Aturan pelaksanaan sertifikasi usaha Pariwisata

advertisement
PT MUTUAGUNG LESTARI
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA HOTEL
NOMOR
TANGGAL TERBIIT
REVISI
TANGGAL REVISI
:1
: 15/09/2014
:1
: 27/07/2016
1.
PENDAHULUAN
1.1
MUTU CERTIFICATION mendapatkan akreditasi dari
KOMITE AKREDITASI NASIONAL (KAN) dengan nomor
akreditasi LSUP 017 IDN
1.2
MUTU CERTIFICATION memperhatikan peningkatan
kinerjanya secara berkelanjutan dan bertekad untuk:
1. Menyediakan layanan sertifikasi sistem manajemen
lingkup nasional dan juga internasional.
2. Menyediakan layanan yang cepat, akurat, efisien, dan
taat aturan
3. Mengutamakan kepuasan klien, konsumen, dan pihak
lain yang berkepentingan
4. Mengutamakan kelestarian lingkungan.
5. Memfasilitasi
dan
mendukung
peningkatan
produktifitas, perbaikan kualitas barang dan jasa, dan
perlindungan lingkungan.
6. Menjunjung tinggi ketidakberpihakan, objektifitas, dan
bebas konflik kepentingan dalam melakukan kegiatan
sertifikasi sistem manajemen
7. Meningkatkan
kemampuan
karyawan MUTU
CERTIFICATION secara terus menerus dan
menyediakan sumber daya lain yang diperlukan untuk
mencapai tujuan di atas
1.3
2.
2.1
2.2
Adapun mengenai dokumen aturan pelaksanaan ini:
a. Disusun sesuai dengan aturan dan untuk memenuhi
persyaratan yang diberikan oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN) kepada MUTU CERTIFICATION.
b. Bersama dengan aplikasi, dokumen penawaran, dan
aturan penggunaan logo yang diterbitkan dan
disyaratkan oleh MSC menjadi bentuk syarat dan
ketentuan Surat Perjanjian Kerja (SPK) antara MUTU
CERTIFICATION dengan pihak-pihak terkait.
c. Menerangkan hak, tanggung jawab, tugas dan lingkup
bisnis MUTU CERTIFICATION
usaha akomodasi yang tergolong usaha hotel. Sehingga
dengan demikian jasa di bawah ini TIDAK termasuk ke
dalam lingkup sertifikasi usaha hotel:
a. Bumi perkemahan
b. Persinggahan karavan
c. Vila
d. Pondok wisata
e. Akomodasi lain, meliputi
i. Motel, dan
ii. Jenis akomodasi lain yang ditetapkan oleh
bupati, walikota, dan/atau gubernur.
3.
STATUS HUKUM
3.1
Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata (LSUP) MUTU
CERTIFICATION merupakan Sub Divisi yang mandir i
bagian dari Divisi MSC, Singkatan dari Management
System Certification (atau sertifikasi sistem manajemen) ,
yaitu sebuah divisi teknis di dalam MUTU CERTIFICATION
yang mengelola kegiatan jasa sertifikasi sistem manajemen
(mengacu kepada Surat Keputusan Direksi PT Mutuagung
Lestari
nomor
182.1/SKEP-MUTU/I/2013).
Untuk
menghubungi MSC dapat melalui nomor telepon dan nomor
fax yang tertera pada poin 1.1 di atas atau melalui alamat
email msc@mutucer tification.com.
4.
KERAHASIAAN
4.1
MUTU CERTIFICATION dan seluruh personil yang bekerja
untuk dan/atau atas namanya wajib menjaga kerahasiaan
terhadap proses sertifikasi sistem manajemen yang
dilakukan kepada organisasi klien.
4.2
Kerahasiaan yang dimaksud dalam pasal 4 mencakup,
tetapi tidak terbatas pada:
a. Data-data pengamatan audit
b. Hasil audit
c. Catatan lain terkait keputusan sertifikasi
d. Komunikasi antara MUTU CERTIFICATION dengan
klien
4.3
Kerahasiaan yang dimaksud dalam pasal 4.1 tidak berlaku
apabila diminta oleh hukum, badan akreditasi, atau pihak
lain yang telah mendapatkan persetujuan dari klien.
4.4
Kewajiban terkait kerahasiaan akan tetap berlaku meskipun
setelah pemutusan kontrak.
5.
KETIDAKBERPIHAKAN
5.1
Kegiatan sertifikasi
yang dilakukan oleh MUTU
CERTIFICATION tidak memihak salah satu pihak, bebas
dari ancaman konflik kepentingan, opini pribadi,
kekeluargaan, dan ancaman intimidasi untuk member i
sertifikasi yang meyakinkan.
