TUGAS KEPEMIMPINAN Pertanyaan : 1. Di dalam buku nya Garry Yukl dijelaskan beberapa taktik dalam menjalankan kekuasaan. Jelaskan beberapa taktik di dalam melakukan power / kekuasaan tersebut dan menurut anda mana diantara beberapa taktik tersebut yang terbaik dan terjelek ? Jelaskan ! 2. Di dalam buku nya Miftah Toha, coba anda bandingkan dimana letak perbedaan dan persamaan antara pendapat Ohio University dan pendapat Michigan University ! 3. Di dalam buku nya Miftah Toha, coba bandingkan pandangan Harsey dan Blanchard dengan Fiedler dalam teori Situasional ! Jawaban : 1. Kippness dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktiktaktik yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menunjukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009). Yaitu : 1. Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik. 2. Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan memberikan penjelasan yang menarik tentang nilai-nilai aspirasinya. yang diinginkan, kebutuhan, harapan, dan 3. Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana atau perubahan yang akan dilaksanakan. 4. Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, memberikan pujian, atau sikap bersahabat dalam memohon sesuatu. 5. Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal. 6. Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu. 7. Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan target setuju. 8. Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu. 9. Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi. Taktik terbaik : Yaitu taktik persuasi rasional karena taktik tersebut dilakukan secara sehat dan berdasarkan pemikiran-pemikiran yang rasional. Dalam taktik ini tidak ada manipulasi dan rekayasa sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Taktik terburuk : Yaitu taktik tekanan (Pressure) karena di dalam taktik ini digunakan ancaman, peringatan yang menekan sehingga timbul ketakutan dalam “target person”. Selain itu ada kerugian dalam pihak yang ditekan karena dia menjalankan sesuatu hal dari perintah yang sebenarnya dia tidak berkenan untuk melakukannya. 2. Studi Ohio State University tentang Gaya kepemimpinan. Peneliti di Ohio State University mempelajari efektifitas mengenai apa yang mereka sebut “Struktur Memprakarsai” (berorientasi pada tugas) dan “Pertimbangan” (berorientasi pada karyawan). Mereka menemukan bahwa tingkat pergantian karyawan paling rendah dan kepuasan karyawan tertinggi dijumpai dibawah pemimpin yang mendapat nilai tinggi dalam pertimbangan. Sebaliknya pemimpin yang dinilai rendah dalam pertimbangan dan tinggi dalam struktur memprakarsaimendapat banyak keluhan dan tingkat pergantian karyawan tinggi. Studi Peneliti di University of Michigan Telaah kelompok Michigan juga membagi perilaku pemimpin ke dalam dua dimensi yaitu pemimpin berorientasi karyawan dan pemimpin berorientasi produksi. Pemimpin yang berorientasi karyawan (employee oriented leader) menekankan pada hubungan antarpribadi, memberikan perhatian pribadi terhadap kebutuhan karyawan dam menerima perbedaan individual di antara para anggota. Sebaliknya pemimpin yang berorientasi produksi (production oriented leader) cenderung menekankan aspek teknis atau tugas dari pekerjaan tertentu, perhatian utama mereka adalah pada penyelesaian tugas kelompok mereka, menentukan metode kerja yang harus diikuti, dan mengawasi kerja karyawan secara ketat.dan anggota-anggota kelompok adalah suatu alat untuk tujuan akhir itu. Persamaan antara studi peneliti di University of Michigan dan Ohio State University : Telaah kepemimpinan yang dilakukan pada Pusat Survei dan Survei Universitas Michigan mempunyai riset yang serupa