kepemimpinan dalam nīti śāstra

advertisement
TUGAS MAKALAH NITI SASTRA
CATUR NAYA SANDHI DAN
HUBUNGANNYA DENGAN
PEMERINTAHAN RI SAAT INI
OLEH:
NAMA
: I NYOMAN RAMA PUTRA ISWARA
NIM
: 09133102
JURUSAN
: HUKUM
SEMESTER
: II
2009/2010
Kata pengantar
Om Swastyastu,
Puji syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah ini
sebagai bagian dari prasyarat dalam mata kuliah Nīti Śāstra. Tidak lupa saya
ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah
memberikan kesempatan untuk membuat makalah ini guna menambah wawasan
kami sebagai mahasiswa khususnya dalam bidang kepemimpinan.
Dalam makalah sederhana ini, saya hendak membahas mengenai jalannya
roda pemerintahan dewasa ini di Indonesia serta kaitannya dengan Catur Naya
Sandhi yang tiada lain merupakan bagian dari ajaran Hindu mengenai
kepemimpinan.
Saya sangat berterima kasih jika kiranya para pembaca berkehendak
memberikan saran atau kritik guna menyempurnakan makalah sederhana ini.
Kesempurnaan makalah ini akan melebarkan terbukanya jendela pengetahuan
kepemimpinan bagi kita semua. Semoga makalah ini benar-benar dapat
bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Om Santih Santih Santih Om.
Mataram, April 2010
Penyusum
i
Daftar isi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
II. PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
Kepemimpinan ........................................................................................... 3
Kepemimpinan dalam Nīti Śāstra .............................................................. 4
Sāma .......................................................................................................... 5
Bheda ......................................................................................................... 7
Dhāna ......................................................................................................... 8
Danda ......................................................................................................... 10
III. PENUTUP ..................................................................................................... 11
Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13
ii
BAB I PENDAHULUAN
Mahapatih Gajah Mada Pemersatu Nusantara
Untuk meningkatkan jendela pengetahuan mengenai kepemimpinan, saya
mencoba mengumpulkan data-data dari berbagai sumber dan juga melalui
pengamatan langsung atas jalannya roda pemerintahan RI dewasa ini. Di mana hal
tersebut akan saya kaji dan kaitkan dengan sebuah ajaran kepemimpinan dalam
Hindu yaitu Catur Naya Sandhi.
Kesempatan ini sangat saya hargai karena di sini saya dapat berpikir kritis
atas pemerintahan yang mengatur kehidupan negara ini. Menjadikan bekal kelak
bagi saya atas prinsip dan pengalaman kepemimpinan. Pada prinsipnya, pemimpin
harus bersifat baik untuk mensejahterakan rakyatnya, bawahannya, atau
anggotanya. Hanya saja kita ketahui bersama, hal seperti itu sulit ditemukan.
Walaupun tidak semua pejabat pemerintahan negara kita saat ini seperti itu.
Melihat gejolak politik dalam pemerintahan saat ini, sebagai mahasiswa sudah
seharusnya kita menyimak dan mengkritisi perjalanannya.
Jelas agama Hindu juga memuat ajaran mengenai kepemimpinan yang
berlandaskan dharma atau kebenaran. Hal itu tidak boleh dibiarkan, ditinggalkan
atau diacuhkan begitu saja. Kepemimpinan Hindu tidak bisa dipandang sebelah
mata. Mengapa demikian? Mengingat sejarah menunjukkan kemakmuran
Nusantara pada masa lampau di bawah pemerintahan kerajaan Hindu dan ajaran
1
kepemimpinan Hindu. Hal ini membuktikan bahwasannya ajaran Kepemimpinan
Hindu tidak dapat di pandang sebelah mata.
Indonesia, setelah mendapat kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
pernah mengalami masa jayanya di bawah kekuasaan Soeharto. Pembangunan dan
keamanan benar-benar membuat Indonesia sempat dalam kesejahteraan. Di mana
orang asing, wisatawan asing khususnya sangat menyukai orang-orang Indonesia
atas keramahtamahannya dan keamanan serta kenyamanan dalam negara ini.
