PERTEMUAN II Pengertian Linguistik Arab Kata linguistik (linguistics-Inggris) berasal dari bahasa Latin “Lingua” yang berarti bahasa. Dalam bahasa Perancis “Langage-Langue”; Italia “Lingua”; Spanyol “Lengua” dan Inggris “Language”. Akhiran “ics” bahasa linguistics berfungsi untuk menunjukkan nama sebuah ilmu, yang berarti ilmu tentang bahasa, sebagaimana istilah economics, physics dan lain-lain. Menurut Pringgodigdo dan Hasan Shadili, sebagaimana dikutip oleh Mansoer Pateda, “linguistic adalah penelaahan bahasa secara ilmu pengetahuan”. Sedangkan AS Hornby membagi kata linguistics ke dalam dua kategori, sebagai kata sifat dan kata benda. Linguistics sebagai kata sifat berarti “the study of language and languages”. Sedangkan linguistics sebagai kata benda, berarti “the science of language; methods of learning and studying languages”. Dengan demikian,linguistik menurut AS Hornby berarti ilmu bahasa atau metode mempelajari bahasa. Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa objek kajian linguistik tidak lain adalah bahasa, yakni bahasa manusia yang berfungsi sebagai sistim komunikasi yang menggunakan ujaran sebagai medianya. Ini berarti bahasa lisan (spoken language) sebagai obyek primer linguistik, sedangkan bahasa tulisan (written language) sebagai obyek sekunder linguistik, karena bahasa tulisan dapat dikatakan sebagai “turunan” bahasa lisan. Sementara itu, Ferdinand De Saussure (1991), -seorang ahli linguistik kebangsaan Swiss yang dianggap sebagai bapak linguistik modern- menegaskan bahwa objek linguistik mencakup: a. Langage (Inggris; Linguistic disposition) adalah bahasa pada umumnya b. Langue (Inggris; language) berarti bahasa tertentu seperti bahasa Inggris c. Parole (Inggris; speech) berarti logat, ucapan atau tuturan. Sebenarnya ada lima ilmu yang berhubungan dengan bahasa sebagai objek kajiannya, antara lain: 1. Ilmu tentang bahasa atau ilmu-ilmu tentang aspek-aspek bahasa; dan dalam hal ini bahasa digunakan dalam arti harfiyah. Inilah yang disebut pure linguistik atau linguistik murni. 2. Ilmu-ilmu tentang bahasa; dan dalam hal ini, istilah bahasa digunakan dalam arti metaforis atau kiasan. Contoh ilmu yang termasuk kategori ini adalah kinesik dan paralinguistik . 3. Ilmu-ilmu yang salah satu dasarnya adalah bahasa. Contohnya adalah fonetik, etnolinguistik, psikolinguistik dan sosiolinguistik . 4. Ilmu tentang pendapat-pendapat mengenai bahasa. Contohnya metalinguistik, yakni ilmu yang membicarakan seluk beluk “bahasa” yang dipakai untuk menerangkan bahasa yang tercermin dalam istilah studi teori linguistik, studi metode linguistik dan lain-lain. 5. Ilmu-ilmu mengenai ilmu bahasa. Yang termasuk kategori ini adalah studi-studi yang mengkhususkan dirinya pada ilmu linguistik itu sendiri, sperti studi tentang sejarah perjalanan ilmu linguistik, studi linguistik pada abad ke dua puluh dan lain-lain. Dari kelima jenis ilmu tersebut di atas, maka hanya nomor 1 saja yang bisa disebut sebagai ilmu linguistik yang murni karena objeknya bahasa yang benar-benar bahasa, sedangkan objek keempat ilmu lainnya bukanlah bahasa dalam pengertian sehari-hari. Bahasa yang menjadi objek linguistik dipelajari dari berbagai aspeknya atau tatarannya. Tataran bahasa itu meliputi aspek bunyi, morfem dan kata, frase dan kalimat serta aspek makna. Cabang linguistik yang mempelajari aspek bunyi bahasa adalah fonologi. Tataran morfem atau kata dipelajari dalam morfologi. Tataran frase/kalimat dibahas dalam sintaksis. Sedangkan aspek makna bahasa dipelajari dalam ilmu tersendiri yang disebut semantik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa cabang-cabang linguistik ditinjau dari tatarannya terdiri dari fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Sebagian orang menganggap bahasa mencakup semua sarana yang bisa digunakan sebagai