dengan riset yang dilakukan di Ohio yaitu melokasi karakteristik perilaku pemimpin yang tampaknya dikaitkan dengan ukuran keefektifan kinerja. Perbedaan antara studi peneliti di University of Michigan dan Ohio State University : a. Peneliti di Universitas of Michigan membedakan antara manajer yang berorientasi pada produksi dan berorientasi pada karyawan. b. Peneliti di Ohio State University mempelajari efektifitas mengenai apa yang mereka sebut “Struktur Memprakarsai” (berorientasi pada tugas) dan “Pertimbangan” (berorientasi pada karyawan). Salah satu kesimpulan dari studi Ohio State dan Michigan University adalah bahwa gaya kepemimpinan mungkin mempunyai dimensi lebih dari satu. Orientasi pada tugas dan orientasi pada karyawan. 3. Pandangan Paul Hersey dan kenneth H. Blanchard Hersey dan Blanchard menyatakan bahwa hubungan antara seorang manajer dan bawahan melewati empat fase pada saat karyawan berkembang dan manajer perlu mengubah gaya kepemimpinannya. Fase pertama merupakan tahap kesiapan awal erhatian pada tugas yang tinggi oleh manajer, fase kedua pemimpin perlu meningkatkan perhatian pada hubungan, fase ketiga pemimpin masih terus mendukung dan memberi perhatian untuk tanggungjawab memperkuat niat karyawan untuk menerima yang lebih besar. Fase keempat pemimpin dapat mengurangi jumlah dukungan dan perhatian, dalam tahap ini karyawan tidak lagi memerlukan atau mengharapkan pengarahan dari manajer mereka, karena mereka lebih cenderung mandiri. Menurut Hersey, Blanchard dan Natemeyer ada hubungan yang jelas antara level kematangan orang-orang dan atau kelompok dengan jenis sumber kuasa yang memiliki kemungkinan paling tinggi untuk menimbulkan kepatuhan pada orang-orang tersebut. Kepemimpinan situational memAndang kematangan sebagai kemampuan dan kemauan orang-orang atau kelompok untuk memikul tanggungjawab mengarahkan perilaku mereka sendiri dalam situasi tertentu. Maka, perlu ditekankan kembali bahwa kematangan merupakan konsep yang berkaitan dengan tugas tertentu dan bergantung pada hal-hal yang ingin dicapai pemimpin. Menurut Paul Hersey dan Ken. Blanchard, seorang pemimpin harus memahami kematangan bawahannya sehingga dia akan tidak salah dalam menerapkan gaya kepemimpinan. Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Tingkat kematangan M1 (Tidak mampu dan tidak ingin) maka gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpin bawahan seperti ini adalah Gaya Telling (G1), yaitu dengan memberitahukan, menunjukkan, mengistruksikan secara spesifik. 2. Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau), untuk menghadapi bawahan seperti ini maka gaya yang diterapkan adalah Gaya Selling/Coaching, yaitu dengan Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk. 3. Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalah Gaya Partisipatif, yaitu Saling bertukar Ide & beri kesempatan untuk mengambil keputusan. 4. Tingkat kematangan M4 (Mampu dan Mau) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah Delegating, mendelegasikan tugas dan wewenang dengan menerapkan system control yang baik. Pandangan fiedler (Fiedler contigency Model) Model kemungkinan fiedler (Fiedler contigency Model) menyatakan bahwa kinerja kelompok yang efektif tergantung pada kesesuaian antara gaya pemimpin dan sejauh mana situasi tersebut untuk memeberikan kendali kepada pemimpin tersebut. Mengidentifikasi gaya kepemimpinan. Salah satu faktor utama bagi kepemimpinan yang berhasil adalah gaya kepemimpinan dasar seorang individu. Mulai dari mencari tahu apa gaya dasar tersebut, kemudian Fiedler menyusun kuesioner rekan kerja yang paling tidak disukai (least prevered coworker – LPC – questionnaire) demi maksud