PENGOBATAN KANKER TERUKUR DAN

advertisement
Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156
PENGOBATAN KANKER TERUKUR DAN SETURUT
DENGAN KEHENDAK YESUS SEBAGAI
TABIB AGUNG
Oleh:
Nixon Lumban Gaol
Abstrak
Penelitian berjudul “Pengobatan Kanker Terukur
dan Seturut dengan Kehendak Yesus Kristus sebagai
Tabib Agung” membahas bagaimana kita menghadapi
penyakit dengan memahami penyebabnya, yaitu fisik,
psikologi dan rohani. Pengobatan dapat dilakukan
dengan Ilmu Kedokteran sebagai sarana yang dipakai
oleh Allah sebagai Tabib Agung, artinya Allah diatas
segala kesembuhan penyakit manusia. Dalam tulisan
diuraikan mengenai penyakit, kesembuhan dan manusia
seutuhnya.
Kata Kunci: Penyakit, Yesus Kristus Tabib Agung,
Kedokteran dan Kesembuhan
A. Pendahuluan
Apa itu kanker? Dr. Riahsyah Damanik, SpB(K)Onk dalam
bahan Seminar Warga Gereja, Awam dan Media mengatakan:
“Kanker adalah penyakit kronis, degeneratif mempunyai sifat
pertumbuhan yang progresif kehilangan kemampuan apoptosis
(tumbuh kemudian mati secara berimbang), tidak dikenal tubuh
(kamuflase), bermutasi dari bentuk, sifat dan fungsi dapat
menyebar ke organ lain (metastase) juga dapat membentuk system
pembuluh darah sendiri untuk bertumbuh (angiogenesis) dan tidak
dapat berhenti bertumbuh (immortal). Kanker dapat berkembang
dalam beberapa bentuk sesuai dengan asalnya: Karsinoma: kanker
yang berasal dari permukaan tubuh luar maupun dalam (epithel);
Sarkoma: kanker yang berasal dan berkembang dalam jaringan
pendukung tubuh; Limfoma: Neoplasma ganas yang berasal dari
sistem kelenjar limfe atau getah bening dan sistem kekebalan tubuh
dan Leukemia: keganasan yang berasal dari sumsum tulang dan
terdapat dalam aliran darah seperti kanker darah.
61
Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156
Pemahaman yang baik dan benar tentang segala sesuatu
dalam hidup ini, tentu akan menghasilkan respon, tindakan dan
harapan dalam hidup.
Ada ungkapan yang mengatakan:
“Pengetahuan tanpa pemahaman yang baik dan benar adalah
BUTA”. Kadang kala pengetahuan kita membutakan pengertian
(pemahaman) terhadap pengobatan yang dikaruniakan Allah
kepada para dokter (medis) dan kita tidak percaya bahwa Yesus
sebagai Tabib Agung bisa melakukan tindakan supranatural.
Sehingga banyak yang kita lihat melakukan pengobatan
yang tidak seturut dengan kehendak Allah. Kunci dari semua
adalah IMAN kita menerangi pengertian sehingga kita mampu
percaya kepadaNya sebagai Tabib Agung untuk memenuhi segala
kebutuhan kita. Semoga penjelasan yang sederhana ini membantu
pengertian kita lebih dalam mengenai kehidupan kita dalam
kehendak Yesus sebagai Tabib Agung – Dokter Utama.
Mengapa dikatakan “Terukur dan Seturut” dengan
kehendak Yesus sebagai Tabib Agung?
1. Ilmu pengetahuan kedokteran dibuat oleh Tuhan untuk
BERSAMAAN dengan apa yang dilakukan oleh Iman kita
(yang tertuju kepada Yesus Kristus) untuk menolong kita
pada waktu sakit. Daniel E. Fountain, M.D mengatakan:
“Selama bertahun-tahun dan berbagai cara, Tuhan yang
adalah Yesus Kristus Sang Tabib Agung dan Ilmu
pengetahuan kedokteran mengajar saya tentang
kesembuhan, dan saya menjadi orang yang terus menerus
belajar.” Pengalaman Daniel E. Fountain hanya “bagian
ujung dari jalan-jalanNya”, karena keseluruhan jalanjalanNya sungguh tak terselami (Rm. 11:33). Kenapa dia
mengatakan hal itu?
