dorsal. c. Kelenjar tiroid (gondok) Kelenjar tersebut menghasilkan hormon tiroksin dan triiodotironin yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, dan laju metabolisme. Kelenjar tiroid giat menyerap iodium dari darah agar dapat menyekresi hormon. Jika asupan iodium kurang, maka akan menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid atau gondok. Kondisi tubuh yang mengalami kekurangan hormon tiroksin disebut hipotiroidisme, sedangkan kondisi tubuh jika kelebihan hormon tiroksin disebut hipertiroidisme. d. Kelenjar paratiroid (anak gondok) Kelenjar paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Berfungsi untuk menghasilkan hormon paratiroid (PTH = parathyroid hormone). Hormon PTH berperan dalam mengatur pertukaran zat kalsium dalam darah serta menurunkan kadar fosfat. e. Kelenjar timus Kelenjar timus berfungsi untuk menghasilkan hormon somatrotopin, yaitu homon pertumbuhan yang berfungsi untuk menghasilkan limfosit dan pertumbuhan badan. Jika tubuh mengalami kekurangan hormon timus akan mengalami kekerdilan, sedangkan apabila kelebihan akan mengalami gigantisme. f. Kelenjar adrenal (anak ginjal) terdiri atas korteks (luar) dan modula (dalam). pada bagian korteks menghasilkan hormon, yaitu : 1) Glukokortikoid 2) Mineralokortikoid 3) Hormon seks Kekurangan hormon korteks adrenal menyebabkan penyakit Addison. Jika sekresi hormon berlebih menyebabkan sindrom Cushing. g. Kelenjar pankreas Berfungsi sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pencernaan ataupun sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon. Hormon yang disekresikan, yaitu : 1) Insulin 2) Glukagon h. Usus dan lambung Usus dan lambung menghasilkan hormon peptida yang mengatur sekresi pencernaan. Usus menyekresikan hormon sekretin dan kolesistokinin. Sekretin berfungsi untuk merangsang pengeluaran getah prankeas, sedangkan kolesistokinin untuk merangsang pengeluaran empedu. Lambung menghasilkan gastrin yang berfungsi untuk merangsang pengeluaran getah lambung. i. Kelenjar kelamin (gonad) Gonad pada pria disebut testis yang berfungsi untuk menghasilkan sel sperma dan hormon testosteron. Hormon tersebut berguna untuk merangsang ciri-ciri kelamin dan tingkah laku seksual. Gonad pada wanita berupa ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan beberapa hormon, yaitu : 1) Estrogen, berfungsi untuk merangsang pertumbuhan ciriciri kelamin sekunder dan tingkah laku seksual 2) Progesteron, berfungsi untuk memelihara kehamilan, serta perkembangan dan pertumbuhan kelenjar air susu, 3) Relaksin, berfungsi untuk mencegah kontraksi rahim dan mempermudah proses kehamilan Kelenjar Hipofisis Hormon Somatotrof Fungsi Merangsang pertumbuhan Akibat Kekurangan Dwarfisme (kerdil) Tiroid (gondok) Tiroksin Mempengaruhi pertumbuhan dan mental Kretinisme (kerdil & cacat mental) Paratiroid (anak gondok) Adrenal (anak ginjal) Parathormon Mengatur kalsium dalam darah Kejang otot Adrenalin Mengubah glikogen menjadi Lemas glukosa, meningkatkan denyut jantung Pankreas Insulin Gonad (testis) Testosteron Mengubah glukosa menjadi glikogen Mengatur ciri sekunder pria Gonad (ovarium) Estrogen Diabetes melitus Ciri sekunder pria tidak tampak Mengatur ciri sekunder wanita, Sel telur sulit matang pematangan sel telur Macam-macam Hormon Yang Diperhatikan Sistem Hormon Sistem Saraf Terdiri dari Kelenjar Jaringan saraf Pesan Hormon (zat kimia) Impuls Diedarkan Dalam darah Seanjang sel saraf Kecepatan Lambat Cepat Perbedaan Sistem Saraf Dan Hormon Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indera yaitu : 1. Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor) 2. Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indera keseimbangan (statoreseptor) 3. Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor) 4. Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor) 5. Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor) Alat Indra Mata merupakan organ yang mempunyai sel-sel reseptor yang khusus untuk menerima rangsangan sinar dan warna. Bagian – bagian mata : Bagian Mata Fungsi Konjungtiva Melindungi kornea dari gesekan Sklera Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya otot mata Otot-otot Otot-otot yang melekat pada mata: a. Muskulus rektus superior, menggerakkan mata ke atas b. Muskulus rektus inferior, menggerakkan mata ke bawah c. Muskulus rektus medial, menggerakkan mata ke dalam d. Muskulus rektus lateral, menggerakkan mata ke sisi luar e. Muskulus oblikus superior, menggerakkan mata ke bawah sisi luar f. Muskulus oblikus inferior, menggerakkan mata ke bawah sisi dalam Mata (Indra Penglihatan) Bagian Mata Fungsi Kornea Memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksi cahaya Koroid Mengandung pembuluh darah penyuplai retina dan melindungi refleksi cahaya dalam mata Badan siliaris Menyokong lensa, mengandung otot yang memungkinkan lensa berubah bentuk, dan mensekresikan aqueous humor (humor berair) Iris (pupil) Mengendalikan ukuran pupil, sedangkan pigmennya mengurangi lewatnya cahaya Lensa Menfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa Retina Mengandung sel batang dan kerucut Bintik buta Daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan tidak mengandung sel batang dan konus Bintik kuning (Fovea) Bagian retina yang mengandung sel kerucut Vitreous humor (humor Menyokong lensa dan menolong dalam menjaga bentuk bola bening) mata Aqueous humor (humor berair) Menjaga bentuk kantong depan bola mata Ketika mata melihat jauh, lensa mata memipih agar bayangan benda jatuh tepat di bintik kuning. Mekanisme Penglihatan Merupakan indra pendengaran sekaligus keseimbangan. Telinga (Indra Pendengaran) Bagian Penyusun Telinga Fungsi Telinga luar a. Pinna b. Saluran auditori Telinga dalam a. Membran timpani (selaput gendang) b. Tulang martil Tulang landasan Tulang sanggurdi c. Saluran Eutachius Telinga luar a. Jendela oval b. Jendela melingkar c. Koklea (rumah siput) d. Saluran semisirkuler dan utrikulus e. Membran basiler f. Organ korti g. Membran tektorial Membantu mengkonsentrasikan gelombang suara a. Meneruskan vibrasi ke osikula b. Meneruskan vibrasi/getaran ke jendela oval c. Menyeimbangkan tekanan udara antara telinga tengah dan lingkungan a. b. c. d. Penghubung telinga tengah dengan telinga dalam Sebagai reseptor suara Sebagai reseptor untuk gerakan kepala Sebagai reseptor gravitasi e. Meneruskan vibrasi f. Tempat terdapatnya sel reseptor berbentuk rambut g. Meneruskan vibrasi ke organ korti Struktur Telinga b. Mekanisme pendengaran Jika gelombang suara mencapai telinga, maka akan melewati telinga luar, turun ke saluran pendengaran, selanjutnya ke gendang telinga. Gelombang suara menggetarkan gendang telinga, kemudian tulang martil, landasan sangguardi, dan akhirnya menggetarkan tingkap oval. Akibatnya, terjadi pada getaran pada cairan di dalam rumah siput sehingga merangsang ujung saraf pendengaran. Selanjutnya, pangkal saraf mengirimkan impuls ke otak besar sehingga otak besar akan menginterpretasikannya. c. Mekanisme keseimbangan Proses keseimbangan dilakukan oleh saluran setengah lingkaran. Saluran tersebut mendeteksi keseimbangan rotasi (gerakan memutar kepala) dan keseimbangan gravitasi (gerakan kepala tegak atau datar). Telinga (Indra Pendengaran) Indra pembau tersusun oleh jaringan epitel olfaktori dan sel-sel reseptor olfaktori yang terdapat di rongga hidung bagian atas. Mekanisme kerja hidung : Bau dihasilkan dari rangsang kimia yang berupa gas. Gas masuk ke dalam rongga hidung, berdifusi ke dalam lapisan mukus lalu berikatan dengan reseptor pada dendrit. Gas tersebut akan merangsang sel-sel olfaktori sehingga impuls