HAND OUT DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (AGR40) SUB POKOK BAHASAN : PENGENDALIAN HAMA Oleh : Dian Astriani • Pengendalian hama dilakukan untuk mengatasi serangan hama pada tanaman agar tidak mencapai aras yang merugikan. • Setiap tindakan pengendalian harus dipertimbangkan kemungkinan-kemungkinan negatifnya sehingga tidak merugikan manusia baik secara ekonomis, ekologis maupun sosial. Ada 7 macam cara pengendalian yang bisa diterapkan pada hama tanaman : A. B. C. D. E. F. G. Pengendalian Hayati (Biological Control) Pengendalian Kultur Teknis (Cultural Control) Pengendalian dengan Varietas Tahan Pengendalian Fisik & Mekanik Pengendalian dengan Peraturan Pengendalian Kimiawi Pengendalian Hama Terpadu A. Pengendalian Hayati • Adalah pengendalian dengan memanfaatkan musuh alami berupa parasit, predator atau patogen. • Parasitoid merupakan serangga yang hidup menumpang pada atau di dalam tubuh serangga hama. Fase aktif menyerang hama adalah pra dewasa atau larvanya sedangkan dewasanya hidup bebas. • Contoh parasitoid hama : Trichogramma japonicum merupakan parasitoid telur penggerek batang padi (Trypoyza incertulas) dan Aphidius colemani memparasit berbagai aphids • Predator merupakan binatang atau serangga yang memangsa binatang atau serangga lain. Laba-laba. Capung, kumbang kubah, lalat buas, dll. • Patogen adalah mikroorganisme yang menyebabkan sakit atau kematian serangga hama • Contoh : Virus penyebab patogen hama NPV pada ulat grayak, CPV pada larva lepidoptera ; Jamur penyebab patogen hama (Metarrhizium anisopliae, Beauveria bassiana pada ulat grayak ; Bakteri patogen hama (Bacillus popiliae, Bacillus thuringiensis) 1 | Hand out Dasar Perlindungan Tanaman B. Pengendalian Kultur Teknis • Termasuk dalam pengendalian ini adalah : 1. Pengolahan tanah * OPT terkena sengatan matahari langsung * Hama termakan oleh predator 2. Sanitasi, dilakukan terhadap : * sisa-sisa tanaman yang masih hidup * sisa-sisa tanaman yang sudah mati * tanaman/ bagian tanaman yang terserang hama * jenis tanaman yang dapat menjadi inang pengganti * sisa-sisa bagian tanaman yang jatuh atau tertinggal di permukaan tanah (daun, buah) 3. Pemupukan berimbang 4. Rotasi tanaman / pergiliran tanam 5. Pemberoran lahan 6. Pengaturan waktu tanam 7. Strip farming / Sistem surjan No 4 – 7 antara lain dimaksudkan untuk mengganggu kontinuitas penyediaan keperluan hidup hama C. Pengendalian dengan Varietas Tahan Hama • Merupakan cara pengendalian yang efektif, murah dan tidak berbahaya bagi lingkungan. • Saat ini banyak VUTW (Varietas Unggul Tahan Wereng) yang dikembangkan peneliti IRRI (Filipina) dan dari Indonesia. Hama wereng coklat sejak 1970 menjadi hama padi yang paling penting. • Selain padi di Indonesia, varietas tanaman yang ketahanannya tinggi masih terbatas. • Tahun 1991 > 80% pertanaman padi di Indonesia (10 juta ha) merupakan VUTW . Karena produksinya tinggi produksi beras di Indonesia pernah terjadi swasembada beras (1984) Ketahanan suatu varietas padi seringkali tidak lama. • Karena keseragaman genetik suatu varietas padi yang besar pada ekosistem persawahan. • Wereng coklat karena proses seleksi alam mampu mematahkan sifat ketahanan tersebut. Akibatnya para ahli terpaksa harus “berlomba” dengan hama untuk menciptakan varietas-varietas baru yang tahan terhadap strain atau biotipe hama yang baru. • Kompetisi ini akan terus berlangsung selama kita menginginkan tingkat produktivitas tanaman tinggi • Reaksi hama terhadap varietas tahan hama berjalan secara alami menurut kaidahkaidah ekologik. • Dalam membicarakan prinsip & teknik pengendalian hama dengan tanaman tahan harus dimulai dengan mempelajari fenomena evolusioner antara tanaman dan herbivora yang kemudian bagaimana memanfaatkan sifat-sifat ketahanan alami tersebut untuk memperoleh varietas tahan hama yang diinginkan. 