Saya mengutip dari pengalaman satu pertanyaan yang
membara muncul dalam hati dr. Daneil E. Fountain, yaitu:
“Tuhan, kalau Engkau ada sepuluh menit saja di sini,
Engkau dapat menyembuhkan keempat puluh pasien yang
sedang menderita ini. Dapatkah Engkau datang?
JawabanNya mengejutkan saya: Aku ada di sini, di dalam
dirimu. Lalu serunya: Tetapi apa yang harus saya lakukan?
Ada 2 hal menjadi penjelasan dalam pikirannya:
62
Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156
a. Tuhan Yesus menyembuhkan orang-orang sakit 2000
tahun yang lalu, biasanya melalui iman mereka atau
melalui iman keluarga atau teman-teman mereka.
b. Sekarang Ilmu Pengetahuan kedokteran sedang
menyembuhkan banyak orang sakit, tetapi tidak
semuanya, dan dalam banyak kasus menyembuhkan
secara tidak menyeluruh.
2. Ilmu pengetahuan kedokteran dan perawatan medis dalam
berbagai bentuknya memberi kita pemandangan luas
tentang teknologi diagnostik dan terapeutik. Semuanya
adalah pemberian Tuhan. Menggunakan apa yang sudah
Tuhan berikan kepada kita bukan perbuatan yang
menyangkal iman kita kepada Tuhan. Sebaliknya, menolak
untuk mendapatkan obat-obatan yang kita perlukan berarti
menolak apa yang sudah ditemukan dan dikembangkan atas
pertolongan Tuhan. Berkonsultasi dengan dokter atau
dengan seorang profesional dibidang perawatan kesehatan
pada awal suatu penyakit sangatlah penting. Kita tidak
mendapat keuntungan apa-apa kalau kita menunda-nunda.
Pemeriksaan diagnostik yang memadai diperlukan untuk
menemukan penyebab masalah fisik.
Perlu dipahami: Penyebab penyakit bisa berasal dari faktor
fisik, psikologi, maupun rohani. Namun, apa pun penyebabnya,
orang Kristen memiliki kuasa atas penyakit (lih. I Pet. 2:24).
Terserang suatu penyakit adalah hal yang manusiawi.
Dengan cara apa pun penyakit menyentuh setiap orang. Bilamana
kita jatuh sakit wajarlah kalau kita ingin sembuh. Kalau betul-betul
sakit, kita pergi kepada seseorang yang kita yakini dapat menolong
kita sembuh. Tetapi apakah kita selalu mendapat pertolongan
yang kita perlukan? Allah ingin kita mempelajari/mengerti dunia
yang diciptakanNya, dan Ia memberi kita kepintaran untuk
melakukannya.
Diantara adanya Ilmu pengetahuan (Ilmu
kedokteran dan Psikologi) dan sudah banyak menolong kita
sewaktu kita sakit. Tetapi diperlukan sesuatu yang lebih daripada
itu, atau tepatnya diperlukan satu Pribadi lagi yaitu Yesus Kristus.
M. Scott Peck mengatakan: “Gejala dan penyakit adalah
sesuatu yang berbeda satu dengan yang lainnya. Penyakit itu ada
jauh sebelum gejala ada. Tetapi gejalalah yang menjadi awal dari
63
Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156
suatu proses pengobatan, bukan penyakit. Kenyataan bahwa
penyakit tidak pernah menjadi sesuatu yang diharapkan terjadi oleh
manusia membuat kasih karunia Allah semakin nyata. Itu
merupakan suatu pesan dari Tuhan bahwa manusia dapat mulai
mengintropeksi dirinya sendiri dan mengadakan perubahan”.