alat komunikasi seperti tulisan, isyarat, gerakan tangan dan bibir yang digunakan oleh kelompok orang tuli dan bisu dan lain-lain. Oleh karena itu perlu ada definisi yang jelas mengenai bahasa yang menjadi objek kajian linguistik. Dalam ilmu linguistik bahasa juga diartikan sebagai alat komuniasi yang dengannya pesan dapat tersampaikan. Namun demikian, ada perbedaan antara bahasa dengan alat komunikasi yang lain berkaitan dengan medianya . Namun demikian, ketika kita bicara tentang studi bahasa, hal ini jangan disalahfahami dengan studi tentang bahasa tertentu sebagaimana kita kenal dalam perkataan sehari-hari. Sebagai contoh, studi bahasa Inggris atau bahasa Arab yang dilakukan oleh mahasiswa di perpengajaran tinggi tidak bisa disebut sebagai linguistik. Istilah “linguis” tidak diperuntukkan secara umum bagi siapapun yang mengetahui dan menguasai berbagai bahasa. Istilah yang tepat untuk mereka adalah “poliglot”. Sedangkan seorang “linguis” adalah seseorang yang ahli dalam menganalisis bahasa-bahasa, karena pekerjaan utamanya adalah menaganalisis unit-unit penanda bahasa. Seorang linguis juga bisa disebut sebagai “theorist about language” atau teoritisi bahasa karena ia mempelajari apa itu bahasa, bagaimana bahasa itu bekerja dan bagaimana bahasa dipelajari dan digunakan dalam masyarakat. Linguistik menggunakan metode ilmiah seperti metode induktif dan deduktif dalam meneliti bahasa. Metode induktif digunakan dalam menyusun generalisasi dari hasil penelitian yang diambil dari observasi-observasi yang mendalam. Sedangkan metode deduktif digunakan pada saat seorang linguis ingin menguji validitas atas teori atau hukum yang telah mapan sebelum ia melakukan penelitian. Salah satu ciri ilmu adalah bahwa ilmu itu tidak bersifat statis tetapi dinamis. Kedinamisan linguistik ditandai dengan keterbukaannya terhadap perubahan terutama jika ada data tambahan atau penemuan baru yang menolak teori-teori sebelumnya. Linguistik adalah ilmu yang selalu tumbuh dan berkembang serta senantiasa memperhatikan temuan-temuan baru. Ini berarti mereka yang menyebut dirinya seorang linguis harus bersikap terbuka dan senantiasa menerima kebenaran-kebenaran baru dari hasil penelitian kebahasaan yang ada . Dalam bahasa Arab Istilah kata yang mirip dengan kata lingua adalah kata [lughah] ()لغة „bahasa‟. Dalam bahasa Indonesia, linguistik adalah nama bidang ilmu, dan kata sifatnya adalah linguistis, sedangkan dalam bahasa Arab, linguistik berpadanan dengan [‘ilm al-lughah] „ilmu bahasa‟, meskipun sebelumnya juga muncul istilah [fiqh al-lughah], [‘ilm al-lisa(:)n], [al- lisa(:)niyya:t], [al-alsuniyya(:)t]. Belakangan juga berkembang istilah > {lughawiyya(:)}. Ahli linguistik disebut linguis, [‘a(:)lim al-lughah], atau [lughawi(:)]. Seorang {‘a(:)lim al-lughah} atau [lughawi(:)] mempelajari bahasa bukan dengan tujuan utama untuk mahir menggunakan bahasa itu, melainkan untuk mengetahui secara mendalam mengenai kaidah-kaidah struktur bahasa dengan berbagai aspek dan segi yang menyangkut bahasa itu. Daftar Pustaka Acep Hermawan, 2011, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ainin, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Malang : Hilal Pustaka. Aziz Fachrurrozi, dan Erta Mahyuddin. 2010 Pembelajaran Bahasa Asing: Metode Tradisional dan Kontemporer. Jakarta: Bania Publishing,. Ibrahim al-Samiraiy, tt. Fiqh al-Lugahah al-Muqaran, Dar al-Tsaqafah l-Arabiyah, Mahmud Ismail Shini, dan Umar Shidiq Abdullah. 1965. Media Pengajaran Bahasa Arab. Penerjemah Wagino Hainid Hamdam. Bandung: Zein A1-Bayan, t.t. Ted. dari Wasailu l-Bashariyahfi Ta 'liini l-Lughah. Ramdhan Abduttawab, 1994. Fushul fi fiqh Al Arabiyah. Maktabah Al-kahnji, Kairo. Pateda, Mansur 1988. Linguistik (Sebuah Pengantar). Bandung: Angkasa. Tamam Hasan, 2000, Al-Ushul, Kairo: „Alimu al-kutub