Presentación de PowerPoint

advertisement
Lesson 9 for May 27, 2017
Pada bagian awal dari surat Petrus yang kedua,
dia menulis tentang iman sehingga kita
“supaya juga sesudah kepergianku itu kamu
selalu mengingat semuanya itu.” (2 Pet 1:15).
Dia menulis tentang iman yang berharga yang
tumbuh sampai seluruh hidup kita meresap di
dalamnya. Hal ini membantu dalam
menghadapi kematian dan memberi kita
kepastian tentang hidup yang kekal.
 Iman yang berharga. 2 Petrus 1:1-4.
 Dari iman untuk mengasihi. 2 Petrus 1:5-7.
 Hidup menurut iman kita. 2 Petrus 1:8-11.
 Iman dan kematian. 2 Petrus 1:12-15.
2 Petrus 1:1-4
“Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka
yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena
keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” (2 Petrus 1:1)
Kita memiliki iman “oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus
Kristus” bukan oleh usaha kita sendiri.
Kita menerima iman oleh mengenal Allah dan Yesus (ayat 2-3).
Kita mengenal Allah oleh FirmanNya, Penciptaan, hidup kita diubahkan,
penurutan dan anugrah Allah di dalam kita.
Iman itu membantu kita melepaskan
diri dari “hawa nafsu duniawi yang
membinasakan dunia” (ayat 4). Kasih
Yesus mengubah hidup dan keinginan
kita, sehingga kita tidak lagi ingin
berbuat dosa.
2 Petrus 1:5-7
“Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk
menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan
kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan
kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara,
dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.” (2 Petrus 1:5-7)
Selain menggunakan karunia yang Allah berikan kepada kita, kita
harus mencari kebajikan Kristen. Orang Kristen dapat bertumbuh
dalam kehidupan yang dikuduskan jika Ia hidup dengan Allah.
8. Kasih
Bersedia
mengorbankan diri
6. Kesalehan demi kebaikan orang
Baik dan rendah yang kita kasihi (teman
dan musuh)
hati, perilaku yang
2. Kebajikan
Keunggulan
moral
1. Iman
Percaya bahwa
kita diselamatkan
di dalam Yesus
4. Penguasaan diri
Mampu
mengendalikan
dorongan hati kita
3. Pengetahuan
Memahami cara dan
rencana Allah bagi
kita dalam cara yang
praktis
selaras dengan
iman kita
5. Ketekunan
Berani dan tegar
menghadapi
kesengsaraan
7. Kasih akan
saudara-saudara
Orang Kristen
adalah keluarga
yang tinggal
bersama
“Perkataan ini penuh dengan nasihat dan kena
pada inti kemenangan. Rasul itu mengemukakan
kepada orang-orang percaya tangga-kemajuan
Kristen, tiap-tiap langkah yang menggambarkan
perkembangan dalam pengetahuan Allah, dan
dalam mendaki untuk mana tidak ada
perhentian. Iman, kebaikan, pengetahuan,
pertarakan, kesabaran, kesalehan, kasih akan
saudara-saudara, dan amal adalah rentetan dari
anak tangga itu. Kita diselamatkan oleh
menempuh lingkaran demi lingkaran, mendaki
langkah demi langkah, kepada ketinggian citacita Kristus bagi kita. Dengan demikian Ia
dijadikan bagi kita akal budi, dan kebenaran,
dan penyucian, dan penebusan.”
E.G.W. (The Acts of the Apostles, cp. 52, p. 530)
2 Petrus 1:8-11
HIDUP MENURUT IMAN KITA
“Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya
panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya,
kamu tidak akan pernah tersandung.” (2 Petrus 1:10)
Pertama, Petrus mengundang kita untuk menaiki “tangga iman.” Kemudian, dia
menjelaskan hasil dari kebajikan tersebut “berlimpah” (ayat 8) atau hilang (ayat 9).
Kita harus hidup sesuai dengan iman kita. Jika tidak, sebenarnya kita menolaknya.
2 Petrus 1:12-15
“Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu
akan semuanya itu selama aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini.
Sebab aku tahu, bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku
ini, sebagaimana yang telah diberitahukan kepadaku oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita.” (2 Petrus 1:13-14)
Petrus berbicara tentang tubuhnya seolah-olah itu
adalah “kemah” yang akan segera dia tinggalkan.
Apakah Petrus berpikir bahwa jiwanya akan naik ke
Surga pada hari ia meninggal?
Sebenarnya, pemikiran Petrus yaitu tubuh jasmani
fananya adalah sementara dan itu akan diganti dengan
sesuatu yang kekal.
Paulus menjelaskan dengan tegas bahwa pengharapan
kita setelah kematian adalah kebangkitan, dan bukan
suatu kehidupan kekal yang segera sesudah kematian
(1 Korintus 15: 12-57; 1 Tesalonika 4: 16-18).
Ketika kita akan dibangkitkan, “kemah” kita (tubuh
yang fana) akan menjadi bangunan kekal (tubuh yang
tidak dapat rusak).
“Tubuh kita yang fana boleh mati dan terbaring di
kuburan. Namun pengharapan yang diberkati
tetap hidup sampai pada kebangkitan, saat suara
Yesus memanggil mereka yang tertidur dalam
debu. Kita kemudian akan menikmati kepenuhan
dari berkat itu, yaitu pengharapan kemuliaan. Kita
tahu siapa yang kita percaya. Kita tidak berlari
dalam kesia-siaan, maupun bekerja dalam
kegagalan. Kekayaan, suatu pahala yang mulia ada
di depan kita; itu adalah hadiah untuk mana kita
berlari, dan jika kita bertekun dengan keberanian
kita pasti akan mendapatkannya.”
E.G.W. (In Heavenly Places, December 11)
2 Petrus 1:12-15
“Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu
selalu mengingat semuanya itu.” (2 Petrus 1:15)
Nubuatan Yesus akan digenapi (Yohanes
21: 18-19). Petrus akan segera disalibkan
oleh Nero.
Apakah Petrus
mengkhawatirkan
kematiannya?
Dia tidak takut atau khawatir mengenai dirinya
sendiri dan kematiannya. Orang Kristen tidak
boleh takut tentang kematian, karena Allah telah
menjanjikan kehidupan kekal bagi kita.
Allah mendorong Petrus untuk memelihara
kawanan domba-Nya, jadi satu-satunya perhatian
Petrus adalah untuk mendorong saudarasaudaranya agar selalu setia kepada Yesus.
“Untuk bertahun-tahun lamanya Petrus telah mendesak kepada
orang-orang percaya perlunya pertumbuhan yang tetap dalam
anugerah dan dalam pengetahuan akan kebenaran; dan sekarang
mengetahui bahwa tidak lama lagi ia akan dipanggil menderita
mati syahid karena sebab imannya, ia sekali lagi menarik
perhatian kepada kesempatan yang berharga yang dapat dicapai
oleh setiap orang percaya. Dalam jaminan yang penuh akan
imannya murid yang sudah tua itu menasihati saudara-saudaranya
untuk tinggal teguh dalam maksud dalam kehidupan Kristen.
“Karena itu, saudara-saudaraku” ia memohon “berusahalah
sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh.
Sebab jika kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah
tersandung. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan
hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan
dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” Kepastian yang berharga!
Kemuliaan adalah pengharapan di hadapan orang percaya
sebagaimana ia maju dalam iman kepada ketinggian kesempurnaan
Kristen!”
E.G.W. (The Acts of the Apostles, p. 533)
Download