BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi

advertisement
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1
Komunikasi
Komunikasi secara mudah diartikan sebagai proses transfer pesan melalui
sarana atau media komunikasi kepada komunikan yang dituju. Menurut Hovland
“Communication is the process to the modify the behavior of other individuals”
Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (Effendi, 2004:10).
Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi yang telah banyak memberi
perhatian pada riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi
membuat definisi bahwa: “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka.” (Changara, 2004:20)
Definisi tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh Rogers bersama D.
Lawrence Kincaid sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan
bahwa: “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,
yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.”
(Changara, 2004:20)
Definisi-definisi yang dikemukakan diatas tentunya belum mewakili
semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun sedikit
11
banyaknya kita telah dapat memperoleh gambaran seperti apa yang diungkapkan
oleh Shanon dan Weaver bahwa komunikasi adalah bentuk interkasi manusia
yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak
terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga bahasa
non verbal seperti ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.
Berdasarkan definisi tersebut, peneliti memahami bahwa berkomunikasi
dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Komunikasi adalah
proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui
lambang tertentu, mengandung arti dan dilakukan oleh penyampai pesan dan
ditujukan pada penerima pesan. (Widjaja, 2002:13)
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan efek/ tujuan dengan
mengharapkan feedback atau umpan balik. Penyampaian pesan dapat berupa
gagasan dan harapan yang disampaikan melalui simbol kepada khalayak.
Seperti yang kita ketahui , komunikasi mempunyai beberapa komponen
yang mendukung terjadinya sebuah proses komunikasi. Adapun komponenkomponen tersebut adalah :
1) Komunikator/Penyampai pesan/Sumber/Source
Semua proses komunikasi berasal dari sumber, yang dapat berupa
perorangan (komunikasi individual atau antar perorangan) atau seorang
dengan beberapa orang di suatu lembaga atau organisasi atau orang yang
dilembagakan (komunikasi dengan media massa). Dalam penelitian ini,
12
yang menjadi pihak pengirim pesan adalah acara ’Reportase Investigasi’ di
Trans TV.
2) Pesan/Message
Unsur pesan meliputi semua materi atau isi yang dikomunikasikan antara
pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, baik yang disampaikan
secara verbal maupun non verbal baik secara langsung maupun tidak
langsung (misalnya melalui media massa). Pesan dapat berupa pesan verbal
(bahasa/kata-kata lisan atau tertulis), pesan non verbal (isyarat, gambar,
warna) dan pesan paralinguistik (kualitas suara, tekanan suara, kecepatan
suara, vokalisasi). Dalam acara Reportasse Investigasi pesan yang
disampaikan adalah untuk selalu waspada terhadap tindak kejahatan di
sekitar anda.
3) Saluran/Media/Channel
Unsur saluran merupakan sarana tempat pesan yang disampaikan sehingga
bisa diterima dan dimaknai oleh komunikan. Misalnya: media massa (surat
kabar, majalah, televisi, radio dll.) telepon ataupun surat. Melalui stasiun
televisi Trans TV, acara ’Reportase Investigasi’ ditampilkan kepada audiens.
4) Komunikan/Penerima pesan/Receiver
Unsur penerima merupakan sasaran dari komunikasi, bisa terdiri dari
seseorang atau beberapa orang atau suatu lembaga/organisasi. Dalam acara
‘Reportase
Investigasi’
komunikannya
menyaksikan acara tersebut.
adalah
seluruh
orang
yang
13
5) Tujuan/Destination/Effect
Efek merupakan hasil dari suatu kegiatan komunikasi, merupakan tujuan
dari peserta-peserta di dalam proses komunikasi. Ini merupakan salah satu
hal yang ingin diteliti pada penelitian kali ini.
6) Umpan Balik/Feedback
Feedback
merupakan
tanggapan
atas
pesan
komunikan
apabila
tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. Umpan balik adalah
apa yang diberikan oleh penerima pesan atau komunikan kepada tayangan
reportase investigasi, bisa berupa kritik dan saran.
