Handout Pengajaran Dalam Kotbah Ibadah Raya OVERCOMING OBSTACLES – AGUSTUS 2014 MENANG ATAS BERBAGAI HAMBATAN (Minggu I-3/8’14) Kita sedang hidup dalam sebuah dunia dimana Alkitab sendiri menubuatkan akan datangnya masa yang sukar. Dan kita semua mengakui akan adanya berbagai hambatan dalam hidup ini yang mengganggu sementara kita sendiri sedang berjuang dengan berbagai keinginan dari dalam diri kita. Keinginan mana yang harus dikuasai yang bisa membuat kita jatuh dalam berbagai pencobaan, dan mana keinginan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Jangan lupa, salah satu sumber pencobaan adalah ketika kita dipikat oleh keinginan kita. Lantas apa hubungannya dengan obstacles/hambatan yang kita hadapi? Perhatikan, keinginan-keinginan yang tidak terkendali dan dikuasai akan berubah menjadi obstacles/hambatan dalam kehidupan. Misalnya orang yang tidak bisa menguasai keinginan makannya yang berlebih dan tidak teratur. Maka bila kenginan tersebut tidak dikuasai akan membuatnya jatuh sakit. Apabila ini terjadi terus menerus membuatnya stroke yang akhirnya menghambat banyak hal dalam kehidupannya. Dan kita menyebutnya obstacles/hambatan. Alkitab menunjukkan banyak contoh tentang hal ini. Termasuk sumber hambatan itu sendiri. Dan yang menarik adalah bahwa sumber hambatan terbesar yang Alkitab tunjukkan sangat diluar dugaan kita! Mari baca: Yeremia 5:24-25, 24 Mereka tidak berkata dalam hatinya:Baiklah kita takut akan TUHAN, Allah kita, yang memberi hujan pada waktunya, hujan pada awal musim maupun hujan pada akhir musim, dan yang menjamin bagi kita minggu- minggu yang tetap untuk panen. 25 Kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu. Kita ulangi lagi, Kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu. KESALAHAN DAN DOSA Mari saya jelaskan dulu dua kata ini: “Kesalahan” dan “dosa”. Alkitab dalam bahasa asli membedakan “kesalahan” dan “dosa”. Kata “kesalahan” dalam bahasa Yunani adalah “paraptoma” dan “dosa” adalah “hamartia”. Yang ditebus Yesus adalah hamartia. Yang didalamnya tentu ada “kesalahan”/paraptoma. Tetapi paraptoma sendiri adalah kesalahan yang tidak selalu berarti dosa. Paraptoma berarti “wrongful action” (tindakan yang salah). Misalnya salah masak. Kebanyakan garam hingga makanan jadi asin. Tentu kita tidak menyebut ibu kita berdosa hanya karena dia salah masak! Tetapi memang banyak kesalahan yang membuat seseorang berdosa. Namun prinsipnya tidak semua kesalahan itu berdosa. Tetapi dosa selalu berisi kesalahan. Nah kesalahan inilah yang Alkitab maksudkan yang membuat seseorang walaupun tidak berdosa namun tidak mengalami terobosan dalam kehidupannya; yakni karena kesalahan-kesalahan seperti: Salah mengatur keuangan, salah manajemen, salah makan, salah menjadi suami/ayah (isteri/ibu). Sehingga terjadilah berbagai hambatan, mulai dari masalah-masalah keuangan, bisnis hingga rumah tangga. Orang yang malas, suka menunda, tidak Handout Pengajaran Dalam Kotbah Ibadah Raya OVERCOMING OBSTACLES – AGUSTUS 2014 proaktif, suka terlambat adalah contoh-contoh dari kesalahan yang menjadi hambatan. Contoh lainnya adalah cara bersikap dan cara bicara: kasar, sombong, mudah tersinggung, sinis dll. Banyak sekali obstacles yang tanpa disadari justru bukan bersumber dari luar namun dari dalam kehidupan kita. Dan itulah sebabnya nats diatas menunjukkan alasan mengapa kita tidak mengalami: “hujan pada waktunya, hujan pada awal musim maupun hujan pada akhir musim, dan yang menjamin bagi kita minggu- minggu yang tetap untuk panen”. Yang menghambatnya adalah, Kesalahan dan dosa kita! Maka kita memahami ketika pemazmur berkata, Mazmur 18:23-25, 23 Sebab segala hukum- Nya kuperhatikan, dan ketetapan- Nya tidaklah kujauhkan dari padaku; 24 aku berlaku tidak bercela di hadapan- Nya, dan menjaga diri terhadap kesalahan. 