TUGAS MAKALAH NITI SASTRA CATUR NAYA SANDHI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMERINTAHAN RI SAAT INI OLEH: NAMA : I NYOMAN RAMA PUTRA ISWARA NIM : 09133102 JURUSAN : HUKUM SEMESTER : II 2009/2010 Kata pengantar Om Swastyastu, Puji syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah ini sebagai bagian dari prasyarat dalam mata kuliah Nīti Śāstra. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan kesempatan untuk membuat makalah ini guna menambah wawasan kami sebagai mahasiswa khususnya dalam bidang kepemimpinan. Dalam makalah sederhana ini, saya hendak membahas mengenai jalannya roda pemerintahan dewasa ini di Indonesia serta kaitannya dengan Catur Naya Sandhi yang tiada lain merupakan bagian dari ajaran Hindu mengenai kepemimpinan. Saya sangat berterima kasih jika kiranya para pembaca berkehendak memberikan saran atau kritik guna menyempurnakan makalah sederhana ini. Kesempurnaan makalah ini akan melebarkan terbukanya jendela pengetahuan kepemimpinan bagi kita semua. Semoga makalah ini benar-benar dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Om Santih Santih Santih Om. Mataram, April 2010 Penyusum i Daftar isi KATA PENGANTAR ........................................................................................ i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 II. PEMBAHASAN ............................................................................................ 3 Kepemimpinan ........................................................................................... 3 Kepemimpinan dalam Nīti Śāstra .............................................................. 4 Sāma .......................................................................................................... 5 Bheda ......................................................................................................... 7 Dhāna ......................................................................................................... 8 Danda ......................................................................................................... 10 III. PENUTUP ..................................................................................................... 11 Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13 ii BAB I PENDAHULUAN Mahapatih Gajah Mada Pemersatu Nusantara Untuk meningkatkan jendela pengetahuan mengenai kepemimpinan, saya mencoba mengumpulkan data-data dari berbagai sumber dan juga melalui pengamatan langsung atas jalannya roda pemerintahan RI dewasa ini. Di mana hal tersebut akan saya kaji dan kaitkan dengan sebuah ajaran kepemimpinan dalam Hindu yaitu Catur Naya Sandhi. Kesempatan ini sangat saya hargai karena di sini saya dapat berpikir kritis atas pemerintahan yang mengatur kehidupan negara ini. Menjadikan bekal kelak bagi saya atas prinsip dan pengalaman kepemimpinan. Pada prinsipnya, pemimpin harus bersifat baik untuk mensejahterakan rakyatnya, bawahannya, atau anggotanya. Hanya saja kita ketahui bersama, hal seperti itu sulit ditemukan. Walaupun tidak semua pejabat pemerintahan negara kita saat ini seperti itu. Melihat gejolak politik dalam pemerintahan saat ini, sebagai mahasiswa sudah seharusnya kita menyimak dan mengkritisi perjalanannya. Jelas agama Hindu juga memuat ajaran mengenai kepemimpinan yang berlandaskan dharma atau kebenaran. Hal itu tidak boleh dibiarkan, ditinggalkan atau diacuhkan begitu saja. Kepemimpinan Hindu tidak bisa dipandang sebelah mata. Mengapa demikian? Mengingat sejarah menunjukkan kemakmuran Nusantara pada masa lampau di bawah