7) Gangguan/Noise
Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai
akibat pesan yang diterima komunikan berbeda dengan pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Misalnya gangguan
signal, tidak fokus saat menonton, bisa dipengaruhi baik dari luar maupun
dari dalam.
2.1.2
Komunikasi Massa
Komunikasi Massa adalah salah satu konteks komunikasi antar manusia
yang sangat besar peranannya dalam perubahan sosial atau masyarakat. Sebagai
salah satu konteks komunikasi, komunikasi massa adalah pemanfaatan media
sebagai alat komunikasi antar manusia.
Joseph A. Devito memaparkan definisi komunikasi massa sebagai
berikut:
14
“Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada
massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa
khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau
semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu
besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi
massa adalah komunikasi yang disalurkan pemancar-pemancar yang audio dan
atau visual. Pemancar akan lebih muda dan lebih logis bila didefinisikan menurut
bentukanya televisi, surat kabar, radio, majalah, film, buku dan pita.” (Effendi,
2004 : 21)
Berdasarkan definisi Joseph A. Devito diatas tergambar bahwa
komunikasi massa dibedakan berdasarkan jenis suatu komunikasi lainnya dengan
kenyataan bahwa komunikasi massa ditujukan kepada sejumlah populasi dari
berbagai kelompok, dan bukan hanya itu atau beberapa individu atau sebagian
khusus populasi.
Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesanpesan yang dihasilkan, pembaca / pendengar / penonton yang akan coba
diraihnya, dan efeknya terhadap mereka (Nurudin, 2007:2). Menurut Jay Black
dan Frederick C. Whitney, dikatakan bahwa komunikasi massa adalah sebuah
proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal / tidak sedikit itu
disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen
(Nurudin, 2007:12).
15
Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble, sesuatu dapat
didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut
(Nurudin, 2007:8):
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern
untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada
khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media
modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, radio atau gabungan
diantara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyerbarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang
yang tidak saling mengenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas
aiudience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan
jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak
saling mengenal satu sama lain.
3. Pesan adalah milik publik. Yang artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan
dan diterima oleh orang banyak. Oleh karena itu, diartikan sebagai milik
publik.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya merupakan organisasi formal
seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain komunikator
tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper. Artinya pesan-pesan yang
disebarkan atau dipancarkan, dikontrol oleh sejumlah individu dalam
lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.
16
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Media massa dan
jumlah komunikan telah menjadi bagian tererat dalam komunikasi massa.
Komunikasi massa melibatkan komunikan dalam jumlah yang besar
dengan tingkat geografis yang luas namun memiliki minat yang sama
terhadap suatu isu. Media massa memiliki peranan sebagai penyalur pesan
dan informasi. Oleh karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada
waktu yang sama, digunakan media massa, seperti surat kabar, radio atau
televisi.
Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988)
antara lain :
a. Menginformasikan (to inform)
b. Memberi hiburan (to entertain)
c. Membujuk (to persuade)
d. Transmisi budaya (transmission of the culture)
Sementara itu fungsi komunikasi massa jika menurut John Vivian dalam
bukunya “The Media of Mass Communication” (1991) disebutkan; providing
information, providing entertainment, helping to persuade, dan mendorong
kohesi sosial (contributing to social cohesion).
2.1.3
Media Massa
Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisir untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jarak jauh kepada banyak orang dalam jarak
waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat semata-mata, melainkan
17
juga institusional dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap
alat itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui
kesepakatan-kesepakatan lain.
Arti penting media massa menurut Dennis Mcquail (Bungin, 2007:34)
dengan beberapa asumsi pokok berikut :
1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang
menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri
lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki
peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut
dengan masyarakat dan institusi lainnya. Di pihak lain, intrusi media
diatur oleh masyarakat.
2. Media massa merupakan sumber kekuatan – alat kontrol, manajemen dan
inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya lainnya.
3. Media merupakan lokasi (atau norma ) yang semakin berperan untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang
bertaraf nasional maupun internasional.
