WARNITA. IS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

advertisement
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MEMBUAT SULAMAN
PIPIH MELALUI STRATEGI CTDL DI SMPN 4 PAYAKUMBUH
WARNITA. IS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode September 2012
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MEMBUAT SULAMAN
PIPIH MELALUI STRATEGI CTDL DI SMPN 4 PAYAKUMBUH
Warnita. IS1, Wildati Zahri2, Yenni Idrus3
Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Jurusan Kesejateraan Keluarga
FT Universitas Negeri Padang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa membuat
sulaman pipih untuk hiasan alas meja melalui strategi cooperative tipe direct learning
di SMP N 4 Payakumbuh. Motivasi mahasiswa dilihat dari tiga indikator, yaitu
senang mencari dan memecahkan masalah, bersemangat dan bekerja keras, tekun
dalam menghadapi tugas. Jenis penelitian yaitu penelitian tindakan kelas terdiri dari
siklus I dan siklus II tiap siklus tiga kali pertemuan, satu kali pertemuan dua kali 40
menit. Teknik Pengumpulan data adalah observasi dengan teknik analisis data
kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa
pada indikator tersebut sudah tercapai, dengan pencapaian target yang sudah
ditetapkan adalah 80%. Jadi, Strategi Cooperative Tipe Direct Learning dalam proses
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dalam membuat sulaman
pipih untuk hiasan meja.
Kata Kunci: Motivasi, Siswa, Sulaman, CTDL
This study aims to improve students' motivation to make embroidered
tablecloth flat for ornament through direct type of cooperative learning strategies in
SMP N 4 Payakumbuh. Motivation student views of the three indicators, namely
pleasure seeking and problem solving, passionate and hard-working, persevering in
the face of duty. This type of research is a classroom action research consists of the
first cycle and second cycle of each cycle of three meetings, one meeting two times
40 minutes. Data collection techniques were observation technique of quantitative
and qualitative data analysis. The results showed that students' motivation on the
indicators have been achieved, with the achievement of the targets set is 80%. Thus,
Type Direct Cooperative Learning Strategies in the learning process can improve
students' motivation, to make flat embroidery to decorate the table.
Keywords: Motivation, Students, Embroidery, CTDL
DAFTAR PUSTAKA
Asra dan Sumiati. 2003. Teori Busana, Bandung : CV Wacana Prima Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Yokyakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008.Penelitian tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.
Palukadang, W. Roesbani.1982. Keterampilan Menghias Busana. Jakarta:
Depdiknas
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Rajawali Pers.
Saadie, Ma`mur dkk. 2007.
Jakarta:Universitas Terbuka.
Strategi
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia.
Sanjana. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Medi
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran.Jakarta.Prenada Media.
Zahri,Wildati.1984.Teknik Menghias Busana.Padang: Universitas Padang.
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MEMBUAT SULAMAN
PIPIH MELALUI STRATEGI CTDL DI SMPN 4 PAYAKUMBUH
WARNITA. IS
Artikel ini disusun berdasarkan skripsi Warnita. Is untuk persyaratan wisuda periode
September 2012 dan telah diperiksa/disetujui oleh kedua pembimbing
Padang,
Pembimbing I
September 2012
Pembimbing II
Dra. Wildati Zahri, M.Pd
Dra. Yenni Idrus, M.Pd
NIP.19490228 197503 2001
NIP.19560117 198003 200
A. Pendahuluan
Muatan lokal merupakan bahagian dari struktur kurikulum yang terdapat
pada standar isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Muatan local
merupakan mata pelajaran, dari satuan pendidikan yang mengembangkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Satuan pendidikan dapat menyelenggarankan
satu mata pelajaran setiap semester.
