dpt (5)

advertisement
HAND OUT DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (AGR40)
SUB POKOK BAHASAN : PENGENDALIAN HAMA
Oleh : Dian Astriani
•
Pengendalian hama dilakukan untuk mengatasi serangan hama pada tanaman agar
tidak mencapai aras yang merugikan.
•
Setiap tindakan pengendalian harus dipertimbangkan kemungkinan-kemungkinan
negatifnya sehingga tidak merugikan manusia baik secara ekonomis, ekologis maupun
sosial.
Ada 7 macam cara pengendalian yang bisa diterapkan pada hama tanaman :
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Pengendalian Hayati (Biological Control)
Pengendalian Kultur Teknis (Cultural Control)
Pengendalian dengan Varietas Tahan
Pengendalian Fisik & Mekanik
Pengendalian dengan Peraturan
Pengendalian Kimiawi
Pengendalian Hama Terpadu
A. Pengendalian Hayati
•
Adalah pengendalian dengan memanfaatkan musuh alami berupa parasit, predator
atau patogen.
•
Parasitoid merupakan serangga yang hidup menumpang pada atau di dalam tubuh
serangga hama. Fase aktif menyerang hama adalah pra dewasa atau larvanya
sedangkan dewasanya hidup bebas.
•
Contoh parasitoid hama : Trichogramma japonicum merupakan parasitoid telur
penggerek batang padi (Trypoyza incertulas) dan Aphidius colemani memparasit
berbagai aphids
•
Predator merupakan binatang atau serangga yang memangsa binatang atau serangga
lain. Laba-laba. Capung, kumbang kubah, lalat buas, dll.
•
Patogen adalah mikroorganisme yang menyebabkan sakit atau kematian serangga
hama
•
Contoh : Virus penyebab patogen hama NPV pada ulat grayak, CPV pada larva
lepidoptera ; Jamur penyebab patogen hama (Metarrhizium anisopliae, Beauveria
bassiana pada ulat grayak ; Bakteri patogen hama (Bacillus popiliae, Bacillus
thuringiensis)
1 | Hand out Dasar Perlindungan Tanaman
B. Pengendalian Kultur Teknis
•
Termasuk dalam pengendalian ini adalah :
1. Pengolahan tanah
* OPT terkena sengatan matahari langsung
* Hama termakan oleh predator
2. Sanitasi, dilakukan terhadap :
* sisa-sisa tanaman yang masih hidup
* sisa-sisa tanaman yang sudah mati
* tanaman/ bagian tanaman yang terserang hama
* jenis tanaman yang dapat menjadi inang
pengganti
* sisa-sisa bagian tanaman yang jatuh atau
tertinggal di permukaan tanah (daun, buah)
3. Pemupukan berimbang
4. Rotasi tanaman / pergiliran tanam
5. Pemberoran lahan
6. Pengaturan waktu tanam
7. Strip farming / Sistem surjan
No 4 – 7 antara lain dimaksudkan untuk
mengganggu kontinuitas penyediaan keperluan
hidup hama
C. Pengendalian dengan Varietas Tahan Hama
•
Merupakan cara pengendalian yang efektif, murah dan tidak berbahaya bagi
lingkungan.
• Saat ini banyak VUTW (Varietas Unggul Tahan Wereng) yang dikembangkan
peneliti IRRI (Filipina) dan dari Indonesia. Hama wereng coklat sejak 1970 menjadi
hama padi yang paling penting.
• Selain padi di Indonesia, varietas tanaman yang ketahanannya tinggi masih terbatas.
• Tahun 1991 > 80% pertanaman padi di Indonesia (10 juta ha) merupakan VUTW .
Karena produksinya tinggi produksi beras di Indonesia pernah terjadi swasembada
beras (1984)
Ketahanan suatu varietas padi seringkali tidak lama.
• Karena keseragaman genetik suatu varietas padi yang besar pada ekosistem
persawahan.
• Wereng coklat karena proses seleksi alam mampu mematahkan sifat ketahanan
tersebut. Akibatnya para ahli terpaksa harus “berlomba” dengan hama untuk
menciptakan varietas-varietas baru yang tahan terhadap strain atau biotipe hama yang
baru.