4. Media sering kali berperan sebagai lahan pengembangan kebudayaan,
bukan saja dalam pengertian pegembangan bentuk seni dan simbol, tetapi
juga dalam pengertian pengembangan tata cara ,mode, gaya hidup dan
norma-norma.
5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi
18
masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilainilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
Media massa, sebagai media yang menunjang komunikasi massa terbagi atas 2
jenis, yaitu media cetak dan media elektronik.
1. Media Cetak
Media cetak adalah suatu media statis yang mengutamakan fungsinya sebagai
media penyampaian informasi, maka media cetak terdiri dari lembaran
dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna dan halaman
putih, dengan fungsi utama untuk memberikan informasi atau menghibur.
Media cetak juga adalah suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang
lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam
bentuk kata-kata, gambar, foto, dan sebagainya (Ardianto, et al 2009 :99).
2. Media Elektronik
Media elektronik meruapakan media komunikasi atau media massa yang
menggunakan alat-alat elektronik (mekanis), media elektronik kini terdiri
dari : (Deddy Iskandar, 2005 : 4)
a. Radio
b. Film
c. Televisi
d. Internet
2.1.4
Televisi
Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio
diketemukan dengan karakternya yang sepesifik yaitu audio visual atau peletak
19
dasar utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari Jerman tahun 1884
dan diberi nama Jantra Nipkow (Muda, 2005:4)
Sedangkan Effendi mengatakan, televisi adalah media komunikasi jarak
jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat
maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. Kata televisi berasal dari bahasa
Yunani “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan.
Dari beberapa pendapat mengenai televisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa televisi adalah alat komunikasi jarak jauh tanpa dibatasi ruang, yang
mampu menayangkan suara sekaligus gambar bergerak melalui udara secara
elektromagnetik.
Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa
bersifat informatif, pendidikan, dan hiburan bahkan gabungan dari ketiga unsur
tersebut. Televisi yaitu perpaduan antara radio (broadcast) dan film (moving
picture). Para penonton di rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi, jika
tidak terdapat unsur radio dan tidak dapat melihat gambar yang bergerak pada
layar pesawat televisi jika tidak ada unsur film.
Menurut Candra dalam jurnalnya yang berjudul perkembangan media
penyiaran televisi. Menjadikan televisi sebagai kebudayaan masyarakat. Televisi
sebagai salah satu bentuk media massa dengan kelebihan yang dimiliki kemudian
tidak menjadi saingan dari media massa lainnya. Pada awalnya televise
menawarkan sebuah program yang disaksikan penonton yang selanjutnya mereka
akan menjadi penilai terhadapa program yang ditayangkan. Apabila program
20
acara diminati berarti program tersebut mengandung informasi atau sesuatu nilai
tersendiri bagi khalayak (Candra, 2010: 193 – 195).
2.1.5
Program Televisi
Program televisi merupakan acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun
televisi. Program TV dibagi menjadi program berita dan program non-berita.
Jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau
berdasarkan isi. Format teknis merupakan format-format umum yang menjadi
acuan terhadap bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis,
musik, intrustruksional dan lain-lain.
Program televisi dapat dikategorikan kedalam 2 jenis:
1. Program Jurnalistik (Berita)
Segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan
pengetahuan bagi khalayak. Daya tarik program ini adalah informasi itu
sendiri, sehingga informasi inilah yang dijual kepada audiens.
2. Program Hiburan (Entertainmet)
Segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audies dalam bentuk
musik, lagu, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori
hiburan adalah drama, musik dan permainan.
