analisis pengaruh total arus kas, komponen arus kas

advertisement
ANALISIS PENGARUH TOTAL ARUS KAS,
KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI
TERHADAP RETURN SAHAM
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro
Disusun oleh
HARDIAN HARIONO SINAGA
NIM. C2C604215
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
i
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama Penyusun
:
HARDIAN HARIONO SINAGA
Nomor Induk Mahasiswa
:
C2C604215
Fakultas / Jurusan
:
Ekonomi/Akuntansi
Judul Skripsi
:
ANALISIS PENGARUH TOTAL ARUS KAS,
KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI
TERHADAP RETURN SAHAM
Dosen Pembimbing
:
Dr. H. Sugeng Pamudji, MSi., Akt.
Semarang, September 2010
Dosen Pembimbing
(Dr. H. Sugeng Pamudji, MSi., Akt.)
ii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN
Nama Penyusun
:
HARDIAN HARIONO SINAGA
Nomor Induk Mahasiswa
:
C2C604215
Fakultas / Jurusan
:
Ekonomi/Akuntansi
Judul Skripsi
:
ANALISIS PENGARUH TOTAL ARUS KAS,
KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI
TERHADAP RETURN SAHAM
Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal
November 2010
Tim Penguji
1. Dr. Abdul Rohman, MSi, Akt.
(........................................................)
2. Dra. Zulaikha, MSi. Akt.
(........................................................)
3. Dr. H. Sugeng Pamudji, MSi., Akt.
(........................................................)
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Hardian Hariono Sinaga,
menyatakan bahwa skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Total Arus Kas,
Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi Terhadap Return Saham adalah hasil tulisan
saya sendiri.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa
memberikan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di
atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang
saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya
melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil
pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas
batal saya terima.
Semarang, November 2010
Yang Membuat Pernyataan
Hardian Hariono Sinaga
NIM. C2C604215
iv
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara total arus kas, arus
kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas
pendanaan dan laba akuntansi terhadap return saham.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersumber dari data keuangan di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian sebanyak
33 perusahaan manufaktur di BEI, dimana metode yang digunakan adalah purposive
sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan cara menetapkan kriteriakriteria tertentu. Dengan metode pooling data (tahun 2005 - 2007) jumlah sampel (n)
= 99. Teknik analisis data menggunakan uji t dan uji F dalam pengujian hipotesisnya.
Hasil pengujian diperoleh bahwa ada pengaruh yang signifikan dan negatif
antara Arus Kas Operasional terhadap Expected Return Saham secara parsial; tidak
ada pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Investasi terhadap Expected Return
Saham secara parsial; tidak ada pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Pendanaan
terhadap Expected Return Saham secara parsial; ada pengaruh yang signifikan dan
positif antara Laba Kotor terhadap Expected Return Saham secara parsial; dan ada
pengaruh yang signifikan dan positif antara Ukuran Perusahaan (Size) terhadap
Expected Return Saham secara parsial.
Kata Kunci :
Total arus kas, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas
investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, laba akuntansi dan
return saham.
v
ABSTRACT
This research to know influence between total of cash flow, cash flow from
operation activity, cash flow from investment activity, cash flow from financing
activity and accountancy profit to share return.
Data is used in this research is secondary data from monetary data in
Indonesian Stock Exchange. Research sample counted 33 manufacturing business in
Indonesia Stock Exchange, where used by method is sampling purposive that is a
method intake of sample by specifying certain criterion. With data pooling method
(year 2005 - 2007) amount of sample (n) = 99. Analyze data use t test and F test in
examination of its hypothesis.
Result of examination obtained that there is influence which is negativity and
significant among Cash Flow Operational to Expected Return Share by partial; there
no influence which is significant among Cash Flow Investment to Expected Return
Share by partial; there no influence which is significant among Cash Flow Financing
to Expected Return Share by partial; there is influence which is significant and
positive among Gross Profit to Expected Return Share by partial; and there is
influence which is significant and positive among Size measure Company (Size) to
Expected Return Share by partial.
Keywords :
Total of cash flow, cash flow from operation activity, cash flow from
investment activity, cash flow from financing activity, accountancy
profit and share return.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan ridhaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul penelitian ini yaitu
”ANALISIS PENGARUH TOTAL ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, LABA
AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM”.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang. Penulis menyadari selama proses penyusunan skripsi ini telah banyak
mendapatkan bantuan, dorongan dan bimbingan baik secara moril dan materiil dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1
Bapak Dr. H.M Chabachib, S.E. MSi. Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.
2
Bapak Dr. H. Sugeng Pamudji, MSi., Akt. sebagai dosen pembimbing yang
senantiasa sabar dan penuh keikhlasan memberikan petunjuk, bimbingan dan
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
3
Papa, Mama serta kakak-kakakku dan adikku tercinta, terima kasih atas semua
yang telah diberikan baik moriil maupun materiil yang tak terhingga nilainya
sampai dengan studi ini selesai.
4
Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, terima
kasih atas dukungan dan bantuannya.
5
Teman-teman Akuntansi Universitas Diponegoro atas kebersamaan, bantuan dan
dorongannya.
6
Seseorang tercinta yang memberikan semangat dan doanya.
vii
7
Rekan-rekan dan sahabat atas motivasi serta semangat yang telah diberikan.
8
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah dengan ikhlas
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang dapat menyempurnakan sripsi ini sehingga
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Semarang,
November 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .......................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ....................................................
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .............................................
iv
ABSTRAKSI .............................................................................................
v
ABSTRACT................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xiii
BAB I :
BAB II :
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................
1
1.2. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ................
5
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................
6
1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pasar Modal ........................................................................
8
2.2.Arus Kas .............................................................................
10
2.3.Laba Akuntansi ...................................................................
15
2.4.Return Saham ......................................................................
20
2.5.Pengaruh Informasi Arus Kas, Komponen arus Kas, Laba Akuntansi
dengan Return saham ..........................................................
22
2.6.Review Penelitian Terdahulu ..............................................
28
ix
2.7.Kerangka Pemikiran ...........................................................
29
2.8.Pengembangan Hipotesis ....................................................
31
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Data ............................................................................
36
3.2.Metode Pengumpulan Data .................................................
36
3.3.Populasi dan Sampel ...........................................................
37
3.4.Definisi Operasional ...........................................................
37
3.5.Metode Analisis Data..........................................................
40
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V :
4.1.Data Sampel Penelitian .......................................................
46
4.2.Statistik Deskriptif ..............................................................
46
4.3.Pengujian Asumsi Klasik ....................................................
48
4.4.Regresi Linier Berganda .....................................................
53
4.5.Koefisien Determinasi ........................................................
54
4.6.Uji Hipotesis (Uji t) ............................................................
54
PENUTUP
5.1.Kesimpulan ........................................................................
60
5.2.Saran ..................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN–LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.
: Statistik Deskriptif Data-data Penelitian Periode Tahun 2005
– 2007 ................................................................................