Sebuah hal yang mungkin tidak diketahui orang banyak, bahwa mantan
presiden Soeharto sangat menghargai ajaran kepemimpinan Hindu yang nanti
akan saya bahas pada bab kesimpulan.
Dewasa ini, orang Indonesia khususnya umat Hindu cenderung
mempelajari gaya kepemimpinan ala Barat, seperti gaya kepemimpinan
kharismatik, paternalistik, militeristik, otokratis, laussez faire, populistik,
administratif, demokratik dan sebagainya. Yang pada prinsipnya banyak terdapat
beberapa ketidaksamaan dengan ajaran kepemimpinan Hindu.
Padahal, perlu
diketahui bahwasannya ajaran kepemimpinan yang bersumber pada agama Hindu
dan juga ajaran-ajaran kepemimpinan dari nenek moyang kita tidak kalah
superiornya dibanding gaya kepemimpinan ala Barat.
Jadi, sebelum mempelajari gaya kepemimpinan ala Barat, ada baiknya kita
kenali, pelajari dan pahami terlebih dahulu ajaran kepemimpinan yang diwariskan
leluhur kita yang berasal dari ajaran agama Hindu sebagai landasan, perbandingan
maupun pelengkap.
Nah, dalam kesempatan ini mari kita lihat bersama kaitan antara jalannya
roda pemerintahan RI dewasa ini dengan ajaran kepemimpinan Catur Naya
Sandhi. Sesuaikah? Atau tidak? Semoga makalah yang sangat sederhana ini
benar-benar semakin dapat membuka jendela pengetahuan dalam bidang
kepemimpinan. Bagaimanakah seorang pemimpin yang baik?
2
BAB II PEMBAHASAN
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan, atau leadership sebagai istilah kerennya saat ini di
Indonesia, merupakan cabang dari ilmu admisnitrasi.
Skema Kepemimpinan
-
Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau
lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dan direncanakan.
-
Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih
yang terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki di mana selalu
terdapat hubungan pimpinan dengan sekelompok orang yang disebut
bawahan atau anggota.
-
Manajemen adalah aktivitas dalam organisasi yang terdiri dari penentuan
visi, misi dan tujuan/sasaran organisasi dan proses perencanaan
penggerakan/operasional dan pengawasan (kontrol) dalam mewujudkan
tujuan yang ingin dicapai secara efisien dan efektif. Dengan demikian
manajemen dapat dianggap sebagai inti dari administrasi.
-
Pemimpin
adalah
seseorang
yang
memiliki
kemampuan
untuk
menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan
sebagai pengambil keputusan dalam menetapkan perencanaan, operasional
dan pengawasan.
3
-
Kepemimpinan adalah suatu seni atau pengetahuan untuk menggerakkan
orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan adalah inti
dari Organisasi, Manajemen dan Administrasi. Jadi, seorang pemimpin adalah
penentu dari jalannya suatu kepemimpinan dalam organisasi, manajemen dan
administrasi untuk mencapai suatu tujuan.
Contoh kepemimpinan sangat mudah dan banyak ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari mulai dari skala kecil sampai skala besar. Misalnya seorang
ayah sebagai pemimpin rumah tangga, ketua kelas, ketua OSIS, ketua BEM dalam
badan akademik, ketua RT sebagai pemimpin blok perumahan, kepala desa,
kepala wilayah, kepala kepolisian, walikota, gubernur, dan presiden sebagai
jabatan kepemimpinan tertinggi dalam suatu negara dan presiden Amerika Serikat
sebagai pemimpin paling berkuasa di dunia. Lalu bagaimanakah para pemimpin
atau wakil rakyat di Indonesia dalam mejalankan kepemimpinannya saat ini?