Tetapi bagaimana pun juga kita harus ingat bahwa
perawatan medis yang terbaik pun hanya sebagian dari proses
kesembuhan. Obat-obatan dapat menolong dan biasanya memang
diperlukan (tujuan obat adalah untuk menyembuhkan bagian luar
Tubuh kita dari Penyakit), tetapi yang membuat kita sembuh adalah
daya pemulihan tubuh kita sendiri dari Allah. Oppong Amoabeng
mengatakan: “Allah telah memberkati para dokter, ahli bedah, ahli
medis, psikoterapis dan praktisi kesehatan lainnya dengan
kemampuan dan ketrampilan khusus untuk membantu
mendapatkan kesehatan alami.
Secara alamiah, kita harus
membayar dokter untuk perawatan medis yang ia lakukan. Sama
halnya, kita harus memberikan “uang rohani” (IMAN) agar Allah
menyembuhkan kita secara supranatural melalui berbagai
kemampuan kesembuhan Ilahi yang Ia lakukan kepada banyak
hambaNya (I Kor. 12:28).
Pertanyaan: Dapatkah Ilmu Kedokteran dan IMAN
bergandengan tangan untuk memulihkan manusia seutuhnya?
Ilmu Pengetahuan dan iman adalah dua hal yang
sesungguhnya saling melengkapi. Namun bagi orang Kristen,
Alkitab memegang otoritas final. Alkitab adalah firman Allah; di
dalamnya Allah menyingkapkan kebenaran tentang diriNya
sendiri, tentang kita sebagai pribadi dan tentang hubungan kita
dengan Allah dan dengan sesama. Alkitab juga berbicara tentang
dosa, akibatnya, dan jalan keluar yang disediakan Allah.
Pemulihan mencakup perbaikan hubungan dengan Allah, restorasi
jiwa dan tubuh yang sudah rusak oleh dosa, penyakit, atau oleh
keduanya.
Allah telah mengaruniakan pengetahuan kepada dokter dan
praktisi kesehatan lainnya, namun kesembuhan sendiri merupakan
pekerjaan Allah.
Setiap dokter yang jujur akan mengakui
meskipun ia bisa memberi resep pengobatan, “KUASA yang lebih
Tinggi” yaitu ALLAH menentukan kesembuhan yang menciptakan
tubuh Manusia. Allah adalah dokter utama. Hanya Ia sendiri Sang
64
Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156
Penyembuh, sementara dokter medis dan praktisi kesehatan adalah
agen kesembuhan Allah di bumi.
B. Mengambil inisiatif
Proses kesembuhan/pengobatan perlu melibatkan kerjasama
dengan orang yang sedang sakit. Sebaga dokter, tentu tidak dapat
menyembuhkan kita (sakit); dokter hanya dapat menolong. Tuhan
pun tidak menyembuhkan kita tanpa persetujuan kita karena Ia
tidak memaksakan kehendakNya pada diri kita. Tidak juga Tuhan
dan dokter bersama-sama dapat menyembuhkan kita kalau kita
tidak aktif bekerja sama dalam proses kesembuhan/pengobatan
(Contoh: 2 Raj. 5:1-14 “Naaman turut mengambil bagiannya, maka
dia sembuh dari penyakit kustanya”).
Oppong Amoabeng mengatakan: “Namun, jika kita sudah
mencoba segala sarana dan tampak tidak ada kesembuhan,
datanglah kepada Yesus.
Hanya Ia sendiri yang bisa
menyembuhkan setiap penyakit dan gangguan kesehatan. Ingat, Ia
telah membayar lunas setiap penyakit yang sudah diberi nama atau
yang belum di muka bumi ini. DarahNya yang mahal memiliki
kuasa lebih dari cukup untu mencabut dan menghancurkan setiap
virus atau kuman yang menyebabkan penyakit kita.
Tentu kita perlu mempercayai dokter dan para pemberi
perawatan yang tepat. Akan tetapi, melimpahkan seluruh tanggung
jawab penyembuhan/pengobatan di bahu orang-orang lain, pil-pil,
prosedur-prosedur, dan produk-produk tidak akan menolong kita
sembuh. Hendaknya kita juga tidak memaksa Tuhan
menyembuhkan secara ajaib, sedangkan kita sendiri tidak mau
bertanggung jawab melakuan bagian kita dalam rencana tindakan
pengobatan yang tepat dan benar.