46
Tabel 4.2.
: Uji Kolmogorov Smirnov (Uji Normalitas Data) .............
49
Tabel 4.3.
: Uji Kolmogorov Smirnov (Uji Normalitas Data) Setelah Di
Logaritma Natural (Ln) .....................................................
50
Tabel 4.4.
: Hasil Uji Multikolinieritas ................................................
51
Tabel 4.5.
: Hasil Uji Autokorelasi.......................................................
51
Tabel 4.6.
: Output Regresi Linier Berganda .......................................
53
Tabel 4.7.
: Output Koefisien Determinasi...........................................
54
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran .........................................................
31
Gambar 4.1 : Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot .............
52
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Penelitian
Lampiran 2 : Input Data SPSS
Lampiran 3 : Statistik Deskriptif
Lampiran 4 : Uji Normalitas Data
Lampiran 5 : Output Regresi Linier Berganda dan Asumsi Klasik
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber utama informasi
keuangan yang sangat penting bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Dalam laporan keuangan perusahaan dapat digunakan para
investor untuk memprediksi sekuritas saham. Sekuritas saham sangat
dipengaruhi oleh besarnya aliran imbal hasil (return) yang akan diperoleh
perusahaan di masa mendatang. Agar keputusan investasi dapat memuaskan
investor, maka diperlukan adanya suatu analisis sekuritas dalam upaya
melakukan penetapan harga efek yang wajar.
Dalam hal ini investor harus mampu menyusun perkiraan harga
sekuritas yang akan dibeli ataupun dijual dari informasi laporan keuangan yang
ada, agar harga tersebut dapat mencerminkan nilai intrinsik yang sebenarnya.
Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan
dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat
return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini
diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas,
wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
investasinya.
Return
memungkinkan
investor
untuk
membandingkan
keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh
berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Disisi lain,
return pun memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari
suatu investasi (Linda:2005 dalam Ninna Daniati dan Suhairi, 2006).
1
Pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan
pasar yang lain. Salah satu sifat khas tersebut adalah ketidakpastian akan
kualitas
produk
yang
ditawarkan.
Misalnya,
suatu
perusahaan
yang
mengeluarkan obligasi beberapa saat kemudian gagal membayar bunga dan
utang pokoknya. Atau perusahaan yang semula tidak diperhitungkan ternyata
memiliki tingkat laba yang tinggi sehingga mampu membayar bunga obligasi,
pokok pinjaman, bahkan mampu memberikan dividen yang cukup tinggi bagi
para pemegang saham (Hastuti, 1998 dalam Ninna Daniati dan Suhairi, 2006).
Situasi ketidakpastian ini mendorong investor yang rasional untuk selalu
mempertimbangkan risiko dan expected return setiap sekuritas yang secara
teoritis berbanding lurus. Semakin besar expected return maka tingkat risiko
yang melekat juga semakin besar. Gambaran risiko dan expected return dari
suatu saham dapat dinilai berdasarkan informasi baik yang bersifat kualitatif
maupun kuantitatif (Kurniawan, 2000 dalam Ninna Daniati dan Suhairi, 2006).
Selain itu berbagai pertimbangan dan analisa yang akurat perlu dilakukan
investor sebelum membeli, menjual, atau menahan saham untuk mencapai
tingkat return optimal yang diharapkan (Indriani, 2005 dalam Ninna Daniati dan
Suhairi, 2006). Suatu informasi dianggap informatif jika informasi tersebut
mampu mengubah kepercayaan (beliefs) para pengambil keputusan. Adanya
suatu informasi yang baru akan membentuk suatu kepercayaan yang baru
dikalangan para investor. Kepercayaan ini akan mengubah harga melalui
perubahan demand dan supply surat-surat berharga (Hastuti, 1998 dalam Ninna
Daniati dan Suhairi, 2006). Dengan kata lain suatu informasi dikatakan
memiliki kandungan (content) jika pasar menyerap informasi dengan cepat dan
terefleksikan pada perubahan harga pasar.
2
Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari
investor dan kreditor dari laporan keuangan ini adalah laba dan arus kas. Pada
saat dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi keuangan tersebut, investor
dan kreditor harus yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian
mereka adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi
perusahaan serta prospek pertumbuhan dimasa depan dengan lebih baik. Oleh
karena itu, selain kedua ukuran kinerja tersebut investor dan kreditor juga perlu
mempertimbangkan karakteristik keuangan setiap perusahaan. Karakteristik
keuangan yang berbeda-beda antar perusahaan menyebabkan relevansi angkaangka akuntansi yang tidak sama pada semua perusahaan. Ukuran (size)
perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan
(Indriani, 2005 dalam Ninna Daniati dan Suhairi, 2006).
Penelitian ini merupakan pengulangan dari penelitian yang dilakukan
oleh Ninna Daniati dan Suhairi (2006) dengan judul penelitian Pengaruh
Kandungan Informasi Komponen Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan
Terhadap Expected Return Saham Pada Industri Textile dan Automotive yang
Terdaftar di BEJ. Hasil penelitian diperoleh bahwa arus kas operasi tidak
berpengaruh terhadap Expected Return Saham; Arus kas investasi berpengaruh
negatif terhadap Expected Return Saham; Laba kotor berpengaruh positif
terhadap Expected Return Saham; dan Size berpengaruh negatif terhadap
Expected Return Saham.
Penelitian lain yang mendukung dalam penelitian ini antara lain
dilakukan oleh Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan (2004) yang memperoleh
hasil bahwa variabel arus kas operasi dan earning berpengaruh signifikan
terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. Sedangkan economic
3
value added dan residual income tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Miranda Octora, Yuliana Salim dan Thio Anastasia Petrolina (2005)
memperoleh hasil bahwa arus kas operasional berpengaruh positif terhadap
return saham, sedangkan economic value added dan ROI tidak berpengaruh
terhadap return saham. Penelitian oleh Poppy Dian Indira Kusuma (2005)
memperoleh hasil bahwa laba tidak berpengaruh terhadap return saham,
sedangkan arus kas operasional berpengaruh terhadap return saham.
Dari hasil penelitian di atas terlihat adanya research gap atau perbedaan
hasil penelitian, dimana penelitian oleh Ninna Daniati dan Suhairi (2006)
memperoleh bahwa arus kas operasional tidak berpengaruh terhadap return
saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pradhono dan Yulius Jogi
Christiawan (2004), Miranda Octora, Yuliana Salim dan Thio Anastasia
Petrolina (2005) serta Poppy Dian Indira Kusuma (2005) memperoleh hasil
bahwa variabel arus kas operasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap
return saham.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, maka penelitian ini
mengambil
judul
“ANALISIS
PENGARUH
KOMPONEN ARUS KAS, LABA AKUNTANSI
TOTAL
ARUS
KAS,
TERHADAP RETURN
SAHAM“.