Program muatan lokal di SMPN 4 Payakumbuh,salah satunya adalah mata
pelajaran pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang terdiri dari dua materi
yaitu Tata boga dan Tata busana. Materi busana dibagi menjadi dua, yaitu menjahit
pakaian dan menghias lenan rumah tangga. Dalam menghias lenan rumah tangga
diperlukan motivasi dari dalam diri siswa tersebut, karena kegiatan menghias
permukaan kain dengan menjahit benang yang dapat dilakukan dengan tangan, tanpa
motivasi seseorang tidak akan mendapatkan hasil alas meja yang baik, indah dan
menarik
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis sebagai seorang pendidik
pada Desember 2011 lalu, motivasi siswa dalam pembelajaran membuat sulaman
pipih masih terkelompok rendah. Hal ini dapat dilihat saat proses pembelajaran
berlangsung, seperti: (1) Kurang senang siswa dalam mendisain motif untuk sulaman
pipih, (2) kurang bersemangat siswa memindahkan motif ke dasar kain. (3) kurang
tekun siswa menjahit sulaman pipih. Hal lain yang terjadi saat proses pembelajaran
yaitu munculnya prilaku siswa seperti, masih adanya siswa yang izin keluar, masih
adanya siswa yang mengobrol saat guru menyajikan pelajaran, masih adanya siswa
yang suka mengganggu teman waktu pembelajaran berlangsung, masih adanya siswa
yang acuh tak acuh saat guru menjelaskan pembelajaran.
Motivasi adalah suatu dorongan yang datang dari seseorang untuk melakukan
sesuatu. Purwanto (1990:61) menjelaskan motivasi belajar adalah “Segala sesuatu
yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu”. Jadi dalam belajar
motivasi merupakan syarat mutlak untuk belajar. Di lingkungan pendidikan, di
sekolah terdapat anak yang malas untuk belajar, tidak mau bertanya, suka bolos,
dalam hal ini guru tidak berhasil memberi motivasi yang tepat untuk mendorong
siswa. agar mereka belajar menyenangkan dan mengasyikkan.
Seharusnya proses pembelajaran yang dilakukan mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa, sehingga berdampak positif terhadap proses pembelajaran.
Namun, proses pembelajaran yang dilakukan masih jauh dari harapan dengan
kenyataannya, belum mampu meningkatkan motivasi siswa, khususnya
belajar
keterampilan menghias lenan rumah tangga seperti yang dialami siswa SMPN 4
Payakumbuh tahun ajaran 2011/ 2012.
Menurut Walgito (2002:168) ada tiga unsur motivasi yang berkaitan yaitu: (1)
Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam diri seseorang. Perubahan
sistim dalam organisme manusia, (2) Motivasi ditandai timbulnya perasaan. Perasaan
ini diawali dengan ketegangan psikologis, berupa suasana emosi yang dilanjutkan
dengan tingkah laku, (3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mecapai tujuan.
Hal ini diduga disebabkan dari faktor guru, (1) Guru dalam menyajikan
pelajaran kurang menerapkan metode yang bervariasi yang masih didominasi oleh
metode ceramah, sehingga siswa kurang memperhatikan pembelajaran, (2) guru
kurang menguasai model-model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran
yang banyak praktek, sehingga siswa menjadi bosan pada pembelajaran menghias
alas meja, (3) guru kurang maksimal memberi bimbingan dalam pembelajaran
praktek, (4) guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, sehingga
siswa sering keluar masuk, dan untuk tugas diselesaikan orang lain, dan fasilitas yang
kurang memadai.
Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam materi membuat sulaman pipih
pada hiasan alas meja, dicoba mencari solusinya dengan menerapkan strategi
cooperative tipe direct learning. Menurut Sanjaya (2006:240) model cooperative tipe
direct learning adalah “Merupakan pembelajaran kelompok/tim kecil”. Menurut
Ma`mur (2007:6.7) model cooperative tipe direct learning adalah “Pembelajaran
yang menggunakan kelompok kecil sehingga bekerja bersama untuk memaksimalkan
kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota lain”. Model ini sangat dianjurkan oleh
para ahli pendidikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar, karena model
pembelajaran cooperative tipe direct learning menumbuhkan sikap menerima
kekurangan diri dari orang lain, juga mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan. Berarti pelajaran keterampilan menghias alas meja dengan sulaman
pipih sangat tepat diterapkan strategi pembelajaran cooperative tipe direct learning.
Hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran cooperative tipe direct
learning : (a) berpusat pada siswa, (b) mengembangkan kreatif siswa, (c) menciptakan
kondisi yang menyenangkan dan menantang, (d) bermuatan nilai, etika, estetika, dan
logika, dan (e) penyediaan pengalaman belajar yang beragam. Dalam pelaksaan
cooperative tipe direct learning, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama
lain untuk mencapai kebersamaan dalam materi atau tugas yang diberikan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk Untuk
peningkatan motivasi belajar siswa membuat sulaman pipih pada alas meja melalui
strategi pembelajaran cooperative tipe direct learning di SMPN 4 Payakumbuh,
sedangkan manfaat penelitian adalah: (1) bagi guru, mampu merancang skenario
pembelajaran kooperatif dan Memotivasi guru untuk menggunakan strategi
pembelajaran cooperative. (2) Bagi Siswa, Memberikan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, Memupuk semangat siswa dalam mendisaian motif sulaman pipih
dan
Meningkatkan
ketekunan
siswa
menjahit
sulaman
pipih.
(3)
Bagi
Sekolah,bSebagai acuan untuk mendorong guru-guru dalam mempergunakan
berbagai model pembelajaran dan memotivasi guru melakukan penelitian tindakan
kelas.
B. Metode Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMPN 4 Payakumbuh
pada siswa kelas VIII sebanyak 28 siswa dan guru kolaborasi berjumlah 1 orang.
Penelitian dilaksanakan 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan. Dengan
rincian waktu adalah pertemuan hari Kamis 12 Januari 2012, pertemuan ke dua
Kamis 19 Januari 2012, Pertemuan tiga Kamis 26 Januari 2012, Siklus II pertemuan
pertama Kamis 2 Februari 2012, pertemuan dua Kamis 9 Februari 2012, pertemuan
tiga Kamis 23 Februari 2012. Parameter penelitian adalah motivasi belajar siswa.
Persiapan tindakan berupa : (1) menetapkan materi pelajaran pada siklus I dan
siklus II setiap kali pertemuannya. (2) Menyiapkan rencana pelajaran sesuai dengan
strategi cooperative tipe direct, (3) Menyiapkan lembaran kerja siswa (LKS), (4)
Menyiapkan angket untuk melihat motivasi siswa, (5) Menyiapkan lembaran
observasi untuk melihat keaktifan siswa, (6) Menyiapkan alat evaluasi untuk melihat
motivasi siswa, (7) melaksanakan refleksi setiap akhir satu siklus.
Kegiatan tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan yaitu strategi cooperative
tipe direct learning, yang mendorong motivasi siswa dalam pembuatam sulaman
pipih. Tahap pelaksanaannya adalah: (1) Menyampaikan pelaksanaan tindakan kelas,
(2) Apersepsi yaitu mengingatkan siswa kembali tentang kompetensi dasar terkait
dengan materi yang di pelajari, (3) Motivasi yaitu Memperlihatkan bentuk-bentuk
sulaman pipih untuk hiasan alas meja, (4) Menyampaikan kompetensi dasar, indikator
dan tujuan pembelajaran.
Observasi bersamaan dengan pelaksanaan, yang bertujuan untuk mengamati.
proses pembelajaran berlangsung,. Pelaksanaan tindakan dievaluasi dengan
mengumpulkan hasil motivasi siswa yang terdiri dari jumlah siswa yang mengikuti
dalam pembelajaran membuat sulaman pipih menghias alas meja mencapai target
80%. Jika Motivasi siswa kurang dari 80% belum tercapai, lebih
dari 80%
dinyatakan tercapai.