5.2
Untuk menjaga ketidakberpihakan, putusan lembaga
sertifikasi mendasari pada bukti objektif pengamatan di
RUANG LINGKUP
Penilaian kelas bintang hotel menggunakan standar
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 jo
Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pariwisata Dan
Ekonomi Kreatif Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013
Tentang Standar Usaha Hotel. Keluaran dari sertifikasi ini
adalah sertifikat kelas bintang hotel yang diterbitkan MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL
Jasa sertifikasi usaha hotel yang disediakan MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL tersedia seluruh jenis
MUTU- 5001 M (1-1)-27072016
Halaman1 dari 8
PT MUTUAGUNG LESTARI
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA
6.
lapangan dan putusan tidak dipengaruhi oleh kepentingan
lain.
10.
KEWAJIBAN KLIEN
ORGANISASI
10.1
Memelihara kualitas usaha hotelnya. Klien tetap
bertanggung jawab terhadap segala bentuk kerusakan /
kegagalan produk, jasa, atau kualitas usaha hotelnya.
MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL dan MSC tidak
bertanggung jawab terhadap seluruh kerusakan,
kehilangan, biaya, klaim, ataupun konsekuensi lain yang
timbul akibat dari produk / jasa / kualitas usaha hotel klien.
Melakukan pembayaran atas biaya sertifikasi yang nilainya
diatur dalam setiap kontrak / SPK sertifikasi.
Salinan Struktur Organisasi beserta penanggung jawab dari LSUP
MUTU CERTIFICATION tersedia apabila diperlukan.
7.
HAK
KEKAYAAN
INTELEKTUAL
CERTIFICATION INTERNATIONAL
MUTU
7.1
Logo sertifikasi,
nama, merek dagang MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL, ataupun hak cipta lain
yang diterbitkan
oleh
MUTU CERTIFICATION
INTERNATIONAL tetap menjadi hak milik MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL, tidak dapat dijual atau
dilisensikan oleh klien. MSC akan melakukan audit
terhadap penggunaan logo sertifikasi pada kunjungan audit
berkalanya.
10.2
10.3
Menerima kedatangan tim auditor MSC untuk melakukan
audit rutin dan memberikan akses kepada auditor MSC
untuk melakukan pemeriksaan standar usaha hotel, akses
di lokasi usaha hotel, termasuk akses ke semua dokumen
prosedur, instruksi kerja, rekaman pekerjaan, kontrak
pekerjaan, dan keluhan pelanggan.
10.4
Mengakomodasi kehadiran pengamat (observer) dan
auditor dalam masa pelatihan (trainee) yang berkunjung
bersama tim auditor MSC pada saat kegiatan audit, baik
pengamat yang merupakan personil dari MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL ataupun dari KOMITE
AKREDITASI
NASIONAL
atau
KEMENTERIAN
PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF, dengan tujuan
kehadiran pengamat adalah penyaksian / pengawasan
kegiatan audit yang dilakukan MSC.
8.
KEWAJIBAN MSC
8.1
Melakukan kegiatan penilaian (audit) pada organisasi klien
sesuai jangka waktu yang dipersyaratkan oleh aturan
sertifikasi usaha pariwisata, menggunakan kriteria / standar
audit sesuai jenis sertifikasi.
8.2
Menugaskan auditor yang kompeten untuk melakukan
audit.
8.3
Menginformasikan hasil audit kepada klien setelah
selesainya proses audit, yaitu dalam bentuk laporan hasil
audit dan kelengkapannya.
10.5
Jika diperlukan, melakukan tindakan perbaikan atas hasil
audit yang dilakukan MSC dalam jangka waktu perbaikan
yang ditentukan MSC
8.4
Mengeluarkan sertifikat usaha hotel setelah hasil audit
menunjukkan kesesuaian terhadap kriteria / standar audit,
dan setelah adanya keputusan sertifikasi yang positif.
10.6
8.5
Menginformasikan klien apabila terdapat perubahan dalam
persyaratan sertifikasi.
8.6
Mempublikasikan daftar klien tersertifikasi dalam website
MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL
Menginformasikan MSC mengenai setiap perubahan
signifikan terhadap produk, jasa, sistem atau keadaan lain,
yang dapat mempengaruhi keabsahan sertifikasi yang
membuat MSC perlu melakukan audit khusus. Perubahan
yang dimaksud misalnya, tetapi tidak terbatas pada:
perubahan lokasi, renovasi gedung yang menyebabkan
penambahan jumlah kapasitas kamar hotel, jenis usaha,
kepemilikan, lingkup sertifikasi, dan sebagainya.
11.
HAK KLIEN
8.7
Menjaga kerahasiaan terhadap data audit dan hasil audit
11.1
8.8
Menjaga objektifitas dan ketidakberpihakan dalam proses
sertifikasi.
Mendapatkan informasi hasil audit dalam bentuk laporan
hasil audit dan kelengkapannya.
11.2
8.9
Menjawab segala bentuk keluhan dari klien termasuk
banding klien terhadap hasil audit MSC.
