Riset Akt Kritis - Masyarakat Akuntansi Multiparadigma Indonesia

advertisement
Riset Akuntansi
dalam
Paradigma Kritis
Gugus Irianto & Ari Kamayanti
Sistematika Presentasi
Pendahuluan
Keragaman Pendekatan dalam Paradigma
Kritis
Contoh Riset Akuntansi pada Paradigma
Kritis
Brawijaya School of Thought-Critical
Accounting Studies (BST-CAS)
Bagian 1
Pendahuluan
Paradigma=Perspektif?
Paradigma adalah bagaimana memandang
dunia (world view) dari perspektif sosialsains
Bagaimana dengan paradigma kritis? Ini
yang menjadi fokus diskusi kita
Apakah paradigma kita?
Saat kita bangun tidur pagi ini dan
membaca koran atau melihat berita di TV
(misalnya tentang kekerasan), apa yang kita
rasakan?
Bagaimana pandangan tentang
realitas sosial ini?
realita sosial
Kalau kita berpikir bahwa semua memang
seharusnya seperti itu, bahwa kekerasan
pasti selalu ada, tidak ada yang bisa
dilakukan maka kita memahami bahwa
realitas sosial sudah pada “keteraturannya”
Bagaimana Paradigma Kritis?
Paradigma kritis memahami bahwa realitas
sosial itu:
Hasil konstruksi dan rekonstruksi secara kontinu
Memerlukan perubahan radikal
Penuh dengan konflik struktural
Di bawah berbagai model dominasi
Terdapat kontradiksi
Terjajah sehingga membutuhkan emansipasi
Memiliki potensi untuk berubah
Tujuan Riset Kritis
Riset kritis senantiasa mencoba
menghasilkan sesuatu yang lebih baik, atau
minimal ada pembaruan, dari situasi
tertentu, dan bukan menjustifikasi status
quo.
Bagian 2
Keragaman Pendekatan dalam
Paradigma Kritis
MAZHAB FRANKFURT
DAN
TEORI KRITIS
Tokoh-tokoh Frankfurt School
Friedrich Pollock (Ekonom)
Max Horkheimer (Filsuf, Sosiolog, Psikolog)
Karl Wittfogel (Sejarawan)
Theodor W Adorno (Filsuf, Sosiolog, Musikolog)
Leo Lowenthal (Sosiolog),
Walter Benjamin (Kritikus Sastra)
Herbert Marcuse (Filsuf)
Franz Neumann (Ahli Hukum)
Erick Fromm (Psikolog Sosial)
Otto Kircheimer (ahli Politik)
Jürgen Habermas
Kritik dalam arti Kantian
Immanuel Kant
Menguji kesahihan (Mempertanyakan)
klaim [kebenaran] suatu pengetahuan [yang
di klaim] tanpa prasangka [dan
kepentingan] [dan] yang didasarkan [atau
dibangun berdasar] pada rasio semata.
Transendental
Kritik dalam arti Hegelian
 Hegel
 Kritik atas epistemologi Kant
 Negasi atau Dialektika
 Filsafat idealisme
 Menguji kesahihan (Mempertanyakan) klaim
[kebenaran] suatu pengetahuan [yang di
klaim] tanpa prasangka [dan kepentingan]
[dan] yang didasarkan [atau dibangun
berdasar] pada rasio semata – melalui proses
negasi (dan atau) dialektika.
Kritik dalam arti Marxian
 Marx
 Kritik dalam konteks materialisme sejarah
 Mengemansipasikan diri dari penindasan dan alieanasi
yang dihasikan oleh hubungan kekuasaan di masyarakat
 Teori dan praxis emansipatoris
 Relasi dalam masyarakat – berkelas
 Menguji kesahihan (Mempertanyakan) klaim [kebenaran]
suatu pengetahuan [yang di klaim] tanpa prasangka [dan
kepentingan] [dan] yang didasarkan [atau dibangun
berdasar] pada rasio semata – melalui proses emansipasi
dan diletakkan dalam konteks materialisme sejarah.
Teori dan praxis dibangun seiring.
Kritik dalam arti Freudian




Sigmund Freud
Psikoanalisis
Manusia terkungkung (tidak bebas secara psikis)
Kritik merupakan refleksi, bagi individu atau masyarakat,
atas konflik psikis yang menghasilkan represi dan
ketidakbebasan internal, dan melalui refleksi –individu
atau masyarakat– akan membebaskan diri dari kekuatan
asing yang mengacaukan kesadarannya. Dari
ketidaksadaran menuju kesadaran.
 Menguji kesahihan (Mempertanyakan) klaim [kebenaran]
suatu pengetahuan [yang di klaim] tanpa prasangka [dan
kepentingan] [dan] yang didasarkan [atau dibangun
berdasar] pada rasio semata, melalui proses refleksi.