Untuk melihat persentase motivasi siswa yang terlibat dalam proses belajar
mengajar menghias alas meja sesuai dengan indikator dengan rumusan :
P
F
x100%
N
Menurut Suharsimi Arikunto 1996:56 interpretasi motivasi siswa adalah sebagai
berikut:
81-100 % ( TS), 61–80 % = Tinggi (T), 41 – 60 % (S), 21 – 40 % (R),
0 – 20 % ( RS). Refleksi dilaksanakan setiap akhir pertemuan berdasarkan hasil
pengamatan selama proses belajar mengajar, selanjutnya dilaksanakan untuk
perbaikan pada pertemuan berikutnya.
C. Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Analisis Data Siklus I
80
70
75
63
63
60
52
50
Senang
40
Bersemangat
28
30
22
20
23
16
20
16
Tekun
18
10
10
Rt-rt Indk
Rt-rt siklus I
0
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Grafik 1. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I
Dari grafik di atas dapat disimpulkan yaitu: pertemuan satu persentase yang
diperoleh secara klasikal adalah yang tinggi motivasi siswa baru mencapai 56%,
sedang 23%, dan rendah 21%. Pertemuan dua pada semua indikator siklus I
persentasenya tinggi naik menjadi 63%, sedang 21%, dan rendah 17%. Pertemuan
tiga untuk semua indikator rata-rata persentase secara klasikal tinggi naik menjadi
71%,
sedang 17%, dan rendah 17%. Jadi rata-rata motivasi siswa dalam
pembelajaran menghias alas meja dengan sulaman pipih. Persentasenya tinggi 63%,
sedang 20%, dan rendah 18%.
Pada siklus I rata-rata persetase baru mencapai 63% apabila diinterpretasikan
dengan 11las an11 penilaian, siklus I motivasi siswa dalam membuat sulaman pipih
tergolong tinggi. Siklus I pelaksanaan materi pembelajaran diterapkan sampai siswa
menciplak motif di atas kain untuk hiasan alas meja.
Analisis Refleksi Siklus I
Refleksi terhadap pencapaian yang diperoleh pada siklus I motivasi belajar
siswa rata-rata persentasenya baru mencapai 63%, dalam menghias alas meja
dengan sulaman pipih melalui strategi cooperative tipe direct learning, belum
mencapai target kecapaian yang telah ditetapkan yakni 80%.
Kelemahan dan
kelebihan pada siklus I , yaitu:
1.
Penerapan strategi cooperative tipe direct learning antara lain:
a) Penerapan strategi CTDL dapat memberi dampak positif terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa dalam
menghias alas meja dengan
sulaman pipih, dimana pengamat siswa berusaha mempelajari sulaman pipih,
tingkah laku siswa dalam mempelajari cara dan teknik.
b) Penerapan model pembelajaran ini membuat siswa selalu senang dan riang,
sehingga siswa betul- betul tekun dan sungguh-sungguh menghadapi
masalah yang ditemukan dalam mendisain motif walaupun ada kesulitan
akan dapat dicari jalan keluarnya baik pada kelompoknya sendiri maupun
pada kelompok lain.
c)
Suasana yang diharapkan siswa belajar asysik dan menyenangkan terlihat
pada strategi cooperative tipe direct learning.
2.
Kelemahan penerapan strategi pembelajaran cooperative tipe direct learning
antara lain:
a) Masih ada siswa yang kurang serius untuk mencari informasi pada
kelompoknya sendiri maupun kelompok lain
b) Pengelolaan kelas kurang terkontrol, sehingga lokal ribut dan ditemukan
juga siswa yang masih melakukan perkerjaan lain.