• Kompetisi ini akan terus berlangsung selama kita menginginkan tingkat produktivitas
tanaman tinggi
• Reaksi hama terhadap varietas tahan hama berjalan secara alami menurut kaidahkaidah ekologik.
• Dalam membicarakan prinsip & teknik pengendalian hama dengan tanaman tahan
harus dimulai dengan mempelajari fenomena evolusioner antara tanaman dan
herbivora yang kemudian bagaimana memanfaatkan sifat-sifat ketahanan alami
tersebut untuk memperoleh varietas tahan hama yang diinginkan.
2 | Hand out Dasar Perlindungan Tanaman
Contoh : Varietas padi tahan penyakit hawar daun bakteri : Varietas Angke , Varietas Conde
Varietas Sintanur :
 Komoditas:Padi Sawah
• Tahun:2001
• Ketahanan hama:Tahan terhadap wereng coklat biotipe a dan 2
• Ketahanan penyakit:Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III
• Potensi hasil:6 ton/ha (gabah kering panen)
• Rasa nasi:Enak
• Tekstur nasi:Pulen
• Umur tanaman:120 hari
• Keterangan:Sesuai untuk sawah irigasi dataran rendah sampai ketinggian < 500 m dpl
D. Pengendalian Fisik & Mekanik
•
Tujuan :
a. Mematikan hama
b. Mengganggu aktivitas hama normal
c. Mengubah lingkungan
Pengendalian Fisik :
› Usaha menggunakan atau mengubah faktor lingkungan fisik sedemikian rupa sehingga
dapat mematikan atau menurunkan populasi hama
› Dikenakan di luar batas toleransi hama sasaran
• Contoh pengendalian fisik :
* Perlakuan panas, pembakaran, pendinginan,
pengeringan, pemanasan dengan energi RF
* Lampu perangkap
* Gelombang suara
* Penghalang / Barrier
Pengendalian Mekanik :
› Bertujuan mematikan atau memindahkan hama secara langsung baik dengan tangan atau
alat lain
* Pengambilan dengan tangan
* Gropyokan
* Memasang perangkap
* Pengusiran
•
Kondomisasi : Yaitu penyelubungan buah kakao, caranya dengan menggunakan
kantong plastik dan cara ini dapat menekan serangan 95-100 %. Sistem ini dapat
mencegah serangan hama helopeltis dan tikus.
•
Lelesan : Rampasan dan lelesan adalah memanen buah kopi yang tertinggal di pohon
serta yang jatuh dari pohon di akhir masa panen.
•
Rogesan : Untuk mengendalikan hama penggerek pucuk tebu (Tryporyza nivella).
Pelaksanaan rogesan pada tanaman tebu umur 2 sampai 5 bulan bila jumlah tanaman
terserang berjumlah 400 batang/ha. Pemanduan dilaksanakan setiap 2 minggu sekali.
3 | Hand out Dasar Perlindungan Tanaman
•
Rogesan/pemotongan menggunakan pisau tajam diiriskan pada batang mulai sendi
daun no +1, kemudian berturut-turut ke arah bawah sampai akhirnya mengait ulat
penggerek. Jarak setiap kali penurunan pisau peroges lebih kurang 3 cm.
E. Pengendalian dengan Peraturan
•
Termasuk cara pengendalian ini adalah :
1. Karantina asing
2. Karantina domestik
3. Sertifikasi
F. Pengendalian Kimiawi
•
•
Yaitu penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama agar hama tidak
menimbulkan kerusakan bagi tanaman yang diusahakan.
Kelebihannya :
1. Cepat menurunkan populasi hama
2. Mudah penggunaanya
Kelemahannya :
1. Merugikan kesehatan & kelestarian lingkungan
2. Munculnya resistensi, resurjensi hama dan letusan
hama kedua.
RESURJENSI HAMA :
Peristiwa peningkatan populasi hama sasaran yang mencolok sehingga jauh
melampaui AE segera setelah diadakan tindakan pengendalian dengan pestisida tertentu.
LETUSAN HAMA SEKUNDER :
Berubahnya status hama potensial yang semula bukan hama sasaran menjadi hama
yang penting.
