STUDI TAFONOMI MOLUSKA PADA FORMASI KALIWANGU

advertisement
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Studi tafonomi adalah adalah studi yang mempelajari organisme yang
membusuk melewati waktu. Istilah tafonomi, (berasal dari bahasa Yunani taphos
yang berarti penguburan, dan nomos yang berarti aturan), dikenalkan di dunia
paleontologi pada tahun 1940 oleh ilmuwan Rusia, Ivan Efremov, untuk
menjelaskan studi transisi dari sisa, bagian dan produk dari organisme (fosil), dari
biosfer, ke litosfer (Shipman, 1981 op cit. Pradana 2008).
Dalam geologi, analisis tafonomi merupakan studi proses geologi yang
terjadi setelah organisme mati dan menjadi fosil (contoh: fosil moluska). Analisis
ini dapat dipakai untuk mengintepretasikan perubahan relatif posisi muka air laut
dalam pengistilahan system tracts (Trangressive Systems Tract/TST, Lowstand
Systems Tract/LST dan Highstand Systems Tract/HST) yang merupakan
interpretasi dari kerangka stratigrafi sekuen (Aswan, 2006).
Fosil-fosil Moluska yang terdapat dalam Formasi Kaliwangu telah di teliti
berdasarkan aspek morfologi oleh ahli paleontologi diantaranya yaitu: Martin
(1905) dan Oostingh (1938), namun penelitian tafonomi moluska pada Formasi
Kaliwangu di daerah penelitian belum pernah dilakukan.
Demikian studi tafonomi ini cukup penting dilakukan, untuk memecahkan
permasalahan arsitektur sikuen khususnya pada lapisan batuan masif dan tidak
teramati adanya pola penumpukan sedimen (stacking pattern), terutama untuk
beberapa endapan sedimen yang kadang kala tidak memiliki fosil-fosil indikator
lainnya, seperti foraminifera planktonik, nannoplankton dan palinomorf.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
akademis dalam menyelesaikan studi Magister, Program Studi Teknik Geologi,
Fakultas Teknik Ilmu Kebumian, Institut Teknologi Bandung.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mempelajari studi
tafonomi fosil moluska yang terdapat di Formasi Kaliwangu, berdasarkan
pengukuran penampang stratigrafi dan tafonomi pada lapisan yang kaya akan fosil
1
moluska sehingga dapat digunakan untuk mengetahui proses terjadinya perubahan
relatif posisi permukaan air laut dari suatu siklus pendangkalan – pendalaman
dalam suatu sikuen pengendapan.
I.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian secara secara administratif berada di daerah Kecamatan
Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Gambar I.1).
Gambar I.1. Lokasi daerah kegiatan yang berada di Sumedang, Jawa Barat .
Secara geografis lokasi penelitian terletak pada koordinat 107044’00” –
107040’20” Bujur Timur dan 06056’0” – 06053’30” Lintang Selatan. Masuk ke
dalam peta geologi lembar Bandung skala 1:100.000 (Silitonga, 2003) yang
diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (Gambar I.2).
Tepatnya lokasi penelitian di Sungai Cipedes, Desa Kertamukti, dan Sungai
Cikandung, Dusun Cipicung, Desa Kertamekar ( Gambar I.3).
2
o
06o 42,5’ LS
107o 52,5’ BT
06 42,5’ LS
o
107 56’ BT
U
skala
0
5 km
Keterangan:
Qob Hasil gunugapi lebih tua
Pt
Formasi Citalang
Pk
Formasi Kaliwangu
Mss
Anggota batupasir
Formasi Subang
Msc
Anggota batulempung
Formasi Subang
Sesar naik
Lokasi Foraminifera
Lokasi Moluska
Jurus dan kemiringan lapisan
Antiklin
a
o
o
107 56’ BT
06o 45' LS
107 52,5’ BT
06o 45' LS
Garis Penampang Horisontal
Gambar I.2 Peta Geologi daerah penelitian, diambil dari Peta Geologi
lembar Bandung (Silitonga, 2003).
0
178
356 m
Keterangan:
A 107º 52' 54,4” BT
06 º 44' 26,2” LS
C 107º 53' 19,8” BT
06 º 44' 26,5”
B 107º 53' 16,6” BT
06 º 44' 24,8”
Sawah Tadah Hujan
Mesjid
D 107º 53' 17,2” BT
06 º 44' 22,1”
Pemukiman
Sekolah
Semak/Belukar
Desa, Lurah
Sungai
Batas Administrasi
Sungai Lintasan Penelitian
. 36
Titik Tinggi
A
Titik Pengamatan
Jalan
Gambar I.3 Lokasi penelitian pada Formasi Kaliwangu di Sungai Cipedes
dan Sungai Cikandung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
(modifikasi peta lembar Cisalak dari bakosurtanal).