1.2. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1.2.1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini untuk mempermudah dalam melakukan
penelitian untuk mengembangkan pengetahuan obyek yang diteliti, maka
peneliti memberikan penelitian dengan asumsi sebagai berikut :
4
1. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian merupakan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2007.
2. Laba yang digunakan disini adalah laba bersih setelah pajak.
1.2.2. Perumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah total arus kas berpengaruh terhadap return saham?
2. Apakah arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap return saham?
3. Apakah arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh terhadap return
saham?
4. Apakah arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh terhadap return
saham?
5. Apakah laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh antara arus kas terhadap return saham.
2. Untuk mengetahui pengaruh antara arus kas dari aktivitas operasi terhadap
return saham.
3. Untuk mengetahui pengaruh antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap
return saham.
4. Untuk mengetahui pengaruh antara arus kas dari aktivitas pendanaan
terhadap return saham.
5. Untuk mengetahui pengaruh antara laba akuntansi terhadap return saham.
5
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai
masukan bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi keuangan
yang berkaitan dengan pasar modal.
6
1.4.2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Investor dan calon Investor
Penelitian ini diharapkan berguna dalam menilai dan menganalisis
kondisi perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan
menguntungkan.
b. Bagi Pembaca dan Peneliti lain
Dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan lebih luas
tentang pasar modal. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi
dan bahan kajian dalam penelitian yang lebih luas.
c. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis berkaitan
dalam bidang pasar modal dan metodologi penelitian. Selain itu penelitian
ini sangat berguna terutama dalam mengembangkan teori yang telah
diperoleh dibangku perkuliahan dengan kondisi nyata yang ada dipasar
modal.
d. Bagi Universitas Diponegoro Semarang
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi
Universitas Diponegoro Semarang, khususnya bagi mahasiswa jurusan
akuntansi keuangan. Bagi perpustakaan Universitas Diponegoro Semarang
penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pasar Modal
2.1.1
Pengertian Pasar Modal
Menurut Subagyo (1999: 102) pengertian pasar modal adalah pasar
yang dikelola secara terorganisir dengan aktifitas perdagangan surat berharga,
seperti saham, obligasi, option, warrant, right issue dengan menggunakan jasa
perantara komisioner dan underwriter.
Sedangkan Anoraga dan Pakarti (2001: 74) membagi definisi pasar
modal menjadi 3 yaitu :
a. Definisi dalam arti luas
Pasar modal adalah kebutuhan system keuangan yang terorganisasi,
termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan,
serta surat-surat berharga jangka panjang dan jangka pendek, primer dan
tidak langsung.
b. Definisi dalam arti menengah
Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga
yang memperdagangkan warka kredit (biasanya yang berjangka waktu
lebih dari satu tahun) termasuk saham, obligasi, pinjaman berjangka,
hipotek dan tabungan serta deposito berjangka.
8
c. Definisi dalam arti sempit
Pasar modal adalah pasar terorganisir yang memperdagangkan saham dan
obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner, dan underwriter.
Pasar modal juga dapat didefinisikan sebagai perdagangan instrument
keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock)
maupun utang (bond) baik yang diterbitkan oleh pemerntah (public outhorites)
maupun oleh perusahaan swasta (private sector).
Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit
dari
pasar
keuangan
(financial
Market).
Dalam
pasar
keuangan
diperdagangkan semua bentuk utang modal sendiri, baik jangka pendek
maupun jangka panjang yang bersifat tangible maupun nontangible.
2.1.2
Fungsi Pasar Modal
Adapun fungsi keuangan yang dilakukan dengan menyediakan dana
tanpa harus terlihat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan
dalam investasi tersebut meskipun kadang fungsi keuangan
kadang sulit
dibedakan (Suad Husnan, 1996: 24). Fungsi pasar modal menurut Sunariyah
(2000) adalah sebagai berikut :
1. Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat yang disalurkan
kedalam kegiatan yang lebih produktif.
2. Sumber pembiayaan yang mudah, dan cepat bagi dunia usaha dan
pembangunan nasional.
3. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan
kesempatan kerja.
4. Mempertinggi efisiensi lokasi sumber produksi.
9
5. Memperkokoh beroperasinya mekanisme dalam menata system moneter,
karena pasar modal dapat menjadi sarana open market operation, apabila
sewaktu-waktu diperlukan oleh bank sentral.
6. Menekan tingginya bunga menuju suatu rate yang reasonable.
7. Sebagai alternatif bagi para pemodal.
2.2 Arus Kas
2.2.1
Pengertian Arus Kas
Arus kas melaporkan arus kas masuk dan erus kas keluar yang utama
dari suatu perusahaan selama satu periode (PSAK 2004 No.2, paragraf 9).
Laporan ini menyediakan informasi yang berguna mengenai kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi, mempertahankan dan
memperluas kapasitas opersinya, memenuhi kewajiban keuangannya dan
membayar deviden.
Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang
penerimaan kas dan pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu.
Tujuan lain adalah memberikan informasi kepada kreditor, investor dan
pemakai lainnya dalam :
1
Menentukan kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus kas bersih
positif dimasa yang akan datang.
2
Menentukan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajibannya seperti
melunasi hutang kepada kreditor.
3
Menentukan alasan tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dan
dihubungkan dengan pembayaran dan penerimaan kas.
10
4. Menentukan pengaruh transaksi kas pembelanjaan dan investasi bukan kas
terhadap posisi keuangan perusahaan.
Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis transaksi :
1. Arus kas dari aktivitas operasi, yaitu arus kas dari transaksi yang
mempengaruhi laba bersih.
2. Arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas dari transaksi yang
mempengaruhi investasi dari aktiva lancar.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan, yaitu arus kas dari transaksi yang
mempengaruhi ekuitas dan utang perusahaan.
2.2.2
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (PSAK 2004 No.
2, paragraf 12).
Arus kas dari aktivitas operasi terutama deviden dari aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi
pemdapatan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari operasi adalah
: (PSAK 2004 No. 2, paragraf 13)
1.
Penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa.
2.
Penerimaan kas dari royalti, komisi dan pendapatan lain.
3.
Pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa.
4.
Pembayaran kas kepada karyawan.
11
5.
Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
dengan premi, klain, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.
6.
Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali jika
dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi.
7.
Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan.
Terdapat dua metode alternatif pelaporan arus kas dari aktivitas operasi
dalam laporan arus kas (PSAK 2004 No.2, paragraf 17). Kedua metode
tersebut adalah :
1.
Metode langsung
Metode ini melaporkan sumber kas operasi dan penggunaan kas operasi.
Sumber utama kas operasi adalah kas yang diterima dari para pelanggan.
Sedangkan penggunaan utama dari kas operasi meliputi kas yang
dibayarkan kepada pemasok atas barang dan jasa serta kas yang
dibayarkan kepada pegawai sebagai upah. Perbedaan antara penerimaan
kas dan pembayaran kas dalam suatu operasi merupakan arus kas bersih
dari aktivitas operasi.