Menurut Mursito dalam jurnalnya Konstruksi Realitas dalam (Bahasa)
Media, bahwa rata – rata televisi swasta menggunakan logika pasar, yang
menganggap bahwa sebuah program sebagai komoditas, dan penonton sebagai
konsumen, serta bekerja berdasarkan mekanisme pasar. Selera masyarakat
21
didefinisikan sebagai pasar. Konsekuensi dari orientasi ke pasar ini diterima oleh
“kebudayaan” yang dikonsepsikan sebagai budaya massa yang membawa
pergeseran epistimologinya. Epistimologi merupakan
cabang filsafat yang
berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. (Mursito, 2007: 31)
2.1.6
Program Jurnalistik
Program jurnalistik adalah program yang memiliki tujuan untuk
memberikan informasi, dan biasanya dikemas dalam bentuk news atau berita,
tujuannya yaitu untuk memberi tambahan pengetahuan (informasi) kepada
masyarakat luas. Ciri sebuah program jurnalistik adalah bersumber dari sebuah
permasalahan yang sedang hangat, aktual, lalu disusun menurut aturan
jurnalistik, dan disiarkan dalam program acara yang tersedia. Diproduksi
berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian- kejadian yang menyangkut sosial,
politik, ekonomi, maupun budaya yang ada disekitar masyarakat.
Pada prinsipnya program jurnalistik dalam berita harus terdapat unsurunsur 5W 1H yaitu :
1. What
- Apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
2. Who
- Siapa yang terlibat di dalamnya?
3. Where
- Di mana terjadinya peristiwa itu?
4. When
- Kapan terjadinya?
5. Why
- Mengapa peristiwa itu terjadi?
6. How
- Bagaimana terjadinya?
Program televisi jurnalistik atau yang berbentuk berita secara garis
22
besar dikategorikan kedalam 2 jenis “hard news” dan “soft news”.
1. Hard News
Berita keras merupakan sebuah berita yang sajiannya berisi segala
informasi penting dan menarik yang harus disiarkan oleh media
penyiaran karena sifatnya yang harus segera diketahui oleh masyarakat
dan disebut dengan straight news. (Morissan, 2008:219)
2. Soft News
Berita lunak adalah sebuah program berita yang menyajikan informasi
penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth)
namun tidak bersifat harus segera ditayangkan (misalnya: news
magazine, current affair, talk show dan lain-lain). (Morrisan, 2008:
219)
2.1.7
Program Reportase Investigasi
2.1.7.1 Pengertian Reportase
Reportase adalah kegiatan meliput, mengumpulkan fakta – fakta
tentang berbagai unsur berita, dari berbagai sumber / nara sumber dan
kemudian menuliskannya dalam bentuk (produk) berita jadi. Reportase
adalah kegiatan jurnalistik dalam meliput langsung peristiwa atau
kejadian di lapangan. Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian
atau TKP (Tempat Kejadian Perkara) lalu menampilkan data dan fakta
seputar peristiwa tersebut.
Dalam meliput peristiwa, penting diperhatikan :
23
1. Kode Etik Jurnalistik atau Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI)
2. Fairness Doctrine (Doktrin Kejujuran) yang mengajarkan,
mendapatkan berita yang benar lebih penting daripada menjadi
wartawan pertama yang menyiarkan atau menuliskan.
3. Cover Both Side / News Balance, yakni perlakuan adil terhadap
semua pihak yang menjadi obyek berita, dengan meliput semua
atau kedua belah pihak yang terlibat dalam sebuah peristiwa.
4. Cek dan ricek, yakni meneliti kebenaran sebuah fakta atau data
beberapa kali sebelum menuliskannya.
2.1.7.2 Pengertian Investigasi
Investigasi merupakan sebuah penyelidikan yang dilakukan
dengan mencatat atau merekam fakta, melakukan peninjauan, percobaan,
dsb, dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan, atau untuk
membuktikan suatu pernyataan (peristiwa, sifat, siasat, dsb). Investigasi
biasanya dilakukan sampai dalam, dalam disini berarti bila perlu harus
sampai menutupi atau memalsukan jati diri demi mendapatkan informasi
yang sebenar – benarnya.
Menurut Rivers & Mathews sejarah investigasi berawal dari
sebelum
berdirinya
Amerika.
Pada
1690,
Benyamin
Harris
menginvestigasi berbagai kejadian di masyarakat dan melaporkannya
dalam Public Occurences, Both Foreign and Domestic. Isi laporannya
dinilai menentang kebijakan kolonial Inggris. Pada awal sejarahnya,
jurnalisme investigasi amat dekat dengan pemberitaan crusading atau
24
jihad. Pada fase selanjutnya, spirit crusading (jihad atau perjuangan)
mendapat bentuk yang lebih formal melalui penerbitan New England
Courant pada 1721 yang diterbitkan oleh James Franklin.