KEPEMIMPINAN DALAM NĪTI ŚĀSTRA
Mengingat ini adalah makalah pembahasan untuk mata kuliah Nīti Śāstra,
maka ada perlunya kita ketahui pula bagaimana ajaran kepemimpinan dalam Nīti
Śāstra tersebut. Untuk mencapai suatu kesuksesan, sangat dibutuhkan adanya
kerjasama dan rasa saling membutuhkan antara pemimpin dan bawahan atau
anggotanya. Di dalam kitab Nīti Śāstra Bab I úloka 10, kondisi ini ibarat singa dan
hutan, yakni sebagai berikut:
“Singa adalah penjaga hutan. Hutan pun selalu melindungi singa, singa
dan hutan harus selalu saling melindungi dan bekerjasama. Bila tidak atau
berselisih, maka hutan akan hancur dirusak manusia, pohon-pohonnya
akan habis dan gundul ditebang, hal ini membuat singa kehilangan tempat
bersembunyi,sehingga ia bermukim di jurang atau di lapangan yang
akhirnya musnah diburu dan diserang manusia”
4
Hendaknya para pemimpin meniru hubungan antara ‘singa dan hutan’ ini
agar sukses mencapai tujuan yang diinginkan. Pemimpin akan sukses oleh
dukungan bawahannya begitu pula sebaliknya.
Nīti Śāstra memuat kriteria kepemimpinan sebagai berikut:
1. ĀBHIKĀMIKA, pemimpin harus tampil simpatik, berorientasi ke
bawah dan mengutamakan kepentingan rakyat banyak daripada
kepentingan pribadi atau golongannya.
2. PRAJÑA, pemimpin harus bersikap arif dan bijaksana dan menguasai
ilmu pengetahuan, teknologi, agama serta dapat dijadikan panutan bagi
rakyatnya.
3. UTSAHA, pemimpin harus proaktif, berinisiatif, kreatif, dan inovatif
(pelopor pembaharuan) serta rela mengabdi tanpa pamrih untuk
kesejahteraan rakyat.
4. ĀTMA SAMPAD, pemimpin mempunyai kepribadian: berintegritas
tinggi, moral yang luhur serta obyektif dan mempunyai wawasan yang
jauh ke masa depan demi kemajuan bangsanya.
5. SAKYA SAMANTA, pemimpin sebagai fungsi kontrol mampu
mengawasi bawahan (efektif, efisien dan ekonomis) dan berani
menindak secara adil bagi yang bersalah tanpa pilih kasih atau tegas.
6. AKSUDARA PARI SAKTA, pemimpin harus akomodatif, mampu
memadukan
perbedaan
dengan
permusyawaratan
dan
pandai
berdiplomasi, menyerap aspirasi bawahan dan rakyatnya.
Demikianlah kriteria kepemimpinan yang termuat dalam kitab Nīti Śāstra
yang menjadi mata kuliah tentang kepemimpinan Hindu.
SĀMA
Sāma memiliki makna bahwa pemimpin hendaknya selalu waspada dan
siap siaga untuk menghadapi segala ancaman musuh baik yang datang dari dalam
maupun dari luar yang merongrong kewibawaan pemimpin yang sah.
5
Peristiwa yang sangat memilukan hati adalah negara Malaysia yang suka
memasuki batas wilayah RI dan juga mencoba memperluas wilayahnya dengan
mengambil sebagaian wilayah RI serta mencari ikan yang berada di wilayah
perairan RI. Bagaimanapun juga pemerintah RI telah memperingatkan mereka,
mereka tetap saja melanggar perbatasan. Padahal secara hukum militer, militer
dalam suatu negara berhak menembak jatuh pesawat atau menembak kapal yang
memasuki perbatasan baik wilayah udara maupun wilayah perairan tanpa izin.
Negara-negara lain sudah menerapkan haknya mengenai ini. Misalnya Lebanon
yang menembak jatuh pesawat Israel beberapa waktu lalu karena melanggar
perbatasan wilayah udara yang memasuki wilayah udara Lebanon tanpa izin.
Begitu juga militer Cina yang menangkap nelayan Indonesia yang memasuki
wilayah perairannya tanpa izin. Jika saja militer RI bertindak tegas terhadap
kapal-kapal Malaysia yang sembarang memasuki wilayah perairan RI, maka
dipastikan Malaysia tidak akan lagi sembarang memasuki wilayah perairan RI.