ini ia mengukur apakah seseorang berorientasi tugas atau hubungan. Apabila rekan kerja yang paling tidak disukai didiskripsikan dalam pengertian relatif positif (LPC tinggi), responden tersebut berarti ingin menjalin hubungan pribadi yang baik dengan rekan kerjanya. Apabila rekan kerja yang paling tidak disukai dinilai pada pengertian yang relatif tidak baik (nilai LPC yang rendah) responden tersebut pada dasarnya tertarik pada produktivitas dan karenanya disebut berorientasi tugas. Fielder mangasumsikan gaya kepemimpinan seseorang bersifat tetap atau tidak akan berubah. Memahami situasinya Fiedler mengidentifikasi tiga kemungkinan yang menurutnya menentukan faktor-faktor situasional kunci yang menentukan efektivitas kepemimpinan.Faktor tersebut adalah : 1. Hubungan pemimpin anggota : tingkat kepatuhan, kepercayaan, dan rasa hormat para anggota terhadap pemimpin mereka. 2. Struktur tugas: tingkat sejauh mana penentuan pekerjaan diproseduralkan (yaitu terstruktur atau tidak terstrktur). 3. Kekuatan posisi: tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seorang pemimpin atas variabel-variabel kuasa seperti perekrutan, pemecatan, pendisiplinan,promosi dan kenaikan gaji. Bila hubungan pemimpin anggota lebih baik struktur pekerjaan lebih tinggi, dan kekuatan posisi lebih kuat kontrol yang yang dimiliki oleh pemimpin lebih besar. Mencocokkan pemimpin dan situsi. Berdasarkan penelitian Fiedler menyimpulkan bahwa pemimpin yang berorientas tugas cenderung bekerja secara lebih baik ddalam situasi yang sangat menguntungkan dan dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan. Pemimpin- pemimpin yang berorientasi hubungan mampu bekerja dengan lebih baik dalam situasi yang cukup menguntungkan. Ada dua cara untuk meningkatkqn efektivitas pemimpin. Pertama, Dapat mengganti pemimpin tersebut agar sesuai dengan situasi yang ada. Alternatif kedua adalah mengubah situasi agar sesuai dengan sang pemimpin. Evaluasi. Secara keseluruhan tinjauan terhadap berbagai kajian besar yang menguji validitas model fiedler menghasilkan kesimpulan yang umumnya positif. Artinya ada banyak bukti yang mendukung paling tidak bagian-bagian paling subtansial dari model tersebut. Teori Sumber Daya Kognitif. Secara khusus, mereka berfokus pada peran stres sebagai salah satu bentuk situasional yang kurang menguntungkan serta bagaimana kecerdasan dan pengalaman seorang pemimpin mempengaruhi reaksinya terhadap stres. Mereka menamai konsptualisasi ulang ini teori sumberdaya kognitif (cognitif resource theory). Menurut fiedler, tingkat stres yang terkandung dalam suatu situasi menentukan apakah kecerdasan atau pengalaman seorang individu akan memberikan kontribusi bagi kinerja pimpinan. Dari teori filder diatas dapat diambil kesimpulan bahwa indikator gaya kepemimpinan ada tiga, yaitu hubungan antara pemimpin dengan bawahan, struktur tugas yang ada dalam pekerjaan tersebut dan kewibawaan kepemimpinan. Persamaan Pandangan Blanchard dan Fiedler adalah : Pendapat Blanchard dan Fiedler sama-sama mempunyai pandangan bahwa teknik manajemen yang paling baik memberikan kontribusi sasaran organisasi mungkin bervariasi dalam situasi atau lingkungan yang berbeda. Perbedaan Pandangan Blanchard dan Fiedler adalah : Perbedaan terlihat dari ide Blanchard bahwa gaya kepemimpinan yang dilontarkan relatif kaku atau sulit untuk diterapkan dalam taraf kenyataan, sedangkan gaya kepemimpinan yang disampaikan oleh Fiedler lebih fleksibel artinya lebih mudah diterapkan dalam praktek keseharian. TUGAS KEPEMIMPINAN Disusun Oleh : Nama : Mafriana Wahyuningtyas NIM : 115030201111090 Kelas : G UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS MALANG 2012