pemerintahan kerajaan Hindu dan ajaran 1 kepemimpinan Hindu. Hal ini membuktikan bahwasannya ajaran Kepemimpinan Hindu tidak dapat di pandang sebelah mata. Indonesia, setelah mendapat kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, pernah mengalami masa jayanya di bawah kekuasaan Soeharto. Pembangunan dan keamanan benar-benar membuat Indonesia sempat dalam kesejahteraan. Di mana orang asing, wisatawan asing khususnya sangat menyukai orang-orang Indonesia atas keramahtamahannya dan keamanan serta kenyamanan dalam negara ini. Sebuah hal yang mungkin tidak diketahui orang banyak, bahwa mantan presiden Soeharto sangat menghargai ajaran kepemimpinan Hindu yang nanti akan saya bahas pada bab kesimpulan. Dewasa ini, orang Indonesia khususnya umat Hindu cenderung mempelajari gaya kepemimpinan ala Barat, seperti gaya kepemimpinan kharismatik, paternalistik, militeristik, otokratis, laussez faire, populistik, administratif, demokratik dan sebagainya. Yang pada prinsipnya banyak terdapat beberapa ketidaksamaan dengan ajaran kepemimpinan Hindu. Padahal, perlu diketahui bahwasannya ajaran kepemimpinan yang bersumber pada agama Hindu dan juga ajaran-ajaran kepemimpinan dari nenek moyang kita tidak kalah superiornya dibanding gaya kepemimpinan ala Barat. Jadi, sebelum mempelajari gaya kepemimpinan ala Barat, ada baiknya kita kenali, pelajari dan pahami terlebih dahulu ajaran kepemimpinan yang diwariskan leluhur kita yang berasal dari ajaran agama Hindu sebagai landasan, perbandingan maupun pelengkap. Nah, dalam kesempatan ini mari kita lihat bersama kaitan antara jalannya roda pemerintahan RI dewasa ini dengan ajaran kepemimpinan Catur Naya Sandhi. Sesuaikah? Atau tidak? Semoga makalah yang sangat sederhana ini benar-benar semakin dapat membuka jendela pengetahuan dalam bidang kepemimpinan. Bagaimanakah seorang pemimpin yang baik? 2 BAB II PEMBAHASAN KEPEMIMPINAN Kepemimpinan, atau leadership sebagai istilah kerennya saat ini di Indonesia, merupakan cabang dari ilmu admisnitrasi. Skema Kepemimpinan - Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan direncanakan. - Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih yang terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki di mana selalu terdapat hubungan pimpinan dengan sekelompok orang yang disebut bawahan atau anggota. - Manajemen adalah aktivitas dalam organisasi yang terdiri dari penentuan visi, misi dan tujuan/sasaran organisasi dan proses perencanaan penggerakan/operasional dan pengawasan (kontrol) dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai secara efisien dan efektif. Dengan demikian manajemen dapat dianggap sebagai inti dari administrasi. - Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan sebagai pengambil keputusan dalam menetapkan perencanaan, operasional dan pengawasan. 3 - Kepemimpinan adalah suatu seni atau pengetahuan untuk menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan adalah inti dari Organisasi, Manajemen dan Administrasi. Jadi, seorang pemimpin adalah penentu dari jalannya suatu kepemimpinan dalam organisasi, manajemen dan administrasi untuk mencapai suatu tujuan. Contoh kepemimpinan sangat mudah dan banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari skala kecil sampai skala besar. Misalnya seorang ayah sebagai pemimpin rumah tangga, ketua kelas, ketua OSIS, ketua BEM dalam badan akademik, ketua RT sebagai pemimpin blok perumahan, kepala desa, kepala wilayah, kepala kepolisian, walikota, gubernur, dan presiden sebagai jabatan kepemimpinan tertinggi dalam suatu negara dan presiden Amerika