2 | Hand out Dasar Perlindungan Tanaman Contoh : Varietas padi tahan penyakit hawar daun bakteri : Varietas Angke , Varietas Conde Varietas Sintanur : Komoditas:Padi Sawah • Tahun:2001 • Ketahanan hama:Tahan terhadap wereng coklat biotipe a dan 2 • Ketahanan penyakit:Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III • Potensi hasil:6 ton/ha (gabah kering panen) • Rasa nasi:Enak • Tekstur nasi:Pulen • Umur tanaman:120 hari • Keterangan:Sesuai untuk sawah irigasi dataran rendah sampai ketinggian < 500 m dpl D. Pengendalian Fisik & Mekanik • Tujuan : a. Mematikan hama b. Mengganggu aktivitas hama normal c. Mengubah lingkungan Pengendalian Fisik : › Usaha menggunakan atau mengubah faktor lingkungan fisik sedemikian rupa sehingga dapat mematikan atau menurunkan populasi hama › Dikenakan di luar batas toleransi hama sasaran • Contoh pengendalian fisik : * Perlakuan panas, pembakaran, pendinginan, pengeringan, pemanasan dengan energi RF * Lampu perangkap * Gelombang suara * Penghalang / Barrier Pengendalian Mekanik : › Bertujuan mematikan atau memindahkan hama secara langsung baik dengan tangan atau alat lain * Pengambilan dengan tangan * Gropyokan * Memasang perangkap * Pengusiran • Kondomisasi : Yaitu penyelubungan buah kakao, caranya dengan menggunakan kantong plastik dan cara ini dapat menekan serangan 95-100 %. Sistem ini dapat mencegah serangan hama helopeltis dan tikus. • Lelesan : Rampasan dan lelesan adalah memanen buah kopi yang tertinggal di pohon serta yang jatuh dari pohon di akhir masa panen. • Rogesan : Untuk mengendalikan hama penggerek pucuk tebu (Tryporyza nivella). Pelaksanaan rogesan pada tanaman tebu umur 2 sampai 5 bulan bila jumlah tanaman terserang berjumlah 400 batang/ha. Pemanduan dilaksanakan setiap 2 minggu sekali. 3 | Hand out Dasar Perlindungan Tanaman • Rogesan/pemotongan menggunakan pisau tajam diiriskan pada batang mulai sendi daun no +1, kemudian berturut-turut ke arah bawah sampai akhirnya mengait ulat penggerek. Jarak setiap kali penurunan pisau peroges lebih kurang 3 cm. E. Pengendalian dengan Peraturan • Termasuk cara pengendalian ini adalah : 1. Karantina asing 2. Karantina domestik 3. Sertifikasi F. Pengendalian Kimiawi • • Yaitu penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama agar hama tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman yang diusahakan. Kelebihannya : 1. Cepat menurunkan populasi hama 2. Mudah penggunaanya Kelemahannya : 1. Merugikan kesehatan & kelestarian lingkungan 2. Munculnya resistensi, resurjensi hama dan letusan hama kedua. RESURJENSI HAMA : Peristiwa peningkatan populasi hama sasaran yang mencolok sehingga jauh melampaui AE segera setelah diadakan tindakan pengendalian dengan pestisida tertentu. LETUSAN HAMA SEKUNDER : Berubahnya status hama potensial yang semula bukan hama sasaran menjadi hama yang penting. Resurjensi & letusan hama sekunder > karena terbunuhnya MA hama sasaran