Analisis Data Siklus II
90
82
88
86
80
70
60
50
40
30
20
9
10
7
98
6
8
8
Senang
Bersemangat
0
Tekun
Tinggi
Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Rt-Rt Siklus II
Grafik 1. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I
Dari rata-rata persentase di atas, apabila diinterprestasikan dengan kriteria
penilaian yang dikemukakan oleh Suharsimi, maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar siswa pada siklus II tergolong tinggi sekali.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II dapat dilihat bahwa rata-rata
motivasi belajar siswa sudah melebihi target kecapaian yaitu 86 %, artinya dari 3
indikator motivasi belajar siswa dalam menghias alas meja dengan sulaman pipih
pada tahap penyelesaian, motivasi belajar siswa sudah meningkat dan telah
mencapai target capaian yang sudah ditetapkan yaitu 80%. Dengan demikian
tindakan dapat dihentikan pada siklus II.
Analisis Refleksi Siklus II
Berdasarkan observasi pada siklus II, dapat dilihat bahwa rata-rata motivasi
belajar siswa dengan persentase 86%, dikategorikan tinggi dari ketiga indikator yaitu:
senang mecari dan memecahkan masalah dalam menjahit sulaman pipih, bersemangat
dan berkerja keras dalam menjahit sulanam pipih, dan tekun menghadapi tugas dalam
mengerjakan sulaman pipih menunjukkan peningkatan secara signifikan atau sangat
positif. Sehingga dapat disimpulkan kinerja dalam tindakan siklus II sudah dapat
memenuhi capaian target minimal yang sudah ditetapkan.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data motivasi belajar siswa selama melakukan
strategi pembelajaran cooperative tipe direct learning dapat meningkat dalam
pembelajaran menghias alas meja dengan sulaman pipih di SMPN 4 Payakumbuh
tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini berdasarkan perolehan rata-rata persentase
motivasi belajar siswa dalam menghias alas meja dengan sulaman pipih terjadi
peningkatan yaitu pada rata-rata persentase pada siklus I 63% dikategorikan tinggi,
dan pada siklus II terjadi peningkatan dengan persentase 86% dikategorikan tinggi
sekali, berarti ada peningkatan yang signifikan dan telah memenuhi target capaian
yang ditetapkan yaitu 80%.
Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut di atas maka motivasi belajar
siswa dalam menghias alas meja dengan sulaman pipih pada 14las an14r senang
mencari dan memecahkan masalah dalam menjahit sulaman pipih pada awalnya
motivasi siswa masih rendah, karena siswa belum paham dengan tujuan dan manfaat
pembelajaran menghias alas meja, dan masih ragu siswa dengan cara menjahit
sulaman pipih, motivasi belajar siswa secara klasikal dikategori sedang, dan
meningkat dengan kategori tinggi, ini naik karena dorongan yang kuat atau kemauan
yang kuat 14las a dari dalam diri siswa untuk menimbulkan rasa senang pada materi
pembelajaran dan suka mencari dan memecahkan kesulitan yang ada dalam menjahit
sulaman pipih, berkat senangnya
siswa menjahit sulaman pipih diklasifikasikan
dalam motivasi siswa dikategorikan tinggi.
Pada 14las an14r bersemangat dan berkerja keras, juga terjadi peningkatan,
pada siklus I persentase mencapai 63%, terjadi peningkatan yaitu 88% dikategori
tinggi sekali, berkat kerja sama yang baik antara kelompok yang saling membagi
pengetahuan pada teman yang belum termotivasi untuk menjahit sulaman pipih, rasa
tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas yang diberikan. Tingkah laku yang
ditunjukkan siswa akan memperlihat antusias untuk berhasil dalam belajar dan
meraih hasil tugas yang baik.
Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
siswa dapat dikembangkan dalam
menjahit sulaman pipih dengan pendekatan
melalui strategi pembelajaran cooperative tipe direct learning . Sebagaimana yang
dijelaskan Kristina (2001:287) “strategi pembelajaran cooperative tipe direct learning
dimana siswa dalam belajar selalu berkerja sama dalam kelompok kecil yang saling
membantu dalam belajar, dan saling membagi ilmu pengetahuan”.