Mengetahui penyakit yang kita derita dan mengetahui cara
pengobatan apa saja yang tersedia akan memungkinkan kita
berperan serta dalam proses pengobatan dan penyembuhan.
Kesembuhan mempunyai tiga segi, yaitu:
1. DIRI kita → bilaman kita sakit, harus aktif berperan serta
dalam menwujudkan kesembuhan kita sendiri. Untuk
dibutuhkan: kemauan untuk hidup, keputusan untuk
melakukan apa yang perlu dilakukan, keberanian untuk
bertindak dan bersikap tekun.
65
Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156
2.
3.
Orang-orang yang memberi pengobatan/perawatan/
DOKTER →Keluarga, teman-teman, pendeta/pastor, dan
dokter atau perawatan medis memberi bantuan yang tak
terhingga nilainya. Obat-obatan dan prosedur teknis adalah
langsung menyerang penyakit, yang lainnya memperkuat daya
pemulihan.
TUHAN →Pekerjaan penyembuhan adalah daya pertahanan
dan pemulihan tubuh yang sudah TUHAN taruh di dalam diri
kita. Seorang ahli bedah dapat membedah, memotong dan
menjahit kembali. Tetapi yang menyembuhkan goresan bekas
pisau bedah di bagian luar adalah TUHAN. KuasaNya dapat
bekerja dalam pikiran, perasaan, dan hati kita untuk
memulihkan dan mendatangkan kedamaian. KuasaNya dapat
bekerja di dalam tubuh kita. Ada kalanya TUHAN akan
langsung bekerja dengan cara yang kita pandan ajaib. Tetapi
kuasa TUHAN lebih sering bekerja secara perlahan-lahan
seiring dengan proses fisiologi, melengkapi proses itu untuk
mempercepat kesembuhan.
C. Kuasa Pemulihan dari Kehadiran Kristus di dalam hati
Yesus Kristus – Sang Tabib Agung tampil ke muka ketika
kedokteran sedang berkembang dari ilmu sihir kepada ilmu
pengetahuan. Lingkungan Yahudi tempat Yesus Kristus dilahirkan
mempunyai banyak praktik sanitasi dan kebersihan. Pada setiap
kasus, Yesus Kristus memakai otoritasNya langsung untuk
mengerjakan kesembuhan. Injil Sinoptik sebagian besar mencatat
tentang kehidupan Yesus Kristus dicurahkan bagi pelayanan
kesembuhan yang dilakukanNya mencakup segala macam
penyakit.
Yesus adalah Pribadi yang bertindak. Orang-orang
mengenal Dia bukan hanya dari kata-kataNya saja, tetapi juga dari
perbuatanNya. Mereka memuliakan Allah ketika melihat
perbuatan-perbuatanNya – menyembuhkan, membebaskan orangorang dari penguasaan roh-roh jahat, memulihkan manusia
seutuhnya. Kerena perbuatan-perbuatanNya itu merupakan
pertanda bahwa kuasa dan pemerintahan Allah sudah datang ke
dalam dunia. Ketika Yesus menyembuhkan orang sakit atau
membangkitkan orang mati, orang-orang terheran-heran dan
66
Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156
memuliakan Allah. Ketika Yohanes Pembaptis mengutus muridmuridNya kepada Yesus menjawab, “Pergilah dan katakanlah
kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar …” (Luk.
7:18-23).
Yesus mengetahui bahwa penyakit mempengaruhi manusia
dalam berbagai aspek – mental, emosi, rohani maupun jasamni.
MetodologiNya bersifat multiphase; Ia menggunakan sesuai
dengan masalah pribadi orang yang bersangkutan. Tujuan Yesus
menyembuhkan ialah memulihkan manusia seutuhnya – tubuh,
pikiran, roh dan hubungan antara sesama. Ia memulihkan orang
sakit dari hal-hal yang merusak keutuhannya.