Militer Malaysia pun sudah tegas dalam menyikapi orang Indonesia
sebagai TKI atau orang biasa yang memasuki negara Malaysia tanpa izin secara
legal. Sehingga sebagian WNI ada yang dihukum dengan penyiksaan dan juga ada
yang ditembak mati. Jika Malaysia sudah setegas ini dalam memenuhi haknya
mengenai perbatasan, mengapa Indonesia tidak berani bersikap tegas? Apa yang
ditakuti oleh negara yang lebih kecil seperti Malaysia? Mengapa Indonesia
membiarkan begitu saja hak-hak negara kita dirampas? Seperti pengakuanpengakuan budaya Indonesia oleh orang-orang Malaysia. Tampaknya negara kita
belum siap siaga dalam menangani rongrongan dari luar.
Demikian adalah contoh ancaman yang datang dari luar. Bagaimana
dengan ancaman yang datang dari dalam? Salah satu contoh ancaman yang datang
dari dalam adalah terorisme. Dalam bahasa Inggris, teror berarti ancaman. Kita
semua tahu, bentuk terorisme ini adalah pengeboman di tempat-tempat keramaian.
Hal yang paling membekas diingatan kita adalah Bom Bali yang menewaskan
warga tak bersalah dari dalam maupun luar negeri. Pemerintah sempat tidak tegas
memberi hukuman pada pelaku, yang pada akhirnya pelaku dihukum mati.
6
Terorisme tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di India, Amerika
Serikat, Rusia, Inggris, Eropa, Australia dan banyak negara lainnya. Bentuknya
sama, yaitu pengeboman di tempat umum. Beruntungnya, militer kita sangat baik
dalam menumpas para teroris. Bahkan orang yang menjadi ketuanya pun sudah
tewas di tangan tim anti teror yaitu Densus 88. Pengamanan dari aksi terorisme
cukup berhasil dilakukan sehingga telah membuat rasa aman dalam diri
masyarakat Indonesia dan orang asing yang hendak berkunjung ke Indonesia.
Akhirnya presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat apresiasi dari
pemerintah Amerika Serikat karena telah baik dalam menjalankan tugas
menumpas aksi terorisme sampai pada akar. Tetapi, bagaimanapun juga
keberhasilan sudah di tangan. Ancaman akan terus selalu merongrong negara ini
baik dari luar maupun dari dalam. Maka, pemerintah RI sudah seharusnya benarbenar harus selalu siap siaga dalam menghadapi ancaman selanjutnya.
BHEDA
Bheda memiliki makna bahwa pemimpin hendaknya memberikan
perlakuan yang sama dan adil tanpa perkecualian dalam melaksanakan
hukum/peraturan bagi bawahan atau rakyat sehingga tercipta kedisiplinan dan tata
tertib dalam masyarakat (penegakan supremasi hukum).
Para wakil rakyat di bidang hukum baik itu pengadilan, kejaksaan dan
mahkamah benar-benar membuat rakyat Indonesia gerah dan marah. Pasalnya,
ketika pelaku kasus kriminal adalah seorang pejabat, kasusnya dibuat sedemikian
bertele-tele yang sampai pada penyelesaian kasus yang menguntungkan bagi si
pelaku, sedangkan kasus kecil mengakibatkan hukuman yang sangat merugikan
pelaku yang tidak sesuai prosedur hukum. Tetapi kini, untuk menunjukkan
keadilan, pemerintah sudah cukup berusaha yakni seperti yang dilakukan Presiden
Susilo Bambang Yudhotono dengan membangun badan Komisi Pemberantasan
Korupsi yang disingkat sebagai KPK. Yang sudah banyak menjebloskan pelaku
kasus korupsi ke dalam penjara. Tapi di sisi lain juga banyak para pejabat yang
7
pengusutan kasusnya terus bertele-tele yang membuat masyarakat bosan
menunggu.
Jika kasus korupsi yang sangat menyengsarakan rakyat diusut secara
bertele-tele yang biasanya berakhir dengan hukuman denda dan kurungan
beberapa tahun saja, kita akan merasa pilu dengan pemandangan yang lain
mengenai hukum. Pemungutan sisa-sisa panen kapuk yang bernilai tidak lebih
dari Rp. 10.000,- yang dianggap sebagai kasus kriminal dengan mudahnya
diakhiri dengan keputusan kurungan penjara seumur hidup. Di mana letak
keadilan hukum di Indonesia?
