artikel ilmiah hubungan gaya kognitif dengan hasil belajar

advertisement
ARTIKEL ILMIAH
HUBUNGAN GAYA KOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR
FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI
SE-KECAMATAN KOTA BARU
JAMBI
OLEH
EKSA APRILIANTI
A1C309034
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JULI, 2014
HUBUNGAN GAYA KOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR
FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI
SE-KECAMATAN KOTA BARU
JAMBI
OLEH
EKSA APRILIANTI
(Pendidikan Fisika PMIPA FKIP Universitas Jambi)
ABSTRAK
Latar belakang dari penelitian ini adalah perbedaan tiap individu siswa dari
cara berfikir serta mengolah informasi yang di dapat siswa tersebut.Perbedaan
cara berfikir dan mengolah informasi itu dikenal dengan gaya kognitif. Gaya
kognitif merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Dengan memngetahui gaya kognitif siswa guru bisa lebih mudah dalam
memberikan penanganan terhadap siswa.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang
signifikan antara gaya kognitif dengan hasil belajar fisika siswa kelas X SMA
Negeri se-Kecamatan Kotabaru Jambi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap
140 sampel yang diambil dari populasi siswa kelas X SMA Negeri se-Kecamatan
Kotabaru.Pengambilan sampel menggunakan metode proportional random
sampling. Penelitian ini menggunakan instrument berupa
angket untuk
mengetahui gaya kognitif siswa dan instrument soal untuk mengetahui hasil
belajar siswa. Instrumen angket gaya kognitif dan instrument soal yang digunakan
disusun oleh peneliti dan dilakukan uji coba terlebih dahulu di luar sampel. Data
penelitian dianalisis dengan menggunakan uji korelasi product moment, dan uji
signifikansi korelasi.
Hasil analisis data penelitian menunjukkan nilai koefesien korelasi sebesar
0,645 maka Ha diterima dan Ho ditolak, dilihat dari nilai koefesien korelasi dapat
dikategorikan sebagai tingkat hubungan korelasi yang kuat. Dari hasil analisis
tersebut didapat ttabel dengan taraf nyata α = 0,05 adalah 1,655 sedangkan nilai
thitung = 9,898 sehingga thitung > ttabel, ini berarti Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya kognitif dengan
hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri se-Kecamatan Kotabaru Jambi
Dari hasil penelitian disarankan agar siswa, guru, sekolah dan orang tua
lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa,
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dan bekal yang baik untuk masa
yang akan datang.
Kata Kunci: Gaya Kognitif, Hasil Belajar
I. PENDAHULUAN
II.
KAJIAN PUSTAKA
III.
METODE PENELITIAN
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
HUBUNGAN GAYA KOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR
FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI
SE-KECAMATAN KOTA BARU
JAMBI
Oleh: “Eksa Aprilianti”
RINGKASAN
Gaya kognitif adalah perbedaan-perbedaan antar pribadi yang menetap
dalam cara menyusun dan mengelola informasi serta pengalaman-pengalaman
yang didapatnya. Gaya kognitif merupakan variabel penting yang mempengaruhi
pilihan-pilijan siswa dalam bidang akademik, kelanjutan dalam bidang akademik,
bagaimana siswa belajar serta bagaimana siswa dan guru berinteraksi didalam
kelas. Guru harus menyadari akan adanya tipe-tipe siswa yang berbeda beda.
Dengan adanya identifikasi gaya kognitif ini akan membantu guru memberi
penanganan yang tepat kepada siswanya sesuai dengan tipe siswa tersebut
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
yang signifikan antara gaya kognitif dengan hasil belajar fisika siswa kelas X
SMA Negeri se-Kecamatan Kotabaru Jambi.
Hasil analisis data penelitian menunjukkan nilai koefesien korelasi sebesar 0,645 ,
dilihat dari nilai koefesien korelasi dapat dikategorikan sebagai tingkat hubungan
korelasi yang kuat. Dari hasil analisis tersebut didapat ttabel dengan taraf nyata α =
0,05 adalah 1,655 sedangkan nilai thitung = 9,898 sehingga thitung > ttabel, ini berarti
Ho ditolak.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara
gaya kognitif dengan hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri seKecamatan Kotabaru Jambi
I.
PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh
kembangkan potensi, sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong
kegiatan belajar mereka. Dalam Undang Undang RI No 20 Tahun 2003, sistem
kegiatan belajar pendidikan nasional didefenisikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana dirinya untuk memilik kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sekolah merupakan salah satu perangkat pendidikan. Dalam keseluruhan
proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling
pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai
anak didik. Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk
mendukung proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku
individu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Purwanto (2011) mengatakan hasil belajar seringkali digunakan sebagai
ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah
diajarkan. Hasil belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Slameto (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat
digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat
mempengaruhi hasil belajar, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang
berasal dari lingkungan keluarga, guru, sekolah, dan masyarakat.
Bloom dalam Nasution (2011) menyatakan penilaian hasil belajar siswa
berdasarkan tiga aspek yaitu aspek proses berfikir (kognitif) , aspek sikap (afektif)
dan aspek keterampilan (psikomotor). Taksonomi Bloom yang direvisi oleh
Krathwohl dalam Hidayat (2014) menyatakan aspek kognitif dibedakan atas enam
jenjang yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis
(C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Namun untuk tingkat hasil belajar
kognitif berdasarkan penyusunan silabus SMA saat ini, hanya difokuskan untuk
empat tingkat pertama yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3),
dan menganalisis (C4).
Bjorklund dalam Yahya, dkk (2005) menyatakan bahwa setiap individu
berbeda beda dalam segi kecerdasan dan ini mempengaruhi tahap pembelajaran di
sekolah. Sedangkan menurut Slameto (2010) selain berbeda dalam tingkat
kecakapan memecahkan masalah, taraf kecerdasan, atau kemampuan berfikir
kreatif, siswa juga dapat berbeda dalam cara mengelola pengetahuan dan
menghubungkan pengalaman-pengalaman mereka .
Slameto (2010) menyatakan, “Gaya kognitif adalah perbedaan-perbedaan
antar pribadi yang menetap dalam cara menyusun dan mengelola informasi serta
pengalaman-pengalaman yang didapatnya”. Sedangkan menurut Messick dalam
Yahya, dkk (2005 ), “Gaya kognitif merupakan perbedaan cara siswa yang khas
dalam belajar, baik yang berkaitan dengan cara penerimaan dan pengolahan
informasi, sikap terhadap informasi, mupun kebiasaan yang berhubungan dengan
lingkungan belajar.
Gaya kognitif memiliki arti yang berbeda dengan gaya belajar . Gaya
belajar merupakan cara orang untuk memperoleh informasi, sedangkan gaya
kognitif memiliki arti yang lebih luas yaitu mengacu pada cara orang dalam
mengelola informasi yang diperoleh dan memandang lingkungan sekitarnya
sebagai stimulus dan berinteraksi didalammya. Gaya kognitif ialah cara individu
mempersepsi dan menyusun maklumat mengenai persekitarannya sementara gaya
belajar adalah pendekatan cara belajar individu.
Menurut Slameto (2010), “Gaya kognitif merupakan variabel penting yang
mempengaruhi pilihan-pilijan siswa dalam bidang akademik, kelanjutan dalam
bidang akademik, bagaimana siswa belajar serta bagaimana siswa dan guru
berinteraksi didalam kelas”. Gaya kognitif dapat dipandang sebagai satu variabel
dalam pembelajaran, kedudukannya merupakan variabel karakteristik siswa, dan
keberadaannya bersifat internal. Artinya gaya kognitif merupakan kapabilitas
seseorang yang berkembang seiring dengan perkembangan kecerdasannya. Bagi
siswa, gaya kognitif tersebut sifatnya given dan dapat berpengaruh pada hasil
belajar mereka. Diharapkan dengan adanya interaksi dari faktor gaya kognitif,
tujuan, materi, serta metode pembelajaran, hasil belajar siswa dapat dicapai
semaksimal mungkin.
Menurut Witkin dalam Yahya, dkk (2005) gaya kognitif berdasarkan aspek
psikologis terbagi 2 yaitu terdiri dari field independence (FI) dan field dependence
(FD). Gaya field-dependent cenderung mempersepsi suatu pola sebagai sebagai
suatu keseluruhan, sukar baginya untuk memusatkan pada satu aspek situasi atau
menganalisis suatu pola menjadi bermacam-macam bagian. Sedangkan gaya fieldindependent, cenderung mempersepsi bagian-bagian yang terpisah dari suatu pola
menurut komponen-komponennya.
