BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah penguraian dari sistem informasi yang utuh kedalam bagian – bagian dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan – permasalahan dan hambatan – hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan. Atau secara lebih mudahnya, analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui. Tahap analisis sistem ini merupakan tahap yang sangat kritis dan sangat penting, karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan ditahap selanjutnya. Dalam tahap analisis sistem, tugas utama analis adalah menemukan kelemahan-kelemahan dari sistem yang berjalan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. 3.2 Tujuan Pengembangan Sistem Tujuan yang ingin dicapai yaitu mengembangkan sistem yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan perhitungan pada Rangkaian Listrik dan Faktor Daya serta menghindari perhitungan manual karena membutuhkan waktu yang lama dan kurang akurat. 72 73 3.3 Analisis Sistem yang ada Adanya kesulitan bagi para pelajar, Mahasiswa, Teknisi, Tenaga Pengajar dan Pakar di bidang kelistrikan dalam menyelesaikan masalah - masalah kelistrikan dimana perhitungan-perhitungan Rangkaian Listrik yang menggunakan Komponen Resistor, Induktor dan Kapasitor ( R-L-C) dan perhitungan Analisis Faktor Daya selalu di hitung secara manual. 3.4 Analisis Kelemahan Sistem yang ada Karena penyelesaian perhitungan Rangkaian Listrik dan Analisis Faktor Daya selalu di hitung secara manual maka terdapat beberapa kelemahan dari sistem yang ada ini, yaitu : a. Waktu yang dibutuhkan cukup lama dalam menyelesaikan perhitungan – perhitungan Rangkaian Listrik dan Analisis Faktor Daya. b. Hasil perhitungan sering tidak valid, karena hasil yang di dapat oleh setiap orang yang mengerjakannya secara manual akan berbeda, hal ini terjadi sebab dalam melakukan perhitungan membutuhkan rumus – rumus yang banyak dan membutuhkan waktu yang lama, sehingga menyebabkan sering terjadi kesalahan dalam perhitungan yang tentunya mempengaruhi hasil akhir. c. Analisis faktor daya sulit di bayangkan, dimana secara teori hanya berupa hasil perhitungan. Apabila terjadi perubahan nilai dari hasil analisis maka harus di lakukan perhitungan kembali dari awal secara manual. 74 3.5 Analisis Perhitungan Rangkaian Listik dan Faktor Daya Identifikasi masukan dan keluaran data yang akan diproses pada sistem perhitungan Rangkaian Listrik dan Faktor Daya. Program yang akan dibangun tediri dari beberapa rangkaian diantaranya adalah : 1 Rangkaian Listrik DC a. Rangkaian sederhana b. Rangkaian Seri c. Rangkaian Paralel 2 Rangkaian Listrik AC a. Rangkaian RLC Seri b. Rankaian RLC 2 Loop c. Rangkaian RLC 3 Loop 3 Simulasi Faktor Daya 3.5.1 Rangkaian Sederhana R I Vs Gambar 3.1 Rangkaian Sederhana 75 a. Contoh : Jika pada suatu rangkaian sederhana nilai Arus(I) dan Tahanan (R) di ketahui, berapakah nilai Tegangan (V)? Jawab : V= I x R Maka : V = ... Volt(V) b. Contoh : Jika pada suatu rangkaian sederhana nilai Tegangan (V) dan Arus (I) di ketahui, berapakah nilai Tahanan (R)? Jawab : R= V I Maka : R = ... Ohm(Ω) c. Contoh : Jika pada suatu rangkaian sederhana nilai Tegangan (V) dan Tahanan (R) di ketahui, berapakah nilai Arus (I)? Jawab : I= V R Maka : I = ... Amphere(A) d. Contoh soal : Diketahui pada suatu rangkaian sederhana dimana: V = 220 Volt I = 0,5 Amphere Berapakah nilai Tahanan (R) ? Jawab : V=IxR 76 R = V = 220 R 0,5 Maka : = 440 Ω 3.5.2 Rangkaian Seri I R1 R2 R3 VR1 VR2 VR3 Vs Gambar 3.2 Rangkaian Seri a. Untuk menentukan nilai Total tahanan (Rt), Total arus(I) dan tegangan pada masing-masing tahanan pada Rangkaian seri (VR1, VR2, VR3) yaitu : Contoh : Diketahui 