2.2
Teori Khusus
2.2.1
Pengertian Persepsi
Persepsi adalah proses dimana kita menjadi sadar akan banyaknya
stimulus yang mempengaruhi indra kita. Persepsi mempengaruhi
rangsangan (stimulus) atau pesan apa yang kita serap dan apa yang kita
berikan kepada mereka ketika mereka mencapai kesadaran (Mulyana,
2005: 168). Menurut Wenburg dan Wilmot, persepsi adalah proses
internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan
menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut
mempengaruhi perilaku kita (Mulayana, 2005: 167).
Di dalam buku yang sama Mulyana juga menyimpulkan bahwa
persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran adalah inti
persepsi. Desideranto dalam buku Psikologi Komunikasi menyampaikan
bahwa persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi.
Hubungan sensasi dan persepsi sudah jelas, sensasi adalah bagian dari
persepsi. Menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan
sensasi, tetapi jua melibatkan atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori (
Rakhmat, 2008: 51).
25
Menurut walgito (2002: 54), terjadinya persepsi harus melalui
beberapa proses yaitu :
1. Suatu objek atau sasaran menimbulkan stimulus, dan selanjutnya
stimulus tersebut ditangkap oleh alat indera. Proses ini berkaitan
dengan segi fisik.
2. Stimulus suatu objek yang diterima alat indera kemudian
disalurkan ke otak melalui saraf sensoris.
3. Otak
selanjutnya
memproses
stimulus
sehingga
individu
menyadari objek yang diterima oleh alat inderanya
2.2.2
Aspek – Aspek Persepsi
Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa penafsiran makna
melibatkan proses – proses seperti sensasi, atensi, ekspresi, motivasi, dan
memori. Dalam penelitian kali ini peneliti membatasi aspek hanya pada
tiga aspek saja yaitu sensasi, atensi dan memori.
2.2.2.1 Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat
penginderaan
yang
menhubungkan
organisme
dengan
lingkungannya. Sedangkan Menurut Wolman sensasi adalah
pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan
penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali
berhubungan dengan kegiatan alat indera (Rakhmat, 2008: 49).
26
Sensasi merujuk kepada pesan yang dikirim ke otak lewat
kelima alat indera kita yaitu
pengelihatan, pendengaran,
sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Pada umumnya manusia
memiliki lima alat indera, namun rakhmat menyampaikan bahwa
terdapat Sembilan alat indera yang dikelompokan kedalam tiga
macam
indera
penerima
berdasarkan
dengan
sumber
informasinya, yaitu :
1. Eksteroseptor
Indera yang menangkap informasi dari luar seperti mata,
telinga, hidung, peraba, dan perasa.
2. Interoseptor
Indera yang menagkap informasi dari dalam seperti sistem
peredaran darah.
3. Proprioseptor
Indera yang menangkap gerakan tubuh sendiri misalnya
vestibular.
Dari pendapat – pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
sensasi merupakan sesuatu yang ditangkap dan dirasakan oleh alat
indera kita. Bila dikaitkan dengan penelitian ini maka sensasi
yang dimaksud disini adalah semacam keasyikan yang dirasakan
pemirsa pada saat atau setelah melihat tayangan Reportase
Investigasi di Trans TV melalui alat indera, khususnya indera
pengelihatan dan pendengaran.
27
2.2.2.2 Atensi
Kenneth E. Andersen mengartikan atensi sebagai proses
mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Masih dalam
buku yang sama Rakhmat mengutarakan bahwa perhatian atau
atensi terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu
alat indera kita, dan mengesampingkan masukan – masukan
melalui alat indera yang lain (Rakhmat, 2008: 52).