3
I.4 Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada studi tafonomi moluska sebagai
salah salah satu pendekatan upaya untuk menentukan perubahan relatif muka air
laut pada waktu pengendapan Formasi Kaliwangu. Namun penelitian ini tidak
akan menentukan ada atau tidaknya pengaruh faktor tektonik penyebab perubahan
tersebut.
I.5 Objek Penelitian dan Objek Data
Objek penelitian adalah kandungan fosil moluska pada Formasi
Kaliwangu, di Daerah Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Objek data adalah hasil pengambilan data berdasarkan data singkapan
batuan yang diambil dari lapangan dan keberadaan fosil moluska terdapat dalam
lapisan batuan yang didukung oleh data-data sedimentologi dan paleontologi
lainnya jika ada.
I.6 Hipotesis Kerja
Berdasarkan fosil moluska yang dijumpai pada endapan sedimen Formasi
Kaliwangu, batuan diendapkan pada lingkungan laut dangkal dan setara dengan
Jenjang Cheribonian (Oostingh, 1935).
Studi tafonomi dapat menjadi salah satu cara yang diperkirakan dapat
memecahkan permasalahan suatu siklus pendangkalan – pendalaman dalam suatu
sikuen pengendapan terutama pada lapisan batuan masif dan tidak teramati adanya
pola penumpukan sedimen (stacking pattern).
I.7 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian meliputi 2 hal utama yaitu pengumpulan data
pengamatan lapangan dan analisa laboratorium:
I.7.1 Pengumpulan Data Pengamatan Lapangan
Data utama Formasi Kaliwangu diperoleh dari data lapangan meliputi
Pekerjaan Lapangan, yaitu setelah terlebih dahulu dilakukan penentuan lintasan
pengamatan dan pengambilan contoh batuan maupun fosil di daerah tersebut.
Kemudian kegiatan lapangan dilaksanakan dengan melakukan pengamatan,
4
pengukuran, pengambilan contoh didasarkan pada peta topografi dan diikat
koordinatnya dengan Global Positioning System (GPS), di lokasi pengamatan dan
atau lintasan terpilih, yang diperkirakan terdapat singkapan yang mengandung
fosil sebagai data paleontologi. Pengamatan terutama pada posisi kedudukan fosilfosil moluska yang terdapat pada lapisan batuan. Pengambilan contoh batuan ini
dilakukan secara sistematik dengan menyusuri sungai dan diusahakan sebanyak
mungkin untuk memenuhi kebutuhan contoh preparasi standar.
1.7.2 Pemrosesan dan Analisis Data
Pemrosesan data yang telah dilakukan meliputi:
•
Pekerjaan Laboratorium, yaitu:
Pekerjaan laboratorium meliputi preparasi contoh untuk pengujian,
pembuatan dan pengambilan data dasar dan data uji laboratorium, studi
dan interpretasi data uji, antara lain deskripsi detail pada fosil dari
taksonominya untuk mendapatkan umur dan lingkungan pengendapan.
•
Pekerjaan Studio
Pekerjaan studio di antaranya adalah membuat penampang stratigrafi
terukur berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran kedudukan batuan
serta posisi keberadaan fosil moluska didalam batuan tersebut.
Analisis Data yang dilakukan yaitu semua data yang telah diperoleh dan
diproses seperti yang dikemukakan di atas diharapkan akan dapat menunjukkan
suatu batas system tract yang memperlihatkan proses terjadinya perubahan relatif
dari permukaan air laut dari suatu siklus pendangkalan – pendalaman dalam suatu
sikuen pengendapan pada endapan sedimen Formasi Kaliwangu.
5
Gambar I.4 Diagram Alir Penelitian
TAHAP PERSIAPAN
TAHAP PEMEROLEHAN
DATA
TAHAP PEMROSESAN
DAN ANALISIS DATA
TAHAP PENYUSUNAN
LAPORAN
PENYUSUNAN
PROPOSAL TESIS
TAHAP
PEMEROLEHAN
DATA
PENGOLAHAN DATA
HASIL PENELITIAN
STUDI
PENDAHULUAN
 Studi literatur
 Pengadaan peta
 Pengambilan data
lapangan
 Pekerjaan Studio
 Pekerjaan laboratorium
LAPORAN
PENELITIAN
BERUPA TESIS
6
Download