3 buah resistor di hubungkan secara seri pada suatu rangkaian, dimana : R1 = ... Ω R3 = ... Ω R2 = ... Ω V =...Volt Berapakah Rt(Tahanan Total), I (Total arus) dan Tegangan pada masingmasing Tahanan(VR1, VR2, VR3)? Jawab : 1. Langkah pertama, Tentukan dahulu nilai tahanan total (Rt), dimana : Rt(total) = R1 + R2 + R3 = ... Ω 2. Langkah kedua tentukan nilai arus total, dimana : V= I x Rt I = V = ... Amphere Rt 77 3. Langkah ketiga yaitu menentukan Tegangan pada masing-masing tahanan, dimana : V R1 = I x R1 = ... Volt(V) V R2 = I x R2 = ... Volt(V) V R3 = I x R3 = ... Volt(V) b. Contoh Soal : Diketahui 3 buah resistor di hubungkan secara seri pada suatu rangkaian, dimana: R1 = 2 Ω V= 12 Volt R2 = 4 Ω R3 = 6 Ω Berapakah Rt(Tahanan Total), I (Total arus) dan Tegangan pada masingmasing Tahanan(VR1, VR2, VR3) pada rangkaian? Jawab : 1. Langkah pertama Tentukan dahulu nilai tahanan total (Rt), dimana : Rt(total) = R1 + R2 + R3 Rt(total) = 2 + 4 + 6 Rt(total) = 12 Ω 2. Langkah kedua mentukan nilai arus total, dimana : I =V Rt I = V = 12 = 1 A Rt 12 78 3. Langkah ketiga yaitu menentukan Tegangan pada masing-masing tahanan(VR1, VR2, VR3), dimana : V R1 = I x R 1 V R1 = 1 x 2 = 2 V V R2 = I x R 2 V R2 = 1 x 4 = 4 V V R3 = I x R 3 V R3 = 1 x 6 = 6 V 3.5.3 Rangkaian Paralel R1 R2 R3 Vs I1 I2 I3 Gambar 3.3 Rangkaian Paralel a. Untuk menentukan nilai Total tahanan(Rt), Total arus(I) dan arus pada masing-masing tahanan (IR1, IR2, IR3) pada Rangkaian paralel yaitu : Contoh: Diketahui 3 buah resistor di hubungkan secara paralel pada suatu rangkaian, dimana : R1 = ... Ω R2 = ... Ω R3 = ... Ω V =...Volt 79 Berapakah Rt(Tahanan Total), I (Total arus) dan arus pada masing-masing Tahanan (IR1, IR2, IR3) dalam rangkaian tersebut? Jawab : 1. Langkah pertama Tentukan dahulu nilai tahanan total (Rt), dimana : Rt(total) = 1 + 1 + 1 R1 R2 R3 = ... Ω 2. Langkah kedua yaitu menentukan arus pada masing-masing tahanan, dimana : I R1 = V = ... A R1 I R2 = V = ... A R2 I R3 = V = ... A R3 3. Langkah ketiga mentukan nilai arus total, dimana : I = I R1 + I R2 + I R3 = ... A b. Contoh Soal Diketahui tiga buah resistor di hubungkan secara paralel pada suatu rangkaian : R1 = 2 Ω R2 = 4 Ω R3 = 6 Ω V= 12 Volt 80 Berapakah Rt(Tahanan Total), I (Total arus) dan arus pada masing-masing Tahanan dalam rangkaian tersebut? Jawab : 1. Tentukan dahulu nilai tahanan total (Rt), dimana : Rt(total) = 1 + 1 + 1 = ... Ω R1 R2 R3 Rt(total) = 1 2 + 1 4 + 1 6 = 6 + 3 + 2 = 11 = 0,9 Ω 12 12 2. Langkah selanjutnya yaitu menentukan arus pada masing-masing tahanan, dimana : I R1 = V R1 I R1 = 12 = 6 A 2 I R2 = V R2 I R2 = 12 = 3 A 4 I R3 = V R1 I R1 = 12 = 2 A 6 3. Setelah itu tentukan nilai arus total, dimana : I = I R 1 + I R2 + I R 3 I = 6 + 3 + 2 = 11 A 81 3.5.4 Rangkaian RLC Seri R C L VR VC VL AC Gambar 3.4 Rangkaian RLC Seri a. Untuk menentukan nilai Impedansi (Z), arus pada rangkaian (I), Frekuensi Resonansi (Fr), dan tegangan di masing-masing komponen (Resistor/VR, Induktor/VL dan Kapasitor/VC) pada suatu Rangkaian RLC Seri yaitu : Contoh : Diketahui pada suatu Rangkaian RLC seri, dimana: V = ... Volt L = ... H (Henry) F = ... Hz C =... F (Farad) R = ... Ω Tentukanlah Impedansi (Z), arus pada rangkaian (I), Frekuensi Resonansi (Fr), dan tegangan masing-masing komponen (VR, VL dan VC) pada rangkaian tersebut? Jawab : 1. Langkah pertama tentukan terlebih dahulu : a. Menentukan Tahanan Induktor (XL) : XL = ωL = 2πfL = ...Ω 82 b. Menentukan Tahanan Kapasitor (XC) : XC = 2. Langkah kedua tentukan nilai impedansi (Z), dimana : R 2 X L X C = ...Ω 2 Z= 3. 