Mendapatkan sertifikat usaha hotel setelah selesainya
proses pengambilan keputusan.
11.3
9.
HAK MSC
Menerima dan menggunakan hak sertifikasi sesuai aturan
yang diterbitkan MSC.
9.1
Menerima pembayaran dari klien
9.2
Menangguhkan, menghentikan, atau mencabut proses
sertifikasi klien apabila terjadi kondisi yang mewajibkan
MSC untuk melakukan hal tersebut
MUTU- 5001 M (1-1)-27072016
Halaman 2 dari 6
PT MUTUAGUNG LESTARI
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA
12.
KONDISI UMUM
12.1
Urutan proses kegiatan sertifikasi usaha hotel secara umum
dijelaskan di bawah ini dan secara detil pada seluruh bagian
dokumen aturan pelaksanaan ini:
a. Aplikasi oleh calon klien
b. Tinjauan aplikasi oleh MSC
c. Penawaran biaya kegiatan sertifikasi oleh MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL
d. Persetujuan biaya oleh klien
e. Pembuatan dan persetujuan kontrak / SPK oleh MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL dan klien
f. Audit tahap 1
g. Audit tahap 2
h. Perbaikan hasil audit tahap 2 oleh klien (dan audit
verifikasi perbaikan jika diperlukan)
i. Pengambilan keputusan sertifikasi oleh MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL
j. Penerbitan sertifikat oleh MUTU CERTIFICATION
INTERNATIONAL
k. Audit surveillance oleh MUTU CERTIFICATION
INTERNATIONAL
l. Audit perpanjangan sertifikat (resertifikasi) oleh MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL
kesiapan klien dan MSC sebelum dilakukan audit awal
tahap 2.
14.2
Audit awal tahap 2 merupakan audit yang bertujuan menilai
pemenuhan usaha hotel terhadap standar usaha hotel agar
MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL
dapat
menerbitkan sertifikat usaha hotel sesuai kategori hotel
yang diperoleh.
14.3
Audit awal tahap 1 dilakukan secara off-site, yaitu di lokasi
auditor MSC tanpa perlu berkunjunga ke lokasi klien.
14.4
Pada audit awal tahap 1 MSC akan melakukan kajian
terhadap kewajiban awal klien untuk dapat memulai proses
sertifikasi, dengan mengkaji dokumentasi yang dimiliki
klien. Audit awal tahap 1 meninjau beberapa hal sebagai
berikut, tetapi tidak terbatas pada:
a. Dokumen legal usaha hotel yang merupakan
persyaratan dasar sertifikasi usaha hotel
b. Pemenuhan usaha hotel terhadap kriteria mutlak
sertifikasi usaha hotel.
c. Dokumentasi klien yang lain seperti prosedur / sop /
formulir kerja, jika diperlukan.
d. Meninjau lokasi audit dan kondisi lapangan untuk
menentukan kesiapan audit tahap 2
e. Mengkaji status dan pemahanan klien terhadap
standar usaha hotel
f. Mengumpulkan informasi penting terkait lingkup
penerapan standar usaha pariwisata, proses dan
lokasi klien, dan pemenuhan peraturan perundangan
yang diterapkan klien.
13.
APLIKASI, TINJAUAN APLIKASI , DAN PENAWARAN
BIAYA SERTIFIKASI
13.1
Agar MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL dapat
menentukan biaya sertifikasi dengan tepat, calon klien
harus mengisi dengan lengkap FORMULIR APLIKASI
SERTIFIKASI USAHA HOTEL
14.5
Formulir aplikasi dapat diperoleh dengan mengunduh
formulir melalui website MUTU CERTIFICATION
INTERNATIONAL atau secara langsung meminta kepada
MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL atau MSC.
Apabila dari hasil audit awal awal (tahap 1 dan tahap 2)
ditemukan hal-hal yang perlu diperbaiki oleh klien, maka
klien wajib melakukan tindakan perbaikan dalam batas
waktu yang ditentukan MSC
15.
HASIL AUDIT DAN TINDAKAN PERBAIKAN
15.1
Hasil audit sertifikasi usaha hotel menggunakan metode
pengelompokan nilai total hasil audit yang akan
dibandingkan terhadap rentang nilai untuk masing-masing
kategori hotel sebagai berikut:
15.1.1 Hotel Bintang 5: ≥ 936
15.1.2 Hotel Bintang 4: 728 – 916
15.1.3 Hotel Bintang 3: 520 – 708
15.1.4 Hotel Bintang 2: 312 – 500
15.1.5 Hotel Bintang 1: 208 – 292
15.1.6 Hotel Non Bintang: Min 152
13.2
13.3
MSC dapat menghubungi calon klien untuk meminta
informasi tambahan apabila pengisian aplikasi tidak
lengkap atau tidak jelas.
