TUGAS KULIAH ANALISIS LANSKAP TERPADU Proses Pembentukan Sidoarjo Berdasarkan Tenaga Endogen (Tektonisme dan Vulkanisme) Disusun Oleh: Nama : Iffatur Rokhmaniyah NIM : 115040200111034 Kelas :A JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 Pengaruh Aktivitas Tektonik di Daerah Sidoarjo Batuan di daerah Sidoarjo disusun oleh lapisan batuan sedimen yang terdiri dari batu lanau, batu lempung, batu serpih, batu pasir dan batu gamping. Umur batuan sedimen tersebut berkisar antara miosen awal hingga resen. Batuan-batuan ini diendapakan di dalam ‘eliosional basin’, yaitu cekungan yang sangat dalam dimana formasi-formasi batuan sedimen diendapkan secara cepat (high sedimentation rate) dan tertekan secara kuat, sehingga membentuk formasiformasi batuan bertekanan tinggi (over pressured rock formations). Tidak heran dalam cekungan endapan seperti ini muncul struktur-struktur diapir. Struktur-struktur diapir lazim dijumpai di zona depresi yang tertekan secara kuat baik secara tektonik maupun secara sedimentasi. Zona depresi ini dijumpai di bagian utara Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Formasi-formasi batuan di daerah Sidoarjo secara geologi regional termasuk ke dalam zona depresi Kendeng, yang memanjang dari bagian tengah Jawa Tengah hingga bagian timur Jawa Timur. Pada zona depresi ini terbentuk beberapa antiklinorium, dan salah satunya adalah antiklinorium Ngelam-Watudakon. Antiklinorium-antiklinorium tersebut dipotong oleh struktur kekar dan sesar yang terbentuk akibat pergerakan lempeng tektonik. Secara regional, sistem tektonik Jawa Timur dipengaruhi oleh lempeng tektonik Indo-Australia yang bertumbukan dengan lempeng tektonik Eurasia. Lempeng tektonik Indo-Australia melesak masuk ke bawah lempeng tektonik Eurasia. Sebagai hasilnya terbentuk zona subduksi (subduction zone), yang juga merupakan pusat gempa, di bagian selatan Jawa Timur. Pergerakan ini diperkirakan sebesar 7 cm/tahun, yaitu lempeng Australia, yang berada di selatan, bergerak ke arah utara, sedangkan lempeng Eurasia di utara bergerak ke arah selatan. Kondisi geologi dan pergerakan lempeng tektonik ini merupakan potensi yang sangat mendukung terhadap terjadinya erupsi lumpur panas di Sidoarjo. Ternyata fenomena erupsi lumpur seperti di Sidoarjo ini bukan yang pertama kali terjadi di sekitar Jawa Timur. Catatan sejarah menunjukkan bahwa fenomena erupsi lumpur telah terjadi sejak jaman kerajaan Jenggala dan Majapahit. Kerajaan di sekitar Jawa Timur ini berlokasi di ujung delta Brantas purba, di mana lokasi semburan lumpur panas di Sidoarjo yang sekarang berada. Fakta sejarah tersebut juga mempunyai analogi kejadiannya yang mirip dengan semburan lumpur di Sidoarjo yang sekarang. Sisa-sisa gunung lumpur hasil erupsi lumpur dari jaman Kerajaan Majapahit masih dapat ditemukan di sekitar Bandara Juanda, Desa Kalanganyar. Ke arah utara dari Kalanganyar, terdapat jejak gunung lumpur Gunung Anyar. Kedua jejak gunung lumpur ini membentuk kelurusan berarah Timur Laut-Barat Daya dengan lokasi semburan lumpur panas di PorongSidoarjo. Ternyata di Bangkalan, Pulau Madura, juga ditemukan jejak gunung lumpur. Jika jejak-jejak gunung lumpur ini ditarik garis dari Timur Laut ke Barat Daya hingga melewati Porong akan membentuk kelurusan yang berhimpitan dengan zona Sesar Watukosek. Antiklin Pulungan terletak di daerah dataran di selatan Surabaya merupakan antiklin menunjam ke arah timur barat. Di antiklin ini terdapat dua gunung lumpur yaitu Gunung Lumpur Pulungan dan Gunung Lumpur Kalanganyar. Di antiklin ini tersingkap batuan-batuan dari Formasi Pucangan fasies lempung, Formasi Pucangan fasies volkanik, dan Formasi Kabuh Antiklin Gunung Bang dan antiklin Raci terdapat di selatan Sungai Porong merupakan antiklin menunjam ke arah barat timur. Di antiklin Gunung Bang tersingkap batuan-batuan Formasi Jombang dan di antiklin Raci tersingkap batuan-batuan dari Formasi Kabuh dan Formasi Jombang Sesar yang terdapat di antiklin Pulungan merupakan sesar geser yang diperkirakan mempunyai arah timur laut-barat daya. Sesar tersebut meskipun merupakan sesar diperkirakan tidak menutup kemungkinan merupakan sesar sesar aktif yang cukup panjang. Pengaruh Aktivitas Vulkanisme Di Sidoarjo Geomorfologi daerah Sidoarjo dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu daerah pegunungan yang menempati bagian selatan dan daerah dataran yang menempati bagian utara. Daerah pegunungan di bagian selatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu daerah pegunungan vulkanik dan daerah pegunungan lipatan. Daerah pegunungan vulkanik merupakan bagian dari gunung Penanggungan (+1653 m dpl) dengan puncak-puncaknya antara lain gunung Gajahmungkur (+481 m dpl) dan gunung Kemucup (+1227 m dpl) yang tersusun atas endapan dari gunung Penanggungan dan batuan endapan gunung Arjuno Purba. Daerah pegunungan lipatan berarah timur barat mencakup daerah gunung Bang dan di sekitar Raci. Di daerah ini dijumpai batuan-batuan sedimen yang telah terlipat, membentuk antiklinal-antiklinal. Daerah dataran terdapat di bagian utara dengan ketinggian mencapai 15-18 meter dpl merupakan delta dikenal sebagai delta Brantas yang terbentuk oleh sungai Surabaya yang mengalir di bagian utara ke Kota Surabaya dan sungai Porong yang mengalir di bagian selatan. Kedua sungai ini merupakan anak-anak dari sungai Brantas. Di delta Brantas ini merupakan sungai Surabaya dan sungai Porong dibuat kanal-kanal untuk pengairan seperti sungai-sungai Bulubendo, Pepe, Kapetingan, Pucang, Kedungoleng dan sungai Sangangewu. Di bagian selatan mengalir sungai-sungai dari pegunungan seperti sungai Bangkok, sungai Kedung larangan dan sungai-sungai lainnya. Gambar 1. Geomorfologi daerah Sidoarjo Gambar 2. Morfologi bagian selatan daerah penelitian Di daerah dataran tersebut, terdapat semburan aktif di desa Siring pada ketinggian sekitas 3 m dpl, dijumpai dua gunung lumpur lain yaitu di desa Pulungan dengan ketinggian sekitar 7 meter dan di desa Kalanganyar dengan ketinggian sekitar 13 m dpl. Di kedua gunung tersebut masih terlihat titik semburan di permukaan tanah. Gambar 3. Gunung lumpur di desa Kalanganyar dekat lapangan udara Juanda