1 1 .... C 2FC Langkah ketiga tentukan arus pada rangkaian, dimana : I V Z I= ...A 4. Langkah keempat tentukan nilai Frekuensi Resonansi, dimana : Fr 1 2 LC ...Hz 5. Langkah kelima menentukan nilai tahanan pada masing-masing komponen, dimana : a. Tegangan pada Resistor (VR): VR = I x R = ...V b. Tegangan pada Kapasitor (VC): VC = I x XC = ...V c. Tegangan pada Induktor (VL): VL = I x XL = ...V b. Contoh Soal : Diketahui pada suatu Rangkaian RLC Seri, dimana: V = 220 V C = 100 µF (mikro Farad) F = 50 Hz L = 200 mH (mili Henry) R = 100 Ω 83 Tentukanlah Impedansi (Z), arus pada rangkaian (I), Frekuensi Resonansi (Fr), dan tegangan masing-masing komponen (VR, VL dan VC) pada rangkaian tersebut? Jawab : 1. Langkah pertama tentukan terlebih dahulu : a) Menentukan Tahanan Induktor (XL) : XL = 2πfL XL= 2 x 3,14 x 50 x 0,2 XL= 62,8 Ω b) Menentukan Tahanan Kapasitor (XL) : XC = 1 2FC XC = 1 2 x3,14 x50 x0,0001 XC = 31,85 Ω 2. Langkah kedua menentukan nilai impedansi (Z), dimana : R2 X L X C 2 Z= Z = 100 2 62,8 31,85 2 Z= 104,7 Ω 3. Langkah ketiga menentukan arus pada rangkaian, dimana : I V Z I 220 104,7 84 I= 2,1 A 4. Langkah keempat menentukan nilai Frekuensi Resonansi, dimana : Fr Fr 1 2 LC 1 2 x3,14 0,2 x0,0001 Fr = 35,6 Hz 5. Langkah kelima menentukan nilai tahanan pada masing-masing komponen, dimana : a) Tegangan pada Resistor (VR): VR = I x R = ...V VR = 2,1 x 100 VR = 210 V b) Tegangan pada Kapasitor (VC): VC = I x XC = ...V VC = 2,1 x 31,85 VC = 66,885 V c) Tegangan pada Induktor (VL): VL = I x XL = ...V VL = 2,1 x 62,8 VC = 132 V 3.5.5 Rangkaian RLC dua Loop 85 L1 L2 L3 C1 C2 C2 R1 R2 R3 AC V1 AC AC V2 V3 Gambar 3.5 Rangkaian RLC Dua Loop a. Contoh : Diketahui pada suatu Rangkaian RLC Dua Loop, dimana : R1 =...Ω R2 = ...Ω R3 = ...Ω L1=...H L2=...H L3=...H C1 = ...F C2 = ...F C3 =...F V1 = ...V V2 = ...V V3 = ...V F = ...Hz Tentukanlah I1 dan I2 menggunakan metode analisis MESH? Tentukanlah Tegangan pada simpul VA menggunakan metode analisis Nodal/Node? Jawab : 1. Langkah pertama, tentukan terlebih dahulu nilai tahanan Induktor 1, 2, 3 (XL1, XL2, XL3) dan tahanan Kapasitor (XC1,X C2 dan XC3), dimana : a) Menentukan Tahanan Induktor (XL1), yaitu : 86 XL1 = ωL1 = 2πfL1 = ...Ω b) Menentukan Tahanan Induktor (XL2), yaitu : XL2 = ωL2 = 2πfL2 = ...Ω c) Menentukan Tahanan Induktor (XL3), yaitu : XL3 = ωL3 = 2πfL3 = ...Ω d) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC1), yaitu : XC1 = 1 1 .... C1 2FC1 e) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC2) : XC2 = 1 1 .... C 2 2FC2 f) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC3), yaitu: XC3 = 1 1 .... C 3 2FC3 2. Langkah kedua, menentukan nilai impedansi 1, 2 , 3(Z1, Z2, Z3) : a) Mentukan nilai impedansi (Z1), yaitu : Z1 = R12 X L1 X C1 2 = ...Ω b) Menentukan nilai impedansi (Z2), yaitu : Z2 = R 2 2 X L 2 X C 2 2 = ...Ω c) Menentukan nilai impedansi (Z3), yaitu : Z3 = R32 X L3 X C 3 2 = ...Ω 87 3. Langkah ketiga, menentukan nilai impedansi Loop 1(Z12), Loop 2 (Z23) dan kebalikan dari Loop 1(Z21), dimana : a) Menentukan nilai impedansi Loop 1 dan kebalikan dari Loop 1, yaitu: Z12 = Z1 + Z2 Z21 = - Z2 b) Menentukan nilai impedansi Loop 2 yaitu : Z23 = - (Z2 + Z3) 4. Langkah keempat, menentukan nilai tegangan Loop 1(Z12) dan Loop 2, dimana : a) Menentukan nilai tegangan Loop 1 yaitu : V12 = V1 - V2 b) Menentukan nilai tegangan Loop 2 yaitu : V32 = V3 - V2 5. Langkah kelima, menentukan nilai I1 dan I2 menggunakan metode analisis MESH, dimana : a) Menentukan total impedansi rangkaian pada Loop 1 dan 2, yaitu : D = (Z12 x Z23) + (Z21)2 b) Menentukan daya pada Loop 1, yaitu : D1 = (Z23 x V12) – (Z21 x V32) c) Menentukan daya pada Loop 2, yaitu : D2 = (Z12 x V32) + (Z21 x V12) d) Menentukan nilai I1, yaitu : 88 I1 = D1 . ... A D e) Menentukan nilai