13.4
MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL akan meninjau
aplikasi yang sudah diisi untuk menentukan durasi audit
yang diperlukan. Selanjutnya akan menginformasikan
penawaran biaya sertifikasi kepada klien.
13.5
13.6
Penawaran yang disetujui oleh klien akan dilanjutkan
kepada kontrak / SPK sertifikasi.
MSC tidak akan melakukan audit sebelum tersedia kontrak
/ SPK sertifikasi
yang ditandatangani
MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL dan calon klien.
15.2
Tindakan perbaikan tidak diberlakukan bagi usaha hotel
yang nilai totalnya jatuh pada rentang yang telah ditentukan
pada pasal 15.1 di atas.
14.
AUDIT TAHAP AWAL
15.3
14.1
Audit tahap awal terdiri dari audit awal tahap 1 dan audit
awal tahap 2. Audit awal tahap 1 bertujuan untuk melihat
Tindakan perbaikan hanya berlaku bagi usaha hotel yang
nilai total dari hasil audit jatuh pada rentang interval antar
kelas bintang. Sebagaimana dilihat pada rentang nilai untuk
setiap kelas bintang hotel yang dijelaskan pada pasal 15.1
di atas, terdapat nilai interval yang besarnya adalah 20 (dua
MUTU- 5001 M (1-1)-27072016
Halaman 3 dari 6
PT MUTUAGUNG LESTARI
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA
15.4
15.5
puluh) nilai diantara kelas hotel bintang yang satu dengan
kelas hotel bintang di atas atau di bawahnya.
17.
AUDIT PENGAWASAN BERKALA (SURVEILLANCE)
DAN SERTIFIKASI ULANG (RESERTIFIKASI)
Tindakan perbaikan yang dimaksud pada pasal 15.3 di atas
dilakukan oleh usaha hotel dengan batas waktu 6 (enam)
bulan sejak kegiatan audit berakhir. MSC akan melakukan
verifikasi atas tindakan perbaikan yang dilakukan usaha
hotel secara kunjungan lapangan menyusul informasi dari
usaha hotel bahwa tindakan perbaikan telah selesai
dilaksanakan.
17.1
Audit surveillance merupakan kewajiban MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL dan klien setelah
mendapatkan sertifikat, sebagai bentuk pengawasan
berkala terhadap kesesuaian penerapan standar usaha
hotel yang berjalan di organisasi klien.
17.2
Audit surveillance dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu)
kali selama 3 tahun masa berlaku sertifikat, dengan rentang
waktu surveillance adalah 1.5 tahun setelah audit awal
tahap 2.
17.3
Audit sertifikasi ulang atau resertifikasi adalah audit untuk
memperpanjang masa berlaku sertifikat yang akan berakhir.
Audit resertifikasi diawali dengan aplikasi ulang oleh klien,
dan dapat diawali dengan audit tahap 1 apabila terdapat
kondisi signifikan di organisasi klien yang mengharuskan
MSC untuk melakukan audit tahap 1.
18.
AUDIT KHUSUS
18.1
Audit khusus adalah audit tambahan di luar audit tahap
awal, audit tahap pengawasan (surveillance), dan audit
sertifikasi ulang.
18.2
Audit khusus dilakukan oleh MSC jika terjadi satu atau
beberapa hal di bawah ini, tetapi tidak terbatas pada:
a. MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL menerima
keluhan dari konsumen, masyarakat, atau pihak
berkepentingan lain terhadap usaha hotel yang
diselenggarakan oleh klien yang dinilai perlu untuk
dilakukan verifikasi ke lokasi usaha hotel.
b. Terdapat perubahan di organisasi klien yang yang
berefek kepada sertifikasi, contohnya pengurangan
kapasitas kamar di dalam unit usaha hotel yang secara
besar-besaran, pengurangan fasilitas pendukung
hotel, dan lain-lain. Perubahan semacam ini menjadi
kewajiban klien untuk menginformasikannya kepada
MSC, sesuai aturan pasal 19
18.3
Biaya yang muncul dari audit khusus menjadi tanggungan
klien yang besarnya diatur dalam SPK terpisah dari SPK
sertifikasi
19.
PERUBAHAN YANG MEMPENGARUHI VALIDITAS
PROSES SERTIFIKASI
19.1
Klien harus menginformasikan MSC secara tertulis tentang
perubahan-perubahan yang terjadi pada organisasinya
yang dapat berpengaruh kepada persyaratan usaha
pariwisata, seperti (tetapi tidak terbatas kepada):
a. Status organisasi atau kepemilikan organisasi
b. Alamat pengelola usaha pariwisata dan alamat lokasi
usaha
c. Pengurangan kapasitas hotel dalam jumlah signifikan,
contohnya pengurangan jumlah kamar, pengurangan
jumlah fasilitas hotel, dan sejenisnya.