Keunggulan metode ini adalah bahwa metode ini melaporkan sumber dan
penerimaan kas dalam laporan arus kas. Kelemahan utamanya adalah
bahwa data yang dibutuhkan seringkali tidak mudah didapat dan biaya
pengumpulan umumnya mahal.
2.
Metode tidak langsung
Metode ini melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan laba bersih
dan kemudian disesuaikan dengan pendapatan serta beban yang tidak
12
melibatkan penerimaan atau pembayaran kas. Dengan kata lain, laba
bersih akrual disesuaikan dengan menentukan jumlah bersih arus kas dari
aktivitas.
Keunggulan utama dari metode tidak langsung adalah bahwa metode ini
memusatkan pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas
operasi. Dalam hal ini, metode tersebut menunjukkan hubungan antara
laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas. Karena datanya dapat
tersedia dengan segera, maka metode tidak langsung pda umumnya lebih
mudah dibanding metode langsung.
2.2.3
Arus Kas dasi Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi
perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas
yang berasal dari aktivitas investasi adalah : (PSAK 2004 No. 2, paragraf 15)
1. Pembayaran uang untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan
aktiva jangka panjang lain, termasuk pengembangan yang dikapitalisasikan
dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tidak
berwujud dan aktiva jangka panjang lain.
3. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
4. Uang muka pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya
(kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).
5. Pembayaran sehubungan dengan future contracts, forward contracts, option
contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan
13
untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran
tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
2.2.4
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan
perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klain terhadap arus kas
masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas
yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah : (PSAK 2004 No. 2, paragraf
16)
1.
Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
2.
Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menebus saham
perusahaan.
3.
Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman wesel, hipotik dan
pinjaman lainnya
4.
Pelunasan pinjaman.
5.
Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi
saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan.
2.3 Laba Akuntansi
2.3.1
Konsep Laba Akuntansi
Berdasarkan konsep akuntansi keuangan SFAC No. 1 FASB 1978
bahwa informasi mengenailaba dan komponen-komponennya memiliki fokus
utama dari laporan keuangan dimana diukur oleh pertambahan perhitungan
akuntansi umum yang memungkinkan indikasi yang lebih baik dari
pelaksanaan usaha dagang dibandingkan informasi tentang tanda terima
peredaran uang dan pembayaran.
14
Lebih lanjut dikatakan bahwa para investor, kreditor dan yang lainnya
sering menggunakan laporan pendapatan dan informasi mengenai laba dan
komponen-komponennya dalam bermacam-macam cara dan tujuan untuk
menaksir prospek mereka untuk aliran kas dari investasi dalam pinjaman
untuk usaha. Mereka menggunakan informasi tentang laba dalam hal : (Faisal
Abdullah, 2004)
a. Mengevaluasi pelaksanaan manajemen
b. Menaksir penambahan laba/jumlah lain yang mereka lihat seperti mewakili
jangka panjang laba usaha yang mampu didapat.
c. Memprediksi laba di masa datang
d. Menaksir resiko dari menginvestasikan pinjaman pada usaha
Apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukkan prospek yang baik,
maka sahamnya akan diminati investor dan harganya meningkat. Laba bersih
perusahaan mendapatkan perhatian lebih banyak daripada bagian laba dalam
laporan keuangan. Hal ini karena laba bersih mengukur kemampuan usaha
untuk menghasilkan laba dan menjawab pertanyaan bagaimana keberhasilan
perusahaan dalam mengelola usahanya.
Tentunya tujuan utama pelaporan laba adalah untuk memberikan
informasi yang berguna bagi mereka yang paling berkepentingan dengan
laporan keuangan. Akan tetapi tujuan yang lebih khusus harus dirinci untuk
lebih memahami pelaporan laba. Beberapa tujuan khusus tersebut antara lain :
(Faisal Abdullah, 2004)
a. Untuk membedakan antara modal yang diinvestasikan dan laba, antara
stock dan harus keuangan. Sebagai bagian dari proses akuntansi
15
b. Penggunaan angka laba historis untuk membantu meramalkan keadaan
usaha dan distribusi deviden di masa yang akan datang
c. Penggunaan laba sebagai pengukuran keberhasilan serta pedoman
pengambilan keputusan manajerial di masa yang akan datang
d. Penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen.
e. Penggunaan laba sebagai dasar pengenaan pajak, sebagai alat pengawasan
perusahaan yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penggunaan
laba sebagai sarana bagi para ekonom untuk mengevaluasi sumber daya.
Laporan laba/rugi meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama
periode akuntansi tertentu. Laporan ini sering dipandang sebagai laporan
akuntansi yang paling penting dalam laporan tahunan. Kegiatan perusahaan
selama periode tertentu mencakup aktivitas rutin atau operasional, disamping
aktivitas-aktivitas yang sifatnya tidak rutin dan jarang muncul. Disamping itu
perusahaan mungkin memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu,
melakukan perubahan metode akuntansi, melaporkan item-item luar biasa.
Aktivitas-aktivitas ini perlu dilaporkan dengan semestinya agar pembaca
laporan keuangan memperoleh informasi yang relevan.
2.3.2
Unsur-unsur Laba Akuntansi
2.3.2.1 Laba Kotor
Laba kotor merupakan selisih antara penjualan dengan harga pokok
penjualan perusahaan (Faisal Abdullah, 2004: 94). Agar operasional
perusahaan menguntungkan, maka operasional perusahaan harus direncanakan
dengan hati-hati dan melaksanakannya sesuai dengan rencana yang telah
dibuat. Pelaksanaan rencana tersebut harus senantiasa dipantau dan jika terjadi
penyimpangan maka tindakan koreksi harus segera diambil sebelum
16
keadaannya
makin
bertambah
parah.
Manajemen
sebaiknya
segera
menginformasikan atas berbagai akibat yang ditimbulkannya.
Analisis laba kotor merupakan proses analisa yang berkelanjutan dan
harus dilaksanakan dengan efektif. Analisis laba kotro ini dapat dilakukan
seperti melakukan analisis biaya standat dimana setiap perbedaan akan segera
diketahui. Laba kotor sering juga disebut dengan gross margin yang
merupakan kelebihan penjualan atas harga pokok penjualan (Kusnadi, dkk,
2001: 189)
2.3.2.2 Laba Operasional
Laba operasional merupakan laba kotor setelah dikurangi dengan biaya
dari aktivitas-aktivitas operasional perusahaan (Faisal Abdullah, 2004: 95).
Terkait dengan informasi laba yang memiliki efek terhadap penggunanya,
berbagai penelitian yang menghubungkan informasi angka laba dengan harga
saham, umumnya menggunakan angka laba operasi sebagai ukuran angka.
Alasannya bahwa laba operasi lebih mampu menggambarkan operasional
perusahaan dibandingkan dengan laba bersih.