I2, yaitu : I2 = D2 . ... A D 6. Langkah keenam, menentukan nilai tegangan pada simpul VA menggunakan metode analisis Nodal/Node, dimana : a) Menentukan total daya rangkaian, yaitu : Y = (V1 x Z2 x Z3) + ( V3 x Z1 x Z2) + (V2 x Z1 x Z3) b) Menentukan total impedansi rangkaian pada Loop 1 dan 2, yaitu : X = (Z2 x Z3) + (Z1 x Z3) + (Z1 x Z2) c) Menentukan tegangan pada titil VA, yaitu : VA = b. Y ...V X Contoh Soal : Diketahui pada suatu Rangkaian Listrik RLC Dua Loop, dimana : R1 =10 Ω R2 = 10 Ω R3 = 10 Ω L1 =100 mH L2=100 mH L3 =100 mH C1 = 100µF C2 = 100µF C3 =100µF V1 = 100V V2 = 80V V3 = 40V F = 50Hz Tentukanlah I1 dan I2 menggunakan metode analisis MESH? Tentukanlah Tegangan pada simpul VA menggunakan metode analisis Nodal/Node? 89 Jawab : 1. Langkah pertama, tentukan terlebih dahulu nilai tahanan Induktor 1, 2, 3 (XL1, XL2, XL3) dan tahanan Kapasitor (XC1,X C2 dan XC3), dimana : a) Menentukan Tahanan Induktor (XL1), yaitu : XL1 = 2πfL1 XL1= 2 x 3,14 x 50 x 0,1 XL1= 31,4 Ω b) Menentukan Tahanan Induktor (XL2), yaitu : XL2 = 2πfL2 XL2 = 2 x 3,14 x 50 x 0,1 = 31,4 Ω XL2= 31,4 Ω c) Menentukan Tahanan Induktor (XL3), yaitu : XL3 = 2πfL3 XL3 = 2 x 3,14 x 50 x 0,1 = 31,4 Ω XL3= 31,4 Ω d) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC1), yaitu : XC1 = 1 2FC1 XC1 = 1 2 x3,14 x50 x0,0001 XC1 = 31,85 Ω e) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC2) : 90 XC2 = 1 2FC2 XC2 = 1 2 x3,14 x50 x0,0001 XC2 = 31,85 Ω f) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC3), yaitu: XC3 = 1 2FC3 XC3 = 1 2 x3,14 x50 x0,0001 XC3 = 31,85 Ω 2. Langkah kedua, menentukan nilai impedansi 1, 2 , 3 (Z1, Z2, Z3) : a) Menentukan nilai impedansi (Z1), yaitu : Z1 = R12 X L1 X C1 2 Z1 = 10 2 31,4 31,85 2 Z1 = 10 Ω b) Menentukan nilai impedansi (Z2), yaitu : Z2 = R 2 2 X L 2 X C 2 2 Z2 = 10 2 31,4 31,85 2 Z2 = 10 Ω c) Mentukan nilai impedansi (Z3), yaitu : Z3 = R32 X L3 X C 3 2 91 Z3 = 10 2 31,4 31,85 2 Z3 = 10 Ω 3. Langkah ketiga, menentukan nilai impedansi Loop 1(Z12), Loop 2 (Z23) dan kebalikan dari Loop 1(Z21), dimana : a) Menentukan nilai impedansi Loop 1 yaitu: Z12 = Z1 + Z2 Z12 = 10 + 10 Z12 = 20 Ω Z21 = - Z2 Z21 = - 10 b) Menentukan nilai impedansi Loop 2 yaitu : Z23 = - (Z2 + Z3) Z23 = - (10 + 10) Z23 = - 20 4. Langkah keempat, menentukan nilai tegangan Loop 1(Z12) dan Loop 2, dimana : a) Menentukan nilai tegangan Loop 1 yaitu : V12 = V1 - V2 V12 = 100 - 80 V12 = 20 V b) Menentukan nilai tegangan Loop 2 yaitu : V32 = V3 - V2 V32 = 40 – 80 92 V32 = - 40 V 5. Langkah kelima, menentukan nilai I1 dan I2 menggunakan metode analisis MESH, dimana : a) Menentukan total impedansi rangkaian pada Loop 1 dan 2, yaitu : D = (Z12 x Z23) + (Z21)2 D = (20 x (-20)) + (-10)2 D = - 300 b) Menentukan daya pada Loop 1, yaitu : D1 = (Z23 x V12) – (Z21 x V32) D1 = ((-20) x 20) – ((-10) x (-40)) D1 = - 800 c) Menentukan daya pada Loop 2, yaitu : D2 = (Z12 x V32) + (Z21 x V12) D2 = (20 x (-40)) + ((-10) x 20) D2 = - 1000 d) Menentukan nilai I1, yaitu : I1 = 800 300 I1 = 2,66 A e) Menentukan nilai I2, yaitu : I2 = 1000 300 I2 = 3,33 A 93 6. Langkah keenam, menentukan nilai tegangan pada simpul VA menggunakan metode analisis Nodal/Node, yaitu : a) Menentukan total daya rangkaian, yaitu : Y = (V1 x Z2 x Z3) + ( V3 x Z1 x Z2) + (V2 x Z1 x Z3) Y = (100 x 10 x 10) + ( 40 x 10 x 10) + (80 x 10 x 10) Y = 22000 b) Menentukan total impedansi rangkaian pada Loop 1 dan 2, yaitu : X = (Z2 x Z3) + (Z1 x Z3) + (Z1 x Z2) X = (10 x 10) + (10 x 10) + (10 x 10) c) Menentukan tegangan pada titil VA, yaitu : VA = Y X VA = 22000 300 VA = 73,33 V 3.5.6 Rangkaian RLC tiga Loop 94 R5 L1 L2 C1 L3 L4 C5 C2 C3 C4 R3 R1 L5 R1 R2 AC AC AC V1 V2 V5 AC AC V3 V4 Gambar 3.6 RLC Tiga Loop a. Contoh : Diketahui pada suatu rangkaian RLC Tiga Loop, dimana : R1 =...