Yesus memperlihatkan adanya integrasi antara pengobatan
dan pencegahan, antara pemulihan dan peningkatan kesehatan. Ia
mengabdikan banyak waktu dan daya untuk menyembuhkan orangorang sakit serta memulihkan mereka seutuhnya. Dapat ditegaskan
babwa secara efektif Ia mengadakan “pendekatan yang
memulihkan” terhadap orang-orang sakit. Melalui ajaranNya, Ia
secara tidak langsung menyatakan kepedulianNya terhadap
kesehatan orang-orang. Menekankan nilai-nilai moral dan rohani
dari ajaran-ajaranNya, tetapi juga perlu mengimbanginya dengan
kesadaran bahwa nilai-nilai moral dan rohani berpengaruh pada
kesehatan orang perseorangan dan komunitas.
Berikut langkah yang tepat bagaimana orang-orang sakit
untuk mengalami kesembuhan harus mengalami hubungan dengan
Yesus Kristus, yaitu:
1. Hubungan dengan Yesus Kristus memberi arti baru dalam hidup
ini. Seseorang yang memutuskan untuk menyerahkan diri
kepada Kristus, sehingga menjadikan dirinya berarti dan
mempunyai arti baru baginya. Orang yang mengetahui bahwa
dirinya anak Allah bahwa kehidupan ini adalah sesuatu yang
patut disyukuri, dan dimana diri mempunyai nilai yang kekal.
Diterima dan diakui oleh Allah akan menyebabkan kita merasa
terjamin bahwa kita berada dalam keluarga Allah (lih. Yes.
43:1).
Jaminan ini mewujudkan kedamaian di dalam hati – kedamaian
yang menunjang kesembuhan dan memperkuat kesehatan. Ingat,
ketika hati kita menerima perkataan Yesus yang penuh
kepastian; perkataan itu memulihkan roh, jiwa dan tubuhnya.
67
Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156
2. Hubungan dengan Yesus Kristus memberi kita tujuan hidup.
Ketika kita menyerahkan diri kepada Yesus Kristus, maka kita
mempunyai tujuan hidup yang melampaui kepentingan diri
sendiri. Kehidupan yang mendapat tujuan baru berdampak
terhadap tubuh kita akan meresponinya dengan positif.
3. Hubungan dengan Yesus memerdekakan kita dari perasaan
takut. Ketakutan adalah emosi yang kuat, yang dapat membatasi
sistem kekebalan tubuh kita dan menghambat kesembuhan.
Iman kepada Yesus Kristus bukan sesuatu yang hanya
memenuhi intelek kita, bukan pula sesuatu yang hanya
memenuhi kejiwaan kita. Kehadiran Yesus adalah sesuatu yang
besar kuasanya dan merupakan perisai pelindung. Kehadiran
Kristus di dalam hati seringkali dapat menyentuh inti
permasalahan hati dan memulihkan hati orang yang
bersangkutan.
Karena Kristus hidup di hati kita, maka kita mempunyai
jaminan perlindunganNYa. Dalam keadaan bagaimana pun, kita
mengetahui bahwa Kristus ada bersama kita dan menolong kita.
Sewaktu menderita penyakit yang menakutkan, kita masih
mempunyai pilihan – bagaimana kita akan mengambil sikap
terhadap kehidupan. Kita dapat memilih untuk menerima diri
sendiri; kita dapat memilih untuk menerima Tuhan; dan kita dapat
memilih untuk menerima pernyataan bahwa Allah sebagai Bapa
yang pengasih, sedang bekerja dalam kehidupan kita – membuat
kehidupan kita utuh dan memulihkan citraNya di dalam diri kita.
Pemulihan ini sedang berlangsung sekarang dan akan
disempurnakan dalam alam kekekalan. Ketika kita mengambil
pilihan seperti ini, kita mengalami kedamaian. Kedamaian ini
dapat mengubah kehidupan kita, memulihkan jiwa, dan dapat pula
menguatkan tubuh kita.