Serikat sebagai pemimpin paling berkuasa di dunia. Lalu bagaimanakah para pemimpin atau wakil rakyat di Indonesia dalam mejalankan kepemimpinannya saat ini? KEPEMIMPINAN DALAM NĪTI ŚĀSTRA Mengingat ini adalah makalah pembahasan untuk mata kuliah Nīti Śāstra, maka ada perlunya kita ketahui pula bagaimana ajaran kepemimpinan dalam Nīti Śāstra tersebut. Untuk mencapai suatu kesuksesan, sangat dibutuhkan adanya kerjasama dan rasa saling membutuhkan antara pemimpin dan bawahan atau anggotanya. Di dalam kitab Nīti Śāstra Bab I úloka 10, kondisi ini ibarat singa dan hutan, yakni sebagai berikut: “Singa adalah penjaga hutan. Hutan pun selalu melindungi singa, singa dan hutan harus selalu saling melindungi dan bekerjasama. Bila tidak atau berselisih, maka hutan akan hancur dirusak manusia, pohon-pohonnya akan habis dan gundul ditebang, hal ini membuat singa kehilangan tempat bersembunyi,sehingga ia bermukim di jurang atau di lapangan yang akhirnya musnah diburu dan diserang manusia” 4 Hendaknya para pemimpin meniru hubungan antara ‘singa dan hutan’ ini agar sukses mencapai tujuan yang diinginkan. Pemimpin akan sukses oleh dukungan bawahannya begitu pula sebaliknya. Nīti Śāstra memuat kriteria kepemimpinan sebagai berikut: 1. ĀBHIKĀMIKA, pemimpin harus tampil simpatik, berorientasi ke bawah dan mengutamakan kepentingan rakyat banyak daripada kepentingan pribadi atau golongannya. 2. PRAJÑA, pemimpin harus bersikap arif dan bijaksana dan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, agama serta dapat dijadikan panutan bagi rakyatnya. 3. UTSAHA, pemimpin harus proaktif, berinisiatif, kreatif, dan inovatif (pelopor pembaharuan) serta rela mengabdi tanpa pamrih untuk kesejahteraan rakyat. 4. ĀTMA SAMPAD, pemimpin mempunyai kepribadian: berintegritas tinggi, moral yang luhur serta obyektif dan mempunyai wawasan yang jauh ke masa depan demi kemajuan bangsanya. 5. SAKYA SAMANTA, pemimpin sebagai fungsi kontrol mampu mengawasi bawahan (efektif, efisien dan ekonomis) dan berani menindak secara adil bagi yang bersalah tanpa pilih kasih atau tegas. 6. AKSUDARA PARI SAKTA, pemimpin harus akomodatif, mampu memadukan perbedaan dengan permusyawaratan dan pandai berdiplomasi, menyerap aspirasi bawahan dan rakyatnya. Demikianlah kriteria kepemimpinan yang termuat dalam kitab Nīti Śāstra yang menjadi mata kuliah tentang kepemimpinan Hindu. SĀMA Sāma memiliki makna bahwa pemimpin hendaknya selalu waspada dan siap siaga untuk menghadapi segala ancaman musuh baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang merongrong kewibawaan pemimpin yang sah. 5 Peristiwa yang sangat memilukan hati adalah negara Malaysia yang suka memasuki batas wilayah RI dan juga mencoba memperluas wilayahnya dengan mengambil sebagaian wilayah RI serta mencari ikan yang berada di wilayah perairan RI. Bagaimanapun juga pemerintah RI telah memperingatkan mereka, mereka tetap saja melanggar perbatasan. Padahal secara hukum militer, militer dalam suatu negara berhak menembak jatuh pesawat atau menembak kapal yang memasuki perbatasan baik wilayah udara maupun wilayah perairan tanpa izin. Negara-negara lain sudah menerapkan haknya mengenai ini. Misalnya Lebanon yang menembak jatuh pesawat Israel beberapa waktu lalu karena melanggar perbatasan wilayah udara yang memasuki wilayah udara Lebanon tanpa izin. Begitu juga militer Cina yang menangkap nelayan Indonesia yang memasuki wilayah perairannya tanpa izin. Jika saja militer RI bertindak tegas terhadap kapal-kapal Malaysia yang sembarang memasuki wilayah perairan RI, maka dipastikan Malaysia tidak akan