Ω R2 = ...Ω R3 = ...Ω R4 = ...Ω R5 = ...Ω L1=...H L2=...H L3=...H L4=...H L5=...H C1 = ...F C2 = ...F C3 =...F C4 = ...F C5 =...F V1 = ...V V2 = ...V V3 = ...V V4 = ...V V5 = ...V F = ...Hz Tentukanlah I1, I2 dan I3 menggunakan metode analisis MESH? Tentukanlah Tegangan pada simpul VA dan VB menggunakan metode analisis Nodal/Node? Jawab : 1. Langkah pertama, tentukan terlebih dahulu nilai tahanan Induktor 1, 2, 3, 4, 5 (XL1, XL2, XL3, XL4, XL5 ) dan tahanan Kapasitor (XC1,X C2, XC3, X C4, XC5), dimana : a) Menentukan Tahanan Induktor (XL1) yaitu : XL1 = ωL1 = 2πfL1 = ...Ω 95 b) Menentukan Tahanan Induktor (XL2), yaitu : XL2 = ωL2 = 2πfL2 = ...Ω c) Menentukan Tahanan Induktor (XL3), yaitu : XL3 = ωL3 = 2πfL3 = ...Ω d) Menentukan Tahanan Induktor (XL4), yaitu : XL4 = ωL4 = 2πfL4 = ...Ω e) Menentukan Tahanan Induktor (XL5), yaitu : XL5 = ωL5 = 2πfL5 = ...Ω f) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC1), yaitu : XC1 = 1 1 .... C1 2FC1 g) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC2) : XC2 = 1 1 .... C 2 2FC2 h) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC3), yaitu: XC3 = 1 1 .... C 3 2FC3 i) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC4) : XC4 = 1 1 .... C 4 2FC4 j) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC5), yaitu: XC5 = 1 1 .... C 5 2FC5 2. Langkah kedua, menentukan nilai impedansi 1, 2 , 3(Z1, Z2, Z3) : 96 a) Mentukan nilai impedansi (Z1), yaitu : Z1 = R12 X L1 X C1 2 = ...Ω b) Mentukan nilai impedansi (Z2), yaitu : Z2 = R 2 2 X L 2 X C 2 2 = ...Ω c) Mentukan nilai impedansi (Z3), yaitu : Z3 = R32 X L3 X C 3 2 = ...Ω d) Mentukan nilai impedansi (Z4), yaitu : Z4 = R 4 2 X L 4 X C 4 2 = ...Ω e) Mentukan nilai impedansi (Z5), yaitu : Z5 = R5 2 X L5 X C 5 2 = ...Ω 3. Langkah ketiga, menentukan nilai impedansi Loop 1(Z12), Loop 2 (Z23) dan kebalikan dari Loop 1(Z21), dimana : a) Menentukan nilai impedansi Loop 1 yaitu: Z12 = Z1 + Z2 Z21 = - Z2 b) Menentukan nilai impedansi Loop 2 yaitu : Z23 = - Z3 c) Menentukan nilai impedansi Loop 3 yaitu : Z34 = (Z3 + Z4) 4. Langkah keempat, menentukan nilai tegangan Loop 1 Loop 2 dan Loop 3, yaitu : 97 a) Menentukan nilai tegangan Loop 1 yaitu : V12 = V1 - V2 b) Menentukan nilai tegangan Loop 2 yaitu : V23 = V2 – V3 – V5 c) Menentukan nilai tegangan Loop 3 yaitu : V34 = V3 – V4 5. Langkah kelima, menentukan nilai I1 , I2 dan I3 menggunakan metode analisis MESH, dimana : a) Menentukan total impedansi rangkaian pada Loop 1, 2 dan Loop 3, yaitu : D = (Z12 x Z23 x Z34) - (Z12 x (Z31) 2 ) - ((Z21) 2 x Z34) b) Menentukan daya pada Loop 1, yaitu : D1 = (V12 x Z23 x Z34) - (V12 x (Z31)2) - (Z21 x V23 x Z34) + (Z21 x Z31 x V34) c) Menentukan daya pada Loop 2, yaitu : D2 = (V23 x Z12 x Z34) - (V34 x Z12 x Z31) - (V12 x Z21 x Z34) d) Menentukan daya pada Loop 3, yaitu : D2 = (V34 x Z12 x Z23) - (V23 x Z12 x Z31) - (V34 x (Z21)2) + (V12 x Z21 x Z31) e) Menentukan nilai I1, yaitu : I1 = D1 . ... A D f) Menentukan nilai I2, yaitu : 98 I2 = D2 . ... A D g) Menentukan nilai I3, yaitu : I3 = D3 . ... A D 6. Langkah keenam, menentukan nilai tegangan pada simpul VA danVB menggunakan metode analisis Nodal/Node, yaitu : VC = (Z2 x Z5) + (Z1 x Z5) + (Z1 x Z2) VD = - (Z1 x Z2) VE = (V1 x Z2 x Z5) + (V2 x Z1 x Z5) + (V5 x Z1 x Z2) VF = - (Z3 x Z4) VG = (V3 x Z4 x Z5) + (V4 x Z3 x Z5) - (V5 x Z3 x Z4) VH = (Z4 x Z5) + (Z3 x Z5) + (Z3 x Z4) D4 = (VC x VH) - (VD x VF) D5 = (VE x VH) - (VD x VG) D6 = (VC x VG) - (VE x VF) VA = D5 . ... A D4 VB = D6 . ... A D4 b. Contoh soal : Diketahui pada suatu rangkaian RLC Tiga Loop, dimana : 99 R1 =10 Ω R2 = 10 Ω R3 = 10 Ω R4 = 10 Ω R5 = 10 Ω L1 =100 mH L2 =100 mH L3= 100mH L4=100 mH L5=100 mH C1 = 100µF C2 = 100µF C3 = 100µF C4 = 100µF C5 =100µF V1 = 50 V V2 = 50V V3 = 50 V V4 = 20V V5 = 50V F = 50Hz Tentukanlah I1, I2 dan I3 menggunakan metode analisis MESH? Tentukanlah Tegangan pada simpul VA dan VB menggunakan metode analisis Nodal/Node? Jawab : 1. Langkah pertama, tentukan terlebih dahulu nilai tahanan Induktor 1, 2, 3, 4, 5 (XL1, XL2, XL3, XL4, XL5 ) dan tahanan Kapasitor (XC1,X C2, XC3, X C4, XC5), yaitu : a) Menentukan Tahanan Induktor (XL1), yaitu : XL1 = 2πfL1 XL1= 2 x 3,14 x 50 x 0,1 XL1= 31,4 Ω b) Menentukan Tahanan Induktor (XL2), yaitu : XL2 = 2πfL2 XL2= 2 x 3,14 x 50 x 0,1 XL2= 31,4 Ω c) Menentukan Tahanan Induktor (XL3), yaitu : XL3 = 2πfL3 XL3= 2 x 3,14 x 50 x 0,1 100 XL3= 31,4 Ω d) Menentukan Tahanan Induktor (XL4), yaitu : XL4 = 2πfL4 XL4= 2 x 3,14 x 50 x 0,1 XL4= 31,4 Ω e) Menentukan Tahanan Induktor (XL5), yaitu : XL5 = 2πfL5 XL5= 2 x 3,14 x 50 x 0,1 XL5= 31,4 Ω f) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC1), yaitu : XC1 = 1 2FC1 XC1 = 1 2 x3,14 x50 x0,0001 XC1 = 31,85 Ω g) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC2) : XC2 = 1 2FC2 XC2 = 1 2 x3,14 x50 x0,0001 XC2 = 31,85 Ω h) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC3), yaitu: XC3 = 1 2FC3 101 XC3 = 1 2 x3,14 x50 x0,0001 XC3 = 31,85 Ω i) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC4) : XC4 = XC4 = 1 2FC4 1 2 x3,14 x50 x0,0001 XC4 = 31,85 Ω j) Menentukan Tahanan Kapasitor (XC5), yaitu: XC5 = XC5 = 1 2FC5 1 2 x3,14 x50 x0,0001 XC5 = 31,85 Ω 2. Langkah kedua, menentukan nilai impedansi 1, 2 , 3, 4, 5 (Z1, Z2, Z3, Z4, Z5) a) Mentukan nilai impedansi (Z1), yaitu : Z1 = R12 X L1 X C1 2 = ...Ω Z1 = 10 2 31,4 31,85 2 Z1 = 10 Ω 102 b) Mentukan nilai impedansi (Z2), yaitu : Z2 = R 2 2 X L 2 X C 2 2 = ...Ω Z2 = 10 2 31,4 31,85 2 Z2 = 10 Ω c) Mentukan nilai impedansi (Z3), yaitu : Z3 = R32 X L3 X C 3 2 = ...Ω Z3 = 10 2 31,4 31,85 2 Z3 = 10 Ω d) Mentukan nilai impedansi (Z4), yaitu : Z4 = R 4 2 X L 4 X C 4 2 = ...Ω Z4 = 10 2 31,4 31,85 2 Z4 = 10 Ω e) Mentukan nilai impedansi (Z5), yaitu : Z5 = R5 2 X L5 X C 5 2 = ...Ω Z5 = 10 2 31,4 31,85 2 Z5 = 10 Ω 3. Langkah ketiga, menentukan nilai impedansi Loop 1(Z12), Loop 2 (Z23) dan kebalikan dari Loop 1(Z21), dimana : 103 a) Menentukan nilai impedansi Loop 1 yaitu: Z12 = Z1 + Z2 Z12 = 10 + 10 Z12 = 20 Z21 = - Z2 Z21 = - 10 b) Menentukan nilai impedansi Loop 2 yaitu : Z23 = - Z3 Z23 = - 10 c) Menentukan nilai impedansi Loop 3 yaitu : Z34 = (Z3 + Z4) Z34 = (10 + 10) Z34 = 20 4. Langkah keempat, menentukan nilai tegangan Loop 1 Loop 2 dan Loop 3, yaitu : a) Menentukan nilai tegangan Loop 1 yaitu : V12 = V1 - V2 V12 = 50 – 50 V12 = 0 b) Menentukan nilai tegangan Loop 2 yaitu : V23 = V2 – V3 – V5 V23 = 50 – 50 – 50 V23 = - 50 104 c) Menentukan nilai tegangan Loop 3 yaitu : V34 = V3 – V4 V34 = 50 – 20 V34 = 30 5. Langkah kelima, menentukan nilai I1 , I2 dan I3 menggunakan metode analisis MESH, dimana : a) Menentukan total impedansi rangkaian pada Loop 1, 2 dan Loop 3, yaitu : D = (Z12 x Z23 x Z34) - (Z12 x (Z31) 2 ) - ((Z21) 2 x Z34) D = (20 x (-10) x 20) - (20 x (-10) 2 ) - ((-10) 2 x 20) D = - 8000 b) Menentukan daya pada Loop 1, yaitu : D1 = (V12 x Z23 x Z34) - (V12 x (Z31)2) - (Z21 x V23 x Z34) + (Z21 x Z31 x V34) D1 = (0 x (-10) x 20) - (0 x (-10)2) - ((-10) x (-50) x 20) + ((-10) x (-10) x 30) D1 = - 7000 c) Menentukan daya pada Loop 2, yaitu : D2 = (V23 x Z12 x Z34) - (V34 x Z12 x Z31) - (V12 x Z21 x Z34) D2 = ((-50) x 20 x 20) - (30 x 20 x (-10)) - (0 x 20 x 20) D2 = - 14000 d) Menentukan daya pada Loop 3, yaitu : 105 D3 = (V34 x Z12 x Z23) - (V23 x Z12 