dari saraf olfaktori bergerak menuju ke otak. Impuls tersebut akan diinterpretasikan sebagai bau. Hidung (Indra Pembau) Permukaan lidah banyak terdapat tonjolan kecil yang disebut papila. Pada papila lidah terdapat indra pengecap. Terdapat tiga papil pengecap, yaitu : a. Papil bentuk benang merupakan papil peraba dan tersebar di seluruh permukaan lidah b. Papil seperti huruf U tersusun dalam lengkungan yang dilingkari oleh suatu saluran pada daerah dekat pangkal lidah c. Papil berbentuk palu terdapat pada daerah tepi-tepi lidah Lidah (Indra Pengecap) Bagian-bagian lidah : a. Tepi depan untuk rasa manis b. Belakang untuk rasa pahit c. Samping untuk rasa masam d. Depan untuk rasa asin Mekanisme kerja lidah : Makanan yang bercampur dengan air ludah akan memasuki papil pengecap melalui pori-pori. Hal tersebut akan merangsang pangkal saraf yang berbentuk seperti rambut. Selanjutnya, pesan akan dibawa ke otak dari pangkal saraf, dan akhirnya diinterpretasikan sebagai rasa. Lidah (Indra Pengecap) Kulit manusia tersusun oleh dua lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis. Pada dermis kulit mengandung tujuh macam reseptor, yaitu: 1) Korpuskula Paccini (tekanan) 2) Korpuskula Ruffini (panas) 3) Korpuskula Krause (dingin) 4) Korpuskula Meissner (sentuhan) 5) Lempeng Merkel (sentuhan dan tekanan ringan) 6) Ujung saraf sekeliling rambut (peraba) 7) Ujung saraf tanpa selaput (perasa nyeri) Kulit (Indra Peraba) 1) Amnesia yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengingat kejadian masa lampau akibat goncangan bati atau cidera otak. 2) Stroke yaitu kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah di otak. 3) Neuritis yaitu radang saraf yang disebabkan oleh pengaruh fisik seperti tekanan pukulan dan patah tulang. 4) Transeksi yaitu kerusakan sebagian atau seluruh segmen tertentu dari modula spenalis. Gangguan Pada Sistem Saraf 5) Parkison yaitu penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya neurotransmitter dopamin pada dasar ganglion. 6) Epilepsi yaitu suatu penyakit yang terjadi karena dilepasnya letusanletusan listrik (impuls) pada neuron-neuron diota. 7) Poliomielitis yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang neuron motor sistem saraf pusat (otak dan modula spenalis). 8) Neurastonia (lemah saraf) penderita lemah saraf biasanya pemarah, kecil hati, dan kurang tenaga. Penyakit ini terjadi akibat pembawaan lahir ada juga yang terjadi akibat keracunan. Gangguan Pada Sistem Saraf 1) Gangguan pada mata a. Miopi jika bayangan benda jatuh di depan bintik kuning karena bentuk lensa mata terlalu cembung. Penderita dapat dibantu dengan kacamata negatif (lensa cekung). b. Hipermetropi jika bayangan benda jatuh di belakang bintik kuning karena bentuk lensa mata terlalu pipih. Penderita dapat dibantu dengan kacamata negatif (lensa cekung). c. Astigmatisme jika bayangan benda tidak fokus pada satu titik karena bentuk kornea yang tidak rata. Penderita dapat dibantu dengan kacamata silinder. d. Presbiopi jika bayangan benda jatuh di belakang retina karena bentuk lensa mata terlalu pipih dan daya akomodasi mata terlalu lemah. Penderita dapat dibantu dengan kacamata rangkap (lensa positif dan negatif). Gangguan Pada Sistem Indra e. Buta warna yaitu mata tidak mampu membedakan warna-warna tertentu. f. Rabun senja (hemeralopi) yaitu gangguan penglihatan karena kekurangan vitamin A. g. Xeroftalmia dan keratomalasi yaitu gangguan penglihatan akibat pengeringan kornea. h. Katarak yaitu gangguan penglihatan karena ada bagian pada satu atau kedua lensa yang kabur. 2) Gangguan pada telinga a. Tuli konduksi yaitu gangguan pendengaran akibat kerusakan pada bagian penghantar getaran. b. Tuli saraf yaitu gangguan pendengaran akibat kerusakan saraf pendengaran atau organ corti. Gangguan Pada Sistem Indra