lagi sembarang memasuki wilayah perairan RI. Militer Malaysia pun sudah tegas dalam menyikapi orang Indonesia sebagai TKI atau orang biasa yang memasuki negara Malaysia tanpa izin secara legal. Sehingga sebagian WNI ada yang dihukum dengan penyiksaan dan juga ada yang ditembak mati. Jika Malaysia sudah setegas ini dalam memenuhi haknya mengenai perbatasan, mengapa Indonesia tidak berani bersikap tegas? Apa yang ditakuti oleh negara yang lebih kecil seperti Malaysia? Mengapa Indonesia membiarkan begitu saja hak-hak negara kita dirampas? Seperti pengakuanpengakuan budaya Indonesia oleh orang-orang Malaysia. Tampaknya negara kita belum siap siaga dalam menangani rongrongan dari luar. Demikian adalah contoh ancaman yang datang dari luar. Bagaimana dengan ancaman yang datang dari dalam? Salah satu contoh ancaman yang datang dari dalam adalah terorisme. Dalam bahasa Inggris, teror berarti ancaman. Kita semua tahu, bentuk terorisme ini adalah pengeboman di tempat-tempat keramaian. Hal yang paling membekas diingatan kita adalah Bom Bali yang menewaskan warga tak bersalah dari dalam maupun luar negeri. Pemerintah sempat tidak tegas memberi hukuman pada pelaku, yang pada akhirnya pelaku dihukum mati. 6 Terorisme tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di India, Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Eropa, Australia dan banyak negara lainnya. Bentuknya sama, yaitu pengeboman di tempat umum. Beruntungnya, militer kita sangat baik dalam menumpas para teroris. Bahkan orang yang menjadi ketuanya pun sudah tewas di tangan tim anti teror yaitu Densus 88. Pengamanan dari aksi terorisme cukup berhasil dilakukan sehingga telah membuat rasa aman dalam diri masyarakat Indonesia dan orang asing yang hendak berkunjung ke Indonesia. Akhirnya presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat apresiasi dari pemerintah Amerika Serikat karena telah baik dalam menjalankan tugas menumpas aksi terorisme sampai pada akar. Tetapi, bagaimanapun juga keberhasilan sudah di tangan. Ancaman akan terus selalu merongrong negara ini baik dari luar maupun dari dalam. Maka, pemerintah RI sudah seharusnya benarbenar harus selalu siap siaga dalam menghadapi ancaman selanjutnya. BHEDA Bheda memiliki makna bahwa pemimpin hendaknya memberikan perlakuan yang sama dan adil tanpa perkecualian dalam melaksanakan hukum/peraturan bagi bawahan atau rakyat sehingga tercipta kedisiplinan dan tata tertib dalam masyarakat (penegakan supremasi hukum). Para wakil rakyat di bidang hukum baik itu pengadilan, kejaksaan dan mahkamah benar-benar membuat rakyat Indonesia gerah dan marah. Pasalnya, ketika pelaku kasus kriminal adalah seorang pejabat, kasusnya dibuat sedemikian bertele-tele yang sampai pada penyelesaian kasus yang menguntungkan bagi si pelaku, sedangkan kasus kecil mengakibatkan hukuman yang sangat merugikan pelaku yang tidak sesuai prosedur hukum. Tetapi kini, untuk menunjukkan keadilan, pemerintah sudah cukup berusaha yakni seperti yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhotono dengan membangun badan Komisi Pemberantasan Korupsi yang disingkat sebagai KPK. Yang sudah banyak menjebloskan pelaku kasus korupsi ke dalam penjara. Tapi di sisi lain juga banyak para pejabat yang 7 pengusutan kasusnya terus bertele-tele yang membuat masyarakat bosan menunggu. Jika kasus korupsi yang sangat menyengsarakan rakyat diusut secara bertele-tele yang biasanya berakhir dengan hukuman denda dan kurungan beberapa tahun saja, kita akan merasa pilu dengan pemandangan yang lain mengenai hukum. Pemungutan sisa-sisa panen kapuk