Refleksi dari Kritik Mazab Frankfurt
 Menguji kesahihan (Mempertanyakan) klaim
[kebenaran] suatu pengetahuan [yang di klaim]
tanpa prasangka [tanpa kepentingan, bebas nilai,
mekanistik] [dan] yang didasarkan [atau dibangun
berdasar] pada rasio semata – melalui proses:
 Transenden
 Penegasian, Dialektikal
 Emansipatoris, Konteks Kesejarahan, Keselarasan
Teori – praxis
 Reflektif
 Spirit Pembaruan, Keseimbangan dan
comprehensiveness [holistic] (values-rasio-intuisi,
pengetahuan – kehidupan, teori – praxis)
Teori Kritis versi Harbermas
 Dimensi praxis:
 Hubungan kerja
 Hubungan komunikasi
 Hubungan kekuasaan
 Kerja dan komunikasi menentukan warna kehidupan
manusia
 Komunikasi dan konsensus versus konflik dalam
Marxian
 Menguji kesahihan (Mempertanyakan) klaim
[kebenaran] suatu pengetahuan [yang di klaim] tanpa
prasangka [tanpa kepentingan, bebas nilai] [dan] yang
didasarkan [atau dibangun berdasar] pada rasio
semata, melalui proses komunikasi dan konsensus.
Kritik Horkheimer atas “Teori Tradisional”
 Ahistoris - Teori Tradisional mengandaikan
bahwa pengetahuan manusia itu ahistoris,
tidak menyejarah
 Bersifat netral – teori tdidak dapat
mempengaruhi objeknya, dan objek
merupakan sesuatu yang tidak berubah, beku,
dan mati.
 Teori terpisah dari praxis – proses penelitian
dapat dipisahkan dari tindakan etis,
pengetahuan dapat dipisahkan dari
kepentingan
Dengan metode dialektis, teori kritis
memiliki karakter (Horkheimer)
1. Teori kritis bersifat historis
2. Teori kritis itu bersifat kritis terhadap
dirinya sendiri,
3.Teori kritis memiliki kecurigaan kritis
terhadap masyarakat aktual.
4. Teori kritis itu merupakan teori dengan
maksud praktis
BURRELL DAN MORGAN
(1979)
DAN
PARADIGMA KRITIS
Burrell dan Morgan, 1979 membagi
paradigma kritis sesuai dimensi ilmu sosial
Radical
Humanism
Radical
Structuralist
Perubahan melalui totalitas,
kesadaran akibat alienasi
Mengkritisi status quo,
melakukan perubahan
melalui totalitas, struktur,
kontradiksi dan krisis
Diantaranya: Lucacsian
sociology, Gramsci’s
sociology, Frankfurt School
Diantaranya: Russian social
theory, Bukharin historical
materialism, anarchistic
communism, Althusserian,
Marxis, Colleti
Pandangan Radikal Humanis:
Senada dengan padangan interpretif, radikal
humanis bersumber dari pemikiran bahwa
manusia “menciptakan” dunianya.
Namun jika interpretivisme “memahami”
proses ini, radikal humanis mengkritisi
proses ini sebagai proses ALIENASI
manusia.
Kata kunci radikal humanis:
“Consciousness”, “Radical Change”
“Seek to reveal society for what it is, to
unmask its essence and mode of operation
and to lay the foundations for human
emancipation through deep seated social
change”- Burrell and Morgan (1979:284)
Keragaman radikal humanis
Critical Theory
Lucacsian Sociology: Gramsci’s Sociology:
Frankfurt School:
Teori revolusi yang
Penekanan pada
Secara konsisten
berbasis pada kaum
praxis- kesatuan
menjelaskan sifat dari
proletariat. Penekanan
antara teori dan
masyarakat kapitalis
terjadi pada
praktik, berorientasi
melalui revolusi
kesadaran, ideologi,
pada tindakan dan
kesadaran
sastra dan seni.
perubahan.
Tokoh penting Radikal Humanis
dan karakter mereka:
Lukacs:
Konsep Reifikasi
Gramsci:
Ideological hegemony
Marcuse:
False needs
Habermas:
Bahasa sebagai
coomunicative distortions
Pandangan Radikal Strukturalis:
Dunia sosial lebih cenderung bersifat material
dibandingkan spiritual
Masyarakat dalam keadaan krisis atau
terdominasi sesuatu yang khas dari masyarakat
industri
Masyarakat terdiri dari elemen-elemen yang
berkontradiksi.
Konflik adalah cara memperoleh emansipasi/
pembebasan dari struktur dunia sosial.
Tokoh penting dibalik Radikal
Strukturalis
Karl Marx (1818-1883)
Beralih dari radikal
humanis ke radikal
strukturalis tahun 1850an.