Laba bersih dianggap masih dipengaruhi oleh hal-hal kaub tabf ada di
luar kendali perusahaan, misalnya peristiwa luar biasa yang meningkatkan
laba. Selain itu laba operasi juga diasumsikan memiliki hubungan langsung
dengan proses penciptaan laba. Namun jika laba operasi dianggap telah
mampu menggambarkan operasioan perusahaan dan memiliki hubungan
langsung dengan proses penciptaan laba melalui biaya-biaya operasi, maka
perlu diadakan penelitian untuk memastikan apakah laba operasi memang
paling
berpengaruh
signifikan
terhadap
meningkatnya
perusahaan. (Rahmat Febrianto dan Erna Widiastuty, 2006).
17
harga
saham
2.3.2.3 Laba Bersih
Semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode
harus tercakup dalam penetapan laba/rugi bersih untuk periode tersebut
(PSAK no. 25 par. 07). Sedangkan unsur daripada laba/rugi bersih ini
dijelaskan pada paragraph 09 harus diungkapkan dalam 2 unsur-unsur yaitu :
1. Laba/rugi dari aktivitas normal
a. Aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai bagian dari
usahanya dan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan kegiatan usaha
utama perusahaan tersebut.
b. Apabila dalam laba/rugi dari aktivitas normal terdapat unsur
penghasilan atau beban yang mengungkapkan tentang ukuran, hakekat
atau terjadinya dianggap relevan untuk menjelaskan kinerja suatu
perusahaan selama periode tertentu, maka hakekat dan jumlah unsur
tersebut
harus
diungkapkan
secara
terpisah.
Kondisi
yang
menimbulkan unsur-unsur penghasilan dan beban tersebut mencakup
antara lain : (PSAK no. 25 par. 07)
1) Penurunan nilai persediaan sampai jumlah yang diperkirakan dapat
direalisasikan maupun pemulihan kembali penurunan nilai tersebut.
18
2) Pelepasan aktiva tetap.
3) Pelepasan investasi jangka panjang.
4) Operasi yang tidak dilanjutkan.
5) Penyelesaian gugatan hukum.
2. Pos Luar Biasa
Penghasilan atau beban yang timbul dari kejadian atau transaksi yang
secara jelas berbeda dari aktivitas normal perusahaan dan karenanya tidak
diharapkan jarang terjadi serta tidak berasal dari faktor yang sifatnya
berulang-ulang dalam kegiatan usaha normal perusahaan.
Suatu transaksi dapat dikl asifikasikan sebagai pos luar biasa jika
memenuhi kriteria tersebut (IAI : PSAK no. 25 par. 12).
a. Bersifat Nomal
Adalah transaksi yang bersangkutan memiliki tingkat abnormalitas
yang tinggi dan tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan normal
perusahaan. Contoh : penghapus bukuan aktiva tetap karena aktiva
tetap tersebut mengalami keusangan teknologi.
b. Tidak Sering Kali Terjadi
Adalah transaksi yang bersangkutan tidak sering terjadi dalam kegiatan
normal perusahaan.
2.4 Return Saham
Menurut Jogiyanto (1998) return merupakan hasil atau keuntungan yang
diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Sedangkan pengertian
return (tingkat kembalian) menurut Robert Ang (1997: 20-2) yaitu tingkat
keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya.
Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya
19
investor (pemodal) tidak akan melakukan investasi. Jadi setiap investasi baik
jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama mendapatkan
keuntungan yang disebut sebagai return baik langsung maupun tidak langsung.
Komponen return terdiri dari 2 jenis yaitu current income (pendapatan
lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga). Current income merupakan
keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periode seperti
pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya. Disebut
sebagai pendapatan lancar, maksudnya adalah keuntungan yang diterima biasanya
dalam bentuk kas atau setara kas, sehingga dapat diuangkan secara cepat, seperti
bunga / jasa giro dan dividen tunai. Dan yang setara kas adalah saham bonus atau
dividen saham yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dan dapat
dikonversi menjadi uang kas.
Komponen kedua dari return adalah capital gain, yaitu keuntungan yang
diterima karena adanya selisih antara harga jual dengan harga beli saham dari
suatu instrumen investasi. Capital gain sangat tergantung dari harga pasar
instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus diperdagangkan
di pasar. Dengan adanya perdagangan maka akan timbul perubahan nilai suatu
instrumen investasi yang memberikan capital gain. Besarnya capital gain
dilakukan dengan analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya,
sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan (expected
return).
Expected return merupakan return (tingkat kembalian) yang diharapkan
oleh investor atas suatu investasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi meliputi faktor internal
perusahaan dan faktor eksternal. Faktor internal perusahaan meliputi kualitas dan
20
reputasi manajemen, struktur permodalan, struktur hutang, tingkat laba yang
dicapai dan kondisi intern lainnya di dalam perusahaan. Rumus untuk menghitung
estimasi hasil yang diharapkan (expected return) menurut Sunariyah (2000) dapat
dilihat sebagai berikut :
Expected Return =
Div t + Pt - P0
P0
Keterangan :
Div
= Dividen yang diharapkan per lembar saham (DPS)
Pt
= harga yang diharapkan periode tahun sekarang
Pt-1
= harga yang diharapkan periode tahun sebelumnya
2.5 Pengaruh Informasi Arus Kas, Komponen arus Kas, Laba Akuntansi dengan
Return saham
2.5.1
Pengaruh Informasi Arus kas dengan Return Saham
Arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama
dari suatu perusahaan selama satu periode. Tujuan utama laporan arus kas
adalah memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas
suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan lain adalah memberikan
informasi kepada kreditor, investor dan pemakai lainnya dalam menentukan
kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus kas bersih positif dimasa
yang akan dating, menentukan kemampuan perusahaan menyelesaikan
kewajibannya seperti melunasi hutang kepada kreditor, menentukan alasan
tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dan dihubungkan dengan
pembayaran dan penerimaan kas serta menentukan pengaruh transaksi kas
pembelanjaan dan investasi bukan kas terhadap posisi keuangan perusahaan.
Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis transaksi yaitu (1)
arus kas dari aktivitas operasi, yaitu arus kas dari transaksi yang
21
mempengaruhi laba bersih; (2) Arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas
dari transaksi yang mempengaruhi investasi dari aktiva lancer dan (3) Arus kas
dari aktivitas pendanaan, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi
ekuitas dan utang perusahaan.
2.5.2
Pengaruh Informasi Arus Kas Operasi dengan Return Saham
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi
dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan
merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat
menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Livnat dan Zarowin (1990) dalam Ninna Daniati (2006) yang menguji
komponen arus kas menemukan bukti bahwa komponen arus kas mempunyai
hubungan yang lebih kuat dengan expected return saham dibanding
hubungan total arus kas dengan return. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ninna Daniati (2006) yang memperoleh hasil tidak adanya pengaruh yang
signifikan antara arus kas operasi terhadap expected return saham.
Secara teori, semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka
semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga
semakin besar pula nilai expected return saham. Dan sebaliknya, semakin
rendah arus kas operasional perusahaan maka semakin kecil kepercayaan
investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected
return saham.