yang bernilai tidak lebih dari Rp. 10.000,- yang dianggap sebagai kasus kriminal dengan mudahnya diakhiri dengan keputusan kurungan penjara seumur hidup. Di mana letak keadilan hukum di Indonesia? Perpanjangan waktu untuk mengusut masalah kematian Munir sebagai pejuang HAM, kasus bank Century dan sebagainya benar-benar tidak seadil pengusutan kasus pada rakyat kecil. Korupsi terus saja merajalela, ini menunjukkan masih ada kelonggaran hukum bagi para pelaku korupsi. Kelakuan kriminalitas yang diterima TKI sebagai korban oleh majikan mereka tidak mendapat perhatian oleh pemerintah RI. Padahal secara hukum pemerintah RI sudah seharusnya turun tangan menangani perlakuan kriminal yang diterima rakyatnya di luar negeri. Tidak jarang kematian menjadi akhir riwayat para TKI yang disiksa majikannya. Dan sampai saat ini, hal tersebut tetap tidak dapat perhatian dari pemerintah kita. Di sisi lain, para anggota DPR sibuk menghitung gaji dan tunjangan. Sekali lagi, di manakah letak keadilan di Indonesia ini? DHĀNA Dhāna memiliki makna bahwa pemimpin hendaknya mengutamakan sandang, pangan, pendidikan dan papan guna menunjang kesejahteraan/kemakmuran bawahan atau rakyat, serta memberikan penghargaan bagi warga yang berprestasi. Memberikan upah/gaji bagi para pekerja sebagai balas jasa dari pekerjaan yang dibebankan sesuai dengan peraturan yang berlaku agar dapat mencukupi kehidupan keluarganya. 8 “Hari gini gak bayar pajak, apa kata dunia???”, itulah slogan yang selalu didengungkan dalam berbagai media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk membayar pajak. Ketika masyarakat sudah mulai rajin membayar pajak, lagi-lagi dikorupsi. Jika para wakil rakyat terus korupsi, maka dana untuk pembangunan nasional akan semakin berkurang. Sebenarnya, kesejateraan masyarakat bukanlah tanggung jawab pemerintah sepenuhnya. Pola pikir masyarakat Indonesia ini kurang maju yang suka menggantungkan hidup pada orang lain. Seperti menjadi TKI, gelandangan dan pengemis. Jika kita melihat pada negara-negara besar, kemauan masyarakatnya untuk mensejahterakan diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain sangat tinggi. Jadi, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah sangat perlu meningkatkan SDM masyarakat kita. Agar masyarakat kita mulai kritis dan kreatif demi kemajuan bersama. Beberapa tahun lalu, pemerintah telah memenuhi kewajibannya dengan memberi penghargaan kepada warga yang berjasa. Seorang anak remaja pengembala, yang kebetulan sedang mengajak gembalaannya untuk merumput di dekat rel kereta api, membatalkan aksi peledakan dengan memindahkan granat aktif dari rel kereta api tersebut. Jadi, sebelum granat itu disentuh kereta api, granat itu telah dipindahkan olehnya. Ia mendapat penghargaan dari pemerintah serta diundang wawancara langsung dalam berita Liputan 6 di SCTV. Beberapa tahun sesudahnya, hal memilukan muncul lagi di mana pemerintah tidak memberikan perhatian dan penghargaan kepada masyarakat berjasa. Beberapa mahasiswa dari sebuah universitas berhasil membuat vaksin untuk virus H5N1 atau yang disebut dengan virus flu burung. Hal itu tidak dapat perhatian dari pemerintah, apalagi penghargaan. Yang pada akhirnya penemuan itu menjadi hak paten milik Singapura karena negara Singapura menaruh perhatian pada keberhasilan putra-putri Indonesia tersebut. Sebenarnya banyak orang yang sangat berjasa di Indonesia yang tidak mendapat perhatian dan penghargaan dari pemerintah. Tetapi, malah peliput berita yang lebih menghargai mereka yang berjasa dengan mendokumentasikan 9 usahanya dan memperlihatkan