Perpanjangan waktu untuk mengusut masalah kematian Munir sebagai
pejuang HAM, kasus bank Century dan sebagainya benar-benar tidak seadil
pengusutan kasus pada rakyat kecil. Korupsi terus saja merajalela, ini
menunjukkan masih ada kelonggaran hukum bagi para pelaku korupsi.
Kelakuan kriminalitas yang diterima TKI sebagai korban oleh majikan
mereka tidak mendapat perhatian oleh pemerintah RI. Padahal secara hukum
pemerintah RI sudah seharusnya turun tangan menangani perlakuan kriminal yang
diterima rakyatnya di luar negeri. Tidak jarang kematian menjadi akhir riwayat
para TKI yang disiksa majikannya. Dan sampai saat ini, hal tersebut tetap tidak
dapat perhatian dari pemerintah kita. Di sisi lain, para anggota DPR sibuk
menghitung gaji dan tunjangan. Sekali lagi, di manakah letak keadilan di
Indonesia ini?
DHĀNA
Dhāna memiliki makna bahwa pemimpin hendaknya mengutamakan
sandang,
pangan,
pendidikan
dan
papan
guna
menunjang
kesejahteraan/kemakmuran bawahan atau rakyat, serta memberikan penghargaan
bagi warga yang berprestasi. Memberikan upah/gaji bagi para pekerja sebagai
balas jasa dari pekerjaan yang dibebankan sesuai dengan peraturan yang berlaku
agar dapat mencukupi kehidupan keluarganya.
8
“Hari gini gak bayar pajak, apa kata dunia???”, itulah slogan yang selalu
didengungkan dalam berbagai media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
Indonesia untuk membayar pajak. Ketika masyarakat sudah mulai rajin membayar
pajak, lagi-lagi dikorupsi.
Jika para wakil rakyat terus korupsi, maka dana untuk pembangunan
nasional akan semakin berkurang. Sebenarnya, kesejateraan masyarakat bukanlah
tanggung jawab pemerintah sepenuhnya. Pola pikir masyarakat Indonesia ini
kurang maju yang suka menggantungkan hidup pada orang lain. Seperti menjadi
TKI, gelandangan dan pengemis. Jika kita melihat pada negara-negara besar,
kemauan masyarakatnya untuk mensejahterakan diri sendiri tanpa bergantung
pada orang lain sangat tinggi. Jadi, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
pemerintah sangat perlu meningkatkan SDM masyarakat kita. Agar masyarakat
kita mulai kritis dan kreatif demi kemajuan bersama.
Beberapa tahun lalu, pemerintah telah memenuhi kewajibannya dengan
memberi penghargaan kepada warga yang berjasa. Seorang anak remaja
pengembala, yang kebetulan sedang mengajak gembalaannya untuk merumput di
dekat rel kereta api, membatalkan aksi peledakan dengan memindahkan granat
aktif dari rel kereta api tersebut. Jadi, sebelum granat itu disentuh kereta api,
granat itu telah dipindahkan olehnya. Ia mendapat penghargaan dari pemerintah
serta diundang wawancara langsung dalam berita Liputan 6 di SCTV.
Beberapa tahun sesudahnya, hal memilukan muncul lagi di mana
pemerintah tidak memberikan perhatian dan penghargaan kepada masyarakat
berjasa. Beberapa mahasiswa dari sebuah universitas berhasil membuat vaksin
untuk virus H5N1 atau yang disebut dengan virus flu burung. Hal itu tidak dapat
perhatian dari pemerintah, apalagi penghargaan. Yang pada akhirnya penemuan
itu menjadi hak paten milik Singapura karena negara Singapura menaruh
perhatian pada keberhasilan putra-putri Indonesia tersebut.
Sebenarnya banyak orang yang sangat berjasa di Indonesia yang tidak
mendapat perhatian dan penghargaan dari pemerintah. Tetapi, malah peliput berita
yang lebih menghargai mereka yang berjasa dengan mendokumentasikan
9
usahanya dan memperlihatkan kepada seluruh rakyat Indonesia. Mungkin karena
banyak orang berjasa tidak mendapat perhatian dari pemerintah, maka banyak
pula orang yang malas melakukan suatu kebaikan yang toh tidak dapat perhatian.
