Kupas Tuntas Produksi Berita Jurnalisme Investigasi

advertisement
Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
komunikasi.umm.ac.id
Kupas Tuntas Produksi Berita Jurnalisme Investigasi Bersama Pemred Trans Tv
Tanggal: 2012-11-23
Gatot Triyanto (pemimpin redaksi Trans TV) sedang menyampaikan materi didampingi Nasrullah (moderator)
Maraknya tayangan investigasi di televisi nasional dicermati oleh jurusan Ilmu Komunikasi UMM dengan
menggelar kuliah tamu bertajuk “Jurnalisme Investigasi di Televisi”. Sabtu (19/5) bertempat di ruang sidang Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, jurusan menghadirkan pembicara, Gatot Triyanto, Pimred Trans TV Jakarta. Dibuka oleh Bambang
Widagdo, PR I UMM, acara yang dihadiri jajaran dosen dan mahasiswa dari berbagai jurusan tersebut berlangsung
selama kurang lebih dua jam.
Kuliah tamu diawali dengan pemutaran dua episode tayangan reportase investigasi yang mengupas tentang
pembuatan terasi busuk serta bisnis prostitusi via facebook. Gatot kemudian mengemukakan seluk beluk produksi berita
dan berbagi suka duka tayangan reportase investigasi yang digawangi oleh Trans TV. Termasuk bagaimana sebaiknya
mengawali reportase investigasi.“Dalam Jurnalisme Investigatif, segalanya dimulai dengan kecurigaan akan sesuatu,
terlebih fenomena yang terjadi di masyarakat tapi masih terselubung. Dalam hal ini bisa dibutuhkan riset mendalam
yang memakan waktu berbulan-bulan,”ungkap Gatot.
Tak hanya memaparkan proses produksi berita reportase investigasi, Gatot juga bercerita panjang lebar terkait
proses di balik layar, termasuk protes yang dikemukakan oleh masyarakat sehubungan dengan tayangan tersebut.
“Pernah kami menayangkan tentang bakso tikus dan menuai demo dari paguyuban pedagang bakso se-DKI Jakarta
dan Jawa Barat. Begitu juga saat kami memaparkan tentang fenomena Swinger (tukar menukar pasangan suami istri)
di Jakarta yang menuai protes besar dari pihak-pihak tertentu. Tapi kami menyadari, tayangan investigasi memang
bagaikan dua sisi mata uang, bisa berdampak positif, bisa juga negatif. Tergantung bagaimana masyarakat menyikapi,
kami hanya berusaha menunjukkan, ada fenomena tersebut di masyarakat kita,” tandasnya.
Lebih lanjut dijelaskan bagaimana perbedaan produksi berita di media cetak dan elektronik, khususnya, televisi.
Kerumitan yang harus ditemui oleh tim produksi di lapangan, termasuk tentang kendala teknis, seperti menyembunyikan
kamera dari narasumber. “Bila narasumber menyadari sedang dalam proses investigasi, maka berbahaya bagi
kelangsungan produksi berita. Karena, menemukan main source yang compatible juga bukan hal mudah,”lanjutnya.
Sejumlh komunitas mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi seperti Eskalator, JC Club serta AV Club turut
memberikan umpan balik dalam sesi diskusi interaktif dengan pemateri. Frida Kusumastuti, dosen Jurusan Ilmu
Komunikasi, juga memberikan tanggapan terkait beberapa tayangan reportase investigasi Trans TV, tentang
kemungkinan narasumber berbayar atau bahkan ada pihak sponsor tertentu yang terlibat karena ada kesan untuk tidak
membeli produk tidak bermutu. Menjawab pertanyaan tersebut, Gatot menegaskan bahwa tidak ada hal-hal seperti yang
ditakutkan tersebut. Karena menurutnya tayangan Reportase Investigasi berbasis riset berbulan-bulan dan ada uji lab
di ujung tayangan.
Dalam kesempatan tersebut Trans TV juga menawarkan kerjasama untuk Jurusan Ilmu Komunikasi UMM. Gatot
membuka pintu peluang bagi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi yang ingin bergabung dengan tim reportase
investigasi Trans TV. Tentu pihaknya akan mempertimbangkan kompetensi berbasis skill. “ Kami membuka pintu
lebar-lebar bagi teman-teman mahasiswa yang ingin bergabung. Basis edukasi boleh sama, tapi skill yang lebih
mumpuni akan diutamakan. Ciptakan kelebihan anda!” tantangnya. (rf)
Sumber:
Communication Newsletter/Juni 2012
page 1 / 1
Download