Apabila usaha hotel tidak menghendaki melakukan
tindakan perbaikan dan/atau batas waktu tindakan
perbaikan selama 6 (enam) bulan telah berakhir, maka
kelas bintang hotel akan secara otomatis bergeser kepada
kelas bintang hotel di bawahnya.
16.
SERTIFIKAT
16.1
Sertifikat usaha pariwisata yang diterbitkan MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL berlaku selama 3 (tiga)
tahun.
16.2
Sertifikat usaha pariwisata akan diterbitkan MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL setelah selesainya
urutan proses berikut:
a. Terlaksana audit awal tahap 2 atau audit sertifikasi
ulang
b. Seluruh tindakan perbaikan yang harus dilakukan telah
diselesaikan pihak hotel dan telah dilakukan verifikasi
tindakan perbaikan oleh auditor MSC.
c. Hasil keputusan sertifikasi oleh pengambil keputusan
sertifikasi menunjukkan hasil yang positif.
d. Klien telah melakukan pembayaran kegiatan audit.
16.3
Sertifikat yang diterbitkan berjumlah 1 (satu) salinan
tercetak (printed) dan 1 (satu) salinan elektronik untuk
masing-masing klien. Permohonan salinan tercetak
tambahan dapat dilakukan klien secara tertulis kepada MSC
dengan biaya tambahan untuk penerbitan sertifikat salinan.
16.4
Pengiriman sertifikat tercetak oleh MSC kepada klien
melalui pos, sedangkan pengiriman sertifikat elektronik
dilakukan melalui email.
16.5
16.6
Sertifikat usaha pariwisata merupakan hak milik MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL.
Apabila terdapat kondisi yang mengharuskan MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL menarik sertifikat klien
(pasal 20 tentang penarikan sertifikat), klien diwajibkan
mengembalikan Sertifikat Usaha Pariwisata yang
dipegangnya
kepada
MUTU
CERTIFICATION
INTERNATIONAL
MUTU- 5001 M (1-1)-27072016
Halaman 4 dari 6
PT MUTUAGUNG LESTARI
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA
19.2
MSC akan memutuskan apakah perubahan
diinformasikan memerlukan audit khusus.
19.3
Kelalaian klien dalam menginformasikan perubahan
sebagaimana dijelaskan di atas dapat menyebabkan
penangguhan sertifikasi sampai dengan pencabutan
sertifikasi.
21.4
Apabila selama masa penangguhan sertifikasi kondisi yang
terjadi pada pasal 21.2 tidak dapat terlaksana, maka MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL akan menarik sertifikat
usaha pariwisata organisasi klien.
21.5
MUTU CERTIFICATION
INTERNATIONAL
akan
mempublikasikan perihal penangguhan dan penarikan
sertifikat melalui websitenya.
yang
20.
PUBLIKASI PEMEGANG SERTIFIKAT
22.
PEMINDAHAN (transfer) SERTIFIKASI
20.1
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Nomor 1 Tahun 2014 mengenai Sertifikasi Usaha
Pariwisata, MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL
mewajibkan seluruh klien yang telah mendapatkan sertifikat
usaha hotel untuk mempublikasikan sertifikatnya sekurangkurangnya dengan memasang sertifikat di lokasi hotel yang
mudah dilihat oleh umum.
22.1
Transer sertifikasi didefinisikan sebagai pengakuan oleh
MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL terhadap
sertifikasi usaha pariwisata yang dikeluarkan oleh lembaga
seritifikasi usaha pariwisata terakreditasi lain di luar MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL.
22.2
Pengakuan sebagaimana yang disebutkan pada pasal 22.1
di atas bertujuan untuk memindahkan proses sertifikasi
organisasi usaha pariwisata dari lembaga sertifikasi lain ke
MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL.
22.3
Hanya sertifikasi dari lembaga sertifikasi usaha pariwisata
yang diakui oleh KEMENPAREKRAF yang memenuhi
syarat pemindahan.
22.4
Permohonan pemindahan sertifikasi yang diterima MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL yang memenuhi syarat
untuk diproses adalah yang diterima dari lembaga sertifikasi
lain bersama dengan organisasi usaha pariwisata yang
menjadi
kliennya.
MUTU
CERTIFICATION
INTERNATIONAL tidak dapat memproses permohonan
pemindahan sertifikasi oleh organisasi usaha pariwisata
tanpa disertai permohonan dari lembaga sertifikasinya.
20.2
20.3
20.4
Klien dapat melakukan publikasi lain di luar yang disebutkan
dalam pada pasal 20.1 di atas, tetapi publikasi yang
dilakukan harus sesuai dengan lingkup sertifikasi yang
diberikan dan hasil sertifikasi yang diperoleh.
Publikasi oleh klien yang menyalahi lingkup sertifikasi
dan/atau tidak sesuai dengan hasil sertifikasi yang
diperoleh dapat menyebabkan MUTU CERTIFICATION
INTERNATIONAL melakukan penangguhan dan/atau
penarikan sertifikat yang telah diberikan.