Resurjensi & letusan hama sekunder > karena
terbunuhnya MA hama sasaran atau MA hama sekunder,
contoh : serangan wereng coklat (1970)
•
Beberapa bentuk keracunan kronik :
1. Karsinogenik (pembentukan jaringan kanker)
2. Mutagenik (kerusakan genetik untuk generasi yang
akan datang)
3. Teratogenik (kelahiran anak cacat dari ibu yang
keracunan)
Nama & Formulasi Pestisida
• PESTISIDA = PESTICIDA
dari kata PEST : hama & CIDA : pembunuh jadi Pestisida yaitu bahan kimia yang
digunakan untuk membunuh hama.
4 | Hand out Dasar Perlindungan Tanaman
•
Pengelompokan Pestisida berdasarkan jenis jasad sasaran :
1. Insektisida : mengendalikan serangga
2. Rodentisida : mengendalikan tikus
3. Nematisida : mengendalikan nematoda
4. Fungisida : mengendalikan jamur
5. Herbisida : mengendalikan gulma
dan lain-lain
Penamaan Pestisida :
Pestisida ditandai dengan 3 cara penamaan :
• 1. Nama umum : nama yang diusulkan oleh
organisasi profesi, seperti ESA dan disetujui
oleh lembaga Internasional seperti IOS.
• 2. Nama dagang : ditetapkan oleh produsen atau
formulator insektisida.
• 3. Nama kimia : nama yang digunakan oleh ahli
kimia dalam menjelaskan suatu senyawa kimia
sesuai dengan rumus bangun senyawa
pestisida tersebut.
• Contoh penamaan pestisida : Suatu insektisida yang digunakan untuk pengendalian
penggerek batang padi di Indonesia.
•
•
Nama umum : karbofuran
Nama dagang : Furadan, Currater, Indofur,
Dharmafur, dll.
• Nama kimia : 2,3-dihidro 2,2,-dimetil-7-benzoil
metilkarbamat
* Rumus bangun
:
Klasifikasi Insektisida
A. Berdasarkan Cara Masuk :
1. Racun perut › racun sistemik
2. Racun kontak
3. Fumigan (racun pernafasan)
B. Berdasarkan Sifat Kimia :
1. Insektisida Anorganik
a. Senyawa-senyawa arsenik
b. Senyawa fluorin
c. Senyawa lain : fosfor, talium sulfat, dll.
2. Insektisida Organik
a. Insektisida organik dari hewan
b. Insektisida organik dari tumbuhan (Insektisida
botanik)
c. Senyawa organik sintetik :
5 | Hand out Dasar Perlindungan Tanaman
(1). Organoklorin (OC)
(2). Orgafosfat (OP)
(3). Karbamat
(4). Piretroid sintetik (PS)
Formulasi Insektisida
• Bahan aktif insektisida : bahan penyusun terpenting.
• Bahan aktif teknis : bahan aktif murni + bahan antara
• Formulasi insektisida yang dipasarkan :
bahan aktif teknis + bahan penguat (sinergis) & bahan pembantu (ajuvan).
• Bahan tambahan yang tidak bersifat insektisida tersebut disebut inert ingredient yang
bersifat insektisidal disebut active ingredient.
• Sinergis : bahan yang tidak beracun namun bila dicampurkan insektisida bisa
memperkuat toksisitas.
• Ajuvan : solvent, diluent, stiker, surfaktan, deodoran, dll.
Active ingredient + Inert ingredient = Formulasi
Macam-Macam Formulasi Insektisida :
1. Emulsifiable Concentrate (EC)
2. Wettable Powders (WP)
3. Flowable Powder (F)
4. Suspension Concentrate (SC)
5. Soluble Powder (SP)
6. Solutions (S)
7. Dust (D)
8. Granules (G)
9. Aerosol (A)
10. Poisonous Baits (B)
11. Slow-release Formulations (SR)
G. Pengendalian Hama Terpadu
•
•
•
Dalam konsep PHT dikenal 4 unsur dasar dan 6 komponen penyusun PHT.
Unsur dasar PHT :
1. Pengendalian alami
2. Metode pengambilan sampel
3. Aras ekonomi
4. Biologi dan ekologi serangga
Komponen PHT :
1. Pengendalian kultur teknis
2. Pengendalian hayati
3. Pengendalian kimiawi
4. Pengendalian dengan varietas tahan
5. Pengendalian fisik & mekanik
6. Pengendalian dengan peraturan
CATATAN :
.......................
6 | Hand out Dasar Perlindungan Tanaman
Download