Fatmawati (2010) merangkum beberapa pendapat ahli tentang perbedaan
antara gaya kognitif dan hasil belajar siswa Field Independent (FI) dan siswa
Field Dependent (FD) diantaranya yaitu siswa Field Independent (FI) dalam
membuktikan sesuatu cenderung lebih menggunakan keterampilan penalaran dan
lebih suka belajar sendiri, sedangkan siswa Field Dependent (FD) dalam
membuktikan sesuatu cenderung kurang menggunakan keterampilan penalaran
dan lebih suka belajar dalam kelompok. Menurut Yahya (2005) “Gaya kognitif
field Independent cenderung lebih analitik dan melibatkan diri pada bidang
sains,matematik dan arsitektur, sedangkan gaya kognitif field dependent
kebanyakan melibatkan diri pada bidang sosial, kemanusiaan, dan interaksi global
yang meluas”. Ziane dalam Fatmawati (2010) menemukan bahwa gaya kognitif
(cognitive style) siswa berperan penting dalam keberhasilan siswa dalam fisika
Guru harus menyadari akan adanya tipe-tipe siswa yang berbeda beda.
Tiap tipe siswa berfikir dengan cara yang berlainan. Tidak semua siswa sesuai
untuk mengutamakan kerja kelompok atau belajar sendiri, setiap individu akan
memilih cara yang disukai dalam memproses dan mengorganisasi informasi
sebagai respon terhadap stimulus lingkungannya.Dengan adanya identifikasi gaya
kognitif ini akan membantu guru memberi penanganan yang tepat kepada
siswanya sesuai dengan tipe siswa tersebut
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri se Kecamatan Kotabaru Jambi
yang masih menggunakan kurikulum KTSP yaitu SMAN 6 dan SMAN 8 Kota
Jambi. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil judul “Hubungan
Gaya Kognitif dengan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri Se
Kecamatan Kotabaru Jambi” sebagai judul penelitian penulis.
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Bahwa belajar merupakan suatu usaha yang berasal dari pengalamanpengalaman yang yamg menimbulkan hasil berupa pengetahuan, keterampilan,
dan sikap. Perubahan tersebut bersifat permanen.Sedangkan hasil belajar
merupakan suatu hasil yang diperoleh melalui aktivitas belajar yang mengaktifkan
perubahan tingkah laku, hasil belajar ini adalah berupa nilai yang diperoleh siswa
dari proses belajar tersebut.
2.2 Gaya Kognitif
Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, cara seseorang dalam bertingkah laku, menilai, dan
berpikir akan berbeda pula. Menurut Slameto (2010) perbedaanperbedaan antar pribadi yang menetap dalam cara menyusun dan
mengelola informasi serta pengalaman-pengalaman yang didapat disebut
dengan gaya kognitif.
Gaya kognitif memiliki arti yang berbeda dengan gaya belajar. Gaya
belajar merupakan cara orang untuk memperoleh informasi, sedangkan gaya
kognitif memiliki arti yang lebih luas yaitu mengacu pada cara orang dalam
mengelola informasi yang diperoleh dan memandang lingkungan sekitarnya
sebagai stimulus dan berinteraksi didalammya.
Atas dasar penelitiannya Witkin dalam Yahya, dkk (2005) membedakan
gaya kognitif berdasarkan aspek psikologis itu menjdi dua jenis, yaitu : gaya fielddependent dan gaya field-independent.
1. Gaya field-dependent, orang dengan gaya ini cenderung mempersepsi suatu
pola sebagai sebagai suatu keseluruhan, sukar baginya untuk memusatkan
pada satu aspek situasi atau menganalisis suatu pola menjadi bermacammacam bagian.
2. Gaya field-independent, orang yang bergaya ini cenderung mempersepsi
bagian-bagian yang terpisah dari suatu pola menurut komponenkomponennya.