Dengan penerapan strategi pembelajaran cooperative tipe direct learning
terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam menghias alas meja
dengan sulaman pipih, semua ini berkat kerja sama yang baik, memotivasi siswa
untuk dapat bertanggung jawab dan rangsangan untuk berfikir, dan strategi yang
ampuh untuk meningkatkan prestasinya baik secara kelompok maupun secara
individu.
Apabila ditelusuri lebih dalam peningkatan pencapaian motivasi belajar
siswa pada pembelajaran membuat hiasan alas meja dengan sulaman pipih motivasi
siswa pada tiga 15las an15r telah mencapai target kecapaian yang sudah ditetapkan
melalui strategi cooperative tipe direct learning yang dapat melibatkan secara
langsung kegiatan siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, ini semua
didasarkan dari beberapa 15las an yaitu:
1. Strategi cooperative tipe direct learning telah memberikan stimulus yang
sangat baik untuk memotivasi siswa dalam menghias alas meja dengan
sulaman pipih. Kerja sama yang baik sesama siswa, melatih dalam
berdiskusi dan mengemukakan pendapat yang diterapkan dalam langkah
cooperative, merupakan modal dasar untuk berkomunikasi dalam
kelompoknya, siswa memiliki kepercayaan, dan tanggung jawab yang
tinggi, karena sudah berlatih menyampaikan informasi kepada teman dan
kelompok lain.
2. Strategi cooperative tipe
direct learning dapat membuat Suasana kelas
yang mengasyikkan dan menyenangkan, sehingga terjadi belajar sambil
bermain, artinya ketegangan selama proses belajar
berlangsung dalam
pelaksanaannya sewaktu siswa berdiskusi dalam memecahkan masalah
dalam materi pembelajaran sehingga mendapatkan informasi teknik dan
cara yang baik dalam menjahit sulaman pipih.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
dengan strategi cooperative tipe direct learning telah memberikan subangan positif
tehadap peningkatan motivasi siswa untuk membuat hiasan alas meja dengan sulaman
pipih.
D. Simpulan dan Saran
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dalam
menghias alas meja dengan menggunakan sulaman pipih pada siklus II lebih tinggi
motivasinya daripada siklus I. Pada ke tiga indicator yaitu indikator senang mencari
dan memecahkan masalah, bersemangat dan berkerja keras dan tekun mencari teknik
menjahit sulaman menunjukkan persentase hasil yang meningkat, dimana persentase
ketiga indicator ini pada siklus pertama lebih rendah dibandingkan siklus kedua. Hal
tersebut berarti pada siklus II terjadi peningkatan.Jika diinterprestasikan menurut
pendapat Suharsimi, maka motivasi belajar siswa tergolong tinggi. Jadi, Strategi
pembelajaran cooperative tipe direct learning dapat digunakan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam menghias alas meja dengan sulamn pipih.
Disarankan Guru dapat mencoba strategi pembelajaran cooperative tipe direct
learning dalam pembelajaran lain yang diembannya, serta siswa diharapkan agar
dapat terlibat langsung dalam berdiskusi dalam kelompok belajar dan sekolah
meyediakan fasilitas pembelajaran.
Catatan : Artikel ini disusun berdasarkan Skripsi penulis dengan pembimbing I Dra.
Wildati Zahri, M.Pd dan Pembimbing II Dra. Yenni Idrus, M.Pd
DAFTAR PUSTAKA
Asra dan Sumiati. 2003. Teori Busana, Bandung : CV Wacana Prima Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Yokyakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008.Penelitian tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.
Palukadang, W. Roesbani.1982. Keterampilan Menghias Busana. Jakarta:
Depdiknas
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Rajawali Pers.
Saadie, Ma`mur dkk. 2007.
Jakarta:Universitas Terbuka.
Strategi
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia.
Sanjana. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Medi
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran.Jakarta.Prenada Media.
Zahri,Wildati.1984.Teknik Menghias Busana.Padang: Universitas Padang.
Download