Klien yang sudah memiliki sertifikat sistem manajemen
memiliki hak untuk mempublikasikan sertifikasinya dengan
tidak memuat pernyataan menyesatkan berkenaan dengan
sertifikasinya
dan yang tidak membuat MUTU
CERTIFICATION kehilangan reputasi dan kepercayaan
publik.
21.
PEMBEKUAN DAN PENARIKAN SERTIFIKAT
21.1
MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL berhak
melakukan penangguhan sertifikasi dan penarikan sertifikat
dikarenakan beberapa kondisi yang terjadi.
21.2
Kondisi sebagaimana yang disebutkan pada pasal 21.1
antara lain, tetapi tidak terbatas pada:
a. Klien tidak bersedia dilakukan audit pengawasan
berkala (surveillance),
b. Klien tidak melaksanakan pembayaran kegiatan audit
pengawasan berkala
c. Klien tidak bersedia dilakukan audit khusus
21.3
Batas waktu penangguhan sertifikasi oleh MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL adalah selama 6
(enam) bulan, dan dalam masa tersebut klien dilarang
menggunakan hak sertifikasi, termasuk pernyataan kepada
publik mengenai sertifikasi usahanya, dan termasuk pula
bagi hotel larangan publikasi kelas bintangnya kepada
publik.
MUTU- 5001 M (1-1)-27072016
22.5 Tinjauan pra-pemindahan
22.5.1 MSC akan melakukan tinjauan terhadap permohonan
pemindahan yang mencakup aspek-aspek:
a. Alasan permohonan pemindahan
b. Keaslian, status, dan masa berlaku sertifikat calon klien
pemindahan
c. Laporan audit terakhir dari lembaga sertifikasi yang
akan memindahkan proses sertifikasi
d. Keluhan terhadap organisasi usaha pariwisata calon
pemindahan
e. Status hukum organisasi usaha pariwisata calon
pemindahan
22.5.2 Persyaratan pemindahan sertifikasi yang dapat diproses
adalah jika:
a. Sertifikat dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang
diakui oleh KEMENPAREKRAF, tidak sedang dalam
masa pembekuan, dan masih dalam masa berlaku.
b. Ketidaksesuaian dari hasil audit terakhir telah
ditindaklanjuti dan dinyatakan selesai.
c. Organiasi usaha pariwisata calon pemindahan tidak
sedang dalam proses penyelesaian hukum
d. Organisasi usaha pariwisata tidak sedang dalam
penanganan keluhan dari pihak berkepentingan.
Halaman 5 dari 6
PT MUTUAGUNG LESTARI
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA
22.6
22.7
22.8
22.9
Apabila terdapat keraguan dari hasil tinjauan pra
pemindahan sebagaimana disebutkan di atas, maka MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL dapat melakukan audit
verifikasi dengan fokus mendapatkan kejelasan terhadap
pemenuhan pasal 22.5 di atas.
24.
RUANG LINGKUP SERTIFIKASI / AUDIT
24.1
Audit sertifikasi usaha hotel dilakukan di seluruh area kerja
(departemen) yang terkait aspek produk (bangunan / fisik) ,
pelayanan, dan manajemen atau pengelolaan.
Apabila persyaratan dalam pasal 22.5 terpenuhi, maka
MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL
dapat
menerbitkan sertifikat mengikuti proses penerbitan sertifikat
normal yaitu mendasarkan pada proses pengambilan
keputusan sertifikasi.
25.
METODE AUDIT
25.1
Setiap pernyataan hasil audit yang dikeluarkan oleh MSC
dalam bentuk laporan hasil audit atau sertifikat didasarkan
pada proses pengambilan sampel. Oleh karenanya MSC
atau MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL tidak
menjamin atau menyatakan bahwa seluruh kegiatan di
dalam organisasi usaha pariwisata klien sesuai secara
sepenuhnya dengan standar audit.
25.2
Terdapat unsur ketidakpastian dalam metode audit yang
dilakukan oleh MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL.
26.
BIAYA
26.1
Biaya akan diuraikan dalam Surat Perjanjian Kerjasama
(Kontrak) yang disampaikan kepada perusahaan. Biaya
tersebut berdasarkan pada komponen biaya yang
ditetapkan pada saat mengajukan penawaran. LSUP
memiliki hak untuk menaikkan biaya selama masa
sertifikasi. LS dalam memberikan kenaikan biaya, akan
mendiskusikan dengan pihak pelanggan untuk saling
disepakati.
26.2
Biaya yang timbul dalam proses sertifikasi ditinjau
berdasarkan hal-hal sebagai berikut: persyaratan standar
sistem managemen yang sesuai; ukuran dan kompleksitas,
teknologi dan regulasi; penggunaan tenaga eksternal;
akomodasi, kehadiran pengamat (auditor akreditasi atau
calon auditor), jumlah tapak/ site; ruang lingkup; hasil audit
sebelumnya untuk klien re-sertifikasi. Perhitungan biaya
mengacu pada sistem hari orang kerja (HOK).