Menurut Witkin, dkk dalam Slameto, dkk (2010) karakteristik belajar
murid yang field-dependent dan field-independent dapat dijabarkan menjadi:
Tabel 3.1 Karakteristik Belajar Murid Field Dependent dan Field Independent
Field-Dependent
Field-Independent







Lebih mudah mempelajari ilmu
pengetahuan sosial
Mempunyai ingatan yang baik untuk
informasi sosial
Lebih mudah terpengaruh oleh kritik
Sukar mempelajari bahan-bahan yang
tidak terstruktur
Perlu diajari cara menggunakan alat-alat
bantu ingatan
Cenderung menerima bahan pelajaran
yang telah tersusun dan tidak mampu
menyusunnya kembali
Perlu diajari cara memecahkan masalah







Memerlukan bantuan untuk mempelajari
ilmu pengetahuan sosial
Perlu diajari cara memahami konteks
dalam memahami informasi
Cenderung memiliki tujuan sendiri dan
reinforcement sendiri
Kurang terpengaruh oleh kritik
Mudah memahami bahan-bahan yang
tidak terstruktur
Dapat menganalisis suatu situasi dan
menyusunnya kembali
Lebih mampu memecahkan masalah tanpa
dibimbing
Menurut Slameto (2010), “Gaya kognitif merupakan variabel penting yang
mempengaruhi pilihan-pilihan siswa dalam bidang akademik, kelanjutan
perkembangan akademik, bagaimana siswa belajar serta bagaimana siswa dan
guru berinteraksi”. Menurut Hamzah dalam Yahya, dkk (2005) “Gaya kognitif
merupakan salah satu variabel kondisi yang menjadi salah satu bahan
pertimbangan dalam merancang pembelajaran, pengetahuan tentang gaya kognitif
dibutuhkan untuk merancang atau memodifikasi materi pembelajaran, tujuan
pembelajaran, serta metode pembelajaran”. Diharapkan dengan adanya interaksi
dari faktor gaya kognitif, tujuan, materi serta metode pembelajaran, hasil belajar
siswa dapat dicapai semaksimal mungkin.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, gaya kognitif siswa merupakan
variabel penting yang mempengaruhi cara pendekatan siswa terhadap situasi
belajar. Gaya kognitif memainkan peranan penting di dalam cara siswa
menentukan pilihan-pilihan akademik. Baik siswa maupun guru, menunjukkan
cara pendekatan yang berbeda dalam menerima atau memberikan pengajaran
sesuai gaya kognitif yang dimiliki.
Kemampuan untuk berargumentasi, membuat pertimbangan dan
menyelesaikan masalah juga ditentukan oleh beberapa banyak fakta yang mampu
kita simpan dalam ingatan. Suatu proses pembelajaran akan berlangsung dengan
efektif apabila informasi yang dipelajari dapat diingat secara baik dan terhindar
dari lupa. Menurut Stein dalam Slameto (2010) gaya kognitif mempengaruhi
prestasi siswa dalam bidang mata pelajaran tertentu serta profesi yang telah
dipilihnya. Tampak pula hubungan yang jelas antara gaya kognitif dengan prestasi
siswa.
II.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan penulis, maka jenis
penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif jenis korelasional. Menurut
Arikunto (2010), “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu
keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.”
Ada beberapa jenis penelitian yang dapat dikategorikan sebagai penelitian
deskriptif, salah satunya jenis korelasional. Menurut Arikunto (2010), “ penelitian
korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel”.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya kognitif siswa yang
dilambangkan dengan X. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
fisika siswa. Variabel ini dilambangkan dengan Y.
Prosedur penelitian ini meliputi tahapan- tahapan sesuai dengan alur
penelitian. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Tahapan persiapan:
a. Penentuan subjek penelitian
b. Membuat instrument penelitian
2. Tahap pelaksanaan:
a. Pemberian angket
b. Pelaksanaan tes hasil belajar
3. Tahap penyelesaian:
a. Mengolah data hasil penelitian
b. Menarik kesimpulan penelitian
Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
Proportional Random Sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi
secara acak dan proporsional, dimana jumlah sampel sebanding dengan ukuran
tiap kelas. Ukuran yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah 25 % dari
561 populasi. Sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 140 sampel.
Instrumen penelitian ini berupa angket untuk gaya kognitif dan soal tes hasil
belajar. Angket dan tes hasil belajar di uji terlebih dahulu validitas dan
reliabilitasnya. Untuk menguji validitas angket menggunakan validitas konstruk,
dapat digunakan pendapat dari para ahli (judgment experts) hal ini karena
instrumen belum dibakukan. Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas
angket yang telah disusun, dilakukan pengujian validitas oleh pendapat ahli yaitu
dosen Psikologi fakultas kedokteran Universitas Jambi dan berdasarkan teori yang
relevan dan disesuaikan dengan kisi-kisi angket gaya kognitif.Sedangkan soal tes
hasil belajar dilakukan validitas isi, daya beda dan tingkat kesukaran soal.