22
2.5.3
Pengaruh Informasi Arus Kas Investasi dengan Return Saham
Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau
pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang
tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan
mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan
aktiva
jangka
panjang
produktif.
Aktivitas
investasi
mencerminkan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Miller dan Rock (1985) dalam Ninna Daniati (2006) melakukan
pengujian mengenai pengaruh investasi pada expected return saham. Hasil
studi ini menemukan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan
peningkatan arus kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh
positif dengan expected return saham pada saat pengumuman investasi baru.
Penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati (2006) memperoleh hasil adanya
pengaruh yang signifikan dan negatif antara arus kas investasi terhadap
expected return saham.
Secara teori, semakin tinggi arus kas investasi perusahaan maka
semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga
semakin besar pula nilai expected return saham. Dan sebaliknya, semakin
rendah arus kas investasi perusahaan maka semakin kecil kepercayaan investor
pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return
saham.
23
2.5.4
Pengaruh Informasi Arus Kas Pendanaan dengan Return Saham
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas
pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan
oleh para pemasok modal perusahaan.
Miller dan Rock (1985) dalam Ninna Daniati (2006) dengan signaling
theory menjelaskan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman
pendanaan dari kas karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari operasi
yang lebih rendah untuk masa yang akan datang, selain itu ia juga
mengidentifikasi adanya sinyal lain yang berpengaruh terhadap arus kas dari
pendanaan yaitu perubahan dividen yang sangat erat hubungannya dengan
expected return saham. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati
(2006) belum berhasil membuktikan adanya pengaruh yang signifikan dan
positif antara arus kas pendanaan terhadap expected return saham.
Secara teori, semakin tinggi arus kas pendanaan perusahaan maka
semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga
semakin besar pula nilai expected return saham. Dan sebaliknya, semakin
rendah arus kas pendanaan perusahaan maka semakin kecil kepercayaan
investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected
return saham.
2.5.5
Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dengan Return Saham
Laba adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost
barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan yang
untuk perusahaan pemanufakturan, mulai dari tahap ketika bahan baku masuk
ke pabrik, diolah, dan hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang
24
berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokkan sebagai cost
barang terjual.
Febrianto (2005) dalam penelitiannya yang menguji angka laba mana
antara laba kotor, laba operasi, dan laba bersih yang direaksi lebih kuat oleh
investor dan seberapa signifikan perbedaan reaksi pasar terhadap ketiga angka
laba tersebut. Penelitian Febrianto (2005) ini menyimpulkan bahwa angka laba
kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan
laba dan harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan expected
return saham.Laba kotor lebih terkendali oleh manajemen karena rekening cost
barang terjual menentukan daya saing produk dipasar. Manajemen pasti
berusaha untuk mengendalikan biaya tersebut pada tingkat yang rendah agar
produk bisa dijual dengan harga yang kompetitif. Rekening yang membentuk
cost barang terjual pun relatif bebas dari pilihan metode akuntansi, jikapun ada
itu hanya pilihan antara FIFO dan LIFO yang didalam penelitian dibuktikan
tidak mempengaruhi keputusan investor dan masalah pembebanan biaya
overhead pabrik yang sebenarnya tidak terlalu mengubah nilai akhir cost
barang terjual. Metode ABC dan Just in Time misalnya adalah bukti bahwa
manajemen berusaha keras untuk mengendalikan cost barang terjual.
Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal
dari dua angka laba lainnya, artinya perhitungan angka laba kotor akan
menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibanding angka
laba lainnya. Karena semakin detail perhitungan suatu angka laba akan semakin
banyak pilihan metode akuntansi sehingga semakin rendah kualitas laba. Hasil
penelitian yang dilakukan Ninna Daniati (2006) diperoleh hasil adanya
25
pengaruh yang signifikan dan positif antara laba kotor terhadap expected
return saham.
Secara teori, semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka
semakin tinggi minat investor untuk berintestasi di perusahaan, sehingga
semakin besar pula nilai expected return saham. Dan sebaliknya, semakin
kecil laba yang diperoleh perusahaan maka semakin kecil minat investor untuk
berintestasi di perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected
return saham.
2.6 Review Penelitian Terdahulu
Ninna Daniati dan Suhairi (2006) dengan judul penelitian Pengaruh
Kandungan Informasi Komponen Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan
Terhadap Expected Return Saham Pada Industri Textile dan Automotive yang
Terdaftar di BEI. Hasil penelitian diperoleh bahwa arus kas operasi tidak
berpengaruh terhadap Expected Return Saham; Arus kas investasi berpengaruh
negatif terhadap Expected Return Saham; Laba kotor berpengaruh positif terhadap
Expected Return Saham; dan Size berpengaruh negatif terhadap Expected Return
Saham.
Penelitian oleh Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan (2004) dengan judul
Pengaruh Economic Value Added, Resisual Income, Earnings dan Arus Kas
Operasi terhadap Return yang Diterima Oleh Pemegang Saham (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ) dengan mengambil sampel pada
perusahaan publik di BEJ tahun 2000 – 2002. Hasil penelitian diperoleh bahwa
variabel arus kas operasi dan earning berpengaruh signifikan terhadap return yang
26
diterima oleh pemegang saham. Sedangkan economic value added dan residual
income tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Miranda Octora, Yuliana Salim dan Thio Anastasia Petrolina (2005) dengan
judul
penelitian
Analisa
Pengaruh
Penilaian
Kinerja
Dengan
Konsep
Konvensional dan Konsep Value Based Terhadap Rate of Return.
Sampel
penelitian mengambil 50 perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 2001. Hasil
penelitian diperoleh bahwa arus kas operasional berpengaruh positif terhadap
return saham, sedangkan economic value added dan ROI tidak berpengaruh
terhadap return saham.
Penelitian oleh Poppy Dian Indira Kusuma (2005) dengan judul penelitian
Nilai Tambah Kandungan Informasi Laba dan Arus Kas Operasi. Penelitian
menggunakan periode 1995 – 2000 pada perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil
penelitian diperoleh bahwa laba tidak berpengaruh terhadap return saham,
sedangkan arus kas operasional berpengaruh terhadap return saham.
2.7 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam pembahasan ini sebagai informasi bagi investor
dalam melakukan peramalan return saham dengan cara memanfaatkan informasi
yang berkaitan dengan pengaruh kandungan informasi arus kas, komponen arus
kas yang terdiri dari arus kas operasional, arus kas investasi, arus kas pendanaan
serta laba akuntansi
Arus kas operasi merupakan aktivitas penghasil utama perusahaan dan
aktivitas lain yang bukan dari aktivitas investasi dan pendanaan. Semakin besar
arus kas dari aktivitas operasi maka semakin besar ketertarikan investor untuk
berinvestasi, karena investor menganggap semakin besar arus kas perusahaan
27
maka akan semakin mudah perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan,
melunasi pinjaman, dan membayar deviden. Dengan demikian harga saham akan
naik dan berpengaruh terhadap return perusahaan.