Marx’s Model of Society
Mode of
Production
Kapitalisme,
Feudalisme,
Komunisme
Sub-Struktur
Means of
Production
Teknologi, modal,
Tanah, buruh
Relation of
Production
Produsen- non-produsen
Pemilik- non-pemilik
Sistem Kelas
Super- Struktur
Faktor-Faktor Non Ekonomi
(Agama, Seni, Sastra, dll)
Perkembangan Paradigma Radikal
Strukturalis
FIRST LINE (Russian Social Theory Bukharin dan
Kropotkin )
Reinterpretasi atas Political economy Marx
Social Evolution
SECOND LINE (Contemporary Mediterranean
Marxism Althusser, Colletti)
Perkembangan dari Hegel- berdiri diantara radikal humanis
dan Orthodox Marxis- ingin “melembutkan” Marxis yang
vulgar
THIRD LINE (Conflict Theory Radical
Weberianism)
Melihat kapitalisme sebagai suatu cara merubah
masyarakat. Pro kapitalisme.
First Line: Russian Social Theory
Bukharin’s Historical
Materialism:
Definisi: Teori umum masyarakat
dan hukum-hukum evolusinya.
Ingin menggulingkan kapitalisme
melalui konflik, tetapi yakin
bahwa akan muncul harmoni sosial.
Kesadaran manusia tergantung
pada kekuatan produksi.
Tanpa kekuatan produksi
tidak ada masyarakat.
Anarchistic Communism:
Pelopornya adalah Peter Kropotkin.
Prinsip hirarki merupakan
penyimpangan dari fitrah manusia
yang sebenarnya kooperatif dan
solider.
Kapitalisme adalah suatu hal yang
buruk, dan dengan pelepasannya
akan membentuk era kehidupan sosial
yang lebih baik.
Second Line: Contemporary
Mediterranean Marxism
Althusserian Sociology:
Konsep Totalitas.
Walaupun praktik ekonomi
masih paling penting tapi
tetap dipengaruhi praktik
politik, ideologi dan teori.
Dari 4 prinsip ini yang
Dominan yang disebutnya
“Structure in Dominance”.
Perlu “multi-causal theory of history”
Colletti Sociology:
Teori Alienation Hegel dan
Teori Contradiction Marx
dapat dilihat sebagai satu
teori.
Anti Historis.
perkembangan manusia
telah terhalangi oleh
kapitalisme.
Third Line: Conflict Theory
(Radical Weberianism)
Menganalisa hubungan sosial dalam
masyarakat kapitalis.
Selalu ada dominasi tidak hanya pada
masyarakat kapitalismenghentikan
kapitalisme tidak akan menghilangkan
dominasi.
4 Ide umum yang ada pada
paradigma radikal strukturalis
1. Totalitas formasi sosial yang menyeluruh
2. Struktur  realitas konkrit, tidak seperti
‘kesadaran’
3. Kontradiksi  struktur berkontradiksi satu
sama lain
4. Krisis melihat perubahan sebagai suatu
proses pergantian suatu struktur dengan struktur
lain melalui krisis.
Perbandingan antara Radikal Humanis
dengan Radikal Strukturalis
Kontradiksi adalah pusat dari perubahan
masyarakat melalui krisis. Kontradiksi
terjadi karena adanya “surplus value”
Radikal Strukturalis:
“Structures”
“Contradictions”
“Crisis”
Radikal Humanis:
“Consciousness”
“Alienation”
“Critique”
Sumber: Lowe (2004)
Methodology Discourse
Theoretical
Foundations/ Approaches/
Developments
(Lodh & Gaffikin, 1997;
Irianto, 2004)
Habermasian critical theory
Foucauldian approach
Symbolic interactionism and ethnomethodology
Political economic (including Marxian) approaches
Giddens’s structuration theory
Gramsci’s concept of hegemony
Derrida’s deconstructionism
Social constructionists
Critical structuralist
Technoscientists’ approaches
Islamic (or others) theoretical foundations
Latour’s deconstrionist
7/23/2017
36
Bagian 3
Contoh Riset Akuntansi pada
Paradigma Kritis
Features of Critical Accounting Studies
Producing enlighment, inherently emancipatory, cognitive
content (they are forms of knowledge), reflective (Geuss,
1981) – pencerahan, emansipasi, membangun/mengkonstruksi
pengetahuan/melakukan perubahan, dan reflektif
“to uncover the way in which human practices, culture and relations
contain within themselves elements of alienation, domination and
exploitation. (Catchpowle et al. 2004) – mengungkap praktik-praktik
alienasi, dominasi, eksploitasi, hegemoni dll.
to develop a more self-reflexive and contextualised accounting
literature which recognises the interconnections between society,
history, organisations and accounting theory and practice. (Lodh and
Gaffikin, 1997, p. 433)
7/23/2017
gugus irianto
38
Features of Critical Studies (cont.)