Setelah kedua instrument layak untuk diuji maka dilakukan pengambilan
data kepada sampel penelitian.Setelah data diperoleh maka dilakukan pengolahan
data dan pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah teradapat hubungan yang
signifikan antara gaya kognitif dengan hasil belajar fisika siswa SMA se
Kecamatan Kotabaru Jambi.
Adapun hipotesis penelitian ini adalah :
Ha
: Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kognitif siswa dengan
hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri Se Kecamatan Kotabaru
Jambi.
H0
: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kognitif siswa
dengan hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri Se Kecamatan
Kotabaru Jambi.
Secara matematis dapat dirumuskan:
H0 : ρ = 0
Ha : ρ ≠ 0
Kuat lemah atau tinggi rendahnya korelasi antara dua variabel
yang diteliti dapat diketahui dengan mel alui besar kecilnya angka
koefisien korelasi (interpretasi koefisien korelasi) . Untuk melihat ini
digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (PPM).
Selanjutnya untuk menguji signifikansi (keberartian) hubungan,
maka perlu diuji signifikansinya.
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari instrument penelitian dengan sampel sebanyak 140 siswa diperoleh
44 orang siswa (31,43%) memiliki gaya kognitif field dependen dan 96 orang
siswa (68,57%) memiliki gaya kognitif field independent. Dimana Hasil belajar
siswa yang memiliki gaya kognitif field independen lebih tinggi dari siswa yang
memiliki gaya kognitif field dependent.
Berdasarkan dari perhitungan menggunakan SPSS versi 16.0 for windows
diperoleh korelasi positif yaitu 0,645. Menurut Sugiyono (2010) interval
koefesien korelasi antara 0,60 – 0,799 dikategorikan sebagai tingkat hubungan
korelasi yang kuat. Kriteria pengujian adalah Ha diterima jika r ≠ 0 untuk taraf
nyata  =0,05, Dari hasil perhitungan ternyata r ≠ 0 yaitu r = 0,645 , ini berarti
H0 ditolak.
Kriteria pengujian adalah H0 diterima jika t hitung < t tabel untuk taraf nyata 𝛼
= 0,05 dengan dk = n−2. Dari hasil perhitunga ternyata t hitumg > t tabel yaitu 9,989
> 1,655, ini berarti bisa dikatakan bahwa H0 ditolak ini berarti terdapat hubungan
yang signifikan antara gaya kognitif dan hasil belajar.
V.
SARAN DAN KESIMPULAN
Kriteria pengujian adalah Ha diterima jika r ≠ 0 untuk taraf nyata 
=0,05, Dari hasil perhitungan ternyata r ≠ 0 yaitu r = 0,645 , ini berarti H0
ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara gaya kognitif dengan hasil belajar fisika siswa kelas X SMA se-Kecamatan
Kotabaru Jambi.
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyarankan:
1.
Bagi siswa, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, hendaknya siswa
bisa mengenali gaya kognitif sesuai dengan dirinya, sehingga siswa
mampu menentukan sendiri cara yang mudah baginya untuk menyerap
pelajaran.
2.
3.
Pihak yang berkaitan dengan pendidikan. Khususnya guru dan sekolah
perlu dilakukan pengkajian/identifikasi terhadap tipe gaya kognitif siswa
secara keseluruhan. Karena dengan hal tersebut guru diharapkan dapat
menyesuaikan gaya mengajarnya dengan gaya kognitif siswa sehingga
tercapai hasil yang optimal.
Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa SMA se-Kecamatan kotabaru
diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat melaksanakan penelitian
denga ruang lingkup yang lebih luas lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Fatmawati, Sri. 2010. Pengaruh Gaya Kognitif Terhadap Penguasaan Konsep
Siswa SMP Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Berbasis Inkuiri
Pada Materi Pemantulan Cahaya. Bandung : UPI.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hidayat, Ani Nur. 2014. Taksonomi Bloom dalam Penyusunan Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Berbasis Kurikulum 2013. Semarang :
BDKS
Muhidin, Sambas Ali ,dkk. 2007. Analisis Korelasi dan Jalur dalam Penelitian.
Bandung :Pustaka Setia.
Nasution. 2011. Teknologi Pendidikan. Jakarta : PT.Bumi Aksara
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Skripsi. Bandung: Alfabeta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grapindo
Persada.
Sugiyono. 2010.Statistika untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta
Yahya, Azizi .dkk . Aplikasi Kognitif dalam Pendidikan. Pahang : Professional
Publishing.
Download