26.3
Biaya tambahan akan diajukan untuk kerja tambahan yang
tidak termasuk dalam Kontrak yang telah disetujui kedua
belah pihak. Biaya tambahan ini diajukan untuk kegiatan
keperluan khusus (audit khusus dan/ atau audit sewaktuwaktu), kunjungan pengawasan berkala tambahan yang
diperlukan yang tidak tercantum dalam jadwal.
26.4
Biaya di atas tidak termasuk biaya perjalanan dan biaya lain
yang berhubungan dengan akomodasi, hotel, laundry,
meals, dll., yang akan dibebankan khusus sesuai
pengeluaran yang dilakukan. Semua biaya dan biaya
tambahan dikenakan pajak sesuai dengan tarif yang
berlaku.
27.
LIABILITY
27.1
Setiap kegiatan operasional MUTU CERTIFICATION di
cover oleh asuransi professional indemnity. Asuransi ini
menjamin profesi atau perusahaan yang terbaik dengan
tanggung jawab /tuntutan tanggunggugat perdata dari klien
Apabila persyaratan dalam pasal 22.5 tidak terpenuhi,
permohonan organisasi usaha pariwisata
untuk
mendapatkan sertifikasi oleh MUTU CERTIFICATION
INTERNATIONAL akan diberlakukan seperti calon klien
baru pada umumnya, mengikuti proses aplikasi dan
seterusnya sebagaimana diatur pada pasal 3.
Audit yang dilakukan oleh MUTU CERTIFICATION
INTERNATIONAL kepada organisasi usaha pariwisata
setelah penerbitan sertifikat mengikuti tahapan audit proses
sertifikasi dari lembaga sertifikasi usaha pariwisata yang
memohon pemindahan.
23.
PENGGUNAAN LOGO ATAU PERNYATAAN
SERTIFIKASI
23.1
Klien sertifikasi yang sudah mendapatkan sertifikat berhak
untuk menggunakan logo atau pernyataan sertifikasi
sebagai bentuk informasi dari klien kepada pihak
berkepentingan bahwa usaha pariwisatanya sudah
memenuhi peraturan sertifikasi terkait.
23.2
Logo atau pernyataan sertifikasi yang dilakukan harus
sesuai dengan lingkup sertifikasi usaha pariwisata klien
23.3
Logo atau pernyataan sertifikasi dapat digunakan misalny a
pada media promosi, interior atau eksterior bangunan, situs
web klien, dan lain-lain.
23.4
Untuk klien sertiikasi usaha hotel, penggunaan tanda
bintang adalah termasuk penggunaan logo sertifikasi
23.5
Untuk klien sertiikasi usaha hotel, penggunaan tanda
bintang yang tidak sesuai dengan sertifikat (bintang lebih
rendah atau lebih tinggi) dianggap menyalahi dan sebagai
bentuk perbaikan harus segera memperbaikinya.
23.6
MUTU CERTIFICATION akan melakukan pemeriksaa n
terhadap penggunaan logo sertifikasi pada setiap audit
surveillancenya. Ketidaksesuaian penggunaan logo
sertifikasi wajib diperbaki oleh klien dengan segera.
MUTU- 5001 M (1-1)-27072016
Halaman 6 dari 6
PT MUTUAGUNG LESTARI
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA
atau dari pihak ketiga yang timbul dari kelalaian profesi dari
karyawan MUTU CERTIFICATION
28.
BANDING, PENGADUAN, DAN KELUHAN
28.1
Banding adalah proses yang dilakukan oleh klien kepada
MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL apabila hasil
audit tidak dapat diterima oleh klien. Banding diajukan
secara tertulis oleh klien kepada MUTU CERTIFICATION
INTERNATIONAL.
28.2
Informasi banding yang diterima MUTU CERTIFICATION
INTERNATIONAL
segera ditindaklanjuti
dengan
membentuk komite adhoc untuk meninjau informasi
banding. Personil yang terlibat dalam proses penanganan
banding berbeda dengan yang melakukan audit dan
membuat keputusan sertifikasi. Hasil dari penanganan
banding akan disampaikan secara resmi kepada klien oleh
MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL.
28.3
Keluhan dan Pengaduan diterima oleh MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL dari pihak yang
berkepentingan terhadap kinerja MSC di dalam
melaksanakan sertifikasi usaha pariwisata. Keluhan dan
pengaduan diajukan secara tertulis oleh klien kepada
MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL.
28.4
Pengajuan banding, pengaduan, ataupun keluhan
sebagaimana yang disebutkan di atas ditujukan kepada
Divisi Quality Assurance MUTU CERTIFICATION
INTERNATIONAL
dengan
alamat
email
[email protected]
29.