Jadi, agar masyarakat semakin kreatif dalam melakukan suatu kemajuan,
pemerintah sudah semestinya memberikan penghargaan kepada setiap orang yang
berjasa.
DANDA
Danda memiliki makna bahwa pemimpin hendaknya menghukum secara
adil kepada semua yang berbuat salah/melanggar hukum sesuai dengan tingkat
kesalahan yang diperbuatnya.
Pemerintahan kita saat ini memiliki sisi kebaikan dan juga memiliki sisi
keburukan. Ada bentuk keadilan hukum yang baik dan ada juga bentuk keadilan
hukum yang buruk. Ada kasus kecil berakibat fatal, ada kasus besar berakibat
kecil. Dan demikian juga sebaliknya. Pemerintah sudah seharusnya menerapkan
hukum secara adil dan transparan. Kalau kita berpikir mengapa tetap saja masih
ada kejahatan? Mungkin karena pemerintahan sekarang tidak setegas pada
pemerintahan di bawah kekuasaan Soeharto di mana pada waktu kehidupan
masyarakat sangat aman dan tentram. Selain adil dan transparan, ada perlunya
pemerintah bersikap tegas dalam meberlakukan hukum.
10
BAB III penutup
KESIMPULAN DAN SARAN
Segala sesuatu pasti memiliki sisi positif dan sisi negatif. Begitu pula
dengan kepemimpinan dewasa ini di Indonesia. Hanya saja, sisi negatif lebih
menonjol karena demontrasi anarkis dan kejahatan makin merajalela. Pemimpin
tidak bisa seperti matahari yang selalu memberi, memberi dan memberi kepada
masyarakat. Keamanan, sandang, pangan, papan atau kesejahteraan lainnya
bukanlah tanggung jawab sepenuhnya bagi para pemimpin negara ini. Seperti
‘singa dan hutan’ tadi, masyarakat dan para pemimpin harus bekerja sama.
Masyarakat harus turut kreatif untuk memajukan negara ini, dan para pemimpin
harus meningkatkan pendidikan untuk kemajuan SDM masyarakat. Dengan
demikian, negara ini pasti akan bisa menyaingi negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Rusia, Cina dan India serta negara-negara lainnya dalam
kesejahteraan.
Mengenai hukuman, prinsip yang baik sebenarnya bukanlah masalah
pemimpin harus menghukum secara adil. Tetapi, kalau bisa janganlah melakukan
tindakan penyimpangan agar tidak ada yang dirugikan. Jika semua memiliki
kesadaran persatuan dan kesatuan serta kekeluargaan, negara ini pasti damai.
Mantan Presiden Soeharto
Kembali pada ajaran kepemimpinan Hindu, suatu hal yang sudah terbukti
tidak bisa dipandang dengan sebelah mata mengingat kemakmuran Nusantara di
11
masa lampau. Itulah hal yang tidak bisa dilupakan oleh mantan presiden Soeharto.
Beliau mempunyai sebuah harapan mengenai pendidikan kepemimpinan, dan juga
kekaguman akan ajaran kepemimpinan dalam Hindu. Kepada para peserta Pekan
Wayang Indonesia VI pada tahun 1993 di istana negara Jakarta, Presiden Soeharto
secara khusus berbicara tentang ajaran kepemimpinan Hindu khusunya Asta Brata.
Beliau memberi nasehat sebagai berikut:
“Coba Anda renungkan, kalau semua bisa mempelajari, mulai dari yang
muda sampai kepada yang sekarang memegang kepemimpinan, bisa
menerapkan sifat dan watak alam yang digunakan sebagai ancer-ancer
kepemimpinan, saya kira Indonesia akan menjadi jaya.”
Demikianlah harapan Presiden Soeharto agar ajaran kepemimpinan Hindu
khususnya Asta Brata dipelajari mengingat ajaran itu membawa kemakmuran
pada Nusantara di zaman kerajaan Hindu masa lampau. Jadi, akankah Anda
khususnya para mahasiswa memandang remeh ajaran kepemimpinan Hindu?
12
DAFTAR PUSTAKA
Ariasna, Drs. Tut De.2004.KEPEMIMPINAN HINDU.Surabaya: Paramita.
13
Download