kepada seluruh rakyat Indonesia. Mungkin karena banyak orang berjasa tidak mendapat perhatian dari pemerintah, maka banyak pula orang yang malas melakukan suatu kebaikan yang toh tidak dapat perhatian. Jadi, agar masyarakat semakin kreatif dalam melakukan suatu kemajuan, pemerintah sudah semestinya memberikan penghargaan kepada setiap orang yang berjasa. DANDA Danda memiliki makna bahwa pemimpin hendaknya menghukum secara adil kepada semua yang berbuat salah/melanggar hukum sesuai dengan tingkat kesalahan yang diperbuatnya. Pemerintahan kita saat ini memiliki sisi kebaikan dan juga memiliki sisi keburukan. Ada bentuk keadilan hukum yang baik dan ada juga bentuk keadilan hukum yang buruk. Ada kasus kecil berakibat fatal, ada kasus besar berakibat kecil. Dan demikian juga sebaliknya. Pemerintah sudah seharusnya menerapkan hukum secara adil dan transparan. Kalau kita berpikir mengapa tetap saja masih ada kejahatan? Mungkin karena pemerintahan sekarang tidak setegas pada pemerintahan di bawah kekuasaan Soeharto di mana pada waktu kehidupan masyarakat sangat aman dan tentram. Selain adil dan transparan, ada perlunya pemerintah bersikap tegas dalam meberlakukan hukum. 10 BAB III penutup KESIMPULAN DAN SARAN Segala sesuatu pasti memiliki sisi positif dan sisi negatif. Begitu pula dengan kepemimpinan dewasa ini di Indonesia. Hanya saja, sisi negatif lebih menonjol karena demontrasi anarkis dan kejahatan makin merajalela. Pemimpin tidak bisa seperti matahari yang selalu memberi, memberi dan memberi kepada masyarakat. Keamanan, sandang, pangan, papan atau kesejahteraan lainnya bukanlah tanggung jawab sepenuhnya bagi para pemimpin negara ini. Seperti ‘singa dan hutan’ tadi, masyarakat dan para pemimpin harus bekerja sama. Masyarakat harus turut kreatif untuk memajukan negara ini, dan para pemimpin harus meningkatkan pendidikan untuk kemajuan SDM masyarakat. Dengan demikian, negara ini pasti akan bisa menyaingi negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina dan India serta negara-negara lainnya dalam kesejahteraan. Mengenai hukuman, prinsip yang baik sebenarnya bukanlah masalah pemimpin harus menghukum secara adil. Tetapi, kalau bisa janganlah melakukan tindakan penyimpangan agar tidak ada yang dirugikan. Jika semua memiliki kesadaran persatuan dan kesatuan serta kekeluargaan, negara ini pasti damai. Mantan Presiden Soeharto Kembali pada ajaran kepemimpinan Hindu, suatu hal yang sudah terbukti tidak bisa dipandang dengan sebelah mata mengingat kemakmuran Nusantara di 11 masa lampau. Itulah hal yang tidak bisa dilupakan oleh mantan presiden Soeharto. Beliau mempunyai sebuah harapan mengenai pendidikan kepemimpinan, dan juga kekaguman akan ajaran kepemimpinan dalam Hindu. Kepada para peserta Pekan Wayang Indonesia VI pada tahun 1993 di istana negara Jakarta, Presiden Soeharto secara khusus berbicara tentang ajaran kepemimpinan Hindu khusunya Asta Brata. Beliau memberi nasehat sebagai berikut: “Coba Anda renungkan, kalau semua bisa mempelajari, mulai dari yang muda sampai kepada yang sekarang memegang kepemimpinan, bisa menerapkan sifat dan watak alam yang digunakan sebagai ancer-ancer kepemimpinan, saya kira Indonesia akan menjadi jaya.” Demikianlah harapan Presiden Soeharto agar ajaran kepemimpinan Hindu khususnya Asta Brata dipelajari mengingat ajaran itu membawa kemakmuran pada Nusantara di zaman kerajaan Hindu masa lampau. Jadi, akankah Anda khususnya para mahasiswa memandang remeh ajaran kepemimpinan Hindu? 12 DAFTAR PUSTAKA Ariasna, Drs. Tut De.2004.KEPEMIMPINAN HINDU.Surabaya: Paramita. 13