x Z31) - (V34 x (Z21)2) + (V12 x Z21 x Z31) D3 = (30 x 20 x (-10)) - ((-50) x 20 x (-10)) - (30 x (-10)2) + (0 x (-10) x (-10)) D3 = - 19000 e) Menentukan nilai I1, yaitu : I1 = D1 D I1 = 7000 8000 I1 = 0,875 A f) Menentukan nilai I2, yaitu : I2 = D2 D I2 = 14000 8000 I2 = 1,75 A g) Menentukan nilai I3, yaitu : I3 = D3 D I3 = 19000 8000 I3 = 2,375 A 6. Langkah keenam, menentukan nilai tegangan pada simpul VA danVB menggunakan metode analisis Nodal/Node, yaitu : VC = (Z2 x Z5) + (Z1 x Z5) + (Z1 x Z2) 106 VC = (10 x 10) + (10 x 10) + (10 x 10) VC = 300 VD = - (Z1 x Z2) VD = - (10 x 10) VD = - 100 VE = (V1 x Z2 x Z5) + (V2 x Z1 x Z5) + (V5 x Z1 x Z2) VE = (50 x 10 x 10) + (50 x 10 x 10) + (50 x 10 x 10) VE = 15000 VF = - (Z3 x Z4) VF = - (10 x 10) VF = - 100 VG = (V3 x Z4 x Z5) + (V4 x Z3 x Z5) - (V5 x Z3 x Z4) VG = (50 x 10 x 10) + (20 x 10 x 10) - (50 x 10 x 10) VG = 2000 VH = (Z4 x Z5) + (Z3 x Z5) + (Z3 x Z4) VH = (10 x 10) + (10 x 10) + (10 x 10) VH = 300 D4 = (VC x VH) - (VD x VF) D4 = (300 x 300) - ((-100) x (-100)) D4 = 80000 D5 = (VE x VH) - (VD x VG) D5 = (15000 x 300) - ((-100) x 2000) D5 = 4700000 107 D6 = (VC x VG) - (VE x VF) D6 = (300 x 2000) - (15000 x (-100)) D6 = 2100000 VA = D5 D4 VA = 4700000 80000 VA = 58,75 V VB = D6 D4 VB = 2100000 80000 VB = 26,25 V 3.5.7 Simulasi Faktor Daya Dari sebuah name plate sebuah alat listrik induktif diperoleh data sebagai berikut: Daya (P) = 600 Watt Tegangan Jala-jala (V) = 220 Volt Frekuensi Jala-jala (f) = 50 Hz Arus Unit (I) = 3,54 A Langkah Penghitungan: 1. Langkah Pertama hitung Daya Nyata (S) unit : S V I S 3.54 220 S 778,8VoltAmpere 108 2. Langkah kedua hitung nilai Cos dan nilai : DayaNyata DayaSemu P Cos S 600 Cos 778,8 Cos 0,77 cos cos 1 0,77 39,64 3. Langkah ketiga hitung nilai Daya Reaktif/Daya Rugi/VAR (Q) : Q S . sin atau Q V .I . sin Q 220 x3,54 x sin( 39,64) Q 497 Dari perhitungan di atas daya listrik yang dikonsumsi unit (daya nyata) lebih tinggi dari daya yang dipergunakan oleh unit yang diakibatkan nilai Faktor Daya yang rendah, dengan kata lain unit tersebut memiliki effisiensi rendah. Untuk memperbaiki effisiensi alat dapat dilakukan dengan memperbaiki nilai cos menjadi lebih baik. Pada kasus ini kita coba untuk memperbaiki nilia cos menjadi 0,99 atau mendekati 1. 4. Langkah keempat, memperbaiki Faktor daya dengan merubah nilai Cos menjadi 0,99 maka melalui perhitungan berikut diperoleh nilai 2, S2 109 (Daya nyata setelah Cos di rubah ) dan Nilai I2 (arus unit setelah Cos di rubah ), dimana : Cos 2 0,99 2 Cos 1 0,99 2 8,12 Cos 2 P2 S2 Atau S2 P2 Cos 2 600 0,99 S 2 606VoltAmpere S 2 S2 V 606 I2 220 I 2 2,75 Ampere I2 5. Langkah kelima kita harus menghitung nilai arus yang mengalir pada kapasitor dengan Menghitung arus reaktansi sebelum dan sesudah faktor daya diperbaiki. a. Menghitung Arus Reaktif sebelum Faktor daya diperbaiki (I1) pada nilai Cos = 0,77 dan setelah Faktor Daya diperbaiki (I2) pada nilai Cos = 0,99 Ir1 I 1 Sin1 Ir1 3,54 Sin (39,64) Ir1 2,26 Ampere Sedangkan Ir2 I 2 Sin 2 Ir2 2,75 Sin (8,12) Ir2 0,39 Ampere 110 b. Menghitung Nilai Arus yang mengalir pada kapasitor. Mengingat Kapasitor dipasang paralel terhadap beban yang faktor dayanya diperbaiki, maka arus yang mengalir pada kapasitor merupakan selisih dari nilai arus Reaktif sebelum dan sesudah diperbaiki faktor dayanya, dimana : Ic Ir1 Ir2 Ic 2,26 0,39 Ic 1,87 Ampere 6. Langkah keenam memperoleh nilai kapasitansi kapasitor yang akan digunakan untuk memperbaiki faktor daya dapat dilakukan dengan cara memperoleh nilai tahanan kapasitif terlebih dahulu : V Ic 220 Xc 1,87 Xc 118 Xc Maka C 1 2fXc C 1 2 3,14 50 118 C 26,9 10 6 Farad C 27 FaradC 3.6 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem berisi tentang kebutuhan – kebutuhan yang diperlukan untuk menjalankan sistem yang baru yang akan dibangun. 