25 Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku di depan mata-Nya. Lihat, dia berkata “aku berlaku tidak bercela (tidak lalai), dan menjaga diri terhadap kesalahan”. Itulah kuncinya! Menjaga diri dari kesalahan, tidak memberi kesempatan pada kelalaian. Dalam segala aspek hidup. Maka dengan demikian kita tidak perlu mengalami hambatan yang tidak perlu. Tidak perlu karena hambatan akibat kesalahan, kelalaian, kecerobohan dll. SAYA PERCAYA BISA EKSELEN! Kita harus lebih percaya bahwa kita bisa berlaku benar. Tanpa salah dan lalai. Dari pada kita ijinkan dan tolerir diri kita sebagai manusia lemah yang serba terbatas dan tidak bisa sempurna. Saya tidak! Saya percaya Roh didalam saya adalah roh yang luar biasa. The spirit of excellence is in me. Lihat Daniel! Daniel 6, 2 Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil- wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; 3 membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil- wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan. 4 Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya. 5 Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. Jadi sebenarnya kuncinya adalah seperti kata pemazmur, “berlaku tidak bercela, menjaga diri terhadap kesalahan”. Dengan kata lain menjadi ekselen. Dan tentang ekselen maka selain Yesus, kita mendapat banyak contoh dari kehidupan orang hebat ini: Daniel. Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa Daniel tak bercacat. Sekalipun dicari-cari namun “mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya”. Wow! Handout Pengajaran Dalam Kotbah Ibadah Raya OVERCOMING OBSTACLES – AGUSTUS 2014 Dari kehidupan Daniel kita belajar satu hal: Kita akan menang menghadapi hambatan dari luar bila hambatan dari dalam kita selesaikan. Karena hambatan dari luar seperti fitnah dan berbagai perlakuan tidak adil yang sengaja diarahkan kepada kita, Tuhan sendiri yang akan berperang bagi kita. Daniel akhirnya masuk ke gua singa justru karena ibadahnya. Justru karena kebenaran. Dan lihat, Kebenaranlah yang membelanya. Dia ditolong Tuhan. Diluputkan. TUJUAN DARI SEMUANYA Dan tujuan dari semuanya tercapai: Nama Tuhan dipermuliakan sampai ke ujung bumi. Bukan lagi apa yang dikatakan Daniel namun kesaksian Daniel menggerakan raja yang memberitahukan kepada seluruh bumi akan kebesaran Tuhan! Daniel 6 26 Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang- orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya:"Bertambahtambahlah kiranya kesejahteraanmu! 27 Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama- lamanya; pemerintahan- Nya tidak akan binasa dan kekuasaan- Nya tidak akan berakhir. TAKUT AKAN TUHAN DAN HIKMAT Jadi Yeremia 5:24-25 menunjukkan alasan utama seseorang tidak mengalami Tuhan yang memberikan hujan awal dan hujan akhir. Tuhan yang menjamin minggu-minggu yang tetap untuk panen; Yakni karena “kamu tidak berkata takutlah akan Tuhan…” Perhatikan lagi kata “tidak berkata”. Maka bila kita membaca apa kata Salomo maka semakin teranglah masalahnya: Amsal 1 7 Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Karena takut akan Tuhan menjaga kita dari dua hal: melakukan kesalahan dan dosa! Karena orang yang takut akan Tuhan akan memperoleh hikmat dan pengetahuan yang membuatnya bijak dan menjaga hidup dari kelalaian, kecerobohan hingga kejahatan. Mereka akan benar-benar pemenang. Lebih dari pemenang! MENANG ATAS KEADAAN TIDAK BERDAYA (Minggu II-10/8’14) PENDAHULUAN Dalam kehidupan ini seringkali kita berhadapan dengan situasi-situasi dimana kita tidak berdaya untuk mengatasinya. Sebuah keadaan yang ringkih/mudah runtuh atau fragile/mudah pecah. Misalnya situasi finansial dalam rumah tangga atau pekerjaan yang pelik sehingga tidak ada sumber daya yang bisa mengatasinya. Bahkan untuk meminjam uangpun tidak bisa lagi. Seseorang yang Handout Pengajaran Dalam Kotbah Ibadah Raya OVERCOMING OBSTACLES – AGUSTUS 2014 memiliki penyakit atau cacat sehingga tidak produktif dengan maksimal. Atau terpenjara karena perkara yang membelit rumit sementara tanggung jawab untuk keluarga masih harus terpenuhi. Keadaan ini adalah keadaan di luar kendali yang membuat kita (bahkan) tidak dapat berbuat apa-apa lagi. YOEL 3:9-10 Maklumkanlah hal ini di antara bangsa- bangsa:bersiaplah untuk peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit tampil dan maju! Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau- pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya berkata:"Aku ini pahlawan!” Ayat diatas menunjukkan dua hal yang bisa kita lakukan ketika mengalami situasi tidak berdaya: 1. Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau- pisau pemangkasmu menjadi tombak; Ini berbicara perubahan orientasi: mata bajak yang digunakan untuk bertani dirubah menjadi pedang untuk berperang. Demikian juga pisaupisau pemangkas yang dirubah menjadi tombak. Hal pertama yang harus dilakukan dalam situasi tidak berdaya adalah perubahan orientasi dari hidup untuk makan dan berpusat untuk diri sendiri menjadi hidup yang berpusat kepada Tuhan (Jesus Center). Sebagai prajurit Kerajaan Sorga yang berani tampil dan maju. Keadaan selalu menjadi berubah ketika orientasi kita berubah. Situasi sulit yang mengganggu damai sejahtera dan sukacita akhirnya redup diganti kepasrahan pada kehendak Tuhan karena hidup yang direlakan untuk Tuhan. Tidak ada rasa malu, kesombongan dan gengsi yang biasanya membuat keadaan lebih sulit. Sebaliknya lahirlah kerendahan hati dan belas kasihan terhadap orang-orang yang sebenarnya menyakiti dan mengecewakan. Karena Yesus memadang mereka demikian. GALATIA 2:20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri- Nya untuk aku. Lihat. Hidup yang berpusat pada Yesus membuat kita bisa berkata demikian, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Sehingga dengan berani hidup dalam iman dalam Yesus, Anak Allah yang mengasihi kita. Bahkan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita. Tidak ada lagi keraguan, ketakutan dan kuatir. Kita lebih kuat dan berpengharapan meski dalam keadaan tidak berdaya. Coba perhatikan perkataan rasul Paulus kepada jemaat di Korintus: Handout Pengajaran Dalam Kotbah Ibadah Raya OVERCOMING OBSTACLES – AGUSTUS 2014 2 KORINTUS 12:10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. Itulah yang terjadi bagi orang yang hidup berpusat pada Yesus. Dia selalu bisa berkata (dengan iman) “aku kuat!”. Dan itulah yang terjadi karena iman dalam Yesus Kristus tidak pernah sia-sia. 2. baiklah orang yang tidak berdaya berkata:"Aku ini pahlawan!” Selanjutnya perkataan yang penuh kuasa dan punya daya cipta harus dilakukan dalam situasi yang tidak berdaya. Berkatalah “Aku ini pahlawan!”. Kata “pahlawan” berarti “champion”. Pemenang. Kata ini juga berarti “strong”. Kuat. Maka mulailah untuk berkata “Aku kuat!” Lihatlah kuasa Tuhan yang ajaib dan penuh kuasa akan terjadi dan kita akan mengalahkan situasi tidak berdaya oleh kekuatan yang sudah ada didalam kita. Karena kekuatan itu adalah Pribadi. Dia Yesus yang hidup didalam kita. Pengharapan kita akan kemenangan dan kemuliaan. Haleluya! 1 SAMUEL 30:6 Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing- masing karena anaknya laki- laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya. Daud mengalami situasi tidak berdaya. Daud terjepit. Rakyat yang selama ini mendukung dia berbalik hendak melemparinya dengan batu. Daud sendirian. Tidak ada lagi orang-orang yang menguatkan dan mendukungnya. Dan inilah yag dilakukannya. Daud “menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan”. Situasi yang sama seringkali kita alami. Terjepit. Sendirian. Tapi kita harus melihat apa yang dilakukan Daud. Dia menguatkan kepercayaannya. Tanda terbaik orang yang menguatkan kepercayaannya adalah orang yang sanggup berkata, “Aku ini pahlawan!” “Aku kuat!”. Amin. Saudaraku, anda dikasihi Tuhan! Tidak ada yang bisa memisahkanmu dari kasih Tuhan. Angkatlah wajahmu dengan penuh pengharapan. Pandang Yesus. Dia hendak menyatakan kasih-Nya kepadamu. Permuliakanlah Tuhan lewat situasi sulit dan tidak berdaya. Sehingga justru situasi itu membuat Yesus bisa dilihat dan kita memuliakannya. Keadaan tidak berdaya telah mengangkat kehidupan kita di puncak-puncak kemenangan dan Yesus semakin dikenal dunia. SOLI DEO. SEGALA KEMULIAAN BAGI YESUS KRISTUS!