D. Kanker: Hidup Atau Kematian?
Kalau setiap orang yang sakit (khususnya kanker) tetap
hidup atau sembuh; tidaklah menjadi masalah. Yang sering
menjadi masalah sebagian orang adalah ketika menghadapi
kematian. Perlu dimengerti bahwa Kematian akan menjemput kita
semua. Tidak ada gunanya kalau kita menyangkal kenyataan itu.
Jangan memandang kematian sebagai suatu kerugian. Bagi banyak
68
Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156
orang, kematian bukan merupakan hal yang dapat dihadapi dengan
tenang. Bahkan orang-orang Kristen yang percaya, bahwa kematian
adalah meninggalkan tubuh yang fana ini untuk bersatu dengan
Tuhan ( 2 Kor. 5:8), seringkali masih mencoba melupakan realita
itu dan merasakan, bahwa kematian adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan untuk dipikirkan.
Sewaktu menderita penyakit yang menakutkan, kita masih
mempunyai pilihan – bagaimana kita akan mengambil sikap
terhadap kehidupan. Kita dapat memilih untuk menerima untuk
menerima diri sendiri; kita dapat memilih untuk menerima Tuhan;
dan kita dapat memilih untuk menerima pernyataan bahwa Allah,
sebagai Bapa yang pengasih, sedang bekerja dalam kehidupan kita
– membuat kehidupan kita utuh dan memulihkan citraNya di dalam
diri kita.
Sikap yang dewasa terhadap kematian ialah menghadapinya
sebagai suatu kenyataan dan mengadakan persiapan. Bagaimana
kita mempersiapkan diri untuk meninggal? KEHADIRAN
KRISTUS di HATI kita adalah Jaminan Pasti untuk memperoleh
Kehidupan Kekal. Allah adalah Allah kehidupan, bukan Allah
kematian. Namun demikian, sewaktu kematian kian mendekat, hati
kita memerlukan ketenangan, juga keberanian.
Pertanyaan
“mengapa?” adalah pertanyaan yang sangat menganggu dan dapat
membuat hati kita tidak tenang. Kalau Allah adalah kehidupan,
mengapa kita harus meninggal?
Kematian, jalan masuk ke dalam kehidupan yang baru.
Sehingga kematian tidak perlu ditafsirkan sebagai kegagalan.
Sebaliknya, kematian dapat merupakan kesembuhan yang
sempurna. Kalau pikiran, hati, dan roh kita sudah dipulihkan, maka
kematian jasmani berarti memasuki kehidupan baru. Kematian
jasmani berarti diberi tubuh baru, tubuh yang dapat hidup untuk
selamanya, yang dapat belajar hal-hal baru, dan dapat melayani
Tuhan. “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut
dimanakah sengatmu? … syukur kepada Allah, yang telah
memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan
kita” (I Kor. 15:55,57).
Ada 3 (tiga) sebab mengapa kita percaya Allah
menghendaki kita sehat:
69
Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156
1. Penyakit dan kematian bukan bagian dari Taman Eden.
Rencana Allah untuk memberi kehidupan, bukan kematian,
memberi kesehatan bukan menjadikan mereka sakit.
2. Yesus, Anak Allah datang ke dunia ini untuk melakukan
kehendak Bapa dan untuk menyelesaikan pekerjaan yang Allah
berikan kepadaNya. Fokus pelayanan Yesus di dunia ini
termasuk penyembuhan orang sakit.
Seandainya Allah
menghendaki kita sakit, mengapa Ia mengutus AnakNya untuk
menyembuhkan orang sakit? Dan mengapa AnakNya
mengatakan agar kita melakukan hal yang sama?
3. Di surga tidak akan ada penderitaan, air mata atau rasa nyeri
(Why. 21:4). Di sana kita akan mengalami hubungan yang
sempurna dengan Allah sebagaimana sudah direncanakan pada
mulanya. Allah menjanjikan bahwa kehidupan kekal ini akan
bebas dari rasa nyeri dan dari penyakit macam apa pun.
Untuk menolong kita menempuh kehidupan yang sehat dan
produktif, Allah sudah memberi kita berbagai hokum, peraturan,
serta petunjuk mengenai perilaku dan sikap hati. TujuanNya bukan
untuk mengekang kita, melainkan untuk menuntun kehidupan
dalam segala kelimpahan yang ditawarkan Yesus dan memperluas
kesempatan untuk menggunakan kreativitas kita.