111 3.6.1 Analisis Kebutuhan Program 1. Spesifikasi Fungsional a. Program berperan sebagai alat untuk melakukan penghitungan terhadap analisis Rangkaian Listrik dan faktor daya. b. Membantu Tingkat Pelajar, Mahasiswa, Teknisi dan Pakar khusus nya dalam bidang kelistrikan untuk mendapatkan suatu cara cepat dalam melakukan penghitungan faktor daya. c. Sebagai bahan pembelajaran mengenai Rangkaian Listrik dan Faktor Daya. 2. Spesifikasi interface Menu yang akan digunakan adalah Ribbon Button didalamnya terdapat beberapa tab menu untuk melakukan navigasi agar mempermudah dalam menjalankan aplikasi, tab menu tersbut diantaranya adalah : 1. Rangkaian Listik AC a. Rangkaian Sederhana b. Rangkaian Seri c. Rangkaian Paralel 2. Rangkaian Listrik DC a. Rangkaian Seri RLC b. Rangkaian RLC 2 Loop 112 c. Rangkaian RLC 3 Loop 3. Simulasi Simulasi Faktor Daya 4. Tentang Program a. Kode Warna Resistor b. Diagram Hukum Ohm 5. Alat Dalam implementasinya program ini dapat dengan mudah digunakan karena dalam pengoperasiannya sistem akan memberikan keterangan langkah – langkah penggunaan, seperti keterangan input, output, selain itu penyajian menu secara grafis untuk memperindah program. 3.6.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras Analisis perangkat merupakan kebutuhan – kebutuhan yang diperlukan oleh sistem agar sistem yang akan dibangun dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Agar sistem berjalan dengan baik maka perlu diperhatikan perangkat keras yang diperlukan. Adapun kebutuhan minimum untuk perangkat keras adalah : 1. Hardisk minimum 40gb 2. RAM minimal 512mb 3. Processor intel atau diatasnya 4. USB drive 5. Keyboard 113 6. Mouse 7. Monitor 14” 3.6.3 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk mendukung sebuah sistem dalam melakukan penggolahan data, maka selain perangakat keras tentu diperlukan juga parangkat lunak. adapun perangkat lunak yang dibutuhkan dalam sistem ini yaitu sebagai berikut : 1. Sistem Operasi Windows Seven. 2. Visual Basic 6 Sebagai Tools untuk membangun aplikasi 3.6.4 Analisis Kebutuhan Pengguna Analisis kebutuhan pengguna merupakan tahapan yang penting dalam membangun sebuah sistem. Dalam tahap ini, dilakukan spesifikasi mengenai semua kebutuhan yang diinginkan oleh pengguna mengenai sistem yang akan di bangun. Hasil dari analisa kebutuhan pengguna ini digunakan sebagai kerangka informasi untuk membagun sebuah sistem yang sesuai dengan harapan pengguna. Tujuan dari analisis pengguna adalah untuk mengetahui tugas dan karakteristik pengguna yang akan menggunakan sistem yang akan dibangun. Dengan melihat tingkat pengalaman pengguna dalam menggunakan komputer. Pengguna diharapkan juga mengetahui teori dasar mengenai rangkaian listrik, karena perangkat lunak yang dibangun adalah digunakan untuk pakar,pelajar atau yang bekerja berhubungan dengan bidang kelistrikan. Adapun spesifikasi kebutuhan yang ingin diterapkan pada sistem baru ini meliputi tersedianya suatu sistem yang dapat memberikan kemudahan dalam 114 penyelesaian perhitungan – perhitungan Analisis Rangkaian Listrik dan Faktor Daya yang efiesien, akurat, valid dan dapat menggambarkan proses yang terjadi. Hasil analisis Faktor Daya digambarkan dalam sebuah media visual yaitu berupa gelombang untuk mempermudah dalam pembacaan dari hasil perhitungan. Sehingga siapapun Pelajar, Mahasiswa, Teknisi dan Praktisi Listrik atau Elektro yang menggunakannya dapat dengan cepat dan akurat menyelesaikan masalah – masalah perhitungan analisis Rangkaian Listrik dan Faktor Daya.