FORCE MAJEURE – KEADAAN KAHAR
29.1
MSC, MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL, maupun
klien tidak dikenai kewajiban dalam hal apapun apabila
tidak dapat melakukan kewajibannya sesuai yang tertera
pada dokumen aturan pelaksanaan ini (ataupun pada SPK)
bila merupakan akibat keadaan kahar (force majeure).
29.2
MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL dan klien akan
melakukan komunikasi lebih lanjut mengenai penyelesaian
kewajiban yang tertunda dikarenakan keadaan kahar ini.
30.
ANTI SUAP
30.1
Penyuapan yaitu tawaran atau penerimaan hadiah,
pinjaman, biaya, hadiah atau keuntungan lainnya, ke atau
dari siapapun sebagai bujukan untuk melakukan sesuatu
yang tidak jujur, ilegal, atau pelanggaran kepercayaan di
dalam melaksanakan kegiatan bisnis.
30.2
Berdasarkan
prinsip
ketidakberpihakan,
MUTU
CERTIFICATION INTERNATIONAL bertanggungjawab
untuk mencegah dan menghindar dari segala bentuk
potensi suap dan/atau menyuap dari dan/atau kepada klien
dan pihak lainnya.
MUTU- 5001 M (1-1)-27072016
30.3
Kebijakan anti suap mengatur MUTU CERTIFICATION
INTERNATIONAL untuk seluruh karyawan, auditor, personil
sub kontraktor, dan pihak berkepentingan lainnya.
30.4
Perilaku yang tidak dapat diterima antara lain:
a. Menerima setiap bujukan (imbalan keuangan atau
lainnya) yang menghasilkan keuntungan pribadi atau
keuntungan kepada penerima atau orang atau badan
yang terkait dengan mereka
b. Meminta sebuah bujukan (imbalan finansial atau
lainnya) dari setiap orang sebagai imbalan untuk
memberikan beberapa bantuan
c. Menawarkan setiap bujukan (imbalan keuangan atau
lainnya) untuk setiap orang sebagai imbalan untuk
memberikan beberapa bantuan
d. Pemberian hadiah yang dapat mempengaruhi
keputusan sertifikasi
31.
KODE ETIK
31.1
Kegiatan bisnis LSUP MUTU CERTIFICATION didasarkan
pada reputasi MUTU CERTIFICATION, klien LSUP MUTU
CERTIFICATION, Konsumen dari klien LSUP MUTU
CERTIFICATION dan kelompok yang lebih luas dari para
stakeholder secara keseluruhan mengandalkan LSUP
MUTU CERTIFICATION untuk bertindak independen,
beretika dan tidak memihak.
31.2
LSUP MUTU CERTIFICATION bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa semua karyawan, sub-kontraktor, anak
perusahaan, perusahaan asosiasi dan perwakilan resmi
mematuhi kode etik yang telah ditetapkan dengan
melaksanakan praktek kerja yang baik dan berperilaku
sesuai standar profesional yang tinggi. Tindakan atau
perilaku profesional sangat penting untuk keberhasilan
bisnis LSUP MUTU CERTIFICATION.
31.3
Jika teridentifikasi kemungkinan pelanggaran kode etik,
penyelidikan yang tepat akan dilakukan oleh Manajemen
LSUP MUTU CERTIFICATION. Pihak yang melakukan
penyelidikan adalah personil yang independen dan bukan
dari personil yang telah menyebabkan kemungkinan
pelanggaran tersebut. Temuan akurat berdasarkan dari
bukti yang diperoleh bersama-sama dengan rekomendasi
akan dilaporkan kepada Pimpinan Manajemen.
31.4
Kode Etik Umum:
a. Bertindak dengan keadilan, kejujuran dan integritas
setiap saat dan mematuhi Kode Etik dan Kebijakan
Anti Suap
b. Bertindak sesuai hukum dan perundang-undangan
yang berlaku saat ini serta praktek dari perusahaan
c. Bekerja dengan aman, menegakkan kebijakan
kesehatan & keselamatan dan praktik perusahaan
d. Berkomunikasi dengan jelas, efektif dan terbuka
e. Melindungi semua informasi rahasia dan bertindak
sesuai dengan Kontrak.
Halaman 7 dari 6
PT MUTUAGUNG LESTARI
ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA
f.
g.
h.
i.
j.
Bertanggung jawab atas seluruh tindakan yang
dilakukan.
Memperlakukan kolega, klien dan stakeholder lainnya
pada tingkat yang sesuai dari pertimbangan dan rasa
hormat
Menghormati keyakinan, hati nurani dan keragaman
dalam arti yang luas
Menghindari perilaku yang dapat dianggap sebagai
pelecehan, intimidasi, eksploitasi atau intimidasi
Menjaga reputasi dan aset perusahaan
MUTU- 5001 M (1-1)-27072016
Halaman 8 dari 6
Download