Menurut Mulyana atensi dipengaruhi oleh faktor – faktor
internal, yaitu factor biologis (lapar, haus, dan sebagainya), faktor
fisiologis (tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, sakit, dan
sebagainya), dan faktor social – budaya (gender, agama, tingkat
pendidikan, penghasilan, dan sebagainya), serta faktor psikologis
termasuk
kemauan,
keinginan,
motivasi,
dan
sebagainya
(Mulyana, 2006: 181).
Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa
atensi merupakan bentuk pemusatan perhatian terhadap suatu
objek yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Sesuai
dengan penelitian ini atensinya adalah minat dan perhatian para
pemirsa terhadap tayangan Reportase Investigasi di Trans TV.
28
2.2.2.3 Memori
Schlessssinger dan Groves mengartikan memori sebagai
sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme
sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Rakhmat, 2008:
62).
Mussen dan Rosenwig menjelaskan secara singkat bahwa
memori akan melewati tiga proses yakni : Perekaman,
Penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman (encoding) adalah
pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf
internal. Penyimpanan (storage) adalah proses kedua yakni
menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam
bentuk apa, dan di mana. Ketiga adalah proses pemanggilan
(retrieval) disebut juga pemanggilan sehari – hari, yaitu
menggunakan informasi yang disimpan.
Melalui pengertian – pengertian di atas makan dapat
peneliti simpulkan bahwa memori merupakan proses merekam
fakta – fakta terhadap suatu objek termasuk proses mengingat
kembali dan menggunakannya. Bila dikaitkan dengan penelitian
ini mak memori yang dimaksud adalah ingatan pemirsa terhadap
tayangan Reportase Investigasi di Trans TV.
29
2.2.3
Teori Individual Differences
Nama teori yang dicetuskan oleh Melvin Lawrence DeFleur ini
lengkapnya
adalah
Communication
“Individual
Differences
Theory
of
Mass
Effect”. Teori ini menelaah perbedaan – perbedaan
individu – individu sebagai sarana media massa ketika mereka diterpa
sehingga dapat menimbulkan efek tertentu yang berbeda – beda.
Menurut teori ini individu - individu sebagai anggota khalayak
sasaran media massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan –
pesan terutama jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan
sikap – sikapnya, sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh
nilai – nilainya. Tanggapannya terhadap pesan – pesan tersebut diubah
oleh tatanan psikologisnya. Efek media massa pada khalayak itu tidak
seragam, melainkan beragam disebabkan karena secara individual
berbeda satu sama lain bila dilihat dari struktur kejiwaannya.
Anggapan dasar teori ini adalah bahwa manusia amat bervariasi
dalam organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian
dimulai dari dukungan perbedaan secara biologis, tetapi ini dikarenakan
pengetahuan secara individual berbeda. Manusia yang dibesarkan dalam
lingkungan yang secara tajam berbeda, menghadapi titik – titik
pandangan yang berbeda secara tajam pula. Dari lingkungan yang
dipelajari itu, mereka menghendaki seperangkat sikap , nilai dan
kepercayaan yang merupakan tatanan psikologisnya masing – masing
pribadi yang membedakannya dari yang lain.
30
Teori perbedaan individual ini mengandung rangsangan –
rangsangan khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan
watak – watak perorangan atau khalayak, oleh karena itu terdapat
perbedaan individual pada setiap pribadi anggota khalayak itu. Secara
alamiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan
perbedaan individual masing – masing. Dengan berpegangan tetap pada
pengaruh variable – variable kepribadian (yakni menganggap bahwa
khalayak memiliki cirri – cirri kepribadian yang sama) teori tersebut tetap
akan memprediksi keseragaman pendapat atau tanggapan terhadap pesan
tertentu (Effendi , 2004: 275-276).
Maka jika dikaitkan dengan penelitian ini, setiap responden
memiliki persepsi yang berbeda dalam menanggapi pernyataan yang
deberikan oleh peneliti, sehingga menimbulkan efek yang bervariasi
sesuai dengan perbedaan individu masing – masing.