Arus kas dari aktivitas investasi merupakan aktivitas yang menyangkut
perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta
investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas
meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut. Arus kas dari aktivitas
investasi memiliki hubungan positif dengan return saham yang berarti pula
berhubungan dengan return yang diharapkan. Semakin banyak investasi yang
terjadi pada perusahaan maka semakin besar pula sumber daya untuk
menghasilkan pendapatan dimasa yang akan datang. Dengan demikian investor
akan tertarik untuk berinvestasi dan harga saham akan naik sehingga return saham
akan naik pula.
Arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Yang
meliputi hasil dari penerbitan surat berharga equitas, seperti saham biasa. Semakin
tinggi arus kas masuk dari pendanaan berarti jumlah hutang dan beban bunga yang
harus dibayarkan kepada pihak eksternal semakin meningkat pula, hal ini akan
mengurangi laba maupun deviden yang akan diterima investor sehingga investor
cenderung akan merespon negatif dimana hal ini akan direfleksikan terhadap
harga dan return perusahaan akan cenderung turun. Hal ini juga mencerminkan
bahwa ketidakberhasilan menajemen dalam memenuhi kebutuhan kas untuk
membiayai kegiatan operasional perusahaan.
Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi
dan laba bersih. Ada juga laba akuntansi yang kesemuanya mempunyai tujuan
28
yang sama yaitu untuk mengukur tingkat efisiensi kinerja perusahaan. Laba
akuntansi disini diproksi dari laba bersih setelah pajak, semakin tinggi laba yang
terjadi maka semakin tinggi pula return.
Dari uraian diatas penulis akan menggambarkan kerangka pemikiran dalam
penelitian ini untuk mempermudah pemahaman terhadap permasalahan pokok
yang akan dianalisis sebagai berikut :
Gambar 2.1.
Kerangka Pemikiran :
H1
Total Arus Kas
Arus kas dari aktivitas operasi
H2
Arus kas dari aktivitas investasi
H3
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Return
Saham
H4
H5
Laba Akuntansi
2.8 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga harus diuji secara empiris.
Arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari
suatu perusahaan selama satu periode. Total arus kas melaporkan arus kas melalui
penjumlahan tiga jenis transaksi yaitu (1) arus kas dari aktivitas operasi, yaitu arus
kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih; (2) Arus kas dari aktivitas
investasi, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dari aktiva
lancer dan (3) Arus kas dari aktivitas pendanaan, yaitu arus kas dari transaksi yang
mempengaruhi ekuitas dan utang perusahaan. Semakin besar total arus kas
29
perusahaan menunjukkan lancarnya aktivitas keuangan yang berjalan di
perusahaan, sehingga menimbulkan dampak positif pada return saham. Dengan
demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini yaitu :
H1 :
Ada pengaruh total arus kas dengan return saham
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator lainnya.
Secara teori, semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka semakin tinggi
kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai
expected return saham. Dan sebaliknya, semakin rendah arus kas operasional
perusahaan maka semakin kecil kepercayaan investor pada perusahaan tersebut,
sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati (2006) yang
memperoleh hasil tidak adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi
terhadap expected return saham. Dengan demikian hipotesis kedua dalam
penelitian ini yaitu :
H2 :
Ada pengaruh arus kas dari aktivitas operasi dengan return saham
Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau
pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak
termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan
mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan
aktiva jangka panjang produktif. Secara teori, semakin tinggi arus kas investasi
perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut,
30
sehingga semakin besar pula nilai expected return saham. Dan sebaliknya,
semakin rendah arus kas investasi perusahaan maka semakin kecil kepercayaan
investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected
return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati (2006) memperoleh hasil
adanya pengaruh yang signifikan dan negatif antara arus kas investasi terhadap
expected return saham. Dengan demikian hipotesis ketiga dalam penelitian ini
yaitu :
H3 :
Ada pengaruh arus kas dari aktivitas investasi dengan return saham
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan
berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para
pemasok modal perusahaan. Secara teori, semakin tinggi arus kas pendanaan
perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut,
sehingga semakin besar pula nilai expected return saham. Dan sebaliknya,
semakin rendah arus kas pendanaan perusahaan maka semakin kecil kepercayaan
investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected
return saham.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati (2006) belum berhasil
membuktikan adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara arus kas
pendanaan terhadap expected return saham. Dengan demikian hipotesis keempat
dalam penelitian ini yaitu :
H4 :
Ada pengaruh arus kas dari aktivitas pendanaan dengan return saham
31
Laba adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost
barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan yang untuk
perusahaan pemanufakturan, mulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik,
diolah, dan hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan
penciptaan produk tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual. Dalam
penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka
laba lainnya, artinya perhitungan angka laba kotor akan menyertakan lebih
sedikit komponen pendapatan dan biaya dibanding angka laba lainnya. Karena
semakin detail perhitungan suatu angka laba akan semakin banyak pilihan metode
akuntansi sehingga semakin rendah kualitas laba.
Secara teori, semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka semakin
tinggi minat investor untuk berintestasi di perusahaan, sehingga semakin besar
pula nilai expected return saham. Dan sebaliknya, semakin kecil laba yang
diperoleh perusahaan maka semakin kecil minat investor untuk berintestasi di
perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham.
Hasil penelitian yang dilakukan Ninna Daniati (2006) diperoleh hasil adanya
pengaruh yang signifikan dan positif antara laba kotor terhadap expected return
saham. Dengan demikian hipotesis kelima dalam penelitian ini yaitu :
H5 :
Ada pengaruh laba akuntansi dengan return saham
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data tersebut dapat diperoleh
dari lembaga atau keterangan serta melalui studi pustaka yang ada hubungannya
dengan masalah yang dihadapi dan dianalisis. Data yang dipergunakan adalah :
1. Data harga saham pada saat penutupan (closing price)
Sumber data : Indonesia Capital Market Directory tahun 2005, 2006 dan
2007.
2. Data laporan arus kas.
Sumber data : Laporan Keuangan emiten tahun 2005, 2006 dan 2007.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan terutama dengan cara studi
dokumentasi, yaitu merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
data dengan menganalisis informasi yang didokumentasikan dalam bentuk
tulisan atau bentuk-bentuk lain. Data diperoleh dari Indonesia Capital Market
Directory dan data laporan keuangan untuk tahun 2005 - 2007.
3.3. Populasi dan Sampel
Menurut J. Supranto (Statistik, 2000 :21), populasi adalah kumpulan
dari seluruh elemen sejenis tetapi tidak dapat dibedakan satu sama lain. Dalam
33
penelitian ini, populasi yang dimaksud adalah perusahaan manufaktur yang
mencatatkan sahamnya di BEI periode 2005, 2006 dan 2007.