“lay a foundation for an exploration, in an interdisciplinary
research context, of questions concerning the conditions which
make possible the reproduction and transformation of society,
the meaning of culture, and the relation between the individual,
society and nature. While there are differences in the way they
formulate questions, the critical theorists believe that through
an examination of contemporary social and political issues they
could contribute to a critique of ideology and to the
development of an non-authoritarian and non-bureaucratic
politics (Held, 1980, p. 16)
7/23/2017
39
Ciri-ciri Riset Akuntansi Kritis
Penggunaan bahasa yang kritis untuk
menunjukkan kegalauan atas realita yang
ada dengan tujuan emansipasi/
pembebasan/ pencerahan.
Mari kita lihat beberapa abstrak berikut
(perhatikan kata/kalimat yang ditebali):
Chwastiac and Young, 2003
“The Silence in Annual Reports”
In this paper, we show how annual reports rely upon the
silencing of injustices in order to make profit appear to be
an unproblematic measure of success. In particular, we
examine the ways in which corporations silence the
negative impact of their activities upon the earth, the hell
of war and the beauty of peace, the spiritual, human and
social impoverishment arising from excessive
consumption, and the dehumanization of workers. Only
by breaking silence and counter-posing corporate
values with alternatives can we hope to free
humankind from the limitations of profit maximization and
promote a world in which peace, happiness, respect for
diversity, etc., take precedence to capital accumulation.
Reiter, 1997
“The Ethics of Care and New Paradigms for
Accounting Practice”
The way we think about issues is shaped by the
underlying concepts and metaphors we employ. In this
paper, I talk about a set of beliefs called the ethics of care
which can be contrasted with beliefs based on rights and
separative thinking. The rights or separative model has
dominated Western thought since the Enlightenment and
the ethics of care were developed as a feminist critique
seeking to rebalance our basic thought structure. I use
the ideals of the ethics of care to analyse and critique
the current US accounting profession’s responses to
concerns about auditor independence.
Mayper et. al., 2005
“The Impact of Accounting Education on
Ethical Values: An Institutional Perspective”
The accounting scandals at the beginning of the 21st century
led to public distrust and demands for reform. Were these
scandals unexpected? From an old institutional economics
(OIE) perspective, which originated with the work of Thorstein
Veblen in the 1890s, these failures and the moral lapses should
not be a surprise. OIE theorists, like critical theorists,
generally, contend that corporate hegemony, i.e., the
domination of business values in all areas of human life,
has eroded moral sensitivities. All institutions, including our
once-autonomous educational institutions, have become
mechanisms for promoting economic interests.
Bagian 4
Brawijaya School of ThoughtCritical Accounting Studies
(BST-CAS)
Brawijaya School of Thought – critical
accounting studies (BST-CAS) – refleksi
Sejak digulirkannya Multiparadigma sebagai pilihan
paradigma riset di lingkungan PMA (Program
Magister Akuntansi) dan PDIA (Program Doktor
Ilmu Akuntansi), maka cita-cita mendasar yang
menjadi cita-cita kami adalah mewujudkan
Brawijaya (UB?) school of thought “setara” dengan
school of thought dari Frankfurt Institute of Social
Science di Jerman pada awal abad ke 20.
Ciri-ciri BST-CAS
Tanpa meniscayakan fitur/karakteristik teori kritis yang telah
berkembang sebelumnya, fitur/karakteristik utama dari BSTCAS diantaranya sbb.:
Pertama, perubahan atau transformasi yang menjadi ciri utama dan
pertama adalah kesadaran diri bahwa ilmu pengetahuan bersumber
dari Tuhan Yang Maha Esa. Konsekwensinya, riset akuntansi kritis
dalam BST-CAS dikembangkan bermuara dan berdasar pada nilainilai (values) yang mampu mendekatkan diri kepada Tuhan YME, dan
bukan riset yang dilepaskan dari konteks nilai tersebut (lihat hasil-hasil
riset dari beberapa disertasi …)
Ciri-ciri BST-CAS (lanjutan)
Kedua, BST-CAS mengedepankan riset
yang dilandasi pada kesadaran kemanusiaan
dan kesadaran lingkungan – kealaman.
Ketiga, BST-CAS mengedepankan riset
yang diupayakan untuk pencapaian harmoni
walaupun riset akuntansi kritis secara umum
dicirikan pada pemahaman akan eksistensi
konflik kepentingan dalam masyarakat dan
organisasi.
Bagaimana dengan pemikiran
rekan-rekan partisipan pada forum
ini?
49
Download