2.2.4
Teori Stimulus Organisme Respons
Prinsip teori ini sebenarnya merupakan prinsip yang sederhana,
yaitu respon merupakan reaksi balik dari individu ketika menerima
stimuli dari media. Seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan
suatu kaitan efek antara pesan-pesan media massa dan reaksi audiens,
dapat juga dikatakan efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus respon, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy Teori S-O-R adalah
31
singkatan dari Stimulus – Organisme – Respon ini semula berasal dari
psikologi.
Kalau
kemudian
menjadi
teori
komunikasi
tidaklah
mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi
adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen
: sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi. (Effendy, 2003:225)
Dalam teori ini terdapat tiga elemen penting, yaitu :
a) Pesan (Stimuli, S)
b) Penerima (Prganisme, O)
c) Efek (Respon, R)
Model ini menggambarkan bahwa media massa mempunyai efek
yang sangat kuat dalam masyarakat. Pendapat ini didukung kenyataan
bahwa tingkat konsumsi masyarakat atas media massa terutama media
elektronik berupa televisi cukup tinggi, sehingga apabila setiap hari
diterpa oleh informasi yang sama dari televisi dalam jangka waktu yang
lama akan tercipta efek yang diharapkan.
Carll Hofland sebagai pencetus dari teori ini mengatakan bahwa
proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar.
Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada
individu yang terdiri dari :

Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima
atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak
berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu
32
dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme
berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme
(diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada
proses berikutnya.

Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi
kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya
(bersikap).

Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan
maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu
tersebut (perubahan perilaku).
Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah
hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi
dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini
berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme.
Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang
peranan penting.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan
mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung
jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan
mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses
berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka
terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
33
STIMULUS
ORGANISME
-
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
RESPONS
Persepsi
penonton
Gambar 2.1 Teori S-O-R
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya
perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang
berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber
komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya
berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang,
kelompok atau masyarakat.
2.3
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan 1 variabel yaitu
vairabel persepsi.
Tabel 2.1
Varieabel
Dimensi
Indikator
Deskriptor
Persepsi
Sensasi (Keasyikan)
Eksteroseptor
Penampilan presenter yang menarik
memberikan nilai lebih dalam tayangan
Reportase Investigasi
Pesan yang disampaikan mudah untuk
34
diterima dan dimengerti
Dengan
penggunanan
suara
yang
disamarkan membuat tayangan lebih
menarik
Dengan adanya kamera tersembunyi
membuat tayangan lebih menarik
Atensi (Minat)
Minat
Anda
selalu
menantikan
tayangan
reportase investigasi
Anda akan terus menonton tayangan
Reportase Investigasi karena banyak
informasi yang anda dapat
Anda
merekomendasikan
tayangan
Reportase Investigasi kepada teman
keluarga anda karena bermanfaat
Kurangnya
wawasan
anda
akan
informasi membuat anda mudah tertipu
Anda menonton Reportase Investigasi
untuk
meminimalisir
kecurangan
terhadap diri anda
Anda setuju jika Reportase Investigasi
lebih banyak menayangkan kecurangan
mengenai produk makanan
35
Anda setuju jika Reportase Investigasi
lebih banyak menayangkan kecurangan
mengenai produk kecantikan
Anda merasa durasi 30 menit sudah
cukup
Anda
setuju
tayangan
Reportase
Investigasi ditayangkan di akhir pekan
Memori (Ingatan)
Ingatan
Anda dapat dengan mudah mengingat
tips yang diberikan agar terhindar dari
kecurangan
Tips yang diberikan berguna bagi anda
Tayangan
“Reportase
Investigasi”
menjadikan anda lebih waspada
Tayangan
menjadikan
“Reportase
anda
Investigasi”
takut
untuk
mengkonsumsi produk serupa yang
pernah ditayangkan
Teknik melakukan kecurangan yang
ditayangkan
secara
detail
dapat
membuat orang lain menirunya
Tayangan
Reportase
Investigasi
memberikan dampak positive bagi anda
36
Tayangan
Reportase
memberikan
dampak
pedagang
kecurangan
yang
Investigasi
negative
tidak
bagi
melakukan
Download