Philip Yancey mengutip Doa Blaise Pascal, yaitu:
Saya tidak bertanya tentang kesehatan, penyakit, tentang
kehidupan atau kematian, bahwasanya ENGKAU DAPAT
MENGAMBIL KESEHATANKU DAN PENYAKITKU,
KEHIDUPANKU ATAU KEMATIANKU, UNTUK
KEMULIAAN-MU… Engkau sendiri mengetahui ukuran
yang tepat untukku; Engkau Tuhanku yang bertakhta;
PERBUATLAH SESUAI DENGAN KEHENDAKMU.
BERIKANLAH, ATAU AMBILLAH SESUAI DENGAN
KEHENDAKMU, HANYA UBAHLAH KEINGINANKU
SESUAI DENGAN KEINGINANMU. Saya hanya tahu, ya
Tuhan, mengikutiMu adalah baik untukku dan melawanMu
adalah suatu kejahatan. Selain itu, saya tidak tahu apa yang
baik dan apa yang buruk, apa yang menguntungkan,
kesehatan atau penyakit, kekayaan atau kemiskinan.
Kemampuan untuk membedakan hal-hal ini diluar kuasa
manusia di dunia dan tersembunyi di antara rahasia-
70
Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156
rahasiaMu atau malaikat-malaikatMu, dan tersembunyi di
antara rahasia-rahasia nasib manusia yang saya kagumi tapi
tidak saya mengerti.
Roma 1:17c: “Orang benar (yang sakit) akan Hidup oleh
IMAN”
Yesaya 43:1b-31a
E. Kesimpulan
Allah, Ilmu Pengetahuan Medis, dan Mujijat adalah bagian
selalu berkaitan. Memperdulikan dan merawat manusia seutuhnya
adalah tantangan yang menark bagi dunia kedokteran masa kini.
Menyatukan iman Kristen dengan Ilmu pengetahuan kesehatan
membuka kemungkinan terjadinya kesembuhan yang mungkin
tidak akan terwujud bila kedua hal tersebut tidak dpersatukan.
Dengan dipersatukannya iman Kristen dan ilmu pengetahuan
medis, terbukalah peluang lebih lebar lagi bagi Allah untuk
melakukan lebih banyak mujizat ditengah-tengah kita sementara
kita melihat bagaimana Allah, Ilmu pengetahuan medis, dan
mujizat merupakan perpaduan yang selaras.
Allah menciptakan kita menurut citraNya. Kita sudah
ditentukan untuk menjadi suatu kesatuan yang utuh; keutuhan ini
sehat adanya. Kedewasaan merupakan pertumbuhan menuju
keutuhan, dan ini proses yang akan terus berkelanjutan hingga
kekekalan.
F. Kepustakaan
Alkitab: Lembaga Alkitab Indonesia, 2007.
Daniel E. Fountain, Kesehatan, Alkitab dan Gereja, Bandung:
Yayasan Baptis Indonesia, 2003.
Daniel E. Fountain, M.D, ALLAH, Kesembuhan Medis dan
Mukjijat Bandung: Yayasan Baptis Indonesia, 2002.
Chester L. Tolson, Ph.D dan Harold G. Koeng, M.D, Kuasa Doa
yang Menyembuhkan ,Yogyakarta: Yayasan Andi, 2009.
Philip Yancey, Dimanakah TUHAN di Saat Kita Menderita?
Jakarta: Nafiri Gabriel, 2001.
Oppong Amoabeng, Understanding The Laws Of Divine Healing
(Mengungkapkan 20 Prinsip Menerima Kesembuhan
Ilahi),Yogyakarta: Yayasan Andi, 2009.
71
Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156
Philip J. King dan Lawrence E. Stager, Kehidupan Orng Israel
Alkitabiah Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.
Gary R. Collin, Konseling Kristen Yang Efektif , Malang: SAAT,
1998.
72
Download