atau MA hama sekunder, contoh : serangan wereng coklat (1970) • Beberapa bentuk keracunan kronik : 1. Karsinogenik (pembentukan jaringan kanker) 2. Mutagenik (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang) 3. Teratogenik (kelahiran anak cacat dari ibu yang keracunan) Nama & Formulasi Pestisida • PESTISIDA = PESTICIDA dari kata PEST : hama & CIDA : pembunuh jadi Pestisida yaitu bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama. 4 | Hand out Dasar Perlindungan Tanaman • Pengelompokan Pestisida berdasarkan jenis jasad sasaran : 1. Insektisida : mengendalikan serangga 2. Rodentisida : mengendalikan tikus 3. Nematisida : mengendalikan nematoda 4. Fungisida : mengendalikan jamur 5. Herbisida : mengendalikan gulma dan lain-lain Penamaan Pestisida : Pestisida ditandai dengan 3 cara penamaan : • 1. Nama umum : nama yang diusulkan oleh organisasi profesi, seperti ESA dan disetujui oleh lembaga Internasional seperti IOS. • 2. Nama dagang : ditetapkan oleh produsen atau formulator insektisida. • 3. Nama kimia : nama yang digunakan oleh ahli kimia dalam menjelaskan suatu senyawa kimia sesuai dengan rumus bangun senyawa pestisida tersebut. • Contoh penamaan pestisida : Suatu insektisida yang digunakan untuk pengendalian penggerek batang padi di Indonesia. • • Nama umum : karbofuran Nama dagang : Furadan, Currater, Indofur, Dharmafur, dll. • Nama kimia : 2,3-dihidro 2,2,-dimetil-7-benzoil metilkarbamat * Rumus bangun : Klasifikasi Insektisida A. Berdasarkan Cara Masuk : 1. Racun perut › racun sistemik 2. Racun kontak 3. Fumigan (racun pernafasan) B. Berdasarkan Sifat Kimia : 1. Insektisida Anorganik a. Senyawa-senyawa arsenik b. Senyawa fluorin c. Senyawa lain : fosfor, talium sulfat, dll. 2. Insektisida Organik a. Insektisida organik dari hewan b. Insektisida organik dari tumbuhan (Insektisida botanik) c. Senyawa organik sintetik : 5 | Hand out Dasar Perlindungan Tanaman (1). Organoklorin (OC) (2). Orgafosfat (OP) (3). Karbamat (4). Piretroid sintetik (PS) Formulasi Insektisida • Bahan aktif insektisida : bahan penyusun terpenting. • Bahan aktif teknis : bahan aktif murni + bahan antara • Formulasi insektisida yang dipasarkan : bahan aktif teknis + bahan penguat (sinergis) & bahan pembantu (ajuvan). • Bahan tambahan yang tidak bersifat insektisida tersebut disebut inert ingredient yang bersifat insektisidal disebut active ingredient. • Sinergis : bahan yang tidak beracun namun bila dicampurkan insektisida bisa memperkuat toksisitas. • Ajuvan : solvent, diluent, stiker, surfaktan, deodoran, dll. Active ingredient + Inert ingredient = Formulasi Macam-Macam Formulasi Insektisida : 1. Emulsifiable Concentrate (EC) 2. Wettable Powders (WP) 3. Flowable Powder (F) 4. Suspension Concentrate (SC) 5. Soluble Powder (SP) 6. Solutions (S) 7. Dust (D) 8. Granules (G) 9. Aerosol (A) 10. Poisonous Baits (B) 11. Slow-release Formulations (SR) G. Pengendalian Hama Terpadu • • • Dalam konsep PHT dikenal 4 unsur dasar dan 6 komponen penyusun PHT. Unsur dasar PHT : 1. Pengendalian alami 2. Metode pengambilan sampel 3. Aras ekonomi 4. Biologi dan ekologi serangga Komponen PHT : 1. Pengendalian kultur teknis 2. Pengendalian hayati 3. Pengendalian kimiawi 4. Pengendalian dengan varietas tahan 5. Pengendalian fisik & mekanik 6. Pengendalian dengan peraturan CATATAN : ....................... 6 | Hand out Dasar Perlindungan Tanaman