Sedangkan sampel adalah cara pengumpulan data dimana yang
diselidiki adalah elemen sampel dari suatu populasi. Sampel dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan dibatasi pada
perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan per 31 Desember
untuk tahun 2005, 2006 dan 2007. Pemilihan sampel pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI berdasarkan beberapa alasan dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria :
a. Perusahaan yang berturut-turut tercatat selama periode pengamatan 2005,
2006 dan 2007.
b. Perusahaan yang telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan
auditannya per 31 Desember 2005, 2006 dan 2007.
c. Perusahaan yang sahamnya aktif selama 2005, 2006 dan 2007.
3.4. Definisi Operasional
Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian empiris yaitu untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Penelitian ini menggambarkan pengaruh atau
hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen
adalah variabel yang tidak bisa berdiri sendiri, dalam penelitian ini variabel
dependennya adalah :
1. Return Saham
Jenis return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi atau
sering disebut actual return yang merupakan capital gain yaitu selisih antara
34
harga saham periode saat ini dengan harga saham pada periode sebelumnya
dibagi dengan harga saham periode sebelumnya.
Actual return masing-masing saham selama periode peristiwa dirumuskan
sebagai berikut : (Jogiyanto, 2000 : 108)
Rit = Pit – Pit-1
Pit-1
Dimana :
Rit = Return saham satu pada periode t
Pit
= Harga saham satu pada periode t
Pit-1 = Harga saham satu pada periode t-1
Sedangkan variabel independen adalah variabel yang bisa berdiri sendiri
(variabel bebas), dalam penelitian ini variabel independennya adalah :
35
2. Total arus kas
Total Arus kas operasi pada penelitian ini diproksi menggunakan total
selisih antara arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan.
TOTCF = CFO + CFI + CFP
3. Arus kas operasi
Arus kas operasi merupakan aktivitas penghasil utama perusahaan dan
aktivitas lain selain investasi dan pendanaan. Arus kas operasi pada
penelitian ini diproksi menggunakan selisih antara arus kas operasi masuk
dengan arus kas operasi keluar.
CFO = CFO Masuk – CFO Keluar
4. Arus kas investasi
Arus kas investasi merupakan aktivitas yang menyangkut perolehan atau
pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain
yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan
uang dan mengumpulkan piutang serta memperoleh dan menjual investasi
dan aktiva jangka panjang. Arus kas investasi pada penelitian ini diproksi
menggunakan selisih antara arus kas investasi masuk dengan arus kas
investasi keluar.
CFI = CFI Masuk – CFI Keluar
5. Arus kas pendanaan
Arus kas operasi merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas operasi
pada penelitian ini diproksi menggunakan selisih antara arus kas pendanaan
masuk dengan arus kas pendanaan keluar.
CFP = CFP Masuk – CFP Keluar
36
6. Laba Akuntansi
Laba akuntansi pada penelitian ini diproksi menggunakan Laba Bersih
Setelah Pajak (Earning After Taxs)
EAT = Earning – Tax
3.5. Metode Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis dengan alat
statistik sebagai berikut :
1) Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai variabel-variabel penelitian, sehingga dapat menjadi patokan
analisis lebih lanjut tentang nilai minimum, nilai maksimum, mean,
varians dan standar deviasi
2) Pengujian Normalitas Data
Pengujian distribusi data bertujuan untuk pengujian suatu data
penelitian apakah dalam model statistik, variabel terikat dan variabel
bebas berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Distribusi data
normal menggunakan statistik parametrik sebagai alat pengujian.
Sedangkan distribusi tidak normal digunakan untuk analisis pengujian
statistik non parametrik. Di samping menggunakan grafik normal p-plot,
pengujian normalitas lain yang digunakan adalah menggunakan uji
Skewness. Menurut Ghozali (2005), bahwa distribusi data dapat dilihat
dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel dengan kriteria sebagai
berikut :
a. Jika Z hitung < Z tabel (1,96), maka distribusi data dikatakan normal
37
b. Jika Z hitung > Z tabel (1,96), maka distribusi data dikatakan tidak
normal
3) Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikoleniaritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel independen. Dalam model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent.
Berdasarkan hasil analisis, jika vriabel-variabel independen memiliki
nilai tolerance lebih dari 10% dan memiliki nilai Variance Inflation
Factor (VIF) kurang dari 10, maka model regresi tersebut bebas dari
masalah multikolinieritas (Ghozali, 2005).
b. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan-kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji
ada tidaknya autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan uji
Durbin -Watson (DW Test). pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi (Ghozali; 2005)
(1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan
(4-du) maka koefisien autokorelasi sama dengan 0 berarti tidak
ada autokorelasi.
(2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound
(di),maka koefisien autokorelasi lebih dari pada 0,berarti ada
autokorelasi positif.
38
(3) Bila nilai DW lebih dari pada (4-dl),maka koefisien outokorelasi
lebih kecil dari pada 0,berarti ada autokorelasi negatif.
(4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl)
atau DW terletak antara (4-du) dan (dl),maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang
lain,
model
regresi
yang
baik
adalah
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. Untuk mengetahui adanya heteroskedasatisitas
digunakan grafik scatter plot yaitu dengan melihat pola-pola tertentu
pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan
sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). Dasar
pengambilan keputusan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
(1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (point-point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
telah
terjadi
heteroskedastisitas.
(2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah
angka
nol
pada
sumbu
Y
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
4) Regresi Linier Berganda
Sedangkan metode analisis yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah metode statistik regresi linear berganda. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen dan
39
lima variabel independen. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Y = α +β1 X1 it + β2X2 it + β3X3 it + β4X4 it + β5X5 it + e
Dimana :
Y
= Return saham perusahaan I pada periode tertentu
α
= Koefisien konstanta
β1-5
= Koefisien regresi variabel independent
X1 it = Perubahan total arus kas pada periode t
X2 it = Perubahan arus kas dari aktivitas operasi pada periode t
X3 it = Perubahan arus kas dari aktifitas investasi pada periode t
X4 it = Perubahan arus kas dari aktifitas pendanaan pada periode t
X5 it = Perubahan laba bersih setelah pajak pada periode t
e
= error / variabel pengganggu
5) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
statistik F (F-test) dan uji
statistik t (t-test). Namun sebelum meregresi data dilakukan uji asumsi
klasik regresi terlebih dahulu, agar model regresi dapat menghasilkan
penduga yang tidak bias.
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian :
(1) Taraf nyata 0,05
(2) Jika F hitung > α, maka Ho diterima
(3) Jika F hitung < α, maka Ho ditolak
b. Uji Parsial dengan T-test (Uji –t)
40
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Untuk membuktikan dan mengetahui pengaruh
variabel independen secara individu terhadap variabel dependen,
mekanisme uji-t adalah sebagai berikut
41
(1) Taraf nyata 0,05
(2) Jika Sig > α, maka Ho diterima
(3) Jika Sig < α, maka Ho ditolak
42
Download